Anda di halaman 1dari 13

1.1. Mesin bor (Drilling machine).

Mesin bor dibuat untuk membuat lubang pada logam, non-logam dan juga pada tempat-tempat
lain seperti dinding dan lantai. Lubang-lubang yang di buat untuk keperluan, seperti lubang rivet, lubang
sekerup, lubang baut, lubang poros, lubang piston dan juga sebagai lubang penyalur udara dan gas. Pada
proses pembuatan lubang ini, muncul istilah drilling dan boring.
Drilling, adalah proses pembuatan lubang dimana lubang yang di hasilkan sesuai dengan ukuran
diameter bor yang digunakan dan juga melebarkan lubang dengan bor yang lebih besar dimana
sebelumnya lubang telah di buat dengan bor yang lebih kecil.
Boring, adalah dimana lubang yang telah di bor di lebarkan lagi dengan menggunakan alat
potong yang dapat diatur ukuran diameternya atau yang di sebut boring head.
Pengeboran adalah salah satu hal yang penting dan sering digunakan dalam proses pemesinan.
Mesin bor dapat juga digunakan untuk bermacam-macam operasi, seperti reaming (peluasan),
counterboring, boring, dengan menggunakan alat bantu khusus mesin bor juga dapat digunakan untuk
pemotongan ulir.
Mesin bor tersedia dalam berbagai
Head tipe dan ukuran yang berbeda,
mulai dari ukuran yang kecil untuk
di letakan di atas meja sampai yang
ON/OFF
Motor besar yang mempunyai kaki
switch
sendiri seperti mesin bor pilar dan
mesin bor radial. Pada mesin yang
Spindle kecil mata bor di jepit pada drill
chuck, pada mesin bor yang besar
memiliki sebuah lubang tirus untuk
Drill chuck Quill feed memasang mata bor dengan
sebuah kode tangkai tirus (morse
Table taper shank).
Table lock Benda kerja di jepit pada meja
dengan ragum atau klem, meja
dapat di naik-turunkan atau di
Column
putar untuk mendapatkan posisi
Base pengeboran yang baik. Gambar
2.44 memperlihatkan mesin bor
tiang dan bagian-bagiannya.

Gambar 2.44. Mesin bor tipe tiang dan


bagian-bagiannya.
1.2. Macam-macam mesin bor.
Mesin bor dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Mesin bor tangan (mekanik dan elektrik). 6. Mesin bor tiang untuk pekerjaan yang berat.
2. Mesin bor bangku. 7. Mesin bor multi-spindle.
3. Mesin bor tiang (column) dan mesin bor 8. Mesin bor dengan beberapa spindle utama.
pillar.
4. Mesin bor radial. 9. Mesin bor horizontal.
5. Mesin-mesin jig bor.
Pemilihan dan penggunaan mesin bor tergantung kepada besarnya diameter lubang dan ukuran
benda kerja serta jenis pekerjaan yang dihadapi.

1. Mesin bor tangan.


Penggunaan mesin bor tangan terutama pada benda yang telah dipasang dan benda terpasang
(fitting). Ada mesin bor tangan yang diputar dengan tangan dan ada mesin bor tangan yang diputar
dengan motor listrik (Gambar 1a, 1b, 1c). Mesin-mesin ini sering juga digunakan sebagai mesin serba
guna yang kecil, dengan memasang peralatan-peralatan lain seperti: pisau gergaji putar, gerinda dan
polishing disk (cakram polishing) dan lain-lain dapat diputarnya.

(1b)

Gambar 1. Mesin bor tangan. (1c)


(1a)
Mesin bor tangan diputar dengan
Mesin bor yang diputar tenaga listrik. Memiliki dua kecepatan
dengan tangan.
dan dilengkapi dengan mekanik
tumbukan untuk mengebor beton.
Mesin bor tangan diputar dengan
tenaga listrik. Dilengkapi dengan
2. Mesin bor bangku. meja kerja.

