Anda di halaman 1dari 25

Teknik Pemesinan

BAB 2. MESIN BUBUT

Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat memahami jenis-jenis dan
proses pengerjaan menggunakan mesin bubut.

Tujuan Instruksional Khusus


Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menyebutkan macam macam mesin bubut
2. Menjelaskan perlengkapan pada mesin bubut
3. Menjelaskan jenis-jenis pahat-bubut
4. Menjelaskan proses pembubutan rata maupun tirus
5. Menjelaskan pembuatan ulir dengan mesin bubut
6. Menjelaskan perhitungan waktu kerja mesin bubut
7. Menjelaskan proses mengkartel

2.1 Pendahuluan
Mesin bubut berfungsi untuk mengerjakan (membuat) benda-kerja yang
berbentuk silindris, baik benda pejal (membubut luar), maupun lubang
(membubut dalam), serta dengan diameter tetap (membubut rata) atau diameter
berubah (membubut tirus). Mesin bubut juga dapat untuk membuat ulir serta
kartel.
Gerak-utama mesin bubut dijalankan oleh motor listrik penggerak
melalui mekanisme pengatur kecepatan putar, yang disebut mekanisme gerak-
utama. Pada mekanisme gerak-utama terdapat poros keluaran yang berfungsi
untuk melakukan gerak-utama memutar benda-kerja. Poros ini disebut poros-
utama atau spindel. Pada ujung spindel dipasang alat pemegang benda-kerja.
Gerak suap/ pemakanan/ feeding mesin bubut dapat dijalankan menggunakan
tangan atau disetel bergerak otomatis, yang sumber gerakannya diperoleh dari
perputaran poros-utama, ini berarti kecepatan pemakanan otomatis merupakan
fungsi kecepatan putar benda-kerja. Sifat hubungan tersebut yang
memungkinkan mesin bubut dapat digunakan untuk membuat ulir.

2.2 Jenis mesin bubut.


Berdasarkan orientasi arah sumbu-utama, mesin bubut dibedakan
menjadi dua yaitu mesin bubut horizontal dan mesin bubut vertikal.

Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, terdapat beberapa jenis mesin bubut,
antara lain :
a. Mesin bubut senter.
Mesin bubut senter merupakan jenis mesin bubut horizontal yang
paling banyak dipergunakan di bengkel-bengkel produksi. Mesin ini bekerja
dengan bantuan kepala-tetap yang merupakan tempat kedudukan roda-gigi-
roda-gigi penghubung antara motor penggerak dengan poros-utama. Adanya

PSD 3 T MESIN UNDIP


1 / 23
Teknik Pemesinan

roda-gigi penghubung tersebut, memungkinkan poros-utama berputar


dengan berbagai variasi putaran.

Gambar 2. 1 Mesin bubut senter


Kecepatan pemakanan dapat disesuaikan dengan jenis bahan dan
diameter benda yang dikerjakan. Proses penyayatan benda-kerja dapat
dilakukan dalam arah memanjang, melintang, maupun arah menyudut. Hal
ini dimungkinkan karena adanya eretan (carriage) memanjang, eretan-
melintang maupun eretan-atas yang dapat diatur menyudut terhadap arah
sumbu mesin bubut.
b. Mesin bubut muka
Mesin bubut muka juga dinamakan mesin bubut kepala, sebab pada
mesin bubut ini mempunyai pemegang benda-kerja yang berukuran besar.

Gambar 2. 2 Mesin bubut muka


Mesin bubut muka merupakan mesin bubut yang terutama digunakan
untuk membubut benda-kerja berbentuk piringan yang besar, seperti roda-
gila, puli, dan sebagainya. Benda-kerja dicekam dengan cakar-cakar yang
dapat disetel pada sebuah pelat penyetel yang besar. Sehingga penopangan
dengan sebuah senter tidak diperlukan. Maka pada kebanyakan mesin bubut
muka tidak terdapat kepala-lepas. Di samping eretan yang biasa, sering
terdapat eretan belakang. Kita ketahui untuk diameter benda-kerja yang
besar, putarannya rendah, sehingga operator mempunyai cukup waktu untuk

PSD 3 T MESIN UNDIP


2 / 23
Teknik Pemesinan

melayani eretan depan dan eretan belakang. Dengan demikian mesin dapat
bekerja lebih efektif. Pelat-pelat penyetelnya sedemikian besarnya, sehingga
sebagian berada di bawah permukaan tanah yang ditembok.
Kerugian mesin bubut kepala adalah, pemasangan benda-kerja
memerlukan waktu yang lama dan sering dibutuhkan alat pengangkat
sehubungan dengan berat benda-kerja.
c. Mesin bubut korsel
Apabila dilihat dari orientasi sumbu-utamanya, mesin bubut ini
termasuk mesin bubut vertikal. Fungsi mesin ini hampir sama dengan mesin
bubut muka, yaitu untuk membubut benda-kerja yang mempunyai ukuran
diameter besar, tetapi karena posisi pelat setelnya horizontal, maka
pencekaman benda-kerjanya jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan
mesin bubut muka, disamping itu benda-kerja yang lebih panjang masih
dapat dibubut

Gambar 2. 3 Mesin bubut korsel

d. Mesin bubut turet


Pada mesin bubut senter biasa, pencekaman benda-kerja dan
penukaran/ pemasangan perkakas potong sering memerlukan banyak waktu.

