(Global warming)
Kata pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. Karena dengan nikmat, rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, para sahabat, dan kepada kita semua yang
mengharapkan syafaatnya di hari kiamat kelak. Amien.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
sebagaimana yang di harapkan, meskipun waktu, tenaga, dan pikiran telah di perjuangkan dengan
segala keterbatasan yang kami miliki, demi terselesainya makalah ini. Namun, makalah yang tertuang
dapat memberi manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Pada dasarnya dalam proses penulisan makalah ini, kami mengalami berbagai kesulitan, akan
tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Dra. Hj Aty Sholehati, Selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 15 Jakarta, yang telah memberi panutan
yang baik untuk kita semua.
2. Ibu Supraptiningsih, S.pd selaku guru Bahasa Indonesia, ibu Desmarlina,S.pd selaku wali kelas XII IPA,
Bapak Triyono Priharto, S.pd selaku guru TIK, yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, tenaga
dan pemikiran disela-sela kesibukan untuk membimbing, memberikan saran motivasi, nasehat dan
arahan kepada kami
3. Ayah dan ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa, limpahan kasih sayang, motivasi dan
saran baik secara moril maupun material sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Teman-teman kelas XII IPA Angkatan 2010-2011 yang telah banyak membantu demi terselesainya
makalah.
Akhirnya kami serahkan semuanya kepada ALLAH SWT. Semoga segala perhatian, partisipasi, dan
motivasi di balas oleh ALLAH SWT sebagai amal kebaikan. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kepada kita semua. AMIEN Ya Rabbal Allamin
Jakarta, Desember 2010
Kelompok II
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
Daftar pustaka
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang Makalah
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala
kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas gambaran umum pemanasan global,
aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu
sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengendalikan
pemanasan global.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu
50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam
sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu pemanasan global begitu
berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan berbagai aktivitasnya.
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang terjadi di
negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa
daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin
puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan membahas Definisi
Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara
mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh
adanya Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.
Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dan untuk menghindari salah pengertian dan perbedaan
persepsi serta untuk mengarahkan makalah ini,maka kami akan membatasi pemasalahan pada:
A. Makalah ini dibuat pada siswa kelas XII IPA MAN 15 JAKARTA Tahun ajaran 2010-2011 semester ganjil.
B. Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global,
Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan
oleh adanya Pemanasan Global
Perumusan Masalah
Berdasarkan makalah yang kami diskusikan dan pembatasan masalah,maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan
Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di
akibatkan oleh adanya Pemanasan Global
Tujuan :
Untuk mengetahui Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global,
Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan global dan
Bencana Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan Global
Manfaat :
1. Untuk memperoleh data,fakta,dan informasi tentang Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak
dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur
pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan Global
2. Untuk memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan
Pemanasan Global (Global Warming)
D. MetodePenulisan
Metode yang diguakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode, deskriptif,
kualitatif, melalui studi pustaka yakni dengan menggunakan buku-buku da internet sebagai sumber
kajian yang dibahas.
E. Sistematika penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar pustaka
Bab II
Pembahasan
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah
kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi
sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan
global.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang
berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO 2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan
melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon
juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan
penyerap karbon yang rendah.
Variasi Matahari
Variasi Matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dipancarkan oleh Matahari.
Terdapat beberapa komponen periodik yang mempengaruhi variasi ini, yang terutama adalah siklus
matahari 11-tahunan (atau siklus bintik hitam matahari), selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak
periodik. Aktivitas matahari diukur dengan menggunakan satelit selama beberapa dekade terakhir
setelah pada waktu sebelumnya pengukuran dilakukan melalui variabel-variabel 'proksi'. Para ilmuan
iklim tertarik untuk mengetahui apakah variasi matahari berpengaruh terhadap Bumi. Variasi dalam
total solar irradiance (TSI) sebelumnya tidak dapat diukur atau dideteksi hingga era penggunaan satelit,
walaupun sebagian kecil panjang gelombang ultraviolet bervariasi beberapa persen. Output total
matahari yang telah diukur (selama 3 kali periode siklus bintik hitam 11-tahunan) menunjukkan variasi
sekitar 0,1% atau sekitar 1,3 W/m 2 dari maksimum ke minimum selama siklus bintik hitam 11-tahunan.
