Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN UJI KINERJA MESIN

POMPA TUNGGAL

Disusun oleh:

Raynaldi Saputro
4.21.18.0.22
MS-3B

SARJANA TERAPAN TEKNIK MESIN TEKNIK


MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum uji performa pompa
tunggal oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan Politeknik Negeri Semarang ini dengan sebaik – baiknya.
Tujuan dibuatnya laporan ini untuk mendapatkan nilai pada matakuliah Praktek Uji
Kinerja Mesin serta sebagai laporan dari hasil praktikum uji performa pompa tunggal.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
kelancaran acara dari awal hingga akhir.
Kami telah berusaha menyajikan laporan ini dengan sebaik – baiknya, namun kami
sadar bahwa laporan yang sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dan kami akan menerimanya dengan senang
hati demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan
kami sendiri, Amin.

Semarang, 9 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II DASAR TEORI................................................................................................................ 2
2.1. Pengertian Pompa .......................................................................................................... 2
2.2. Prinsip Kerja Pompa ..................................................................................................... 2
2.3. Klasifikasi Pompa........................................................................................................... 3
2.3.1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pumps)........................................ 4
2.3.2. Pompa Tekanan Dinamis (Non Positive Displacement Pumps) ........................... 7
2.4. Pompa Sentrifugal .......................................................................................................... 8
2.5. Spesifikasi Pompa Shimizu PS-128 BIT ..................................................................... 11
2.6. Spesifikasi Pompa Y 801-2 .......................................................................................... 12
2.7. Dasar Perhitungan ....................................................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM................................................................................. 16
3.1. Peralatan dan Bahan .................................................................................................... 16
3.2. Langkah Kerja.............................................................................................................. 16
3.2.1. Langkah Kerja Pompa Tunggal .......................................................................... 17
BAB IV HASIL PENGUJIAN ................................................................................................... 18
4.1. Hasil Pengujian Pompa Tunggal ................................................................................ 20
4.1.1. Mengukur Debit .................................................................................................... 20
4.1.2. Mengukur Head Pressure .................................................................................... 22
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................................. 23
5.1. Pompa Tunggal............................................................................................................. 24
5.1.1. Pompa Tunggal Mengukur Debit ........................................................................ 24
5.1.2. Pompa Tunggal Mengukur Head Ketinggian .................................................... 25
BAB VI PENUTUP ..................................................................................................................... 26
6.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 26

iii
6.2. Saran.............................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Didalam kehidupan sehari-hari, seringkali menggunakan alat kerja / bantu yang
memudahkan untuk menyelesaikan pennasalahan secara tepat dan ekonomis. Dalam hal
pemindahan suatu fluida dari satu tempat ke tempat lain menggunakan suatu pompa. (Almanaf,
2016)
Dalam pengoperasian pompa, susunan pemompaan bervariasi ada yang dipasang
secara seri, parallel dan ada yang secara seri parallel. Dalam merencanakan instalasi yang
demikian perlu diketahui kemampuan kerja pompa agar dapat bekerja secara optimal. Salah
satu metode untuk menentukan kemampuan pompa dengan bentuk instalasi seri parallel ialah
dengan menguji pada sebuah instalasi pengujian. (Nasirwan, 2008)
Pada operasi pompa disusun seri diasumsikan terjadi peningkatan head tekan yang
lebih besar dari pada pompa paralel, sedangkan pompa paralel diasumsikan akan terjadi
peningkatan kapasitas pompa lebih besar daripada pompa seri. . (Almanaf, 2016)
Prinsip kerja pompa adalah menghisap dan melakukan penekanan terhadap fluida.
Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam ruang pompa sehingga
akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan permukaan fluida yang dihisap.
Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa. Oleh elemen pompa fluida ini akan didorong
atau diberikan tekanan sehingga fluida akan mengalir ke dalam saluran tekan (discharge)
melalui lubang tekan. Proses kerja ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi.
(Amirullah, 2009)

1.2. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menguji performa pompa seri, pompa parallel dan
pompa tunggal menggunakan model uji performa pompa.
b. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran dan membuat kesimpulannya.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Pompa


Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari tekanan yang
lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi dan/ atau posisi yang lebih rendah ke posisi yang
lebih tinggi. (Wardjito, 2016)

Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja.
Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi fluida dan
tekanan. Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeler atau lebih yang
dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar dan diselubungi oleh
sebuah rumah (casing). Fluida memasuki impeler secara aksial di dekat poros dan mempunyai
energi potensial, yang diberikan padanya oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeler
pada kecepatan yang relatif tinggi , fluida itu dikumpulkan didalam ‘volute’ atau suatu seri lluan
diffuser yang mentransformasikan energi kenetik menjadi tekanan. Ini tentu saja diikuti oleh
pengurangan kecepatan. Sesudah konversi diselesaikan, fluida kemudian dikeluarkan dari
mesin tersebut. (Wardjito, 2016)

Salah satu jenis pompa yang banyak dipakai untuk kebutuhan industri adalah pompa
sentrifugal. Pompa-pompa sentrifugal pada dasarnya adalah mesin-mesin berkecepatan tinggi
(dibandingkan dengan jenis-jenis torak, rotary, atau pepindahan). Perkembangan akhir-akhir ini
pada turbin-turbin uap, dan motor-motor listrik dan disain-disain sistem gigi kecepatan tinggi
telah memperbesar pemakaian dan penggunan pompa-pompa sentrifugal, seharusnya dapat
bersaing dengan unit-unit torak yang ada. (Miyaldi, 2008)

2.2. Prinsip Kerja Pompa


Pada gambar 2.1. dibawah ini merupakan prinsip kerja pompa dimana aliran air
didalam pompa akan ikut berputar karena gaya sentrifugal dari impeler yang berputar.

2
Gambar 2.1. (a). Penampang Impeler, (b). Perubahan Energi Pompa
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler yang berfungsi mengangkat zat cair dari
tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi. Impeler dipasang pada poros pompa yang
berhubungan dengan motor pengerak, biasanya motor listrik atau motor bakar.
Poros pompa akan berputar apabila pengeraknya berputar. Karena poros pompa
berputar impeler dengan sudu-sudu impeler berputar zat cair yang ada didalamnya akan ikut
berputar sehingga tekanan dan kecepatanya naik dan terlempar dari tengah pompa ke saluran
yang berbentuk volut atau sepiral dan disalurkan keluar melalui nosel. Jadi fungsi impeler
pompa adalah merubah energi mekanik yaitu putaran impeler menjadi energi fluida (zat cair).
Jadi, zat cair yang masuk pompa akan mengalami pertambahan energi Pertambahan
energi pada zat cair mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan dan head
potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga
bisa didefinisikan sebagai selisih head total (energi persatuan berat) pada sisi isap pompa
dengan sisi keluar pompa. (Anis & Karnowo, 2008)

2.3. Klasifikasi Pompa


Menurut (Anis & Karnowo, 2008) klasifikasi pompa dilihat berdasaran head atau
berdasarkan debit. Untuk positif displacement pump, yang diinginkan adalah debit dan untuk
dynamic pump, yang diinginkan adalah head. Untuk klasifikasi pompa dapat dilihat pada
Gambar 2.2. dibawah ini.

3
Gambar 2.2. Klasifikasi Pompa (Simbolon, 2015)

2.3.1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pumps)


Pompa ini bekerja dengan mengalirkan fluida dimana fluida dimasukkan dalam
sebuah rongga yang dapat mengekspansikan kemudian fluida tersebut dipaksa keluar
(diekspansikan) melalui bagian outlet yang berukuran lebih kecil sehingga tekanan fluida
menjadi tinggi. (Simbolon, 2015)
Adapun kelebihan dari pompa perpindahan positif yaitu :
a. Performance fleksibilitas yang tinggi.
b. Ukuran relative kecil.
c. Efisiensi volumetric yang tinggi.
d. Menghasilkan tekanan fluida yang tinggi.

4
Pompa tekanan statis ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
a. Rotary
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis
ditransmisikan dari mesin penggerak kecairan dengan menggunakan elemen yang
berputar (rotor) didalam rumah pompa (casing). Adapun pembagian rotary yaitu :
1) Gear pumps
Cara kerja pompa ini secara umum adalah pertama tekanan atmosfir dalam
tangki memaksa fluida masuk melalui port inlet dan masuk kedalam selah-selah
roda gigi yang berputar kearah luar. Gambar gear pump dapat dilihat pada
gambar 2.3. dibawah ini.

Gambar 2.3. Gear Pump a) Pompa roda gigi luar, b) Pompa roda gigi
dalam
2) Vane pumps
Pada pompa vane ini, rotornya berupa elemen berputar yang dipasang
eksentrik dengan rumah pompa. Pada keliling rotor terdapat alur-alur yang diisi
bilah-bilah sudu yang dapat bergerak bebas. Ketika rotor diputar sudu-sudu
bergerak dalam arah radial gaya sentrifugal sehingga salah satu ujung sudu selalu
kontak dengan permukaan dalam rumah pompa membentuk sekat-sekat didalam
pompa. Gambar vane pump dapat dilihat pada gambar 2.4. dibawah ini.