Mesin bor bangku digunakan untuk mengebor dari lubang-


lubang yang berdiameter kecil sampai dengan kira-kira 16 mm.
Biasanya mesin-mesin ini tempatnya diatas bangku kerja atau
suatu alas dari lembar besi (sheet metal). Kepala mesin dapat
digerakan keatas dan ke bawah sepanjang tiang yang terpasang
di meja (alas). Motor listrik memutarkan poros dengan sabuk
pemutar (belt). Poros berputar didalam rumah pipa (drill-sleeve)
yang mana dapat digerakan keatas dan kebawah dengan bantuan
dari roda gigi dan batang bergigi. Roda gigi berputar dengan tuas
pemutar yang menghasilkan tekanan pemakanan bagi alat
potongnya. Gambar 2. Mesin bor bangku.

3. Mesin bor jenis Column dan Pillar.

Mesin bor jenis column terdiri dari sebuah batang tegak,


padanya dipasang kepala mesin bor dan meja kerja. Meja
mesin dapar digerakan ke atas dan ke bawah begitu juga
ke samping.
Mesin bor tipe pillar, maja hanya dapat dinaik-turunkan,
tetapi mesin ini sering digunakan dengan gabungan maja
lain.
Kedua tipe mesin bor ini biasanya dilengkapi dengan
g
pemakanan otomatis, selain tuas yang diputar dengan
tangan.

Gambar 3. Mesin bor tiang.


4. Mesin bor Radial.
(The radial drilling machine). Moto
r
Mesin bor radial cocok untuk benda-
benda kerja yang lebar. Poros utama dari bor
Lengan
di pasang di saddle (pelana) yang dapat
dipindahkan dari arah radial (jari-jari radius).
Lengan dapat diputar dan di naik-turunkan
pada tiang, karena itu dapat membantu poros
untuk mencapai titik (tempat) pada alas
mesin dan mengurangi (menghilangkan) Spindel bor
setiap gerakan dari benda kerja.
Meja
Poros dapat digerakan melalui tuas
penggerak dengan tangan atau dengan Landasa
otomatis, pemakanan dapat secara mekanik.

Gambar
Tiang 4. Mesin bor radial.
5. The jig boring machine.

Mesin-mesin jig bor dikonstruksi untuk membesarkan


dan membuat lubang-lubang dengan jarak pusat ke pusat
yang tepat pada diameter yang sangat teliti. Meja dibuat
sebagai meja kombinasi dan dapat digerakan dengan arah
memanjang dan melintang.

Dengan pembagian ukuran secara optik, sistim dapat


diatur dengan toleransi sampai 0,001 mm. Mesin-mesin jig
bor yang berketelitian tinggi seharusnya disimpan di ruang
Gambar 5. Mesin jig bor. yang didinginkan dengan temparatur 20oC.

6. Mesin bor Pillar untuk pekerjaan yang berat.

Mesin bor tipe ini tiangnya sangat rigit. Mesin ini


sangat cocok untuk mengebor lubang-lubang dengan
ukuran yang besar dan dalam, karena pergerakan spindle
dilengkapi dengan pengarah disepanjang tiang (column).

Gambar 6. Mesin bor pillar.


7. Mesin bor multi-spindle.

Pada kepala mesin ini terdiri dari beberapa


spindle. Spindle-spindle ini digerakan dari spindle
utamanya secara bersamaan. Mesin bor ini dapat
mengebor beberapa lubang sekaligus. Mesin bor ini cocok
untuk pekerjaan masal.

Gambar 7. Mesin bor multi spindle.


8. Mesin bor dengan beberapa spindle.

Jenis mesin bor ini dilengkapi dengan beberapa spindle


utama. Jika pada satu benda kerja akan dikerjakan dengan
beberpa jenis operasi, seperti: mengebor, countersink, dan
reamer, maka mesin bor ini sangat cocok digunakan.
Gambar 8. Mesin bor
denganbeberapa spindle.

9. Mesin bor horizontal.

Selain mengebor, mesin ini juga dapat


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti: melebarkan
lubang, freis dan bubut. Posisi spindle utamanya
horizontal dan dilengkapi dengan beberapa variasi
putaran serta feed.

Spindel utamanya ini dapat digerakan naik-turun


disepanjang tiang (column). Mesin ini juga dilengkapi
dengan tiang pendukung untuk menyangga poros ketika
melebarkan lubang. Gambar 9. Mesin bor Horizontal.

