Anda di halaman 1dari 19

BIOMEDIK BIOKIMIA

”METABOLISME PROTEIN”

OLEH

KELOMPOK 2

NO NAMA STAMBUK KELAS


1 Samaul Kamar J1A118142 K3
2 Yastiara J1A118154 K3
3 Ade Putri Sari Dewi J1A118132 K3
4 Maydlin Markus J1A118112 K3
5 Muh. Ashariyanto J1A118294 K3
6 Gabriel Erland J1A118164 K3
7 Mariah Alqibthiah J1A118129 K3
8 Scolastika Sara Rumpa J1A118150 K3
9 Sofwah Anrizqa Aisyah J1A118166 K3
12 L.M. Aswar J1A118100 K3

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembahasan ini sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Secara kelompok penulis telah menyelesaikan makalah yang berjudul

“Metabolisme Protein”  ini dengan merujuk kepada beberapa jurnal yang

berhubungan/bersangkutan dengan Teori Komunikasi.

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuh tugas mata kuliah Biomedik

Biokimia. Penulis amat sangat menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi melalui tulisan ini penulis berharap bisa bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini, kami

ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikkum wr.wb

Kendari, 02 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berati “yang paling utama”.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer

dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan

peptida. Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N)

dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P). Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk

dan pertumbuhan tubuh. Sebagai zat utama pembentuk maksudnya Protein merupakan zat

utama pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi jika berkurang

karbohidrat dan lemak di dalam tubuh. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau subunit

enzim.

Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan

peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-

kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino

yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul

Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen

lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme

yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses

metabolisme dari Protein dan Asam amino. Maka dari itu kami menyusun makalah ini yang

di dalamnya kami berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana proses

metabolisme Protein dan Asam amino.

Semua organisme membutuhkan penyediaan materi dan energi yang tetap dari

lingkungannya agar tetap hidup. Bagi sejumlah besar organisme, penyediaan utama materi
dan satu-satunya penyediaan energi berasal dari molekul organik yang dimakannya (Kimball:

2003: 143). Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik

kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih

rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat dilakukan untuk

melakukan kerja dan sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan

energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik (Campbell,

2003: 159).

Jalur katabolik dapat terjadi secara aerob (dengan menggunakan oksigen) dan anaerob

(tanpa menggunakan oksigen). Terdapat tiga tahap utama di dalam katabolisme aerobik, yaitu

makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya (tahap I), produk yang

telah terbentuk pada tahap I selanjutnya diubah menjadi molekul yang lebih sederhana (tahap

II), produk akhir dari tahap II yang berupa asetil KoA selanjutnya memasuki lintas akhir

(tahap III). Pada tahap akhir ini, terjadi oksidasi nutrien, menghasilkan karbon dioksida, air

dan amonia sebagai produk akhirnya. Penguraian enzimatik dari masing-masing nutrien

penghasil utama energi utama pada sel (karbohidrat, lipid, dan protein) berlangsung secara

bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik yang berurutan dan berbeda antara satu nutrien

dengan nutrien lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertiann protein dan asam amino?

2. Bagaimana proses metabolisme protein?

3. Bagaimana reaksi metabolisme asam amino?

4. Apa yang akan terjadi apabila ada gangguan dari metabolisme protein?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, dan sumber protein.

2. Untuk mengetahui proses metabolisme protein.


3. Untuk mengetahui reaksi metaboliemse protein.

4. Untuk mengetahui akibat dari gangguan metabolisme protein.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein dan Asam Amino

2.1.1 Protein

Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer

dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan

peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala

sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,

lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Sumber Protein;

makanan yang mengandung protein atau merupakan sumber protein antara lain sebagai

berikut : a) Daging, b) Ikan, c) Telur, d) Susu, e) Tumbuhan berbji , f) Kentang

Keuntungan Protein; protein memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia

antara lain sebagai berikut :

1. Sumber energi

2. Pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan

3. Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi

4. Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel

Tabel Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :

Fungsi Jenis Contoh


Katalitik Enzim Katalase pepsin
Struktural Protein struktural Kolagen, elastin, keratin
Motil
Protein kontraktil Aktin, Myosin
(mekanik)
Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin
Penyimpanan Protein angkutan
(penyimpan besi)
Pengangkuta Albumin serum (asam lemak)
Protein angkutan
n hemoglobin (oksigen)
Protein hormon Insulin
Pengatur
enzim pengatur Fosfofruktokinasa
Antibodi Imun globulin
Perlindungan
Protein penggumpal Trombin, fibrinogen
Tanggap Toksin bisa ular, toksin bakteri
Protein toksin
toksik (bortulisme, difteri)

Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma, antibodi,

hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide.Rantai polipeptida

melipat sedemikian rupa membentuk suatu struktur yang khas (konformasi) di dalam protein.

