Anda di halaman 1dari 58

Pemanasan global

(Global warming)

Kata pengantar
Puji dan  syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. Karena dengan nikmat, rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, para sahabat, dan kepada kita semua yang
mengharapkan syafaatnya di hari kiamat kelak. Amien.

Makalah yang berjudul Pemanasan Global (Global Warming) merupakan makalah


yang di ajukan sebagai salah satu syarat tugas dalam bidang studi Bahasa Indonesia

     Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
sebagaimana  yang di harapkan, meskipun waktu, tenaga, dan pikiran telah di perjuangkan dengan
segala  keterbatasan  yang kami miliki, demi terselesainya makalah ini. Namun, makalah yang tertuang
dapat memberi manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

                Pada dasarnya  dalam proses penulisan makalah ini, kami mengalami berbagai kesulitan, akan
tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1.       Dra. Hj Aty Sholehati, Selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 15 Jakarta, yang telah memberi panutan
yang baik untuk kita semua.

2.       Ibu Supraptiningsih, S.pd selaku guru Bahasa Indonesia, ibu Desmarlina,S.pd selaku wali kelas XII IPA,
Bapak Triyono Priharto, S.pd selaku guru TIK, yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, tenaga
dan pemikiran disela-sela kesibukan untuk membimbing, memberikan saran motivasi, nasehat dan
arahan kepada kami

3.       Ayah dan ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa, limpahan kasih sayang, motivasi dan
saran baik secara moril maupun material sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

4.       Teman-teman kelas XII IPA Angkatan 2010-2011 yang telah banyak membantu demi terselesainya 
makalah.

            Akhirnya kami serahkan semuanya kepada ALLAH SWT. Semoga segala perhatian, partisipasi, dan
motivasi di balas oleh ALLAH SWT sebagai amal kebaikan. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat  dan sekaligus dapat menambah ilmu kepada kita semua. AMIEN Ya Rabbal Allamin
Jakarta, Desember 2010

Kelompok II

Daftar isi

Kata pengantar …………………………………………………ii

Daftar isi ………………………………………………………..iii

Bab I : Pendahuluan

1.1.         Latar belakang makalah ……………………………...................….. 1


1.2.         Pembatasan dan perumusan masalah …………...........................… 2

1.3.         Tujuan dan manfaat makalah ……………….......................………. 2

1.4.         Metode penulisan ................................................................................. 3

1.5.         Sistematika penulisan .......................................................................... 3

Bab II : Pembahasan

2.1.         Pengertian Pemanasan Global (Global warming) ...........…........... 4


2.2.         Penyebab Pemanasan Global (Global warming) ..…......…............ 4

2.3.         Mengukur  Pemanasan Global (Global warming) .......................... 6


2.4.         Dampak  Pemanasan Global (Global warming) ...……..........…… 8

2.5.         Cara mencegah  Pemanasan Global (Global warming) ............. 12

2.6.         Bencana Besar Akibat Pemanasan Global (Global


warming) ............................................................................................................
13

Bab III : Penutup

3.1.         Kesimpulan ...........……………………..............………........................……… 18

3.2.         Saran ................................................................................................ 18

Daftar pustaka
BAB 1

Pendahuluan
A.    Latar Belakang Makalah

Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala
kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas gambaran umum pemanasan global,
aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu
sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengendalikan
pemanasan global.

Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu
50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam
sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu pemanasan global begitu
berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan berbagai aktivitasnya.
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang terjadi di
negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa
daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin
puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan membahas Definisi
Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara
mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh
adanya Pemanasan Global

Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini.

Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.

B.     Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan untuk menghindari salah pengertian dan perbedaan
persepsi serta untuk mengarahkan makalah ini,maka kami akan membatasi pemasalahan pada:

A.    Makalah ini dibuat pada siswa kelas XII IPA MAN 15 JAKARTA Tahun ajaran 2010-2011 semester ganjil.

B.     Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global,
Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan
oleh adanya Pemanasan Global

Perumusan Masalah

Berdasarkan makalah yang kami diskusikan dan pembatasan masalah,maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan
Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di
akibatkan oleh adanya Pemanasan Global

C.    Tujuan dan Manfaat Makalah

Tujuan :

Untuk mengetahui Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global,
Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan
Bencana Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan Global

Manfaat :

1.      Untuk memperoleh data,fakta,dan informasi tentang Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak
dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur
pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan Global

2.    Untuk memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan
Pemanasan Global (Global Warming)

D. MetodePenulisan

               Metode yang diguakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode, deskriptif,
kualitatif, melalui studi pustaka yakni dengan menggunakan buku-buku da internet sebagai sumber
kajian yang dibahas.

E. Sistematika penulisan

Makalah ini disusun secara sistematika penulisan yakni :

Bab I : Pendahuluan

1.1.         Latar belakang makalah


1.2.         Pembatasan dan perumusan masalah

1.3.         Tujuan dan manfaat makalah

1.4.         Metode penulisan


1.5.         Sistematika penulisan

Bab II : Pembahasan

2.1.         Pengertian Pemanasan Global (Global warming)


2.2.         Penyebab Pemanasan Global (Global warming)

2.3.         Dampak  Pemanasan Global (Global warming)

2.4.         Cara mencegah  Pemanasan Global (Global warming)

2.5.         Bencana Besar Akibat Pemanasan Global (Global warming)

Bab III : Penutup

3.1.         Kesimpulan

3.2.         Saran

Daftar pustaka

Bab II
Pembahasan

2.1.Pengertian Pemanasan Global (Global warming)


Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang
berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

2.2.Penyebab Pemanasan Global (Global warming)

1.     Efek rumah kaca


Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut
berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi,
ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas
tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-
gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15  °C (59 °F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah
kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi
sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan
global.

