Anda di halaman 1dari 15

RESUME

TEORI PENGELASAN LOGAM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengelasan


yang diampu oleh Bapak Mulyadi, ST.,MT

disusun oleh:

Ali Imron: 141020200087/7/B2

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2017

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 0
TEORI PENGELASAN LOGAM

A. Pengertian Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip
prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung.Kelebihan
sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah
pelaksanaannya, serta cukup ekonomis.Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya
perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun
mekanis dari bahan yang dilas.Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan
kemudahan umat manusia dalam menjalankan kehidupannya.Saat ini kemajuan ilmu pengethuan
dibidang elektronik melalui penelitian yang melihat karakteristik atom,mempunyai kontribusi
yang sangat besar terhadap penemuan material baru dan sekaligus bagaimanakah
menyambungnya.Jauh sebelumnya penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua buah
logam dan menyatukannya secara bersama.Logam yang menyatu tersebut dikenal dengan istilah
fusion.
Las listrik merupakan salah satu yang menggunakan prinsip tersebut.Pada zaman sekarang
pemanasan logam yang akan disambung berasal dari pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa
gas dapat digunakan, tetapi yang sangat popular adalah gas Acetylene yang lebih dikenal dengan
gas Karbit. Selama pengelasan,gas Acetylene dicampur dengan gas Oksigen murni. Kombinasi
campuran gas tersebut memproduksi panas yang paling tinggi diantara campuran gas lain.Cara
lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang dilas adalah arus listrik.Arus
listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui kabel kesebuah alat yang menjepit
elektroda diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Ketika arus listrik dialirkan,elektroda disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke
belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan
benda kerja.
Arus yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat mencairkan logam.Terkadang dua
logam yang disambung dapat menyatu secara langsung, namun terka dan masih diperlukan
bahan tambahan lain agar deposit logam lasan terbentuk dengan baik, bahan tersebut disebut
bahan tambah (filler metal). Filler metal biasanya berbentuk batangan,sehingga biasa dinamakan
welding rod (Elektroda las).
B. Klasifikasi Proses Las

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 1
Sambungan las adalah ikatan dua buah logam atau lebih yang terjadi karena adanya proses
difusi dari logam tersebut. Proses difusi dalam sambungan las dapat dilakukan dengan kondisi
padat maupun cair. Dalam terminologi las, kondisi padat disebut Solid state welding (SSW) atau
Presure welding dan kondisi cair disebut Liquid state welding (LSW) atau Fusion welding.Proses
SSW biasanya dilakukan dengan tekanan sehingga proses ini disebut juga Presure welding
Presure welding. Proses SSW memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat
menyambung dua buah material atau lebih yang tidak sama, proses cepat, presisi, dan hamper
tidak memiliki daerah terpengaruh panas (heat affected zone / HAZ).Namun demikian SSW juga
mempunyai kelemahan yaitu persiapan sambungan dan prosesnya rumit, sehingga dibutuhkan
ketelitihan sangat tinggi.
LSW merupakan proses las yang sangat populer di kalangan masyarakat kita, sambungan las
terjadi karena adanya pencairan ujung kedua material yang disambung. Energi panas yang
digunakan untuk mencairkan material berasal dari busur listrik, tahanan listrik, pembakaran
gas,dan juga beberapa cara lain diantaranya adalah sinar laser, sinar electron, dan busur
plasma.Penyambungan material dengan cara ini mempunyai persyaratan material harus sama,
karena untuk mendapatkan sambungan yang sempurna suhu material harus sama, jika tidak
proses penyambungan tidak akan terjadi.