PSD 3 T MESIN UNDIP


3 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 4 Mesin bubut turet


Mesin bubut turet bekerja lebih efektif, semua perkakas yang
diperlukan untuk pengerjaan dipasang pada sebuah kepala-revolver. Dengan
pemutaran kepala-revolver, perkakas-perkakas potong didudukan pada
posisi pengerjaan secara berurutan. Penyayatan dengan beberapa perkakas
secara bersama-sama dimungkinkan juga.
Kepala-revolver dikonstruksikan sedemikian rupa, sehingga pada
penggerak-an eretan revolver ke belakang dengan salib jeruji, sesaat
sebelum berakhirnya langkah, kepala-revolvernya pertama-tama dibuka
palangnya dan kemudian diputar. Pada waktu eretan revolver bergerak lagi
ke depan, kepala-revolver tersebut dipalang lagi, setelah mana perkakas
yang berada di bagian depan dapat didudukan pada posisi pengerjaan.
Dengan demikian maka waktu-waktu tambahan yang selalu berulang
menjadi jauh lebih pendek.
e. Mesin bubut CNC
Mesin bubut CNC merupakan penyempurnaan dari beberapa tipe
mesin bubut yang telah ada, dimana proses penyayatan benda-kerja dapat
diprogram ter-lebih dahulu menggunakan komputer, sehingga
memungkinkan untuk membuat benda-kerja secara masal dengan ketelitian
yang tinggi dalam waktu yang lebih singkat.

Gambar 2. 5 Mesin bubut CNC

2.3 Bagian utama mesin bubut


Bagian utama mesin bubut antara lain, kepala-tetap (head stock), kepala-
lepas (tail stock), eretan (carriage), dan alas mesin (bed)

2.3.1 Kepala-tetap (head stock)


Kepala-tetap terdiri dari poros-utama (spindle) dan kotak roda-gigi (gear
box) yang berisi konfigurasi beberapa roda-gigi yang dengan pengaturan
tertentu (pasangan) sehingga menghasilkan beberapa variasi kecepatan putaran
poros-utama dimana pencekam benda-kerja dipasang.

PSD 3 T MESIN UNDIP


4 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 6 Kepala-tetap

2.3.2 Kepala-lepas (tail stock)


Kepala-lepas digunakan untuk tumpuan ujung benda-kerja, menggunakan
ujung senter-putar sebagai titian tumpuan. Tinggi ujung senter kepala-lepas
setinggi sumbu-utama mesin bubut. Dengan demikian kedudukan benda-kerja
yang dipasang pada mesin bubut benar-benar horizontal
Kepala-lepas dipasang pada alas mesin (bed) dan dapat digerakkan
sepanjang alas tersebut menjauhi atau mendekati kepala-tetap. Pada kepala-
lepas terdapat poros yang berlubang tirus dimana senter-tetap, senter-putar
atau pencekam pahat gurdi (drill chuck) dipasang. Poros tersebut dapat
digerakkan keluar atau masuk kedalam badan kepala-lepas dengan cara
memutar roda-tangan (hand wheel).

Gambar 2. 7 Kepala-lepas

PSD 3 T MESIN UNDIP


5 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 8 Kedudukan senter sentris dan taksentris

Badan kepala-lepas dapat digeser relatif terhadap alasnya pada arah


melintang alas mesin bubut (bed). Pada badan dan alas kepala-lepas di bawah
roda-tangan terdapat tanda garis. Bila tanda garis pada badan kepala-lepas
segaris dengan tanda garis pada alasnya, berarti sumbu senter kepala-lepas
segaris dengan sumbu-utama (garis sumbu poros-utama) mesin bubut. Pada
kedudukan ini dikatakan : senter kepala-lepas pada kedudukan sentris. Bila
tanda garis pada badan tidak segaris dengan tanda garis pada alas, sumbu
senter kepala-lepas tidak segaris dengan sumbu-utama. Kedudukan ini
dikatakan : senter kepala-lepas pada kedudukan taksentris. Kedudukan senter
taksentris digunakan untuk tumpuan benda-kerja ketika dibubut tirus.