2.     Efek umpan balik


Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya
gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi
uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO 2 sendiri.
(Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya
berdampak secara perlahan-lahan karena CO 2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang
berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO 2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan
melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon
juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan
penyerap karbon yang rendah.

Variasi Matahari

Variasi Matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dipancarkan oleh Matahari.
Terdapat beberapa komponen periodik yang mempengaruhi variasi ini, yang terutama adalah siklus
matahari 11-tahunan (atau siklus bintik hitam matahari), selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak
periodik. Aktivitas matahari diukur dengan menggunakan satelit selama beberapa dekade terakhir
setelah pada waktu sebelumnya pengukuran dilakukan melalui variabel-variabel 'proksi'. Para ilmuan
iklim tertarik untuk mengetahui apakah variasi matahari berpengaruh terhadap Bumi. Variasi dalam
total solar irradiance (TSI) sebelumnya tidak dapat diukur atau dideteksi hingga era penggunaan satelit,
walaupun sebagian kecil panjang gelombang ultraviolet bervariasi beberapa persen. Output total
matahari yang telah diukur (selama 3 kali periode siklus bintik hitam 11-tahunan) menunjukkan variasi
sekitar 0,1% atau sekitar 1,3 W/m 2 dari maksimum ke minimum selama siklus bintik hitam 11-tahunan.
Jumlah radiasi matahari yang diterima permukaan luar atmosfer Bumi sedikit bervariasi dari nilai rata-
rata 1366 watt per meter persegi (W/m2).

Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan beberapa efek perubahan iklim, sebagai contoh selama Maunder Minimum. Sebuah studi
tahun 2006 dan review dari beberapa literatur, yang dipublikasikan dalam Nature, menyatakan bahwa
tidak terdapat peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari sejak 1970, dan bahwa perubahan
output matahari selama 400 tahun terakhir kecil kemungkinannya berperan dalam pemanasan global.
Perlu ditekankan, laporan tersebut juga menyatakan "Selain tingkat "keterangan" matahari, hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi iklim seperti radiasi sinar kosmik atau sinar ultraviolet matahari tidak dapat
dikesampingkan, kata penulis tersebut. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain ini belum dapat dibuktikan,
tambah mereka, karena model-model fisik untuk efek-efek ini masih belum sempurna dikembangkan.

2.3. Mengukur pemanasan global


Data terkini dari Badan Urusan Kelautan dan Atmosfir Amerika Serikat (NOAA), mengatakan bahwa
April 2010 dianggap sebagai yang terpanas dibanding bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Ya,
menurut NOAA sebagaimana dilansir Associated Press dan dikutip Viva, sepanjang abad ke-20 hingga
tahun lalu, suhu rata-rata permukaan Bumi di bulan April adalah 13,7 derajat Celcius. Namun, pada April
2010, suhu mencapai 14,5 derajat celcius. Ini terbukti usai NOAA meneliti suhu rata-rata permukaan
Bumi berdasarkan kombinasi suhu permukaan darat dan laut. Pusat Data Iklim Nasional NOAA, Senin 17
Mei 2010, juga menyebutkan suhu rata-rata Bumi mencapai rekor paling tinggi selama periode Januari-
April 2010.

Selama periode tersebut, suhu rata-rata adalah 13,3 derajat Celcius. Mongolia, Rusia bagian timur,
sebagian besar wilayah China, Amerika Serikat bagian barat, dan sebagian Amerika Selatan pada bulan
lalu lebih dingin dibanding biasanya, tetapi sebagian besar wilayah lain di dunia mencapai rekor suhu
lebih tinggi dibanding rata-rata. Wilayah yang memiliki suhu di atas rata-rata antara lain Kanada, Alaska,
Amerika Serikat bagian timur, Australia, Asia Selatan, Afrika bagian utara, dan Rusia bagian
utara.Menurut pakar iklim, pemanasan El Nino di Samudera Pasifik melemah pada April karena anomali
suhu permukaan air laut berkurang. Dan, laporan yang dirilis Senin kemarin juga menyebutkan bahwa
volume es di Kutub Utara selama April lalu kembali menyusut. Ini merupakan penurunan berturut-turut
dalam 11 bulan terakhir. Saat ini luas dataran es di Kutub Utara tinggal sekitar 14,7 juta kilometer
persegi. Sedangkan wilayah es di Kutub Selatan pada April lalu 0,3 persen di bawah rata-rata menurut
pengukuran selama periode 1979-2000. Laporan ini dirilis karena para ilmuwan sedang berusaha
mengangkat kembali isu pemanasan global.

Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah
komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi
tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai.

Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer.


Setelah itu, komposisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan
menunjukkan bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka
tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan
dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-
data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak
memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak
dapat dipercaya.

Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah
komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi
tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai.

Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer.


Setelah itu, komposisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan
menunjukkan bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.
Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka
tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan
dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-
data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak
memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak
dapat dipercaya.

2.4.Dampak  Pemanasan Global (Global warming)


Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer
untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat
beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut,
pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. Dampak-dampaknya diantaranya :

1.     Iklim Mulai Tidak Stabil


Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur
pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak
juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali
ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang
tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun
terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih
kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan
lebih ekstrim.

