Anda di halaman 1dari 23

Teknologi Mekanik I

BAB 4. PEMESINAN DAN LAS

Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan prinsip kerja
proses Pemesinan dan Las.
Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja mesin Gurdi, Bubut, Freis, Gerinda, Sekrap dan
Las.
2. Menjelaskan fungsi bagian-bagian utama mesin Gurdi, Bubut, Freis,
Gerinda, Sekrap dan Las.
3. Menyebutkan jenis pahat mesin Gurdi, Bubut, Freis, Sekrap
4. Menyebutkan jenis batu Gerinda
5. Menyebutkan jenis mesin Las dan penggunaannya masing-masing
4.1 Mesin Gurdi
4.1.1. Pendahuluan
Mesin gurdi adalah mesin perkakas yang berfungsi untuk membuat lubang
pada benda kerja. Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan, mesin gurdi
juga dapat digunakan antara lain :
a. Memperluas lubang dengan kepresisian tertentu.
b. Membuat fillet (menggunakan contersink)
c. Membuat lubang bertingkat (menggunakan stepdrill)
d. Menggerinda (menggunakan gerinda khusus yang dapat dipasang pada
mesin gurdi)
4.1.2. Jenis mesin gurdi
1. Mesin gurdi tangan (hand drill)
a). Mesin gurdi jenis ini pahat potongnya digerakkan secara manual
(dengan tangan) melalui tangkai pemutar dan pasangan roda gigi.
b). Mesin gurdi jenis ini pahat potongnya digerakkan menggunakan
motor listrik.

a} b}

Gambar 4. 1 Mesin gurdi tangan

1 / 23
Teknologi Mekanik I

2. Mesin gurdi meja


Mesin gurdi jenis ini dipasang di atas meja kerja, pahat potongnya
digerakkan menggunakan motor listrik, melalui pasangan puli dan sabuk
V (V belt).

Gambar 4. 2 Mesin gurdi meja


3. Mesin gurdi tiang
Mesin gurdi jenis ini dipasang di lantai, pahat potongnya digerakkan
menggunakan motor listrik, melalui pasangan puli dan sabuk V (V belt).

Gambar 4. 3 Mesin Gurdi Meja


4. Mesin gurdi radial

Gambar 4. 4 Mesin gurdi tiang

2 / 23
Teknologi Mekanik I

5. Mesin gurdi berporos jamak


Dengan mesin ini dapat dilakukan pembuatan beberapa lubang sekaligus
(dalam satu gerakan poros kebawah)

motor penggerak poros utama

poros utama

pahat gurdi

meja mesin

Gambar 4. 5 Mesin gurdi berporos jamak


6. Mesin gurdi horizontal
Pembuatan lubang menggunakan mesin ini hanya dapat dilakukan
dengan pemakanan ke arah horizontal.

Gambar 4. 6 Mesin gurdi horizontal


3 / 23
Teknologi Mekanik I

4.1.3. Bagian-bagian pokok mesin gurdi

Gambar 4. 7 Nama bagian-bagian mesin gurdi


4.1.4. Pengoperasian mesin gurdi
Setiap jenis mesin gurdi atau tiap merk mesin gurdi memiliki peralatan
pengoperasian mesin yang berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya prosedur
pengoperasian mesin gurdi dapat dijelaskan langkah-langkahnya sebagai
berikut :
a. Hitung putaran poros sesuai dengan diameter pahat yang digunakan
dengan rumus
n = putaran poros/putaran pahat [rpm]
1000 v C
n= di mana :
π D
VC= kecepatan potong [m min ]
D = diameter pahat gurdi [mm]
b. Seting/atur tuas-tuas atau tombol-tombol hingga diperoleh putaran yang
sesuai dengan perhitungan putaran poros

