Anda di halaman 1dari 59

Laporan Praktikum Compounding

Topik : Peracikan Sediaan Pulveres

Disusun oleh:
Elsa Irnandari – 188114130

Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2021
Resep no 1
A. Resep

dr. Jimin, Sp.A.


SIP: 503/001/XII/2021
Jl. Kesehatan no 01, Yogyakarta
(0274) 111 1111

Yogyakarta, 13 September 2021

R/ Amoxicillin 100 mg
Tiamfenikol 100 mg
Dexteem Plus ⅕ tab
Ambroxol HCl ¼ tab
m.f.pulv dtd No X
S 3 dd 1 pulv

R/ Sirplus syr fl I
S 3 dd ⅓ cth

Pro : An. Mikael


Usia : 6 bulan
Alamat : Jl. Apel No 12 Yogyakarta

B. Analisis Risiko
1. Analisis Risiko Teknis

Perhitungan Tinggi = Sedang = 0,5 Rendah 1, karena dalam resep


1 =0 terdapat penyesuaian
Bagaimana tingkat kerumitan dalam
jumlah obat yang
proses perhitungan?
tertulis di resep
dengan yang akan
diambil

Pengambilan Ya = 1 Tidak = 0 1, karena terdapat


obat dalam resep yang
Apakah terdapat obat yang
termasuk kategori
termasuk kategori LASA?
LASA
Alat yang digunakan Ya = 1 Tidak = 0 0, karena dalam
peracikan hanya
Apakah peracikan dilakukan
menggunakan alat
menggunakan alat khusus?
konvensional, yaitu
mortir dan stamper

Pengenceran/pemekatan Ya = 1 Tidak = 0 0, karena dalam


proses peracikan tidak
Apakah dalam proses peracikan
dilakukan
melibatkan aktivitas
pengenceran
pengenceran/pemekatan?

Pembagian unit dosis tunggal Ya = 1 Tidak = 0 1, karena dalam


proses peracikan
Apakah dalam proses peracikan
melibatkan proses
melibatkan proses pembagian
pembagian menjadi
menjadi unit dosis tunggal?
unit dosis tunggal,
yaitu sebanyak 10 unit
dosis tunggal

Penggunaan APD khusus Ya = 1 Tidak = 0 1, karena dalam


peracikan melibatkan
Apakah peracikan melibatkan obat-
obat-obatan
obat mengandung
antibiotik, yaitu
antibiotic/hormone/sitostatik?
amoxicillin dan
tiamfenikol

Tahapan peracikan Tinggi = Sedang = Rendah = 0, karena jumlah


1 0,5 0 tahapan dalam
Bagaimana tingkat risiko
peracikan ini ada 3
berdasarkan jumlah tahapan
tahap, yaitu
peracikan?
pengambilan,
penggerusan dan
pembagian unit dosis

Total skor 4 (Risiko sedang)

2. Analisis Risiko Klinis

Amoxicillin

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping dari


amoxicillin, yaitu diare,
Apakah efek samping obat pada
ruam kulit dan mual, dimana
sediaan racikan masuk ke dalam
efek samping tersebut tidak
kriteria gawat darurat?
termasuk dalam kriteria
gawat darurat (Drugs.com,
2021)

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat amoksisilin


pada tidak termasuk dalam
Apakah obat yang diracik masuk
obat dengan indeks terapi
ke dalam indeks terapi sempit?
yang sempit (Widiyasari
dan Sulaiman, 2020).

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 3-4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?
Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan
interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu interaksi antara obat
dexteem plus dan ambroxol
HCl (Drugbank, 2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena kekuatan obat


yang akan diracik lebih dari
Apakah kekuatan obat yang akan
25 mg, yaitu amoxicillin
diracik kurang dari 25 mg?
500 mg (PIONAS, 2021)

Total skor 1

Tiamfenikol

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


tiamfenikol, yaitu gangguan
Apakah efek samping obat pada
saluran pencernaan (mual,
sediaan racikan masuk ke dalam
muntah, glositis, stomatitis
kriteria gawat darurat?
dan diare), reaksi
hipersensitif (demam, ruam
angioedema, dan urtikaria),
dan sakit kepala tidak
masuk ke dalam kriteria
gawat darurat (PIONAS,
2021)

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik


tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?
Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan
hanya digunakan untuk 3-4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu interaksi antara obat
dexteem plus dan ambroxol
HCl (Drugbank, 2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena kekuatan obat


yang akan diracik lebih dari
Apakah kekuatan obat yang akan
25 mg, yaitu tiamfenikol
diracik kurang dari 25 mg?
500 mg (PIONAS, 2021)

Total skor 1

Dexteem Plus

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


dexteem plus tidak masuk
Apakah efek samping obat pada
ke dalam kriteria gawat
sediaan racikan masuk ke dalam
darurat (PIONAS, 2021)
kriteria gawat darurat?

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik


tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?
Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan
hanya digunakan untuk 3-4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu interaksi antara obat
dexteem plus dan ambroxol
HCl (Drugbank, 2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena kekuatan obat


yang akan diracik kurang
Apakah kekuatan obat yang akan
dari 25 mg, yaitu
diracik kurang dari 25 mg?
Dexamethasone 0,5 mg,
Dexchlorpheniramine
maleate 2 mg (PIONAS,
2021)

Total skor 2

Ambroxol HCl

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


ambroxol HCl pada sediaan
Apakah efek samping obat pada
racikan tidak masuk ke
sediaan racikan masuk ke dalam
dalam kriteria gawat darurat
kriteria gawat darurat?
(PIONAS, 2021)
Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik
tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 3-4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu interaksi antara obat
dexteem plus dan ambroxol
HCl (Drugbank, 2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena kekuatan obat


yang akan diracik lebih dari
Apakah kekuatan obat yang akan
25 mg, yaitu ambroxol HCl
diracik kurang dari 25 mg?
30 mg (PIONAS, 2021)

Total skor 1

3. Analisis Risiko
- Aspek klinis : risiko rendah (skor 2)
- Aspek teknis : risiko sedang (skor 4)
- Total skor analisis risiko = 2+4 = 6 (Sediaan dapat diracik dengan aman)
Aspek Teknis

Rendah (2) Sedang (4) Tinggi (6)

Rendah (2) A=4 B=6 C=8


Aspek
Klinis

Sedang (4) D=6 E=8 F = 10

Tinggi (4) G=8 H = 10 I = 12

4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap resep racikan, maka diperoleh
risiko sedang (poin 4) pada aspek teknis dan risiko rendah (poin 2) pada aspek
klinis, sehingga analisis risiko pada resep racikan ini memperoleh skor total risiko,
yaitu 6. Kesimpulan dari kajian risiko peracikan resep adalah sediaan dalam resep
tersebut masih dapat diracik dengan aman

C. Skrining Resep
Aspek administratif
1. Pasien
Pada resep tersebut sudah terdapat identitas pasien berupa nama, usia dan alamat.
Informasi tentang berat badan dan jenis kelamin pasien belum tercantum.
- Nama pasien : Mikael
- Usia : 6 bulan
- Alamat : Jl. Apel No 12 Yogyakarta
- BB : Tidak tercantum
- Jenis kelamin : Tidak tercantum
2. Dokter
Identitas dokter sudah lengkap, karena memuat nama dokter, nomor surat izin
praktek dokter, alamat praktek, nomor telepon, dan paraf dokter.
- Nama dokter : dr. Jimin, Sp.A.
- SIP dokter : 503/001/XII/2021
- Alamat : Jl. Kesehatan no 01, Yogyakarta
- Nomor telepon: (0274) 111 1111
- Paraf dokter : Tercantum
3. Tanggal penulisan resep sudah tertera, yaitu 13 September 2021

Aspek farmasetis
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
- Pada invocatio pertama:
a. Amoxicillin (bentuk sediaan dan kekuatan obat belum dituliskan)
a. Tiamfenikol (bentuk sediaan dan kekuatan obat belum dituliskan)
b. Dexteem plus tablet (kekuatan obat belum dituliskan)
c. Ambroxol tablet (kekuatan obat belum dituliskan)
- Pada invocatio kedua sudah tercantum nama dan bentuk sediaan, namun
kekuatan obat tidak tercantum.
a. Sirplus sirup (kekuatan obat belum dituliskan)

2. Kompatibilitas (interaksi fisika dan kimia (gugus fungsi)) bisa cari di jurnal-jurnal
- Pada invocatio pertama dilakukan peracikan terhadap obat amoxicillin,
tiamfenikol, dextamine tablet dan ambroxol tablet.
Amoxicillin (Pubchem, 2021)

Pada struktur amoxicillin terdapat gugus:


- Amin primer dan sekunder
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Fenol
Inkompatibel dengan logam karena dapat membentuk reaksi
kompleksasi
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton
- Karboksil
Inkompatibel dengan basa karena dapat membentuk garam

Tiamfenikol (Pubchem, 2021)

Pada struktur tiamfenikol terdapat gugus:


- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Dexteem Plus (mengandung dexamethasone dan dexchlorpheniramine


maleate)
Dexamethasone (Pubchem, 2021)
Pada struktur dexametason terdapat gugus:
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Dexchlorpheniramine maleate (Pubchem, 2021)

Pada struktur dexchlorpheniramine maleate terdapat gugus:


- Amin
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Ambroxol HCl (Pubchem, 2021)


Pada struktur ambroxol terdapat gugus:
- Amin primer
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Fenol
Inkompatibel dengan logam karena dapat membentuk reaksi
kompleksasi
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

- Potensi ketidakcampuran ada pada sifat bahan aktif, yaitu apabila obat
dextamine yang mengandung dexamethasone dan ambroxol diracik, maka akan
ada potensi interaksi antara kedua zat aktif tersebut sehingga akan
meningkatkan metabolisme ambroxol.