2.     Peningkatan permukaan laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan
banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi
muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan
banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan
mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan
menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit kenaikan tinggi
muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan
terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan
menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran
temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga
panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun
cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan
pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-
data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-
benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus
tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan
1998 menjadi yang paling panas.

Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat
Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas
manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur
rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.

IPCC panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di atmosfer tidak bertambah
lagi sejak tahun 2100, iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah
dilepaskan sebelumnya. karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih
sebelum alam mampu menyerapnya kembali.

Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi karbondioksioda di
atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum
era industri. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa
perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi
masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar.
3.      Suhu global cenderung meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan
dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya
masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4.     Gangguan ekologis


Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang
terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang
tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5.     Dampak sosial dan politik


Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang
ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-
tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien,
trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya
kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang
biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty),
Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala
organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan
terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan
berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit
tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada
waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas
pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran
pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

6.      Hilangnya Lautan Es

Menurut WWF, bahkan pemanasan global kurang dari 2°C dapat memicu hilangnya lautan es kutub
utara dan pencairan lapisan es di Greenland . Efek timbal balik kekuatan yang tak terduga ini adalah
penyebab terlampauinya titik-titik kritis tersebut. Hal ini akan menyebabkan peningkatan permukaan
laut beberapa meter secara global yang akan mengancam puluhan juta manusia di dunia.

Kapasitas penyimpanan CO2 di lautan dan daratan – penyerapan alami bumi– telah turun sekitar 5%
selama lebih dari 50 tahun belakangan ini. Pada saat yang bersamaan, emisi CO2 manusia yang berasal
dari bahan bakar fosil terus meningkat – empat kali lipat lebih cepat di dekade ini daripada dekade
sebelumnya. WWF mendesak para pemerintah tersebut memanfaatkan konferensi Poznan sebagai titik
balik untuk menghindari arah kehancuran yang sedang dituju oleh dunia saat ini.

2.5.Cara mencegah  Pemanasan Global (Global warming)

1. Kurangi konsumsi daging. Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya
yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan
bumi dari kekurangan pangan jika kita mengurangi konsumsi daging. Peternakan juga
penyumbang 18% jejak karbon dunia, yang mana lebih besar dari sektor transportasi (mobil,
motor, pesawat, dll). Belum ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang
dihasilkan oleh aktivitas peternakan lainnya, seperti metana yang notabene 3 kali lebih
berbahaya dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2. Dan yang pasti banyak
manfaat kesehatan dan spiritual jika mengurangi konsumsi daging.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan yang sudah diolah
atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan transportasi yang
berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh.
3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal lebih murah dan juga menghemat energi, terutama jika
menghitung energi dan biaya transportasinya. Makanan organik lebih ramah lingkungan, tetapi
periksa juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi karbon yang dihasilkan
akan lebih besar daripada manfaatnya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa menggunakannya
berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng aluminium setara dengan energi untuk
menyalakan TV selama 3 jam.
5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat sumber daya untuk
kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau saudara Anda untuk berbagi saat membelinya.
6. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup, maka
panas tersebut tidak akan hilang.
7. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Selain itu konsumsi
fast food juga buruk untuk kesehatan.
8.      Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja, dengan demikian Anda mengurangi
jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat perbelanjaan besar di
Indonesia sudah mulai mengedukasi pelanggannya untuk menggunakan sistem seperti ini. Jadi
sambutlah iktikad baik mereka untuk menyelamatkan lingkungan.

9. Gunakan gelas yang bisa dicuci. Jika Anda terbiasa dengan cara modern yang selalu menyajikan
minum bagi tamu dengan air atau kopi dalam kemasan. Beralihlah ke cara lama kita. Dengan
menggunakan gelas kaca, keramik, atau plastik food grade yang bisa dicuci dan dipakai ulang.
10. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Akan sangat menghemat biaya transportasi dan BBM.

11.  Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun berpartisipasi dalam program
penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain. Tergantung kesempatan dan
kemampuan.
2.6.Bencana Besar Akibat Pemanasan Global (Global warming)
Apa saja bencana mematikan yang ditimbulkan oleh global warming ? Beberapa diperkirakan bakal
terjadi puluhan tahun ke depan, tapi sebagian lagi sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.
Silahkan simak bencana besar yang akan terjadi akibat global warming di bawah ini. Hal ini bukan untuk
menakut-nakuti , tapi mudah-mudahan bikin kita semua tergerak untuk menjaga kelestarian alam yang
hijau.
1. Gletser Menciut
Gletser adalah daratan yang terbuat dari es. Gletser bakal ikut meleleh dan menciut seiring dengan
bertambahnya suhu bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Selama tahun 1990- 2005 saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat celcius. Gletser Himalaya yang memasok
air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi dan suplai air minum untuk 500 juta
penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di kutub semakin cepat mencair hingga membuat
permukaan air laut di bumi naik.

2. Pulau Tenggelam
Indonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling terancam tenggelam.
Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini disebabkan mencairnya permukaan
gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastis. Menyusutnya hutan bakau
memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa
lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah
naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti
Kosambi , Penjaringan , Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.

3. Badai
Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat akibat global
warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa tahun belakangan ini ,
negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu banyak badai dibandingkan abad
sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai biasa, namun masuk kategori badai
mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis, badai rita,dll.
4. Gelombang Panas
Tahun 2003 lalu, Eropa diserang gelombang panas alias heat wave , yang menewaskan banyak orang.
Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh
para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang pernah terjad beberapa kali di bumi , namun
belakangan ini makin sering terjadi. Dan diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100
kali lipat.

