2. PULAU-PULAU DI NTT
Provinsi NTT terdiri dari 566 pulau dan baru 42 di antaranya sudah berpenghuni.
Pulau-pulau itu di antaranya adalah:
Pulau Flores
Pulau Sumba
Pulau Timor
Pulau Alor
Pulau Rote
Pulau Komodo
Pulau Rinca
Pulau Adonara
Pulau Semau
Pulau Pantar
4. KABUPATEN/KOTA DI NTT
5. Letak geologis
Letak Geologis Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam sirkum pegunungan Mediterania dimana
terdapat gunung api aktif diantaranya: gunung Ineria (2.245 m), gunung Lewotobi (1.704 m), dan
gunung Kalimutu (1.690 m). Sedangkan Pulau Sumba, Pulau Rote, Pulau Timor, dan Pulau Sawu
termasuk ke dalam busur luar sirkum Mediterania yang tidak memiliki gunung aktif.
6. Bentuk Fisiografi
Provinsi Nusa Tenggara Timur, terbagi kedalam 2 bentuk fisiografi, yaitu :
7. Relief
Keadaan relief Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bagian pesisir merupakan dataran rendah,
sedangkan bagian tengah pulau terdapat dataran tinggi salah satunya gunung Kalimutu di pulau
Flores.
9. Sosial budaya
Jumlah populasi penduduk NTT pada tahun 2010 adalah 4.683.827 jiwa.
Kepadatan penduduk NTT adalah 96,1/km2.
Sebagian besar penduduk provinsi NTT menganut berbagai agama yaitu Katolik Roma
(54.14%), Protestan (34,74%), Islam (9,05%), Hindu (0,11%), Budha (0,01%) dan lainnya (1,73%).
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
Di Provinsi NTT terdapat berbagai suku bangsa diantaranya yaitu Atoni atau Dawan (21%),
Manggarai (15%), Sumba (13%), Lamaholot (5%), Belu (6%), Rote (5%), Lio (4%) dan Tionghoa (3%).
Lagu daerah asal NTT yaitu lagu Moree.
Tarian asal Nusa Tenggara Timur yaitu Tari Kandingangu dari Sumba Timur, Tari Ledo dari
Pulau Hawu, Tari Teotona dari Pulau Rote.
10. Ekonomi
Dari segi pertanian, produksi sub sektor tanaman pangan merupakan produksi utama bagi
ketahanan pangan pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi mayoritas
keluarga petani, ketersediaan pangan serta kebutuhan hidup penting lainnya bergantung pada
apakah produksi pangannya cukup untuk konsumsi keluarga serta diperjualbelikan.
Sektor lainnya yaitu kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan serta pertambangan dan
energi.
Pakaian adat
(https://maryo-alexander.blogspot.com)
Baju adat rote berupa kemeja berlengan panjang berwarna putih polos.
Tubuh bagian bawah ditutupi oleh sarung tenun berwarna gelap, kain ini
menjuntai hingga menutupi setengah betis. Motif dari kain ini bermacam-
macam, bisa berupa binatang, tumbuhan yang ada tersebar di di kawasan
Nusa Tenggara Timur. Dari motif yang nampak dari kain tenun tersebut
dapat dilihat daerah asal pembuatan kain tenun tersebut.
Pakaian Adat Pria Sabu
(https://www.kemendagri.go.id)
Baju adat Pria Sabu berupa ikat kepala, kemeja berlengan panjang
berwarna putih polos. Tubuh bagian bawah ditutupi oleh sarung tenun dan
sehelai kain tenun berukuran kecil diselempangkan di bagian bahu.
Pakaian Adat Wanita Sabu
C. Suku Helong
Helong atau Halong sebuah suku yang mendiami pulau Semau atau pulau
Timau. Suku Helong berasal dari Pulau Ambon. Helong sebenarnya berasal
dari kata Halong, yang oleh orang yang tinggal disana susah untuk
menyebutkan kata Halong dan lebih senang menyebutkannya menjadi
Helong. Helong atau Halong adalah sebuah pulau di Ambon (Maluku)
tempat dimana Suku Helong berasal.
