PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan rumah sakit. Pelayanan rumah sakit yang bermutu adalah pelayanan
kepuasan pasien bersumber dari faktor yang relatif spesifik seperti sistem
Utomo,2003).
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor external individu. Faktor internal
meliputi kemampuan, ketrampilan, lama kerja, umur, jenis kelamin, sikap dan
motivasi. Sedangkan faktor external adalah sarana dan prasarana, imbalan dan
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit,
memegang peranan yang sangat penting, salah satu upaya yang dapat
(Utomo, 2003).
1
Tindakan operasi pembedahan, baik elektif maupun emergengency
penggunaan tehnik laser, peralatan bay pass yang lebih canggih dan peralatan
monitor yang lebih sensitif .Kemajuan dalam bidang tehnik pembedahan dan
sehingga out come yang diharapkan dari pasien bisa tercapai. Perubahan tidak
hanya terkait dengan hal-hal tersebut diatas, namun juga diikuti oleh perubahan
diagnostik dan persiapan pra operasi lain sebelum masuk rumah sakit.
Kemudian jika waktu pembedahannya telah tiba, maka pasien bisa langsung
gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan yaitu: pre, intra
2
dan post operative phase. Masing-masing fase dimulai pada waktu tertentu dan
samping itu, kegiatan perawat perioperatif juga memerlukan dukungan dari tim
tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan karena fase ini merupakan awalan
(Majid,dkk, 2011).
terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia
dapatan atau akuisita. Contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang
terjadi karena sewaktu bayi lahir tali pusatnya tidak berobliterasi (menutup) dan
masih terbuka. Pada usia lanjut jaringan penyangga makin melemah sehingga
yang dilakukan dalam jangka waktu lama juga dapat melemahkan dinding
kronik, hipertropi prostat, konstipasi, dan asites, sering disertai hernia inguinalis.
3
Insiden hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1% sampai dengan
2%. Kemungkinan terjadi pada hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan
Sentral insidensi operasi hernia inguinalis sejak bulan Februari sampai dengan
Maret tahun 2012 di dapatkan jumlah operasi dengan kasus hernia inguinalis
sejumlah 30 orang. Dari jumlah tindakan operasi dengan kasus hernia ingunalis
4
keperawatan guna menanggulangi respon penderita dari manifestasi klinik
proses penyakit tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis turut
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
Januari 2013 .
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
herniotomi dengan metode prothesis mesh di IBS RSUD Bantul pada tanggal
secara menyeluruh.
5
2. Tujuan Khusus
prothesis mesh.
klien.
ditetapakan.
dilakukan.
E. Manfaat Penelitian
a. Profesi Keperawatan
6
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan bahan
c. Bagi Penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. URAIAN TEORITIS
1. Hernia Inguinalis
a. Pengertian
didefinisikan penonjolan isi perut dari rongga abnormal melalui suatu defek
pada fascia dan muskulo aponeuretik dinding perut baik secara konginetal
atau di dapat yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain
melalui struktur yang secara normal berisi bagian dari organ tersebut
Hernia adalah produksi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi
normal melalui suatu defect pada fascia dan muskulo aponeurotik dinding
perut , baik secara konginetal atau didapat yang memberi jalan keluar pada
setiap alat tubuh selain melalui dinding tersebut. Lobang itu dapat timbul
karena lobang embrional yang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan
Bagian - bagian dari hernia yaitu; kantong hernia, isi hernia, pintu
8
parietalis, tetapi tidak semua hernia mempunyai kantong, seperti hernia
terdapat organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, biasanya
Hernia reponibel adalah suatu hernia dengan isi hernia yang bisa keluar
pada hernia ireponibel, isi hernia tidak bisa masuk atau dimasukkan ke
lokal daerah hernia karena ada iskemi atau nekrosis dari isi hernia, disini
benjolan akan terasa sakit, tegang, edema atau bahkan tanda infeksi.
9
b. Etiologi
paha bersifat genetik. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih
internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi
hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia
melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Pada orang yang sehat,
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan
10
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
kanal tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis
kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang
kanan juga terbuka. Dalam keadan normal, kanalis yang terbuka ini
akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus ( karena
kongenital.