5. Kekeringan

Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah ! Air akan
makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai makanan berkurang drastis.
Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat
kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.

6.      Perang dan Konflik


Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan besar akan mengalami panik dan berubah
jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut lahan yang belum rusak.

7.      Penyakit Merajalela


Malaria, demam berdarah , ebola , dan banyak penyakit yang dulu cuma di anggap sebagai penyakit
negara tropis , bisa menyebar ke berbagai negara Eropa yang dikenal dingin. Penyebabnya apalagi kalau
bukan banjir atau kekeringan yang mengundang banyak hewan pembawa penyakit bersarang disana!!!

8. Perekonomian Kacau
Ladang tani , perkebunan yang biasanya menghasilkan akan musnah ole banjir atau kekeringan.
Penduduk akan di buat makin menderita karena stok bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya akan
jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik. Pemerintah juga membutuhkan biaya yang
banyak untuk membangun kembali wilayah yang terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang
mewabah.
9. Ekosistem Hancur

Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem yang ada.
Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir , badai, atau
ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan untuk bertahan hidup.
Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan bakar , sumber energi , bahan
makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.

10. Mahkluk Hidup Punah

Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada sekarang bakal musnah tahun 2050 kalau temperatur
bumi terus naik. Spesies yang punah ini kebanyakan yang habitatnya di tempat dingin . Hewan-hewan
laut diperkirakan banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut jadi menghangat. Kalau tumbuhan
dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya terancam karena kekurangan bahan makanan.
Bab III
Penutup
3.1 KESIMPULAN

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh
manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir
mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa
mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa
depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah
sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanasan global adalah


peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun di atmosfer bumi. Pemanasan global
disebabkan oleh efek rumah kaca dan efek umpan balik karena efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan
oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global. Dan menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan
lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah
penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas
rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). " Hampir seperlima (20 persen) dari emisi
karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua
kendaraan di dunia.

3.2 SARAN

Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu
untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadelah kita memikirkannya. Sampai pada
satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita
bergotong royong untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna
ini. Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk kami perbaiki dan kami
sempurnakan.
https://id.search.yahoo.com/search?
p=makalah+tentang+pemanasan+global+atau+global+warming&ei=UTF-8&fr=moz35

MAKALAH GLOBAL WARMING


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang pemanasan global atau global
warming yang sedang terjadi saat ini. Banyak faktor atau penyebab yang membuat pemanasan
global itu sendiri terjadi. Masalah dunia ini belum bisa teratasi, belum ada solusi yang efektif
untuk menyelesaikannya. Mungkin sudah banyak penanggulangan yang sudah dilakukan , akan
tetapi belum terlalu terlihat hasilnya yang dapat kita rasakan.

1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu
pembuatan makalah ini untuk menyadarkan tentang keadaan yang ada pada saat ini. Harapan
penulis adalah agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang telah membacanya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab.
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

2.2 Penyebab Pemanasan Global


1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi
akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

2. Efek Umpan Balik


Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai contoh
adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-gas rumah
kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh
akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di
udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi
menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh
es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya
lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi
Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost)
adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh
juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Penggundulan Hutan
Maraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab pemanasan global saat ini.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi
karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga
mempengaruhi kesuburan tanah. Hutan yang menjadi paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi
secara maksimal karena sudah sangat berkurangnya jumlah pohon yang ada. Jumlah pohon yang
ada tidak dapat menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang ada di Bumi.

2.3 Dampak Pemanasan Global


1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara akan
memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya gunung-
gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan tersebut. .
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk
setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan
badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Peningkatan Permukaan Laut


Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan
juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah pantai.
Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada ekosistem pantai,
contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.

4. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung
untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang
bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.

2.4 Pengendalian Pemanasan Global


Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-
langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang telah terjadi
dapat diatasi dengan beberapa cara. Daerah pantai dilindungi dengan didnding dan penghalang
untuk mencegah masuknya air laut. Adapun cara lain, pemerintah membantu populasi yang ada
di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Ada dua cara untuk memperlambat
bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon). Cara yang kedua adalah mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara-cara lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
- Menanam banyak pohon
- Bepergian dengan kendaraan yang ramah lingkungan, contoh: sepeda
- Gunakan alat elektronik yang hemat energy
- Kurangi penggunaan AC
- Daur ulang sampah organik
- Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pemanasan global yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri. Sebagai manusia
kita tidak dapat menjaga dengan baik tempat dimana kita hidup. Jika kita tidak sadar akan
dampak yang terjadi nanti, maka kehidupan di Bumi ini akan terancam. Untuk mengatasinya,
telah dilakukan beberapa penangulangan. Penanggulangan ini akan efektif bila semua pihak turut
serta untuk melakukannya.

3.2 Saran
Pemanasan global ini dapat di kurangi jika kita menanamkan rasa cinta kepada Bumi ini. Kita
harus dapat menjaga dan melestarikannya , demi kelangsungan kehidupan di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://davidrosidi.blogspot.co.id/2012/09/contoh-makalah-global-warming.html

Makalah Pemanasan Global

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami haturkan sholawat dan salam
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang
benderang.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan. Maka dari
itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi
dan penunjang bagi kita semua.