4 / 23
Teknologi Mekanik I

c. Pasang pahat gurdi pada poros menggunakan alat pencekam pahat yang
sesuai (menggunakan drill chuck atau taper sleeve )
d. Pasang benda kerja yang akan dikerjakan
e. Seting/atur letak ujung pahat pada bagian permukaan benda kerja yang
akan dikerjakan
f. Hidupkan mesin gurdi
g. Turunkan poros mesin gurdi agar terjadi pemotongan (pembuatan
lubang)
4.1.5. Pahat gurdi

Gambar 4. 8 Pahat gurdi


Jenis pahat gurdi yang lain untuk pembuatan lubang khusus (bertingkat,
fillet)

Gambar 4. 9 Bentuk pahat gurdi khusus

5 / 23
Teknologi Mekanik I

Standar pahat untuk berbagai keperluan dapat dilihat tabel dibawah.


Tabel 4. 1 Pahat gurdi

6 / 23
Teknologi Mekanik I

4.2 Mesin Bubut


4.2.1. Pendahuluan
Mesin bubut berfungsi untuk mengerjakan (membuat) benda-kerja yang
berbentuk silindris, baik benda pejal (membubut luar), maupun lubang
(membubut dalam), serta dengan diameter tetap (membubut rata) atau
diameter berubah (membubut tirus). Mesin bubut juga dapat untuk membuat
ulir serta kartel.
Gerak-utama mesin bubut dijalankan oleh motor listrik penggerak melalui
mekanisme pengatur kecepatan putar, yang disebut mekanisme gerak-
utama. Pada mekanisme gerak-utama terdapat poros keluaran yang
berfungsi untuk melakukan gerak-utama memutar benda-kerja. Poros ini
disebut poros-utama atau spindel. Pada ujung spindel dipasang alat
pemegang benda-kerja. Garis sumbu spindel disebut sumbu-utama mesin
bubut.
Gerak suap/ pemakanan/ feeding mesin bubut dapat dijalankan
menggunakan tangan atau disetel bergerak otomatis, yang sumber
gerakannya diperoleh dari perputaran poros-utama, ini berarti kecepatan
pemakanan otomatis merupakan fungsi kecepatan putar benda-kerja. Sifat
hubungan tersebut yang memungkinkan mesin bubut dapat digunakan untuk
membuat ulir.
4.2.2. Bagian-bagian pokok mesin bubut
4.2.2.1. Kepala-tetap (head stock)
Kepala-tetap terdiri dari poros-utama (spindle) dan kotak roda-gigi (gear
box) yang berisi konfigurasi beberapa roda-gigi yang dengan pengaturan
tertentu (pasangan), sehingga menghasilkan beberapa variasi kecepatan
putaran poros-utama dimana pencekam benda-kerja dipasang.

Gambar 4. 10 Kepala-tetap

7 / 23
Teknologi Mekanik I

4.2.2.2. Kepala-lepas (tail stock)


Kepala-lepas digunakan untuk tumpuan ujung benda-kerja, menggunakan
ujung senter-putar sebagai titian tumpuan. Tinggi ujung senter kepala-
lepas setinggi sumbu-utama mesin bubut. Dengan demikian kedudukan
benda-kerja yang dipasang pada mesin bubut benar-benar horizontal
Kepala-lepas dipasang pada alas mesin (bed) dan dapat digerakkan
sepanjang alas tersebut menjauhi atau mendekati kepala-tetap. Pada
kepala-lepas terdapat poros yang berlubang tirus dimana senter-tetap,
senter-putar atau pencekam pahat gurdi (drill chuck) dipasang. Poros
tersebut dapat digerakkan keluar atau masuk kedalam badan kepala-lepas
dengan cara memutar roda-tangan (hand wheel).

