DEFENISI
KEGUNAAN TUJUAN
• pembuatan resforasi, rehabilitasi atau • mengganti bahan restorasi atau
rekonstruksi pada gigi dengan bahan rehabilitasi yang tidak mungkin
logam yang dilakkan dengan proses dilakukan dengan bahan selain logam dan
casting. untuk mendapatkankekuatan / daya tahan
yang lebih besar dan bahan yang
• Misalnya untuk pembuatan inlay crown
lain. Misalnya acrylicresin atau amalgam
and bridge atau gigi tiruan rangka logam
TAHAPAN CASTING
• DIE ; model cetakan dari gigi pilar (abutment) yang terbuat dan gips keras(stone gyps) dan berguna untuk pembuatan
pola malam
• WAX PATTERN; pola / model yang dibuat dan malam, yang akan digantidengan logam, sehingga terbentuk suatu
restorasi atau rehabilitasi gigi yangdikehendaki
• SRUE PIN ; pin / pasak yang terbuat dan bahan tertentu yang berguna untukpegangan pola malam pada waktu
investing dan pembentuk sprue.
• SPRUE ; rongga / saluran yang terjadi setelah dilakukan wax eliminationterhadap pola malam, yang menghubuhgkan
crucible dengan mould space
• CRUSIBLE FORMER/SPRUE BASE ; rongga / saluran yang terjadi setelah dilakukan wax eliminationterhadap pola
malam, yang menghubuhgkan crucible dengan mould space
• CRUSIBLE; bangunan seperti corong / kawah dari adonan invesmen, yangterdapat disalah satu ujung casting
ring berguna untuk tempat melelehkan logam
• MUOLD SPACE; ruang cetak bekas pola malam setelahdilakukan wax elimination dan pola malam (wax pattern
• RESERVOIR MODUL/RESERVOIR FORMER ; bangunan dan malam yang berbentukbulat atau oval yang
diletakkan pada sprue pin yang berguna untuk pembuatanreservoi
SPRUING
1. logam
Keuntungan : Sprue pin yang terbuat dan logam apabila dilekatkan pada
polamalam, maka pegangannya lebih erat dan kuat.
Kerugiannya: Sprue pin dan logam apabila tidak dilapisi malam, maka akan
sukardikeluarkan atau dilepaskan dan pola malam sesudah investing.
2. Inlay casting wax
Keuntungan:
• Pada wax elimination sprue pin akan menguap bersama samadengan pola
malamnya, sehingga tidak meninggalkan malamsedikitpun dalam mould space.
• Perlekatannya dengan pola malam kuat dan tidak mudah lepas.
Kerugian: Mudah patah, karena malam inlai apabila sudah kerasbersitat getas
3. Plastik/resin
Kerugiannya :
- Sukar dilepaskan dan pola malam sesudah investing dan dibiarkantidak diambil pada
waktu wax elimination.
- bahan plastik / resin apabila dipanasi akan memuat lebih besar,sehingga akan merusak
dinding invesmennya
- Suhu cair plastik Iebih besar daripada malam, sehingga padawaktu wax elimination
malam pola sudah mencair dan menguap,tetapi plastik / resin belum cair atau
menguap, akibatnya ada sisa plastik di dalam sprue dan ini akan menyumbat aliran
logam cair
DIAMETER SPRUE PIN
• Pemasangan Sprue pin pada pola malam hendaknya pada daerah yang tebal
dan jauh dan pinggiran pola malam. Sedangkan posisinya pada pola malam
dapat tegak (90%) atau miring (450) terhadap permukaan pola malam
• Penempatan sprue pin pada pola malam dengan posisi tegak lurus apabila
daerah yang ditempati cukup ketebalannya
• Penempatan sprue pin pada polamalam dengan posisi miring, apabila daerah
yang ditempati sprue pin pada pola malam tidak cukup ketebalannya atau tipis
INVESTING
• Pre heating pada temperature sampai 150o C dalam wkt 15 menit d dalam oven
furnace agar adonan betul-betul kering
• Wax elimination dilakukan dari 150o C dinaikkan sampai 350o C dalam wkt 30
menit diharapkan seluruh malam yang ada di dalam adonan investmen sudah
bisa hilang tak tersisa
• Heating dilakukan dengan menaikkan suhu 350o C sampai 700o C dalam waktu
30 menit
MACAM-MACAM CASTING MACHINE
1.Centri fugal casting machine
a) Horizontal centri fugal casting machine.
Casting machine ini gerakan memutarnya secara horizontal /mendatar.b)
b. Vertical centrifugal casting machine.
Casting machine ini gerakan memutarnya secara vertical / tegak lurus
2. Air pressure casting machine
Alat casting yang menggunakan tekanan udara
ZONE PADA BLOW TORCH
• 3 macam porositas
1. Localized shrinkage porosity ; Porositas ini akibat adanya pengerutan
setempat / lokal.
2. Sub surface porosity ;Porositas yang terjadi pada permukaan dalam dari
hasil casting.
3. Micro-porosity. Penyebabnya antara lain
a. Besar kecilnya sprue
b. Panjang pendeknya sprue
c. Temperature melting yg terlalu besar
D. INCOMPLETE CASTING
( H A S I L C A S T I N G YA N G T I D A K L E N G K A P )
Penyebabnya:
1. Wax elimination yang tidak sempurna sehingga masih terdapat sisamalam di
dalam mould space. Hal ini terjadi apabila waktu waxelimination tergesa-gesa
atau terlalu cepat
2. Benda asing yang menyumbat sprue, misalnya sprue kemasukkandebu atau
pasir atau terjadi kerontokan dan bahan invesmen yangmembatasi mould
space
3. Pemutaran casting machine yang lambat, sehingga gaya centri fugalkecil,
lelehan logam tidak dapat memasuki seluruh permukaan mouldspace
CARA-CARA MENGHINDARI / MENANGGULANGI
KEGAGALAN PADA PROSES CASTING
A. DISTORSI
1. Manipulasi bahan harus benar. Pada pelelehan malam harus rata
2. Teknik pembuatan wax pattern harus benar. Pada peletakkan malampada die
(abutmen) harus benar - benar beradaptasi dengan baiktidak boleh ada bagian
yang longgar.
3. Pada pengambilan hasil casting dan casting ring harus benar-benardingin
sekali.
B. SURFACE ROUGHNESS
1. Untuk menghindari terjadinya surface roughness, karena air bubbleri alah pada waktu
investing dengan tangan, maka dinding casting ringdiketuk - ketuk perlahan– lahan
agar gelembung udara naik keatasdan hilang. Sebaiknya pada investing menggunakan
alat vacuummixer dan vibrator.
2. Untuk menghindari terjadinya surface roughness ini, maka preheating,wax elimination
dan heating harus dilakukan dengan perlahan-lahanpada peningkatan suhu dengan
waktu yang tertentu
3. Penggunaan w/p ratio harus sesuai dengan w/ p ratio puder invesmendan cairan dan
pabrik yang memproduksi badan invesmen.
4. Untuk menghindari perlakuan ini, maka pemanasan jangan terlalulama dan harus
mengikuti teori yang benar.
5. Tekanan pada waktu casting jangan terlalu besar dan jangan terlalulambat pemutaran
casting machine.
6. Penggunaan bahan invesmen jangan yang sudah kadaluwarsa,karena bahan invesmen
yang sudah kadaluwarsakan terjadikerusakan
C. INCOMPLETE CASTING