Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Data Tokyo Medical and Dental University antara tahun2003
dan 2005, dari 169 pasien dengan dibuatkan 184 removable partial
dentures (gigi

tiruan

lepasan terbuat

sebagian

dari

lepasan). Gigi

basis akrilik

atau

tiruan

sebagian

kerangka logam

CoCr. Terdapat 118 pasien (70%) yang telah menggunakan gigi


tiruan sebagian lepasan. Dari 118 pasien, 42 (36%) menggunakangigi
tiruan

sebagian

lepasan terbuat

dari

basis kerangka logam

CoCr (Yoshida, 2011). Di Brazil hanya 8 dari 87 laboratorium yang


mempunyai

fasilitas

untuk

membuat gigi

tiruan

sebagian

lepasanterbuat dari kerangka logam CoCr (Arcelino, 2012).


Salah satu tahap pembuatan kerangka logam gigi tiruan
adalah polishing. Polishing (pemulasan) merupakan

tahap

penyelesaian yang sangat penting dari kerangka logam gigi tiruan.


Tujuan dari pemulasan adalah membuat gigi tiruan mengkilap tanpa
mengubah bentuk, dan semua goresan dan bagian yang tajam harus
hilang
2008).

(Bassam

dkk,

Pemulasan kerangka logam gigi tiruan ada dua cara yaitu,


Pemulasan secara

mekanik (mechanical

polishing) danpemulasan secara elektrik (electro polishing) (Dubravka


dkk, 2003). Cara yang biasa digunakan di laboratorium adalah electro
polishing.

Kelebihan

dari electro

polishing adalah

memudahkan

pemulasan gigi tiruan kerangka logam agar di dapat permukaan yang


lebih halus, karena pemulasan tanpa material tajam, sehingga tidak
ada munculnya goresan baru, sedangkan kekurangan dari electro
polishing adalah perlu pertimbangan yang benar, karena bila salah
pengerjaannya,

berakibat kehilangan

ketebalan massa

lebih

besar sehingga akan memperlemah retensi dan stabilitas (Rodrigues,


2013).
Proses electro polishing perlu pengerjaan dan prosedur yang
benar, karena bila salah pengerjaanya akan mengakibatkan kerangka
logam tidak bisa dipakai, karena pada electro polishingterjadi proses
pengambilan sedikit mungkin pada permukaan gigi tiruan kerangka
logam yang dialiri arus listrik, (Dobrev dkk, 2006) jika kehilangan
ketebalan massa lebih besar, kerangka logam menjadi tipis dan
longgar yang akan memperlemah retensi dan stabilitas. Maka ada
suatu cara memulas kerangka logam gigi tiruan secara mekanik agar
tidak kehilangan massa.

Pemulasan

kerangka

mekanik memerlukan

logam

gigi

tiruan secara

beberapa alat-alat seperti grinding,

stone,

diamond, rubber, brush, pasta polishing, (Dubravka dkk, 2003).


Pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik dapat
digunakan

pada

logam Cobalt

Chronium dan Nickel

Chronium.

Menurut (Osvaldo dkk, 2004), bahwa pemulasan kerangka logam gigi


tiruan dengan

logam Cobalt

Chronium dan Nickel

Chroniumdidapatkan hasil tidak ada kehilangan massa sedikit pun.


Karena proses pemulasan kerangka logam merupakan hal yang
sangat penting maka penulis ingin membahas tentang pemulasan
kerangka logam gigi tiruan secara mekanik, agar gigi tiruan tidak
kehilangan retensi dan stabilitas serta di dapatkan hasil yang
memuaskan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas timbul suatu permasalahan yaitu
bagaimana cara pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara
mekanik.

I.3. Tujuan Penulisan

Tujuan

dari

penulisan

ini

untuk

mengetahui

cara

pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik.

