Anda di halaman 1dari 2

Tahun 2006 Kecamatan 

Semau dimekarkan sehingga terdapat 2 kecamatan yaitu


Kecamatan Semau (atau yang lebih dikenal sebagai Semau Utara) dan
Kecamatan Semau Selatan.
Kecamatan Semau/Semau Utara terdiri dari 8 desa yaitu:[2]
1. Desa Batuinan -> ket. hak wilayat: milik marga Slenasabu dan Balsomang
2. Desa Bokonusan-> ket. hak wilayat: milik marga Tausbele
3. Desa Hansisi -> ket. hak wilayat: milik marga Edon, Koen, dan lain-lain
4. Desa Huilelot -> ket. hak wilayat: milik marga Hollbala
5. Desa Letbaun -> ket. hak wilayat: tidak diketahui
6. Desa Otan -> ket. hak wilayat: milik marga Slenasabu dan Balsomang
7. Desa Uiasa -> ket. hak wilayat: milik marga Mhukeok
8. Desa Uitao -> ket. hak wilayat: milik marga Hollbala
Kecamatan Semau Selatan terdiri dari 6 desa yaitu Desa Onansila, Desa Uitiuhana
(Oetefu Kecil), Desa Akle, Desa Uitiuhtuan (Oetefu Besar), Desa Naikean dan Desa
Uiboa.

Pulau Semau adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian barat pulau Timor.
Pulau ini terdiri atas dua pemerintahan kecamatan, yaitu kecamatan Semau (Utara)
dan Kecamatan Semau Selatan. Pulau Semau termasuk pemerintahan Kabupaten
Kupang.
Nusa Bungtilu adalah nama asli Pulau Semau. Nusa Bungtilu memiliki arti sebagai
Pulau Bunga Tiga Warna. Bunga di sini bukan bunga yang biasanya kita kenal, tetapi
kapas yang dipakai untuk menenun kain adat. Adapun kain adat yang dipakai di sini
adalah kain yang dipakai untuk adat tertentu. Ketiga warna tersebut adalah warna
hitam, putih dan merah.

Nusa Bungtilu bisa juga disebut sebagi cikal bakal terbentuknya tenun adat dari
beberapa suku di Nusa Tenggara Timur, di mana tiga warna yang dimaksud adalah
tiga warna kain adat dari suku Helong (penduduk asli), kemudian untuk Suku Timor,
dan Suku Rote. Untuk Suku Helong warna dominan kain adatnya adalah warna putih
(di antara warna merah), untuk Suku Timor warna dominan kain adatnya adalah
warna merah, sedangkan untuk kain adat Rote warna dominan kain adatnya adalah
hitam.

Nusa Bungtilu bisa dibilang menampung beberapa suku. tetapi sebenarnya suku asli
Pulau Semau atau Nusa bungtilu adalah Suku Helong. Sedangkan suku yang lain
yang banyak juga di Pulau Semau adalah Suku Rote.

Pulau Semau memiliki banyak sekali potensi, yang sebenarnya belum dapat
diperhatikan oleh oleh pemerintah setempat. tetapi walaupun demikian kalau
diperhatikan dari dekat maka potensi yang dimiliki di Pulau Semau adalah kekayaan
budaya karena terdiri atas beragam suku. Sedangkan untuk potensi yang lainnya
adalah pertanian, peternakan dan kelautan.
Pertanian disini adalah pertanian holtikultura dan sebagainya, yang bisa dibilang
adalah ciri khas pulau ini sendiri. Sejak dahulu pertanian Pulau ini dapat
menghasilkan semangka, yang lebih akrab dikenal dengan buah poteka, walaupun
produksinya pada musim hujan saja, tetapi hal ini merupakan bagian dari pencitraan
pulau ini yang selama ini di juluki sebagai pulau yang penuh dengan magic (kekuatan
gelap). Selain itu Pulau ini merupakan penghasil tomat (paling dominan di desa Otan
(utara)), bawang merah (paling dominan di desa Uitiuhuan dan Naikean (selatan)),
kacang tanah (paling dominan di desa Otan (utara)), kacang hijau, jagung (paling
dominan di desa Otan (utara)), dan sayur-sayuran (paling dominan di desa Otan
(utara)) yang dapat dipasarkan ke Kota Kupang.
Peternakan yang paling dominan di Pulau ini adalah sapi, kambing, babi dan ayam
kampung, yang dapat dipasarkan juga ke Kota Kupang.

Kelautan Pulau Semau bisa dibilang menghasilkan beragam hasil laut. Sejak dahulu
telah menghasilkan cumi, ikan, teripang, dan rumput laut.

Anda mungkin juga menyukai