Pelaihari, Maret 2015

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................1

Daftar Isi............................................................................................................2

Bab I Pendahuluan............................................................................................3

a.       Latar Belakang......................................................................................................3


b.      Rumusan Masalah.................................................................................................3
c.       Tujuan Penelitian..................................................................................................3

BAB II Landasan Teori........................................................................................4

BAB III Pembahasan.............................................................................................5

Pemanasan Global................................................................................................5

a.       Penyebab Terjadinya Pemanasan Global..............................................................5


b.      Dampak Pemanasan Global..................................................................................8
c.       Cara Penanggulangan Pemanasan Global ..........................................................26

BAB IV Penutup...............................................................................................31

Kesimpulan..........................................................................................................31

Saran...................................................................................................................31

Daftar Pustaka.................................................................................................32

Bab I : Pendahuluan

a.      Latar Belakang

Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak menentu
bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan
pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan
global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain itu sekarang
juga telah terjadi El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La Nina sendiri sebenarnya adalah bentuk
penyimpangan pola cuaca.

Karena hal inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang pemanasan global dan
penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La Nina, hal-hal yang menyebabkannya, akibat yang
ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasinya agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber di internet sebagai pendukung dan
menyempurnakan pembahasan yang terdapat di makalah ini.

b.      Rumusan Masalah


a. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
b. Apa saja dampak dari pemanasan global?
c. Bagaimana solusi mengatasi pemanasan global?
c.       Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai
pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca yang terjadi saat ini.

Bab II Landasan Teori

Pemanasan global (Global Warming)  adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yg lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yg ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan,
salju). Akibat-akibat pemanasan global yg lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser,
dan punahnya berbagai jenis hewan.

Bab III Pembahasan

Pemanasan Global

a.      Penyebab Pemanasan Global


Pemanasan global (Global Warming)  adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah kelompok peneliti
yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim,
setiap beberapa tahun sekali melakukan pertemuan dan diskusi untuk membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan penemuan-penemuan terbaru terkait dengan perubahan iklim khususnya
pemanasan global. Dari berbagai diskusi ilmiah tersebut, para peneliti yang tergabung dalam IPCC
menyimpulkan bahwa peningkatan rata-rata suhu global bumi disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca yang kemudian dikenal dengan istilah efek rumah kaca.
Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca memiliki
prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya, sehingga suhu udara
di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang pertumbuhan tanaman di dalamnya.

Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang sampai ke
Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari panas tersebut di serap
oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh
bumi akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya,
energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun
meningkat.

Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat diperlukan
untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca juga
akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di atmosfer bumi. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang
mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan
internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg ditujukan
untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan
tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yg akan mencegah
gangguan antropogenik yg berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada
tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada
April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:

1. Polusi Karbondioksida Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil

Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer.
Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini
akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus
segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk  melakukan ini.

2. Polusi Karbondioksida Dari Pembakaran Bensin Untuk Transportasi.

Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan
semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus
meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua
peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

3. Gas Metana Dari Peternakan & Pertanian.

Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya
efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi
kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan
dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang
dilepaskan ke atmosfer bumi.

4. Aktivitas Penebangan Pohon

Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita makin
berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi
menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru
dunia dan dapat digunakan untuk  mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.

5. Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan


Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian
meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari
karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk
kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

b.      Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat ini, akan
menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya kehidupan di muka bumi. Pemanasan
global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca, populasi satwa, produktivitas hasil pertanian,
air laut, bahkan hingga kondisi sosial politik nantinya.

Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:

1.      Kenaikan Permukaan Air Laut Seluruh Dunia


Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua
lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di seluruh dunia akan mengalami efek
berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu Kota
Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.

2.      Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai

Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah
ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya
kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin
yang dapat memicu terjadinya badai kuat.
3.      Menurunnya Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen

Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan karena
faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh pemanasan
global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan.

4.      Makhluk Hidup Terancam Kepunahan

Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan
suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang
keragaman spesies bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya spesies
manusia
.

5.      Terumbu Karang Menghilang


World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk, pemanasan global
bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang. Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi pada
tahun 2100 terkait dengan meningkatnya temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang saja,
dampaknya pada terumbu karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami pemutihan
atau bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang), maka ekosistem laut akan terganggu. Banyak
flora maupun fauna laut yang akan terancam punah.

6.      Krisis Air Bersih

Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih merupakan
kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya penggundulan hutan. Jika hutan terus
menerus digunduli maka akan mengganggu siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.

7.      Wabah Penyakit

Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah
yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin
ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan
sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.

8.      Terjadinya Penyimpangan Pola Cuaca El Nino dan La Nina


El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di
sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang
ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian

tengah dan timur.

Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran suhu
permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan lintang 5°LS – 5°LU, dimana anomali positif
mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu
permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif,
sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan
dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia

El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur menjelang hari
natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan
meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-
ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat
adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi
sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. Nama El Nino diambil dari bahasa
Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus
ini biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain
fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya
suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi
nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi
dalam jangka waktu 2-7 tahun.

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan
suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya
pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat
Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di
atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah
hujan yang jauh dari normal.

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-
waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di
kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan
pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi
secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900
sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali).
La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi
berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian
sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan
bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang
dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.

Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan Darwin
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang dikenal dengan istilah indeks
Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli
meteorologi dijadikan indikator untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina. Indeks Osilasi Selatan
membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan
Darwin. Jika bernilai tinggi (positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan
dengan periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan melemahnya
angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.

Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi
penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara
fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat
berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan
telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.

Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat
( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke
arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa
air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah
suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim
dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.

Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada di
tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih dingin. Ini
mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini
menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik
timur mengalami kemarau dan kekeringan. 

Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina
dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang ditimbulkan karena
adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.

La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut atau SST
(Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan intensitas kuat.
1.      Intensitas Lemah
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
2.      Intensitas Sedang
Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-
turut.
3.      Intensitas Kuat

Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

Beberapa faktor penyebab El Nino La Nina adalah sebagai berikut :


 Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
 Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin
jauh dari normal.
 Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas
dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
 Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.

Di bawah ini merupakan proses terjadinya El Nino La Nina :

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat Normal

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino

     Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang
lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin
Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di
pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer.
Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan
konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat
tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin
passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi
ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur.
Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.

Keadaan Samudera Pasifik saat terjadi La Nina

     Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah dan
timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan
pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik
tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat
tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus,
awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak
dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur
bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik ttengah dan
timur bergeser ke pasifik barat.

El Nino dan La Nina memiliki beberapa dampak yaitu :

1.      Pada Alam


 Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan
salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang
(coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun dan terumbu karang memiliki
fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat
mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila terkena
sinar matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan mati. Padang lamun
dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt.
Padang lamun memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang
hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang menghuni padang lamun, di antaranya: ikan-ikan
parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan surgeon (Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus
brasiliensis), ikan rudder (Kyphosus sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong
(Trichechus manatus), juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu
karang dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat
El Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang menyebabkan
berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang,
begitu juga dengan padang lamun. Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat,
maka ikan-ikan akan melakukan migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga
mengakibatkan penurunan populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan
sardine (Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus murphyi dan
Scomber japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang tersedia. Hal ini semua
dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.
 Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang terjadi di
wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat peningkatan jumlah
klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak nutrien yang sangat bermanfaat bagi
ikan. Pada saat inilah terdapat banyak ikan yang dapat menguntungkan dalam sektor perikanan
tangkap.
 Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan
awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik tengah
dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari
normal.
 Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi hambatan
terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan sebaliknya, di
daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang parah di
Indonesia.

2.      Pada Manusia


Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan , mengakibatkan perairan
yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan
ikan di perairan. Tidak hanya berpengaruh terhadap para nelayan, El-Nino dan La-nina dampak
menghambat aktivitas manusia. Seperti pada tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina
yang paling kuat dan mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan badai-badai aneh
lainnya yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.

Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang menyebabkan
kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan korban lebih dari satu
juta jiwa.

Selain itu El-nino dan La-nina memiliki terhadap pengaruh terhadap pertanian yaitu memiliki
pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air irigasi, anomali iklim anomali iklim el nino
dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode musim hujan dan musim kemarau yang selanjutnya
berimplikasi pada pergeseran musim tanam.

Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang drainasenya kurang
baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil pertanian yang baik pada daerah yang
curah hujannya rendah mengingat sebelum La Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau
panjang di Indonesia. Curah hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit,
juga bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal perkebunan di mana
pembibitan sedang dilakukan.

Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat hutan di Indonesia
akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak mungkin adalah ekosistem di dalamnya,
seperti perilaku satwa liar dan daur hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon udara dingin
dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih
banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.

Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang umum
terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat kelebihan air atau
banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan tanaman penyakit. Dampak kekurangan atau
kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda
daripada tanaman dewasa., karena resisitansi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan
cuaca umumnya lebih rendah.

La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 2 0C) dan hujan
yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah efeknya bagi pertanian,
perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan sangat
banyak dan memiliki respon tertentu terhadap cuaca. 

Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga dilaporkan
menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga
berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat
terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu
beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan
jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi
ikan ke perairan lain yang lebih dingin.

Cara Mengantisipasi & Penanggulangan Terhadap El Nino & La Nina

Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:

1.      Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino. Informasi tersebut
didistribusikan ke daerah agar segera diketahui perkembangannya guna menyiapkan langkah yang
diperlukan.

2.      Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus selalu siap sehingga
dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan dan melaksanakan penanggulangan
dampak el-nino.

3.      Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan tindakan pemanenan air
limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan pengaturan muka air tanah melalui
manajemen air pada areal-areal gambut.
4.      Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat memperbesar
penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan, serta menyesuaikan jadwal
penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.

5.      Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak el-nino, termasuk dana
untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan pangan dan kesehatan serta dana
untuk rehabilitasi.

6.      Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi pencegahan dan
penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.

Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-benar
terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada mempertahankan
kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu diberikan perhatian khusus.
Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan agar tindakan penanggulangan dapat di
laksanakan pada kesempatan paling dini.

Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan La-Nina terjadi:

1.      Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa, pemutusan pipa
kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan naungan.

2.      Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan penyiraman.

Adapun tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu sebagai berikut:

1.      Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami masa
kekeringan yang panjang.
2.      Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna mengetahui
kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera melakukan tindakan rehabilitasi yang
diperlukan.

Sedangkan beberapa pihak memprediksikan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa
depan, diantaranya:

1.HUTAN AMAZON AKAN BERUBAH MENJADI GURUN

Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan
hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi
hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 - 60 persen hutan menjadi padang rumput kering.
Proyeksi - proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.

2. GREAT BARRIER REEF LENYAP DALAM 20 TAHUN


Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan gugusan
karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan
pada The Times: "Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali karbon
dioksida ( CO2 ) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang
akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah
kritis dan beginilah kenyataanya."