I.4. Manfaat Penulisan


Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada Dokter
Gigi, Mahasiswa, dan Teknisi gigi tentang cara pemulasankerangka
logam gigi tiruan secara mekanik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Gigi Tiruan Lepasan

Gigi tiruan lepasan (removable denture) adalah gigi tiruan


yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh si pemakai. Gigi tiruan
lepasan

dibagi

menjadi

lepasan (removable
lepasan (removable
lepasan (removable

full

yaitu

denture) dan

partial
full

gigi

tiruan lengkap

gigi

tiruan

sebagian

denture). Gigi

tiruan

lengkap

denture) adalah

gigi

tiruan

yang

menggantikan gigi asli yang hilang, serta dapat dilepas dan dipasang
oleh pemakainya, sedangkan gigi tiruan sebagian lepasan (removable
partial denture) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau
beberapa gigi, tetapi tidak semua gigi serta jaringan sekitarnya dan
didukung oleh gigi yang sehat atau jaringan dibawahnya, serta dapat
dilepas

dan

dipasang

oleh

pemakainya

(Deadwood,

2008).
Dibidang kedokteran gigi, ada beberapa jenis bahan yang
dipergunakan untuk pembuatan gigi tiruan lepasan yaitu gigi tiruan
lepasan resin akrilik dan gigi tiruan kerangka logam (Mozartha, 2010).

II.2. Gigi Tiruan Kerangka Logam.


Gigi tiruan kerangka logam adalah satu jenis gigi tiruan
lepasan yang dibuat dari logam tuang, mempunyai komponen yang
terdiri dari basis, sadel, retainer langsung, retainer tidak langsung,

konektor utama, konektor tambahan terbuat dari logam tuang beserta


anasir gigi tiruan yang terbuat dari akrilik atau porselen. Kelebihan gigi
tiruan kerangka logam di banding gigi tiruan akrilik adalah rigid, bisa
dibuat setipis mungkin, tidak mudah patah, lebih nyaman dipakai
penderita, sedangkan kekurangannya lama pengerjaanya, lebih
mahal, tidak bisa dilakukan rebasing (Prabowo, 2008). Menurut
Gunadi (1995), gigi tiruan kerangka logam merupakan gigi tiruan yang
terbuat dari kerangka logam yang telah melalui proses malam dan
pengecoran logam diatas model duplikasi.
Bahan utama dari basis gigi tiruan kerangka logam adalah
logam

campur (alloy). Karena low

density, tahan terhadap tarnish dan korosi dan modulus elastisitas


tinggi, tidak menyerap air, rigid, lebih higenis dan nyaman bila dipakai
(Renu dkk, 2010).

Walaupun pada

prinsipnya sama, proses pembuatan gigi tiruan kerangka logam agak


berbeda dengan gigi tiruan resin akrilik. Untuk kerangka logam, model
kerja

dibutuhkan

sampai

selesainya

out. Dalam peran berikutnya, peran model

tahap surveydan block


kerja

ini

digantikan

dengan model refraktori, karena model refraktori diikutsertakan dalam


proses pembuangan malam dan pengecoran logam (Gunadi, 1995).

II.2.1. Tahap Pembuatan Kerangka Logam Gigi Tiruan.


Menurut (Gunadi,

1995), Kerangka Logam Gigi Tiruan

memiliki beberapa tahap pembuatan yaitu:


1. Survey
Survey adalah suatu prosedur untuk mengetahui letak kontur
terbesar gigi, serta mendapatkan atau mengilangkan atau menembus
daerah undercut dari gigi dan jaringan pada model kerja dengan alat
surveyor.
2. Blockout
Blockout adalah

tahap

yang

dilakukan

untuk

menghilangkan

daerah undercut pada tahap ini dipergunakan spesial malam blok


out atau carving block.
3. Duplikasi

uplikasi adalah proses duplikasi dari model kerja yang ada menjadi
model refraktori yang dibuat dari bahan tanam tuang yang tahan
terhadap pemanasan dengan suhu tinggi. Bahan pembuat cetakannya
berupa

agar

jenis revesible

(revesible

hidrokoloid). Sedangkan bahan yang digunakan sebagai model


refaktori dibuat dengan jalan mengisi cetakan hidrokoloid dengan
bahan tanam tuang (investment material).

4. Coating
Coating adalah tahap pencelupan model duplikasi ke dalam larutan
malam lebah (bees wax) atau model hardener untuk mendapatkan
permukaan model kerja yang halus menutup pori pori dan tidak
mudah menyerap air.
5. Wax
Up
Wax Up adalah tahap pembuatan model malam kerangka logam
dibuat sesuai dengan gambar atau desain pada model duplikasi.
Malam dipasang dibentuk pada model duplikat, pola malam tidak
dilepas dari model duplikat, malam yang dipakai adalah malam siap
pakai (wax pattern plastic pattern).
6. Spruing
Tahap spruing adalah

tahap

penancapan spruepada crucible. Sprue adalah

saluran

untuk

mengalirkan logam cair dari crucible ke rongga cetakan selama


proses pengecoran.
7. Investing
Investing adalah tahap pengisian model duplikasi dengan bahan
tanam

dalam casting

ring.