Konformasi tersebut merupakan bentuk tiga dimensi suatu protein yang membentuk struktur

protein. Terdapat empat struktur pada protein: struktur pri-mer, sekunder, tersier, dan ada

yang berbentuk quarterner.

Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang bergabung

melalui ikatan peptida. Struktur sekunder dari suatu protein meliputi suatu pelipatan pada

rantai polipeptida. Secara umum ada dua bentuk umum dari struktur sekunder yaitu α-helix

dan β-pleated sheet (konformasi β). Bentuk α-helix adalah silindris, terjadi karena adanya

ikatan hidrogen yang parallel sepanjang sumbu helixnya. Pada tipe konformasi β, ikatan

hidrogen terbentuk diantara rantai polipeptida yang berdekatan atau berdampingan secara

parallel atau anti parallel.

Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari semua asam

amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk protein aktif berada

dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak ikatan non kovalen. Jika suatu
protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida dinamakan struktur quarterner. Hemoglobin

pada sel darah merah manusia terdiri atas 4 rantai polipeptida maka dinamakan sebagai

struktur quarterner. Masing-masing subunit poli-peptida dapat dihubungkan dengan ikatan

kovalen (misalnya ikatan disulfide) atau ikatan non kovalen (interaksi elektro-statik, ikatan

hidrogen, atau interaksi hidrofobik).

Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan melalui

suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen antara gugus α-amino

dari suatu asam amino dengan gugus α-karboksilat dari asam amino lainnya. Ketika dua asam

amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka dinamakan dipeptida. Penambahan

sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang panjang dari gabungan asam-asam amino

yang dinamakan oligopeptida (mengandung sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida

(mengandung > 25 residu asam amino).

2.1.2 Asam Amino

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Berdasarkan

biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :

1. Essential : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin,

Triftofan, Valin.
2. Nonessential : Alanin, Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam

glutamat, Glutamine, Glycine, Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine,

Hydroxyproline.

Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh tubuh

dan berasal dari makanan yang kita makan. Sedangkan asam amino non essential adalah asam

amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh.

Sumber asam amino :

1. Protein dalam makanan

2. Proses synthesa asam amino nonessential (transaminasi terhadap metabolite)

3. Degradasi protein tubuh.

Kegunaan asam amino :

1. Membentuk protein yang dibutuhkan

2. Membentuk glukosa

3. Membentuk badan-badan keton

4. Menghasilkan energy

5. Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).

2.2 Proses Metabolisme Protein


Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk

hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme.

Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang mebutuhkan

energi (ATP). Katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil

yang melepaskan energi (ATP).

Proses Metabolisme Protein yaitu sebagai berikut :

Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses

katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakanproses
anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati. Asam amino yang terdapat

dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian

protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam

darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati

berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan

kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain

mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per 

kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme

perubahan protein, yaitu :

a) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme

dan dibentuk sel – sel baru. Protein dalam makanan diperlukan untuk

menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa

nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami

proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari

tubuh dalam bentuk urea.

b) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein

baru, tanpa ada sel yang mati. Protein dari makanan diuraikan lagi dengan proses

dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan

proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang

mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil

terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan.

c) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam

makanan dicerna dalam

lambung dan usus di

katabolisme menjadi asam

amino yang

diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino

→ masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Asam

amino dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian

asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh

darah ke jaringan-jaringan tubuh. Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah

yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah

menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan.

Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin,

kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.

Bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah menjadi protein dan

sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam tubuh maka protein di rombak

kembali menjadi asam amino. Dan asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N

lain yang berfungsi untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan

bagian utama dari semu protein, enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa

dan perpindahan energi.

Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila N masuk tubuh > N yang

keluar dari tubuh berarti sintesis protein lebih besar dari pada katabolismenya, terjadi

misalnya pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, masa hamil. Keseimbangan nitrogen
yang negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan,

sakit keseimbangan nitrogen yag setimbang terdapat pada orang dewasa normal dan sehat.

2.3 Reaksi Metabolisme Asam Amino

Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein

tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan  melalui proses tersebut

sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis  protein baru, sedangkan 20-25% sisanya

akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi

asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Proses metabolisme

protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi asam amino.

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus

amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino.Pemecahan

protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi.

1. Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam

bentuk urea. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.

Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses

deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut : Diaminasi: asam amino +

NAD+ → asam keto + NH3, Asam glutamat + NAD+   a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+.

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+

glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh

karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat

dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan

D-asam oksidase.
2. Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.

Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat

masuk kedalam siklus Krebs.

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan

pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi

transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga

senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini

diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada

dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat

transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang

dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim

yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan

enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang

substrak .

Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan

sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai

koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada

reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak

sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu
jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka

proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH 3

dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH 3 dari dalam

tubuh.

Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam amino

diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau

diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus

sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein

dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan

katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal

dari tiga sumber yaitu:

a) Absorbsi melalui dinding usus

b) Hasil katabolisme protein dalam sel

c) Hasil anabolisme asam amino dalam sel

2.4 Akibat dari Gangguan Metabolisme Protein

Akibat dari ganguan metabolime protein yaitu di antaranya :

1) Kreatin dan Kreatinin


Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di

otot skelet, kreatin mengalami posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber

energi penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi oksidatif.

ATP bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar posfokreatin. Kreatinin

dalam urin berasal dari pemecahan posfo kreatin. Kreatinuria secara normal dapat terjadi

pada anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah melahirkan. Pada laki-laki sangat

jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki biasanya
terjadi akibat kelaparan, tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot

(myopati).

2) Asam Urat

Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan

DNA) yaitu purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di pencernaan,

kemudian diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purin

sebagian kecil dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Asam urat

ini merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin. Sebagian asam urat ini dioksidasi

menjadi ureum dan diekskresi.

Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di

ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan sisanya 2% diekskresikan.

Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan menimbulkan

nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena adalah metatarsophalangeal

(ibujarikaki). Ada 2 jenis gout yaitu:

1) Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat

meningkat.

2) Gout sekunder karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat

karena meningkatnya penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam

urat seperti penyakit ginjal, leukemia, dan pneumonia.

Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam kelompok gangguan metabolisme

protein adalah:
 Fenilketonuria
Fenilketonuria terjadi ketika kadar asam amino (protein) fenilalanin dalam darah
terlalu tinggi.
 Maple syrup urine disease (MSUD)
Penyakit urine sirup mapel terjadi ketika tubuh tidak mampu menyerap asam amino.
 Alkaptonuria
Alkaptonuria terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah asam amino tirosin dan
fenilalanin dengan baik, sehingga urine penderitanya berwarna hitam kecoklatan
ketika terpapar udara.
 Ataksia Friedreich
Ataksia Friedreich terjadi saat protein jenis frataksin di dalam tubuh berkurang dan
memicu kerusakan pada saraf yang mengendalikan kemampuan berjalan dan kerja
jantung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang


merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida.

2. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme.

3. Proses metabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein

intraseluler) menjadi asam amino. Tahap awal pembentukan metabolisme asam

amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka

karbon pada molekul asam amino. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di

hati dengan prosesnya yaitu deaminasi atau transaminasi.

4. Akibat dari ganguan metabolisme protein terbagi menjadi dua yaitu Kreatin dan

Kreatinin serta asam urat.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
memahami dan menerapkan apa yang disampaikan dalam makalah ini. Sehingga
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.


KusnawatiI. Metabolisme Protein. https://www.academia.edu/8818086/metabolisme_protein.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : UI


Press.
Saktiono.2004.IPA Biologi 2 SMP dan MTs.Jakarta:Erlangga
Sitti Syarifuddin. Gangguan Metabolisme Protein. http://www.smallcrab.com/kesehatan/848-
gangguan-metabolisme-protein.
Willy T. Gangguan Metabolisme Protein. https://www.alodokter.com/gangguan-metabolik.
Published 2019.

Anda mungkin juga menyukai