Gambar 4. 11 Kepala-lepas

Gambar 4. 12 Kedudukan senter sentris dan taksentris

Badan kepala-lepas dapat digeser relatif terhadap alasnya pada arah


melintang alas mesin bubut (bed). Pada badan dan alas kepala-lepas di
bawah roda-tangan terdapat tanda garis. Bila tanda garis pada badan
kepala-lepas segaris dengan tanda garis pada alasnya, berarti sumbu
senter kepala-lepas segaris dengan sumbu-utama (garis sumbu poros-
8 / 23
Teknologi Mekanik I

utama) mesin bubut. Pada kedudukan ini dikatakan : senter kepala-lepas


pada kedudukan sentris. Bila tanda garis pada badan tidak segaris dengan
tanda garis pada alas, sumbu senter kepala-lepas tidak segaris dengan
sumbu-utama. Kedudukan ini dikatakan : senter kepala-lepas pada
kedudukan taksentris. Kedudukan senter taksentris digunakan untuk
tumpuan benda-kerja ketika dibubut tirus.
4.2.2.3. Eretan (carriage)
Eretan (carriage) adalah bagian dari mesin bubut di mana eretan-
melintang, eretan-atas dan penjepit pahat (tool post) dipasang. Eretan ini
terletak antara kepala-tetap dengan kepala-lepas dan dapat digerakkan
mendekati atau menjauhi kepala-tetap Dengan gerakan eretan ini
dimungkinkan terjadinya gerak pemakanan (feeding).
Eretan-melintang dipasang pada carriage dan dapat digerakkan dengan
arah tegak lurus gerakan carriage, Dengan gerakan eretan-melintang
tersebut dimungkinkan terjadinya gerak penyetelan (kedalaman
pemotongan).
Eretan-atas dipasang pada eretan-melintang dan dapat digerakkan
menjauhi atau mendekati kepala-tetap dan dapat disetting sehingga
membentuk gerakan menyudut yang memungkinkan untuk membubut
bentuk tirus. Pada eretan-atas ini penjepit pahat (tool post) dipasangkan.

Gambar 4. 13 Eretan, eretan-melintang, eretan-atas dan penjepit pahat


4.2.2.4. Pengoperasian mesin bubut
Tiap-tiap jenis mesin bubut atau tiap-tiap merk mesin bubut memiliki alat
pengoperasian mesin yang berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya prosedur
pengoperasian mesin bubut dapat dijelaskan langkah-langkahnya sebagai
berikut :

9 / 23
Teknologi Mekanik I

a. Hitung putaran poros sesuai dengan diameter benda kerja yang akan
dibubut dengan rumus :
1000 v C
n=
π D
di mana : n = putaran poros/putaran benda-kerja [rpm]
VC= kecepatan potong [m min ]
D = diameter benda-kerja [mm]
b. Seting/atur tuas-tuas atau tombol-tombol hingga diperoleh putaran
yang sesuai dengan perhitungan putaran poros/benda-kerja
c. Pasang pahat bubut yang sesuai dengan penggunaannya pada alat
pencekam pahat yang sesuai (menggunakan tool holder/ tool post)
d. Pasang benda kerja yang akan dikerjakan
e. Hidupkan mesin bubut
f. Seting/atur letak ujung pahat pada bagian permukaan diameter benda
kerja yang akan dikerjakan
g. Seting/atur drum skala pada angka nol (sering disebut seting nol)
h. Gerakkan pahat bubut agar terjadi pemotongan (sesuai pembubutan
rata/pembubutan muka)

4.2.2.5. Pahat bubut


Pahat-bubut adalah perlengkapan mesin bubut yang berfungsi sebagai
pemotong benda-kerja, gerakan pahat sejajar sumbu benda-kerja untuk
pembubutan rata, gerakan tegak lurus sumbu benda-kerja untuk
pembubutan muka (facing), atau menyudut untuk pembubutan tirus
Jenis pahat menurut gerakan pemakanannya dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pahat kiri
2. Pahat kanan

Gambar 2. 1 Pahat kiri & pahat kanan


Berdasarkan penggunaannya pahat bubut dibedakan 7, yaitu :
1. Pahat kasar
2. Pahat rata
3. Pahat chamfer
4. Pahat alur
5. Pahat ulir
6. Pahat potong

