Disusun oleh :
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012
Email : polban@polban.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat kepada kita semua sehingga peyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai hal-hal baru
dari mesin non-konvesional.
Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati
siap menerima kritik dan saran yang membangun agar laporan berikutnya bisa lebih baik lagi dari
laporan ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak dosen selaku pemateri dari teori Pemesinan 3.
2. Teman-teman serta semua pihak yang ikut membantu dalam pengerjaan makalah mengenai
hal-hal baru dari mesin non-konvesional.
Apa bila ada kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Febrian Dewantara
1. Pendahuluan
Mesin-mesin non-konvensional di bidang industri sekarang ini sudah berkembang semakin
pesat. Material yang digunakan semakin keras dan ulet sehingga semakin susah dikerjakan
menggunakan mesin konvensional. Mesin non-konvensional dapat digunakan untuk beberapa
material yang susah dikerjakan oleh mesin konvensional terkait dengan kekerasan dan keuletan
bahan.
2. Mesin Non-Konvesional
Perkembangan dari permesinan material benda kerja yang semakin keras serta desain produk
yang semakin kompleks juga tuntutan produktivitas yang semakin tinggi mengakibatkan
timbulnya anggapan bahwa proses permesinan konvensional dengan menggunakan perkakas
potong dan perautan secara mekanis menjadi tidak ekonomis lagi dan ketinggalan dalam ketelitian
serta kualitas permukaan hasil pengerjaannya untuk jenis material dan tuntutan tersebut diatas.
Penggunaan material yang semakin keras untuk suatu produk akan berkakibat terhadap
kenaikan biaya permesinan yang semakin tinggi. Apabila tidak dilakukan penerapan hasil
penelitian pengembangan teknologi permesinan khususnya pada perautan logam, maka kenaikan
biaya permesinan tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, penggunaan mesin-mesin non
konvensional dibutuhkan dalam proses produksi yang menggunakan material yang lebih kompleks
lagi.
2.1. Klasifikasi proses-proses pengerjaan serta jenis-jenis non konvensional.
Prinsip dasar dari proses pengerjaan non konvensional adalah pemakaian dari bermacam-
macam bentuk energi yang ada :
Energi Mekanis
Energi Elektris
Energi Kimia
Energi Termal dan Magnetis
Energi Cahaya
Proses pengerjaan non -konvensional dapat dilakukan menurut :
Energi yang dibutuhkan.
Mekanisme proses pengerjaan.
Transformasi energi untuk proses pengerjaan.
Media untuk transformasi energi.
Dari klasifikasi diatas terdapat beberapa macam contoh yang termasuk kedalam proses mesin
non-konvesional, sebagai berikut :
1. AJM: Abrasive Jet Machining.
2. USM: Ultrasonic Machining.
3. CHM: Chemical Machining.
4. ECM: Elektro Chemical Machining.
5. ECG: Elektro Chemical Grinding.
6. EDM: Elektro Discharge Machining.
7. LBM: Laser Beam Machining.
8. IBM: Ion Beam Machining.
9. PAM: Plasma Arc Machining.
Abrasive Jet Machining (AJM) menggunakan aliran butiran abrasive halus dicampur dengan
udara atau gas pembawa lainnya pada tekanan tinggi. Aliran ini diarahkan oleh nosel yang didesain
cocok untuk keperluan tersebut kepada permukaan benda kerja yang dikerjakan. Pengelupasan
material terjadi disebabkan oleh tumbukan partikel abrasive pada permukaan benda kerja dengan
kecepatan tinggi.
Partikel abrasif adalah ukuran lebih halus (dari urutan mikron) dalam AJM dibandingkan pada
pasir, proses peledakan. Proses parameter AJM dapat lebih baik dikontrol dan diatur dalam
perbandingan dengan pasir operation peledakan
Dalam praktek yang sebenarnya, diameter dalam nozzle biasanya berkisar dari 0.075 sampai
0,4 mm sedangkan kecepatan keluar dari abrasive dari mulut adalah dipelihara antara 200 dan 400
m / detik. jarak dari ujung nosel dari permukaan bekerja pada saat mesin dikenal sebagai 'berdiri
dari jarak jauh' (atau nozzle jarak ujung) yang biasanya bervariasi 0,7-1,0 mm. ukuran partikel
abrasif biasanya diambil sebagai 1-50 mikron.