Jumlah radiasi matahari yang diterima permukaan luar atmosfer Bumi sedikit bervariasi dari nilai rata-
rata 1366 watt per meter persegi (W/m2).
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan beberapa efek perubahan iklim, sebagai contoh selama Maunder Minimum. Sebuah studi
tahun 2006 dan review dari beberapa literatur, yang dipublikasikan dalam Nature, menyatakan bahwa
tidak terdapat peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari sejak 1970, dan bahwa perubahan
output matahari selama 400 tahun terakhir kecil kemungkinannya berperan dalam pemanasan global.
Perlu ditekankan, laporan tersebut juga menyatakan "Selain tingkat "keterangan" matahari, hal-hal lain
yang dapat mempengaruhi iklim seperti radiasi sinar kosmik atau sinar ultraviolet matahari tidak dapat
dikesampingkan, kata penulis tersebut. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain ini belum dapat dibuktikan,
tambah mereka, karena model-model fisik untuk efek-efek ini masih belum sempurna dikembangkan.
Selama periode tersebut, suhu rata-rata adalah 13,3 derajat Celcius. Mongolia, Rusia bagian timur,
sebagian besar wilayah China, Amerika Serikat bagian barat, dan sebagian Amerika Selatan pada bulan
lalu lebih dingin dibanding biasanya, tetapi sebagian besar wilayah lain di dunia mencapai rekor suhu
lebih tinggi dibanding rata-rata. Wilayah yang memiliki suhu di atas rata-rata antara lain Kanada, Alaska,
Amerika Serikat bagian timur, Australia, Asia Selatan, Afrika bagian utara, dan Rusia bagian
utara.Menurut pakar iklim, pemanasan El Nino di Samudera Pasifik melemah pada April karena anomali
suhu permukaan air laut berkurang. Dan, laporan yang dirilis Senin kemarin juga menyebutkan bahwa
volume es di Kutub Utara selama April lalu kembali menyusut. Ini merupakan penurunan berturut-turut
dalam 11 bulan terakhir. Saat ini luas dataran es di Kutub Utara tinggal sekitar 14,7 juta kilometer
persegi. Sedangkan wilayah es di Kutub Selatan pada April lalu 0,3 persen di bawah rata-rata menurut
pengukuran selama periode 1979-2000. Laporan ini dirilis karena para ilmuwan sedang berusaha
mengangkat kembali isu pemanasan global.
Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah
komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi
tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai.
Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka
tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan
dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-
data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak
memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak
dapat dipercaya.
Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah
komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi
tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak
juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali
ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang
tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun
terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih
kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan
lebih ekstrim.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan
banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan
mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan
menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit kenaikan tinggi
muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan
terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan
menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran
temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga
panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun
cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan
pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-
data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-
benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus
tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan
1998 menjadi yang paling panas.
Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat
Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas
manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur
rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
IPCC panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di atmosfer tidak bertambah
lagi sejak tahun 2100, iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah
dilepaskan sebelumnya. karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih
sebelum alam mampu menyerapnya kembali.
Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi karbondioksioda di
atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum
era industri. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa
perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi
masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar.
3. Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan
dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya
masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya
kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang
biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty),
Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala
organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan
terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan
berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit
tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada
waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas
pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran
pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Menurut WWF, bahkan pemanasan global kurang dari 2°C dapat memicu hilangnya lautan es kutub
utara dan pencairan lapisan es di Greenland . Efek timbal balik kekuatan yang tak terduga ini adalah
penyebab terlampauinya titik-titik kritis tersebut. Hal ini akan menyebabkan peningkatan permukaan
laut beberapa meter secara global yang akan mengancam puluhan juta manusia di dunia.
Kapasitas penyimpanan CO2 di lautan dan daratan – penyerapan alami bumi– telah turun sekitar 5%
selama lebih dari 50 tahun belakangan ini. Pada saat yang bersamaan, emisi CO2 manusia yang berasal
dari bahan bakar fosil terus meningkat – empat kali lipat lebih cepat di dekade ini daripada dekade
sebelumnya. WWF mendesak para pemerintah tersebut memanfaatkan konferensi Poznan sebagai titik
balik untuk menghindari arah kehancuran yang sedang dituju oleh dunia saat ini.