2.3.3 Eretan (carriage)


Eretan (carriage) adalah bagian dari mesin bubut dimana eretan-
melintang, eretan-atas dan penjepit pahat (tool post) dipasang. Eretan ini
terletak antara kepala-tetap dengan kepala-lepas dan dapat digerakkan
mendekati atau menjauhi kepala-tetap Demgan gerakan eretan ini
dimungkinkan terjadinya gerak pemakanan (feeding).
Eretan-melintang dipasang pada carriage dan dapat digerakan dengan
arah tegak lurus gerakan carriage, Dengan gerakan eretan-melintang tersebuti
dimungkinkan terjadinya gerak penyetelan (kedalaman pemotongan).
Eretan-atas dipasang pada eretan-melintang dan dapat digerakan
menjauhi atau mendekati kepala-tetap dan dapat disetting sehingga
membentuk gerakan menyudut yang memungkinkan untuk membubut bentuk
tirus. Pada eretan-atas ini penjepit pahat (tool post) dipasangkan.

PSD 3 T MESIN UNDIP


6 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 9 Eretan, eretan-melintang, eretan-atas dan penjepit pahat

2.4 Perlengkapan mesin bubut


Selain komponen/ bagian utama, mesin bubut masih memerlukan
peralatan pe-nunjang dalam pengoperasiannya.
Peralatan tersebut antara lain : pencekam benda-kerja, pahat-bubut, senter dan
sebagainya.
2.4.1 Pahat-bubut
Pahat-bubut adalah perlengkapan mesin bubut yang berfungsi sebagai
pemotong benda-kerja, gerakan pahat sejajar sumbu benda-kerja untuk
pembubutan rata, gerakan tegak lurus sumbu benda-kerja untuk pembubutan
muka (facing), atau menyudut untuk pembubutan tirus
Jenis pahat menurut gerakan pemakanannya dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pahat kiri
2. Pahat kanan

PSD 3 T MESIN UNDIP


7 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 10 Pahat kiri & pahat kanan


Jenis pahat menurut penggunaannya, yaitu :
1. Pahat kasar 5. Pahat ulir
2. Pahat rata 6. Pahat potong
3. Pahat chamfer 7. Pahat radius
4. Pahat alur

2
3
4
5
6
7

Gambar 2. 11 Contoh bentuk pahat-bubut

Jenis pahat sisipan berdasarkan ikatannya dibedakan menjadi 2, yaitu :


1. Sisipan dengan pengikatan tidak permanen

alur

chip
breaker a. Berbentuk alur
pada bidang geram
datar

b. Berbentuk datar
pada bidang geram

Gambar 2. 12 Pahat sisipan tidak permanen

PSD 3 T MESIN UNDIP


8 / 23
Teknik Pemesinan

2. Sisipan dengan pengikatan permanen

Brass
Carbide

Baja carbon

Gambar 2. 13 Pahat sisipan permanen

2.4.2 Pencekam benda-kerja


Pencekam benda-kerja (chuck) berfungsi untuk menempatkan benda-
kerja agar dapat diproses pada mesin bubut. Jenis pencekam yang biasa
digunakan adalah pencekam tiga rahang dan pencekam empat rahang.

1. Pencekam tiga rahang


Pencekam jenis ini digunakan untuk mencekam benda-kerja yang ber-
bentuk silindris dan bagian yang dikerjakan diharapkan satu sumbu dengan
bagian yang dicekam.

Gambar 2. 14 Pencekam 3 rahang


2. Pencekam empat rahang
Pencekam jenis ini dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Pencekam empat rahang serempak


Pencekam jenis ini digunakan untuk mencekam benda-kerja
yang berbentuk silindris atau balok (sama sisi) dan bagian yang
dikerjakan di-harapkan satu sumbu dengan bagian yang dicekam.

b. Pencekam empat rahang tidak serempak (independent)


Pencekam jenis ini digunakan untuk mencekam benda-kerja
yang berbentuk silindris dimana bagian yang dikerjakan diharapkan
tidak satu sumbu dengan bagian yang dicekam (pembubutan eksentrik)
atau bentuk-bentuk tidak simetri.

PSD 3 T MESIN UNDIP


9 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 15 Pencekam 4 rahang independent dan penggunaannya

2.4.3 Pelat-pembawa (drive plate)


Pada proses pembubutan benda-kerja yang ditempatkan diantara dua
senter (sering disebut proses pembubutan dua senter), benda-kerja diputar/
dibawa oleh pelat pembawa dengan perantara kait pembawa (lathe dog),
dimana kait pembawa harus dipasangkan terlebih dahulu pada benda-kerja
sebelum benda-kerja di tempatkan diantara dua senter.

drive plate
benda-kerja
lathe dog

drive plate

lathe dog

Gambar 2. 16 Pelat-pembawa (drive plate)dan kait pembawa (lathe dog)

