Disusun Oleh:
Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari
definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah digunakan lebih dari 40
jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan hanya menekan dua logam yang
disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom atau molekul-molekul dari logam yang
disambungkan. (Harsono dan Torshie, 2000:1)
Teknologi pengelasan juga semakin berkembang. Namun tetap saja munculnya cacat-cacat
pengelasan tidak dapat terhindarkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, cacat-cacat tersebut
hanya dapat diminimalisir.
Salah satu cacat pengelasan yang dapat terjadi adalah distorsi. Distorsi merupakan
perubahan bentuk akibat adanya tegangan dalam logam las yaitu tegangan memanjang dan
tegangan melintang. Dalam hal ini distorsi atau deformasi ini disebabkan oleh ekspansi
(pengembangan) yang tidak uniform dari logam las selama periode pemanasan dan pendinginan.
Bila pendinginan ini dibiarkan membeku secara bebas maka volume dari logam cair tersebut akan
mengalami penyusutan secara bebas.
Gambar 2.1 Hubungan Antara Kekuatan Luluh, Modulus Young dan Koefisien Muai Baja dengan
Temperatur
Sumber: Harsono dan Torshie (2000, p.136)
Pada lasan konstruksi bebas akan terjadi tegangan tarik arah memanjang pada sekitar garis
las dan tegangan tekan pada jarak yang sedikit lebih jauh lagi yang seimbang antara satu sama lain.
Hal-hal yang berpengaruh dalam pembentukan tegangan sisa adalah batas transformasi dan batas
luluh bahan, suhu pemanasan yang tertinggi, kecepatan pendinginan, tahanan luar dan pemanasan
mula.
2.2 Terjadinya Distorsi
Pada proses pengelasan, tegangan sisa dan distorsi merupakan kejadian yang saling
berhubungan. Kerika siklus pemanasan dan pendinginan yang berlangsung dalam proses
pengelasan, regangan panas muncul diantara weld metal dan weld bead. Peregangan ini
menimbulkan suatu tegangan dalam yang terdapat didalam material dan bisa menyebabkan
terjadinya bending, bucking dan rotasi. Deformasi inilah yang disebut distorsi.
Distorsi terjadi jika logam las dibiarkan bergerak leluasa selama proses pendinginan. Jadi
distorsi terjadi karena adanya pemuaian dan penyusutan yang bebas akibat siklus termal las.
Sehingga ada 2 kemungkinan yang akan terjadi:
1. Apabila benda kerja tidak ingin mengalami distorsi setelah pengelasan, maka dilakukan
fixturing namun menimbulkan internal stress.
2. Apabila benda kerja boleh mengalami distrosi setelah proses pengelasan, maka internal stress
minim tetapi akan terjadi perubahan bentuk.
Croft, D.N. 1996. Heat Treatment of Welded Steel Structures. England: Abington Publishing
Hosford, W.F., Caddell, R.M. 2011. Metal Forming: Mechanics and Metallurgy. England:
Cambridge University Press
Yudhistira, Sungging dan Sadino. Analisa Tegangan Sisa dan Distorsi pada Pengelasan Fillet T-
Joint dengan Metode Elemen Hingga. Jurnal ITS Undergraduate