11
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah
hernia.
annulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen
tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot
12
transversus abdominalis di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum.
Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis, skrotum
dan dasarnya dibentuk oleh crista pubica. Pinggir annulus merupakan origo
batas medial adalah m. rectus abdominis bagian lateral, dan batas inferior
13
Gambar:2.1 Hesselbach’s triangele/trigonum hesselbach (Brunner and
Suddarth, 2009).
abdomen pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan
1) Kulit (kutis).
14
3) Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial
atau lapisan luar dari fascia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan
jarang ditemui.
Ligamentum ini dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari crus
transversalis.
15
9) P e r i t o n e u m parietale
Gambar struktur anatomi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada pria
16
Gambar : anatomi dinding canalis inguinalis dan cincin inguinalis superficialis
17
d. Klasifikasi Hernia Inguinalis
Kantong hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu
meskipun kantongnya makin kosong, karena lemak dan kelenjar limfe dari
femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek pada sisi
femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek pada sisi medial
sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau dua
18
Perbedaan poin-poin diagnostik ditabulasikan dikolom berikut ini :
Hernia pada pria usia 50 th Hernia pada pria usia lebih dari 50th
kebawah (50th keatas)
Muncul perlahan Muncul dengan cepat
kanan adalah hernia inguinalis indirect , buku surgical diagnosis oleh Thorek,
2003
19
e. Patofisiologi
perut bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini
tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal.
Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal
dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup,
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior
dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis
sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia
inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang
paling sering adalah yang sebelah kanan. Pada wanita ovarium turun ke pelvis
20
interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal
dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel
atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan
terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan
Gejala dan tanda hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin , atau mengedan, dan
halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah
baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena
nekrosis atau gangren. Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada
isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis
lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang dapat
diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong
yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut
tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau
kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba
usus ,omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari
kelingking , pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan
21
kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi
hernia dapat direposisi atau tidak. Hernia dapat direposisi , pada waktu jari
ujung jari menyentuh hernia , berarti hernia ingunalis lateralis, dan kalau
bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Isi
hernia pada bayi perempuan, yang teraba seperti sebuah massa padat
biasanya terdiri atas ovarium. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang
dapat direposisi atau jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya
annulus eksternus.
2) Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai
perasaan mual.
4) Obstruksi usus yang ditandai dengn dan muntah, nyeri abdomen seperti
6) Kembung
8) Dehidrasi
9) Hernia biasanya terjadi/ tampak diatas area yang terkena pada saat
22
h. Komplikasi
Komplikasi hernia tergntung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukan kembali. Isi hernia dapat tertahan
dalam kantong hernia pada hernia ireponibilis; ini terjadi dapat terjadi kalau isi
atau merupakan hernia inkarserata (akreta).Dapat pula isi hernia tercekik oleh
Oleh karena adanya hambatan vascularisasi maka isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau
isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abces lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi ada hubungan
1) Pengobatan konservatif
tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak – anak inkarserasi lebih
23
sering terjadi pada umur dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih sering dan
orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada
sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha repoisisi ini berhasil anak
disiapkan untuk operasa berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam
prostate, tumor, asites, dll) dan defek yang ada direkonstruksi dan
bila terdapat kontra indikasi karena : a) Hernia yang sangat besar, b) Usia
yang lanjut, c) Keadaan umum yang jelek, d) Faktor- faktor yang dapat
langsung atau tidak langsung dari hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis
24
memberi kesempatan testis turun secara spontan. Orchidopexy dilakukan
pada usia berapa saja apabila terdapat bahaya timbulnya incarserata. Bila
lambung.
sebagai berikut antara lain: Herniotomi adalah operasi hernia yang terdiri dari
25
muskulus obligus ekternus dan perdarahan dirawat. Tampak crus medial
lateral.
