I. Bor
1.1.Definisi Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang
arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Mesin bor dapat juga digunakan untuk bermacam-macam operasi,
seperti reaming (peluasan), counterboring, boring, dengan menggunakan alat bantu
khusus mesin bor juga dapat digunakan untuk pemotongan ulir. Sedangkan
pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-
kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor. Pengeboran juga
merupakan salah satu hal yang penting dan sering digunakan dalam proses
pemesinan. Mesin bor mempunyai fungsi sebagai berikut:
Pembuatan Lubang
Mengumpan mata bor pada suatu benda kerja untuk membuat lubang.
Pemebesaran Lubang
Mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah memiliki lubang
sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
Chamfer
Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari sebuah
bentuk slindris. Chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada
beberapa macam penggunaan, antara lain :
-Chamfer untuk membersihkan chip / bram.
-Chamfer untuk pembuatan ulir.
-Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.
-Chamfer untuk dudukan paku keling.
a. Base (Dudukan)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base
terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.
Pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan
pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
b. Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang
mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
c. Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi
ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan
dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk
meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar 3600 dengan poros ditengah-
tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk
menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang dibutuhkan.Untuk menjepit
benda kerja agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.
e. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang
memegang/mencekam mata bor.
g. Drill Feed Handle Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan
mata bor ke benda kerja (memakankan).
h. Table Clamp
1.3.Macam-macam bor
1.3.1. Macam-macam bor
Mesin bor dapat digolongkan sebagai berikut :
Mesin bor tangan (mekanik dan elektrik).
Mesin bor bangku.
Mesin bor tiang (column) dan besin bor pillar.
Mesin bor radial.
Mesin bor “jig-bor”.
Mesin bor tiang untuk pekerjaan yang berat.
Mesin bor multi-spindle.
Mesin bor dengan beberapa spindle utama.
Mesin bor horizontal.
Pemilihan dan penggunaan mesin bor tergantung kepada besarnya diameter lubang
dan ukuran benda kerja.
1. Mesin Bor Tangan
Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam. Khusus Mesin bor
ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk
mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu
kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas
dan juga fungsinya masing-masing. Selain itu juga ada mesin bor tangan yang
diputar dengan motor listrik.
dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan
pemakanan saat pengeboran. Roda gigi berputar dengan tuas pemutar yang
menghasilkan tekanan pemakanan bagi alat potongnya.
Ada beberapa jenis bor dibawah ini jenis bor yang sering digunakan:
1. Mata bor helix besar (High helix drills) : mata bor ini memiliki sudut helik
yang besar, sehingga meningkatkan efifiensi pemotongan, tetapi
batangnya . lemah. Mata bor ini digunakan untuk memotong logam lunak
atau bahan yang memiliki kekuatan rendah.
2. Mata bor helix kecil (Low helix drills) : mata bor dengan sudut helix lebih
kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke
atas atau terpegang benda kerja ketika membuat lubang pada material
kuniangan dan material yang sejenis.
3. Mata bor kerja berat (Heavy-duty drills) : mata bor yang digunakan untuk
menahan tegangan yang tinggi dengan cara menebalkan bagian web.
4. Mata bor tangan kiri (Left hand drills) : mata bor standar dapat dibuat juga
untuk mata bor kiri. Digunakan pada pembuatan lubang jamak yang
mana bagian kepala mesin bor di desain dengan sederhana yang
memungkinkan berputar berlawanan arah.
5. Mata bor dengan sisi sayat lurus (Straight flute drills) : adalah bentuk
ekstrim dari mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat lubang pada
kuningan dan plat.
6. Mata bor poros engkol ( Crankshaft drills) : mata bor yang di desain
khusus untuk mengerjakan poros engkol, sangat menguntungkan untuk
membuat lubang dalam pada material yang ulet. Memiliki web yang tebal
dan sudut helix yang kadang-kadang lebih besar dari ukuran normal. Mata
bor ini adalah mata bor khusus yang akhirnya banyak digunakan secara
luas dan menjadi mata bor standar.
7. Mata bor panjang (Extension drills) : mata bor ini memiliki shank yang
panjang yang telah ditemper, digunakan untuk membuat lubang pada
permukaan yang secara normal tidak akan dapat dijangkau.
8. Mata bor ekstra panjang (Extra-length drills) : mata bor dengan badan
pahat yang panjang, untuk membuat lubang yang dalam.
9. Mata bor bertingkat (Step drills) : satu atau dua buah diamater mata bor
dibuat pada satu batang untuk membuat lubang dengan diameter
bertingkat.
10. Mata bor ganda ( Subland drills) : fungsinya sama dengan mata bor
bertingkat.Mata bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada satu
batang.
11. Mata bor solid carbide : untuk membuat lubang kecil pada material paduan
ringan, dan material bukan logam, bentuknya bisa sama dengan mata bor
standar. Proses pembuatan lubang dengan mata bor ini tidak boleh ada
beban kejut, karena bahan carbide mudah pecah.