C. Reaksi Kimia Selama Proses Las


Dalam proses LSW bagian dari logam yang dilas harus dipanasi sampai mencair.pemanasan
logam dengan temperature yang sangat tinggi ini dapat megakibatkan terjadinya reaksi kimia
antara logam tersebut dengan Oksigen dan Nitrogen yang ada dalam udara.Jika selama proses las
cairan logam las (welding pool) tidak dilindungi dari pengaruh udara, maka logam akan bereaksi
dengan Oksigen dan Nitrogen membentuk Oxides dan Nitrides yang dapat menyebabkan logam
tersebut menjadi getas dan keropos karena adanya kotoran (slag inclutions),sedangkan
kandungan unsur Karbon dalam 6 logam akan membentuk gas CO yang dapat mengakibatkan
adanya rongga dalam logam las (caviety).Reaksi kimia lainnyapun bisa terjadi dalam cairan
logam las (welding pool). Gas Hydrogen dan uap air juga dapat menyebabkan cacat las (welding
defect).Hydrogen yang bereaksi dengan Oxides yang ada dalam logam dasar dapat menyebabkan
terjadinya uap yang mengakibatkan terjadnya porositas pada logam pengelasan.
D. Perubahan Sifat Logam Setelah Proses Las
Pencairan logam saat pengelasan menyebabkan adanya perubahan fasa logam dari padat
hingga mencair.Ketika logam cair mulai membeku akibat pendinginan cepat,maka akan terjadi

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 2
perubahan struktur mikro dalam deposit logam las dan logam dasar yang terkena pengaruh panas
(Heat affected zone/HAZ).Struktur mikro dalam logam pengelasan biasanya berbentuk
columnar, sedangkan pada daerah HAZ terdapat perubahan yang sangat bervariasi.Sebagai
contoh, pengelasan baja karbon tinggi sebelumnya berbentuk pearlite,maka seelah pengelasan
struktur mikronya tidak hanya pearlite,tapi juga terdapat bainite dan martensite (lihat Gambar 4)
Perubahan ini mengakibatkan perubahan pula sifat-sifat logam dari sebelumnya.Struktur
mikro pearlite memiliki sifat liat dan tidak keras, sebaliknya martensite mempunyai sifat keras
dan getas.Biasanya keretakan sambungan las bearsal dari struktur mikro ini.(Gambar dua (2))
mendeskripsikan distribusi temperatur pada logam dasar yang sangat bervariasi yang telah
menyebabkan berbagai macam perlakuan panas terhadap daerah HAZ logam tersebut.daerah
HAZ bervariasi mulai 200° C hingga 1100° C (lihat Gambar 3).Temperatur 1500° C pada logam
pengelasan menyebabkan pencairan dan ketika membeku membentk struktur mikro columnar.
Temperatur 200° C hingga 1100° C menyebabkan perubahan struktur mikro pada logam dasar
baik ukuran maupun bentuknya.

Gambar 2.Distribusi Temperatur Saat Pengelasan

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 3
Gambar 3.Perlakuan Panas Logam Las

E. Distorsi Sambungan Las Akibat Panas


Setiap logam yang dipanaskan mengalami pemuaian dan ketika pendinginan akan
mengalami penyusutan.Fenomena ini menyebabkan adanya ekspansi dan konstraksi pada logam
yang dilas.Ekspansi dan konstraksi pada logam yang dilas ini menurut istilah metalurgi
dinamakan distorsi. Distorsi dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu: 1) distorsi longitudinal, 2)
distorsi transfersal, dan 3) distorsi angular.Distorsi longitudinal terjadi akibat adanya ekspansi
dan konstraksi deposit logam las di sepanjang jalur las yang menyebabkan tarikan dan dorongan
pada logam dasar yang dilas.Distorsi transfersal terjadi tegak lurus terhadap jalur las yang dapat
mengakibatkan tarikan ke arah sumbu tegak jalur las.

F. Teknik Pengelasan
1) SMAW (Shielded metal Arch welding)/Las Listrik
Las listrik adalah merupakan salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakannyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung.Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus
sampai habis.Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur
dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup
besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt).Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang
terkena.Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan
oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda.
Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan
sehingga terjadi sambungan las.Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur.energi
listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.ada tiga jenis
elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda
polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak.Biasanya digunakan
polaritas langsung.Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang
tipis pada kawat las.Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 4
yang tidak diinginkan.Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan
dalam berbagai pengelasan komersil Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub
negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda) Dari kutub
positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara
diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik
(diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik.Sebagai arah arus berlaku arah
gerakan ion-ion positif.Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus
searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada
lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda)

a) Kawat inti
b) Selubung elektroda
c) Busur listrik
d) Pemindahan logam
e) Gas pelindung
f) Terak kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan
dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang
kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja
menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan
dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera
melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.Didalam rentetan yang cepat partikel
elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las.Proses
pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan
elektroda yang terus menerus menetes.