Pelat-pembawa dipasang pada spindel, sedangkan senter-tetap (dead


centre) dipasang pada lubang spindel, dan senter-putar dipasang pada kepala-
lepas. Ketelitian kedudukan benda-kerja yang dipasang diantara dua senter,
sangat bergantung pada ketelitian pada saat pembuatan lubang senter pada
kedua ujung benda-kerja.
2.4.4 Pelat-pembawa rata (face plate)

PSD 3 T MESIN UNDIP


10 / 23
Teknik Pemesinan

Pelat-pembawa rata mirip dengan pelat-pembawa, perbedaannya adalah


pada pelat-pembawa digunakan untuk pembubutan dua senter (harus dengan
perlengkapan kait pembawa, senter-tetap, dan senter-putar serta benda-kerja
harus diberi lubang senter di kedua ujungnya), sedangkan pelat-pembawa rata
digunakan untuk pembubutan bentuk-bentuk yang rumit (benda-kerja yang
tidak dapat dicekam dengan alat pencekam lain), Pencekaman benda-kerja
pada pelat-pembawa rata biasanya menggunakan peralatan tambahan berupa
klem, baut dan bandul penyeimbang.

Keterengan gambar :
benda-kerja
baut
balok siku
klem
baut klem
balok klem
penyeimbang

Gambar 2. 17 Pelat-pembawa rata dan penggunaannya

2.4.5 Kolet (collet)


Kolet berbentuk tabung berkepala tirus. Ujung kolet diberi sobekan (alur
tembus) memanjang, agar ujung tersebut dapat digunakan untuk mencekam
benda-kerja. Setelah benda-kerja dipasang pada kolet, kemudian kolet di-
masukkan dalam lubang spindel, dan ditarik kebelakang menggunakan batang
penarik yang dipasang dari belakang spindel. Tarikan tersebut menyebabkan
kolet tertekan oleh lubang tirus ujung spindel, maka cekaman terhadap benda-
kerja makin kuat.

kolet

kolet

batang penarik spindel

Gambar 2. 18 Kolet & kolet dipasang pada spindel mesin

2.4.6 Mandril
Mandril adalah batang pemegang benda-kerja, maka benda-kerja yang
akan dipasang pada mandril harus diberi lubang terlebih dahulu. Penggunaan
PSD 3 T MESIN UNDIP
11 / 23
Teknik Pemesinan

mandril ini dilakukan bila benda-kerja tidak mungkin dicekam dengan alat
pencekam lain. Contoh benda-kerja yang cocok dipegang dengan mandril
misalnya : pulli, ring, bakalan roda-gigi dan sebagainya, dimana diharapkan
permukaan luar benda-kerja satu sumbu dengan permukaan dalamnya.

(a)
(b)

Gambar 2. 19 (a) Mandril dengan mur pengencang

(b) Mandril dengan pengembang

2.4.7 Penyangga
Berdasarkan tempat kedudukannya, penyangga dibedakan menjadi dua
yaitu : penyangga-tetap dan penyangga-jalan.
1. Penyangga-tetap
Penyangga-tetap dipasang pada bed mesin di antara kepala-tetap dan
kepala-lepas, berfungsi untuk menyangga (menumpu) benda-kerja agar
tidak lentur (terdefleksi) pada saat dikerjakan.
Penyangga-tetap menggunakan tiga ujung bantalan penyangga.

Gambar 2. 20 Penyangga-tetap
2. Penyangga-jalan
Penyangga-jalan dipasang pada eretan (carriage), berfungsi untuk
menyangga (menumpu) benda-kerja agar tidak lentur (terdefleksi) pada
saat dikerjakan.
PSD 3 T MESIN UNDIP
12 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 21 Penyangga-jalan

2.4.8 Senter
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, senter dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Senter-tetap
Senter-tetap adalah senter yang bagian ujungnya tidak dapat berputar,
digunakan untuk mendukung (menumpu) benda-kerja pada sumbunya
(pada sumbu benda-kerja di senter drill terlebih dahulu). Penggunaan
senter-tetap ini biasanya berpasangan dengan pelat-pembawa yang
keduanya dipasang pada poros-utama mesin dan senter-putar dipasang
pada kepala-lepas. Pencekaman menggunakan pasangan senter-tetap,
pelat-pembawa dan senter-putar ini dilakukan untuk proses pembubutan
diantara dua senter

Gambar 2. 22 Senter-tetap
2. Senter-putar
Senter-putar adalah senter yang bagian ujungnya dapat berputar,
digunakan untuk mendukung (menumpu) benda-kerja pada sumbunya
(pada sumbu benda-kerja di senter drill terlebih dahulu) yang dipasang
pada kepala-lepas, sedang ujung benda-kerja lainya dapat didukung
dengan pasangan senter-tetap dan pelat-pembawa (pembubutan diantara
dua senter) atau dicekam dengan pencekam benda-kerja (chuck), hal ini
dilakukan bila bagian benda-kerja yang dicekam hanya sedikit / pendek,
sehingga dengan dukungan senter-putar diujung yang lain pencekaman
akan semakin stabil.