12. Mata bor dengan sisipan karbida (Carbide tipped drills) : sisipan karbida
digunakan untuk mecegah terjadinya keausan karena kecepatan potong
yang tinggi. Sudut helix yang lebih kecil dan web yang tipis diterapkan
untuk meningkatkan kekakuan mata bor ini, yang menjaga keawetan
karbida. Mata bor ini digunakan untuk material yang keras, atau material
non logam yang abrasif.
13. Mata bor dengan lubang minyak (Oil hole drills) : lubang kecil di dalam
bilah pahat bor dapat digunakan untuk mengalirkan minyak
pelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor. Mata bor ini digunakan
untuk membuat lubang dalam pada material yang liat.
14. Mata bor rata ( Flat drills) : batang lurus dan rata dapat digerinda ujungnya
membentuk ujung mata bor. Hal tersebut akan memberikan ruang yang
besar bagi beram tanpa bagian helix. Mata bor ini digunakan untuk
membuat lubang pada jalan kereta api.
15. Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong : mata bor ini digunakan
untuk memperbesar lubang yang telah dibuat sebelumnya dengan mata bor
atau di punch. Mata bor ini digunakan karena memiliki produktifitas,
akurasi, dan kualitas permukaan yang lebih bagus dari pada mata bor
standar pada pengerjaan yang sama.
16. Center drill : merupakan kombinasi mata bor dan countersink yang
sangat baik digunakan untuk membuat lubang senter ( Gambar dibawah).
II. Reamer
2.1.Definisi Reamer
Reamer adalah alat potong yang digunakan untuk memperbaiki kualitas lubang
yang telah disiapkan sebelumnya. Reamer dibuat dari baja karbon, high speed steel
(HSS) dan seringkali sisi potongnya dibuat dari baja cemented carbide.
Lubang yang dihasilkan oleh bor spiral (gurdi), pada umumnya memiliki dinding
yang kasar, ukuran yang tidak sangat tepat dan tidak bulat. Bila diperlukan mutu
dinding lubang, ketepatan bentuk dan ukuran yang lebih baik, maka lubang tersebut
harus dikerjakan lagi dengan reamer sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Jadi
fungsi reamer adalah:
a. Untuk membuat bulat dan lurus suatu lubang sedekat mungkin dengan
ukurannya.
b. untuk membuat permukaan dinding lubang menjadi lebih bagus.
Aksi pemotongannya adalah mengikis dinding lubang (silindris atau konis)
yang telah disiapkan sebelumnya. Reamer dibuat menurut standard ISO untuk
suaian lubang H7, H6 dan H5 serta ukuran antara.
2.2.Bagian-bagian Reamer
Bagian-bagian utama dari reamer adalah tangkai, pengarah, kepala dan badan
(termasuk sisi potongnya).
Tangkai; tangkai adalah bagian yang dicekam. Reamer tangan tangkainya silindris
dengan segi empat pada ujungnya untuk mempermudah pemegang tangkai reamer
menjepit. Reamer mesin tangkainya ada yang silindris, slindris dengan segi empat
dan tirus (konus) dengan ekor pada ujungnya. Reamer dengan tangkai konus
mengikuti morse konus(Mk1 . . . . Mk6) dan untuk menyesuaikan lubang pada
mesin, tangkai biasanya disertai dengan sarung pengurang.
Kepala; kepala adalah bagian yang mempermudah reamer masuk kedalam lubang.
Pemotongan dimulai dari bagian yang berbentuk tirus sampai pada diameter
maksimalnya (Z). Panjang bagian kepala antara reamer tangan dan reamer mesin
berbeda. Reamer tangan dengan tipe ukuran tetap panjang bagian kepalanya adalah
(= 1/4 dari panjang badan reamer) untuk mempermudah reamer tangan masuk
kedalam lubang. Sedangkan reamer mesin kepalanya lebih pendek karena reamer
dituntun oleh mesin masuk kedalam lubang.
Badan; badan terdiri dari beberapa pisau (sisi potong) dengan alur diantaranya,
alurnya mungkin lurus atau heliks. Reamer dengan alur heliks, heliksnya ada yang
serong ke kiri atau serong ke kanan dengan besar sudut heliks antara 7 o . . . . 8o.
Pada kasus khusus sudut heliksnya ada yang lebih besar, reamer tersebut biasanya
digunakan untuk pemotongan pengasaran. Arah alur heliksnya harus menentang
arah putaran reamer untuk menahan gaya agar reamer tidak mudah masuk sendiri
ke dalam lubang.
Jumlah alurnya dapat dihitung dengan mudah, tetapi kisarnya tidak sama besar
untuk mencegah bekas-bekas goresan. Untuk lubang-lubang yang saling
berpotongan atau untuk lubang dengan celah, reamer alur heliks harus digunakan,
karena reamer dengan alur lurus akan terjepit. Ketidak samaan kisar dari reamer
selalu dua berlawanan melewati pusat. Ini untuk mempermudah dalam pengukuran
diameter.
Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip lagi atau
memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan lubang mesin. Hal
ini untuk mengimbangi kesulitan untuk memulai sebuah lubang dengan kekuatan
tangan saja. Hal ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk
memulai lurus atau spiral dan mengurangi resiko kerusakan.
Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit
mengarah masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-
sejajar dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya
pemotongan konstan yang dapat diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai
III. Ulir
3.1. Definisi Ulir
Bentuk ulir merupakan sebuah lembaran berbentuk segi tigadigulun pada sebuah
silinder. Dalam pemakain, ulir bekerja dalam pasangan antara ulir luar (baut,stud,
batang) dan ulir dalam (mur). Ulir pengikat pada dasarnya mempunyai profil
penampang berbentuk segi tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan puncak
yang berikutnya dari profil ulir disebut jarak bagi. Pengertian ulir lainnya adalah
penampang miring (heliks) yang seragam yang meliliti sepanjang sebuah silinder.
Ulir merupakan sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan yang dapat
dibuka kembali tanpa merusak ulir dan rangkainnya. Sambungan ulir untuk
dipasang dan dilepaskan kembali, sehingga dapat dipastikan selalu terdapat dalam
konstruksi mesin. Sambungan ulir disebut juga sambungan sekrup terdiri dari dua
elemen utama yaitu baut dan mur.
Keuntungan sambungan ulir adalah :
Dapat diandalkan kerjanya.
Mudah dipasang atau dilepaskan.
Berbagai ukuran ulir dapat dipergunakan pada macam-macam kondisi
kerja.
Ulir/sekrup relatif murah diproduksi karena standarisasi dan proses
pembuatan yang efisien.
Adapun kerugian sambungan ulir adalah terjadinya konsentrasi tegangan pada ulir
akibat bentuk ulir dan pembebanan yang berubah-ubah.
3.2.Bagian-bagian ulir
Keterangan:
Untuk semua ulir ISO metrik sudut bentuk dasar segi tiganya selalu 60o baik yang
normal maupun yang halus/ulir khusus.
Pada ulir metrik ada yang dikenal dengan ulir ISO metrik halus dan ulir ISO
metrik normal. Pada ulir metrik halus bentuk profil pokoknya sama dengan metrik
normal, jadi diameter nominal atau diameter terbesarnya untuk ulir luar dan dalam
tetap sama. Tetapi untuk gang, tinggi ulir, diameter terkecil dan diameter tengah
ulir berlainan. Ketentuan ISO (Interational Standard Organization) untuk semua
ulir metrik penulisannya dinormalisasikan dengan huruf besar “M” yang diikuti
dengan harga atau besar diameter ulir yang dipilih. Kemudian untuk ukuran gang
ulir yang khusus harus disertai tanda “X” yang mempunayai satuan mm. Untuk
gang yang normal dapat dihilangkan atau tidak perlu ditulis. Menentukan diameter
nominal ulir, dalam hal ini penentuan dianjurkan oleh ISO, untuk diameter antara 1
s/d 39 untuk ulir segi tiga adalah seperti tabel berikut:
1 0,25
1,2 1,1 0,25
0,25
1,4 0,3
1,6 0,35
1,8 0,35
2 0,4
2,2 0,45
2,5 0,45
3 0,5
3,5 0,6
4 0,7
4,5 0,75
5 0,8
6 1
7 1
8 1,25 1
10 1,5 1,25
12 1,75 1,25
14 2 1,5
16 2 1,5
18 2,5 1,5
20 2,5 1,5
22 2,5 1,5
24 3 2
27 3 2
30 3,5 2
33 3,5 2
36 4 3
39 4 3
Tabel 3.1. Diameter Ulir antara 1 s/d 39 untuk ulir Metrik dalam satuan mm.
3.3.2. Ulir ISO Inch.
ISO inch dibagi menjadi tiga tingkat gang pada diameter nominal yang sama. Untuk
tingkat gang kasar atau normal (coarse) = 1/4" - 20 UNC. Untuk tingkat gang halus
(fine) = 1/4" - 28 UNF. Untuk tingkat gang khusus (extra fine) = 1/4" - 32 UNEF.
Batasan-batasan pokok ulir ISO inch adalah sama dengan ISO metrik. Tetapi untuk
satuan ukurannya berbeda, yaitu inch untuk ISO inch dan mm untuk ISO metrik.
Ulir dengan standar yang lainnya :
BSP = British Standard Pipe.
Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)
Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan
dengan huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa ⅜".
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga
ini diantaranya adalah :
o Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan metris. Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir
metris dengan diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm.
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan british (inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI
adalah ulir whitworth dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah
puncak ulir tiap jarak 1 inchi).
C
A F
D
B
E
Untuk memasang senter putar, longgarkan pengunci spindel (C) berlawanan arah
jarum jam (D). selanjutnya kita putar spindel (A) berlawanan arah jarum jam hingga
seperti yang ditunjukan (F). Selanjutnya masukan senter putar ke mulut kepala
lepas (E). Putar spindel (A) serah jarum jam (B) hingga mulut kepala lepas
menunjukan angka ± 10.