2) FCAW (Flux Cored Arc Welding)


Flux Cored Arc Welding (FCAW) merupakan salah satu teknik pengelasan menggunakan
proses otomatis yang memanfaatkan elektroda wire roll untuk mencairkan logam.Teknik ini
memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan teknik pengelasan umum karena teknik ini
memiliki kontrol yang lebih baik serta sifat tarik las baja rendah. Pengelasan FCAW merupakan

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 5
salah satu jenis las listrik yang proses kerjanya memasok filler elektroda atau kawat las secara
mekanis terus menerus ke dalam busur listrik. Kawat las atau Elektroda yang digunakan untuk
pengelasan FCAW terbuat dari logam tipis yang digulung cylindrical kemudian dalamnya diisi
dengan flux yang sesuai dengan kegunaannya.Proses Pengelasan FCAW ini sebenarnya sama
dengan pengelasan GMAW, namun membedakan adalah kawat las atau elektrodanya yang
berbentuk tubular yang berisi fluks sedangkan GMAW berbentuk Solid. Berdasarkan metode
pelindung, Pengelasan FCAW dapat dibedakan menjadi 2:

1. Self Shielding FCAW (Pelindungan sendiri), yaitu merupakan proses melindungi logam
las yang mencair dengan menggunakan gas dari hasil penguapan atau reaksi dari inti
fluks
2. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) adalah perlindungan dengan dual gas, yaitu
melindungi logam las yang mencair dengan menggunakan gas sendiri juga ditambah gas
pelindung yang berasal dari luar sistem.
Dua metode di atas sama-sama menghasilkan terak las yang berasal dari flux dalam kawat las
yang berfungsi untuk melindungi logam las saat proses pembekuan. Namun, perbedaan metode
diatas terletak pada tambahan system pemasok gas dan welding torch (welding gun) yang dapat
digunakan.Pengelasan FCAW berdasarkan cara pengoperasiannya dibedakan menjadi 2:
1) Otomatik (machine otomatik)
2) Semi otomatik (semi automatic)
Sifat-sifat utama (Principal features) yang dimiliki FCAW dalam proses pengelasan: FCAW
mempunyai sifat metalurgy las yang bisa dikontrol dengan pemilihan fluks.Las FCAW
mempunyai produktivitas yang tinggi, karena dapat pasokan elektroda las yang kontinu Saat
pembentukan manik atau rigi rigi las yang cair dapat dilindungi oleh slag yang tebal.Pengelasan
FCAW umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon sebagai gas
pelindung.Tetapi untuk menghindari logam las terkontaminasi udara luar atau menghindari
porosity maka harus dilakukan pemilihan fluks yang mengandung mempunyai sifat pengikat
oxygen atau deoxidizer
Aplikasi atau Penggunaan utama Pengelasan FCAW:
1. Baja karbon (carbon steel)
2. Pengerasan & pelapisan permukaan (Steel hard facing and cladding)

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 6
3. Baja tahan karat (Stainless steel)
4. Besi tuang (Cast Iron)
5. Baja karbon Alloy rendah (Low alloy carbon steel)
6. Las titik baja tipis (Sheet steel spot welding)