Dengan memasukan jari ke dua tangan kiri ke dalam lobang dan sedikit
26
benang catgut cromic 1. Bila mulut kantong, proksimal lebar, dapat
telunjuk tangan kiri. Demikian pula dengan jahitan III, dan IV dst.
delujur. Lemak dijahit dengan catgut plain 0 secara simpul. Kulit dijahit
27
Gambar: 2.5 penampang hernioplasty metode Bassini (Wibowo, 2008)
28
f) Dengan menjepit aponeurosis moe, dengan kocher, aponeurosis moe,
lateral.
Dengan memasukan jari ke dua tangan kiri ke dalam lobang dan sedikit
29
Gambar: 2.5 penampang Hernioplastik dengan protesis mesh
30
Adapun data-data yang menjadi data fokus dari hernia, adalah sebagai berikut:
2 Eliminasi
defikasi, nyeri tak ada hentinya, atau ada episode nyeri yang lebih
5 Keamanan
Adapun data-data yang harus dikaji pasca operasi hernia adalah sebagai berikut:
2. Sistem pernafasan
31
e) Inspeksi : ppergrakan dinding dada, pengunaan otot bantu pernafasan
3. Sistem Kardiofaskuler
a) Sirkulasi darah
b) Nadi dan suara jantung dikaji setiap 15’ (4x) ,30’(4), 2jam(4) dan setiap
ekstremitas)
balitan)
5. Sistem persyarafan
Kaji fungsi cerebral,dan tingkat kesadaran, kaji kekuatan otot dan koordinasi
6. Sistem perkemihan
anestesi.
7. Sistem gastrointestinal
a) Mual, muntah
b) Kaji peristaltik
32
c) Insersi NGT intra operatif dengan drainase lambung( untuk memonitor
8. Sistem integumen
d) Dehisensi
e) Eviserasi
Semua drain dan balutan dikaji setiap 15” pada saat diruang post anesthesi
a) Kaji tanda fisik dan emosi (peningkatan dan tekanan darah, hipertensi,
diaporesis, gelisah)
33
1. Dx 1: Nyeri akut b/d diskontinuitas jaringan akibat tindakan pembedahan
NOC dan indikator
34
3. Resiko infeksi b/d prosedur infasif tindakan pembedahan
NOC dan Indikator NIC dan Aktivitas
NOC: Kontrol infeksi dan kontrol resiko. NIC: Perlindungan terhdap infeksi:
Setelah dilakukan tindakan keperawtan 1. Siapkan alat dan buka
selama 1x60’, diharapkan pasien instrument dengan tehnik steril:
terbebas dari infeksi dengan indikator: Alat tenun
Bebas dari tanda-tanda dan gejala Alat dan bahan habis pakai
infeksi: rubor, kalor,dolor, tumor Set operasi hernia
dan fungtio laesa. 2. Cuci tangan steril sebelum
memulai tindakan
pembedahan.
3. Gunakan gaun steril dan sarung
tangan steril.
4. Desinfeksi pasien pada area
operasi.
5. Tutup sekitar area operasi
dengan duk steril.
6. Kolaborasi dengan tiem bedah
dalam membantu melakukan
tindakan pembedahan.
7. Pertahankan kesterilitasan.
8. Desinfeksi area pembedahan.
9. Balut area pembedahan.
10. Monitor tanada dan gejala
infeksi.
4. Dx 4: Resiko cedera perioperatif b/d gangguan persepsi sensori akibat efek
anestesi dan tindakan pembedahan
NOC dan Indikator NIC dan Aktivitas
NOC : Kontrol resiko. Selama NIC : Surgical assistence
dilakukan tindakan operasi selama 1. Antisipasi gerakan dari IV line
2x75’, resiko cidera dapat ataupun selang pada saat
dikontrol .Dengan indikator tidak pemindahan klien kemeja
terjadi injury. operasi.
2. Letakan negative plat pada
possisi dan pada tempat yang
tepat.
3. Jaga posisi klien tetap stabil
selama dilakukan tindakan
operasi.
4. Optimalkan circulating nurse
selama jalanya operasi.
5. Tentukan peralatan dan
instrument yang diperlukan
untuk tindakan pembedahan.
6. Susun instrument sesuai
35
penggunaan
7. Hitung jumlah instrument, AMHP
dan BMHP yang akan
digunakan.
