Anda di halaman 1dari 11

Topik 11

Dental Casting Alloys


Drg Indra Sucipta Maker, Sp. Prosth.

1. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan sifat yang dimiliki oleh logam sangat mulia, logam
mulia dan logam campur cor (alloy)?

2. Apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan logam untuk pembuatan porcelain fused to
metal crown?
jawab :

Syarat-syarat yang harus dimiliki metal alloys untuk pembuatan metal-ceramic alloys :
1. Memiliki titik lebur yang lebih tinggi daripada titik lebur porcelain yaitu 900-960 ◦C
2. Tidak mudah merembet dan mengendur pada suhu tersebut
3. Memiliki CTE (coefficient of thermal expansion) yang kompatibel dengan porcelain
4. Dapat mengikat porcelain
5. Harus memiliki tingkat kekerasan yang tinggi (modulus elastisitas)
6. Tidak boleh mencemari atau merubah warna porcelain
7. tidak menyebabkan toxic / alergi terhadap pasien dan operator
8. tahan terhadap korosi dan suasana dalam saliva

3. Jelaskan secara singkat proses casting alloy!


Jawab : Casting alloy merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah logam dalam
bidang kedokteran gigi dengan cara mencairkan logam
Tahap-tahap pada proses casting
Proses casting melalui beberapa tahap sebagal berikut:
a. Tahap I, waxing adalah pembuatan pola dan malam (wax pattern).

Bahan dan alat yang digunakan


1) Bahan
 Malam cor (casting wax)
 Spiritus
 Vaselin (separating medium)
2) Alat
a) Die
b) Crown – mess dan wax – mess
c) Lampu spiritus
Cara kerja
1) Olesi die pada gigi abutment (pada gigi yang telah di preposisi) di seluruh
permukaannya secara merata dengan separating medium (vaselin).
2) Lunakkan inlay casting wax (bentuk batangan) diatas lampu spiritus sampai
lunak.
3) Malam yang sudah lunak ditekan-tekan dengan jari sampai pipih dan lebar
(cukup untuk menutupi gigi abutment)
4) Dalam keadaan lunak tempelkan pada gigi abutment dan ditekan-tekan agar
adaptasinya terhadap gigi abutment baik.
5) Apabila malam sudah keras, lalu diukir dengan crown-mess sampai terbentuk
bangunan yang dinginkan, misalnya bentuk full crown (mahkota gigi).
Sebelum diukir malam dicoba untuk dilepaskan dan gigi abutment dan malam
harus dengan mudah dimasukkan dan dikeluarkan dan gigi abutment.

b. Tahap II, spruing adalah pembuatan sprue pin atau sprue tormer dan casting wax
(malam cor).
- Teknik pembuatan sprue pin / sprue tormer
a. Bahan dan alat
1) Bahan
a) Wire dengan diameter panjang tertentu
b) Inlay casting wax
2) Alat
c) Le crowness
d) Pinset b.

- Cara kerja

1) Pada permukaan wax pattern yang akan ditempati sprue pin ditetesi dengan
malam cair sedikit dan bentuknya “menonjol”.

2) Kawat (wire) pada salah satu ujungnya dipanasi diatas Iampu spiritus. Ujung
yang panas ini ditusukkan pada tonjolan malam tadi dengan posisi tegak lurus
atau miring. Posisi tersebut dipertahankan sampai keras.

3) Sprue pin dilapisi dengan malam cair di seluruh permukaan dengan rata,
sehingga diameternya memenuhi syarat.

4) Pada sprue pin dibuat reservoir modul dengan posisi 1 mm dan titik
terletaknya sprue pin pada wax pattern. bentuknya bulat dan diameternya agak
lebih besar dan diameter sprue pin.

5) Wax pattern dengan bantuan sprue pin dilepas dan die dan dipasang pada
crucible former. Sebelumnya crucible former dibuat lebih dulu pada casting ring.
Bahan crucible former dapat dan modeling wax (malam model). Setelah wax
pattern, sprue pin dan crucible sudah menjadi satu kesatuan, maka merupakan
persiapan untuk casting.
c. Tahap III, investing adalah penanaman pola malam dalam adonan bahan
invesmen (yang ada di dalam casting ring).