- Pada invocatio kedua terdapat sirplus sirup yang mengandung gula alami
(glukosa)

Pada struktur glukosa terdapat gugus:


- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

3. Stabilitas
Invocatio Pertama
- Amoxicillin : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan pada suhu ruang
terkendali (simpan antara 20-25°C) serta lindungi dari kelembaban dan cahaya.
(Kemenkes RI, 2020; MIMS, 2021)
- Tiamfenikol : Disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya dan
kelembapan (Kemenkes RI, 2020)
- Dexteem plus
Dexametason : Disimpan dalam wadah tertutup baik
dan pada suhu dibawah 25°C (Kemenkes RI, 2020; MIMS, 2021)
dexchlorpheniramine maleate : Disimpan dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya, dan simpan dalam lemari pendingin (Kemenkes RI,
2020)
- Ambroxol HCl: Disimpan pada suhu di bawah 30°C serta lindungi dari cahaya
dan panas berlebih (MIMS, 2021)

Dalam resep racikan, obat amoxicillin dan ambroxol mengandung gugus amin
primer-sekunder yang inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida serta
gugus fenol yang inkompatibel dengan logam, namun pada resep tidak terdapat
bahan yang mengandung monosakarida, disakarida dan logam sehingga tidak ada
masalah terkait kompatibilitas dan stabilitas racikan karena adanya gugus amin
primer-sekunder dan gugus fenol. Kemudian obat amoxicillin, tiamfenikol,
dexametason, dexchlorpheniramine maleate dan ambroxol mengandung gugus
alkohol yang inkompatibel dengan oksigen sehingga untuk menjaga stabilitas
racikan diperlukan optimasi terhadap waktu penggerusan agar meminimalkan
waktu kontak dengan udara pada saat peracikan. Lalu obat amoxicillin juga
mengandung gugus karboksil yang inkompatibel dengan basa, namun pada resep
tidak terdapat bahan yang mengandung basa sehingga tidak ada masalah terkait
kompatibilitas dan stabilitas racikan karena adanya gugus karboksil.
Aspek klinis
1. Tepat indikasi
Invocatio Pertama
- Amoxicillin
Untuk mengobati infeksi bakteri yang rentan pada telinga, hidung, tenggorokan,
saluran genitourinari, kulit, struktur kulit, dan saluran pernapasan bagian bawah
(Drugbank, 2021)
- Tiamfenikol
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Salmonella sp., Hemophilus
influenzae (terutama infeksi meningeal), Rickettsia, lyphogranuloma-
psittacosis, dan bakteri Gram negatif penyebab bakteremia meningitis; tidak
digunakan untuk hepatobilier dan gonore (PIONAS, 2021)
- Dexteem plus
Alergi yang memerlukan terapi dengan kortikosteroid (K24Klik, 2021)
- Ambroxol
Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan kronis khususnya
pada eksaserbasi bronkitis kronis, bronkitis asmatik dan asma bronkial
(PIONAS, 2021)
Invocatio Kedua
- Sirplus sirup
Pelarut obat atau pemanis obat (K24Klik, 2021)

2. Tepat dosis (tuliskan pula perhitungan dosisnya)


Invocatio Pertama
- Amoxicillin : Anak > 3 bulan, dosis literatur 25 mg/kg/hari PO dibagi setiap
12 jam atau 20 mg/kg/hari PO dibagi setiap 8 jam (Medscape, 2021). Namun,
dalam resep tidak tercantum berat badan pasien sehingga ketepatan dosis tidak
dapat ditentukan.
- Tiamfenikol : Bayi berusia > 2 minggu, dosis literatur 50 mg/kg bb sehari
dalam dosis terbagi 3-4 kali sehari. Namun, dalam resep tidak tercantum berat
badan pasien sehingga ketepatan dosis tidak dapat ditentukan (PIONAS, 2021)
- Dexteem plus : Dosis literatur 0,02-0,3 mg/kg setiap hari dalam 3-4 dosis
terbagi (MIMS, 2021). Namun, dalam resep tidak tercantum berat badan pasien
sehingga perhitungan dan ketepatan dosis tidak dapat ditentukan.
- Ambroxol HCl: Dosis literatur bayi berusia ≤ 6 bulan, dosis 3 mg 2x sehari
(MIMS, 2021).
Dosis resep → Ambroxol tab 30 mg = ¼ x 30 mg = 7,5 mg/pulv atau 22,5
mg/hari. Dosis tidak tepat karena melebihi dosis literatur.
Invocatio Kedua
Sirplus sirup : Campurkan 1 bagian obat dengan 3 bagian sirplus sirup
(K24Klik, 2021)

3. Tepat durasi (tergantung dari jenis obatnya, antibiotik misalnya minimal


penggunaannya)
Invocatio Pertama
- Amoxicillin : Tepat
- Tiamfenikol : Tepat
- Dexteem plus : Tepat
- Ambroxol : Kurang tepat
Invocatio Kedua
- Sirplus sirup : -

4. Efek samping
Invocatio Pertama
- Amoxicillin : Mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan), jarang
terjadi kolitis karena antibiotik (PIONAS, 2021)
- Tiamfenikol : diskrasia darah (anemia aplastik, anemia hipoplastik,
trombositopenia dan granulositopenia), gangguan saluran pencernaan (mual,
muntah, glositis, stomatitis dan diare), reaksi hipersensitif (demam, ruam
angioedema, dan urtikaria), sakit kepala, depresi mental, neuritis optik dan
sindrom grey (PIONAS, 2021)
- Dexteem plus : Gangguan keseimbangan elektrolit, mengantuk, mulut kering,
vertigo (K24Klik, 2021)
- Ambroxol : Reaksi intoleran setelah pemberian ambroksol pernah
dilaporkan tetapi jarang; efek samping yang ringan pada saluran saluran cerna
pernah dilaporkan pada beberapa pasien; reaksi alergi (jarang); reaksi alergi
yang ditemukan: reaksi pada kulit, pembengkakan wajah, dispnea, demam;
tidak diketahui efeknya terhadap kemampuan mengendarai atau menjalankan
mesin (PIONAS, 2021)
Invocatio Kedua
- Sirplus syr :-

5. Interaksi obat
Metabolisme Ambroxol dapat meningkat bila dikombinasikan dengan
Dexamethasone (Drugbank, 2021)

6. Polifarmasi dan duplikasi


Terdapat duplikasi obat antibiotik yaitu amoxicillin dan tiamfenikol

7. Kontraindikasi
- Amoxicillin : Hipersensitivitas terhadap penisilin (PIONAS, 2021)
- Tiamfenikol : Hipersensitif terhadap tiamfenikol; gangguan fungsi hati dan
ginjal yang berat; tindakan pencegahan infeksi bakteri dan pengobatan infeksi
trivial, infeksi tenggorokan dan influenza (PIONAS, 2021)
- Dexteem plus : penderita glaukoma, hipertensi, osteoporosis, payah jantung,
hamil dan menyusui (K24Klik, 2021)
- Ambroxol : Hipersensitif terhadap ambroksol (PIONAS, 2021)
- Sirplus sirup : -

Kesimpulan

Pengkajian Ya Tidak Keterangan/Tindak Lanjut

ASPEK ADMINISTRATIF

Resep Lengkap ✔ Berat badan pasien dan jenis


kelamin belum tertulis dalam
resep

Pasien Sesuai ✔

ASPEK FARMASETIK

Obat tepat ✔
Campuran obat stabil secara ✔ Perlu diperhatikan juga terkait
fisik, kimia dan terapeutik waktu peracikan karena dapat
mempengaruhi stabilitas resep
racikan karena adanya gugus
alkohol yang inkompatibel
dengan oksigen (mudah
mengalami oksidasi).

