a} b}
1 / 23
Teknologi Mekanik I
2 / 23
Teknologi Mekanik I
poros utama
pahat gurdi
meja mesin
4 / 23
Teknologi Mekanik I
c. Pasang pahat gurdi pada poros menggunakan alat pencekam pahat yang
sesuai (menggunakan drill chuck atau taper sleeve )
d. Pasang benda kerja yang akan dikerjakan
e. Seting/atur letak ujung pahat pada bagian permukaan benda kerja yang
akan dikerjakan
f. Hidupkan mesin gurdi
g. Turunkan poros mesin gurdi agar terjadi pemotongan (pembuatan
lubang)
4.1.5. Pahat gurdi
5 / 23
Teknologi Mekanik I
6 / 23
Teknologi Mekanik I
Gambar 4. 10 Kepala-tetap
7 / 23
Teknologi Mekanik I
Gambar 4. 11 Kepala-lepas
9 / 23
Teknologi Mekanik I
a. Hitung putaran poros sesuai dengan diameter benda kerja yang akan
dibubut dengan rumus :
1000 v C
n=
π D
di mana : n = putaran poros/putaran benda-kerja [rpm]
VC= kecepatan potong [m min ]
D = diameter benda-kerja [mm]
b. Seting/atur tuas-tuas atau tombol-tombol hingga diperoleh putaran
yang sesuai dengan perhitungan putaran poros/benda-kerja
c. Pasang pahat bubut yang sesuai dengan penggunaannya pada alat
pencekam pahat yang sesuai (menggunakan tool holder/ tool post)
d. Pasang benda kerja yang akan dikerjakan
e. Hidupkan mesin bubut
f. Seting/atur letak ujung pahat pada bagian permukaan diameter benda
kerja yang akan dikerjakan
g. Seting/atur drum skala pada angka nol (sering disebut seting nol)
h. Gerakkan pahat bubut agar terjadi pemotongan (sesuai pembubutan
rata/pembubutan muka)
10 / 23
Teknologi Mekanik I
7. Pahat radius
2
3
4
5
6
7
Gambar 4. 14 Contoh bentuk pahat-bubut
Jenis pahat sisipan berdasarkan ikatannya dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Sisipan dengan pengikatan tidak permanen
alur
chip
breaker a. Berbentuk alur
pada bidang geram
datar
b. Berbentuk datar
pada bidang geram
Gambar 4. 15 Pahat sisipan tidak permanen
baja carbon
12 / 23
Teknologi Mekanik I
a b
c d
Gambar 3. 4 Contoh pahat-freis bertangkai silindrik
b. Pahat-freis bertangkai tirus
Pahat-freis ini pada dasarnya sama dengan pahat-freis bertangkai
silindrik, perbedaanya hanya pada bentuk tangkainya, dan biasanya
pahat bertangkai tirus ini berukuran lebih besar dari pada pahat
bertangkai silindrik.
a b c
13 / 23
Teknologi Mekanik I
d e f
Gambar 3. 5 Contoh pahat-freis tak bertangkai
14 / 23
Teknologi Mekanik I
15 / 23
Teknologi Mekanik I
3. Karet
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
b. Elastisitasnya melebihi keramik
c. Tahan beban kejut
d. Menghasilakn permukaan yang halus
e. Menimbulkan panas yang tinggi bila kondisi penggerindaan berat
f. Dapat digabung/dicampur serat penguat
4. Plastik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Elastisitasnya melebihi keramik
b. Tahan beban kejut
c. Ikatannya kuat sampai pada temperatur yang cukup tinggi
5. Shellac
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Elastisitasnya melebihi keramik
b. ]]Menghasilkan permukaan yang halus
6. Metal
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
a. Ikatannya kuat sampai temperatur yang cukup tinggi
b. Menghasilkan batu gerinda yang bersifat penghantar arus listrik
c. Cocok untuk mengikat butir asahan/ serbuk abrasif dari intan
4.4.4.3 Kekerasan batu gerinda
Kekerasan batu gerinda adalah tingkat kekuatan bahan perekat dalam me-
ngikat butir asahan/ serbuk abrasif. Batu gerinda keras adalah batu
gerinda yang bahan pengikatnya sangat kuat memegang butir asahan/
serbuk abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif yang terletak di
permukaan sangat sulit terlepas. Batu gerinda lunak adalah batu gerinda
yang bahan pengikatnya kurang kuat memegang butir asahan/ serbuk
abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif yang terletak di permukaan
mudah lepas.
Tingkat kekerasan batu gerinda dinyatakan dengan huruf, dari huruf A
(sangat lunak) sampai huruf Z (sangat keras).