- Teknik Investing
1) Bahan
a) Puder bahan invesmen
b) Liquit / air
2Alat
a) Casting ring (dari logam), bentuk silindris
b) Rubber bowl
c) Spatula
d) Vibrator
e) Vacuum mixer
f) Kuas kecil
- Cara kerja

1) Sebelum dilakukan investing, dinding dalam casting ring dilapisi dengan


lapisan asbes setinggi casting ringnya, setebal 1 mm untuk pengecoran logam
precious atau 2 mm untuk pengecoran logam non precious.

2) Sebelum di investing crucible lormer beserta wax patternnya dimasukkan ke


dalarn casting ring dengan kedudukan sebagai berikut :

a) Wax pattern terletak ditengah-tengah, sehingga jarak antara


permukaan-permukaan wax pattern dengan dinding-dinding casting ring
sama.

b) Jarak wax pattern dengan dasar casting ring antara (6-8) mm.

3) Pencampuran antara puder invesmen dan air berdsarkan w/p ratio yang
tepat. Caranya air dimasukkan ke dalarn rubber bowl dan diaduk dengan
spatula, sampai mendapatkan campuran yang homogen. Dapat pula dilakukan
pencampuran antara air dan pucter invesmen dalam vacuum mixer, kemudian
penuangan adonan invesmen dilakukan diatas vibrator.

4) Casting ring dibalik dimana bagian casting ring yang terbuka menghadap ke
atas. Kemudian dituangi adonan invesmen perlahan-lahan menyelusuri dinding
dalam casting ring sampai penuh. Selanjutnya casting didiamkan sampai
adonan invesmen kering dan keras.

d. Taflap IV, pre-heating adalah pemanasan permulaan pada casting ring agar
adonan bahan tanam lebih kering. pre heating dimana casting ring dimasukkan ke
dalam furnace selama beberapa menit dan suhu kamar sampai suhu 150 C.
e. Tahap V, wax elimination adalah penghilangan malam dart pola malam yang
tertanam dalam adonan bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring). Setelah
pre heating, dilakukan wax elimination dimana dan suhu 1500C dinaikkan sampai
350C. Pada suhu 350 C ini malam dari wax pattern diperkirakan sudah habis menguap
semua, sehingga tidak ada sedikitpun malam yang tersisa. Waktu dan suhu 1500C
sampai 3500C + 30 menit.

f. Tahap VI, heating adalah pemanasan casting ring (yang berisi adonan bahan
invesmen) sampai suhu tertentu. Setelah wax elimination, sempurna, dilakukan
heating dengan menaikkan suhu dan 3500C sampai 7000C selama 30 menit.
Kemudian casting ring diambil dan furnace dan diletakkan pada casting machine pada
tempat tertentu. Setelah casting ring diletakkan pada casting machine, selanjutnya
dilakukan melting pada logam yang akan dicasting.

g. Tahap VI, melting adalah pelelehan logam yang dtlakukan pada sprue - hold atau
fire clay.

h. Tahap VIII, casting adalah pengecoran lelehan logarn ke dalam ruang cetak
(mould space).

a. Apabila pada casting ini menggunakan centri fugakl casting machine, maka
pelelehan dilakukan pada fire clay dan apabila memakai centri fugal casting sistem
(slanger apparat) atau air presser casting machine, maka pelelehan dilakukan pada
sprue hole. Pelelehan logam dengan alat blow torch dengan bahan bensin.

b. Apabila lelehan logam bergerak-gerak seperti gerakan air raksa, karena kena tiupan
blow torch, maka pada saat inilah dilakukan casting (pengecoran).

c. Pengambilan hasil casting dan dalam invesmen dalam casting ring harus dingin
sekali agar tidak terjadi kegagalan berupa distors

Apabila proses casting telah dilakukan maka akan terbentuk bangunan restorasi atau
rehabthtasi gigi dan bahan logam. Bangunan mi belum begitu baik untuk dipasang di
dalam mulut maka dilakukan finishing dan polishing. Finishing adalah penyelesaian
hasil casting dengan menghiIangkan ekses-ekses dan bangunan hasil casting yang
tidak perlu, sehingga terbentuk hasil casting yang baik sesuai dengan restorasi atau
rehabilitasi yang diinginkan. Setelah finishing kemudian diIakukan polishing, yaitu
meratakan, menghaluskan dan mengkilapkan bangunan, sehingga menjadi baik
sekali.