Tujuan

dilakukan investing untuk

membentuk mould yang akan dialiri logam untuk menjadikan keran


gka logam. Pengisian dilakukan diatas vibrator dan tetap digetarkan
sampai bagian atas terbentuk gel.
8. Burn
Out
Burn

Out adalah tahap pembuangan pola malam

yang

telah

ditanam, kemudian dipanaskan secara pelan-pelan dalam tanur


dengan temperature sampai 300C. Tahap ini dilakukan sampai
semua bahan malam yang membentuk pola, selesai menguap.
9. Casting
Casting adalah proses pengecoran atau pelelehan logam yang
kemudian dialirkan ke mould yang ada hingga terisi penuh.
10.Sandblasting
Tahap Sandblasting ini adalah tahap membersihkan bahan tanam
yang masih melekat pada kerangka logam setelah proses penuangan
logam termasuk menghilangkan lapisan oksida sampai tuntas dengan
cara

penyemburan

pasir

halus,

terutama

bagian

yang

menghadap gigi dan mukosa.


11. Finishing dan Polishing

Fini

shing (penyelesaian) adalah proses untuk menghasilkan bentuk akhir

dan

kontur

dari

restorasi,

sedangkan Polishing (pemulasan) adalah rangkaian

prosedur

yang

berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkangoresan-goresan


yang terjadi dari proses pekerjaan sebelumnya hingga permukaan
tersebut

mengkilap. Tahap finishing dan polishing adalah

penyelesaian

dari

kerangka

tahap

logam.

Di

awali dengan pemotongan sprue pada bagian yang sedekat


mungkin pada rangka dengan memakai cut disk. Dengan unmounted
stone dihilangkan

kelebihan

bekas sprue juga

bagian

rangka

yang kelebihan pada saat waxing. Claps dan rangkaian gigi tiruan
disempurnakan bentuknya dengan mounted stone.
12. Electropolishing
Electropolishing adalah proses elektro kimia yang menghilangkan
sebagian partikel logam, tahap pencelupan bagian kerangka logam
kedalam rendaman elektrolit.

II.3.
Tiruan

Pemulasan

Kerangka

Logam

Gigi

Pemulasan kerangka logam gigi tiruan

adalah proses menghilangkan sebagian partikel logam dengan cara


menggerinda untuk mengurangi atau menghilangkan goresangoresan pada permukaan logam yang terjadi dari proses pekerjaan
sebelumnya
yang dapat mempengaruhi fungsi dan penampilan. Pemulasan se
cara

mekanik meliputi

gerinda,

danproses mengilapkan untuk meningkatkan fungsional

serta

estetik (Park, 2014). Pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara


mekanik

memerlukan

diamond,

beberapa alat-alat seperti grinding,

rubber,

stone,

brush, pasta polishing (Dubravka,

2003).

Tujuan

utama

pemulasan

kerangka logam secara mekanik adalah untuk mengurangi atau


menghilangkan goresan-goresan yang terjadi dari proses pekerjaan
sebelumnya pada permukaan logam. Pemulasan kerangka logam gigi
tiruan secara

mekanik

Chronium dan Nickel

dapat

Chronium.

digunakan

pada

Menurut (Osvaldo

logam Cobalt
dkk,

2004),

bahwa pemulasan kerangka logam gigi tiruan dengan logam Cob


alt

Chronium dan Nickel

kehilangan

Chronium didapatkan
massa

ada
sedikit

pun.
tama pemulasan

hasil tidak

Manfaat u
kerangka

logam

gigi

tiruan

secara

mekanik

adalah untuk menghaluskan,

mengkilatkan, serta

mencerahkan permukaan
logam, sehingga menambah ketahanan kerangka logam dan me
mbuat proses pembersihan menjadi mudah dalam waktu yang relative
singkat (Park, 2014).