B
A
Gambar A Gambar B
Gambar 4.3 Cara Memasang Pahat
Untuk memasang pahat pada rumah pahat ( post tool) pertama kita pastikan rumah
pahat bersih dari bram dan kotoran lain. Letakan pahat seperti pada gambar B.
Tekan dan tahan pahat ke dinding rumah pahat. Pahat tidak boleh terlalu
panjangmenonjol dari rumah pahat tetapi tidak boleh juga terlalu pendek, ± 20 mm.
Kemudian kencangkan baut pengunci pahat (B) dengan tangan terlebih dahulu.
Setelah itu baru kencangkan dengan kunci pas atau kunci L tergantung baut
pengunci yang digunakan.
C 3
Gambar A Gambar B
Gambar 4.4. Cara Menyeting Ktinggian Pahat
Untuk menyeting ketinggian pahat agar setinggi senter putar, pertama kita
longgarkan kunci rumah pahat (A). Serongkan rumah pahat mengarah ke senter
putar kira-kira sekitar ± 45°. Kencangkan kembali kunci rumah pahat (A). Dekatkan
pahat dengan senter putar hingga setebal kertas HVS (gambar B). Posisi pahat harus
seperti pada no 3 gambar B. Setelah benar-benar yakin putar kembali rumah pahat
lurus dengan benda kerja.
𝑉𝑐 𝑥 1000
𝑛=
𝜋𝑑
Dimana :
n = putaran mesin (Rpm)
𝑉𝑐 = kecepatan potong
22
𝜋 = 3,14 / 7
d = diameter bendakerja (dalam proses pembubutan memanjang)
5
2 1 4
S R
6
3
Gambar A Gambar B
Gambar 4.6. Menyeting Putaran Mesin Bubut
Setelah kita menentukan kecepatan putaran mesin yang akan kita gunakan, kita
seting mesin sesuai putaran yang diinginkan. Pertama kita lihat pada tabel
kecepatan yang terdapat pada mesin bubut yang kita gunakan (6). Tabel tersebut
menunjukan kecepatan yang bisa dicapai oleh mesin bubut yang kita gunakan.
Karena kecepatan yang kita hitung tadi 144 rpm tidak terdapat pada mesin, maka
kita bisa menggunakan kecepatan yang mendekati angka 144 rpm, yaitu kecepatan
di RIV – switch 1 (3) = 155rpm atau RIII – switch 2 (3) = 190rpm. Untuk kali ini
kita gunakan kecepatan putaran mesin pada RIV – switch 1. Pertama kita putar tuas
(5), tuas (5) berfungsi untuk mengatur kecepatan di S atau R. Putar tuas (5) ke arah
R, kemudian atur tuas 4 ke angka romawi III. Terakhir pastikan switch (3)
mengarah angka 1.
4.1.9. Cekam benda kerja
Gambar 4.7. Chuck Rahang Tiga Gambar 4.8. Benda kerja dijepit cekam(B)
(http://3.bp.blogspot.com) http://i.bosscdn.com/
Untuk mecekam benda kerja pertam kita buka rahang cekam dengan menggunakan
kunci rahang (gambar C). Pastikan salah satu rahang berada tepat di bawah untuk
alas benda kerja. Ini bertujuan aga saat benda dicekam maka semua rahang akan
mencekam sama kuat, sehingga benda kerja akan berputar dengan stabil. Kemudian
masukan benda kerja ke dalam rahang ( gambar B) kemudian kencangkan kembali
ketiga lubang kunci menggunakan kunci cekam.
Digunakan untuk membuat ulir segi tiga matik pada bagian dalam
benda kerja.
4.2.8. Pahat Ulir Segi Tigamatrik Luar
Untuk membuat ulir segi tiga matrik pada bagian luar benda kerja.
4.2.9. Pahat Alur
4.2.10. Kunci L6
4.2.11. Mata bor Ø7, Ø11, Ø14, Ø16, Ø20, Ø23, Ø28, Ø32
Pendingin untuk mata pahat agar tidak aus pada proses pembubutan
dengan bantuan koas.
Pencekam mata bor dan center drill, agar pada saat proses
pengeboran mata bor dan senter drill tidak ikut berputar.
4.2.15. Sarung Pengurang(Sleeve)
Untuk men-setting pahat bubut agar setinggi dan satu titik dengan center
putar.
Membantu menyangga benda kerja yang akan dicekam oleh chuck.
4.2.17. Kacamata
Kaca Mata adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata pada saat
melakukan pembubutan agar mata tidak terkena butiran serbuk-serbuk besi ataupun
bram.Terbuat dari bahan plastik dan menggunakan karet sebagai pengikat.