10 / 23
Teknologi Mekanik I

7. Pahat radius

2
3
4
5
6
7
Gambar 4. 14 Contoh bentuk pahat-bubut
Jenis pahat sisipan berdasarkan ikatannya dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Sisipan dengan pengikatan tidak permanen
alur

chip
breaker a. Berbentuk alur
pada bidang geram
datar

b. Berbentuk datar
pada bidang geram
Gambar 4. 15 Pahat sisipan tidak permanen

2. Sisipan dengan pengikatan permanen


brass
carbide

baja carbon

Gambar 4. 16 Pahat sisipan permanen


11 / 23
Teknologi Mekanik I

4.3 Mesin freis


4.3.1. Pendahuluan
Mesin freis adalah salah satu jenis mesin-perkakas di mana dalam
melakukan proses pemotongan menggunakan pahat-potong bermata jamak,
dengan gerak utama berputar dilakukan oleh pahat freis, sedangkan gerak
pemakanan dilakukan oleh benda-kerja (untuk kasus tertentu dilakukan
oleh pahat), serta gerak penyetelan (mengatur kedalaman pemotongan)
dilakukan oleh benda-kerja (untuk kasus tertentu dilakukan oleh pahat).
4.3.2. Bagian-bagian pokok mesin freis
4.3.2.1. Kepala
Pada bagian ini poros-utama (spindel) mesin freis berada dan pada poros
ini pahat-freis (cutter) dipasang menggunakan alat pencekam pahat yang
sesuai dengan jenis pahatnya.

Gambar 3. 1 Kepala mesin freis


4.3.2.2. Badan mesin
Badan mesin berfungsi untuk menopang kepala-mesin dan di dalam
badan- mesin ini sebagian mekanisme penggerak mesin freis
ditempatkan.

Gambar 3. 2 Badan mesin freis

12 / 23
Teknologi Mekanik I

4.3.2.3. Meja mesin


Meja mesin berfungsi untuk meletakkan benda-kerja yang akan
dikerjakan.

Gambar 3. 3 Meja mesin freis


4.3.3. Pahat freis
Berdasarkan cara pencekamannya pahat-freis dibedakan menjadi dua,
yaitu : Pahat freis bertangkai dan pahat freis tak bertangkai.
4.3.3.1 Pahat freis bertangkai
a. Pahat-freis bertangkai silindrik

a b

c d
Gambar 3. 4 Contoh pahat-freis bertangkai silindrik
b. Pahat-freis bertangkai tirus
Pahat-freis ini pada dasarnya sama dengan pahat-freis bertangkai
silindrik, perbedaanya hanya pada bentuk tangkainya, dan biasanya
pahat bertangkai tirus ini berukuran lebih besar dari pada pahat
bertangkai silindrik.

4.3.3.2 Pahat-freis tak bertangkai (berlubang)

a b c

13 / 23
Teknologi Mekanik I

d e f
Gambar 3. 5 Contoh pahat-freis tak bertangkai

4.4 Mesin gerinda


4.4.1. Pendahuluan
Penggerindaan adalah operasi pemotongan, benda kerja yang telah
dikeraskan (pada umumnya) agar diperoleh permukaan yang halus dengan
menggunakan batu gerinda sebagai alat potong, yang melakukan gerak
utama berputar.
Pemotongan terjadi akibat gesekan butiran tajam di bagian permukaan batu
gerinda yang berputar dengan permukaan benda kerja.
4.4.2. Bagian-bagian pokok mesin gerinda