ASPEK KLINIS

Dosis/ kekuatan/ frekuensi ✔ Ada beberapa obat yang tepat


tepat dosis dan tepat durasinya tidak
dapat ditentukan yang
disebabkan oleh kurangnya
data terkait BB pasien

Rute Pemberian Obat ✔

Tidak ada interaksi obat ✔ Terdapat interaksi obat antara


dexamethasone dan ambroxol,
yaitu metabolisme ambroxol
dapat meningkat bila
dikombinasikan dengan
dexamethasone

Tidak ada duplikasi ✔ Terdapat duplikasi obat


antibiotik yaitu amoxicillin dan
tiamfenikol

Tidak ada alergi/ ✔


kontraindikasi

Nama dan TTD Penelaah

(apt. Elsa, S. Farm.)

Berdasarkan skrining resep yang dilakukan, perlu diperhatikan hal berikut:


a. Aspek Administratif
Resep ini belum memenuhi aspek administratif, terutama pada data pasien
karena tidak dituliskan data BB, tinggi badan dan jenis kelamin pasien.
b. Aspek Farmasetis
Resep ini belum memenuhi aspek farmasetis, karena pada resep ada beberapa
obat yang tidak dituliskan bentuk sediaan dan kekuatan obat sehingga perlu
dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter penulis resep. Kemudian perlu
diperhatikan juga terkait waktu peracikan karena dapat mempengaruhi stabilitas
resep racikan karena adanya gugus alkohol yang inkompatibel dengan oksigen
(mudah mengalami oksidasi).
c. Aspek Klinis
Resep ini belum memenuhi aspek klinis, karena ada beberapa obat yang tepat
dosis dan tepat durasinya tidak dapat ditentukan yang disebabkan oleh
kurangnya data terkait BB pasien, sehingga perlu dilakukan peninjauan ulang
terkait resep ini dan perlu dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.

D. Penyesuaian Resep
- Pada invocatio pertama:
a. Obat amoxan diganti dengan amoxicillin tablet 500 mg
b. Obat thiamycin diganti dengan tiamfenikol kapsul 500 mg
c. Obat dextamine diganti dengan dexteem plus tablet dengan kandungan zat aktif
yang sama, yaitu 2 mg dexchlorpheniramine maleate dan 0,5 mg
dexamethasone.
d. Obat mucera diganti dengan ambroxol HCl tablet 30 mg
- Pada resep 1, sediaan racikan pulveres dipisah menjadi 2 racikan obat, yaitu sediaan
racikan pulveres obat antibiotik yang terdiri dari amoxicillin dan tiamfenikol dan
sediaan racikan pulveres obat simptomatik yang terdiri dari obat dexteem plus dan
ambroxol HCl

E. Proses peracikan
Perhitungan Bahan:
- Amoxicillin kaplet 500 mg
100 mg x 10 = 1000 mg
1 kaplet @500 mg (memerlukan 2 kaplet)
- Tiamfenikol kapsul 500 mg
100 mg x 10 = 1000 mg
1 kapsul @500 mg (memerlukan 2 kapsul)
- Dexteem plus tablet 2,5 mg
⅕ tab x 2,5 mg = 0,5 mg x 10 = 5 mg
1 tablet @2,5 mg (memerlukan 2 tab)
- Ambroxol HCl tablet 30 mg
¼ tab x 30 mg = 7,5 mg x 10 = 75 mg
1 tablet @30 mg (memerlukan 2,5 tab)

Link video: https://youtu.be/lQb9iq7RwQk

F. Foto sediaan yang diserahkan ke pasien


- Obat-obatan yang digunakan
Invocatio Pertama
Amoxicillin tablet 500 mg, Tiamfenikol kapsul 500 mg, Ambrocol HCl tablet
30 mg, dan Dexteem Plus tablet 2,5 mg

Invocatio Kedua
Sirplus Sirup
- Sediaan racikan pulveres obat antibiotic (amoxicillin dan tiamfenikol)

- Sediaan racikan pulveres obat simptomatik (dexteem plus dan ambroxol HCl)

G. Etiket
Invocatio Pertama
Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 1, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021
No Resep: 13 Tanggal: 13 September 2021

An. Mikael
3x sehari, 1 pulveres
Sebelum atau sesudah makan
Dihabiskan, Antibiotik

Jumlah obat: 10 bungkus

Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 1, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021

No Resep: 13 Tanggal: 13 September 2021

An. Mikael
3x sehari, 1 pulveres
Sebelum atau sesudah makan

Jumlah obat: 10 bungkus

Invocatio Kedua
Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 1, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021
No Resep: 13 Tanggal: 13 September 2021

An. Mikael
3x sehari, 1/3 sendok takar 5 ml
Sebelum atau sesudah makan

Jumlah obat: 1 botol (100 ml)

H. Salinan resep
Tidak ada

I. Stabilitas
Berikut merupakan sediaan racikan pulveres hari ketiga setelah diracik
- Sediaan racikan pulveres obat antibiotik (amoxicillin dan tiamfenikol)

- Sediaan racikan pulveres obat simptomatik (dexteem plus dan ambroxol HCl)
J. Pembahasan
Pulveres merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral. Karena memiliki luas permukaan yang
luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk atau pulveres. Biasanya serbuk oral
dapat dicampur dengan air minum (Kemendikbud, 2013). Pulveres adalah sediaan
serbuk terbagi dalam bobot dan dosis yang sama. Umumnya, serbuk terbagi dibungkus
dengan kertas perkamen dan dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul polietilen
untuk lebih melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan (Syamsuni, 2006; Warnida,
Sukawaty dan Aulya, 2018).
Secara umum, syarat yang harus dipenuhi oleh sediaan serbuk atau pulveres,
yaitu kering, halus, homogen dan memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam
bobot) atau uji keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung). Pulveres
memiliki kelebihan, yaitu dosisnya mudah diatur dan kombinasi obatnya sesuai dengan
kebutuhan pasien. Tetapi sediaan pulveres memiliki kelemahan yaitu ketidakseragaman
bobot dan tidak homogen. Hal ini terkait dengan ketelitian, keterampilan, serta waktu
dalam menyiapkan suatu sediaan pulveres (Syamsuni, 2006; Warnida, Sukawaty dan
Aulya, 2018).
Pada resep 1 ini, sediaan racikan pulveres ditujukan kepada pasien berumur 6
bulan karena tidak dapat mengonsumsi obat dalam bentuk tablet ataupun kapsul.
Dengan bentuk sediaan pulveres maka akan mempermudah pasien dalam meminum
obat dan juga akan lebih efektif serta obat akan lebih mudah larut sehingga dapat
memberikan efek farmakologi bagi pasien. Pada resep ini, sediaan racikan pulveres
dibedakan menjadi 2, yaitu sediaan racikan pulveres obat antibiotik dan sediaan racikan
pulveres obat simptomatik. Dalam sediaan racikan pulveres, obat antibiotik dan obat
simptomatik tidak boleh diracik secara bersamaan sehingga harus diracik secara
terpisah karena aturan pakai obat antibiotik harus dihabiskan, sedangkan obat
simptomatik dapat dihentikan penggunaannya apabila pasien tidak mengalami gejala
atau keluhan lagi. Kemudian pada resep ini terdapat duplikasi obat antibiotik yang
seharusnya tidak boleh diracik secara bersamaan, sehingga diperlukan konsultasi lebih
lanjut kepada dokter penulis resep.
Sediaan racikan pulveres obat antibiotik terdiri dari obat amoxicillin dan
tiamfenikol. Pada proses peracikan sediaan pulveres obat antibiotik ini diperlukan 2
tablet obat amoxicillin 500 mg dan 2 kapsul obat tiamfenikol 500 mg. Proses peracikan
sediaan pulveres obat antibiotik harus dilakukan dengan cepat dan sedikit tertutup
untuk dapat menghindari interaksi obat dengan oksigen karena obat inkompatibel
dengan oksigen. Sediaan racikan pulveres obat simptomatik terdiri dari obat dexteem
plus dan ambroxol HCl. Pada proses peracikan sediaan pulveres obat simptomatik ini
diperlukan 2 tablet obat dexteem plus dan 2,5 tablet obat ambroxol HCl 30 mg. Untuk
obat ambroxol HCl karena dibutuhkan 2,5 tablet maka diambil 3 tablet obat ambroxol
HCl 30 mg lalu dimasukkan terlebih dahulu 1 tablet ke dalam mortir dan digerus sampai
halus. Kemudian letakkan di kertas perkamen dan dibagi menjadi 2 bagian secara
merata sesuai penglihatan saja. Selanjutnya digerus lagi 2 tablet obat ambroxol HCl 30
mg hingga halus dan ditambahkan 1 bagian yang sudah disiapkan sebelumnya.
Pada saat proses peracikan sediaan pulveres, bahan obat yang memiliki jumlah
lebih sedikit dimasukkan dan digerus terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan bahan
yang jumlahnya lebih banyak. Selain itu, bahan obat yang berwarna sebaiknya
dimasukkan paling akhir agar terlihat lebih jelas homogenitas dari campuran sediaan
racikan pulveres tersebut (Syamsuni, 2005). Setelah meracik obat antibiotik dan
kemudian akan meracik obat simptomatik maka harus digunakan mortir dan stamper
yang baru untuk menghindari cross contamination, dapat juga dengan mencuci mortir
dan stamper, namun hal tersebut akan memakan waktu saat proses pencucian dan
pengeringan bagian dalam mortir agar tidak mempengaruhi stabilitas sediaan yang akan
diracik dikarenakan lembab. Proses pembagian sediaan racikan pulveres menjadi 10
dosis terbagi dilakukan dengan mengandalkan penglihatan saja karena keterbatasan alat
atau tidak tersedianya alat timbangan. Sediaan racikan pulveres yang sudah terbungkus
dengan rapi sebaiknya dilakukan uji kebocoran pulveres dengan cara mengetok-ngetok
pulveres, apabila terdapat serbuk yang keluar dari bungkus pulveres maka pulveres
mengalami kebocoran kemasan.
Uji stabilitas sediaan racikan pulveres pada resep ini dilakukan selama 3 hari
karena sediaan pulveres akan digunakan oleh pasien selama kurang lebih 3 hari.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari terhadap sediaan pulveres
obat antibiotik dan sediaan pulveres obat simptomatik, diperoleh hasil bahwa sediaan
pulveres tidak mengalami perubahan warna, bau dan bentuk sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama 3 hari sediaan pulveres masih tetap stabil

