Mesin bor dibuat untuk membuat lubang pada logam, non-logam dan juga pada tempat-tempat
lain seperti dinding dan lantai. Lubang-lubang yang di buat untuk keperluan, seperti lubang rivet, lubang
sekerup, lubang baut, lubang poros, lubang piston dan juga sebagai lubang penyalur udara dan gas. Pada
proses pembuatan lubang ini, muncul istilah drilling dan boring.
Drilling, adalah proses pembuatan lubang dimana lubang yang di hasilkan sesuai dengan ukuran
diameter bor yang digunakan dan juga melebarkan lubang dengan bor yang lebih besar dimana
sebelumnya lubang telah di buat dengan bor yang lebih kecil.
Boring, adalah dimana lubang yang telah di bor di lebarkan lagi dengan menggunakan alat
potong yang dapat diatur ukuran diameternya atau yang di sebut boring head.
Pengeboran adalah salah satu hal yang penting dan sering digunakan dalam proses pemesinan.
Mesin bor dapat juga digunakan untuk bermacam-macam operasi, seperti reaming (peluasan),
counterboring, boring, dengan menggunakan alat bantu khusus mesin bor juga dapat digunakan untuk
pemotongan ulir.
Mesin bor tersedia dalam berbagai
Head tipe dan ukuran yang berbeda,
mulai dari ukuran yang kecil untuk
di letakan di atas meja sampai yang
ON/OFF
Motor besar yang mempunyai kaki
switch
sendiri seperti mesin bor pilar dan
mesin bor radial. Pada mesin yang
Spindle kecil mata bor di jepit pada drill
chuck, pada mesin bor yang besar
memiliki sebuah lubang tirus untuk
Drill chuck Quill feed memasang mata bor dengan
sebuah kode tangkai tirus (morse
Table taper shank).
Table lock Benda kerja di jepit pada meja
dengan ragum atau klem, meja
dapat di naik-turunkan atau di
Column
putar untuk mendapatkan posisi
Base pengeboran yang baik. Gambar
2.44 memperlihatkan mesin bor
tiang dan bagian-bagiannya.
1. Mesin bor tangan (mekanik dan elektrik). 6. Mesin bor tiang untuk pekerjaan yang berat.
2. Mesin bor bangku. 7. Mesin bor multi-spindle.
3. Mesin bor tiang (column) dan mesin bor 8. Mesin bor dengan beberapa spindle utama.
pillar.
4. Mesin bor radial. 9. Mesin bor horizontal.
5. Mesin-mesin jig bor.
Pemilihan dan penggunaan mesin bor tergantung kepada besarnya diameter lubang dan ukuran
benda kerja serta jenis pekerjaan yang dihadapi.
(1b)
Gambar
Tiang 4. Mesin bor radial.
5. The jig boring machine.
Benda kerja dijepit diatas meja. Meja dapat diputar dan dapat digerakan pada arah memanjang
dan melintang, sehingga benda kerja dapat dikerjakan pada beberapa posisi dalam sekali set-up.
Chuck key
c Chuck
a b
Gambar 10. Jenis Drill Chuck
b. Sarung pengurang (Intermediate sleeve).
Chuck bor dan alat potong lainnya yang bertangkai tirus dapat dimasukan langsung ke dalam
spindle mesin dengan sedikit penekanan. Jika tangkai chuck bor dan tangkai bor tidak cocok
dengan lubang pada spindle mesin maka kita membutuhkan sarung pengurang sebagai
perantara antara tangkai dengan lubang pada spindle mesin, seperti yang diperlihatkan dalam
gambar 11. Sarung pengurang ini bentuknya tirus, baik pada bagian dalam maupun luar.
Ketirusan ini tidak boleh rusak dan harus selalu dibersihkan sebelum dipasangkan. Bentuk dari
sarung pengurang terdiri dari dua macam yaitu bentuk tirus dan bentuk pipa, seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 12.