Jawaban lain :
Proses Casting Alloy
Casting alloy merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah
logam dalam bidang kedokteran gigi dengan cara mencairkan logam. Sebelum
memulai proses casting alloy ada beberapa alat dan bahan dan tahapan-tahapan
yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut terbagi dalam tahap pre investment,
investment dan tahap pasca investment.
Tahapan pre investment adalah tahapan persiapan yang dilakukan sebelum
melakukan investment dengan menggunakan investment material. Bahan yang
dipergunakan adalah wax dengan tujuan dapat di burning out atau dibakar habis
sehingga menghasilkan mould space yang diinginkan. Selain itu pada tahap ini juga
dilakukan pembuatan dari model lilin, sprue, ventilator, dan crussible former. Setelah
alat-alat di atas terbentuk, maka dilakukanlah assemblin atau perakitan dengan
casting ring.
Investment dilakukan setelah semua bahan yang digunakan telah siap
digunakan. Investment atau penanaman disini dilakukan dengan menggunakan bahan
investment material. Bahan ini dipilih karena bahan ini memiliki setting time dan
ekspansi yang cukup, kemudian memiliki kekuatan yang baik pada temperatur tinggi
sehingga cukup kuat menerima tekanan alloy yang masuk rongga cetak, selain itu
bahan ini juga memiliki sifat permeable yang memudahkan udara mudah keluar saat
alloy cair masuk dan luga logam ini mudah dirusak dan dipecahkan setelah casting
selesai.
Tahapan Pre investment yaitu membuat alat-alat sebagai berikut :

1. Pattern former
Pattern atau pola dibuat dari inlay wax atau malam cor atu malam biru. Yang
dipanaskan kemudian dibentuk sesuai model yang diinginkan. Pemilihan inlay wax
sebagai bahan dikarenakan wax ini memiliki tingkat flow yang tinggi. Sehingga dapat
membentuk detail yang halus. Proses manipulasinya seperti memanipulasi wax
normal dengan cara heating ( pemanasan ) kemudian dibentuk sesuai yang
dibutuhkan.

2. Sprue former
Sprue adalah jalan masuk logam menuju mold space model pattern. Sama halnya
dengan pattern former sprue juga dibentuk dari inlay wax. Diameter sprue yang ideal
adalah 1-1,5 mm. Apabila lebih dari ukuran tersebut maka logam cair akan
dibutuhkan lebih banyak. Apabila lebih kecil maka logam cair akan kesulitan untuk
memasuki mould space. Diujung sprue juga diberi bentukan reservoir yang berfungsi
sebagai cadangan logam. Bentukannya berupa bulatan mempat berujung kerucut.

3. Ventilator former
Ventilator adalah bentukan sebagai jalan keluar udara dari investment material saat
proses casting. Udara harus disalurkan keluar dengan tujuan logam cair dapat masuk
sempurna pada mould space model pattern. Bentukannya mirip gagang paying
dimana ujung dari ventilator berjarak 2-3 mm diatas model pattern. Apabila lebih dari
jarak tersebut maka udara tidak tersalurkan keluar. Apabila kurang dari jarak tersebut
maka ketebalan model yang terbentuk akan berkurang disebabkan keterbatasan
proses ekspansi.

4. Crossible former
Crossible former adalah bentukan kawah sebagai pintu masuk cairan logam saat
proses casting. Dibentuk dari base plate wax yang dimanipulasi menyerupai kerucut.
Selain sebagai pintu masuk saat casting crossible former berfungsi sebagai penutup
casting ring saat proses penanaman.
5. Assembling
Proses perakitan, setelah dibentuk alat-alat dari wax maka proses selanjutnya adalah
perakitan. Pattern dilekatkan pada ujung sprue dengan sudut tumpul yang
memudahkan logam cair memasuki mould space model pattern. Sprue dilekatkan
dipuncak crossible former. Sedangkan ventilator dilekatkan pada crossable former
dengan jarak terjauh dari sprue dan tidak terlalu dekat dengan lereng crossible
former. Tujuan dari peletakan tersebut, agar logam cair tidak memasuki ventilator dan
masuk dalam sprue.