II.4. Pemulasan Secara Mekanik Kerangka Logam Gigi Tiruan


Menurut (Rodrigues, 2013 dan Carr, 2011) tahap pemulasan
secara mekanik kerangka logam gigi tiruan sebagai berikut,
II.4.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan
Alat

Grinding

Motor, Ultrasonic Cleaner, Stone, Rubber,


rborundum Disk, Ceramic Carborundum. (Gambar II.1)
Bahan
II.2)

Polyethylene Glycol dan Pasta Polishing (Gambar

Ca

Gambar II.1. Alat yang digunakan : a. Grinding Motor, b. Ultrasonic


Cleaner,
Carborundum, (TOC

c. Stone, d. Rubber, e. Carborundum disk, f. Ceramic


Laboratory Catalogue, 2014).

Gambar II.2. Bahan yang digunakan : a. Polyethylene Glycol, b. Pasta Polishing,

(TOC

Laboratory Catalogue, 2014).

II.4.2. Prosedur Pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara


mekanik
a) Sisa bahan tanam yang melekat pada hasil casting kerangka
logam

dibersihkan

menggunakan

dengan

Aluminium

alat sandblasting dengan

Oxide 250m dengan

tekanan 2-3

bars (Gambar II.3).


b) Setelah

dilakukan sandblast, sprue dan ventilasi pada

kerangka

logam

dipotong

dengan carborundum

Separating

discs).

dilakukan pada bagian yang sedekat mungkin

disk, (T-

Pemotongan
dengan rangka

logam (Gambar II.4).


c) Bagian

kerangka

dihilangkan
d) Selanjutnya

logam

yang

tajam

pada

permukaan

dengan stone, (abrasive stone) (Gambar II.5).


permukaan

kerangka

logam

yang

kasar

dihaluskan

dengan ceramic bonded carborundum (warna cokelat

dan merah

muda (Gambar II.6).

e) Setelah
logam

permukaan

kerangka

logam

halus,

kerangka

dipulas dengan rubber, (warna cokelat, atau hijau) (Gambar

II.7).
f) Kemudian
logam

untuk

menghilangkan

guratan

digunakan brush dengan

bahan polyethylene
permukaan

glycol

yang

sedangkan

berkilau

pada

permukaan

kerangka

kerangka

menggunakan
untuk

pada

logam

menghasilkan

kerangka

digunakan softbrush dengan bahan polishing


g) Setelah

pada

logam

(Gambar II.8).
berkilau,

sisa

residu

kerangka logam dibersihkan dengan ultrasonic cleaner.

h) Selanjutnya
model (Gambar

kerangka
II.9).

logam

siap

dicoba

pada

Gambar

II.3.

Hasil

casting

kerangka

Gambar

dilakukan sandblast (Carr,


dengan memakai

Gambar II.5. Menghilangkan bagian yang

II.4.

Pemotongan
2011).

Kerangka logam

Gambar II.6. Bagian kerangka


yang kasar diha

luskan dengan
2008).

logam

carborundum disk (Renvert, 2008).

logam tajam pada kerangka logam dengan


menggunakan abrasive stone (Renvert,

sprue

menggunakan ceramic carborundum


(Renvert, 2008).

Gambar II.7. Kerangka logam dihaluskan

Gambar II.8. Kerangka logam dipulas

dengan rubber (Renvert, 2008).

dengan softbrush (Renvert, 2008).

Gambar

II.9. Kerangka

pulas

logam

selesai

di

(Mozartha, 2010).

BAB III
PEMBAHASAN

Gigi tiruan kerangka logam adalah satu jenis gigi tiruan


lepasan yang dibuat dari logam tuang, mempunyai komponen yang
terdiri dari basis, sadel, retainer langsung, retainer tidak langsung,
konektor utama, konektor tambahan. Konektor tambahan terbuat dari
logam tuang beserta anasir gigi tiruan yang terbuat dari akrilik atau
porselen (Prabowo, 2008). Menurut (Renu dkk, 2010) bahwa
kerangka logam gigi tiruan lebih menguntungkan dari pada gigi tiruan
akrilik. Karena kerangka logam mempunyai struktur lebih kuat, tahan
terhadap tarnish dan

korosi,

modulus

elastisitas

tinggi, tidak

menyerap air, rigid, bisa dibuat tipis, memiliki conector yang kecil dan
pada rahang bawah lingual barnya kecil sehingga lebih higenis. Jadi,
penggunaannya bisa lebih tahan lama dan penderita lebih nyaman
memakainya.
satu

tahap

Salah
pembuatan

kerangka

adalah polishing. Polishing (pemulasan)

logam

gigi

tiruan

merupakan

tahap

penyelesaian yang sangat penting dari kerangka logam gigi tiruan.