Gambar 4.Alat Las FCAW


3) GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Las GTAW berasal dari Amerika Serikat, di mana pada saat itu tahun 1936 dikenal sebagai
argon arc welding.Tidak sampai awal tahun 1950-an, mulai dikembangkan di Eropa. Dinegara-
negara berbahasa Inggris, berarti proses las TIG atau GTAW.Dalam kedua singkatan tersebur
ditemukan kata "Tungsten", itu adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk Wolfram, didaratan
Eropa terutama Jerman atau negara-negara yang berbahasa Jerman, disebut las WIG (Wolfram
Inert Gas). Sebutan tersebut didasarkan pada karakter komponen yang digunakan, yakni
elektrodanya terbuat dari logam wolfram (tungsten) dan gas pelindung yang digunakan berupa
gas inert (netral).Metode ini dibandingkan dengan proses pengelasan fusi lainnya, lebih memiliki
sejumlah keunggulan. Dalam hubungannya dengan las TIG berpulsa dan TIG arus bolak-balik
dalam proses pengelasannya dapat meningkatkan kemampuan pencairan material las. Dalam
pengelasan TIG, hampir tidak ada cacat las, dan beban kesehatan karena asap las relatif rendah.
Sebuah keuntungan tertentu dari pengelasan TIG adalah bahwa juru las tidak bekerja dengan
elektroda habis sekali pakai.Pengelasan dilakukan dengan penambahan logam pengisi

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 7
Juru las dapat menyesuaikan kekuatan las secara optimal untuk tugas pengelasan dan harus
memahami hanya sebanyak pengisian yang diperlukan.Hal ini membuat metode ini sangat cocok
untuk akar lasan (root) dan segala posisi pengelasan.Sistem pengelasan TIG terdiri dari sumber
daya yang dapat dihubungkan,dalam banyak kasus pada pengelasan arus searah atau bolak-balik,
dan pembakar las yang terhubung ke sumber arus las melalui paket selang dan kabel. Paket
selang dan kabel saat pengelasan mengalirkan pasokan gas pelindung, arus las, dan air pendingin
(untuk sistem pendingin air)
Gambaran tentang Las Busur Gas adalah cara pengelasan dimana aliran gas pelindung
menyelubungi daerah lasan dan melindunginya dari pengaruh buruk udara atmosfer, busur las
menyala diantara elektroda wolfram (tidak mencair) dan benda kerja. Gas inert yang tidak
menimbulkan reaksi kimia, seperti Argon dan Helium atau campuran dari padanya menyelubungi
sekaligus melindungi elektroda wolfram dan kawah las dari pengaruh udara Pada umunya
perangkat atau mesin las GTAW merupakan perangkat “kombi” artinya dapat digunakan untuk
mengelas dengan arus bolak-balik (AC) dan dapat juga digunakan untuk mengelas dengan arus
searah (DC).Tentu saja ada konstruksi komponen sebagai pembangkit arus las AC maupun arus
las DC.

Gambar 5.Konstruksi perangkat las GTAW

Keterangan gambar:
1. Sambungan (konektor) sumber arus listrik
2. Sumber arus las dan unit kontrol: sistem pendingin air dengan tangki,pendingin tambahan

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 8
3. ,pembakar las Saluran pompa pendingin dan sirkulasi pendingin (chiller)
4. Botol gas pelindung
5. Katup pengatur aliran gas dengan meter aliran gas
6. Sistem pengendali gas pelindung
7. Kabel arus las
8. Pembakar las dengan tombol
9. Kabel masa dengan penjepit benda kerja
10.Elektroda tungsten
11.Gas pelindung

4) GMAW (Gas Metal Arc Welding)

GMAW (Gas Metal Arc Welding) adalah salah satu proses pengelasan atau penyambungan
logam sejenis dengan menggunakan bahan tambahan berupa kawat gulungan dan gas pelindung
dengan melalui proses pencairan. Fungsi dari gas pelindung pada proses tersebut adalah
melindungi dari proses oksidasi karena pengaruh udara luar dapat memberikan pengaruh pada
kualitas las, jenis gas yang digunakan antara lain adalah gas argon, helium. Dasar dari proses
pengelasan jenis ini adalah proses pencairan logam. Proses tersebut akan terjadi dari adanya
busur las yang terbentuk antara kawat las dan benda kerja. Pada saat kawat las diarahkan ke
benda kerja, akan terjadi busur las yang menghasilkan panas dan kemudian akan mencairkan
logam kawat las dan logam benda kerja sehingga mencair bersama dan akan membentuk
sambungan permanen, dalam posisi tersebut gas pelindung yang berupa gas dapat melindungi las
dari udara luar sehingga bisa membentuk suatu sambungan yang permanen. Arus yang
digunakan pada proses pengelasan GMAW adalah arus searah (DC) dan posisi elektroda kutub
positif atau disebut dengan polaritas terbalik agar transfer logam bisa sempurna.
Parameter Las Yang Berpengaruh Pada GMAW:
1) Voltage
2) Wire feed speed
3) Welding speed
4) Type of shielding gas
5) Elektroda