6. Wetting
Wetting adalah proses wax dengan sabun,bertujuan agar tegangan permukaan dari
wax akan turun dan memudahkan investment material membentuk detail, tanpa
adanya space yang terbentuk akibat tegangan permukaan wax.

7. Painting
Pengolesan wax dengan cairan hasil manipulasi investment material, hal tersebut
dilakukan agar mould space terbentuk dengan detail yang sempurna saat proses
investment. Sehingga model akan terlapisi dengan investment material dan
membentuk mould yang dibutuhkan.

8. Powdering
Powdering adalah satu rangkaian dengan proses painting, powdering adalah
penaburan investment material pada wax yang telah dilakukan proses painting.
Proses wetting, painting dan powdering merupakan satu proses yang saling
berkesinambungan dimana proses ini bertujuan untuk mengurangi tegangan
permukan yang terjadi pada model malam pada saat proses penanaman dengan
bahan investment material sehingga pada proses penghilangan malam menggunakan
oven ataupun alat lain semua detail dari model malam terbentuk jelas.

9. Asbestos Lining
Pemberian pita asbestos untuk menyelimuti casting ring adalah cara yang dilakukan
untuk member space yang memungkinkan ekspansi pada investment material,
Ekspansi sangat dibutuhkan karena alloy atau logam akan mengalami konstraksi
sehingga ekspansi yang dialami oleh investment material merupakan penyeimbang
dari kontraksi alloy.

10. Investment atau penanaman


Seluruh model malam yang telah diulasi dengan selapis bahan tanam, kemudian
dimasukkan ke dalam casting ring. Bahan tanam dituang sedikit demi sedikit di atas
vibrator. Setelah bahan tanam mengeras, dilakukan pembakaran/pemanasan dalam
oven untuk menghilangkan model malam.
11. Casting
Segera dilakukan casting setelah pemanasan dalam oven. Proses casting dilakukan di
dalam mesin cor atau casting machine. Pencairan logam dilakukan pada centrifugal
casting machine. Pencairan logam dilakukan dengan dua cara yaitu pencairan logam
dengan blow torch dan pencairan logam secara elektrik. Kemudian casting machine
diputar untuk memasukkan logam cair ke dalam bumbung tuang.
12. Membersihkan tuangan
Setelah casting selesai, bumbung tuang dikeluarkan dari casting machine, kemudian
bumbung tuang direndam dalam air segera setelah logam pada sprue berkilau merah
gelap.
13. Finishing
- Grinding : memotong bintil dan sayap, kemudian dihaluskan.
- Polishing : Mengkilapkan permukaan logam
Topik 12
Wrought Metals
Drg Indra Sucipta Maker, Sp. Prosth.

1. Apakah kegunaan wrought metal/logam tempa pada bidang kedokteran gigi?

Jawab :

a. gigi tiruan sebagian kerangka logam

b. kawat ortodontik

c. dental implant

Jawaban lain
–Kawat dan bracket ortodontik
–Alat endodontik
–Mahkota sementara pre-fabricated
–Cengkram gigi tiruan
–Alat operasi

Jawab:
 Wrought stainless steel alloy: merupakan alloy dari iron dan karbon yang mengandung chromium,
nickel dan metal lain untuk meningkatkan kekuatannya. ex: orthodontic wire & bracket, instrumen
endodontic, preformed crowns
 Wrought nickel-titanium alloy: digunakan sebagai wire dalam alat ortodontik
 Wrought titanium dan titanium alloy: implant, crowns, fixed partial prothesis

Topik 13
Dental Ceramics

Drg Indra Sucipta Maker, Sp. Prosth.

Learning task :
1. Dental ceramic dipergunakan untuk restorasi apa saja ?
Anterior, Posterior, Mahkota, veneer, inti, FPD, stain, glaze.

Dental ceramic merupakan senyawa logam yang digunakan sebagai satu komponen
struktural, seperti pada inlai CAD-CAM, atau sebagai salah satu dari beberapa lapisan
yang digunakan untuk pembuatan gigitiruan berbasis keramik. Seperti mahkota veneer, bridge,
dental implant.

