Gambaran Umum:
Pelatihan ini terdiri dari dua pertemuan, masing-masing 3 JP. Pada pertemuan pertama
akan disajikan masalah, kalian diminta memberikan solusi atas permasalahan yang
disajikan fasilitator. Hasilnya dipresentasikan di depan kelas pada pertemuan kedua atau
disajikan melalui video presentasi. Hal ini tergantung ketercukupan waktu. Diakhir
pertemuan kedua kalian akan diminta menyusun desain pembelajaran Kimia menggunakan
pendekatan PBL.
Pertemuan 1
Step 1:
Bacalah bacaan berikut!
Globalisasi memberikan dampak kemajuan yang luar biasa dalam bidang sains dan
teknologi. Kemajuan dalam bidang-bidang tersebut berkembang pesat dan luar biasa
membawa perubahan besar dalam meningkatkan kualitas hidup manusia (Rahayu, 2014).
Berbagai isu telah menyatu, tidak hanya isu bidang sains dan teknologi saja, namun juga isu
lain seperti demokratisasi, lingkungan, teknologi informasi dan komunikasi bahkan isu
bidang pendidikan. Namun, seiring dengan perkembangan tersebut muncul berbagai
permasalahan baru yang terkait dengan etika, moral dan isu-isu global yang justru
mengancam martabat dan kelangsungan hidup manusia (Rahayu, 2016). Masalah moral dan
etik yang dihadapi bangsa antara lain meningkatnya dekandensi moral, meningkatnya
ketidakjujuran pelajar, dan masih tingginya kasus tindakan kekerasan yang terjadi antar
Page 1 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
pelajar, banyaknya kasus korupsi, serta berbagai fenomena lain yang menunjukan bahwa
Indonesia telah mengalami krisis moral (Pratama, 2017). Isu-isu global yang mengancam
martabat manusia contohnya masalah pemanasan global, berkurangnya sumber energi secara
global atau munculnya berbagai bentuk polusi yang mengganggu kestabilan alam. Banyaknya
permasalah yang ada membutuhkan generasi yang mampu menggunakan apa yang
dipelajarinya dalam konteks keilmuan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Pemecahan masalah merupakan sesuatu yang dianggap sulit bagi siswa (Lorenzo,
2005; Armagan et al., 2009). Proses pemecahan masalah membutuhkan pemahaman
konsep yang baik. Siswa yang memahami konsep akan cenderung memiliki kemampuan
lebih baik dalam memecahkan persoalan (Fang, 2011). Namun pemahaman konsep yang baik
saja tidak cukup, siswa harus dilatih sesering mungkin agar memiliki ketrampilan
permasalahan dalam konteks nyata, keterampilan berpikir tingkat tinggi, belajar antar
disiplin ilmu, belajar mandiri, belajar menggali informasi, belajar bekerja sama, belajar
keterampilan berkomunikasi agar menjadi ploblem-solver yang baik (Yoon et.al., 2012).
Untuk itu dalam pembelajaran di kelas, guru harus memilih pendekatan pembelajaran yang
mampu melatih siswa terkait ketrampilan-ketrampilan tersebut agar siswa memiliki
kompetensi yang baik dalam menyelesaikan masalah (Temel & Yilmaz, 2012).
Daftar Rujukan
Armagan, F.Ö., Sagır, S. U. & Çelik, A. Y. 2009. The effects of students’ problem solving
skills on their understanding of chemical rate and their achievement on this issue.
Procedia-Social and Behavioral Sciences, 1, 2678–2684.
Fang, N. 2011. Students’perceptions of dynamics concept pairs and correlation with their
problem–solving performance. Journal Science of Education and Technology.
Lorenzo, M. (2005). The Developmet, Implementation, And Evaluation Of a Problem
Solving Heuristic. International Journal of Science and Mathematics
Education,National Science Council, 3, 33-58.
Pratama, Annisa Oktina Sari. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Page 2 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Rahayu, Sri. 2014. Menuju Masyarakat Berliterasi Sains: Harapan dan Tantangan Kurikulum
2013. Makalah Utama disampaikan dalam Seminar Nasional Kimia dan
Pembelajarannya 2014. Inovasi Pembelajaran Kimia dan Perkembangan Riset Kimia di
Jurusan Kimia FMIPA UM Tanggal 6 September 2014.