Pakaian Adat Pria Helong
Selimut Helong besar diikat pada pinggang ditambah dengan selimut kecil
Kemeja pria (baju bodo)
Destar pengikat kepala
Muti leher atau habas
D. Suku Dawan
Belerang. belerang atau sulfur dapat ditemukan dalam dua bentuk, yaitu sebagai
belerang alam dan belerang sebagai persenyawaan sulfida logam. belerang alam terdapat
dalam bentuk kristal yang biasanya bercampur lumpur. belerang ini terbentuk oleh kegiatan
solfatara, fumarola atau sebagai akibat dari gas-gas dalam larutan yang mengandung
belerang yang keluar dari perut bumi. endapan belerang dikabupaten Gowa tersingkap di
lerang barat Dyangyangaya bukit Kaca, yang dijumpai terakumulasi dengan tufa batuan
gunung api Lompo Battang diatas ketinggian 1900 m dpl. kegunaan : untuk industri gula,
untuk industri pupuk, industri kimia pokok, industri korek api, industri karet (ban luar dan
dalam)
Logam Mulia (Emas dan Perak).Endapan primer emas dan perak dijumpai
tersingkap di daerah Borong Sapiri, Bulu Bincanai, Baturappe dan Bangkoa, dalam bentuk
urat dan hamburan yang berasosiasi dengan logam sulfida lainnya. kadar Au yang terdeteksi
rata-rata 0,45 ppm - 1,95 ppm. kadar Ag yang terdeteksi rata-rata 5,0 ppm - 18,5 ppm.
Endapan Sekunder di jumpai sepanjang DAS sungai Jeneberang, Sungai Tanggara, Sungai
Bangkoa, Sungai Sukung, Sungai Ma'lonjo, dan Sungai Malakaji dan Sungai Sapayya.
Logam Dasar (tembaga, timah dan seng). Endapan Primer, lokasi singkapan
endapan logam dasar primer di jumpai bersama-sama dengan logam mulia (emas dan
perak) di daerah Borong sapiri, Bulu Bincanae, Baturappe dan Bangkoa.Endapan
sekunder logam dasar ditemukan di aliran sungai Jeneberang, sungai Tanggara, sungai
Bangkoa, sungai Sukung, sungai Ma'lonjo dan sungai Sapayya.
3. Bahan Galian Golongan C
Batu apung (Pumise). batu apung terjadi bila magma asam muncul ke permukaan
yang bersentuhan dengan udara luar. buih gas alam, dengan gas yang terkandung
didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku secara tiba-tiba.
singkapan batu apung di kabupaten gowa di jumpai di lereng barat daya Bulu Kaca dan
Tombolo. kegunaan : sebagai bahan bangunan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam
bentuk lembaran karena sifatnya yang hidrolis baik untuk teknik bangunan basah, sebagai
bahan isolasi panas dan suara atau isolasi kamar/peredam atau lemari es, sebagai bahan
industri penyaring dengan ukuran butir tertentu.
Bentonit. Bentonit adalah sejenis lempung yang terdiri dari 80% mineral
montmorilonit. terbentuk dari proses diagenetik (pelapukan dan transportasi) abu gunung api
yang bersifat asam dan berkomposisi riolitik. Bentonit tersingkap di sekitar danau Mawang,
berwarna putih abu-abu dan bila lapuk menghasilkan soil yang berwarna coklat kemerahan.(
sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Gowa tahun 2002)
masih banyak lagi sumber daya alam yang terkandung di daerah Kabupaten Gowa
seperti : Zeolit, Lempung, Trass, Oker, Kaolin, Andesit, Basal, Diorit, Pasir Sungai, Batu
sungai, Tanah Timbun dan lain-lain. sumber daya ini masih banyak yang belum dikelola oleh
masyarakat setempat dikarenakan belum adanya informasi tentang bagaimana cara
mengelola sumber daya tersebut menjadi suatu barang yang menghasilkan nilai ekonomis.
tentunya juga diharapkan kepada para investor untuk menggali sumber daya alam tersebut
yang kemudian nantinya dapat menambah lahan pekerjaan bagi masyarakat setempat yang
akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat kabupaten Gowa.
Makanan Khas
Kolo
Kolo atau Nasi Bakar (http://www.suarawajarfm.com)
Kolo atau nasi bakar demikian sebutan untuk makanan khas yang dimasak
menggunakan bamboo, untuk bisa menghasilkan nasi bakar atau nasi
bambu ini dibutuhkan bahan berupa bambu muda dengan panjang 30
sentimeter, beras dan bumbu masakan. Cara memasaknya, beras, air dan
bumbu masakan dimasukkan kedalam bambu. Setelah itu, pada bagian
ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar sampai matang
berkisar setengah jam lamanya.
Jagung Catemak
Sei adalah daging sapi yang dibumbui dan diasap agar dapat disimpan
lebih lama. Kata sei berasal dari bahasa Pulau Rote yang berarti daging
tipis yang diiris memanjang. Sebelum disajikan, daging sei dapat diolah
kembali sesuai dengan selera.