“CANDRINK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas XII MIPA 6
1. Anisa Azzahra
2. Farid Ghazan Azzikri
3. Muhamad Ibnu Sina
4. Muhamad Imam Ramdani
5. Nisrina Dwi Rahayu
6. Rani Oktaviani
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Riwayat Pendiri.............................................................................................................................6
a. Tujuan, Potensi, Visi Misi Perusahaan.........................................................................................7
b. Keunikan Produk..........................................................................................................................8
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................................9
2.1 Aspek Pemasaran..........................................................................................................................9
2.1.1 Gambaran Umum Pasar..............................................................................................9
1. Jenis produk yang akan dipasarkan...........................................................................................9
2.1.2 Segmentasi Pasar (Segmen Geografis, Segmen Demografis)....................................9
1) Segmen demografis...................................................................................................................9
2.2 Aspek Produksi dan Operasi.......................................................................................................10
2.2.1 Logo Produk.............................................................................................................10
2.2.2 Gambar Produk.........................................................................................................11
2.2.3 Proses Produksi........................................................................................................11
2.3 Aspek Organisasi Manajemen....................................................................................................11
2.3.1 Struktur Organisasi...................................................................................................11
2.3.2 Job Description.........................................................................................................12
2.4 Aspek Keuangan.........................................................................................................................12
2.4.1 Rencana Anggaran Pengeluaran...............................................................................12
2.4.1.1 Total Biaya...............................................................................................................13
2.4.2 Break Even Point (BEP)...............................................................................................15
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................15
3.2 Saran 15
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk,
terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi
positif dengan keberagaman makanan tradisionalnya. Setiap daerah mempunyai makanan
khas yang menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut dan dapat menjadi bagian dari daya
tarik untuk pariwisata selain kekayaan alam dan kesenian. Makanan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari nilai jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas yang
dinikmati di tempat, maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang.
Makanan khas daerah masih dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun kualitasnya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan/atau
wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan dapat dilakukan untuk mengangkat citra makanan
khas daerah, misalnya penunjukan suatu produk khas menjadi ikon daerah tersebut, aturan
untuk mewajibkan hotel/penginapan menyajikan welcome drink dengan minuman khas
daerah tersebut, pembuatan kemasan yang menarik dan bertuliskan ‘Oleh-Oleh Khas Daerah
tersebut’. Upaya terobosan tersebut diharapkan dapat membuka peluang usaha makanan khas
daerah untuk didistribusikan ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan
menjadi promosi positif untuk meningkatkan nilai jual makanan khas daerah dan pariwisata
daerah.
Otonomi daerah, peningkatan peran media cetak dan elektronik, serta perhatian instansi
pemerintah dan swasta terhadap sektor pariwisata dan industri kreatif, merupakan faktor
dukungan yang turut mendorong wirausaha makanan khas daerah. Pemerintah dan instansi-
instansi swasta berpihak pada upaya mengembangan produk kreatif berbasis budaya. Salah
satu upaya mempromosikan produk makanan khas Nusantara kepada dunia internasional
adalah dengan menetapkan Ikon Kuliner Indonesia pada 14 Desember 2012.
Ikon Kuliner Indonesia saat ini diwakili oleh 30 jenis makanan khas Indonesia.
Makanan ini terdiri atas makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup yang
dipilih dari seluruh Nusantara. Makanan ini menjadi hidangan yang wajib disajikan pada
acara internasional. Pengenalan Ikon Kuliner Indonesia kepada dunia internasional, tidak
hanya dari resep dan rasa masakannya, melainkan cara penyajian, serta sejarah, filosofi dan
cerita-cerita yang berkaitan dengan makanan tersebut. Makanan khas Indonesia akan menjadi
daya tarik pariwisata daerah bagi wisatawan lokal maupun dari mancanegara untuk datang ke
daerah-daerah di Nusantara.
Ketersediaan satu tempat/area yang menyediakan produk-produk khas daerah, tentu
adalah dukungan akhir yang harus juga menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Oleh karena
dorongan menghasilkan produk yang baik akan menjadi kurang optimal, jika tidak didukung
oleh ketersediaan outlet yang mudah dijangkau dan/atau strategis. Setiap Pemerintah Daerah
sebaiknya menyediakan area tersebut, yang dikelola secara profesional. Area tersebut
diharapkan bisa terpadu, antara tempat wisata, tempat kuliner, penginapan/hotel dan outlet
oleh-oleh.
Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat makanan khas
daerah menjadi pilihan potensial yang ditekuni untuk wirausaha. Pengembangan makanan
khas daerah selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, juga otomatis dapat
memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan kesempatan berusaha
masyarakat, khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan menumbuhkan
perekonomian masyarakat daerah.
Makanan khas daerah atau makanan tradisional, sangat potensial dikembangkan,
karena berbasis pada bahan baku yang tersedia di sekitarnya. Makanan tradisional bisa
mencakup segala jenis makanan olahan, termasuk makanan utama, kudapan maupun
minuman yang dikenal dan lazim dikonsumsi di daerah tersebut. Kekhasan bahan baku, cara
memasak makanan khas daerah, selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun
internasional.
Kreatifitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan khas daerah agar cita
rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk lebih awet, serta upaya
promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan. Pengembangan makanan khas daerah dapat
dilakukan dengan memodifikasi cara pengolahan dan pengemasan. Modii kasi dapat
memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru. Mempertahankan dan
mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga keberadaannya, juga tentu
menjadi peluang bisnis yang sangat baik.
Berbagai jenis wirausaha bisa menjadi alternatif dalam pemilihan ide, bagi calon
wirausahawan. Jenis wirausaha ini disesuaikan dengan banyak hal, baik keahlian, minat dan
kesukaan, maupun berdasarkan ketersediaan bahan baku yang ada disekitarnya, dan peluang
yang ada. Persoalan mencari ide wirausaha seringkali menjadi masalah utama bagi calon
wirausahawan. Banyak orang yang mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai usaha
sendiri, namun tak kunjung juga menemukan ide wirausaha yang pas. Padahal ide wirausaha
dapat diperoleh dari mana saja, mulai dari apa yang kita lihat di lingkungan sekitar, apa yang
kita dengar sehari-hari, melihat potensi diri sendiri, mengamati lingkungan, sampai dengan
meniru wirausaha orang lain yang sudah sukses. Intinya, ide wirausaha dapat dipilih dari
upaya pemenuhan apa yang dibutuhkan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan
kebutuhan akan barang mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai dengan karakter
dan hobi kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan berwirausaha yang tidak kita
sukai.
Kewirausahaan bidang makanan olahan bisa menjadi ide alternatif yang sangat
menjanjikan. Pilihan wirausaha pada produk makanan khas daerah, adalah pilihan yang
tepat, karena banyak faktor kemudahan dan peluang yang didapat dari wirausaha bidang ini.
Banyak negara yang pariwisatanya sangat berkembang karena daya tarik makanan khas
daerahnya, kulinernya, dan daya tarik oleh-oleh produk makanan olahannya.
Sebagai seorang wirausahawan pemula, sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan
inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan pengembangan
produk agar memiliki varian lebih dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi
juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk
khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk, maupun
kemasannya.
Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, beragam daerah dengan beragam
budaya, juga beragam makanan khas daerahnya. Hampir di setiap daerah mempunyai
makanan khas, misalnya bubur candil khas Semarang Jawa Tengah. Salah satu
pengembangan produk yang bisa dijadikan inovasi adalah dengan memodifikasikan makanan
khas tersebut. Salah satu inovasi dari makanan khas daaerah yakni bubur candil yang
dimodifikasi dengan dijadikan minuman masa kini yang sedang terkenal yaitu minuman
boba dari Thailand. Dalam proposal ini kami akan membuat salah satu makanan khas daerah
yang dimodivikasi yaitu minuman Candil Fresh Milk Brown Sugar dengan nama produk
‘Candrink’.
