Oleh:
Rifky Zaidani
201969020037
2021
i
DAFTAR ISI
COVER………………………..……………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian AJM………………………………………………………………………………… 3
2. Pengertian EDWC……………………………………………………………………………… 4
3. Proses Energi Termal Pemesinan Non Konvensional……..……………………… 5
4. Ultrasonic machining, USM………………………………………………………………… 6
5. Cutting cable electrostatic discharge……...……………………………………………. 7
6. Water jet cutting, WJC……………………………………………….………………….…… 10
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………….. 12
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
Tujuan utama dari mempelajari proses manufaktur adalah kita sebbagai calon engineer
diajari untuk memahami, mendesain, dan merawat mesin yg pada dasarnya diciptakan
untuk menghasilkan barang sebanyak mungkin dan dengan cara yang paling murah.
Pabrik hanya dapat mencapai tujuan itu dengan mengandalkan alat berat, yang sebagian
besar sudah otomatis.
C. Manfaat
Beberapa Manfaat yg akan kita peroleh dari mempelajari proses manufaktur:
a. Dari sisi mahasiswa sebagai calon karyawan
i. Menjadikan semua mahasiswa teknik, apa pun bidang spesialisasi yang
mereka pilih, menjadi insinyur yang lebih baik.
ii. Percepatan karir ke posisi kepemimpinan, di mana mereka dapat memiliki
dampak besar di bidang atau industri tempat mereka bekerja.
iii. Buka peluang karir baru
b. Dari sisi perusahaan
i. Teknologi manufaktur meningkatkan produktivitas secara keseluruhan,
yang juga sangat meningkatkan keuntungan. Selain itu, teknologi dan
otomatisasi biasanya berarti Anda memerlukan lebih sedikit pekerja di
pabrik, yang biasanya merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh
perusahaan manufaktur.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Abrasive jet machining (AJM)
juga dikenal sebagai peledakan mikro abrasif, peledakan pensil, dan
peledakan mikro-abrasif,[1] adalah proses pemesinan peledakan abrasif
yang menggunakan bahan abrasif yang didorong oleh gas berkecepatan
tinggi untuk mengikis material dari benda kerja. Penggunaan umum
termasuk memotong bahan yang peka panas, rapuh, tipis, atau keras.
Secara khusus digunakan untuk memotong bentuk rumit atau
membentuk bentuk tepi tertentu.
Material dihilangkan dengan partikel abrasif halus, biasanya
berdiameter sekitar 0,001 in (0,025 mm), didorong oleh aliran fluida
berkecepatan tinggi; gas umum adalah udara atau gas inert. Tekanan
untuk gas berkisar dari 25 hingga 130 psig (170–900 kPa atau 4 bar) dan
kecepatan dapat mencapai 300 m/s (1.000 km/jam).
3
B. Pengertian EDWC
EDWC, percikan api dihasilkan antara bahan konduktif listrik dari benda
kerja dan kawat pemotong vertikal (elektroda negatif yang terus-
menerus diumpankan dari spool), puing-puing terbawa oleh cairan
dielektrik. Panas dari pelepasan listrik melelehkan material untuk
membentuk celah (garitan). EDS adalah proses yang serupa, tetapi
kawat pemotong digantikan oleh gergaji pita baja bermuatan yang
bertindak sebagai salah satu elektroda.
4
C. Proses Energi Ternal Pemesinan Non Konvensional
5
D. Ultrasonic (USM)
6
E. Cutting cable electrostatic discharge
7
Diameter kabel berkisar dari 0,003 hingga 0,012 in. (0,076
hingga 0,30 mm), tergantung pada lebar potongan yang
diinginkan. Material yang digunakan untuk kabel adalah
kuningan, tembaga, tungsten, dan molibdenum. Fluida
dielektrik yang digunakan adalah air atau oli yang telah
dideionisasi. Seperti pada EDM, pada EDM kabel juga
terjadi overcut yang membuat celah potong (kerf) lebih
lebar daripada diameter kabel, seperti ditunjukkan dalam
gambar 9. Overcut ini berkisar dari 0,0008 hingga 0,002 in.
(0,020 hingga 0,051 mm)
8
performansi. Yang menjadi persyaratan hanyalah bahwa
bendakerja harus memiliki sifat hantaran listrik.
9
F. Water Jet Cutting
Pemotongan pancaran air (WJC); menggunakan aliran air
halus dengan tekanan dan kecepatan tinggi, yang
diarahkan pada permukaan bendakerja sehingga
menyebab-kan bendakerja terpotong seperti ditunjukkan
dalam gambar.3. Proses pemotongan ini juga disebut
pemesinan hidrodinamik.
10
di atas 60.000 lb/in2 (400 Mpa), dan pancaran mencapai
kecepatan di atas 3000 ft/sec. (900m/s).
Cairan ditekan sesuai tingkat yang diinginkan dengan
menggunakan pompa hidraulik. Sebagai cairan pemotong
biasanya digunakan larutan polimer karena cendrung
menghasilkan aliran yang lebih menyatu (coherent stream).
Aliran cairan dari nosel dapat diatur besarnya, untuk
material yang tipis pembukaan diatur lebih kecil agar
dihasilkan pemotongan yang lebih halus.
11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
PROSES MANUFAATUR MELIBATKAN BERBAGAI JENIS MESIN
PRODUKSI, YANG MANA SETIAP JENIS MESIN MEMILIKI KELEBIHAN DAN
KEKURANGANNYA MASING MASING, SEBAGAI MAHASISWA TEKNIK
MESIN KITA TIDAK BISA HANYA TAHU CARA MENGOPERASIKANNYA,
NAMUN KITA JUGA WAJIB TAHU DAN PAHAM BETUL SECARA TEORI
BAGAIMANA SEBUAH MESIN PRODUKSI ITU BEKERJA.
AGAR DAPAT MEMPEROLEH MANFAAT DAN EFEKIVITAS DARI SEBUAH
MESIN PODUKSI SECARA MAKSIMAL, MAKA KITA HARUS
MENGAPLIKASIKANNYA TERHADAP PROSES MANUFAKTUR YANG
SESUAI DENGAN TUJUAN MESIN TERSEBUT DICIPTAKAN.
INILAH TUGAS DAN TANTANGAN KITA SEBAGAI CALON ENGINEERING,
BAGAIMANA BERINOVASI DAN MELAKUKAN PENYEMPURNAAN
TERHADAP APA SAJA YG PERLU DITINGKATKAN DALAM SEBUAH MESIN
PRODUKSI, DAN ATAU BAHKAN MENCIPTAKAN MESIN BARU YG LEBIH
INOVATIF, EFEKTIF BAIK ITU DALAM SEGI BIAYA MAUPUN
PENGOPERASIANNYA.
12