K. Kesimpulan
Berdasarkan analisis risiko yang telah dilakukan terhadap resep 1 sediaan
racikan pulveres, maka diperoleh risiko sedang (poin 4) pada aspek teknis dan risiko
rendah (poin 2) pada aspek klinis, sehingga analisis risiko pada resep racikan ini
memperoleh skor total risiko, yaitu 6 yang berarti sediaan dalam resep tersebut masih
dapat diracik dengan aman. Kemudian berdasarkan skrining resep, diperoleh hasil
bahwa resep 1 belum memenuhi aspek administratif, aspek farmasetis dan aspek klinis
sehingga perlu dilakukan peninjauan ulang terkait resep ini dan perlu dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep. Uji stabilitas sediaan racikan pulveres pada resep ini
menunjukkan bahwa selama 3 hari stabilitas sediaan pulveres masih tetap stabil dan
tidak terjadi perubahan.

L. Daftar pustaka
Drugbank, 2021. Amoxicillin, https://go.drugbank.com/drugs/DB01060. Diakses pada
tanggal 18 September 2021.
Drugbank, 2021. Dexamethasone, https://go.drugbank.com/drugs/DB01234. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
K24Klik, 2021. Sirplus Sirup 100 ml Strawbery, https://www.k24klik.com/p/sirplus-
sirup-100ml-strawbery-4353. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
K24Klik, 2021. Dexteem Plus Tablet, https://www.k24klik.com/p/dexteem-plus-tab-
3637#. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Kemendikbud, 2013. Dasar-Dasar Kefarmasian. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Kemenkes RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
Medscape, 2021. Amoxil (aamoxicillin), https://reference.medscape.com/drug/amoxil-
amoxicillin-342473. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Amoxicillin,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amoxicillin?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.
MIMS, 2021. Dexamethasone,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dexamethasone?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.
MIMS, 2021. Ambroxol,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ambroxol?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.
PIONAS, 2021. Amoksisilin, http://pionas.pom.go.id/monografi/amoksisilin. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
PIONAS, 2021. Tiamfenikol, http://pionas.pom.go.id/monografi/tiamfenikol. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
PIONAS, 2021. Ambroksol, http://pionas.pom.go.id/monografi/ambroksol. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
PIONAS, 2021. Dexamethasone, http://pionas.pom.go.id/monografi/deksametason.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021. Amoxicillin,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Amoxicillin#section=Structures.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021. Thiamphenicol,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Thiamphenicol#section=Structur
es. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021. Dexamethasone
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Dexamethasone#section=Structu
res. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021. Ambroxol Hydrochloride,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ambroxol-
hydrochloride#section=2D-Structure. Diakses pada tanggal 18 September
2021.
Pubchem, 2021. Dexchlorpheniramine Maleate
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Dexchlorpheniramine-maleate.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Syamsuni, H.A., 2005. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Warnida, H., Sukawaty, Y., dan Aulya, M.A., 2018. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan
Pulveres Pada Puskesmas di Kota Balikpapan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1), 36-
43.
Widiyasari, E. and Sulaiman, T.N.S., 2020. Assessment of physicochemical properties
and comparison of the dissolution profile of amoxicillin caplets. Jurnal Ilmiah
Farmasi, 16(2), 118-129.
Resep no 2
A. Resep

dr. Jimin, Sp.A.


SIP: 503/002/XII/2021
Jl. Kesehatan no 02, Yogyakarta
(0274) 111 1111

Yogyakarta, 13 September 2021

R/ Lapicef syr I
S 2 dd ½ cth

R/ Erythromycin 500 mg 75 mg
Methylprednisolone 4 mg ⅙ tab
Ambroxol HCl ⅙ tab
Quantidex ⅙ tab
Dexametason ¼ tab
m.f. pulv dtd No XII
S 3 dd 1 pulv

R/ Sanmol drop I
S 3 dd 0,5 cc

Pro : An. Laura


Usia : 3 bulan
Alamat : Jl. Jeruk No 24 Yogyakarta

B. Analisis Risiko
1. Analisis Risiko Teknis

Perhitungan Tinggi = Sedang = 0,5 Rendah 1, karena dalam resep


1 =0 terdapat penyesuaian
Bagaimana tingkat kerumitan dalam
jumlah obat yang
proses perhitungan?
tertulis di resep
dengan yang akan
diambil
Pengambilan Ya = 1 Tidak = 0 1, karena terdapat
obat dalam resep yang
Apakah terdapat obat yang
termasuk kategori
termasuk kategori LASA?
LASA

Alat yang digunakan Ya = 1 Tidak = 0 0, karena dalam


peracikan hanya
Apakah peracikan dilakukan
menggunakan alat
menggunakan alat khusus?
konvensional, yaitu
mortir dan stamper

Pengenceran/pemekatan Ya = 1 Tidak = 0 0, karena dalam


proses peracikan tidak
Apakah dalam proses peracikan
dilakukan
melibatkan aktivitas
pengenceran atau
pengenceran/pemekatan?
pemekatan

Pembagian unit dosis tunggal Ya = 1 Tidak = 0 1, karena dalam


proses peracikan
Apakah dalam proses peracikan
melibatkan proses
melibatkan proses pembagian
pembagian menjadi
menjadi unit dosis tunggal?
unit dosis tunggal,
yaitu sebanyak 12 unit
dosis tunggal

Penggunaan APD khusus Ya = 1 Tidak = 0 1, karena dalam


peracikan melibatkan
Apakah peracikan melibatkan obat-
antibiotik, yaitu
obat mengandung
erythromycin tablet
antibiotic/hormone/sitostatik?
Tahapan peracikan Tinggi = Sedang = Rendah = 0; karena jumlah
1 0,5 0 tahapan dalam
Bagaimana tingkat risiko
peracikan ini ada 3
berdasarkan jumlah tahapan
tahap, yaitu
peracikan?
pengambilan,
penggerusan dan
pembagian unit dosis

Total skor 4 (Risiko sedang)

2. Analisis Risiko Klinis

Erythromycin

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


erythromycin, yaitu mual,
Apakah efek samping obat pada
muntah, nyeri perut, diare,
sediaan racikan masuk ke dalam
urtikaria, ruam dan reaksi
kriteria gawat darurat?
alergi (PIONAS, 2021)

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik


tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?
Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan
interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu pada obat
erythromycin,
methylprednisolone dan
dexametason. (Medscape,
2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena kekuatan obat


yang akan diracik lebih dari
Apakah kekuatan obat yang akan
25 mg, yaitu erythromycin
diracik kurang dari 25 mg?
500 mg (PIONAS, 2021)

Total skor 1

Methylprednisolone

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


methylprednisolone pada
Apakah efek samping obat pada
sediaan racikan tidak masuk
sediaan racikan masuk ke dalam
ke dalam kriteria gawat
kriteria gawat darurat?
darurat (MIMS, 2021)

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik


tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 4
hari penggunaan
Apakah sediaan racikan ditujukan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu pada obat
erythromycin,
methylprednisolone dan
dexametason. (Medscape,
2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena kekuatan obat


yang akan diracik kurang
Apakah kekuatan obat yang akan
dari 25 mg, yaitu
diracik kurang dari 25 mg?
methylprednisolone 4 mg
(PIONAS, 2021)

Total skor 2

Ambroxol HCl

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


ambroxol HCl pada sediaan
Apakah efek samping obat pada
racikan tidak masuk ke
sediaan racikan masuk ke dalam
dalam kriteria gawat darurat
kriteria gawat darurat?
(PIONAS, 2021)

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik


tidak termasuk ke dalam
indeks terapi sempit
Apakah obat yang diracik masuk
ke dalam indeks terapi sempit?