8. Posisikan instrument dekat
dengan area tindakan
9. Pastikan kembali jumlah
penggunaan instument, AMHP
dan BMHP setelah operasi
selesai.
10. Bantu pindahkan pasien dengan
aman ke brancard untuk dibawa
RR.
36
6.Tanyakan kembali kepada pasien
tentang penyakit, prosedur
perawatan, dan pengobatan
37
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas
Nama : Tn A
Umur : 78 TH
Jenis kelamin : laki-laki
Penanggung jawab : Ny S
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMU
No cm : 196634
Diagnosa medis : Hernia Inguinalis lateralis D Residif
Tanggal masuk RSUP : 6 Januari 2013
Alamat : Srandakan Bantul.
Jenis Operasi : Hernia Repair
Jenis Anestesi : Regional Anestesi
38
a. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan dilipat paha sebelah kanan ada benjolan lagi bila
untuk batuk, mengejan, dan mangangkat beban dan merasakan tidak
nyaman, merasa takut walaupun sudah pernah menjalani operasi
usus buntu.
2. Riwayat Penykit Sekarang
Kurang lebih dua bulan sebelum masuk RS, klien merasakan ada
benjolan lagi pada daerah selangkangan sebelah kanan. Benjolan
tersebut dapat keluar masuk kembali, jika klien beristirahat benjolan
tersebut masih bisa masuk lagi dan tidak tampak, tetapi jika klien
mengangkat beban berat atau untuk mengejan benjolan muncul lagi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sudah pernah menderita penyakit yang sama dan
sudah pernah menjalani operasi dua tahun yang lalu dengan penyakit
yang sama ini untuk yang kedua kali.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menurun dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular.
Keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit yang sama klien.
b. Pola kebiasaan
1. Nutrisi
Sebelum sakit:
Dirumah pasien makan nasi lunak3x/hari pagi, siang dan sore. Minum
5 gelas sehari dengan jenis air putih dan susu .
Selama sakit :
pasien makan nasi lunak , sayur, buah 3x/hari. Minum 5 gelas sehari
dengan jenis air putih dan susu .
2. Eliminasi
BAK
Sebelum sakit:
39
Tidak ada keluhan,frekuensi 6x sehari, warna kuning jernih
Selama sakit :
Tidak ada keluhan ,frekuensi 6x sehari,warna kuning jernih.
BAB
Sebelum sakit :
1x sehari dengan konsistensi lembek.
Selama dirumah sakit :
1x sehari dengan konsistensi lembek.
3. Aktifitas
Pasien mengatakan dalam keseharianya ia mampu melakukan
perawatan diri(ADL)
4 . Pola tidur
Sebelum sakit : Klien tidur dengan frekuensi 8jam setiap harinya, klien
tidak mengalami gangguan untuk istirahat dan tidunya.
Selama sakit: Untuk istirahat dan tidur agak kurang karena memikirkan
kapan tindakan operasinya.
5. Pola Kognitif
Sebelum sakit: Dalam keseharianya klien mudah bergaul dengan
masyarakat sekitarnya.
Selama sakit: selama proses anamnesis klien dapatmenjawab
pertanyaan dengan baik dengan bahasa jawa.
6. Pola Konsep diri
Sebelum sakit : Klien berperan sebagai kepala keluarga dan
menjalankan peranya dengan baik.
Selama sakit: selama menjalani opearasi tidak dapaat menjalankan
tugas dan pernya dengan maxsimal.
7. Pola Koping
Sebelum sakit : Klien berperan kepala rumah tangga
Selama sakit : Klien menerima kenyataan ini, klien merasa cemas
akan tindakan operasinya, karena sudah dua kali operasi.
8. Pola Nilai dan kepercayaan
40
Sebelum sakit: klien beragama islam, dan menjalankan sholat lima
waktu.
Selama sakit : klien masih bisa menjalankan sholat walaupun dengan
berbaring ditempat tidur.
C. Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum
a) Kesadaran :CM
b) Nyeri : tidak ada
c) Status gizi : baik
d) BB : 78kg, TB ; 160cm
2.Sistem persepsi sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
c) Konjubgtiva : tidak anemis
d) Sklera mata : tidak ikterik
e) Pupil : isokor
3.Sistem pernafasan
a) Hidung : bersih
b) Respirasi :20x/menit
c) Irama : teratur
d) Suara nafas : vesikuler
e) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
4. Sistem kardiovaskuler
a) TD : 130/80mmhg
b) Nadi : 84x/m
c) Irama : reguler
d) EKG : Irama ritmia normal
5.THT
Telinga : kanan-kiri simetris,tidak terdapat serumen.
Hidung : tidak terdapat secret.
41
Tenggorok : normal,tidak terdapat peradangan.
Palatum : normal
6. Abdomen :tidak teraba adanya massa,bentuk datar.
7. Muskulo skletal
a) Tangan kiri terpasang infus RL, kedua tangan dan kaki normal
b) Kekuatan otot normal
8. Integument
a) Warna kulit : sawo matang
b) Turgor kulit : baik
9. Perkemihan
BAK lancar terpasang dower kateter no 16 fr warna urine kas
Genitalia tak ada kelainan
D. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 07 Januari 2013
WBC : 9,8 g/dl
RBC : 4,91 uL
H6B : 11,9 g/dl
PLT : 474 g/dl
Albumen : 4,2 g/dl
Croatinin : 4,02 g/dl
Kalium : 4,71
Clorida : 107,6 mmol/L
Natrium : 136,6 mmol/L
RDW : 17,6 H%
LED : 8 mm/j
HBSag : Negatif
b. Radiologi
Pulma dan besar cor tak tampak kelainan.
42
E. Persiapan operasi
a. Pasien puasa 8 jam
b. Informed consent tindakan medis dan anastesi
c. Baju, selimut, dan topi kamar operasi dipakai
d. Status pasien dan formulir bahan medis habis pakai
e. Hasil pemeriksaan EKG dan laboratorium
f. Pasien dibawa ke kamar operasi
1. Analisa Data
2. Diagnose Keperawatan
a. Cemas berhubungan dengan krisis situasional ; rencana pembedahan
3. Perencanaan
No Diagnosa NOC dan indikator NIC dan Aktivitas
1 NOC: Kontrol kecemasan NIC:Penurunan kecemasan
dan koping . Setelah Pengurangan cemas;
Cemas dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan
berhubungan keperawatan selama 1x30’, yang menenangkan.
diharapkan pasien mampu 2. Jelaskan semua
dengan krisis
mengontrol tingkat prosedur dan apa yang
situasional ; kecemasan dengan indikator: dirasakan selama
rencana 1. Menunjukan tehnik untuk prosedur.
pembedahan mengontrol cemas. 3. Berikan informasi yang
2. TTV dalam batas normal faktual tentang
3. Expresi wajah tenang diagnose dan tindakan
43
pronosis.
4. Dengarkan keluhan
pasien dengan penuh
perhatihan.
5. Indentifikasi tingkat
kecemasan
6. Beri posisi yang
nyaman
7. Motivasi klien
8. Instruksiakn pasien
untuk menggunakan
tehnik relaksasi
44
Asuhan keperawatan intra operatif
1. Pengkajian
Nama : Tn. A
Umur : 78 TH
J. kelamin : Laki-laki
a) Persiapan perawat
membantu operator.
b) Persiapan alat
1. Meja operasi
3. Mesin diathermy
6. Meja operasi
45
9. Tiang infus
– Alat steril :
3. Kauter
4. Bengkok
5. Korentang
6. Set Hernia:
a) Scapel mess no 4 : 1
e) Pean : 6 buah
f) Kocher : 4 buah
m) Sonde : 1 buah
46
Alat BMHP dan AMHP:
2. Mess no 20 : 1buah
c) Persiapan Pasien
d) Prosedur Operasi
47
4. Irisan 4 cm medial spina iliaca superior anterior (sias) sampai
anulus eksternus.
48
10. Kantong hernia dbebaskan seproksimal mungkin samapi tampak
dipotong.
sonde kocher.
(Wibowo, 2008).
