Anda di halaman 1dari 10

THERMIT WELDING (TW)

Thermit welding (TW) adalah proses pengelasan di mana panas untuk


penggabungan dihasilkan dari logam cair yang berasal dari reaksi
kimia Thermit. Thermit merupakan merk dagang dari thermite, yakni sebuah
campuran serbuk aluminium dan besi oksida yang bisa menghasilkan
reaksi exothermic ketika dibakar. Bahan tambah atau filler pada pengelasan ini
berupa logam cair. Logam cair tersebut dituang pada sambungan yang telah
dilengkapi dengan cetakan. Proses penggabungan ini lebih mirip dengan
pengecoran.

Gambar 1. Thermit Welding. Sumber: Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of


Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons, Inc. halaman 732.

Aplikasi Thermit Welding

Thermit welding digunakan untuk menyambung rel kereta dan memperbaiki


keretakan pada baja tuang berukuran besar.

REFERENSI

Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,


Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

LASER BEAM WELDING (LBW)


Laser beam welding (LBW) adalah proses pengelasan di mana penggabungan
diperoleh dari energi yang terkonsentrasi tinggi, sorotan cahaya sederap difokuskan
pada sambungan benda kerja. Istilah laser merupakan akronim dari light
amplification by stimulated emission of radiation. Laser beam welding umumnya
dioperasikan dengan gas pelindung untuk mencegah oksidasi. Gas pelindung yang
digunakan contohnya adalah helium, argon, nitrogen, dan karbon dioksida. Pada
LBW bahan tambah atau fillerbiasanya tidak diberikan.

Mirip dengan electron beam welding, laser beam welding menghasilkan las
berkualitas baik, memiliki penetrasi yang baik, dan menghasilkan heat-affected
zone yang sempit. Selain memiliki kelebihan yang sama dengan electron beam
welding, laser beam weldingmemiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh electron
beam welding. Kelebihan laser beam weldingtersebut antara lain: tidak memerlukan
ruang hampa, tidak memancarkan x-ray, dan dapat difokuskan serta diarahkan
dengan lensa optik dan cermin.

Meskipun sama-sama memiliki penetrasi yang baik, penetrasi laser beam


welding kurang begitu dalam dibanding electron beam welding. Kedalaman yang
dapat dicapai oleh laser beam welding sekitar 19 mm, sedangkan pada electron
beam welding sekitar 50 mm.

Gambar 2. Proses Laser Beam Welding

Aplikasi Laser Beam Welding

Laser beam welding digunakan untuk mengelas komponen-komponen yang kecil.


ELECTRON BEAM WELDING (EBW)
Electron beam welding adalah proses pengelasan di mana panas untuk mengelas
dihasilkan dari electron berintensitas tinggi yang difokuskan dan diarahkan pada
benda kerja. Electron beam gun bekerja pada tegangan tinggi untuk
mengakselerasikan electrondan menggunakan arus beam yang rendah. Daya yang
digunakan pada EBW tidak besar, tetapi memiliki kerapatan yang tinggi. Kerapatan
tinggi tersebut diperoleh dari pemfokusan electron beammenjadi luasan sangat kecil
pada permukaan benda kerja.

Gambar 3. Electron Beam Welding (EBW).

Pada awal pengembangannya electron beam welding dilakukan pada ruang hampa.
Akan tetapi saat ini EBW telah dikembangkan untuk proses pengerjaan di ruang
yang tidak hampa. Sehingga EBW dapat dibedakan menjadi:

High-vacuum welding (EBW-HV), di mana pengelasan dilakukan pada ruang


hampa dengan tingkat hampa yang sama seperti pada ruang
pembangkitan beam (pengelasan dilakukan satu ruang dengan
pembangkitan beam).

Medium-vacuum welding (EBW-MV), di mana pengerjaan dilakukan pada ruang


yang terpisah dengan ruang pembangkitan beam dan memiliki tingkat hampa yang
sedang.
Non-vacuum welding (EBW-NV), di mana pengelasan dilakukan pada tekanan
atmosfer atau mendekati tekanan atmosfer.

Aplikasi Electron Beam Welding

Electron beam welding dapat digunakan untuk mengelas banyak logam, bahkan
logam-logam keras yang susah dilas dengan arc welding. Ukuran benda kerja yang
dapat dilas dengan EBW berkisar antara benda setipis kertas hingga plat yang tebal.
EBW banyak diterapkan di bidang otomotif, aerospace, dan industri nuklir.