Ø43
Ø43
4.3.2. Facing
a. Persiapkan benda kerja dan alat-alat yang di persiapkan untuk pembubutan
sesuai dengan yang di atas.
b. Pasang benda kerja pada cekam rahang tiga atau empat.
c. Kuci cekam dengan kencang kemudian atur panjang benda kerja dan jangan
lupa lepaskan kunci cekam dari cekamnya.
d. Pasang pahat bubut pada tool post dan kunci dengan kunci L.
e. Miringkan pahat lebih kurang 10o-15 o.
f. Atur posisi pahat setinggi center putar.Amati jika pahat masih belum
sesumbu atau sejajar maka atur lagi dengan memutar hendelnya kemudian
kunci dengan menggunakan kunci pas yang berbentuk L.
g. Atur putaran mesin bubut sesuai dengan ukuran diameter dan kecepatan
potongnya
h. Dekatkan pahat bubut pada beda kerja seperti gmbar di atas.
i. Jalankan mesin.
j. Putar hendel eretan melintang terus menesus sampai tepi benda kerja rata.
Pembubutan Poros Dril Chuck atau Membuat lubang dengan mesin bubut bisa
dilakukan dengan menggunakan mata bor yang dipasang pada chucknya dan disetel
pada kepala lepas mesin bubut. Ini sama mudahnya dengan kita mengebor dengan
menggunakan mesin bor bangku,cuma saja prinsipnya terbalik. Kalau mesin bor
mata bornya yang berputar, maka di mesin bubut benda kerjanya yang berputar dan
mata bornya tidak. Pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga
akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal
dari pekerjaan boring (bubut dalam).
Langkah Pengerjaanya :
a. Hitung putaran mesin sesuai dengan diameter center drill dan atur putaran
mesin sesuai dengan hasil yang mendekati nilai yang ada di mesin tersebut.
b. Ganti center putar dengan drill chuck dengan jalan memutar spindel pada
kepala lepas 5 putaran ke arah kanan kemudian masukkan drill chuck pada
lubang silinder tail stock, cek dengan memutar drill chuck ke arah kanan
sampai drill chuck tidak bisa bergerak.
c. Pasang center drill pada rahang drill chuck dengan jalan memutar lubang
peguncang pada drill chuck ke arah kanan, kemudian kencangkan dengan
memutar lubang peguncang ke arah kanan.
d. Dekatkan mata center drill ke permukaan benda kerja sejauh 5 mm dengan
jalan putar handle pada tail stock ke arah kiri dan dorong tail stock sampai
sejauh 5mm – 10 mm, kemudian kunci.
e. Hidupkan mesin bubut (chuck berputar berlawanan arah jarum jam),
lakukan pengeboran dengan jalan memutar spindel tail stock 1 putaran ke
arah kanan sampai diameter tebesar center drill masuk ke benda kerja
(lubang diameter terbesar seperti selubung kerucut).
f. Hindarkan mata center drill dari benda kerja dengan memutar spindel ke
arah kiri kemudian matikan mesin.
g. Ulangi langkah (c. – e.) dengan membalik benda kerja ke permukaan muka
yang belum di center drill.
h. Setelah selesai proses ini, matikan mesin. (jangan melepas benda kerja dari
cekaman chuck).
a. Atur posisi pahat sampai tegak lurus dengan cara memutar ke kiri baut atas
pada tulpos, kemudian kencangkan dengan memutar ke kanan baut atas tadi.
b. Ganti chuck drill dengan center putar, dengan memutar spindel kepala lepas
ke kiri sampai badan silinder tail stock masuk ke dalam kepala lepas maka
chuck drill akan terlepas. Kemudian putar kembali spindel kepala lepas ke
kanan sampai badan silinder tail stock keluar dari kepala lepas sampai
panjang 40mm, lalu masukkan center putar. Jangan lupa chek dengan
memutar center putar agar terkunci.
c. Cekam benda kerja pada rahang chuck di gigi satu.
d. Atur pergerakan pahat pada eretan melintang maju dan mundur, lalu
majukan tail stock kemudian kunci dengan tuas pengunci. Kemudian putar
spindel pada kepala lepas ke kanan sampai ujung mata center putar masuk
ke lubang center drill, sehingga benda kerja tersangga lalu kunci.
e. Sentuhkan pahat dengan cara, hidupkan mesin terlebih dahulu kemudian
putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat ada di depan sisi selimut
benda kerja, putar eretan melintang ke kanan sampai ujung mata pahat
menggores benda kerja dan setting nol (0).
f. Hindarkan pahat jangan terlalu jauh dari benda kerja dengan memutar eretan
melintang ke arah kiri 0,5mm.
g. Putar eretan bawah ke kanan terhindar dari benda kerja lalu putar eretan
melintang 0,5mm ke kanan untuk setting nol kembali.
h. Masukkan pemakanan 0,5mm dengan cara putar eretan melintang ke kanan
0,5mm. Sehingga benda terbubut diametrnya 0,5mm.
i. Putar eretan bawah ke kiri perlahan-lahan sampai sejauh 25mm dari ujung
benda kerja dengan memakan 0,5mm.
j. Hindarkan mata pahat dengan memutar eretan melintang ke kiri 0,5mm dan
putar eretan bawah ke kanan sampai ke posisi awal, dan lakukan pemakanan
lagi 0,5mm.
k. Ulangi langkah g. – j. Sampai terbentuk ukuran yang diinginkan yaitu
diamter 43 mm x 25 mm Matikan mesin bubut.