Gambar 4. 17 Mesin gerinda berdiri

14 / 23
Teknologi Mekanik I

4.4.3. Pengoperasian mesin gerinda


Pengoperasian mesin gerinda berdiri dilakukan hanya dengan menekan
sakelar/tombol on/of untuk mengalirkan arus listrik ke motor listrik
penggerak/pemutar poros batu gerinda.
4.4.4. Batu gerinda
Batu gerinda dibuat dari dua elemen dasar yakni butir asahan/ serbuk abrasif
dan bahan pengikat, dari kedua elemen tersebut batu gerinda dibuat menjadi
bermacam-macam bentuk dan ukuran.
4.4.4.1 Butir asahan/ serbuk abrasif
Ada 5 jenis serbik abrasif yakni :
1. Aluminium axide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
a. Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
b. Penggerindaan baja paduan yang keras dan tidak tahan panas
2. Silicon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
a. Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
dengan kekuatan tarik rendah (nonferrous)
b. Penggerindaan besi cor
3. Campuran aluminium oxide dan silikon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan material khusus (special alloys)
4. Cubic boron nitride
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
a. Penggerindaan umum dan proses penghalusan
b. Penggerindaan baja perkakas yang telah dikeraskan
5. Intan
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan karbida baik kondisi kering maupun dengan cairan
pendingin.
4.4.4.2 Bahan pengikat
Jenis bahan pengikat butir asahan/ serbuk abrasif sangat menentukan
karakteristik batu gerinda dalam kaitannya dengan keberhasilan
penggerindaan.

Ada 5 jenis bahan pengikat yakni :


1. Keramik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Ikatannya kuat sampai temperatur kerja yang cukup tinggi
b. Menghasilkan batu gerinda yang berpori-pori
c. Tidak tahan beban kejut
d. Tidak tahan terhadap fluktuasi temperatur yang besar
2. Silika
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Ikatannya kurang kuat bila dibanding keramik
b. Tidak menimbulkan panas yang berlebihan

15 / 23
Teknologi Mekanik I

3. Karet
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
b. Elastisitasnya melebihi keramik
c. Tahan beban kejut
d. Menghasilakn permukaan yang halus
e. Menimbulkan panas yang tinggi bila kondisi penggerindaan berat
f. Dapat digabung/dicampur serat penguat
4. Plastik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Elastisitasnya melebihi keramik
b. Tahan beban kejut
c. Ikatannya kuat sampai pada temperatur yang cukup tinggi
5. Shellac
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Elastisitasnya melebihi keramik
b. ]]Menghasilkan permukaan yang halus
6. Metal
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Ikatannya kuat sampai temperatur yang cukup tinggi
b. Menghasilkan batu gerinda yang bersifat penghantar arus listrik
c. Cocok untuk mengikat butir asahan/ serbuk abrasif dari intan
4.4.4.3 Kekerasan batu gerinda
Kekerasan batu gerinda adalah tingkat kekuatan bahan perekat dalam me-
ngikat butir asahan/ serbuk abrasif. Batu gerinda keras adalah batu
gerinda yang bahan pengikatnya sangat kuat memegang butir asahan/
serbuk abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif yang terletak di
permukaan sangat sulit terlepas. Batu gerinda lunak adalah batu gerinda
yang bahan pengikatnya kurang kuat memegang butir asahan/ serbuk
abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif yang terletak di permukaan
mudah lepas.
Tingkat kekerasan batu gerinda dinyatakan dengan huruf, dari huruf A
(sangat lunak) sampai huruf Z (sangat keras).
Pemilihan kekerasan batu gerinda dipengaruhi faktor-faktor antara lain :
1. Kekerasan bahan yang digerinda
Menggerinda bahan yang keras menyebabkan butir asahan/ serbuk
abrasif yang terletak di permukaan batu gerinda cepat menjadi
tumpul. Bila menggunakan batu gerinda keras, kecepatan tumpul
butiran-butiran asah di permukaan lebih tinggi dari pada kecepatan
pembuangannya (lepasnya butir asahan dari permukaan batu gerinda),
akibatnya batu gerinda menjadi licin tidak mampu melakukan
pemotongan. Dengan demikian untuk mengasah bahan yang keras,
sebaiknya digunakan batu gerinda yang lunak.
Sebaliknya untuk menggerinda bahan lunak butir asah dipermukaan
tidak cepat tumpul. Bila menggunakan batu gerinda lunak kecepatan
pembuangan butir batu asah dipermukaan lebih tinggi dari pada
kecepatan tumpul butir batu asah, akibatnya terjadi pemborosan
(karena banyak butir asahan/ serbuk abrasif yang masih tajam sudah