Kelebihan Electron Beam Welding

Kelebihan electron beam welding antara lain:

Kualitas las sangat baik.

Las ramping.

Penetrasi sangat baik.

Mampu digunakan untuk mengelas benda kerja yang tebal dengan single pass.

Heat affected zone (HAZ) sedikit.

Distorsi panas rendah.

Kecepatan pengelasan tinggi.

Tidak memerlukan bahan tambah, flux, dan gas pelindung.

Kelemahan Electron Beam Welding


Kelemahan electron beam welding antara lain:

Biaya mahal.

Masalah kepresisian harus diperhatikan.

Memerlukan ruang hampa.

Bahaya x-ray.

ULTRASONIC WELDING (USW)


Ultrasonic welding (USW) adalah jenis pengelasan solid-state di mana dua benda
kerja ditahan/dijepit bersamaan dan diberi getaran berfrekuensi ultrasonic supaya
terjadi penggabungan. Gerak dari getaran melewati celah antara dua benda kerja
yang dijepit secaralap joint. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kontak dan
ikatan metalurgi yang kuat antara kedua permukaan benda kerja. Panas pada
proses USW dihasilkan dari gesekan antar permukaan benda kerja dan deformasi
plastis. Suhu panas tersebut berada di bawah titik cair benda kerja.

Ultrasonic welding tidak memerlukan bahan tambah (filler). Flux juga tidak
digunakan pada USW. Proses pengelasan ini juga tidak memerlukan gas pelindung.
Proses ultrasonic weldingsecara khas menggunakan sambungan lap (lap joint).
Frekuensi yang digunakan adalah 15 sampai 75 kHz, dengan amplitudo 0,018
sampai 0,13 mm.

Gambar 4. Ultrasonic Welding. Sumber: Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of


Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons, Inc. halaman 737.
Aplikasi Ultrasonic Welding

Ultrasonic welding secara umum digunakan untuk logam-logam lunak seperti


tembaga dan aluminium. Ultrasonic welding sering digunakan untuk merakit
lembaran aluminium dan pekerjaan perakitan kecil lainnya.

REFERENSI

Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,


Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

FRICTION STIR WELDING (FSW)


mesin las Friction stir welding (FSW) adalah proses pengelasan solid-state di mana
sebuah tool yang berputar dimakankan sepanjang garis sambungan antara dua
benda kerja. Tool yang berputar dan dimakankan pada garis sambungan tersebut
menghasilkan panas serta secara mekanis menggerakkan (stirring; bentuk
dasar: stir, sehingga diberi nama friction stir welding) logam untuk membentuk
sambungan las. Perbedaan friction stir welding dengan friction weldingadalah
pada friction stir welding panas gesekan dihasilkan oleh tool tahan aus, sedangkan
padafriction welding berasal dari benda kerja yang akan disambung itu sendiri.
Gambar 5. Friction Stir Welding. Sumber: Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of
Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons, Inc. halaman 737.

Gambar di atas menunjukkan shoulder dan probe. Shoulder dan probe merupakan
komponen atau bagian dari tool. Shoulder berfungsi untuk menggesek benda kerja
supaya menjadi panas dan memaksa logam yang sudah menjadi plastis untuk
mengalir di sekitar probe. Probedirancang dengan bentuk yang
khusus. Probe digunakan untuk mengaduk logam secara mekanis sepanjang
permukaan ujung (butt).

Aplikasi Friction Stir Welding

Friction stir welding digunakan di bidang aerospace, otomotif, kereta, dan


perkapalan. Jenis sambungan yang digunakan adalah butt joint. Logam yang dapat
dilas dengan FSW antara lain: aluminium, baja (steel), titanium, dan tembaga.
Selain logam ada material lain yang dapat dilas dengan FSW yakni polimer dan
komposit.

Kelebihan Friction Stir Welding

Kelebihan friction stir welding antara lain:

(1) Sifat mekanis sambungan baik.

(2) Terhindar dari asap beracun dan masalah-masalah lain yang dapat dijumpai
pada arc welding.

(3) Distorsi atau penyusutan kecil.

(4) Bentuk las bagus.


Kelemahan Friction Stir Welding

Kelemahan friction stir welding antara lain:

(1) Terdapat lubang ketika kita menarik tool dari benda kerja.