3. GURUN SAHARA AKAN MENGHIJAU


Para ilmuwan melihat tanda - tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di sekitarnya menghijau
akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini mampu merevitalisasi wilayah gersangnya sehingga
menarik komunitas petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-model iklim,
yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara menjadi padang rumput subur seperti
sekitar 12 ribu tahun yang lalu.

4. ANGIN TOPAN BERTIUP LEBIH DAHSYAT

Belum bisa dijelaskan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya badai Katrina.


Tetapi ada indikasi - indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan badai - badai berkategori 5
-badai Katrina sendiri berkategori 4 saat menghantam Lousiana. Kekuatan badai dimulai dari adanya air
hangat dan model - model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat
seiring dengan naiknya temperatur lautan. Global Warming juga membuat badai - badai itu lebih
destruktif dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di wilayah pesisir. 

5. HEWAN - HEWAN MENYUSUT


Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies - spesies hewan mengalami penyusutan rata -
rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir. Penelitian awal terhadap domba
menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat domba - domba itu tidak
menambah berat badannya untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini
dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan perubahan iklim ini bisa
mengganggu rantai - rantai makanan, dimana predator di puncak rantai makanan yang paling
terpengaruhi karena menyusutnya mangsa.

6. KOTA LONDON TENGGELAM PADA TAHUN 2100

Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming. Faktanya sebuah
ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah
air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota - kota dunia termasuk London dan New York bisa saja
lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan Global Warming
akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London
termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul
"Flood". Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.

7. INDONESIA KEHILANGAN RIBUAN PULAU – NYA

Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang
sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain
yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulau -
pulau di wilayahnya.

8. GLOBAL WARMING AKAN MEMICU TERORIS


Global Warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara - negara miskin, sehingga
memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme. Kondisi negara yang
tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu menyebabkan banyak orang meninggalkan
negaranya dan karena tekanan beberapa di antaranya bisa melakukan tindakterorisme. Belum lagi
masalah akibat penolakan dari negara yang didatangi para imigran ini.

9. PEGUNUNGAN ALPEN MENCAIR

Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah - wilayah rendah,
menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku. Hal ini
berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier - glacier itu akan hilang
antara tahun 2030 dan 2050. Italia dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas - batas
wilayah mereka akibat berkurangnya glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda batas - batas wilayah
dua negara itu.
10. TENGGELAMNYA KEPULAUAN MALDIVA

Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan ditenggelamkan oleh
lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi
dunia pariwisata yang mengandalkan pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti
memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap ditelan
samudera.

c.       Cara Penanggulangan Pemanasan Global

Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global ini, maka ada baiknya
manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global.
Baik secara individu, kelompok maupun masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi dan
mengatasi pemanasan global yaitu :

1. Program Menanam Pohon

Kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun sudah
mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon.

Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan
menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap
rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah
pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

2. Kurangi Bangunan Rumah Kaca

Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa derajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang
pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).

Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang dampak
lingkungan dalam proyek mereka.

3. Cerdas Dalam Berkendara


Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas sudah di
contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata dengan rapi. Ya, banyak
negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah.

Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon
yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.
Dengan kendaraan ini. Disamping sehat. kita juga bisa mengurangi dari dampak  Polusi yang telah
tercemar.

Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa mengurangi
pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki transportasi
massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.

Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki, maka itu
lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama – sama kita ketahui bahwa
sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Hemat Listrik

Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya untuk
membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak
digunakan lagi. Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat disayangkan
masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal ini pemerintah belum
menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga
dan seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan
listrik.

5. Saluran Ventilasi Rumah  Yang Cukup


Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan selain
memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa masuk kedalam
rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan
lupa Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.

6. Jangan Tebang Pohon Sembarangan (ilegal loging)

Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun berapa
hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi kerugian
negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan
butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan
tahun.

Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat negara. Jadi
para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon yang di jalanan banyak
hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak
pohon yang di paku dengan sembarangan.
Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan pohon
sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan
seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan negara.

7. Membersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

8. Kurangi penggunaan AC. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur
suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C) & alihkan panas limbah mesin AC tadi untuk mengoperasikan
water-heater.

9. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Kurangilah penggunaan sampah plastik. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya
ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali. Lebih
baik bawa tas yang bisa dipakai ulang untuk mengurangi penggunaan plastik.

12. Kurangilah konsumsi daging.Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya
yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari
kekurangan pangan jika kita bervegetarian.

13. Hindari makan makanan fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.

14. Jangan membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa dipastikan
bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan “jejak karbon” yang besar.

Bab IV Penutup

Kesimpulan

Pemanasan global (Global Warming)  adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca. Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global,
antara lain gas metana pada peternakan & pertanian,polusi karbondioksida ,aktivitas penebangan
pohon & penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Akibat-akibat pemanasan global diantaranya adalah
wabah penyakit, penurunan hasil pertanian, naiknya permukaan air laut, dan punahnya berbagai jenis
hewan. Beberapa cara untuk mengurangi pemanasan global adalah menghemat listrik, mengurangi
bangunan kaca, mengurangi penggunaan plastik, & menanam pohon.

Saran

Kita harus menjaga kelestarian bumi kita agar dapat mengurangi pemanasan global. Dengan cara yang
sederhana pun sebenarnya kita telah membantu mengurangi pemanasan global. Contohnya lebih
memilih naik sepeda untuk ke warung yang jaraknya dekat dengan rumah, mematikan listrik yang tidak
digunakan & menanam pohon. Hal hal kecil inilah justru dianggap sepele oleh sebagian orang. Jika
kebiasaan ini terus menerus dilakukan maka akan membuat pemanasan global semakin parah.