2. Klasifikasi dental ceramic menurut fungsinya dalam struktur restorasi dibagi menjadi apa
saja ?
klasifikasi dental ceramic menurut fungsinya : Anterior, Posterior, Crown, Veneer, Inti dan pasak ,
Fix Partial Denture (FPD), Stain ceramic, Glaze ceramic
3. Perbedaan restorasi metal-ceramic dengan all ceramic adalah ?
Mahkota logam-keramik yang dibuat dengan benar lebih tahan terhadap fraktur dan tahan lama
dibandingkan sebagian besar mahkota dan bridge all ceramic. Teknologi ini sudah mapan
dibandingkan dengan teknologi yang dibutuhkan dari semua produk keramik terbaru. Meskipun
biokompatibilitas beberapa logam yang digunakan untuk mengatasi dan kerangka kerja mungkin
menjadi perhatian bagi pasien yang telah mengetahui alergi terhadap logam-logam tersebut, situasi
ini jarang terjadi. kerangka logam memberikan keuntungan dibandingkan dengan protesa keramik
berbasis zirkonia ketika diperlukan pembukaan akses endodontik melalui mahkota. Perbaikan
sementara untuk fraktur keramik yang meluas ke kerangka logam dimungkinkan tanpa perlu
perawatan sandblasting intraoral dengan menggunakan agen ikatan resin saat ini. Mahkota all
ceramic mungkin lebih rentan terhadap fraktur di situs posterior. Fraktur konektor keramik
merupakan kelemahan lain dari protesa all ceramic, terutama ketika rekomendasi pabrikan untuk
bentuk dan ukuran konektor tidak dapat dipenuhi karena ruang yang terbatas. Secara keseluruhan,
penampilan estetika dari restorasi all ceramic umumnya lebih unggul dari restorasi logam-keramik
untuk situasi anterior dan posterior.

Soal Tambahan :

1. Apa saja perbedaan restorasi all ceramic dan porcelain fused to metal?

Jawab :
Porcelain Fused Metal
- Adanya metal core yang mendukung gigi
- Tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur
- Tahan lama di rongga mulut
- metal yang dilapisi dengan porcelen membuat crown yang dipakai menjadi estetis karena memiliki
warna yang sewarna dengan gigi dan tidak dapat berubah warna
- dapat digunakan dalam kavitas luas dan besar
- cocok digunakan untuk pasien dengan kebiasaan bruxism
- dipandang dari sudut estetis, PFM tidak menyerupai aspek natural gigi, karena adanya metal core
yang menghalangi cahaya masuk, tidak ada translusensi.
All Ceramic
- sifat bahan yang mudah rapuh
- potensi untuk mengalami fraktur pada gigi posterior
- estetik baik
- digunakan untuk single crown anterior, bridge gigi anterior
- cocok digunakan dengan pasien yang alergi dengan logam
- memiliki translusensi yang baik

2. Mengapa ceramic yang telah melalui tahap glazing lebih kuat daripada yang tidak dilakukan
proses glazing?
Glazing adalah proses menghaluskan dan mengkilapkan permukaan restorasi dengan terjadinya
aliran kaca pada permukaan keramik. Tujuan glazing adalah: meningkatkan estetis, hygiene, dan
meningkatkan kekuatan. Glazing akan mencegah terjadinya retak, karena itu porselen yang di
glazing akan lebih kuat daripada yang tidak di glazing (Manappallil JJ 2003).

3. Jelaskan dengan singkat tahap pelapisan dental ceramic pada restorasi logam sampai selesai!
Jawab :
1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah proses slurry (pelapisan koping logam dengan sedikit
pelapis dasar porcelain, digunakan sebagai pengikat untuk logam dan porcelain). Slurry bisa juga
disebut bagian opaque (opak) yang menutupi bagian logam agar warna gelapnya tidak menembus
keramik. Proses slurry hanya dilakukan sekali dan harus merata satu lapis saja, jangan terlalu
tebal.
2. Setelah dilapisi slurry, kemudian koping logam tersebut diletakkan di mesin furnace (mesin
pembakaran gigi porcelain) dengan suhu untuk slurry.
3. Setelah dilapisi bagian opaque (slurry), kemudian dilapisi dengan dentin porcelain. Dentin
porcelain didapatkan dengan cara mencapurkan bubuk porcelain dengan cairan yang khusus
digunakan untuk porcelain, dengan adukan yang merata dan konsisten.

