Anda di halaman 1dari 3

4.

LETAK GEOGRAFIS, HIDROLOGI, IKLIM, SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

4.1 Letak Geografis

Kabupaten Maluku Tengah secara geografis terletak antara 1270-1300 Bujur


Timur dan 20-70 Lintang Selatan dan berbatasan dengan Laut Seram di sebelah
utara, Laut Banda di sebelah selatan, Kabupaten Seram Bagian Barat di sebelah
barat, serta Kabupaten Seram Bagian Timur di sebelah timur. Luas Wilayah
Kabupaten Maluku Tengah adalah 275.907 km2, di mana sebesar 95,8% ialah
luas lautan dengan panjang garis pantai 1 375.529 km

Negeri Suli terletak di pulau Ambon, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku


Tengah Provinsi Maluku. Kecamatan Salahutu adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Maluku Tengah yang berada di bagian timur laut Pulau Ambon. Ibu
kotanya berada di Negeri Tulehu. 99,9% wilayah kecamatan ini berada di Pulau
Ambon. 0,01% lainnya adalah sebuah pulau kecil bernama Pulau Pombo. Pulau
Pombo termasuk dalam wilayah administrasi Negeri Waai. Berdasarkan data
BPS Maluku Tengah keluaran 2017 dan 2018, semua negeri di Salahutu
berstatus sebagai negeri swasembada.

Batas Kecamatan Salahutu memiliki batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Selat Seram


 Sebelah timur berbatasan dengan Selat Haruku
 Sebelah selatan berbatsan dengan Teluk Baguala
 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Leihitu dan Teluk Ambon
Baguala

Semua negeri di Salahutu tergolomg sebagai negeri pesisir. Ketinggian rata-rata


negeri di kecamatan ini adalah 20,83 m.dpl. Dengan ketinggian rata-rata 34
m.dpl., Tenga-Tenga adalah negeri dengan ketinggian tertinggi. Sementara itu,
Liang yang berada di pesisir Selatan Seram memiliki ketinggian rata-rata paling
rendah yaitu 8 m.dpl. Puncak tertinggi di kecmatan ini adalah gunung yang
bernama sama. Gunung Salahutu bukan merupakan gunung berapi. Dengan
ketinggian 1.086 m.dpl, puncak ini sekaligus merupakan puncak tertinggi di
Pulau Ambon. Daerah di sekitar Gunung Salahutu adalah hulu dari belasan
sungai dan sungai kecil yang mengaliri negeri-negeri di Kecamatan Salahutu.
Pada konflik Ambon tahun 1998, ribuan hectare hutan di sekitar gunung ini habis
terbakar. Pada 19 Desember 2010 sejumlah kelompok pecinta alam se-Ambon
yang didukung oleh Dinas Kehutanan Kecamatan Salahutu serta BKSDA
Maluku mengadakan reboisasi hutan-hutan di sekitar Gunung Salahutu. Mereka
menanami lahan gundul dengan 1.000 pohon manga, rambutan dan linggua.

4.2. Hidrologi

Ada lebih kurang 17 buah sungai dan sungai kecil yang mengaliri di Salahutu.
Sungai dan sungai kecil ini dalam Bahasa sehari-hari masyarakat di Salahutu
disebut kali atau wae (ejaan lain: wai). Negeri Suli dialiri tiga buah sungai yakni
Sungai Waetatiri, Waeyari, dan Wae Lorihua. Tial dan Tenga-Tenga masing-
masing dialiri stau sungai yaitu Sungai Wae Ratesina dam Waebong. Kemudian
di Tulehu ada tiga sungai yaitu Wae Latu, Wae Mareta, dan Wae Rutung; Waai
dialiri empat sungai yaitu Wae Atua, Wae Nusa, Wai Selaka, dan Wae Tasoi.

Liang sebagai negeri terluas di kecamatan ini mempunyai jumlah aliran sungai
yang juga lebih banyak disbanding negeri-negeri lain. Tercatata ada lima sungai
dan sungai kecil yang mengaliri negeri ini, masing-masing adalah Sungai Wae
Huhu, Wae Meten, Wae Osa, Wae Tomol, Wela.

4.3. Iklim

Salahutu dipengaruhi oleh iklim musim dan iklim tropis. Temperature dalam
derajat celcius tertinggi dirasakan pada bula Februari. Pada bulan Februarui
temperature rata-rata mencapai 28,5 derajat celcius dan temperature maksimum
mencapai 34,3 derajat celcius. Ada pula temperature minimum tertinggi
mencapai 24,7 derajat celcius, tercatat pada bulan Maret dan Mei.

Februari tercatat sebagai bulan dengan curah hujan terendah (34 mm). Bulan
lain dengan curah hujan yang rendah antara lain November (37 mm) dan
Januari (71 mm). Bulan terbasah di Salahutu berlangsung dari bulan Juli hingga
September dengan curah hujan masing-masing mencapai 914 mm, 347 mm,
dan 342 mm.

4.4. Sosial Budaya


Masyarakat di Pulau Ambon baik pendatang amupun penduduk asli
mengembangkan bentuk kerjasama dalam hal ini gotong royong yang bersifat
tolong menolong. Sistem kekerabatan pada masyarakat Kota Ambon adalah
berdasarkan hubungan patrilineal yang diikuti dengan pola patrilocal. Unit
terkecil dalam sistem kekerabatan ini adalah keluarga “Batih” yang terdiri atas,
ayah, ibu, dan anak-anak. Namun kesatuan kekerabatan selain keluarag ini juga
berperan penting dalam mengisi gerak kehidupan seluruh kegiatan masyarakat
yang bertalian dengan adat setempat.

Sistem kekerabatan berdasarkan hubungan patrilineal yang lebih besar dari


keluarga batih adalah “Matarumah” atau “Fam” . Matarumah merupakan
kesatuan drai laki-laki dan perempuan dan yang belum kawin dan para istri dan
laki-laki yang telah kawin. Matarumah ini penting dalam hal mengatur
perkawinan warganya secara eksogami.

Negeri Suli terletak di Pulau Ambon, Kec. Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,
Provinsi Maluku. Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara.
Rumah Baileo adalah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan
representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat. Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku
selain Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-
benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagfai balai warga. Lantai baileo
dibuat tinggi karena dipercaya agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan
derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan agar masyarakat
tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai. Negeri ini beragama Kristen.

Anda mungkin juga menyukai