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu pada obat
erythromycin,
methylprednisolone dan
dexametason. (Medscape,
2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena kekuatan obat


yang akan diracik lebih dari
Apakah kekuatan obat yang akan
25 mg, yaitu ambroxol HCl
diracik kurang dari 25 mg?
30 mg (PIONAS, 2021)

Total skor 1

Quantidex

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


quantidex pada sediaan
Apakah efek samping obat pada
racikan tidak masuk ke
sediaan racikan masuk ke dalam
dalam kriteria gawat darurat
kriteria gawat darurat?
Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik
tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu pada obat
erythromycin,
methylprednisolone dan
dexametason. (Medscape,
2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena kekuatan obat


yang akan diracik lebih dari
Apakah kekuatan obat yang akan
25 mg, yaitu quantidex 62,5
diracik kurang dari 25 mg?
mg (PIONAS, 2021)

Total skor 1

Dexametason

Efek samping obat Ya = 1 Tidak = 0 0, karena efek samping obat


dexametason, yaitu
perubahan toleransi
glukosa, perubahan perilaku
Apakah efek samping obat pada
dan suasana hati,
sediaan racikan masuk ke dalam
peningkatan nafsu makan,
kriteria gawat darurat?
dan penambahan berat
badan tidak masuk ke dalam
kriteria gawat darurat
(Drugs.com, 2021)

Index terapi Ya = 1 Tidak = 0 0, karena obat yang diracik


tidak termasuk ke dalam
Apakah obat yang diracik masuk
indeks terapi sempit
ke dalam indeks terapi sempit?

Penggunaan jangka panjang Ya = 1 Tidak = 0 0, karena sediaan racikan


hanya digunakan untuk 4
Apakah sediaan racikan ditujukan
hari penggunaan
untuk penggunaan jangka
panjang?

Interaksi obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena ditemukan


interaksi obat yang serius
Apakah ditemukan interaksi obat
dalam satu sediaan racikan,
dalam satu sediaan racikan?
yaitu pada obat
erythromycin,
methylprednisolone dan
dexametason. (Medscape,
2021)

Dosis obat Ya = 1 Tidak = 0 1, karena kekuatan obat


yang akan diracik kurang
Apakah kekuatan obat yang akan
dari 25 mg, yaitu
diracik kurang dari 25 mg?
dexametason 0,5 mg
(PIONAS, 2021)
Total skor 2

3. Analisis Risiko
- Aspek klinis : risiko rendah (skor 2)
- Aspek teknis : risiko sedang (skor 4)
- Total skor analisis risiko = 2+4 = 6 (Sediaan dapat diracik dengan aman)

Aspek Teknis

Rendah (2) Sedang (4) Tinggi (6)

Rendah (2) A=4 B=6 C=8


Aspek
Klinis

Sedang (4) D=6 E=8 F = 10

Tinggi (4) G=8 H = 10 I = 12

Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap resep racikan, maka diperoleh
risiko sedang (poin 4) pada aspek teknis dan risiko rendah (poin 2) pada aspek klinis,
sehingga analisis risiko pada resep racikan ini memperoleh skor total risiko, yaitu 6.
Kesimpulan dari kajian risiko peracikan resep adalah sediaan pada resep tersebut masih
dapat diracik dengan aman.

C. Skrining Resep
Aspek administratif
1. Pasien
Pada resep tersebut sudah terdapat identitas pasien berupa nama, usia dan alamat.
Informasi tentang berat badan dan jenis kelamin pasien belum tercantum.
- Nama pasien : Laura
- Usia : 3 bulan
- Alamat : Jl. Jeruk No 24 Yogyakarta
- BB : Tidak tercantum
- Jenis kelamin : Tidak tercantum
2. Dokter
Identitas dokter sudah lengkap, karena memuat nama dokter, nomor surat izin
praktek dokter, alamat praktek, nomor telepon, dan paraf dokter.
- Nama dokter : dr. Jimin, Sp.A.
- SIP dokter : 503/002/XII/2021
- Alamat : Jl. Kesehatan no 02, Yogyakarta
- Nomor telepon: (0274) 111 1111
- Paraf dokter : Tercantum
3. Tanggal penulisan resep sudah tertera, yaitu 13 September 2021

Aspek farmasetis
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
- Pada invocatio pertama sudah tercantum nama dan bentuk sediaan, namun
kekuatan obat tidak tercantum.
a. Lapicef sirup (kekuatan obat belum dituliskan)
- Pada invocatio kedua:
a. Erythromycin 500 mg (bentuk sediaan obat belum dituliskan)
b. Methylprednisolon tablet 4 mg (Lengkap)
c. Ambroxol HCl tablet (kekuatan obat belum dituliskan)
d. Quantidex tablet (kekuatan obat belum dituliskan)
e. Dexametason tablet (kekuatan obat belum dituliskan)
- Pada invocatio ketiga sudah tercantum nama dan bentuk sediaan, namun
kekuatan obat tidak tercantum.
a. Sanmol drop (kekuatan obat belum dituliskan)

2. Kompatibilitas
- Pada invocatio pertama terdapat lapicef sirup yang mengandung Cefadroxil
monohydrate

Pada struktur Cefadroxil monohydrate terdapat gugus:


- Amin primer-sekunder
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Fenol
Inkompatibel dengan logam karena dapat membentuk reaksi
kompleksasi
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton
- Karboksil
Inkompatibel dengan basa karena dapat membentuk garam

- Pada invocatio kedua dilakukan peracikan terhadap obat erythromycin kapsul,


methylprednisolon tablet, ambroxol HCl tablet, quantidex tablet dan
dexametason tablet.
Erythromycin (Pubchem, 2021)
Pada struktur erythromycin terdapat gugus:
- Amin primer
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Methylprednisolon (Pubchem, 2021)

Pada struktur metilprednisolon terdapat gugus:


- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Ambroxol HCl (Pubchem, 2021)


Pada struktur ambroxol HCl terdapat gugus:
- Amin primer-sekunder
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Fenol
Inkompatibel dengan logam karena dapat membentuk reaksi
kompleksasi
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Quantidex (Pubchem, 2021)

Triprolidine-hydrochloride
Pada struktur Triprolidine-hydrochloride tidak terdapat gugus yang dapat
menyebabkan inkompatibilitas
Pseudoephedrine-hydrochloride
Pada struktur Pseudoephedrine-hydrochloride terdapat gugus:
- Amin primer
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

Dexamethasone (Pubchem, 2021)

Pada struktur dexametason terdapat gugus:


- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton

- Pada invocatio ketiga


Sanmol drop (Paracetamol)

Pada struktur parasetamol terdapat gugus:


- Fenol
Inkompatibel dengan logam karena dapat membentuk reaksi
kompleksasi
- Alkohol
Inkompatibel dengan oksigen karena menyebabkan terjadinya oksidasi
menjadi aldehid dan keton
- Amin sekunder
Inkompatibel dengan monosakarida dan disakarida karena dapat
membentuk reaksi Maillard

3. Stabilitas
Invocatio Kedua:
- Erythromycin : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan pada suhu
antara 20-25°C (Kemenkes RI, 2020; MIMS, 2021)
- Methylprednisolone : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus
cahaya serta disimpan pada suhu antara 20-25°C (Kemenkes RI, 2020; MIMS,
2021)
- Quantidex
Triprolidine-hydrochloride : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak
tembus cahaya serta disimpan pada suhu antara 15-30°C (Kemenkes RI, 2020;
MIMS, 2021)
Pseudoephedrine-hydrochloride: Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
tidak tembus cahaya serta disimpan pada suhu antara 20-25°C (Kemenkes RI,
2020; MIMS, 2021)
- Ambroxol HCl : Disimpan pada suhu di bawah 30°C serta lindungi dari
cahaya dan panas berlebih (MIMS, 2021)
- Dexametason : Disimpan dalam wadah tertutup baik dan pada suhu
dibawah 25°C (Kemenkes RI, 2020; MIMS, 2021)