Pemulasan kerangka logam gigi tiruan ada dua cara yaitu,
Pemulasan secara

mekanik (mechanical

polishing) dan pemulasan secara elektrik(electro polishing) (Dubravka


dkk, 2003). Pemulasan kerangka logam gigi tiruan adalah proses
menghilangkan

sebagian

menggerinda untuk

partikel

mengurangi

atau

logam

dengan

menghilangkan

cara

goresan-

goresan pada permukaan logam yang terjadi dari proses pekerjaan


sebelumnya
yang dapat mempengaruhi fungsi dan penampilan (Park, 2014).
Pemulasan

mekanik meliputi

dan prosesmengilapkan untuk meningkatkan fungsional

gerinda,
serta

estetik (Park, 2014). Pemulasan secara mekanik kerangka logam gigi


tiruandimulai dengan melakukan sandblasting dengan menggunakan
Al2O3 (Aluminium Oxide 250m) dengan tekanan 2-3 bars untuk

membersikan sisa bahan tanam yang masih menempel pada hasil


kerangka logam. Setelah kerangka logam bersih dari sisa sisa bahan
tanam,

dilakukan

pemotongan sprue dan

bekas ventilasidengan

menggunakan carborundum

disk, (T-Separating

discs).Pemotongan sprue dilakukan pada bagian yang sedekat mu


ngkin pada rangka logam supaya bentuk kerangka logam kembali
seperti

sebelum

dipasang sprue. Untuk

menghaluskan

bekas sprue, permukaan yang tajam dan kasar pada kerangka logam,
akibat

bekas

pemotongan sprue, dengan

menggunakan stone, (abrasive stone) yang dipasang pada grinding


motor.

Dilanjutkan

carborundum, (warna

dengan menggunakan ceramic

cokelat

dan

merah

muda).

Selanjutnya

kerangka logam dikembalikan pada model kerja, tahapan ini


dipasangkan
menggores

dengan
model

hati-hati
kerja.

supaya

Semua

kerangka

logam

yang

logam

tidak

menghalangi

arah pemasangan dihaluskan menggunakan stone, (abrasive stone).


Rangka logam gigi tiruan yang baik harus dapat dipasang sesuai pada
model.

Setelah

disesuaikan

pada

model,

tahap

akhir

dari

pemulasan kerangka logam gigi tiruan adalah penyelesaian dengan


memakai rubber,(warna

cokelat,

atau

hijau). Pada

waktu

menghaluskan dengan rubber, tidak boleh menimbulkan panas yang

tinggi pada permukaan, hal ini akan menyebabkan distorsi. Setelah


halus menggunakan softbrush wheels dengan bahan polyethylene
glycol, bahan

ini

berguna

untuk menghilangkan

guratan

yang

disebabkan penggunaan rubber. Setelah halus dikilapkan dengan


menggunakan softbrush wheels dengan
pastapolishing.

Setelah

hasil

kerangka

bahan
logam

poles
gigi

tiruan

berkilauan, sisa residu pada kerangka logam siap dibersihkan


dengan ultrasonic cleaner. Setelah selesai dipulas tahap yang terakhir
yaitu mengembalikan kerangka logam gigi tiruan lepas pada model,
dan

hasil

kerangka

logam

diperiksa

apakah

tidak

terjadi distorsiselama prosedur pemolesan (Rodrigues, 2013 dan Carr,


2011).

BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Prosedur pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara


mekanik

di

awali dengan pemotongan sprue dengan

menggunakan carborundum disk, menghaluskan kerangka logam


dengan abrasive

stone dan ceramic

carborundum, dilanjutkanmengkilapkan

kerangka

logam

dengan

menggunakan rubber dan softbrush.

IV.2. Saran
Pemulasan gigi tiruan kerangka logam secara mekanikharus
berhati-hati,

dan

tidak

menimbulkan

panas

supaya tidak

terjadi distorsi pada kerangka logam.

DAFTAR PUSTAKA

Arcelino F.N, Renata S.G.S, Alexandre C.D, Andr U.D.B, dan


Adriana
dentures,

F.P.C. 2012, Ethics in the provision of removable partial


Braz J Oral Sci, vol.11, no.1, pp.19-24.