1. Kurangi konsumsi daging. Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya
yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan
bumi dari kekurangan pangan jika kita mengurangi konsumsi daging. Peternakan juga
penyumbang 18% jejak karbon dunia, yang mana lebih besar dari sektor transportasi (mobil,
motor, pesawat, dll). Belum ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang
dihasilkan oleh aktivitas peternakan lainnya, seperti metana yang notabene 3 kali lebih
berbahaya dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2. Dan yang pasti banyak
manfaat kesehatan dan spiritual jika mengurangi konsumsi daging.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan yang sudah diolah
atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan transportasi yang
berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh.
3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal lebih murah dan juga menghemat energi, terutama jika
menghitung energi dan biaya transportasinya. Makanan organik lebih ramah lingkungan, tetapi
periksa juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi karbon yang dihasilkan
akan lebih besar daripada manfaatnya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa menggunakannya
berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng aluminium setara dengan energi untuk
menyalakan TV selama 3 jam.
5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat sumber daya untuk
kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau saudara Anda untuk berbagi saat membelinya.
6. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup, maka
panas tersebut tidak akan hilang.
7. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Selain itu konsumsi
fast food juga buruk untuk kesehatan.
8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja, dengan demikian Anda mengurangi
jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat perbelanjaan besar di
Indonesia sudah mulai mengedukasi pelanggannya untuk menggunakan sistem seperti ini. Jadi
sambutlah iktikad baik mereka untuk menyelamatkan lingkungan.
9. Gunakan gelas yang bisa dicuci. Jika Anda terbiasa dengan cara modern yang selalu menyajikan
minum bagi tamu dengan air atau kopi dalam kemasan. Beralihlah ke cara lama kita. Dengan
menggunakan gelas kaca, keramik, atau plastik food grade yang bisa dicuci dan dipakai ulang.
10. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Akan sangat menghemat biaya transportasi dan BBM.
11. Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun berpartisipasi dalam program
penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain. Tergantung kesempatan dan
kemampuan.
2.6.Bencana Besar Akibat Pemanasan Global (Global warming)
Apa saja bencana mematikan yang ditimbulkan oleh global warming ? Beberapa diperkirakan bakal
terjadi puluhan tahun ke depan, tapi sebagian lagi sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.
Silahkan simak bencana besar yang akan terjadi akibat global warming di bawah ini. Hal ini bukan untuk
menakut-nakuti , tapi mudah-mudahan bikin kita semua tergerak untuk menjaga kelestarian alam yang
hijau.
1. Gletser Menciut
Gletser adalah daratan yang terbuat dari es. Gletser bakal ikut meleleh dan menciut seiring dengan
bertambahnya suhu bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Selama tahun 1990- 2005 saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat celcius. Gletser Himalaya yang memasok
air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi dan suplai air minum untuk 500 juta
penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di kutub semakin cepat mencair hingga membuat
permukaan air laut di bumi naik.
2. Pulau Tenggelam
Indonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling terancam tenggelam.
Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini disebabkan mencairnya permukaan
gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastis. Menyusutnya hutan bakau
memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa
lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah
naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti
Kosambi , Penjaringan , Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.
3. Badai
Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat akibat global
warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa tahun belakangan ini ,
negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu banyak badai dibandingkan abad
sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai biasa, namun masuk kategori badai
mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis, badai rita,dll.
4. Gelombang Panas
Tahun 2003 lalu, Eropa diserang gelombang panas alias heat wave , yang menewaskan banyak orang.
Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh
para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang pernah terjad beberapa kali di bumi , namun
belakangan ini makin sering terjadi. Dan diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100
kali lipat.
5. Kekeringan
Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah ! Air akan
makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai makanan berkurang drastis.
Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat
kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.
8. Perekonomian Kacau
Ladang tani , perkebunan yang biasanya menghasilkan akan musnah ole banjir atau kekeringan.
Penduduk akan di buat makin menderita karena stok bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya akan
jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik. Pemerintah juga membutuhkan biaya yang
banyak untuk membangun kembali wilayah yang terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang
mewabah.
9. Ekosistem Hancur
Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem yang ada.
Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir , badai, atau
ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan untuk bertahan hidup.
Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan bakar , sumber energi , bahan
makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.
Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada sekarang bakal musnah tahun 2050 kalau temperatur
bumi terus naik. Spesies yang punah ini kebanyakan yang habitatnya di tempat dingin . Hewan-hewan
laut diperkirakan banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut jadi menghangat. Kalau tumbuhan
dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya terancam karena kekurangan bahan makanan.
Bab III
Penutup
3.1 KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh
manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir
mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa
mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa
depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah
sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
3.2 SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu
untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadelah kita memikirkannya. Sampai pada
satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita
bergotong royong untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna
ini. Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk kami perbaiki dan kami
sempurnakan.
https://id.search.yahoo.com/search?
p=makalah+tentang+pemanasan+global+atau+global+warming&ei=UTF-8&fr=moz35
1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu
pembuatan makalah ini untuk menyadarkan tentang keadaan yang ada pada saat ini. Harapan
penulis adalah agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang telah membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Penggundulan Hutan
Maraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab pemanasan global saat ini.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi
karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga
mempengaruhi kesuburan tanah. Hutan yang menjadi paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi
secara maksimal karena sudah sangat berkurangnya jumlah pohon yang ada. Jumlah pohon yang
ada tidak dapat menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang ada di Bumi.
4. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung
untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang
bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri. Sebagai manusia
kita tidak dapat menjaga dengan baik tempat dimana kita hidup. Jika kita tidak sadar akan
dampak yang terjadi nanti, maka kehidupan di Bumi ini akan terancam. Untuk mengatasinya,
telah dilakukan beberapa penangulangan. Penanggulangan ini akan efektif bila semua pihak turut
serta untuk melakukannya.
3.2 Saran
Pemanasan global ini dapat di kurangi jika kita menanamkan rasa cinta kepada Bumi ini. Kita
harus dapat menjaga dan melestarikannya , demi kelangsungan kehidupan di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://davidrosidi.blogspot.co.id/2012/09/contoh-makalah-global-warming.html
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami haturkan sholawat dan salam
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang
benderang.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan. Maka dari
itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi
dan penunjang bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................2
Bab I Pendahuluan............................................................................................3
Pemanasan Global................................................................................................5
BAB IV Penutup...............................................................................................31
Kesimpulan..........................................................................................................31
Saran...................................................................................................................31
Daftar Pustaka.................................................................................................32
Bab I : Pendahuluan
Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak menentu
bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan
pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan
global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain itu sekarang
juga telah terjadi El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La Nina sendiri sebenarnya adalah bentuk
penyimpangan pola cuaca.
Karena hal inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang pemanasan global dan
penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La Nina, hal-hal yang menyebabkannya, akibat yang
ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasinya agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber di internet sebagai pendukung dan
menyempurnakan pembahasan yang terdapat di makalah ini.
Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu global akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yg lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yg ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari atmosfer, misal hujan,
salju). Akibat-akibat pemanasan global yg lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser,
dan punahnya berbagai jenis hewan.
Pemanasan Global
Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah kelompok peneliti
yang konsen meneliti dan mengamati tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim,
setiap beberapa tahun sekali melakukan pertemuan dan diskusi untuk membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan penemuan-penemuan terbaru terkait dengan perubahan iklim khususnya
pemanasan global. Dari berbagai diskusi ilmiah tersebut, para peneliti yang tergabung dalam IPCC
menyimpulkan bahwa peningkatan rata-rata suhu global bumi disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca yang kemudian dikenal dengan istilah efek rumah kaca.
Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca memiliki
prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya, sehingga suhu udara
di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang pertumbuhan tanaman di dalamnya.
Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang sampai ke
Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari panas tersebut di serap
oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh
bumi akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya,
energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun
meningkat.
Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat diperlukan
untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca juga
akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di atmosfer bumi. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang
mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan
internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg ditujukan
untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan
tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yg akan mencegah
gangguan antropogenik yg berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada
tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada
April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar
fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer.
Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini
akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus
segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk melakukan ini.
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan
semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus
meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua
peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya
efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi
kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan
dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang
dilepaskan ke atmosfer bumi.
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita makin
berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi
menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru
dunia dan dapat digunakan untuk mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.
Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah
ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya
kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin
yang dapat memicu terjadinya badai kuat.
3. Menurunnya Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen
Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan karena
faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh pemanasan
global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan
suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang
keragaman spesies bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya spesies
manusia
.
Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih merupakan
kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya penggundulan hutan. Jika hutan terus
menerus digunduli maka akan mengganggu siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.
Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah
yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin
ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan
sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran suhu
permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan lintang 5°LS – 5°LU, dimana anomali positif
mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu
permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif,
sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan
dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia
El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur menjelang hari
natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan
meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-
ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat
adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi
sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. Nama El Nino diambil dari bahasa
Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus
ini biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain
fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya
suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi
nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi
dalam jangka waktu 2-7 tahun.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan
suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya
pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat
Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di
atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah
hujan yang jauh dari normal.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-
waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di
kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan
pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi
secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900
sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali).
La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi
berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian
sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan
bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang
dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan Darwin
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang dikenal dengan istilah indeks
Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli
meteorologi dijadikan indikator untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina. Indeks Osilasi Selatan
membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan
Darwin. Jika bernilai tinggi (positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan
dengan periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan melemahnya
angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi
penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara
fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat
berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan
telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat
( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke
arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa
air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah
suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim
dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada di
tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih dingin. Ini
mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini
menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik
timur mengalami kemarau dan kekeringan.
Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina
dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang ditimbulkan karena
adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.
La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut atau SST
(Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan intensitas kuat.
1. Intensitas Lemah
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
2. Intensitas Sedang
Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-
turut.
3. Intensitas Kuat
Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang
lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin
Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di
pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer.
Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan
konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat
tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin
passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi
ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur.
Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.
Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah dan
timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan
pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik
tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat
tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus,
awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak
dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur
bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik ttengah dan
timur bergeser ke pasifik barat.
Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang menyebabkan
kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan korban lebih dari satu
juta jiwa.
Selain itu El-nino dan La-nina memiliki terhadap pengaruh terhadap pertanian yaitu memiliki
pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air irigasi, anomali iklim anomali iklim el nino
dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode musim hujan dan musim kemarau yang selanjutnya
berimplikasi pada pergeseran musim tanam.
Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang drainasenya kurang
baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil pertanian yang baik pada daerah yang
curah hujannya rendah mengingat sebelum La Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau
panjang di Indonesia. Curah hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit,
juga bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal perkebunan di mana
pembibitan sedang dilakukan.
Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat hutan di Indonesia
akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak mungkin adalah ekosistem di dalamnya,
seperti perilaku satwa liar dan daur hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon udara dingin
dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih
banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.
Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang umum
terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat kelebihan air atau
banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan tanaman penyakit. Dampak kekurangan atau
kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda
daripada tanaman dewasa., karena resisitansi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan
cuaca umumnya lebih rendah.
La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 2 0C) dan hujan
yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah efeknya bagi pertanian,
perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan sangat
banyak dan memiliki respon tertentu terhadap cuaca.
Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga dilaporkan
menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga
berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat
terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu
beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan
jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi
ikan ke perairan lain yang lebih dingin.
Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:
1. Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino. Informasi tersebut
didistribusikan ke daerah agar segera diketahui perkembangannya guna menyiapkan langkah yang
diperlukan.
2. Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus selalu siap sehingga
dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan dan melaksanakan penanggulangan
dampak el-nino.
3. Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan tindakan pemanenan air
limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan pengaturan muka air tanah melalui
manajemen air pada areal-areal gambut.
4. Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat memperbesar
penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan, serta menyesuaikan jadwal
penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.
5. Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak el-nino, termasuk dana
untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan pangan dan kesehatan serta dana
untuk rehabilitasi.
6. Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi pencegahan dan
penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.
Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-benar
terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada mempertahankan
kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu diberikan perhatian khusus.
Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan agar tindakan penanggulangan dapat di
laksanakan pada kesempatan paling dini.
Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan La-Nina terjadi:
1. Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa, pemutusan pipa
kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan naungan.
2. Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan penyiraman.
Adapun tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami masa
kekeringan yang panjang.
2. Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna mengetahui
kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera melakukan tindakan rehabilitasi yang
diperlukan.