1.2 Riwayat Pendiri
1) Direktur
Nama : Anisa Azzahra
Tempat, Tanggal Lahir : Kuningan, 15 Januari 2005
Alamat : Bojong serang Rt 05 Rw 01
No. HP : 088706300387
2) Pemasaran
Nama : Muhammad Ibnu Sina
Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon,13 Desember 2004
Alamat : Jalan RE Matardinata No. 07 Rt/Rw 03
No. HP : 0895617532515
Dengan adanya visi yang jelas, sebuah perusahaan atau instansi akan mendapatkan
berbagai macam manfaat, antara lain:
a. Sebagai media untuk menyatukan tujuan, arah, serta sasaran perusahaan baik
berdasarkan keadaan perusahaan di masa sekarang dan masa depan
b. Sebagai landasan perusahaan guna memanfaatkan dan mengalokasikan sumber daya
yang dimiliki perusahaan beserta proses pengendaliannya
c. Untuk membentuk serta membangun budaya perusahaan
Berdasarkan teori di atas, maka ‘Candrink’ memiliki visi, “Menjadikan Candrink,
Candil Fresh Milk Brown Sugar Drink sebagai produk makanan khas daerah modifikasi
yang disukai berbagai kalangan konsumen.” Visi ini sengaja dibuat dengan berorientasi
pada makanan khas daerah. Penulis ingin menanamkan pesan kepada semua kalangan
konsumen bahwa kita harus tetap menghargai keberagaman budaya Indonesia termasuk
makanan khas daerah, yakni contohnya adalah candil atau bubur candil. Dengan disukainya
produk ini, bubur candil dapat diminati disukai oleh masyarakat Indonesia di berbagai
kalangan tua maupun muda.
ii. Misi
Menurut David (2015:29), pernyataan misi adalah deklarasi organisasi dalam hal
“alasan keberadaan”, yang membedakan satu organisasi dengan perusahaan lain yang
sejenis. Hal tersebut menjawab pertanyaan “Apakah bisnis kita?”. Pernyataan misi
mengungkapkan ingin menjadi seperti apa organisasi dan membantu menetapkan tujuan
dan menyusun strategi secara efektif. Misi perusahaan memiliki beberapa manfaat bagi
sebuah instansi, antara lain:
a. Memastikan dengan benar tujuan dasar organisasi
b. Memberikan standar untuk mengalokasikan sumber daya di organisasi
c. Memberikan tujuan dasar organisasi dan kemungkinan untuk menerjemahkan tujuan
dasar menjadi tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga parameter waktu, biaya,
dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol
d. Menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi.
Misi dari ‘Candrink’ adalah sebagai berikut:
a. Memproduksi, dan memasarkan produk yang dibuat dari bahan bahan yang telah
diseleksi dulu kualitas gizi, rasa dan penampilannya
b. Memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan di berbagai kalangan
c. Menjaga loyalitas dan membangun hubungan baik dengan para pelanggan
iii. Tujuan Perusahaan
Pada umumnya, tujuan perusahaan hanyalah dua, yaitu growth dan survive. Oleh
karena itu, tujuan memiliki peran yang sangat penting karena dapat menyimpulkan
strategi, mengatur arah perusahaan, dan dapat menjadi alat ukur keberhasilan atau
kegagalan kinerja sesuai sasaran yang diharapkan dan direncanakan. Menurut David
(2015:11), tujuan atau objective dapat didefinisikan sebagai hasil spesifik yang ingin
dicapai oleh sebuah perusahaan terkait dengan misi yang diemban oleh sebuah organisasi.
Tujuan terdiri dari dua jenis, yaitu tujuan jangka pendek (short-term objectives) dan jangka
panjang (long-term objectives).
a. Tujuan jangka pendek dari ‘Candrink’ adalah Memperkenalkan produk Candrink ke
lingkungan sekitar khususnya segmen pasar yang akan dituju seperti lingkungan
sekolah dan lingkungan sekitar produksi (masyarakat).
b. Tujuan jangka Panjang dari ‘Candrink’ adalah menjadikan produk ini adalah salah
satu minuman yang dapat dinimkati oleh seluruh kalangan konsumen tua maupun
muda, sehingga candil dapat diminati kembali oleh masyarakat luas dan akhirnya
makanan khas daerah dapat dilestarikan.