a. Ganti mata bornya dengan mata bor Ø6 pada chuck dril dengan memutar
hendel pada chuck dril di sesuaikan panjang mata bornya yang di butuhkan.
n = = 1061.5 rpm
n = = 530,7 rpm
n = = 398.08 rpm
a. Ganti bor dengan diameter Ø16 dengan bor yang berdiameter Ø22 untuk
pengeboran kedua atau pengeboran bertahap , dengan cara memutar kekiri
rahang chuck drill lalu masukan bor Ø22 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
b. Setelah mata bor Ø22 terpasang, geser kepala lepas sampai ujung mata bor
berada seperti gambar di bawah ini ( ini berfungsi sebagai titik nol)
c. Atur silinder pada kepala lepas sampai menunjukan angkap ada badan
silindernya. Jika tidak ada skala dalam kepala lepas maka tandai di kepala
lepas yang sudah di ukur sebelumnya menggunakan jangka sorong.
d. Lalu kunci dengan memutar ke kanan tuas pengunci kepala lepas.
e. Hitung langkah pemakana atau langkah pengeboran sebelumnya yang di
butuhkann lubang dengan kedalaman 24 mm
Lp = P + set awal
Ket : Lp = langkah pengeboran
P = Panjang pengeboran
k. Atur kecepatan putr mesin bubut
n = = 289,37 rpm
o. Ganti bor dengan diameter Ø28 dengan bor yang berdiameter Ø32 untuk
pengeboran kedua atau pengeboran bertahap , dengan cara memutar ckekiri
rahang chuck drill lalu masukan bor Ø3 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
p. Ulangi langkah no.2 – no.7 dan atur kembali kecepatan putar mesin dan
langkah pengeboran.
q. Gambar dibawah ini adalah hasil dari pengeboran dan akan di lanjutkan
kedalam proses pembubutan memanjang dalam.
Arah Pemakanan :
Daerah Pemakanan :
a. Pasang pahat kanan dalam tidak tembus pada rumah pahat, dengan posisi
mata pahat ada disebelah kiri atas. Dengan cara mengendorkan baut rumah
pahat ke kiri dan setting setinggi dan satu titik dengan ujung center putar.
ketentuan jika center putar belum di pasang, pasanglah dahulu center putar
(pemasangan center putar sama dengan langkah persiapan memasang center
putar) kemudian setting dengan mata pahat.
b. Sentuhkan pahat dengan cara, hidupkan mesin terlebih dahulu kemudian
putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat menyentuh permukaan
muka benda kerja kemudian setting 0, putar eretan melintang ke kanan
sampai ujung mata pahat berada ditengah-tengah lubang benda kerja.
a. Pasang pahat ulir pada rumah pahat, dengan memutar ke kiri baut pengikat
untuk menempatkan pahat pada rumah pahat lalu kencangkan kembali
dengan memutar ke kanan.
b. Putar eretan bawah ke kiri sampai mata pahat menempel pada permukaan
depan benda dan setting 0, kemudian putar eretan melintang ke kanan
sampai pahat berada di tengah-tengah diameter benda kerja.
c. Atur kecepatan mesin sesuai dengan kisar ulir yang diinginkan yaitu ulir
M36x1 mm.
d. Hidupkan mesin, putar eretan melintang sampai menyentuh diameter dalam.
e. Hidupkan otomatis ulir, dengan cara menggerkan tuas ulir otomatis ke
bawah.
f. Perhatikan bergeraknya spindel pada eretan bawah sampai panjang
kedalaman ulir 12mm lalu hentikan tuas ulir otomatis dengan cara
mengangkat tuas ulir otomatis ke arah kiri atas.
g. Putar eretan melintang ke kanan untuk membebaskan pahat. Kemudian
menggerakan tuas otomatis ulir dengan putaran chuck searah jarum jam.
(Tuas pengatur putaran chuck digerakkan ke atas) sehingga pahat keluar
dari benda kerja secara otomatis sampai ke posisi semula.
h. Lakukan langkah di atas berulang-ulang sampai terbentuk picth yang
diinginkan.
Arah Pahat :
Daerah Pemakanan :
a. Atur posisi tulpos dengan kemiringan / bersudut 160 dengan cara memutar
4 baut pengikat di bawah tulpos ke kiri untuk memngendorkan, setelah itu
kencangkan kembali.
b. Putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat menyentuh permukaan
muka benda kerja, kemudian putar eretan melintang ke kiri sampai mata
pahat berada pada posisi di ujung benda kerja (sisi selimut benda kerja) dan
setting 0.
c. Putar eretan melintang ke kanan sebesar 0,5mm untuk ketebalan
pemakanan, proses pemakanan dilakukan dengan cara memutar eretan atas
ke kiri sampai habis, setelah itu putar eretan atas ke kanan untuk kembali ke
posisi awal.
d. Putar kembali eretan melintang ke kanan 0,5mm untuk proses ketebalan
pemakanan sampai ukuran ujung benda kerja menjadi tirus dan berdiameter
32mm.
e. Setiap sekali pemakanan ukurlah dengan jangka sorong untuk memastikan
diameternya agar benda kerja tidak jebol dan sesuai ukuran yang ditentukan.
f. Setelah selesai, matikan mesin dan chek kembali hasil kerja tadi.