Bentuk tirus
Bentuk pipa
Untuk membukanya masukan sleeve drift pada celah spindel mesin bor dan ketuk sleeve drift
dengan palu plastik sehingga chuck bor atau mata bor lepas dari spindelnya (Perhatikan gambar
13). Chuck bor atau mata bor harus dipegang sehingga tidak terjatuh. Tangkai bor yang tirus
disebut Morse taper. Ketirusan ini mengikuti standard Internasional seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 14, beserta keterangannya.
Keterangan:
Morse 0: D = 9,2 mm
Morse 1: D = 12,2 mm
Morse 2: D = 18,0 mm
Morse 3: D = 24,1 mm
Morse 4: D = 31,6 mm
Morse 5: D = 44,7 mm
Morse 6: D = 63,8 mm
Gambar 13. Mekanisme melepas alat potong. Gambar 14. Morse tapar.
Benda kerja yang kecil dapat di pegang dengan ragum tangan. Pembuatan lubang maksimal
berdiameter 6 mm, ragum tangan tidak perlu di ikat pada meja dengan baut T. Hal ini akan membuat
pengaturan pada titik-titik pengeboran akan lebih mudah dan cepat.
Pekerjaan pembuatan lubang pada benda kerja yang agak besar, sebaiknya benda kerja di ikat
dengan ragum mesin. Untuk lubang-lubang yang besar, ragum mesin harus di ikat dengan baut T
melalui celah T pada meja mesin.
Selanjutnya untuk pembuatan
lubang pada benda kerja yang lebih
besar, sebaiknya benda kerja di jepit
pada meja mesin dengan menggunakan
baut-baut T dan blok bertingkat atau
bantalan-bantalan yang dapat di atur
ketinggiannya. Ketinggian bantalan
atau blok bertingkat di ataur
sedemikian rupa sehingga sejajar
dengan permukaan benda kerja dan
baut pengunci harus lebih dekat dengan
Gambar 17. Benda kerja diklem pada meja.
benda kerja.
Pembuatan lubang pada benda
yang panjang, kadang-kadang benda
kerja di pegang dengan tangan. Untuk itu
diperlukan baut pemberhenti yang di
pasang di meja untuk mencegah benda
kerja berputar karena gaya-gaya potong
akibat torsi (M) pada saat pengeboran
(torsional forces), atau benda kerja di
tempelkan pada column mesin sehingga
benda kerja tertahan.
Gaya pengarah pada mata bor dengan sudut puncak mata bor yang tidak simetri dan panjang bibir
potong yang tidak sama akibat bibir serong yang tidak simetri akan mengakibatkan beban yang tidak
sama pada sisi potongnya. Karena itu bor spiral akan terdorong ke arah yang lemah sehingga diameter
lubang menjadi lebih besar dari diameter bor spiralnya dan posisi sumbu menyimpang, perhatikan
gambar 20 dan 21.
Jika sudut puncak mata bor () di gerinda tidak
simetri, maka akan terjadi perbedaan gaya pengarah.
Perbedaan ini akan mengakibatkan penyimpangan garis
sumbu lubang. Pada sudut puncak mata bor yang kecil,
perbedaan gaya pengarahnya lebih besar di bandingkan
dengan sudut puncak mata bor yang besar (perhatikan
gambar 22). Untuk mendapatkan lubang dengan diameter
yang tepat sangatlah penting di buat simetri sudut puncak
mata bornya.
Panjang alur
Lidah
Sud
Bibir
ib
ir
se
Bibir
serong
ro
ng
Pa
nja
ng
Sudut puncak
Diameter bor
bib
r
Pisau bor
Ke
lon
Bidang bebas
gg
ar an ba
da
n
Gambar 25. Bagian ujung bor spiral
Twist drill atau gurdi memiliki tangkai (shank) yang berbentuk silindris dan tirus (taper), di
sepanjang badannya terdapat alur spiral yang di sebut flutes yang berfungsi untuk mengeluarkan geram
dan menyalurkan cairan pendingin, serta pisau sebagai batas potong diameter bor yang di sebut margin.