PSD 3 T MESIN UNDIP


13 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 23 Senter-putar

2.4.9 Drill chuck


Drill chuck berfungsi untuk mencekam mata-gurdi (berbatang silindris) pada
saat pembuatan lubang dengan menggunakan mesin bubut. Drill chuck dipasang
pada poros kepala-lepas seperti terlihat pada gambar 2.24 a
Untuk mencekam mata-gurdi berbatang tirus dapat langsung dipasang pada
poros kepala-lepas, bila ukuran batang mata gurdi terlalu kecil dapat digunakan
sarung-pengurang (sleve adaptor) kemudian dipasangkan pada poros kepala-lepas
seperti terlihat pada gambar 2.24 b

Gambar 2. 24 a Penggunaan pencekam mata-gurdi (drill chuck)


b. Pembuatan lubang menggunakan mesin bubut

2.4.10 Kartel
Kartel adalah alat potong yang digunakan untuk membuat permukaan
benda-kerja menjadi kasar, dengan tujuan agar permukaan tersebut tidak licin
pada waktu dipegang.

PSD 3 T MESIN UNDIP


14 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 25 Kartel
a. Kartel lurus (straight knurling)
b. Kartel bersilang tegak (cross knurling)
c. Kartel bersilang diagonal (diamond knurling)

2.5 Membubut tirus


Yang dimaksud bentuk tirus disini adalah bentuk silinder dimana ukuran
diameter di kedua ujungnya tidak sama. Pada pembubutan tirus, jalan yang
ditempuh oleh pahat harus membuat sudut dengan sumbu benda-kerja.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk membentuk tirus dengan mesin
bubut, yaitu menggunakan eretan-atas, menggunakan taper attachment dan
menyetel senter kepala-lepas agar tak sentris (sumbu kepala-lepas tidak satu
sumbu dengan sumbu poros-utama mesin bubut).
2.5.1 Membuat tirus menggunakan eretan-atas
Eretan-atas dapat digunakan untuk membubut tirus yang pendek. Benda-
kerja dipasang pada mesin bubut menggunakan pencekam atau menggunakan
dua senter. Eretan-atas disetel sesuai dengan sudut ketirusan, kemudian pahat
dijalankan dengan cara memutar tuas eretan-atas.
Prosedur pembuatannya sebagai berikut :
1. Pasang benda-kerja pada mesin bubut
2. Setel posisi eretan-atas membentuk sudut setengah (setengah sudut tirus
yang akan dibuat) terhadap sumbu benda-kerja
3. Pasang pahat pada pemegang pahat dengan kedudukan yang benar
4. Dengan menggunakan roda-tangan apron dan tuas eretan-melintang,
aturlah posisi pahat siap untuk melakukan penyayatan pertama
5. Jalankan pahat untuk melakukan pemotongan benda-kerja dengan cara
memutar tuas eretan-atas
6. Ulangi penyayatan (pemotongan) sampai tercapai bentuk dan ukuran yang
dimaksudkan

PSD 3 T MESIN UNDIP


15 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 26 Pembubutan tirus menggunakan eretan-atas

2.5.2 Membubut tirus menggunakan taper attachment


Taper attachment mempunyai batang pemandu tirus, yang beralur
memanjang., pada alur tersebut dipasang kan balok-geser yang dapat berjalan
(bergeser) sepanjang alur.
Balok-geser
Baut penghubung
Batang pemandu tirus

Eretan-melintang

Benda-kerja

Gambar 2. 27 Taper attachment


Pada balok-geser tersebut terdapat baut penghubung dengan eretan-
melintang. Jika dihubungkan dengan balok-geser, hubungan eretan-melintang
dengan batang ulir penggeraknya harus dilepas, dengan cara melepas baut
penghubungnya. Setelah eretan-melintang berhubungan dengan balok-geser
tersebut, jika eretan dijalankan memanjang jalan pahat menjadi sejajar dengan
posisi batang pemandu tirus. Kedudukan batang pemandu tirus dapat disetel
sesuai dengan sudut tirus yang diinginkan. Taper attachment dapat digunakan
untuk membentuk tirus luar maupun tirus dalam.

2.5.3 Membubut tirus menggunakan penggeseran senter kepala-lepas


Benda-kerja dipasang di antara dua senter. Kedudukan badan kepala-
lepas digeser arah melintang terhadap alasnya, dengan demikian garis sumbu
benda-kerja menyudut terhadap sumbu poros-utama.