Ø43
Gambar 4.27. Benda Kerja II
4.4.2. Facing
Pengerjaan tepi atau Facing adalah apabila permukaan harus dipotong pada
pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam
pencekam seperti gambar. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan
benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk
mencegah gerakan aksial. Sebelum melakukan facing sebaiknya kita menyetel
pahat bubut terlebih dahulu seperti di bawah ini :
Langkah pengerjaannya:
g. Atur putaran mesin bubut sesuai dengan ukuran diameter dan kecepatan
potongnya
h. Dekatkan pahat bubut pada beda kerja seperti gmbar di atas.
i. Jalankan mesin.
j. Putar hendel eretan melintang terus menesus sampai tepi benda kerja
rata.
Pembubutan Poros Dril Chuck atau Membuat lubang dengan mesin bubut bisa
dilakukan dengan menggunakan mata bor yang dipasang pada chucknya dan
disetel pada kepala lepas mesin bubut. Ini sama mudahnya dengan kita
mengebor dengan menggunakan mesin bor bangku,cuma saja prinsipnya
terbalik. Kalau mesin bor mata bornya yang berputar, maka di mesin bubut
benda kerjanya yang berputar dan mata bornya tidak. Pembubutan dengan
menggunakan mata bor (drill), sehingga akan diperoleh lubang pada benda
kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut
dalam).
Langkah Pengerjaanya :
a. Hitung putaran mesin sesuai dengan diameter center drill dan atur putaran
mesin sesuai dengan hasil yang mendekati nilai yang ada di mesin tersebut.
b. Ganti center putar dengan drill chuck dengan jalan memutar spindel pada
kepala lepas 5 putaran ke arah kanan kemudian masukkan drill chuck pada
lubang silinder tail stock, cek dengan memutar drill chuck ke arah kanan
sampai drill chuck tidak bisa bergerak.
c. Pasang center drill pada rahang drill chuck dengan jalan memutar lubang
peguncang pada drill chuck ke arah kanan, kemudian kencangkan dengan
memutar lubang peguncang ke arah kanan.
depan sisi selimut benda kerja, putar eretan melintang ke kanan sampai
ujung mata pahat menggores benda kerja dan setting nol (0).
g. Hindarkan pahat jangan terlalu jauh dari benda kerja dengan memutar eretan
melintang ke arah kiri 0,5mm.
h. Putar eretan bawah ke kanan terhindar dari benda kerja lalu putar eretan
melintang 0,5mm ke kanan untuk setting nol kembali.
i. Masukkan pemakanan 0,5mm dengan cara putar eretan melintang ke kanan
0,5mm. Sehingga benda terbubut diametrnya 0,5mm.
j. Putar eretan bawah ke kiri perlahan-lahan sampai sejauh 25mm dari ujung
benda kerja dengan memakan 0,5mm.
k. Hindarkan mata pahat dengan memutar eretan melintang ke kiri 0,5mm dan
putar eretan bawah ke kanan sampai ke posisi awal, dan lakukan pemakanan
lagi 0,5mm.
l. Ulangi langkah g. – j. Sampai terbentuk diameter 43 mm dan panjangnya
33,5 mm. Matikan mesin bubut.
Daerah pemakanan
a. Setelah mendapatkan hasil sebelumnya yaitu 33,5 x Ø43 mm, maka kita
akan membubut memanjang kembali dengan target ukuran 10 x Ø36 mm
b. Atur kecepatan putaran mesin sesuai dengan diameter yang akan dituju.
c. Atur pergerakan pahat pada eretan melintang maju dan mundur, lalu
majukan tail stock kemudian kunci dengan tuas pengunci. Kemudian putar
spindel pada kepala lepas ke kanan sampai ujung mata center putar masuk
ke lubang center drill, sehingga benda kerja tersangga lalu kunci.
d. Sentuhkan pahat sejauh 10 mm dengan cara, hidupkan mesin terlebih
dahulu kemudian putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat ada
di depan sisi selimut benda kerja, putar eretan melintang ke kanan sampai
ujung mata pahat menggores benda kerja dan setting nol (0).
e. Hindarkan pahat jangan terlalu jauh dari benda kerja dengan memutar
eretan melintang ke arah kiri 0,5mm.
f. Putar eretan bawah ke kanan terhindar dari benda kerja lalu putar eretan
melintang 0,5mm ke kanan untuk setting nol kembali.
g. Masukkan pemakanan 0,5mm dengan cara putar eretan melintang ke kanan
0,5mm. Sehingga benda terbubut diametrnya 0,5mm.
h. Putar eretan bawah ke kiri perlahan-lahan sampai sejauh 25mm dari ujung
benda kerja dengan memakan 0,5mm.