Pada ujungnya terdapat dua bibir potong (cutting lips) yang panjangnya sama dan memiliki sudut
puncak sebesar 118o (besar sudut puncak bor tergantung pada jenis material atau benda kerja yang akan
di bor). Selain itu terdapat bibir serong yang di sebut dead center dengan sudut menyerong 55o terhadap
cutting lips, dan juga bidang bebas atau lip clearance dengan heel angle 5o sampai 8o, perhatikan gambar
25.
Extension drills.
Core drills.
Miscellaneous drills.
= + + +
= .
Jarak ls ditentukan berdasarkan sudut puncak mata bor, seperti yang diperlihatkan pada tabel 3.
. .
= = = 1,2 . . . 1
2
.
= = . sin 2 = . 1 . 2
4 2
Faktor koreksi C1 ditentukan berdasarkan kecepatan potong, sedangkan nilai h (chip thickness)
ditentukan berdasarkan tipe bor dan sudut puncak, faktor koreksi C2 ditentukan berdasarkan jenis proses
manufaktur, seperti ditunjukan dalam table 4 dan 5 dan 6.
Tabel 4. Faktor koreksi C1. Tabel 5. Nilai h Tabel 6. Faktor koreksi C2.
Kecepatan potong vc Tipe bor dan
[m/menit] C1 besar sudut Nilai h Jenis proses manufaktur C2
puncak
10 30 1,3 N; H; W Freis 0,8
h = 0,43 . f
31 80 1,1 ( = 118o .. 130o) Bubut 1,0
81 400 1,0
Bor 1,2
>400 0,9
Keterangan:
Simbol Nama Satuan Simbol Nama Satuan
Sudut bebas [o] P Daya penggerak mesin [kW]
Sudut mata potong [o] Pc Cutting power [kW]
Sudut geram [o] Efisiensi
Sudut potong [o] Z Jumlah gigi potong
Sudut puncak bor [o] Fc Gaya pemotongan per gigi [N]
d Diameter alat potong [mm] A Chip section [mm2]
L Panjang langkah [mm] kc Gaya potong spesifik ]N/mm2]
l Panjang benda kerja [mm] C1 Faktor koreksi vc
ls Tinggi ujung bor [mm]
la Langkah awal [mm] h Ketebalan geram [mm]
lu Langkah akhir [mm] Faktor koreksi gaya potong
Vf Kecepatan pemakanan [mm per menit] k (perhatikan tabel 8) [N/mm2]
f Pemakanan [mm per putaran] C2 Faktor koreksi proses
manufaktur
n Jumlah putara [Rpm]
th Waktu pemesinan [menit]
vc Kecepatan potong [m/menit]
vc 13 16 20 23 26 28
Baja... 80 kg/mm2 f 0,07 0,13 0,16 0,19 0,21 0,23 E
vc 12 14 16 18 21 23 atau
S
Cast iron .... 18 kg/mm2 f 0,15 0,24 0,3 0,32 0,35 0,38 dr
vc 24 28 32 34 37 39 atau
Cast iron .... 22 kg/mm2 f 0,15 0,24 0,3 0,33 0,35 0,38 E
vc 16 18 21 21 25 27
Kuningan .... 40 kg/mm2 f 0,1 0,15 0,22 0,27 0,3 0,32 E
atau
vc 60 ........ 70 m/menit
S
Perunggu .... 30 kg/mm2 f 0,1 0,15 0,22 0,27 0,3 0,32 dr
vc 30 ........ 40 m/menit
Aluminium pure f 0,05 0,12 0,2 0,3 0,35 0,4 E
atau
vc 80 ........ 120 m/menit
S
Aluminium alloy f 0,12 0,2 0,3 0,4 0,46 0,5 dr
vc 100 ............ 150 m/menit
Magnesium alloy f 0,15 0,2 0,3 0,38 0,4 0,45 dr
vc 200 ............ 250 m/menit
E = Diluted soluble oil, S = Cutting and cooling oil, dr = dry