Dalam resep racikan, obat erythromycin, ambroxol HCl dan pseudoephedrine-


hydrochloride mengandung gugus amin primer yang inkompatibel dengan
monosakarida dan disakarida, namun pada resep tidak terdapat bahan yang
mengandung monosakarida dan disakarida sehingga tidak ada masalah terkait
kompatibilitas dan stabilitas racikan karena adanya gugus amin primer. Obat
ambroxol mengandung gugus fenol yang inkompatibel dengan logam, namun pada
resep tidak terdapat bahan yang mengandung logam sehingga tidak ada masalah
terkait kompatibilitas dan stabilitas racikan karena adanya gugus fenol. Kemudian
obat erythromycin, methylprednisolon, dexametason, ambroxol HCl dan
pseudoephedrine-hydrochloride mengandung gugus alkohol yang inkompatibel
dengan oksigen sehingga untuk menjaga stabilitas racikan diperlukan optimasi
terhadap waktu penggerusan agar meminimalkan waktu kontak dengan udara pada
saat peracikan.

Aspek klinis
1. Tepat indikasi
Invocatio Pertama
- Lapicef sirup
Untuk mengatasi infeksi saluran nafas atas dan bawah, ISK, infeksi kulit dan
jaringan lunak karena mikroorganisme gram (+) dan gram (-) (MIMS, 2021)
Invocatio Kedua
- Erythromycin
Untuk mengatasi profilaksis infeksi bedah, infeksi saluran pernapasan, infeksi
kulit dan jaringan lunak, rentan infeksi gram-negatif, rentan infeksi gram-positif
(MIMS, 2021)
- Methylprednisolon
Untuk mengatasi kondisi alergi, anti-inflamasi atau imunosupresif (MIMS,
2021)
- Ambroxol tablet
Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan kronis khususnya
pada eksaserbasi bronkitis kronis dan bronkitis asmatis dan asma bronkial
(PIONAS, 2021)
- Quantidex tablet
Meredakan gejala penyakit saluran pernapasan bagian atas, misalnya rinitis
alergi atau vasomotor (MIMS, 2021)
- Dexametason tablet
Sebagai anti-inflamasi atau imunosupresif dan mengatasi eksaserbasi akut pada
multiple sclerosis (MIMS, 2021)
Invocatio Ketiga
- Sanmol drop
Untuk meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, demam yang
menyertai flu dan setelah imunisasi (K24Klik, 2021)

2. Tepat dosis (tuliskan pula perhitungan dosisnya)


Invocatio Pertama
- Lapicef sirup : Anak usia < 1 tahun, dosis literatur 25 mg/kgBB/hari
dalam dosis terbagi (MIMS, 2021). Namun, dalam resep tidak tercantum berat
badan pasien sehingga perhitungan dan ketepatan dosis tidak dapat ditentukan.
Invocatio Kedua
- Erythromycin : Dosis literatur 30-50 mg/kg setiap hari dalam 2-4 dosis
terbagi (MIMS, 2021). Namun, dalam resep tidak tercantum berat badan pasien
sehingga perhitungan dan ketepatan dosis tidak dapat ditentukan.
- Metilprednisolon : Dosis literatur 0,5-1,7 mg/kg setiap hari atau 5-25
mg/m2 setiap hari dalam dosis terbagi 6-12 jam. Terapi "denyut nadi": 15-30
mg/kg/dosis selama 30 menit diberikan sekali sehari selama 3 hari (MIMS,
2021). Namun, dalam resep tidak tercantum berat badan pasien sehingga
perhitungan dan ketepatan dosis tidak dapat ditentukan.
- Ambroxol tab : Dosis literatur bayi berusia ≤ 6 bulan, dosis 3 mg 2x
sehari (MIMS, 2021).
Dosis resep → Ambroxol tab 30 mg = ⅙ x 30 mg = 5 mg/pulv atau 15 mg/hari.
Dosis tidak tepat karena melebihi dosis literatur.
- Quantidex : Tidak ada diatur dosis untuk bayi usia 3 bulan
- Dexametason : Dosis literatur 0,02-0,3 mg/kg setiap hari dalam 3-4
dosis terbagi (MIMS, 2021). Namun, dalam resep tidak tercantum berat badan
pasien sehingga perhitungan dan ketepatan dosis tidak dapat ditentukan.
Invocatio Ketiga
- Sanmol drop : Anak < 1 tahun, dosis literatur 0,6 - 1,2 mL 3-4 kali
sehari. Dosis pada resep sudah tepat (MIMS, 2021)

3. Tepat durasi
Invocatio Pertama
- Lapicef : Berdasarkan literatur, durasi terapi lapicef pada anak adalah 10
hari (Drugs.com, 2021). Pada resep dituliskan aturan pakai lapicef, yaitu 2 kali
sehari ½ sendok takar 5 ml (2,5 ml) yang berarti durasi terapi adalah 12 hari,
sehingga durasi obat pada resep sudah tepat.
Invocatio Kedua
- Erythromycin : Tepat
- Metilprednisolon : Tepat
- Ambroxol : Kurang tepat
- Quantidex :-
- Dexametason : Tepat
Invocatio Ketiga
- Sanmol drop : Tepat

4. Efek samping
Invocatio Pertama
- Lapicef : mual, muntah, diare, dan reaksi alergi (K24Klik, 2021)
Invocatio Kedua
- Erythromycin : mual, muntah, nyeri perut, diare; urtikaria, ruam dan reaksi
alergi lainnya; gangguan pendengaran yang reversibel pernah dilaporkan
setelah pemberian dosis besar; ikterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia
dan nyeri dada) (PIONAS, 2021)
- Metilprednisolon : Penekanan adrenal, imunosupresi, gangguan psikiatri
(misalnya depresi, euforia, insomnia, perubahan suasana hati, perubahan
kepribadian), peningkatan kerentanan dan keparahan infeksi, dermatitis
perioral, perubahan warna kulit, dan reaksi alergi pada kulit (MIMS, 2021)
- Ambroxol : Reaksi intoleran setelah pemberian ambroksol pernah
dilaporkan tetapi jarang; efek samping yang ringan pada saluran saluran cerna
pernah dilaporkan pada beberapa pasien; reaksi alergi (jarang); reaksi alergi
yang ditemukan: reaksi pada kulit, pembengkakan wajah, dispnea, demam;
tidak diketahui efeknya terhadap kemampuan mengendarai atau menjalankan
mesin (PIONAS, 2021)
- Quantidex : Mengantuk, eksitasi (pada anak), pusing, cemas,
hipertensi, palpitasi, takikardia, retensi urin, konstipasi, mulut kering (MIMS,
2021)
- Dexamethasone : lemah otot, osteoporosis, tukak peptik, gangguan
penyembuhan luka, keringat berlebih, sakit kepala, gangguan siklus haid,
hambat pertumbuhan pada anak, penurunan toleransi terhadap karbohidrat
(K24Klik, 2021)
Invocatio Ketiga
- Sanmol drop : hematological, alergi kulit, reaksi alergi lain dan
kerusakan hati untuk penggunaan jangka panjang (K24Klik, 2021)

5. Interaksi obat
Interaksi Serius
- eritromisin stearat + deksametason
eritromisin stearat akan meningkatkan kadar atau efek deksametason dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati/usus. Hindari atau
Gunakan Obat Alternatif.
- eritromisin stearat + metilprednisolon
eritromisin stearat akan meningkatkan kadar atau efek metilprednisolon dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati/usus. Hindari atau
Gunakan Obat Alternatif.
- deksametason + eritromisin stearat
deksametason akan menurunkan kadar atau efek eritromisin stearat dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati/usus. Hindari atau
Gunakan Obat Alternatif.
- metilprednisolon + eritromisin stearat
metilprednisolon akan menurunkan kadar atau efek eritromisin stearat dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati/usus. Hindari atau
Gunakan Obat Alternatif.

Monitor Closely
- deksametason + metilprednisolon
deksametason akan menurunkan kadar atau efek metilprednisolon dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati/usus. Gunakan
Perhatian/Monitor.
- eritromisin stearat + deksametason
eritromisin stearat akan meningkatkan kadar atau efek deksametason oleh
transporter penghabisan P-glikoprotein (MDR1). Gunakan Perhatian/Monitor.
- eritromisin stearat + metilprednisolon
eritromisin stearat akan meningkatkan kadar atau efek metilprednisolon oleh
transporter penghabisan P-glikoprotein (MDR1). Gunakan Perhatian/Monitor.