b. Keunikan Produk
Produk Candrink terbuat dari candil yang bahan bakunya adalah tepung ketan. Tepung
ketan sendiri memiliki kandungan protein karbohidrat, serat dan vitamin yang baik
untukkesehatan dan mengatur pola makan/diet. Candil tersebut dimodifikasi menjadi topping
atau isian dalam minuman es kopi susu. Kandungan dalam kopi adalah kafein yang dapat
merangsang sistem saraf pusat untuk menghasilkan hormon dopamine yang dapat mengubah
susasana hati yang meminumnya. Sedangkan susu bermanfaat sebagai sumber kalsium dan
protein. Perpaduan kopi dan susu ini menambah cita rasa produk ini ditambah dengan isian
candil yang gurih. Sehingga selain pelanggan menikmati rasanya, pelanggan dapat
memperoleh gizi dari produk ini.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Aspek Pemasaran
2.1.1 Gambaran Umum Pasar
1. Jenis produk yang akan dipasarkan
Jenis produk yang akan kami pasarkan adalah minuman berupa es kopi
susu gula aren yang diberi isian candil. Es kopi susu banyak digemari oleh semua
kalangan dari anak kecil hingga orang dewasa. Sehingga candil sebagai makanan
khas daerah yang dimodifikasi sedemikian rupa ini juga akan banyak digemari
oleh semua kalangan.
2. Wilayah pemasaran
Untuk wilayah pemasaran, selain di kawasan SMAN 2 Kuningan, yang
berada di Jalan Aruji Kartawinata No.16, Kuningan, kami juga akan memasarkan
ke lingkungan masyarakat terdekat.
Logo produk dibuat sekreatif mungkin untuk menarik minat pelanggan terhadap
produk. Logo ini memiliki filosofi tersediri yakni candil yang bentuknya bulat
menandakan bahwa bulatan bulatan tersebut seperti roda kehidupan yang dapat
berputar, kadang di atas dan kadang di bawah.
2.2.2 Gambar Produk
Melihat HPP yang telah dihitung yaitu Rp 6.562 maka ditetapkan harga
jual Rp 10.000 agar mendapat keuntungan.
2.4.1.3 Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi asinan ini, jumlah
penerimaan kotor pada Tabel 8.
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 24 cup, akan
mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 58.500
2.4.2 Break Even Point (BEP)
Dari rencana anggaran pengeluaran diketahui sebagai berikut :
- Biaya tetap Rp 28.000
- Biaya produksi untuk satu gelas candrink sebesar Rp 7.562, dibulatkan
menjadi Rp 7.500
- Satu gelas candrink dijual dengan harga Rp. 10.000Rumus BEP per Unit :
BEP = 7.500 x 11
BEP = Rp 82.500
Jadi jika produk dijual 11 unit atau gelas, akan mendapat Rp 82.500
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan proposal rencana usaha yang kami buat disimpulkan bahwa kami
yakin usaha minuman candil ini memiliki potensi yang besar untuk bisa berhasil dan
maju, karena tidak lepas dari besarnya market atau pasar yang tersedia. Kebiasaan orang
Indonesia yang gemar minuman yang manis menjadi ladang bagi kami untuk ikut serta
terjun dalam market tersebut. Kami sadar bahwa usaha ini tidak dapat langsung
berkembang pesat tetapi, kami akan senantiasa berjuang dan menjalankan usaha ini.
Karena ibarat menggali ribuan meter tanah dan bebatuan, kami percaya bahwa terdapat
bongkahan berlian di ujung yang sudah menanti kami.
3.2 Saran
1) Untuk usaha dalam jangka waktu panjang, kami perlu memastikan ketersediaan bahan
baku yang tersedia dengan mencari lebih banyak lagi supplier bahan baku limbah kulit
patin.
2) Dengan banyaknya kompetitor para pelaku usaha minuman yang ada saat ini, kami
perlu bekerja keras mempromosikan produk kami dengan memaksimalkan semua
media dan menyusun strategi yang jitu.
3) Melihat situasi bisnis minuman yang cukup variatif dan inovatif di zaman ini, kami
perlu terus melakukan inovasi-inovasi dan terobosan baru dalam meningkatkan
eksistensi dan citra bisnis kami agar tidak tenggelam pada derasnya gelombang
zaman.