Benda kerja dijepit diatas meja. Meja dapat diputar dan dapat digerakan pada arah memanjang
dan melintang, sehingga benda kerja dapat dikerjakan pada beberapa posisi dalam sekali set-up.

1.3. Alat bantu pada mesin bor.


1,3,1. Alat pemegang dan penjepit mata bor.
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan pengeboran atau membuat lubang dengan mesin bor
amaka mata bor dan benda kerja harus dijepit atau dipegang dengan alat-alat seperti:
a. Penjepit mata bor (drill chuck).
Alat ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu drill huck yang digunakan untuk menjepit mata
bor dengan cara memutar sarung dengan tangan sampai mata bor terjepit dengan erat. Jenis alat
ini ditunjukan dalam gambar 10a. Jenis drill chuck yang lainnya adalah drill chuck yang
menggunakan kunci untuk menjepit mata bor. Kunci yang bergigi dimasukan ke gigi drill chuck
sesuai dengan pasangannya, seperti yang di perlihatkan dalam gambar 10b dan 10c. Ke dua jenis
drill chuck ini dapat menjepit mata bor dengan maksimal diameter penjepitan kira-kira 13 mm
dan hanya mata bor dengan tangkai silinder yang dapat di jepit dengan chuck driil.

Chuck key

c Chuck

a b
Gambar 10. Jenis Drill Chuck
b. Sarung pengurang (Intermediate sleeve).
Chuck bor dan alat potong lainnya yang bertangkai tirus dapat dimasukan langsung ke dalam
spindle mesin dengan sedikit penekanan. Jika tangkai chuck bor dan tangkai bor tidak cocok
dengan lubang pada spindle mesin maka kita membutuhkan sarung pengurang sebagai
perantara antara tangkai dengan lubang pada spindle mesin, seperti yang diperlihatkan dalam
gambar 11. Sarung pengurang ini bentuknya tirus, baik pada bagian dalam maupun luar.
Ketirusan ini tidak boleh rusak dan harus selalu dibersihkan sebelum dipasangkan. Bentuk dari
sarung pengurang terdiri dari dua macam yaitu bentuk tirus dan bentuk pipa, seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 12.

Bentuk tirus

Bentuk pipa

Gambar 12. Sarung pengurang.

Gambar 11. Mekanisme pemasangan alat potong.

Untuk membukanya masukan sleeve drift pada celah spindel mesin bor dan ketuk sleeve drift
dengan palu plastik sehingga chuck bor atau mata bor lepas dari spindelnya (Perhatikan gambar
13). Chuck bor atau mata bor harus dipegang sehingga tidak terjatuh. Tangkai bor yang tirus
disebut Morse taper. Ketirusan ini mengikuti standard Internasional seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 14, beserta keterangannya.
Keterangan:
Morse 0: D = 9,2 mm
Morse 1: D = 12,2 mm
Morse 2: D = 18,0 mm
Morse 3: D = 24,1 mm
Morse 4: D = 31,6 mm
Morse 5: D = 44,7 mm
Morse 6: D = 63,8 mm

Gambar 13. Mekanisme melepas alat potong. Gambar 14. Morse tapar.

1.3.2. Alat pemegang atau penjepit benda kerja.


Pekerjaan pembuatan lubang atau mengebor, benda kerja harus selalu di jepit, di pegang atau
ditahan. Jika benda kerja tidak di jepit atau ditahan, maka akan menghasilkan lubang yang tidak tapat
atau dapat mematahkan mata bor dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan pada pekerja.

Gambar 15. Ragum tangan. Gambar 16. Ragum mesin.