Jangan lupa untuk melakukan teknik kondensasi setelah membentuk gigi dengan porcelain
sebelum dimasukkan ke dalam mesin furnace (mesin yang digunakan untuk pembakaran gigi
porcelain). Teknik ini dilakukan agar air yang terserap terlalu banyak di dalam porcelain dapat
dikeluarkan, karena jika terdapat banyak kandungan air di dalam bentukan porcelain tersebut
akan dapat mengakibatkan keretakan (cracking) pada porcelain pada hasil porcelain setelah
dibakar.

Adapun teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengkondensasi porcelain adalah :

1. Dengan teknik getar atau ketuk yaitu dengan menggetar-getarkan atau mengetuk koping
logam yang telah dijepitkan pada gunting logam secara perlahan, agar porcelain yang
menempel tidak rontok (berjatuhan).
2. Dengan cara penyerapan yaitu setelah diketuk-ketuk secara perlahan, bentukan porcelain yang
terlihat basah tersebut diserap airnya dengan menggunakan tissue halus dan ditempelkan
secara perlahan.

Perpaduan kedua teknik di atas dapat menghasilkan bentukan porcelain yang lebih baik
dibandingkan hanya dilakukan salah satunya saja.

4. Bentukan porcelain yang telah siap dimasukkan ke dalam mesin furnace yang telah diatur
suhunya, segera diletakkan di atas tray yang tersedia untuk memasukkannya di dalam furnace.
5. Masukkan porcelain tersebut ke dalam mesin furnace, porcelain sangat memerlukan proses
drying (pengeringan) selama 5 menit untuk mengeringkan sisa air yang masih terdapat pada
porcelain. proses drying dilakukan dengan cara meletakkan porcelain ke dalam furnace tetapi
mesin furnace belum tertutup rapat.
6. Setelah proses drying, kemudian saatnya untuk melakukan teknik pembakaran. Adapun macam-
macam ukuran suhu mesin furnace porcelain adalah :
1. High fusing 1300o C – 1370o C
Suhu ini digunakan untuk proses pembakaran pada elemen gigi tiruan seperti pada logam.
2. Medium fusing 1090o C – 1260o C
Suhu ini digunakan untuk proses pembakaran pada gigi tiruan logam porcelain (porcelain
fused to metal) dan juga untuk all porcelain (semua bagiannya menggunakan porcelain,
termasuk juga bagian koping atau kerangkanya).
3. Low fusing 870o C – 1065o C
Suhu ini juga dapat digunakan untuk proses pembakaran pada gigi tiruan logam porcelain
(porcelain fused to metal) dan juga untuk all porcelain (semua bagiannya menggunakan
porcelain, termasuk juga bagian koping atau kerangkanya).
4. Ultra low fusing 870o C
Suhu ini digunakan untuk proses pembakaran gigi tiruan jembatan (bridge) atau mahkota
(crown).
7. Setelah pembakaran pada bagian dentin dan pembentukan (grinding) sesuai dengan bentuk gigi
asli, kemudian lapisi bagian porcelain dengan lapisan enamel porcelain untuk menambah
translusensi (tingkat kecerahan pada gigi porcelain) agar gigi porcelain mirip dengan gigi asli.
8. Kemudian lakukan pembakaran sekali lagi seperti suhu pada saat pembakaran dentin porcelain.
Bila bentuk dari gigi porcelain yang sudah jadi tersebut dirasa masih belum sempurna, lakukan
grinding sekali lagi.
9. Lalu lakukan tahapan glazing pada gigi porcelain yang sudah jadi tersebut dengan cara
melapisinya dengan lapisan glazing (lapisan yang digunakan untuk gigi porcelain agar terlihat
mengkilap dan halus). Lapisan glazing akan memperkecil permukaan porselen yang terlihat
kasar.

Ada juga teknik pembuatan gigi tiruan porselen dengan cara CAD-CAM atau dengan
menggunakan kecanggihan computer tanpa harus melalui berbagai macam proses yang serumit
itu, namun ketelitian dan kepandaian dalam mengolah aplikasi di dalam computer harus dimiliki
oleh tekniker lab yang mengerjakannya.

Seperti itulah proses pembuatan gigi tiruan logam porselen, yang setelah jadi langsung
dikirim dari lab gigi kepada dokter gigi untuk dipasangkan kepada pasiennya.

Anda mungkin juga menyukai