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 9
Pada pengelasan baja lunak dan baja menggunakan gas CO2 sedangkan untuk pengelasan
aluminium dan baja tahan karat menggunakan gas argon atau campuran argon dan helium
 ARGON (GAS MULIA / INERT GAS).Pada umumnya semua pengelasan menggunakan
shielding gas tersebut karena mechanicalnya yang baik, bisa menstabilkan arc dan
productivitynya lebih besar.Gas argon digunakan untuk material non ferrous (aluminium,
copper alloys, nickel alloys, stainless, dll), sedangkan untuk material ferrous
menggunakan campuran beberapa gas (argon+helium, argon+CO2 atau argon+oxygen)
dengan prosentasi komposisi menyesuaikan.
 GAS CO2,Gas CO2 adalah berupa gas aktif, Gas CO2 tidak bisa digunakan untuk
pengelasan menggunakan Spray transfer jika tidak di-mix. CO2 sendiri hanya bisa
digunakan pada proses pengelasan Globular transfer dan Short Arc transfer tanpa di-mix
 Helium merupakan inert gas, dan sering digunakan sebagai shielding pada pengelasan
yang membutuhkan untuk tembus lebih dalam, kecepatan thermal conductivity dari gas
helium lebih tinggi dibanding argon, maka membutuhkan voltage lebih besar pada proses
pengelasannya, dan biasanya disarankan untuk material aluminium dengan ketebalan
lebih besar.
Kelebihan pengelasan gmaw adalah proses sangat efisien, tidak menimbulkan kerak, dan proses
pengerjaan yang cepat, dapat digunakan pada semua posisi pengelasan.sedangkan kekurangan
pengelasan gmaw adalah bisa terjadi burnback sewaktu-waktu, busur yang tidak stabil, set-up
sulit di awal, sering terjadi cacat las porosity

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 10
Gambar 6.Mesin Las GMAW
Proses pengelasan GMAW menggunakan arus searah (DC) dengan posisi elektroda pada kutub
positif, hal ini sering disebut sebagai polaritas terbalik. Polaritas searah jarang digunakan dalam
proses pengelasan dikarenakan dalam proses ini transfer logam tidak terjadi secara sempurna.
Kelebihan
1. Sangan efisien dan proses pengerjaan yang cepat
2. Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan
3. Tidak menghasilkan flagg atau kerak
4. Membutuhkan kemampuan operator yang baik
Kekurangan
1. Sewaktu waktu dapat terjadi burnback
2. Cacat las porositi sering terjadi
3. Buser yang tidak setabil
4. Pada awalannya set-up yang sulit
G. Variabel yang Berkaitan dengan Pekerjaan Las.
Penyambungan logam dengan proses pengelasan tidak dapat dilakukan sembarangan,
banyak variabel yang harus diperhatikan agar kualitas sambungan sesuai standar yang
dipersyaratkan oleh suatu lembaga internasional yang berkaitan dengan pekerjaan las. Variabel
tersebut adalah bahan, proses, metode, keselamatan dan kesehatan kerja, peralatan sumber daya
manusia, lingkungan, serta pemeriksaan kualitas sambungan las.Lihat Gambar 11.Dalam proses
pengelasan logam, bahan yang akan disambung harus diidentifikasi dengan baik.Dengan
dikenalinya bahan yang akan dilas, dapat ditentukan prosedur pengelasan yang benar, pemilihan
juru las yang sesuai, serta pemilihan mesin dan alat yang tepat.

