Anda di halaman 1dari 5

KISAH HEROIK SANAWI TUKANG ES KRIM

BERPENGHASILAN 1,5 MILYAR

Nasib anak manusia siapa yang tahu. Roda kehidupan terus berputar membawa

serta segala tetek bengek yang mewarnai nya, termasuk urusan rejeki. Begitu juga

yang di lalui pria paruh baya bernama Sanawi ini. Berawal dari seorang

tukang angon sapi, kini dia sukses menjadi pengusaha es krim dengan omzet

milyaran rupiah.

Latar belakang keluarganya yang miskin,membuat Sanawi hanya sempat

mengenyam pendidikan formal hingga kelas 1 Sekolah Dasar. Di usia nya yang

masih bocah, dia memilih peran atau lebih tepatnya di paksa keadaan menjadi

seorang penggembala sapi.


Manusia pasti punya keinginan untuk kehidupan yang lebih baik. Belasan tahun

menjadi tukang angon dengan upah ala kadarnya dari sang pemilik ternak, tentu

bukan hal yang menyenangkan baginya. Menjadi seorang kuli bangunan mungkin

akan lebih menghasilan, begitulah yang terpikir saat memutuskan ikut tetangga

merantau ke Jakarta.

MENELAN PIL PAHIT PERTAMA NYA

Berbekal uang hasil penjualan singkong yang tak seberapa dengan di iringi doa

orang tua , berangkatlah Sanawi ke Jakarta meninggalkan kampung halaman nya di

Blora. Namun baru saja menginjakan kaki di ibukota, dia harus menelan pil pahit

pertama nya. Sang tetangga yang di tumpangi begitu tega meninggalkan nya di

terminal Pulo Gadung.

Tanpa ada sanak saudara atau kenalan yang di tuju, membuat Sanawi harus

mengambil keputusan. Demi untuk bertahan hidup, berkeliling lah dia di perumahan

perumahan menawarkan jasa sebagai tukang cat dan bersih bersih rumah.

Kehidupan yang keras dan penuh perjuangan dia lakoni untuk beberapa waktu di

tengah panas nya ibukota. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk hengkang saat di

tawari pekerjaan oleh teman nya. Ingin mencoba peruntungan yang lebih baik di

tanah seberang, membawanya terdampar di kota Samarinda, Kalimantan

Timur pada tahun 2006 silam.


Di pulau Borneo dia pun masih bekerja sebagai kuli bangunan, hingga seseorang

mengajaknya untuk beralih profesi sebagai penjual es krim keliling. Pintu rejeki

sepertinya mulai sedikit tersingkap untuk nya, es krim ludes terjual dan laba sebesar

Rp. 150 ribu rupiah pun dia kantongi.

MENGHIDUPI KURANG LEBIH 700 KARYAWAN

Betapa girang nya hati Sanawi kala itu, menjadi penjual es krim keliling ternyata

memberikan penghasilan yang lebih baik daripada menjadi kuli bangunan. Dia pun

mulai meracuni pikiran rekan rekan nya untuk ikut bergabung menjadi penjual es

krim.

Entah kenapa langkahnya kembali terganjal, ketika juragan es krim tempat dia

mengambil dagangan melarang Sanawi untuk jualan lagi. Sanawi tidak kehabisan

akal, dia masih nekad berjualan dengan bantuan beberapa teman yang

mengambilkan dagangan untuknya.

Manisnya keuntungan dari berjualan es krim dia sisihkan sedikit demi sedikit untuk

membeli sepeda motor, sebagai penunjang pekerjaan nya. Untuk meningkatkan

omset penjualan, Sanawi pun memberanikan diri mengajukan pinjaman bank untuk

membeli mobil bak terbuka dan sebagai modal produksi es krim sendiri.

Pilihan hidupnya sebagai penjual es krim ternyata tidak sia sia. Keberanian mencoba

hal baru di sertai semangat pantang menyerah yang di miliki nya kini telah
membuahkan hasil yang setimpal. Dalam satu bulan dia bisa menjual 9.000 pail

(ember) es krim dan memproduksi 40.000 cone (krupuk) contong nya per hari.

Produk es krim buatan nya yang di beri nama Vanesa , merambah ke berbagai kota

di Kalimantan, Makasar dan Jakarta. Bisnis inti Sanawi ini mampu menghidupi

kurang lebih 700 karyawan yang dianggapnya sebagai mitra kerja.

MENGEMBANGKAN SAYAP BISNISNYA KE SEKTOR LAIN

Sukses menjadi tukang Es Krim berpenghasilan 1,5 Milyar sebulan tidak membuat

Sanawi berpuas diri. Pria yang baru bisa baca tulis tahun 2010 lalu setelah di ajari

anaknya itu terus mengembangkan sayap bisnisnya ke sektor lain.

Tak puas dengan hanya satu kesuksesan saja, Sanawi mencoba melebarkan sayap

menjajal usaha lain, salah satunya adalah mini Market. Namun siapa sangka mini

marketnya juga menuai kesukesan serupa hingga memiliki banyak cabang di

beberapa daerah. Kemudian Sanawi juga mencoba untuk terjun dalam bidang

penyewaan kontainer. Beruntung bisnis barunya itu juga ikut berkembang, dan

usahanya jadi semakin bertambah maju.

Jadi bukan hal yang aneh kalau dia bisa mendapatkan penghasilan mencapai Rp

500 juta dalam sebulannya. Kini Sanawi yang tidak pernah merasakan bangku

sekolah itu bisa memiliki banyak bisnis dan ratusan karyawan yang bekerja

padanya. Sebuah kesuksesan yang dulu tidak pernah dia bayangkan.


Namun Sanawi tetap menjunjung tinggi pendidikan

Meskipun begitu, Sanawi tetap menganggap sebuah pendidikan adalah hal yang

penting. Dia yang tidak lulus SD saja bisa sesukses itu, bagaimana kalau dulu

Sanawi selesai sekolah, pasti lebih banyak keberhasilan yang di dapatkan. Bagi

Sanawi kunci suksesnya bukan hanya bekerja keras, namun semangat pantang

menyerah merupakan hal utama dalam usahanya.

Tidak melulu langsung berhasil, sudah banyak kegagalan yang menimpa dirinya,

namun Sanawi tetap bangkit kembali. Kini dia telah menuai buah dari rasa pantang

menyerah yang dimilikinya dulu. Sekali lagi Sanawi membuktikan kalau usaha tidak

akan pernah mengkhianati sebuah hasil.

Berkaca dari kisah Sanawi kita jadi paham, betapa pentingnya rasa pantang

menyerah dalam meraih kesuksesan. Sanawi telah belajar langsung dari kehidupan,

oleh sebab itulah dia membagikan rahasia keberhasilannya itu. Jika Sanawi bisa,

tidak menutup kemungkinan kita bisa mengikuti kesuksesannya.

Anda mungkin juga menyukai