Minor
- eritromisin stearat + metilprednisolon
eritromisin stearat meningkatkan kadar metilprednisolon dengan menurunkan
metabolisme. Kecil/ Signifikansi Tidak Diketahui.

6. Polifarmasi dan duplikasi


Tidak ada polifarmasi dan duplikasi obat

7. Kontraindikasi
Invocatio Pertama
- Lapicef sirup : Hipersensitivitas (MIMS, 2021)
Invocatio Kedua
- Erythromycin : Gangguan fungsi hati (PIONAS, 2021)
- Methylprednisolon : Infeksi jamur sistemik kecuali terapi anti infeksi
spesifik digunakan; Admin IM pada purpura trombositopenik idiopatik. Admin
intratekal. Pemberian vaksin hidup atau hidup yang dilemahkan secara
bersamaan (pada pasien yang menerima dosis imunosupresif) (MIMS, 2021)
- Ambroxol tablet : Hipersensitif terhadap ambroksol (PIONAS, 2021)
- Quantidex : Serangan asma akut, hipertensi, dan PJK berat (MIMS,
2021)
- Dexametason tablet : Infeksi jamur sistemik; infeksi sistemik kecuali diobati
dengan anti infeksi spesifik, perforasi membran gendang (otic), dan pemberian
vaksin virus hidup (MIMS, 2021)
Invocatio Ketiga
- Sanmol drop : Disfungsi hati dan ginjal (K24Klik, 2021)

Kesimpulan
Pengkajian Ya Tidak Keterangan/Tindak Lanjut

ASPEK ADMINISTRATIF

Resep Lengkap ✔ Data BB, tinggi badan dan jenis


kelamin pasien belum tertulis
dalam resep

Pasien Sesuai ✔

ASPEK FARMASETIK

Obat tepat ✔

Campuran obat stabil secara ✔ Perlu diperhatikan juga terkait


fisik, kimia dan terapeutik waktu peracikan karena dapat
mempengaruhi stabilitas resep
racikan karena adanya gugus
alkohol yang inkompatibel
dengan oksigen (mudah
mengalami oksidasi).

ASPEK KLINIS

Dosis/ kekuatan/ frekuensi ✔ Ada beberapa obat yang tepat


tepat dosis dan tepat durasinya tidak
dapat ditentukan yang
disebabkan oleh kurangnya
data terkait BB pasien dan
tidak adanya dosis literatur
untuk bayi usia 3 bulan

Rute Pemberian Obat ✔

Tidak ada interaksi obat ✔ Terdapat interaksi obat serius


antara obat erythromycin
dengan metilprednisolon dan
erythromycin dengan
dexamethasone

Tidak ada duplikasi ✔ Tidak terdapat duplikasi obat

Tidak ada alergi/ ✔


kontraindikasi

Nama dan TTD Penelaah

(apt. Elsa, S. Farm.)

Berdasarkan skrining resep yang dilakukan, perlu diperhatikan hal berikut:


a. Aspek Administratif
Resep ini belum memenuhi aspek administratif, terutama pada data pasien
karena tidak dituliskan data BB, tinggi badan dan jenis kelamin pasien
b. Aspek Farmasetis
Resep ini belum memenuhi aspek farmasetis, karena pada resep ada beberapa
obat yang tidak dituliskan bentuk sediaan dan kekuatan obat sehingga perlu
dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter penulis resep, yaitu obat lapicef dan
dexametason. Kemudian perlu diperhatikan juga terkait waktu peracikan karena
dapat mempengaruhi stabilitas resep racikan karena adanya gugus alkohol yang
inkompatibel dengan oksigen (mudah mengalami oksidasi).
c. Aspek Klinis
Resep ini belum memenuhi aspek klinis, karena ada beberapa obat yang tepat
dosis dan tepat durasinya tidak dapat ditentukan yang disebabkan oleh
kurangnya data terkait BB pasien dan tidak adanya dosis literatur untuk bayi
usia 3 bulan. Kemudian juga terdapat interaksi serius antar obat yang akan
diracik sehingga perlu dilakukan peninjauan ulang terkait resep ini kepada
dokter penulis resep. Pada resep juga terdapat obat antibiotik dan obat
simptomatik yang diracik menjadi sediaan, hal tersebut perlu dikonsultasikan
lebih lanjut kepada dokter penulis resep, mengingat obat antibiotik
(eritromycin) harus dihabiskan, sedangkan obat simptomatik tidak harus
dihabiskan.

D. Penyesuaian Resep
- Pada invocatio kedua:
a. Obat erysanbe diganti dengan erythromycin kaplet 500 mg
b. Obat prednicort diganti dengan methylprednisolone tablet 4 mg
c. Obat mucera diganti dengan ambroxol HCl tablet 30 mg
d. Obat lapifed diganti dengan quantidex dengan kandungan zat aktif yang sama,
yaitu triprolidine 2,5 mg dan pseudoephedrine 60 mg
e. Obat cortidex diganti dengan dexametason 0,5 mg
- Pada resep 2, sediaan racikan pulveres dipisah menjadi 2 racikan obat, yaitu sediaan
racikan pulveres obat antibiotik yang terdiri dari erythromycin dan sediaan racikan
pulveres obat simptomatik yang terdiri dari obat methylprednisolone, ambroxol
HCl, quantidex dan dexametason.

E. Proses peracikan
Perhitungan bahan:
- Erythromycin kaplet 500 mg
75 mg x 12 = 900 mg
1 kaplet @500 mg (memerlukan 2 tab, 1 tablet di bagi menjadi 5 bagian sama
rata dan digunakan 4 bagiannya)
- Methylprednisolone tablet 4 mg
⅙ tab x 4 mg = 0,67 mg x 12 = 8,0 mg
1 tablet @4 mg (memerlukan 2 tab)
- Ambroxol HCl tablet 30 mg
⅙ tab x 30 mg = 5 mg x 12 = 60 mg
1 tablet @30 mg (memerlukan 2 tab)
- Quantidex tablet 62,5 mg
⅙ tab x 62,5 mg = 10, 41 mg x 12 = 125 mg
1 tablet @62,5 mg (memerlukan 2 tab)
- Dexametason tablet 0,5 mg
¼ tab x 0,5 mg= 0,125 mg x 12 = 1,5 mg
1 tablet @0,5 mg (memerlukan 3 tab)

Link video: https://youtu.be/Vrtq-VwzBDg

F. Foto sediaan yang diserahkan ke pasien


- Obat-obat yang digunakan
Lapicef Sirup

Erythromycin tablet 500 mg, Methylprednisolon tablet 4 mg, Ambroxol HCl tablet
30 mg, Quantidex tablet 62,5 mg, dan Dexametason tablet 0,5 mg
Sanmol drop

- Sediaan racikan pulveres obat antibiotik (Erythromycin)

- Sediaan racikan pulveres obat simptomatik (Methylprednisolone, Ambroxol HCl,


Quantidex dan Dexametason)
G. Etiket
Invocatio Pertama
Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 2, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021
No Resep: 16 Tanggal: 13 September 2021

An. Laura
2x sehari, ½ sendok takar 5 ml
Sebelum atau sesudah makan
Kocok dahulu

Invocatio Kedua
Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 2, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021
No Resep: 16 Tanggal: 13 September 2021

An. Laura
3x sehari, 1 pulveres
Sebelum atau sesudah makan
Dihabiskan, Antibiotik

Jumlah obat: 12 bungkus

Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 2, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021
No Resep: 16 Tanggal: 13 September 2021

An. Laura
3x sehari, 1 pulveres
Sebelum atau sesudah makan

Jumlah obat: 12 bungkus


Invocatio Ketiga
Apotek Hidup
JL. Kesehatan No 2, Yogyakarta
Apoteker: apt. Elsa Irnandari, S.Farm.
SIPA: 120/PER/X/2021
No Resep: 16 Tanggal: 13 September 2021

An. Laura
3x sehari, 0,5 ml
Sesudah makan
Kocok dahulu

H. Salinan resep
Tidak ada

I. Stabilitas
Berikut merupakan sediaan racikan pulveres hari ketiga setelah diracik
- Sediaan racikan pulveres obat antibiotic (Erythromycin)