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 11
Gambar 7.Variabel yang Berpengaruh pada Pengelasan Logam

Metode pengelasan logam yang meliputi prosedur pengelasan, prosedur perlakuan panas, desain
sambungan, serta teknik pengelasan disesuaikan dengan jenis bahan, peralatan, serta posisi
pengelasan saat sambungan las dibuat.Aspek efektifitas, efisiensi proses, dan pertimbangan
ekonomis berkaitan erat dengan pemilihan peralatan las. Pengelasan logam stainless steel akan
berkualitas bagus jika menggunakan las TIG, namun akan lebih murah bila ddilas dengan las
listrik,sehingga pemilihan mesin dan peralatan las sebaiknya disesuaikan dengan tujuan
pengelasan serta biaya operasionalnya.Dalam pelaksanaan pekerjaan las dibutuhkan Sumber
daya manusia yang memenuhi kualifikasi sesuai standar yang ada.
Kualifikasi harus mengikuti standar-standar internasional seperti International Institut of
Welding (IIW), American Welding Society (AWS), dan masih banyak lembaga-lembaga
international di bidang pengelasan logam yang lain.Berdasarkan standar International Institut of
Welding (IIW), profesi las terdiri dari Welding Engineer (WE),Welding Technologist (WT),
Welding Practitioneer (WP), serta Welder (W).Profesi Welding Engineer mempunyai tugas untuk
menentukan prosedur pengelasan dan prosedur pengujian. Seorang Welding Technologist
bertugas untuk menterjemahkan prosedur prosedur tersebut kepada profesi las yang mempunyai
level dibawahnya.Untuk melatih juru las (Welder) dibutuhkan seorang Welding Practititoneer
dan yang melakukan pengelasan adalah Welder (juru las).Lingkungan pada waktu pengelasan
dilakukan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas las.Pengelasan yang dilaksanakan pada
kondisi lingkungan sangat ekstrim, diperlukan prosedur khusus agar kualitas sambungan
terjamin dengan baik.Pengelasan kapal yang terpaksa dilakukan di dalam air memerlukan mesin
las yang dilengkapi dengan satu unit peralatan yang dapat melindungi elektroda dari sentuhan air.
Disamping itu juga dibutuhkan Welder yang sesuai dengan pekerjaan tersebut,pengelasan
dalam air cukup sulit dilakukan karena adanya tekanan gas pelindung terhadap dinding
kapal.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan
pengelasan. Seorang juru las tidak dapat bekerja dengan baik jika dia tidak menggunakan

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 12
pakaian dan peralatan keamanan kerja yang pada gilirannya sambungan 15 las yang dihasilkan
akan berkualitas tidak baik.Disamping itu jika peralatan K3 kurang memadahi apabila terjadi
kecelakaan tidak dapat diantisipasi secara tepat dan cepat.Sambungan las yang telah dibuat harus
diperiksa agar dapat diketahui kualitasnya.Sambungan las harus dibongkar jika terjadi cacat-
cacat yang melampaui batas yang dipersyaratkan.Pemeriksaan dilakukan oleh seorang Welding
Inspector (WI) Pemeriksaan las menggunakan uji visual, sinar-X, Ultrasonic, serta masih banyak
metode lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/modul%20teori%20pengelasan.pdf
Dieter, G.E. (1983). Engineering design: A materials and processing approach. Tokyo:
McGraw-Hill International Book Company.
Graham E. (1990). Maintenance Welding, Prentice-Hall Inc: New Jersey.
Smith, F.J.M. (1992). Basic fabrication and welding engineering, Hong Kong: Wing Tai
Cheung Printing Co. Ltd.
http://www.pengelasan.com/2015/04/pengertian-pengelasan-fcaw-flux-cored.html
http://belajar.ditpsmk.net/wp-content/uploads/2014/09/TEKNIK-LAS-GTAW-XI-1.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/137931-ID-none.pdf
http://kawatlas.jayamanunggal.com/pengelasan-gmaw-gas-metal-arc-welding/

[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 13
[UMSIDA]|TEKNIK PENGELASAN 14

Anda mungkin juga menyukai