Gambar 2.4. Vane Pumps

5
3) Screw pumps
Pompa skrup ini mempunyai satu, dua, tiga yang berputar dalam rumah
pompa yang diam. Tersedia sejumlah besar desain untuk berbagai penggunaan.
Gambar screw pump dapat dilihat pada gambar 2.5. dibawah ini.

Gambar 2.5. Screw Pumps


4) Lobe pumps
Pompa cuping (lobe pumps) ini mirip dengan pompa jenis pompa roda gigi
dalam hal aksinya dan mempunyai dua rotor atau lebih dengan dua, tiga, empat
kuping atau lebih pada masing-masing rotor. Pompa ini biasa digunakan pada
berbagai macam jenis aplikasi industry yang disebutkan tadi karena:
- Memberikan kualitas yang baik dalam kesehatan.
- Efisiensi tinggi.
- Tahan uji.
- Tahan terhadap korosi.
- Kebersihan ditempat baik.
Untuk gambar lobe pumps dapat dilihat pada gambar 2.6. dibawah ini.

Gambar 2.6. Lobe Pumps (Simbolon, 2015)

6
b. Reciprotating.
Pompa reciprotating adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa dengan menggunakan
elemen yang bergerak bolak-balik di dalam silinder. (Simbolon, 2015)
1) Diaphragm Pump
Pompa diaphragm ini memiliki daya hisap yang baik, beberapa
diantaranya merupakan pompa bertekanan rendah dengan laju aliran yang
rendah pula, terdapat pula pompa yang memungkinkan untuk laju aliran yang
tinggi, tergantung diameter kerja efektif diaghragm dan lebar langkah.Gambar
diaphragm pump dapat dilihat pada gambar 2.7. dibawah ini.

Gambar 2.7. Diaphragm Pump

2.3.2. Pompa Tekanan Dinamis (Non Positive Displacement Pumps)


Pompa tekanan dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau
impeller pump. Pompa yang termasuk dalam kategori ini adalah : pompa jet dan pompa
sentrifugal.
Ciri-ciri utama dari pompa ini adalah:
- Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu sekelilingnya,
yang sering disebut dengan impeler.
- Melalui sudu-sudu, fluida mengalir terus-menerus, dimana fluida berada diantara sudu-
sudu tersebut.

7
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah : energi mekanis dari luar diberikan pada
poros untuk memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada dalam impeler, oleh
dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar. Pada proses ini fluida akan
mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi kinetik. Kecepatan
keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energi kinetik akan berubah menjadi
energi tekanan di sudu-sudu pengarah atau dalam rumah pompa. Adapun bagian-bagian
utama pompa sentrifugal adalah poros, impeler dan rumah pompa (gambar 2.8)

Gambar 2.8. Bagian Bagian Utama Pompa Tekanan Dinamis


(Sularso & Tahara, 2000)

2.4. Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal adalah pompa yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dalam
operasinya. Tenaga ini bekerja pada semua bagian yang berputar pada suatu sumbu. Daya dari
luar diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler di dalam fluida. Maka fluida yang
ada di dalam impeler oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena timbulnya gaya sentrifugal
maka fluida mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran di antara sudu-sudu. Disini
head tekanan fluida menjadi lebih tinggi. Demikian juga head kecepatannya bertambah besar
karena zat cair mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeler dan disalurkan keluar
pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head
tekanan.

8
Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi
energi fluida. Dalam hal ini pompa sentrifugal disebut juga mesin kerja sedangkan impeler
pompa berfungsi memberikan kerja kepada fluida sehingga energi yang dikandungnya menjadi
tambah besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat cair antara pipa hisap (suction)
dan pipa keluar (discharge) pompa disebut head total pompa. (Simbolon, 2015)

2.5. Spesifikasi Pompa Shimizu PS-128 BIT

SHIMIZU
,.,- POMPA AIR LISTRIK
U : 1 x 220 V- 50 Hz
8 F / 370 V- I : 1.3 A ~~~~~~~~~---t
n . .t900 min· IPX4
Pipa hiaap & pipa dorong
Motor Dii SNI