49
Gambar : 2.6. penampang hernioplastik dengan protesis mesh (Wibowo,
2008)
e) Evaluasi
a) Cromic no 0 :2
50
1. Analisa Data
Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem
2. Diagnose Keperawatan
a) Resiko infeksi b/d prosedur infasif tindakan pembedahan
b) Resiko injury b/d efek anestesi dan tindakan pembedahan
51
3. Perencanaan
No Diagnose NOC dan Indikator NIC dan Aktivitas
1 Resiko infeksi b/d NOC: Kontrol infeksi dan NIC: Perlindungan
prosedur kotrol resiko. Selama terhadap infeksi;
tindakan dilakukan tindakan 1. Siapkan alat dan
pembedahan pembedahan selama buka instrument
2x75menit tidak terjadi dengan tehnik
tranmisi agen infeksi, steril.
dengan indikator: 2. Cuci tangan steril
Bebas dari tanda-tanda sebelum tindakan
dan gejala infeksi; pembedahan.
rubor,kalor,dolor,funetio 3. Gunakan gaun dan
laesa. sarung tangan
ssecara steril.
4. desinfeksi area
kulit yang akan
dioperasi.
5. Draping dengan
duk steril
6. Pertahankan
kesterilitasan
2 sampai tindakan
Resiko injury b/d operasi selesai
dilakukan 7. Tutup luka secara
tindakan NOC: kotrol resiko; steril
pembedahan selama dilakukan
tindakan pembedahan NIC: Surgical
selama 2x75menit, resiko assistent
cidera dapat dikontrol. 1. Antisipasi gerakan
Dengan indikator tidak dari IV line atau
terjadi injury. alat invasif saat
pemindahan
pasien
2. Letakan ground
pada sisi yang
aman
3. Jagaposisi pasien
tetap stabil
selama tindakan
operasi
4. Optimalkan
sirkulating nurse
selama jalannya
operasi.
5. Tentukan peralatan
dan instrument
yang dipakai.
6. Hitung alat dan
instrument
52
sebelum dan
sesudah tindakan
operasi
7. Posisikan
instrument dekat
dengan area
tindakan.
8. Pastikan jumlah
alat dan BMHP
setelah operasi
9. Bantu pemindahan
pasien diRR.
4. Pelaksanaan
NO Tgl/jam Implementasi Evaluasi
1 07 1. Menyiapkan alat dan buka S.
Januari instrument dengan tehnik O : Area operasi,
2013 steril. instrument,dan tiem
09.30- 2. Mencuci tangan steril sebelum operasi tetap steril
10.30Wib tindakan pembedahan. hingga operasi selesai.
3. Menggunakan gaun dan - Tehnik sterIl tetap
sarung tangan ssecara steril. dipertahankan
4. Mendesinfeksi area kulit yang selama
akan dioperasi. intraoperatif.
5. Draping dengan duk steril - Luka tertutup bersih,
6. Mempertahankan tetap steril.
kesterilitasan sampai A. Masalah resiko
tindakan operasi selesai infeksi teratasi
7. Menutup luka secara steril sebagian
P.Lanjutkan intervensi
oleh perawat
07-1- bangsal
2013
1. Mengantisipasi gerakan dari
IV line atau alat invasif saat S.
pemindahan pasien O: Tidak terjadi injury
2. Meletakan ground pada sisi pada pasien
yang aman selama prosedur
3. Menjagaposisi pasien tetap operasi.
stabil selama tindakan operasi -Jumlah instrument
4. Mengoptimalkan sirkulating lengkap, tidak alat
nurse selama jalannya atau kasa yang
operasi. tertinggal didalam
5. Menentukan peralatan dan tubuh pasien.
instrument yang dipakai. A. Masalah resiko
6. Menghitung alat dan injury teratasi
instrument sebelum dan sebagian.
sesudah tindakan operasi P. Lanjutkan
7. Memposisikan instrument intervensi oleh
53
dekat dengan area tindakan. perawat bangsal
8. Memastikan jumlah alat dan
BMHP setelah operasi
9. Membantu pemindahan
pasien diRR.