16 / 23
Teknologi Mekanik I

terbuang/terlepas dari batu gerinda). Maka untuk mengasah bahan


lunak sebaiknya menggunakan batu gerinda keras.
2. Kondisi
Batu gerinda lunak dianjurkan digunakan pada mesin yang kokoh,
mesin ringan dianjurkan menggunkan batu gerinda keras.
4.4.4.4 Identifikasi batu gerinda
Identitas batu gerinda ditulis pada kertas label yang ditempelkan pada
bagian roda gerinda dimana tidak akan hilang walaupun batu gerinda
tersebut telah digunakan. Identitas tersebut terdiri dari huruf dan angka.
Menurut ANSI (American National Standards Institute), khususnya
(ANSI Standards) nomor B74.13-1977
Identitas tersebut merupakan informasi mengenai batu gerinda, yakni :
A. Spesifikasi komposisi batu gerinda
Spesifikasi ini mencakup informasi mengenai :
1. Bahan butir asahan/ serbuk abrasif
2. Ukuran butir
3. Kekerasan batu gerinda
4. Struktur batu gerinda
5. Jenis bahan perekat
Contoh penulisannya seperti bagan nomor 1

Bagan 1 Kodifikasi batu gerinda

17 / 23
Teknologi Mekanik I

B. Spesifikasi bentuk/ ukuran batu gerinda


Spesifikasi ini mencakup informasi mengenai :
1. Tipe batu gerinda

18 / 23
Teknologi Mekanik I

2. Bentuk ujung tepi batu gerinda

Gambar 5. 1. Bentuk ujung tepi batu gerinda


3. Ukuran batu gerinda (diameter dan tebal)
4. Ukuran lubang poros
5. Kecepatan putar maksimum

Gambar 5. 2. Penandaan pada batu gerinda

4.5 Las
Las berfungsi untuk menyambung logam dengan cara memanaskan logam
tersebut hingga mencair bersama bahan tambahmya♦ (elektroda atau kawat las)
dan membiarkan keduanya (logam induk dan bahan tambah) membeku kembali
sehingga diperoleh ikatan yang kuat.
Jenis las antara lain :

a. Las oxy-acetylene
Proses pengelasan jenis ini sumber panas diperoleh dengan cara membakar
gas acetylene. Sedangkan gas acetylene diperoleh dengan cara mereaksikan
antara calcium carbide (Ca C2) dengan air (H2O). Reaksi dari dua unsur
tersebut akan menghasilkan gas acetylene (C2H2), Calcium hidroksida
(Ca(OH)2 dan kalor


Kecuali las listrik jenis tekan
19 / 23
Teknologi Mekanik I

Gambar 3. 6 Mesin las Oxy-acetylene


Penyambungan pelat menggunakan las acetylene ini penggunaannya sangat
terbatas, sehubungan dengan perubahan bentuk akibat panas yang
ditimbulkan, sehingga untuk menyambung biasanya tidak perlu seluruh
permukaan kontak di las (bagian-bagian tertentu saja)

b. Las tahanan listrik


Pada pengelasan ini arus listrik dihantarkan melalui bidang-bidang sentuh
dari bagian-bagian yang akan disambungkan. Energi listrik diubah menjadi
panas oleh resistantnya, setelah mana bidang-bidang sentuh menjadi lembek,
disambungkan satu sama lain tanpa penambahan bahan.