Kepala-lepas

Badan kepala-lepas

Alas kepala-lepas

Poros-utama

PSD 3 T MESIN UNDIP


16 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 28 Penggeseran kepala-lepas


Jika pada kedudukan tersebut benda-kerja disayat oleh pahat yang
melakukan gerak pemakanan memanjang (sejajar sumbu poros-utama), maka
benda-kerja akan terpotong menjadi berbentuk tirus
Penggeseran badan kepala-lepas terhadap alasnya (penggeseran sumbu kepala-
lepas terhahadap sumbu poros-utama) dihitung sebagai berikut :
Pada gambar 2.29 berlaku

 ABC sebangun dengan  EFG


BC : AB  FG : EF
D-d
X : AB  :l
2

Gambar 2. 29 Posisi benda-kerja akibat penggeseran kepala-lepas

Bila AB kita samakan dengan l , kita membuat kesalahan yang kecil sekali,

karena hanya kecil
2
Sehingga persamaan diatas menjadi
D-d
X : AB  :l
2
D-d
X: L  :l
2
D-d
X  L
2l
 
X  tan L atau X  L Sin
2 2
Dimana :
X = penggeseran kepala-lepas [mm]
D = diameter terbesar tirus [mm]
d = diameter terkecil tirus [mm]
l = panjang bagian tirus [mm]
L = panjang keseluruhan benda-kerja [mm]

PSD 3 T MESIN UNDIP


17 / 23
Teknik Pemesinan

Membubut tak sentris


Bila garis-garis sumbu dari dua atau lebih silinder pada sebuah benda-kerja
sejajar (tidak sesumbu), benda-kerja tersebut dinamakan eksentris. Jarak antara garis
sumbu pada benda-kerja disebut eksentrisitas (e).
Untuk benda-kerja yang pendek dengan satu bagian yang eksentris, seperti terlihat
pada gambar 2.30 a ,pemasangan benda-kerja dapat dicekam dan daiatur
kedudukannya pada pencekam empat rahang tak serempak (independent) (gambar
2.30 b )
Benda-kerja eksentris

a b
Gambar 2. 30 (a) Benda-kerja eksentris pada satu ujungnya

(b) Pencekaman benda-kerja eksentris

Tetapi bila kedua ujungnya harus dibubut eksentris, cara pengencangan


tersebut tidak cocok. Hal ini disebabkan karena hampir tidak mungkin untuk
membuat garis-garis sumbu dari kedua eksentris tersebut berimpitan, dalam hal
ini akan lebih mudah kalau benda-kerja tersebut dipasang diantara dua senter
seperti terlihat pada gambar 2.31. Untuk itu benda-kerja harus dibuat lubang-
lubang senter eksentris terlebih dahulu

Gambar 2. 31 Pembubutan diantara dua senter

Gambar 2. 32 Penandaan untuk membuat lubang senter eksentris

PSD 3 T MESIN UNDIP


18 / 23
Teknik Pemesinan

2.6 Membubut ulir


Jalur bekas sayatan pahat pada benda-kerja sebenarnya berbentuk lilitan
ulir. Untuk menghasilkan permukaan rata, jarak lilitan dibuat rapat dengan cara
menyetel gerak pemakanan berkecepatan kecil. Permukaan sangat halus terjadi
bila kecepatan gerak pemakanan sangat kecil. Bila kecepatan gerak pemakanan
disetel besar, lebih besar dari lebar ujung pahat, kemudian pemotongan diulang-
ulang sampai kedalaman tertentu maka diperoleh alur-dalam hasil pemotongan/
penyayatan berbentuk ulir.
Membuat bentuk ulir tidak dapat dilaksanakan sekali sayat dengan tebal
penyayatan sesuai dengan dalamnya profil ulir. Penyayatan harus dilaksanakan
berulang-ulang dengan tebal sayatan kecil, dan tetap pada satu jalur sayatan

Pahat ulir-dalam

Pahat ulir-luar

Gambar 2. 33 Ulir segi tiga (luar dan dalam)

Berdasarkan fungsinya ulir dibedakan menjadi dua macam, yaitu ulir


pengikat dan ulir penggerak. Ulir pengikat berbentuk profil segitiga, sedangkan
ulir penggerak berprofil segiempat atau trapesium.

Berdasarkan arah alurnya ulir dibedakan menjadi dua, yaitu ulir kanan dan
ulir kiri. Ulir kiri hanya digunakan untuk keperluan khusus.

Berdasarkan jalannya, ulir dibedakan menjadi tiga, yaitu ulir tunggal, ulir
ganda dan ulir tripel. Contoh masing-masing dapat dilihat pada gambar 2.34

Gambar 2. 34 Ulir segi empat tunggal

PSD 3 T MESIN UNDIP


19 / 23
Teknik Pemesinan

Dalam pembuatan ulir, yang perlu diperhatikan adalah menyetel ketinggian


ujung pahat setinggi ujung senter dan tegak lurus terhadap sumbu benda-kerja
(sumbu ulir), seperti terlihat pada gambar 2. 35 dibawah.