Gambar 2.11. Spesifikasi Pompa Shimizu PS-128 BIT

• Voltage/Hz : 220/50
• Daya Output Motor : 125 W
• Daya Input Motor : 0.3 kW
• Panjang pipa hisap : 9 m
• Daya dorong max. : 33 m
• Head (m) : 10, Kapasitas : 18 l/min
• Head (m) : 20, Kapasitas : 10 l/min
• Pipa hisap 1 inch
• Pipa tekan : -
• Pipa dorong : 1 inch (PS-128-BIT, 2019)

9
2.6. Spesifikasi Pompa Y 801-2

TYPE Y801 - 2 O. 75 Ky,


50 Hz 220 I 380 V 3 1 B
2830 r/min INS.CL 8 GU CL P44
DUTY S1 CONN ~/Y

Gambar 2.12. Spesifikasi Pompa Y 801-2


• Daya : 0.75 KW
• Speed : 2830 rpm
• Arus : 1.81 A
• Effisiensi : 75%
2.7. Dasar Perhitungan
a) Daya Hidrolik
Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Ppompa = ρ.g.Q.H ( watt )

Dimana : ρ = Kerapatan fluida ( kg/m3 )


g = Percepatan gravitasi ( m/s2)
Q = Laju aliran ( m3/s )
H = Head pompa ( m )
(Yamin, 2016)

10
b) Daya Listrik
Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Plistrik = V.I (watt)

Dimana : V = Tegangan listrik ( V )


I = Arus listrik ( A )
(Yamin, 2016)

c) Efisiensi pompa
𝑃𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘

Dimana ∶ Ppompa = Daya Hidraulik ( Watt )


Plistrik = Daya listrik ( Watt )
(Yamin, 2016)

d) Head Pompa
Head Pompa merupakan kemampuan dari pompa untuk memindahkan fluida ke
tempat dengan ketinggian berbeda atau kemampuan untuk memindahkan fluida ke
jarak yang berbeda. Persamaan Head Pompa dapat ditulis sebagai berikut :

𝑃𝑑 𝑃𝑠
ℎ = −
𝑝 𝑦 𝑦

(Ansori & Edi, 2018)


Dimana : hp = Head pompa (m)
𝑁
Pd = Tekanan buang ( )
𝑚2
𝑁
Ps = Tekanan hisap ( )
𝑚2

y = Massa jenis . gravitasi ( 𝑁 )


𝑚3

11
e) Debit
➢ Debit pada fluida dapat diselesaikan dengan persamaan :

Q=v.A
(Ansori & Edi, 2018)

𝑚3
Dimana : Q = Debit ( )
𝑠
𝑚
v = Kecepatan aliran fluida ( )
𝑠
A = Luas penampang pipa (𝑚2)

➢ Menentukan nilai debit dengan membaca beda ketinggian air raksa pada manometer
pipa U,

𝐴1𝐴2 𝑆ℎ𝑔
l 𝑥 √2𝑔 ( − 1) ∆𝑥
𝑄𝑎𝑐 = 𝐶𝑑
𝑆𝑎𝑖𝑟
√𝐴 2 − 𝐴2 2
𝗁 1 )

(Putro, 2010)

Dimana : Qac = Debit aktual (m3/s)

Cd = Koefisien debit (0,67)

A1 = Luas penampang pipa bagian dalam (m2)

A2 = Luas penampang orifice (m2)

Shg = Berat jenis air raksa (13521 kg/m3)

Sair = Berat jenis air (996 kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)

∆𝑥 = Selisih ketinggian air raksa pada manometer pipa U (mm)

f) Head Losses

12
Untuk menghitung rugi gesekan antara dinding pipa dan aliran fluida tanpa perubahan pada
area penampang dalam pipa, dapat menggunakan formulasi Darcy yang secara
matematis ditulis sebagai berikut:

𝐿 . 𝑣2
𝐻𝑙 = 𝑓
𝐷(2𝑔)
(Ansori & Edi, 2018)

Dimana : Hl = Head Losses


64
f = Koefisien gesek ( )
𝑅𝑒

L = Panjang pipa (m)


v = Kecepatan (m/s)
D = Diameter pipa (m)
g = Gravitasi (m/s2)
g) Head Total
Rumus untuk menghitung head menggunakan persamaan Bernoully, yaitu:
Tinggi isap total (H) = Hd – Hs. Dengan Hd adalah head sisi isap dan Hs
adalah head sisi tekan (meter). (Putro, 2010)