Benda kerja yang kecil dapat di pegang dengan ragum tangan. Pembuatan lubang maksimal
berdiameter 6 mm, ragum tangan tidak perlu di ikat pada meja dengan baut T. Hal ini akan membuat
pengaturan pada titik-titik pengeboran akan lebih mudah dan cepat.
Pekerjaan pembuatan lubang pada benda kerja yang agak besar, sebaiknya benda kerja di ikat
dengan ragum mesin. Untuk lubang-lubang yang besar, ragum mesin harus di ikat dengan baut T
melalui celah T pada meja mesin.
Selanjutnya untuk pembuatan
lubang pada benda kerja yang lebih
besar, sebaiknya benda kerja di jepit
pada meja mesin dengan menggunakan
baut-baut T dan blok bertingkat atau
bantalan-bantalan yang dapat di atur
ketinggiannya. Ketinggian bantalan
atau blok bertingkat di ataur
sedemikian rupa sehingga sejajar
dengan permukaan benda kerja dan
baut pengunci harus lebih dekat dengan
Gambar 17. Benda kerja diklem pada meja.
benda kerja.
Pembuatan lubang pada benda
yang panjang, kadang-kadang benda
kerja di pegang dengan tangan. Untuk itu
diperlukan baut pemberhenti yang di
pasang di meja untuk mencegah benda
kerja berputar karena gaya-gaya potong
akibat torsi (M) pada saat pengeboran
(torsional forces), atau benda kerja di
tempelkan pada column mesin sehingga
benda kerja tertahan.

Gambar 18. Penggunaan baut pemberhenti pada pengeboran.

1.4. Gaya pengarah pada mata bor.

Meskipun diameter lubang tergantung jarak


antara ke dua sisi potong mata bor, namun pisau dan sisi
potongnya juga harus dalam kondisi yang baik. Gaya
pengarah dari mata bor atau bor spiral di pengaruhi oleh
pisaunya dan juga oleh sudut puncak mata bor (),
perhatikan gambar 19. Semakin kecil sudut puncak
mata bor, semakin besar gaya pengarah pada sisinya.

Gambar 19. Gaya pengarah pada mata bor.

Gambar 20. Sudut mata bor tidak simetri.

Gambar 21. Posisi bibir serong tidak simetri.

Gaya pengarah pada mata bor dengan sudut puncak mata bor yang tidak simetri dan panjang bibir
potong yang tidak sama akibat bibir serong yang tidak simetri akan mengakibatkan beban yang tidak
sama pada sisi potongnya. Karena itu bor spiral akan terdorong ke arah yang lemah sehingga diameter
lubang menjadi lebih besar dari diameter bor spiralnya dan posisi sumbu menyimpang, perhatikan
gambar 20 dan 21.
Jika sudut puncak mata bor () di gerinda tidak
simetri, maka akan terjadi perbedaan gaya pengarah.
Perbedaan ini akan mengakibatkan penyimpangan garis
sumbu lubang. Pada sudut puncak mata bor yang kecil,
perbedaan gaya pengarahnya lebih besar di bandingkan
dengan sudut puncak mata bor yang besar (perhatikan
gambar 22). Untuk mendapatkan lubang dengan diameter
yang tepat sangatlah penting di buat simetri sudut puncak
mata bornya.

Gambar 22. Perbedaan gaya pengarah.

1.5. Twist Drills (Mata bor atau Gurdi).

Perkembangan bor spiral oleh American Henry


Morse sejak dari pertengahan abad ke 19, sejak saat itu
lah ketelitian proses pengeboran dimulai. Bor spiral
dibuat dari baja karbon, High-speed steel (HSS), baja
campuran dan karbida dengan dua bibir potong dari
kedua alur spiral serta memiliki sudut-sudut potong
seperti pada perkakas potong lainnya. Diameter bor di
buat mengecil ke arah tangkai sebesar 0,05 mm sampai
0,1 mm setiap panjang 100 mm, seperti yang di
perlihatkan dalam gambar 23. Tujuannya adalah agar Gambar 23. Inti bor menebal ke arah
bagian yang tajam disepanjang alur spiral tidak tangkai.
memotong sisi lubang dan bor mudah dikeluarkan. Inti
bor menebal ke arah tangkai untuk memperbesar daya
tahan puntir.
Konstruksi dari sebuah bor spiral seperti ditunjukan pada gambar 24 dan 25.