Benda-kerja
Senter-putar

Mal ulir

Pahat ulir

Gambar 2. 35 Penyetelan pahat ulir


Berdasarkan proses pemakanannya, pembuatan ulir segitiga dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :

1. Gerak pemakanan dilakukan tegak lurus pada benda-kerja, hingga mencapai


bentuk ulir yang dikehendaki. Cara ini hanya dilakukan untuk pembuatan ulir
yang mempunyai kisar kecil, sebab beban pada pahat akan semakin besar
seiring dengan kedalaman pahat, dimana penggeseran pahat dilakukan dengan
cara menggeser eretan-melintang ke depan.

2. Gerak pemakanan dilakukan menyudut, disesuaikan dengan setengah sudut


ulir yang dibuat. Sehingga pembebanan pada pahat tidak sebesar seperti pada
pemakanan yang tegak lurus. Penggeseran pahat dilakukan dengan cara
menggeser eretan-atas ke depan

2.7.1 Ulir ganda


Ulir ganda adalah ulir yang mempunyai lilitan/ alur/ lintasan rangkap dua
atau lebih, dimana pada umumnya digunakan untuk ulir penggerak.

Gambar 2. 36 ulir segi empat ganda

PSD 3 T MESIN UNDIP


20 / 23
Teknik Pemesinan

Gambar 2. 37 Ulir segi empat ganda tiga (tripel)

Prinsip pembuatan ulir ganda mirip dengan pembuatan ulir tunggal,


untuk pembuatan ulir ganda dilakukan pembuatan alur dua buah (dengan
penggeseran pahat arah sejajar sumbu ulir sejauh setengah kisarnya)
Bila pembuatan dilakukan dengan menggunakan pedoman lonceng ulir maka
langkahnya adalah sebagai berikut :

Misalkan akan dibuat ulir 4 12 kisar per inch , pada tabel 2.1 ditunjukkan saat
menjalankan pahat ketika lonceng-ulir menunjukkan garis bernomor-1 dan
bernomor-3. Di antara garis bernomor-1 dan bernomor-3 berbentuk setengah
lingkaran yang terbagi empat oleh tiga garis tanda, yaitu garis bernomor-2 dan
dua garis tak bernomor di antara garis bernomor.
Dengan demikian ulir 4 12 kisar per inch dapat dibuat berganda-2 atau
berganda-4, dengan pengaturan sebagai berikut :
 Ulir 4 2 kisar per inch tunggal :
1

Menjalankan pahat (memutar tuas lonceng-ulir) dilakukan ketika lonceng


ulir menunjuk garis bernomor-1 atau bernomor-3, bisa bergantian bisa juga
salah satu nomor saja.
1
 Ulir 4 2 kisar per inch ganda-2
Lintasan satu saat lonceng-ulir menunjuk nomor-1 atau nomor-3
Lintasan dua saat lonceng-ulir menunjuk nomor-2 atau nomor-4
 Ulir 4 2 kisar per inch ganda 4
1

Lintasan satu saat lonceng-ulir menunjuk nomor-1 atau nomor-3


Lintasan dua saat lonceng-ulir menunjuk garis tak bernomor di antara
nomor-1 dan nomor-nomor-2
Lintasan tiga saat lonceng-ulir menunjuk nomor-2 atau nomor-4
Lintasan dua saat lonceng-ulir menunjuk garis tak bernomor di antara
nomor-2 dan nomor-nomor-4.

2.7.2 Roda-gigi penghubung


Pada umumnya mesin bubut sudah diperlengkapi beberapa roda-gigi
penghubung antara poros-utama dengan poros penghantar (transporteur)
untuk pembuatan ulir, tetapi karena jenis ulir yang ada cukup banyak, maka
kadang masih dibutuhkan konfigurasi roda-gigi penghubung yang lain selain
yang telah ada (terpasang) pada mesin

PSD 3 T MESIN UNDIP


21 / 23
Teknik Pemesinan

Perbandingan jumlah gigi pada rangkaian (konfigurasi) roda-gigi


penghubung dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut :
Z1 K b
i 
Z2 K p
dimana, I = Perbandingan roda-gigi penghubung
Z1= Jumlah gigi pada roda-gigi penggerak
Z2= Jumlah gigi pada roda-gigi yang digerakkan
Kb= Kisar benda-kerja
Kp= Kisar poros penghantar (transporteur)