𝑃𝑑 + 𝑍𝑑) − ( 𝑃𝑠 + 𝑍𝑠)
𝐻 = (𝜌 . 𝑔 . 𝑔
𝑎𝑖𝑟 𝜌𝑎𝑖𝑟
(Putro, 2010)

13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Peralatan dan Bahan


1. Alat uji performa pompa tunggal
2. Mistar 1m
3. Jangka Sorong
4. Kabel Rol
5. Tacho meter

3.2. Langkah Kerja

3.2.1. Langkah Kerja Pompa Tunggal


1) Persiapkan bangku uji pompa tunggal dan perlengkapannya
2) Melakukan pengecekan kelengkepan
3) Periksa dan isi bak reservoir/penampung air di bawah meja dengan air
secukupnya sampai pipa sisi hisap tergenang air
4) Isi pompa dengan air (pancing dengan air) sebelum melakukan percobaan
5) Pastikan selang pada manometer tidak bocor dan terisi oleh air
6) Berikan supply listrik ke control kecepatan motor listrik
7) Geser MCB pada posisi “ON” dan tekan tombol “RUN” pada pengatur
kecepatan motor (control inventer)
8) Putar potensiometer pada pengatur kecepatan motor sesuai dengan putaran:
a. 1500 RPM
b. 2000 RPM
c. 2500 RPM
d. 2850 RPM
9) Pengukuran debit dilakukan dengna membaca penunjukkan alat ukur manometer
pipa “U”
10) Atur bukaan katup (K5) pada posisi:
a. 25%

14
b. 50%
c. 75%
d. 100%
11) Setelah selesai percobaan kurangi kecepatan motor secara perlahan-lahan
sampai putaran normal, kemudian tekan tombol “Stop” pada control inventer.
12) Geser MCB pada posisi “OFF”.
13) Setelah percobaan selesai, bersihkan alat/mesin uji performa pompa tunggal
sampai benar-benar bersih/kering kembali.

15
BAB IV
HASIL PENGUJIAN

4.1. Hasil Pengujian Pompa Tunggal

4.1.1. Mengukur Debit

Putaran Kuat Arus Tegangan Pd2 Debit


Bukaan Waktu (s)
(RPM) (Ampere) (Volt) (kg/ cm³) (m³/s)
1500 266.87 0.114 50 - 1.34 x10−4
2000 132.28 0.143 76 0.1 2.17 x10−4
100%
2500 106.21 0.143 129 0.1 3.04 x10−4
2850 95.10 0.286 172 0.1 3.46 x10−4
1500 156.60 0.114 50 - 1.44 x10−4
2000 132.25 0.143 87.5 0.1 2.34 x10−4
75%
2500 107.86 0.171 130 0.1 3.07 x10−4
2850 96.05 0.286 175 0.1 3.74 x10−4
1500 169.87 0.114 30 - 1.32 x10−4
2000 126.29 0.143 87.5 0.1 2.31x10−4
50%
2500 106 0.171 130 0.1 2.93 x10−4
2850 97 0.357 175 0.15 3.73 x10−4
1500 293.15 0.114 50 0.2 7.65 x10−4
2000 144.91 0.143 90 0.45 1.54 x10−4
25%
2500 119.36 0.286 131 0.65 1.91 x10−4
2850 102.62 0.5 180 1 2.38 x10−4

PENGARUH PUTARAN TERHADAP


DEBIT
4
3.5
3
Debit (m³/s)

2.5
Bukaan 25%
2
Bukaan 50%
1.5
1 Bukaan 75%
0.5 Bukaan 100%
0
1500 2000 2500 2850
Putaran (RPM)

Grafik 1. Pengaruh Putaran dan Bukaan Katup Terhadap Debit Pompa Tunggal

16
4.1.2 Mengukur Head Pressure

Bukaan Putaran (Rpm) ∆𝑥 (mm) Pd Ps Head Pressure


1500 - 12748 1112 1,41
1750 - 21574 11332,4 2,134
25%
2000 3 34323 1199,9 3,621
2500 5 61781 1306,56 6,430
2850 4 83356 1333,22 8,632
2500 5 7845 1359,888 0,938
50%
2850 6 14709 1399,885 1,642

PENGARUH PUTARAN TERHADAP


HEAD PRESSURE
10.000
9.000
Head Pressure (Pa)

8.000
7.000
6.000
5.000
4.000 Bukaan 25%
3.000 Bukaan 50%
2.000
1.000
0.000
1500 1750 2000 2500 2850
Putaran (RPM)