Daftar Pustaka

http://princekevin019.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pemanasan-global_2.html

https://id.scribd.com/doc/144640744/Makalah-Bahasa-Indonesia-PEMANASAN-GLOBAL#

EFEK RUMAH KACA

MAKALAH GLOBAL WARMING


DISUSUN OLEH :

LUSI MADITA AULIASARI


XI IPA 3 – 19

SMA N 2 UNGARAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaiakum wr.wb
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “GLOBAL WARMING” ini.
Makalah ini memberi informasi tentang pengertian glonal warming, akibat global
warming, dan cara menanggulanginya.
Kami tahu makalah ini masih jauh dari sempurna. Disini kami masih belajar dan belajar.
Maaf jika masih ada banyak kesalahan dalam penulisan.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang tersangkut dalam makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Ungaran, 6 Oktober 2012
Penulis
Lusi Madita Auliasari
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH …………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR…………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………. 3
BAB I……………………………………………………................. 4
Pendahuluan…………………………………………………………… 4
A.        Latar belakang …………………………………………………. 4
B.        Perumusan masalah …………………………………………… 5
C.        Tujuan …………………………………………………............. 5
BAB II……………………………………………………………… 6
Pembahasan…………………………………………………………… 6
A.        Pengertian Global Warming ……………………………………… 6
B.        Penyebab terjadinya Global Warming …………………………….. 6
C.        Dampak Global Warming …………………………………………. 7
D.        Cara menanggulanginya …………………………………………… 8
Bab III …………………………………………………………...... 11
Penutup………………………………………………………………… 11
A.        Kesimpulan ………………………………………………………… 11
B.        Saran ………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 12

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Global warming atau pemanasan global adalah sebuah kata yang tidak asing lagi bagi
kita. Seperti yang kita tahu, global warming membuat keadaan di bumi tidak stabil. Global
warming sendiri terjadi karena ulah manusia yang sama sekakli tidak brtanggung jawab.
Akibatnya, es di kutub utara maupun di kutub selatan mencair dan mengakibatkan air meluap
sedangkan daratan semakin langka.
Namun, walaupun air melimpah tidak semua air bisa dipergunakan dengan sebaik dan
semaksimal mungkin. Kenapa hal ini terjadi? Global warming terjadi karena pemanasan global
yang tinggi karena perngaruh dari rudaknya lingkungan alam yang alami. Hutan semakin langka
sedangkan polusi semakin meningkat dan membahayakan. Polusi ini biasanya juga
menyebabkan air menjadi tercemar. Apalagi global warming juga bisa menyebabkan terjadinya
hujan asam. Hujan asam yang sangat membahayakan.
Sudah banyak program pemerintah untuk selalu menjaga kestabilan bumi dan juga
menjaga bumi kita dari global warming. Pemerintah juga selalu menekankan pada
masyarakatnya untuk selalu menanam pohon, tidak menggunakan ac di alam terbuka dan juga
tidak membangun bangunan bertingkat dengan kaca pembalik karena hal tersebut dapat
membuat pengikisan pada lapisan atmosphere.
B.     PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat kita tarik perumusan masalah yang sebagai berikut:
1.      Pengertian “Global Warming” ?
2.      Penyebab terjadinya “Global Warming” ?
3.      Dampak “Global Warming” ?
4.      Cara menanggulanginya ?
C.    TUJUAN
1.      Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan mengenai “globalwarming” dan sebagai tugas untuk
memenuhi mata pelajaran TIK.
2.      Bagi masyarakat
Memberikan kesadaran betapa buruknya dampak adanya pemanasan global sehingga
senantiasa dapat mengajak masyarakat untuk mencegahnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    APA ITU GLOBAL WARMING ?
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan
jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
B.     PENYEBABNYA
Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap
disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas
lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer.
Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon
dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan
penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan
oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon seperti
juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang
terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi
menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat
emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di
udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar
70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan
bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah
terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk
pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan
makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun
miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang
dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi
karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga
mempengaruhi kesuburan tanah.
C.    DAMPAK YANG DITIMBULKAN
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik
(seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan
dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama
penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : gangguan
terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana
seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara, gangguan terhadap permukiman penduduk,
pengurangan produktivitas lahan pertanian, peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Dampak-dampak lainnya :
         Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
         Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
         Mencairnya es dan glasier di kutub
         Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas.
         Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching)
         Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
         Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, karena meningkatnya popularitas
nyamuk.
         Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
D.    CARA MENANGGULANGI
1.      Jadilah Vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan
mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging
menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di
dunia (13,5%). Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha
pohon per tahunnya.
2.      Tanam Pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh
masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah
kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka
ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan
kembali ke atmosfer.
3.      Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan
bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil
menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih kereta
api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah
kaca.
4.      Kurangi Belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil
sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh
karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi
barang menyumbang CO2.
5.      Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.
The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2
yang disumbang oleh pertanian.
6.      Gunakan Lampu Hemat Energi
Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar
biasa.
7.      Gunakan Kipas Angin
AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena
itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
8.      Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari
Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur
pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak
menyebabkan polusi udara.
9.      Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui
metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa
membantu mengurangi masalah ini!
10.  Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium!
Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang
didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita
oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras
karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi,
namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini
maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
B.     SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming !!!
http://shoreaaugustaa.blogspot.co.id/2013/12/makalah-global-warming.html

MAKALAH
BAHASA

Anda mungkin juga menyukai