Untuk dapat memasang perpindahan roda-gigi yang dikehendaki,


terdapat sejumlah roda-gigi yang tersedia pada mesin bubut (biasanya disebut
roda-gigi –pengganti/ penghubung), dibawah ini adalah contoh jumlah gigi
dari roda-gigi penghubung yang tersedia, yaitu : 20, 25, 30, 40, 45, 50, 55, 60,
65, 70, 75, 80, 85, 90, 95, 100, 105, 110, 115, 120, dan 127.
Dalam merangkai/ menyusun roda-gigi penghubung, kemungkinan terjadi
perbandingan roda-gigi yang terlalu besar. Sehingga perbandingan roda-
giginya dapat dipecah menjadi dua tingkat, seperti contoh berikut.
Poros penghubung (transporteur) pada mesin bubut mempunyai kisar 6 mm,
sedangkan benda-kerja diinginkan mempunyai kisar 0,75 mm, maka
perbandingan roda-gigi penghubungnya dapat dihitung sebagai berikut :
Z1 K b 0,75 1
  
Z2 K p 6 8
Untuk membuat perbandingan roda-gigi 1/8 tidak tersedia, maka dapat
dipecah menjadi dua tingkat, sehingga

Z1 1 1 1
  x
Z2 8 2 4
Z1 Z3 1 1 30 25
x  x  x ; Z1  30 Z 2  60 Z3  25 Z 4  100
Z 2 Z 4 2 4 60 100

Gambar 2. 38 Susunan roda-gigi

PSD 3 T MESIN UNDIP


22 / 23
Teknik Pemesinan

Agar dapat dipasangkan menjadi roda-gigi penghubung, maka


pasangan roda-gigi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Z1 x Z 2  Z3  15 jumlah gigi
Z3 x Z 4  Z 2  15 jumlah gigi

2.7 Waktu kerja mesin


Kecepatan potong dirumuskan sebagai kecepatan ujung pahat yang
bergerak dalam memotong benda-kerja, yang dinyatakan dalam meter per menit,
dan ditulis
 dn  m 
VC   min 
1000  
Kecepatan pemakanan (feeding)
 mm 
Vf  S  n  
 min 
dimanad = diameter benda-kerja [mm]
n = putaran benda-kerja [rpm]
S = pemakanan (gerak pahat) per putaran benda-kerja [mm/putaran]

 Waktu pemakanan (feeding) untuk pembubutan muka


d  d1
tC  0  min 
Vf

Gambar 2. 39 Pembubutan muka


 Waktu pemakanan (feeding) untuk pembubutan rata (memanjang)
l
tC   min 
Vf

Gambar 2. 40 Pembubutan rata


Contoh soal

PSD 3 T MESIN UNDIP


23 / 23
Teknik Pemesinan

Terangkan cara-cara pembubutan bentuk tirus yang dapat dilakukan dengan


mesin bubut.

Jawab
Proses pembuatan bentuk tirus pada mesin bubut dapat dilakukan dengan cara :
a. Penggeseran eretan-atas
Cara ini biasanya dilakukan untuk pembuatan bentuk tirus yang pendek,
tetapi dapat digunakan dalam pembuatan bentuk tirus dengan sudut
kemiringan yang kecil maupun yang besar. Kekurangan dari cara ini, bahwa
proses pemakanan harus dilakukan dengan manual.

b. Menggunakan mistar-konis (taper attachement)


Penggunaan mistar-konis dapat digunakan untuk pembuatan bentuk tirus yang
berukuran panjang, tetapi sudut kemiringan yang dapat dibuat relatif kecil
(maksimum 11). Ketelitian dari proses ini adalah bahwa proses pemakanan
dapat dilakukan dengan manual maupun otomatis.
c. Menggeser posisi kepala-lepas
Cara ini dapat digunakan utnuk membuat bentuk tirus yang berukuran
panjang, tetapi penggeseran posisi kepala-lepas sangat terbatas (maksimum 2-
3% dari panjang benda-kerja).
Jarak penggeseran kepala lepas dapat dihitung dengan rumus :

Dd
x L
2 l

keterangan :
x = jarak penggeseran posisi kepala-lepas
L = panjang benda-kerja
l = panjang bagian tirus
D = diameter bagian yang besar
d = diameter bagian yang kecil

Soal.
1. Sebutkan fungsi mesin bubut !
2. Sebutkan bagian-bagian utama mesin bubut !
3. Terangkan fungsi bagian-bagian utama mesin bubut !
4. Terangkan cara-cara pencekaman benda-kerja pada mesin bubut !
5. Jelaskan cara pembuatan ulir pada mesin bubut !
6. Apa yang anda ketahui tentang lonceng-ulir ?
7. Jelaskan mengapa benda kerja perlu dikartel !
8. Terangkan proses kerja dalam pembuatan bentuk kartel
9. Hitunglah waktu kerja untuk membuat bentuk benda-kerja seperti gambar
dibawah, apabila diketahui kecepatan potong 24 m/menit dan kecepatan
pemakanan 0,05 mm/put, sedang ukuran 70 50x 22526
bahan 72 mm mm

PSD 3 T MESIN UNDIP


24 / 23

40 60 20 60 40
Teknik Pemesinan

PSD 3 T MESIN UNDIP


25 / 23

Anda mungkin juga menyukai