Grafik 2. Pengaruh Putaran dan Bukaan Katup Terhadap Head Pressure

17
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Pompa Tunggal


5.1.1. Pompa Tunggal Mengukur Debit
Pada pengujian ini digunakan pengaruh bukaan katup dan putaran motor terhadap
besarnya debit air yang dihasilkan oleh pompa, didapati bahwa semakin besar putaran motor
yang diberikan maka akan semakin besar pula debit yang dihasilkan dengan pompa. Pada
pengujian ini juga dibuktikan bahwa semakin kecil bukaan katup, maka nilai tekanan yang
dihasilkan akan semakin besar.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan nilai debit terbesar yaitu
0,000374 m3/s dengan bukaan katup 75% pada putaran motor sebesar 2830 RPM dan nilai
debit terendah yaitu 0,000134 m3/s dengan putaran motor 1500 RPM pada bukaan katup
25%. Ini membuktikan bahwa pengaruh putaran motor terhadap debit adalah berbanding
lurus.

5.1.2. Pompa Tunggal Mengukur Head Ketinggian


Pada pengujian ini digunakan pengaruh bukaan katup dan putaran motor terhadap
besarnya head ketinggian yang dihasilkan oleh pompa, didapati bahwa semakin besar
putaran motor yang diberikan maka akan semakin besar pula head ketinggian yang
dihasilkan oleh pompa. Bukaan katup juga berpengaruh dalam pengujian ini, semakin besar
bukaan semakin semakin besar pula head ketinggian yang dihasilkan oleh pompa
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, nilai Δx pada bukaan 100% dan
putaran 1000 rpm mempunyai nilai Δx sebesar 0 mm, nilai Δx pada bukaan 100% dan
putaran 2830 rpm mempunyai nilai Δx sebesar 8 mm. Hal ini menunjukan bahwa semakin
besar putaran motor yang diberikan maka akan semakin besar pula head ketinggian yang
dihasilkan oleh pompa. Pada bukaan katup 75% dan putaran 2830 rpm mempunyai nilai Δx
sebesar 6 mm, pada bukaan katup 25% dan putaran 2830 rpm mempunyai nilai Δx sebesar
4 mm, hal ini menunjukan bahwa semakin besar bukaan semakin semakin besar pula head
ketinggian yang dihasilkan oleh pompa.

18
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
1) Nilai debit pompa berbanding lurus terhadap nilai putaran motor yang diberikan,
semakin besar putaran motor maka debit yang dihasilkan akan semakin besar
juga.
2) Besar kecilnya bukaan katup juga berbanding lurus dengan debit yang
dihasilkan, semakin besar bukaan katup maka debit yang dihasilkan akan
semakin besar juga.

6.2. Saran
1) Lebih memperhatikan parameter pengukuran untuk melengkapi data pengujian
agar memudahkan penelitian.
2) Mencari terlebih dahulu referensi mengenai spesifikasi pompa secara lengkap
agar mempermudah dalam menganalisanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anis, S., & Karnowo. (2008). Buku Ajar Dasar Pompa. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Ansori, F., & Edi, W. (2018). Analysis on Centrifugal Pump Performance in Single, Serial, and
Parallel. JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing
Engineering, 3 No. 2, 79-86.
Miyaldi, S. (2008). Perencanaan Pompa Sentrifugal pada Saring Putar dengan Kapasitas 960
m³/h. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Nasirwan. (2008). Optimasi Pengujian Pompa Seri dan Paralel . Jurnal Teknik Mesin , Vol. 5,
No. 1.
PS-128-BIT. (2019, Mei 19). Retrieved from Shimizu: https://www.shimizu.co.id/products/PS-
128-BIT
Putro, W. D. (2010). Pengujian Kinerja Pompa Sentrifugal Menggunakan Kontrol Inventer.
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA, 13 No. 1, 21-30.
Simbolon, H. (2015). Laporan Kerja Praktek Analisa Efisiensi Pompa Sentrifugal (Vogel Pump)
di PT. Krakatau Steel, Divisi Lab. Steel Plant. 2015: Universitas Bengkulu.
Sularso, & Tahara, H. (2000). Pompa & Kompresor. Jakarta: Pradnya Paramita.
Wardjito. (2016). Perencanaan Instalasi Pompa Return Pump dengan Kapasitas 130 m³/jam
untuk Exchanger Heater Amonia. Jurnal Teknik Mesin.

20

Anda mungkin juga menyukai