(2) Penjepitan benda kerja harus kuat.

REFERENSI
Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

FRICTION WELDING (FRW)


Friction welding adalah proses pengelasan solid-state di mana penggabungan
diperoleh dari kombinasi panas akibat gesekan dan tekanan. Gesekan biasanya
terjadi pada dua permukaan benda kerja yang berputar relatif satu dengan yang lain
untuk meningkatkan suhu kedua permukaan benda kerja tersebut. Suhu yang
dicapai biasanya berkisar antara suhu pengerjaan panas. Kedua benda kerja
selanjutnya didekatkan dengan gaya yang pas untuk membentuk ikatan secara
metalurgi.

Friction welding normalnya tidak menggunakan bahan tambah (filler). Pengelasan ini
juga tidak memerlukan flux. Selain itu FRW juga tidak menggunakan gas pelindung
(shielding gas) serta tidak terjadi pencairan benda kerja.

Proses Friction welding

Gambar 1. Friction Welding. Sumber: Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of


Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey:
John Wiley & Sons, Inc. halaman 736.

Proses friction welding:

(1) Salah satu chuck beserta benda kerjanya berputar.


(2) Benda kerja ditempelkan untuk menghasilkan gesekan dan panas.

(3) Putaran dihentikan, gaya aksial diberikan supaya terjadi sambungan.

(4) Las yang terbentuk. Hal yang harus diperhatikan adalah panjang benda kerja
akan berkurang.

Karena memerlukan putaran untuk menghasilkan panas, mesin friction


welding didesain mirip dengan mesin bubut. Mesin friction
welding memerlukan spindle yang bertenaga untuk memutar salah satu benda kerja
pada kecepatan tinggi. Mesin ini juga harus bisa menggeser benda kerja secara
aksial baik pada chuck yang berputar maupun pada chuckyang tidak berputar.

Aplikasi Friction Welding

Friction welding biasanya digunakan untuk mengelas bermacam-macam poros dan


komponentubular. Friction welding dapat dijumpai di bidang otomotif, pesawat
terbang, peralatan pertanian, dan migas.

REFERENSI

Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,


Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

EXPLOSION WELDING (EXW)


Explosion welding (EXW) adalah jenis pengelasan solid-state di mana terjadi
penggabungan cepat pada dua permukaan logam yang disebabkan oleh energi
ledakan bahan peledak. EXW tidak menggunakan bahan tambah (filler metal).
Proses EXW tidak menggunakan panas dari luar. Pada proses ini, tidak ada difusi
yang terjadi. Waktu penggabungan terlalu pendek untuk terjadi difusi. Ikatan yang
terjadi pada EXW berupa ikatan secara metalurgi. Dalam banyak kasus, explosion
welding juga dikombinasikan dengan sambungan mekanis yang dihasilkan dari
permukaan benda kerja yang bergelombang.
Aplikasi Explosion Welding

Explosion welding secara umum digunakan untuk menyambung dua buah logam
yang berbeda. Sebagai contoh untuk melapisi logam induk dengan logam tahan
karat. Explosion weldingbiasanya digunakan di industri kimia dan migas.

DIFFUSION WELDING (DFW)


Diffusion welding (DFW) adalah proses pengelasan solid-state yang dihasilkan dari
pemberian panas dan tekanan supaya terjadi difusi serta penggabungan. Proses
tersebut biasanya dilakukan dengan atmosfer yang terkontrol dan waktu yang tepat
untuk membiarkan difusi serta penggabungan terjadi. Temperatur yang digunakan
sebaiknya di bawah titik cair dari logam benda kerja dan deformasi plastis yang
terjadi pada permukaan benda kerja sebaiknya minimal. Mekanisme penggabungan
pada diffusion welding terjadi dalam bentuk padat, di mana atom berpindah dan
saling menyeberang di antara dua permukaan benda kerja yang saling kontak.
Pengelasan ini terkadang menggunakan lapisan bahan tambah yang diletakkan di
antara dua benda kerja yang akan disambung (seperti roti isi).

Aplikasi Diffusion Welding

Diffusion welding digunakan untuk menggabungkan logam-logam berkekuatan tinggi


dan tahan api di industri pesawat terbang dan nuklir. Pada beberapa aplikasi, proses
pengelasannya atau difusinya dapat berlangsung lama (lebih dari satu jam).

Anda mungkin juga menyukai