3.1.2. Keuntungan AJM
1. Kemampuan meraut bahan getas, tipis dan daerah sulit.
2. Tidak ada kontak antara alat dan benda kerja.
3. Investasi dan konsumsi daya rendah.
4. Material removal rate (MRR) bagus.
Ujung-ujung batang dilapisi oleh reflektor yang memantulkan sinar tersebut sehingga di dalam
batang sendiri pun terjadi pemantulan internal. Pada salah satu ujung, reflektor yang digunakan
hanya memantulkan sebagian sinar yang datang kepanya sehingga ketika sinar yang terbentuk
telah mencapai intensitas tertentu, sinar laser akan lolos. Hal ini terjadi pada 6-120 getaran/menit.
Sinar yang lolos, dipancarkan hampir sepenuhnya sejajar atauhanya berbeda sudut (θ)-radian.
Karena perbedaan yang rendah ini dan sifat monokromatiknya, sinar dapat difokuskan dengan
lensa sederhana untuk memperoleh kerapatan daya yang tinggi di area kecil berukuran 1-6 in dari
lensa. Karena diperuntukan untuk memfokuskan/memusatkan sinar yang datang ke padanya, lensa
yang digunakan adalah lensa cembung yang bersifat konvergen.Dengan mengatur fokus lensa, kita
dapat membentuk potongan yang kita inginkan, seperti bentuk potongan yang melebar di atas atau
melebar di bawah. Cara lain adalah dengan mengatur posisi benda kerja terhadap jatuhnya sinar.
Hal ini membutuhkan pengaturan meja kerja.
3.2.3. Keuntungan LBM
1. Mampu diterapkan pada semua logam yang ada.
2. Ketidakadaan kontak langsung dan gaya yang besar antara alat danbenda kerja.
3. Kemampuan untuk bekerja dalam udara, gas inert, ruang hampa , dancairan atau
padatan yang transparan secara optik.
4. Keakuratan dan kemampuan untuk membuat lubang dan potonganyang sangat
kecil.
5. Kecocokan untuk memotong keramik dan material-material lain yangsiap dikenai
panas kejut.
2. Chemical Blanking
Chemical Blanking digunakan untuk memotong tembus suatu plat yang tipis atau
pengosongan lembaran logam. Aplikasi dari proses ini yaitu pada papan printer, panel-panel
dekorasi, dan lembaran logam tipis
3. Thermochemical Deburring
4. Photochemical blanking
Merupakan modifikasi dari chemical milling yaitu menghilangkan material dengan teknik
photografi. Sering disebut photoetching atau photochemical machining. Material yang mampu
dibentuk mampu setipis 0,0025 mm.
Prosedur yang dilakukan yaitu :
a) Desain bagian benda kerja yang akan dikosongkan hingga perbesaran 100 kali. Sebuah
photografi negative dibuat dan direduksi untuk mengatur ukuran akhir benda kerja.
Mereduksi negatif ini disebut dengan artwork.
b) Sheet blank dilapisi dengan material photosensitive dengan cara pencelupan,
penyemprotan, pengecoran dengan spin, pengecoran dengan roller. Kemudian dikeringkan,
rangkaian semua proses ini disebut emulsion.
c) Negative ditempatkan diatas blank yang telah dilapisi dan diarahkan ke sinar ultraviolet
yang akan mengkibatkan pengerasan pada benda kerja.
d) Blank dikembangkan. Kemudian blank dicelupkan ke reagent atau disemprotkan dengan
reagent. Masking material dihilangkan dari benda kerja. Pada proses ini membutuhkan
keterampilan pada pekerjanya, biaya peralatan rendah, proses dapat otomatis, biaya
medium untuk volum produksi tinggi.
Mesin mengendalikan pahat elektroda yang bergerak maju mengikis material benda kerja dan
menghasilkan serangkaian loncatan bunga api listrik yang berfrekuensi tinggi (spark). Loncatan
bunga dihasilkan dari pembangkit pulse antara elektroda dan material benda kerja, yang keduanya
dicelupkan dalam cairan dielektrik, akan menimbulkan pengikisan material dari material benda
kerja dengan erosi panas atau penguapan. EDM juga kadang-kadang diasumsikan sebagai sebuah
metode non-tradisional atas perpindahan materi melalui suatu rangkaian pelepasan busur elektrik
yang berulang antara elektroda (tool pemotong) dan proses kerja pada lingkungan berenergi listrik.
Alat pemotong EDM diarahkan sepanjang jalur yang diinginkan dan sangat dekat dengan
tempat pemotongan, namun tidak sampai menyentuh lembaran yang akan dipotong. Percikan
listrik yang berurutan memproduksi serangkaian ledakan yang sangat kecil (microcraters) pada
lembaran logam yang diproses dan memindahkan materi sepanjang jalur pemotongan dengan cara
pelelehan dan penguapan. Partikel-partikel akan tersapu dan terbuang oleh cairan yang
mengandung aliran listrik.