Sedangkan beberapa pihak memprediksikan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa
depan, diantaranya:
Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan
hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi
hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 - 60 persen hutan menjadi padang rumput kering.
Proyeksi - proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.
Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming. Faktanya sebuah
ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah
air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota - kota dunia termasuk London dan New York bisa saja
lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan Global Warming
akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London
termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul
"Flood". Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.
Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang
sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain
yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulau -
pulau di wilayahnya.
Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah - wilayah rendah,
menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku. Hal ini
berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier - glacier itu akan hilang
antara tahun 2030 dan 2050. Italia dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas - batas
wilayah mereka akibat berkurangnya glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda batas - batas wilayah
dua negara itu.
10. TENGGELAMNYA KEPULAUAN MALDIVA
Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan ditenggelamkan oleh
lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi
dunia pariwisata yang mengandalkan pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti
memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap ditelan
samudera.
Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global ini, maka ada baiknya
manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global.
Baik secara individu, kelompok maupun masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi dan
mengatasi pemanasan global yaitu :
Kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun sudah
mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon.
Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan
menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap
rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah
pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa derajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang
pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang dampak
lingkungan dalam proyek mereka.
Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon
yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.
Dengan kendaraan ini. Disamping sehat. kita juga bisa mengurangi dari dampak Polusi yang telah
tercemar.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa mengurangi
pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki transportasi
massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki, maka itu
lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama – sama kita ketahui bahwa
sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya untuk
membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak
digunakan lagi. Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat disayangkan
masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal ini pemerintah belum
menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga
dan seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan
listrik.
Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun berapa
hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi kerugian
negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan
butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan
tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat negara. Jadi
para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon yang di jalanan banyak
hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak
pohon yang di paku dengan sembarangan.
Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan pohon
sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan
seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan negara.
8. Kurangi penggunaan AC. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur
suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C) & alihkan panas limbah mesin AC tadi untuk mengoperasikan
water-heater.
9. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.
11. Kurangilah penggunaan sampah plastik. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya
ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali. Lebih
baik bawa tas yang bisa dipakai ulang untuk mengurangi penggunaan plastik.
12. Kurangilah konsumsi daging.Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya
yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari
kekurangan pangan jika kita bervegetarian.
13. Hindari makan makanan fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.
14. Jangan membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa dipastikan
bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan “jejak karbon” yang besar.
Bab IV Penutup
Kesimpulan
Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ±
0.32°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca. Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global,
antara lain gas metana pada peternakan & pertanian,polusi karbondioksida ,aktivitas penebangan
pohon & penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Akibat-akibat pemanasan global diantaranya adalah
wabah penyakit, penurunan hasil pertanian, naiknya permukaan air laut, dan punahnya berbagai jenis
hewan. Beberapa cara untuk mengurangi pemanasan global adalah menghemat listrik, mengurangi
bangunan kaca, mengurangi penggunaan plastik, & menanam pohon.
Saran
Kita harus menjaga kelestarian bumi kita agar dapat mengurangi pemanasan global. Dengan cara yang
sederhana pun sebenarnya kita telah membantu mengurangi pemanasan global. Contohnya lebih
memilih naik sepeda untuk ke warung yang jaraknya dekat dengan rumah, mematikan listrik yang tidak
digunakan & menanam pohon. Hal hal kecil inilah justru dianggap sepele oleh sebagian orang. Jika
kebiasaan ini terus menerus dilakukan maka akan membuat pemanasan global semakin parah.
Daftar Pustaka
http://princekevin019.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pemanasan-global_2.html
https://id.scribd.com/doc/144640744/Makalah-Bahasa-Indonesia-PEMANASAN-GLOBAL#
SMA N 2 UNGARAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaiakum wr.wb
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “GLOBAL WARMING” ini.
Makalah ini memberi informasi tentang pengertian glonal warming, akibat global
warming, dan cara menanggulanginya.
Kami tahu makalah ini masih jauh dari sempurna. Disini kami masih belajar dan belajar.