- Sediaan racikan pulveres obat simptomatik


J. Pembahasan
Pulveres merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral. Karena memiliki luas permukaan yang
luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk atau pulveres. Biasanya serbuk oral
dapat dicampur dengan air minum (Kemendikbud, 2013). Pulveres adalah sediaan
serbuk terbagi dalam bobot dan dosis yang sama. Umumnya, serbuk terbagi dibungkus
dengan kertas perkamen dan dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul polietilen
untuk lebih melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan (Syamsuni, 2006; Warnida,
Sukawaty dan Aulya, 2018).
Secara umum, syarat yang harus dipenuhi oleh sediaan serbuk atau pulveres,
yaitu kering, halus, homogen dan memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam
bobot) atau uji keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung). Pulveres
memiliki kelebihan, yaitu dosisnya mudah diatur dan kombinasi obatnya sesuai dengan
kebutuhan pasien. Tetapi sediaan pulveres memiliki kelemahan yaitu ketidakseragaman
bobot dan tidak homogen. Hal ini terkait dengan ketelitian, keterampilan, serta waktu
dalam menyiapkan suatu sediaan pulveres (Syamsuni, 2006; Warnida, Sukawaty dan
Aulya, 2018).
Pada resep 2 ini, sediaan racikan pulveres ditujukan kepada pasien berumur 3
bulan karena tidak dapat mengonsumsi obat dalam bentuk tablet ataupun kapsul.
Dengan bentuk sediaan pulveres maka akan mempermudah pasien dalam meminum
obat dan juga akan lebih efektif serta obat akan lebih mudah larut sehingga dapat
memberikan efek farmakologi bagi pasien. Pada resep ini, sediaan racikan pulveres
dibedakan menjadi 2, yaitu sediaan racikan pulveres obat antibiotik dan sediaan racikan
pulveres obat simptomatik. Dalam sediaan racikan pulveres, obat antibiotik dan obat
simptomatik tidak boleh diracik secara bersamaan sehingga harus diracik secara
terpisah karena aturan pakai obat antibiotik harus dihabiskan, sedangkan obat
simptomatik dapat dihentikan penggunaannya apabila pasien tidak mengalami gejala
atau keluhan lagi.
Sediaan racikan pulveres obat antibiotik berisi obat erythromycin. Pada proses
peracikan sediaan pulveres obat antibiotik ini diperlukan 900 mg obat erythromycin
sehingga diambil 2 kaplet obat erythromycin 500 mg lalu dimasukkan terlebih dahulu
1 kaplet ke dalam mortir dan digerus sampai halus, kemudian diletakkan di kertas
perkamen dan dibagi menjadi 5 bagian. Selanjutnya digerus lagi 1 kaplet obat
erythromycin hingga halus, lalu ditambahkan 4 bagian yang sudah disiapkan
sebelumnya. Proses peracikan sediaan pulveres obat antibiotik harus dilakukan dengan
cepat dan sedikit tertutup untuk dapat menghindari interaksi obat dengan oksigen
karena obat inkompatibel dengan oksigen. Sediaan racikan pulveres obat simptomatik
terdiri dari obat methylprednisolone, ambroxol HCl, quantidex dan dexametason. Pada
proses peracikan sediaan pulveres obat simptomatik ini diperlukan 2 tablet obat
methylprednisolone 4 mg, 2 tablet obat ambroxol HCl 30 mg, 2 tablet obat quantidex
2,5 mg, dan 3 tablet dexametason 0,5 mg.
Pada saat proses peracikan sediaan pulveres, bahan obat yang memiliki jumlah
lebih sedikit dimasukkan dan digerus terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan bahan
yang jumlahnya lebih banyak. Selain itu, bahan obat yang berwarna sebaiknya
dimasukkan paling akhir agar terlihat lebih jelas homogenitas dari campuran sediaan
racikan pulveres tersebut (Syamsuni, 2005). Setelah meracik obat antibiotik dan
kemudian akan meracik obat simptomatik maka harus digunakan mortir dan stamper
yang baru untuk menghindari cross contamination, dapat juga dengan mencuci mortir
dan stamper, namun hal tersebut akan memakan waktu saat proses pencucian dan
pengeringan bagian dalam mortir agar tidak mempengaruhi stabilitas sediaan yang akan
diracik dikarenakan lembab. Proses pembagian sediaan racikan pulveres menjadi 12
dosis terbagi dilakukan dengan mengandalkan penglihatan saja karena keterbatasan alat
atau tidak tersedianya alat timbangan. Sediaan racikan pulveres yang sudah terbungkus
dengan rapi sebaiknya dilakukan uji kebocoran pulveres dengan cara mengetok-ngetok
pulveres, apabila terdapat serbuk yang keluar dari bungkus pulveres maka pulveres
mengalami kebocoran kemasan.
Uji stabilitas sediaan racikan pulveres pada resep ini dilakukan selama 3 hari
karena sediaan pulveres akan digunakan oleh pasien selama kurang lebih 3 hari.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari terhadap sediaan pulveres
obat antibiotik dan sediaan pulveres obat simptomatik, diperoleh hasil bahwa sediaan
pulveres tidak mengalami perubahan warna, bau dan bentuk sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama 3 hari sediaan pulveres masih tetap stabil.

K. Kesimpulan
Berdasarkan analisis risiko yang telah dilakukan terhadap resep 2 sediaan
racikan pulveres, maka diperoleh risiko sedang (poin 4) pada aspek teknis dan risiko
rendah (poin 2) pada aspek klinis, sehingga analisis risiko pada resep racikan ini
memperoleh skor total risiko, yaitu 6 yang berarti sediaan dalam resep tersebut masih
dapat diracik dengan aman. Kemudian berdasarkan skrining resep, diperoleh hasil
bahwa resep 1 belum memenuhi aspek administratif, aspek farmasetis dan aspek klinis
sehingga perlu dilakukan peninjauan ulang terkait resep ini dan perlu dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep. Uji stabilitas sediaan racikan pulveres pada resep ini
menunjukkan bahwa selama 3 hari stabilitas sediaan pulveres masih tetap stabil dan
tidak terjadi perubahan.

L. Daftar pustaka
Drugs.com, 2021. Dexamethasone, https://www.drugs.com/sfx/dexamethasone-side-
effects.html. Diakses pada 4 September 2021.
K24Klik, 2021. Sanmol Sirup 60 ml, https://www.k24klik.com/p/sanmol-syr-60ml-
120mg-5ml-425. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
K24Klik, 2021. Lapicef 125mg/5ml D Sirup, https://www.k24klik.com/p/lapicef-d.syr-
60ml-125mg-5ml-5043. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
K24Klik, 2021. Dexamethasone KF 0,5 mg tab 100S Strip,
https://www.k24klik.com/p/dexamethasone-kf-0.5mg-tab-100s-strip-11149.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Kemendikbud, 2013. Dasar-Dasar Kefarmasian. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Kemenkes RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
Medscape, 2021. Drug Interaction Checker, https://reference.medscape.com/drug-
interactionchecker. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Lapicef, https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lapicef. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Erythromycin,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Methylprednisolone,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone?mtype=gener
ic. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Dexamethasone,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/dexamethasone?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Sanmol Forte, https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sanmol-
sanmol%20forte. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Quantidex, https://www.mims.com/indonesia/drug/info/quantidex.
Diakses pada tanggal 18 September 2021.
MIMS, 2021. Triprolidine,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/triprolidine?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.
MIMS, 2021. Pseudoephedrine,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pseudoephedrine?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.
MIMS, 2021. Ambroxol,
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ambroxol?mtype=generic.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.

PIONAS, 2021. Eritromisin, http://pionas.pom.go.id/monografi/eritromisin. Diakses


pada tanggal 18 September 2021.
PIONAS, 2021. Ambroksol, http://pionas.pom.go.id/monografi/ambroksol. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021, Cefadroxil monohydrate,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cefadroxil-
monohydrate#section=Structures. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021, Erythromycin,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Erythromycin. Diakses pada
tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021, Methylprednisolone,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Methylprednisolone. Diakses
pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021. Ambroxol Hydrochloride,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ambroxol-
hydrochloride#section=2D-Structure. Diakses pada tanggal 18 September
2021.
Pubchem, 2021, Triprolidine Hydrochloride,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Triprolidine-
hydrochloride#section=Structures. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021, Pseudoephedrine Hydrochloride,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Pseudoephedrine-
hydrochloride#section=Structures. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021, Dexamethasone,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Dexamethasone#section=Structu
res. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Pubchem, 2021, Acetaminophen,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Acetaminophen#section=Structu
res. Diakses pada tanggal 18 September 2021.
Syamsuni, H.A., 2005. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Warnida, H., Sukawaty, Y., dan Aulya, M.A., 2018. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan
Pulveres Pada Puskesmas di Kota Balikpapan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1), 36-
43.

Anda mungkin juga menyukai