i. Hindarkan mata pahat dengan memutar eretan melintang ke kiri 0,5mm dan
putar eretan bawah ke kanan sampai ke posisi awal, dan lakukan
pemakanan lagi 0,5mm.
j. Ulangi langkah g. – j. Sampai terbentuk diameter 36 mm dan panjangnya
10 mm. Matikan mesin bubut.
a. Pasang pahat alur dengan ketebalan 2mm pada rumah pahat, dengan
memutar ke kiri baut pengikat untuk menempatkan pahat pada rumah pahat
lalu kencangkan kembali dengan memutar ke kanan.
b. Putar eretan bawah ke kiri sampai mata pahat menempel pada permukaan
depan benda dan setting 0, kemudian putar eretan melintang ke kiri sampai
pahat berada di ujung sisi selimut benda kerja.
c. Putar eretan bawah ke kiri sampai panjang 10mm, kemudian hidupkan
mesin.
a. Balikkan benda kerja dari sebelumnya dan jangan lupa menggunakan plat
ketika hendak mencekam ujung bendar kerja yang telah dikerjakan
sebelumnya agar permukaan benda kerja tidak rusak terkena gigi cekam.
b. Pastikan ketika benda tersebut dibalik dalam keadaan satu sumbu juga.
c. Hitung putaran mesin sesuai dengan diameter yang dituju dan jangan lupa
atur putarannya ketika mesin akan dihidupkan.
d. Ganti chuck drill dengan center putar, dengan memutar spindel kepala lepas
ke kiri sampai badan silinder tail stock masuk ke dalam kepala lepas maka
chuck drill akan terlepas. Kemudian putar kembali spindel kepala lepas ke
kanan sampai badan silinder tail stock keluar dari kepala lepas sampai
panjang 10 mm, lalu masukkan center putar. Jangan lupa chek dengan
memutar center putar agar terkunci.
e. Cekam benda kerja pada rahang chuck di gigi satu.
f. Atur pergerakan pahat pada eretan melintang maju dan mundur, lalu
majukan tail stock kemudian kunci dengan tuas pengunci. Kemudian putar
spindel pada kepala lepas ke kanan sampai ujung mata center putar masuk
ke lubang center drill, sehingga benda kerja tersangga lalu kunci.
g. Sentuhkan pahat dengan cara, hidupkan mesin terlebih dahulu kemudian
putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat ada di depan sisi
selimut benda kerja, putar eretan melintang ke kanan sampai ujung mata
pahat menggores benda kerja dan setting nol (0).
h. Hindarkan pahat jangan terlalu jauh dari benda kerja dengan memutar
eretan melintang ke arah kiri 0,5mm.
i. Putar eretan bawah ke kanan terhindar dari benda kerja lalu putar eretan
melintang 0,5mm ke kanan untuk setting nol kembali.
j. Masukkan pemakanan 0,5mm dengan cara putar eretan melintang ke kanan
0,5mm. Sehingga benda terbubut diametrnya 0,5mm.
k. Putar eretan bawah ke kiri perlahan-lahan sampai sejauh 25mm dari ujung
benda kerja dengan memakan 0,5mm.
l. Hindarkan mata pahat dengan memutar eretan melintang ke kiri 0,5mm dan
putar eretan bawah ke kanan sampai ke posisi awal, dan lakukan
pemakanan lagi 0,5mm.
m. Ulangi langkah g. – j. Sampai terbentuk diameter 33 mm dan panjangnya
10 mm.
n. Setelah itu jangan lupan mencemper benda kerja ukuran 2x45o dan 3x45o.
n = = 1061.5 rpm
n = = 530,7 rpm
n = = 398.08 rpm
n = = 289.37 rpm
d. Atur silinder pada kepala lepas sampai menunjukan angkap ada badan
silindernya. Jika tidak ada skala dalam kepala lepas maka tandai di kepala
lepas yang sudah di ukur sebelumnya menggunakan jangka sorong dan
tandai.
e. Lalu kunci dengan memutar ke kanan tuas pengunci kepala lepas.
f. Hitung langkah pemakana atau langkah pengeboran sebelumnya yang di
butuhkann lubang dengan kedalaman 26,5mm.
Lp = P + set awal
P = Panjang pengeboran
n = = 289,37 rpm
n = = 143.06 rpm
Daerah pemakanan
g. Bebaskan pahat bubut dalam dengan memutar hendel eretan melintang atas
ke kanan tepatnya ke skala 0.5, lalu hindarkan pahat bubut dalam ke kanan.
h. Putar hendel eretan melintang atas ke kiri ini untuk proses pemakana
tepatnya ke skala 5,5 ( lihat gambar ).lalu lakukan proses pemakan denagn
memutar hendel eretan bawah kekiri.
Arah Pemakanan :
Daerah Pemakanan :
g. Atur putaran mesin bubut sesuai dengan ukuran diameter dan kecepatan
potongnya
h. Dekatkan pahat bubut pada beda kerja seperti gmbar di atas.
i. Jalankan mesin.
j. Putar hendel eretan melintang terus menesus sampai tepi benda kerja rata.