Tangkai silindris Badan

Panjang alur

Panjang mata potong


elix
ut h

Lidah
Sud

Tangkai tirus Alur Pisau

Gambar 24. Bagian-bagian bor spiral


Te
ba
lb

Bibir
ib
ir
se

Bibir
serong
ro
ng

Pa
nja
ng
Sudut puncak
Diameter bor

bib
r
Pisau bor

Ke
lon

Bidang bebas
gg
ar an ba
da
n
Gambar 25. Bagian ujung bor spiral

Twist drill atau gurdi memiliki tangkai (shank) yang berbentuk silindris dan tirus (taper), di
sepanjang badannya terdapat alur spiral yang di sebut flutes yang berfungsi untuk mengeluarkan geram
dan menyalurkan cairan pendingin, serta pisau sebagai batas potong diameter bor yang di sebut margin.
Pada ujungnya terdapat dua bibir potong (cutting lips) yang panjangnya sama dan memiliki sudut
puncak sebesar 118o (besar sudut puncak bor tergantung pada jenis material atau benda kerja yang akan
di bor). Selain itu terdapat bibir serong yang di sebut dead center dengan sudut menyerong 55o terhadap
cutting lips, dan juga bidang bebas atau lip clearance dengan heel angle 5o sampai 8o, perhatikan gambar
25.

1.6. Alur spiral.


Alur spiral memiliki sudut spiral, dia tidak saja digunakan untuk mengeluarkan geram tetapi
juga membentuk sudut geram pada bibir potong. Besarnya sudut spiral ini tergantung dari ukuran
diameter bor dan tipe bor, perhatikan table 2. Menurut DIN 1414 bor spiral dikelompokan kedalam tiga
tipe yaitu tipe N, tipe H dan tipe W dengan sudut puncak dan sudut spiralnya yang bervariasi, seperti
ditunjukan pada tabel 1.
Tipe N digunakan untuk material benda kerja dengan karbon rendah.
Tipe H digunakan untuk material benda kerja yang keras dan ulet.
Tipe W digunakan untuk material benda kerja yang lunak dan liat, seperti non-ferrous dan plastik

Tabel 1. Petunjuk penggunaan bor tipe N, H, W


Material yang akan di bor Tipe bor Sudut puncak ( )
Baja, Baja cor 40.....70 kg/mm2. N 118O
70....... 120 kg/mm2. N 130O
Besi cor, Malleable cast iron. N 118O
Kuningan sampai dengan Ms 58. H
118O
dari Ms 60 ke atas. N
Tembaga s/d diameter bor 30 mm. W
140O
lebih dari diameter 30 mm. N
Aluminium alloy. Tatal panjang. W
140O
Tatal putus-putus. N
Plastik cetakan dengan ketebalan pemakanan bor. H
80O
Plastik cetakan dengan ketebalan pemakanan bor. W
Plastik yang berlapis, karet keras. H 80O
Marmar, batu bara, batu tulis H 80O
Tabel 2. Referensi untuk sudut spiral (sudut helikx).
Sudut spiral ( ) Sudut spiral ( ) Sudut spiral ( )
Range diameter (d)
Tipe W Tipe H Tipe N
sampai dengan 0,6 - - 16O
lebih dari 0,6 s/d 1 - - 18O
lebih dari 1 s/d 3,2 35O 10O 20O
lebih dari 3,2 s/d 5 35O 12O 22O
lebih dari 5 s/d 10 40O 13O 25O
lebih dari 10 40O 13O 30O

1.7. Beberapa jenis bor.

Jobber length drills.

Screw machine length drills.

Extension drills.

Taper length drills.

Taper shank drills.

Silver and deming drills.

Core drills.

Miscellaneous drills.

Gambar 26. Typical drill

Gambar 27. Jobber length drill bit

Gambar 28. Drill bits set


1.8. Teknologi pemotongan pada proses bor.
1.8.1. Menghitung kecepatan potong (vc).
Bilamana bor yang berdiameter (d) berputar satu kali (satu putaran), maka keliling dari bor
tersebut adalah: U = . d. Perhatikan gambar 29, bila titik A berputar satu putaran, jarak tempu titik A
tersebut adalah U = . d, dan jika titik A membuat empat putaran, maka U = . d . 4. Jarak tempu ini
belum diperhitungkan dengan waktu.
1.8.1 Menghitung waktu pemesinan (th).

=

= + + +

= .

Gambar 29. Variabel pemotongan dan sudut bor.