Maaf jika masih ada banyak kesalahan dalam penulisan.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang tersangkut dalam makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Ungaran, 6 Oktober 2012
Penulis
Lusi Madita Auliasari
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH …………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR…………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………. 3
BAB I……………………………………………………................. 4
Pendahuluan…………………………………………………………… 4
A. Latar belakang …………………………………………………. 4
B. Perumusan masalah …………………………………………… 5
C. Tujuan …………………………………………………............. 5
BAB II……………………………………………………………… 6
Pembahasan…………………………………………………………… 6
A. Pengertian Global Warming ……………………………………… 6
B. Penyebab terjadinya Global Warming …………………………….. 6
C. Dampak Global Warming …………………………………………. 7
D. Cara menanggulanginya …………………………………………… 8
Bab III …………………………………………………………...... 11
Penutup………………………………………………………………… 11
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 11
B. Saran ………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Global warming atau pemanasan global adalah sebuah kata yang tidak asing lagi bagi
kita. Seperti yang kita tahu, global warming membuat keadaan di bumi tidak stabil. Global
warming sendiri terjadi karena ulah manusia yang sama sekakli tidak brtanggung jawab.
Akibatnya, es di kutub utara maupun di kutub selatan mencair dan mengakibatkan air meluap
sedangkan daratan semakin langka.
Namun, walaupun air melimpah tidak semua air bisa dipergunakan dengan sebaik dan
semaksimal mungkin. Kenapa hal ini terjadi? Global warming terjadi karena pemanasan global
yang tinggi karena perngaruh dari rudaknya lingkungan alam yang alami. Hutan semakin langka
sedangkan polusi semakin meningkat dan membahayakan. Polusi ini biasanya juga
menyebabkan air menjadi tercemar. Apalagi global warming juga bisa menyebabkan terjadinya
hujan asam. Hujan asam yang sangat membahayakan.
Sudah banyak program pemerintah untuk selalu menjaga kestabilan bumi dan juga
menjaga bumi kita dari global warming. Pemerintah juga selalu menekankan pada
masyarakatnya untuk selalu menanam pohon, tidak menggunakan ac di alam terbuka dan juga
tidak membangun bangunan bertingkat dengan kaca pembalik karena hal tersebut dapat
membuat pengikisan pada lapisan atmosphere.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat kita tarik perumusan masalah yang sebagai berikut:
1. Pengertian “Global Warming” ?
2. Penyebab terjadinya “Global Warming” ?
3. Dampak “Global Warming” ?
4. Cara menanggulanginya ?
C. TUJUAN
1. Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan mengenai “globalwarming” dan sebagai tugas untuk
memenuhi mata pelajaran TIK.
2. Bagi masyarakat
Memberikan kesadaran betapa buruknya dampak adanya pemanasan global sehingga
senantiasa dapat mengajak masyarakat untuk mencegahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. APA ITU GLOBAL WARMING ?
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan
jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
B. PENYEBABNYA
Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap
disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas
lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer.
Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon
dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan
penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan
oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon seperti
juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang
terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi
menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat
emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di
udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar
70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan
bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah
terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk
pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan
makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun
miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang
dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi
karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga
mempengaruhi kesuburan tanah.
C. DAMPAK YANG DITIMBULKAN
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik
(seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan
dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama
penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : gangguan
terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana
seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara, gangguan terhadap permukiman penduduk,
pengurangan produktivitas lahan pertanian, peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Dampak-dampak lainnya :
Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
Mencairnya es dan glasier di kutub
Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas.
Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching)
Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, karena meningkatnya popularitas
nyamuk.
Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
D. CARA MENANGGULANGI
1. Jadilah Vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan
mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging
menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di
dunia (13,5%). Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha
pohon per tahunnya.
2. Tanam Pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh
masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah
kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka
ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan
kembali ke atmosfer.
3. Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan
bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil
menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih kereta
api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah
kaca.
4. Kurangi Belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil
sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh
karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi
barang menyumbang CO2.
5. Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.
The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2
yang disumbang oleh pertanian.
6. Gunakan Lampu Hemat Energi
Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar
biasa.
7. Gunakan Kipas Angin
AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena
itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
8. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari
Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur
pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak
menyebabkan polusi udara.
9. Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui
metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa
membantu mengurangi masalah ini!
10. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium!
Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang
didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita
oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras
karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi,
namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini
maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
B. SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming !!!
http://shoreaaugustaa.blogspot.co.id/2013/12/makalah-global-warming.html
MAKALAH
BAHASA