54
Asuhan Keperawatan Post Operasi
1. Pengkajian
Dilakukan tanggal 07 Januari 2013, pukul 11 .30 wib setelah dilakukan
tindakan operasi, didapatkan data sebagai berikut:
a) Keadaan Umum baik
b) Kesadaran : compos mentis
c) Respirasi : 20x/menit
d) Tekanan darah : 130/90mmHg
e) Nadi : 80x/menit
f) Saturasi : 100%
g) Nyeri : pasien merasakan sakit pada luka operasinya
seperti di tusuk-tusuk, skala nyeri 5
h) Adanya luka jahitan post operasi herniotomi panjang 10 cm dilipat
paha sebelah kanan
i) Tidak ada rembesan darah di daerah luka operasi yang ditutup kasa
dengan hepavix
j) Bromed scale
Kriteria Nilai
55
1. Analisa Data
2. Diagnose Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan
operasi
b) Resiko cidera berhubungan dengan kondisi post operasi/obat
anestesi
3. Perencanaan
No Diagnose NOC dan Indikator NIC dan Aktivitas
1 Nyeri (akut) b/d NOC: Menegement 1. Monitor TTV
diskontuinitas nyeri 2.Lakukanpengkajian
56
jaringan akibat Setelah dilakukan nyeri secara
tindakan operasi tindakan keperawatan komprehensif
selama 1x30menit termasuk
diharapkan pasien lokasi,karakter,
mampu mengontrol durasi, frekuensi,
nyeri dan kualitas dan faktor
meningkatkan presipitasi.
kenyamanan dengan 3. Observasi reaksi
indikator: non verbal
1. Melaporkan 4. Evaluasi
frekuensi dan pengalaman nyeri
lamanya nyeri masa lalu
2. Mengenal faktor 5. Beri informasi yang
penyebab nyeri akurat untuk
3. Nyeri dapat mengurangi rasa
terkontrol nyeri.
6. Ajarkan tehnik
distraksi relaksasi.
4. Jauhkan obyek
yang berbahaya
dari lingkungane
4. Pelaksnaan
57
non verbal - Terdapat luka jahitan post
4. melakukan evaluasi operasi dilipat paha kanan
pengalaman nyeri
masa lalu
5. Memberikan informasi
yang akurat untuk
mengurangi rasa
nyeri.
6. Mengajarkan tehnik
distraksi relaksasi
2 07-1- 5. Menciptakan DS: Klienmengatakan area
2013 lingkungan yang pinggang sampai dengan kaki
11.45 aman bagi pasien. masih terasa berat.
6. Mengidentifikasi DS: Klien masih dalam
kebutuhan rasa aman pengaruh anestesi
bagi pasien Saat diminta mengangkat
7. Menjauhkan tungkai sedikit demi sedikit
lingkungan O: Pasien sadar penuh tetapi
dan peralatan yang masih tetapi masih tampak
mengancam. lemah.
- Jauhkan obyek yang A. Masalah teratasi
berbahaya dari sebagian
lingkungane. B. Lanjutkan dibangsal
58
BAB IV
A. Kesimpulan
evaluasi.
B. Saran
DR.Sardjito.
tanggung jawap.
59
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA KLIEN Tn. “A” DENGAN
HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA RESIDIF DENGAN
TINDAKAN HERNIOPLASTY METODE PROTESIS MESH
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAW
ATAN
2012
60
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
D. Tujuan……………........................................2
E. Manfaat….. .................................................3
A. Difinisi……. .................................................4
B. Anatomi Fisiologi.......................................4
C. Patofisiologi……….......................................6
1. Pengkajian...........................................................22
2. Diagnose Keperawatan.........................................28
3. Perencanaan........................................................28
4. Pelaksanaan........................................................29
5. Evaluasi..............................................................29
1..Pengkajian.........................................................30
61
2. Diagnose Kperawatan......................................36
3. Perencanaan...................................................38
4. Pelaksanaan...................................................57
5. Evaluasi.........................................................38
1. Pengkajian.....................................................39
2. Diagnose Kperawatan.....................................61
3. Perencanaan..................................................41
4. Pelaksanaan..................................................42
5. Evaluasi........................................................42
A. Kesimpulan.................................................. 44
B. Saran........................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
PenatalaksanaanHernia
6. Pengkajian
7. Diagnose Kperawatan
8. Perencanaan
9. Pelaksanaan
10. Evaluasi
62
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
63