Pemilihan kekerasan batu gerinda dipengaruhi faktor-faktor antara lain :
1. Kekerasan bahan yang digerinda
Menggerinda bahan yang keras menyebabkan butir asahan/ serbuk
abrasif yang terletak di permukaan batu gerinda cepat menjadi
tumpul. Bila menggunakan batu gerinda keras, kecepatan tumpul
butiran-butiran asah di permukaan lebih tinggi dari pada kecepatan
pembuangannya (lepasnya butir asahan dari permukaan batu gerinda),
akibatnya batu gerinda menjadi licin tidak mampu melakukan
pemotongan. Dengan demikian untuk mengasah bahan yang keras,
sebaiknya digunakan batu gerinda yang lunak.
Sebaliknya untuk menggerinda bahan lunak butir asah dipermukaan
tidak cepat tumpul. Bila menggunakan batu gerinda lunak kecepatan
pembuangan butir batu asah dipermukaan lebih tinggi dari pada
kecepatan tumpul butir batu asah, akibatnya terjadi pemborosan
(karena banyak butir asahan/ serbuk abrasif yang masih tajam sudah
16 / 23
Teknologi Mekanik I
17 / 23
Teknologi Mekanik I
18 / 23
Teknologi Mekanik I
4.5 Las
Las berfungsi untuk menyambung logam dengan cara memanaskan logam
tersebut hingga mencair bersama bahan tambahmya♦ (elektroda atau kawat las)
dan membiarkan keduanya (logam induk dan bahan tambah) membeku kembali
sehingga diperoleh ikatan yang kuat.
Jenis las antara lain :
a. Las oxy-acetylene
Proses pengelasan jenis ini sumber panas diperoleh dengan cara membakar
gas acetylene. Sedangkan gas acetylene diperoleh dengan cara mereaksikan
antara calcium carbide (Ca C2) dengan air (H2O). Reaksi dari dua unsur
tersebut akan menghasilkan gas acetylene (C2H2), Calcium hidroksida
(Ca(OH)2 dan kalor
♦
Kecuali las listrik jenis tekan
19 / 23
Teknologi Mekanik I
20 / 23
Teknologi Mekanik I
∗ Polaritas kutub-kutubnya
10
2 7 1
8 3
5
6 4
Keterangan :
1. Pemegang elektroda 5. Kabel las 8. Tabung gas mulia
2. Gulungan elektroda 6. Pembangkit tegangan 9. Saluran pembuangan air
3. Elektroda frekwensi tinggi pendingin
4. Benda kerja 7. Saluran gas mulia 10. Kran air pendingin
21 / 23
Teknologi Mekanik I
Jenis las ini juga disebut Las Metal Inert Gas (MIG) disebut juga las
sigma panas yang digunakan untuk mencairkan benda kerja dan bahan
tambahnya diperoleh dari busur nyala api antara elektroda (yang meleleh)
dengan benda kerjanya. Sekeliling elektrodanya dihembuskan gas argon
(gas mulia, Inert) yang tidak bereaksi dengan zat apapun, sehingga cairan
logam (benda kerja dan bahan elektroda-nya) terhindar dari pencemaran
yang dapat mempengaruhi hasil pengelasan.
Elektroda las MIG ini berupa kawat yang pengumpanannya (gerakannya)
diatur oleh motor secara otomatis, kawat akan disalurkan keluar secara
otomatis melalui pemegang sekaligus sebagai pengarahnya dari gulungan
kawat yang sangat panjang. Karena kekuatan arusnya yang tinggi,
kecepatan pengelasannya juga tinggi.
saluran gas
bahan tambah
saluran air
benda kerja
elektroda wolfram
Keterangan :
1. Pemegang elektroda
2. Bahan tambah
3. Elektroda
4. Benda kerja
5. Kabel listrik
6. Pembangkit tegangan
Frekwensi tinggi
7. Saluran gas mulia
8. Tabung gas mulia
9. Saluran air pendingin
10. Kran air pendingin
Pengelasan jenis ini cocok untuk semua logam, tetapi lebih cocok untuk
semua logam yang sangat cepat beroksidasi seperti aluminium,
magnesium, tembaga dan baja yang berpaduan tinggi. Sebagai bahan
tambah digunakan batangan batangan logam yang sesuai dengan bahan
benda kerjanya (bahan yang dilas). Karena panas yang diterima elektroda
sangat tinggi maka agar tidak merusak pemegang elektrodanya perlu
diberi pendingin air. Untuk menyalakan busur api, elektrodanya tidak
perlu menyentuh benda kerja dan supaya busur apinya stabil, dipasang
suatu alat pembangkit tegangan pembantu berfrekwensi tinggi. . Logam
yang dapat dilas dengan las MIG juga dapat dilas dengan las TIG. Bila
pada las MIG selalu menggunakan arus bolak-balik las TIG
menggunakan arus searah
23 / 23