Bassam
A. 2008, Effect of Different Dental Materials on the

Surf

ace Roughness of Acrylic Resin, MDJ, vol.5, no.3, pp.281-285.


Bortun, C.M, Brandusa G, Nicolae G, Lavinia A, dan Laura C. R.
2012.

Surface Characterization of Some CoCrMo Alloys Used in

RPD

Technology. REV. CHIM. (Bucharest), vol.63, no.9, pp.907-

910.
Carr A.B. 2011, McCrackens Removable Partial Prosthodontics, 12 th ed,
Elsevier, Mosby, pp.264-268.
Collins S. 2013, General Laboratory Products, TOC Laboratory
Catalogue,

England, pp.8-14.

Deadwood D. 2008, Denture Types, Retrienved Juli 9, 2014.


From:

http://www.deadwooddental.com/partial.html diakse

s 4:45 PM.
Dobrev

T.

Surface

2006, Electro-Chemical

Polishing a

Technique

For

Improvements After Laser Milling, Tesis, Cardiff University,

Cardiff.
Dubravka

K.Z.

of a Metal

Partial Denture Framework, Acta Stomat Croat,

vol.37, pp.95-98.

2003, Laboratory Fabrication Procedures

Fahad A. 2012, Bond

Strength

Denture

cast

Base to

Frameworks of

of

Poly

Titanium

(methyl
and

methacrylate)

Cobalt-Chromium

Different Designs, Life Science Journal,pp.611-

616.

Gunadi A.H. dkk.1995, Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid


II,

Hipokrates, Jakarta, pp. 373-393.

Kim D, Park C, Yi Y, dan Cho L. 2004, Comparison of Cast Ti-Ni


Alloy

Claps Retention With Conventional Removable Partial

Denture
Kivovics

Claps, J Prosthet Dent, vol.91,no.4, pp. 374-382.


P.

2014, Odontotechnology, Retrienved September

13, 2014.

From:http://www.begovirtualacademy.com/odo

ntotechnology.
html diakses 2:18 PM.
Mozartha M. 2010, Macam Gigi Tiruan, Retrienved Juli 9, 2014.
From:

http://www.klikdokter.com/gigimulutl.html diakses

4:49 PM.
No

Name.

2014,Cast

13, 2014.

Partial

Denture, Retrienved September

From: http://www.authorstream.com/castpartial

denturepresent.
.html diakses 2:21 PM.

Osvaldo B.L, Hamilton P, Osvaldo Z, dan Tania B.C.S. 2004, Effect


of

Casting Technique on Surface Roughness

Consequent

and

Mass Loss After Polishing Of NiCr and CoCr

Base Metal Alloys A Comparative Study With

Titanium, J

Prosthet Dent, pp.274-277.


Park

H.

2014,

Electropolishing

Polishing, Retrienved Juli

Versus

Mechanical

9,

2014.

From:http://Delstar.com//ElectropolishingvsMechanical Polishing_
DelstarMetalFinishingInc.html diakses 4:37 PM.
Prabowo T. 2008, Desain Cangkolan Pada Gigi Tiruan Kerangka
Logam Dalam Usaha Mendapatkan Retensi Gigi Tiruan, Tesis,
Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Renu T. 2010, Denture Base Materials From Past to Future,


Indian Journal of Dental Sciences, vol.2, no.2, pp.33-39.
Renvert.
and

2008,

Model

Casting

Technique

Analysis,

Planing

Manufacture, Dental Technology Team, Germany, pp.30-34.

Reza F. 2012, Evaluation of Physical Properties and Casting Accuracy


of Chrome-cobalt
and
102.

Alloys

with

Different

Casting

Systems

Investments, Journal of Physical Science, vol. 23, no.2, pp.91

Rodrigues, J.S. 2013, Polishing of Cast Metal Denture Frameworks


An

Alternative Technique, Journal of Nepal Dental Associstion,

vol.13,

no.1, pp.112-113.

The Academy of Prosthodontics. 2005, Glossary of Prosthodontic


Terms,

J Prosthet Dent, vol.94, no.1, pp.38-40.

Yoshida E, Kenji F dan Yoshimasa I. 2011, A follow-up study


on

removable partial dentures in undergraduate program: Part

I.

Participants and denture use by telephone survey, J Med

Dent,

vol.58, pp.61-67.

Anda mungkin juga menyukai