Jarak ls ditentukan berdasarkan sudut puncak mata bor, seperti yang diperlihatkan pada tabel 3.

Tabel 3. Ls untuk beberapa sudut .


Sudut puncak mata bor ()o 80o 118o 130o 140o
Jarak ls (mm) 0,60 . d 0,30 . d 0,23 . d 0,18 . d

1.8.2. Menghitung daya dan gaya potong pada mesin bor.

Daya mesin dan gaya potong dapat di hitung dengan persamaan:

. .
= = = 1,2 . . . 1
2

.
= = . sin 2 = . 1 . 2
4 2

Faktor koreksi C1 ditentukan berdasarkan kecepatan potong, sedangkan nilai h (chip thickness)
ditentukan berdasarkan tipe bor dan sudut puncak, faktor koreksi C2 ditentukan berdasarkan jenis proses
manufaktur, seperti ditunjukan dalam table 4 dan 5 dan 6.

Tabel 4. Faktor koreksi C1. Tabel 5. Nilai h Tabel 6. Faktor koreksi C2.
Kecepatan potong vc Tipe bor dan
[m/menit] C1 besar sudut Nilai h Jenis proses manufaktur C2
puncak
10 30 1,3 N; H; W Freis 0,8
h = 0,43 . f
31 80 1,1 ( = 118o .. 130o) Bubut 1,0
81 400 1,0
Bor 1,2
>400 0,9

Keterangan:
Simbol Nama Satuan Simbol Nama Satuan
Sudut bebas [o] P Daya penggerak mesin [kW]
Sudut mata potong [o] Pc Cutting power [kW]
Sudut geram [o] Efisiensi
Sudut potong [o] Z Jumlah gigi potong
Sudut puncak bor [o] Fc Gaya pemotongan per gigi [N]
d Diameter alat potong [mm] A Chip section [mm2]
L Panjang langkah [mm] kc Gaya potong spesifik ]N/mm2]
l Panjang benda kerja [mm] C1 Faktor koreksi vc
ls Tinggi ujung bor [mm]
la Langkah awal [mm] h Ketebalan geram [mm]
lu Langkah akhir [mm] Faktor koreksi gaya potong
Vf Kecepatan pemakanan [mm per menit] k (perhatikan tabel 8) [N/mm2]
f Pemakanan [mm per putaran] C2 Faktor koreksi proses
manufaktur
n Jumlah putara [Rpm]
th Waktu pemesinan [menit]
vc Kecepatan potong [m/menit]

Tabel 7. Variabel pemotongan untuk mata bor HSS.


Diameter drill
Material Pendingin
5 10 15 20 25 30
Baja... 40 kg/mm2 f 0,1 0,18 0,25 0,28 0,31 0,34 E
vc 15 18 22 26 29 32 atau
Baja... 60 kg/mm2 f 0,1 0,18 0,25 0,28 0,31 0,35 S

vc 13 16 20 23 26 28
Baja... 80 kg/mm2 f 0,07 0,13 0,16 0,19 0,21 0,23 E
vc 12 14 16 18 21 23 atau
S
Cast iron .... 18 kg/mm2 f 0,15 0,24 0,3 0,32 0,35 0,38 dr
vc 24 28 32 34 37 39 atau
Cast iron .... 22 kg/mm2 f 0,15 0,24 0,3 0,33 0,35 0,38 E
vc 16 18 21 21 25 27
Kuningan .... 40 kg/mm2 f 0,1 0,15 0,22 0,27 0,3 0,32 E
atau
vc 60 ........ 70 m/menit
S
Perunggu .... 30 kg/mm2 f 0,1 0,15 0,22 0,27 0,3 0,32 dr
vc 30 ........ 40 m/menit
Aluminium pure f 0,05 0,12 0,2 0,3 0,35 0,4 E
atau
vc 80 ........ 120 m/menit
S
Aluminium alloy f 0,12 0,2 0,3 0,4 0,46 0,5 dr
vc 100 ............ 150 m/menit
Magnesium alloy f 0,15 0,2 0,3 0,38 0,4 0,45 dr
vc 200 ............ 250 m/menit
E = Diluted soluble oil, S = Cutting and cooling oil, dr = dry

Anda mungkin juga menyukai