Gambar 3. 7 Skema Las titik


c. Las busur listrik
Panas yang diperlukan untuk pengelasan ini diperoleh dari busur nyala
api listrik.
Untuk pengelasan ini kuat arus yang diperlukan tergantung pada :

∗ Bahan logam yang dilas


∗ Tebal logam yang dilas
∗ Jenis elektroda yang akan digunakan
∗ Diameter elektroda
∗ Bentuk kampuh
∗ Posisi pengelasan

20 / 23
Teknologi Mekanik I

∗ Polaritas kutub-kutubnya

Gambar 3. 8 Las busur listrik


Penyambungan pelat menggunakan cara ini sangat terbatas (hanya cocok
untuk ketebalan pelat lebih besar dari 4 mm)

d. Gas Metal Arc Welding (GMAW)

10

2 7 1
8 3

5
6 4

Gambar 3. 9 Instalasi las MIG

Keterangan :
1. Pemegang elektroda 5. Kabel las 8. Tabung gas mulia
2. Gulungan elektroda 6. Pembangkit tegangan 9. Saluran pembuangan air
3. Elektroda frekwensi tinggi pendingin
4. Benda kerja 7. Saluran gas mulia 10. Kran air pendingin

21 / 23
Teknologi Mekanik I

Jenis las ini juga disebut Las Metal Inert Gas (MIG) disebut juga las
sigma panas yang digunakan untuk mencairkan benda kerja dan bahan
tambahnya diperoleh dari busur nyala api antara elektroda (yang meleleh)
dengan benda kerjanya. Sekeliling elektrodanya dihembuskan gas argon
(gas mulia, Inert) yang tidak bereaksi dengan zat apapun, sehingga cairan
logam (benda kerja dan bahan elektroda-nya) terhindar dari pencemaran
yang dapat mempengaruhi hasil pengelasan.
Elektroda las MIG ini berupa kawat yang pengumpanannya (gerakannya)
diatur oleh motor secara otomatis, kawat akan disalurkan keluar secara
otomatis melalui pemegang sekaligus sebagai pengarahnya dari gulungan
kawat yang sangat panjang. Karena kekuatan arusnya yang tinggi,
kecepatan pengelasannya juga tinggi.

e. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)


Jenis las ini juga disebut las TIG (Tungsten Inert Gas) sering disebut juga
las Argon Arc panas yang digunakan untuk mencairkan benda kerja dan
bahan tambahnya diperoleh dari busur nyala api antara elektroda wolfram
(yang tidak meleleh) dengan benda kerjanya. Sekeliling elektrodanya
dihembuskan gas argon (gas mulia, Inert) yang tidak bereaksi dengan zat
apapun, sehingga cairan logam (benda kerja dan bahan tambahnya)
terhindar dari pencemaran yang dapat mempengaruhi hasil pengelasan.

saluran gas
bahan tambah

saluran air
benda kerja
elektroda wolfram

Gambar 6. 1. Pemegang elektroda

Keterangan :
1. Pemegang elektroda
2. Bahan tambah
3. Elektroda
4. Benda kerja
5. Kabel listrik
6. Pembangkit tegangan
Frekwensi tinggi
7. Saluran gas mulia
8. Tabung gas mulia
9. Saluran air pendingin
10. Kran air pendingin

Gambar 6. 2. Instalasi las TIG


22 / 23
Teknologi Mekanik I

Pengelasan jenis ini cocok untuk semua logam, tetapi lebih cocok untuk
semua logam yang sangat cepat beroksidasi seperti aluminium,
magnesium, tembaga dan baja yang berpaduan tinggi. Sebagai bahan
tambah digunakan batangan batangan logam yang sesuai dengan bahan
benda kerjanya (bahan yang dilas). Karena panas yang diterima elektroda
sangat tinggi maka agar tidak merusak pemegang elektrodanya perlu
diberi pendingin air. Untuk menyalakan busur api, elektrodanya tidak
perlu menyentuh benda kerja dan supaya busur apinya stabil, dipasang
suatu alat pembangkit tegangan pembantu berfrekwensi tinggi. . Logam
yang dapat dilas dengan las MIG juga dapat dilas dengan las TIG. Bila
pada las MIG selalu menggunakan arus bolak-balik las TIG
menggunakan arus searah

23 / 23

Anda mungkin juga menyukai