Rahayu, Sri. 2016. Mengembangkan Literasi Sains Anak Indonesia Melalui Pembelajaran
Berorientasi Nature Of Science (NOS). Makalah Utama disampaikan dalam Pidato
Pengukukan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Pendidikan Pengetahuan Alam. Sidang
Senat Terbuka UM Tanggal 17 Maret 2016.
Yoon, H., Woo, A. J., Treagust, D. & Chandrasegaran, A. (2012). The efficacy of problem–
based learning in an analytical laboratory course for pre-service chemistry teachers.
International Journal of Science Education, 1-24.
Step 2:
Ikuti petunjuk berikut!
Identifikasi permasalahan yang terjadi pada bacaan di atas. Pada pertemuan ini kita akan coba
bermain peran, dimana kalian akan bertindak sebagai tim khusus yang ditunjuk oleh Menteri
Pendidikan Nasional untuk memberikan rekomendasi solusi atas permasalahan yang
disajikan di atas. Kalian akan dibagi dalam tim-tim kecil agar proses diskusi lebih efektif.
Lakukan investigasi bersama tim kalian minimal mencakup jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1. Apa pendekatan pembelajaran yang akan kalian rekomendasikan berdasarkan identifikasi
permasalahan yang telah kalian lakukan?
2. Jelaskan landasan filosofis yang mendasari munculnya pendekatan ini!
3. Jelaskan landasan teoritis yang mendasari pendekatan tersebut sehingga pendekatan ini
dapat dianggap sebagai solusi atas permasalahan yang ada!
4. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajarannya?
5. Jelaskan apakah pendekatan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran sains, khususnya
kimia? Berikan contoh satu topik yang dapat dibelajarkan dengan PBL!
6. Lakukan analisis topik mana sajakah dalam pembelajaran Kimia di SMA/MA yang
menurut kalian dapat dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan PBL! Berikan
contoh kasus yang dapat disajikan!
Page 3 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Step 3:
Untuk memecahkan persoalan tersebut galilah informasi dari berbagai sumber. Diantaranya
kalian dapat menggunakan sumber informasi berikut.
Page 4 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Page 5 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Page 6 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Saat kita terlibat dalam komunitas belajar (seperti interaksi antar pelajar dalam
lingkungan PBL), pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia dipengaruhi oleh
komunitas itu dan keyakinan serta nilai-nilai mereka. Misalnya, pengetahuan kita tentang
dunia dipengaruhi oleh aktivitas di mana kita terlibat di tempat kerja. Keyakinan dan
pengetahuan rekan praktisi atau pelajar kita mempengaruhi pemikiran kita. Belajar
kemudian dilihat oleh Duffy dan Cunningham (1996) sebagai perubahan dalam hubungan
seseorang dengan budaya yang berhubungan dengannya. Pengetahuan dan keyakinan
Page 7 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
kami didistribusikan di antara para peserta dalam komunitas ini (Salomon, 1993).
Interaksi dan saling ketergantungan ini dimainkan terutama di PBL.
Ide-ide yang kita ketahui dan keterampilan yang telah kita peroleh sebagian terdiri dari
situasi atau konteks di mana mereka diperoleh atau telah diterapkan (Brown, Collins, &
Duguid, 1989; Lave & Wenger, 1991; Schank, Fano, Bell, & Jona, 1993/1994). Konteks
perolehan pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan yang digunakan oleh yang
mengetahui untuk menjelaskan atau memahami ide. Ini berarti bahwa aturan dan hukum
abstrak, terlepas dari konteks apa pun, tidak memiliki arti. Apa yang benar-benar kita
pahami tentang keterampilan adalah aplikasi dari keterampilan tersebut. Kami
menyimpan aplikasi ini sebagai cerita (Schank, 1986), yang menjadi media utama
percakapan dan pembuatan makna di antara manusia. Konstruktivisme berpendapat
bahwa keterampilan akan memiliki makna lebih jika mereka diperoleh pada awalnya dan
secara konsisten dalam konteks yang bermakna. Kecuali ide-ide dapat diterapkan, mereka
tidak memiliki arti. Hanya mengajarkan fakta dan menjelaskan konsep tanpa
kontekstualisasi mencegah pengindeksan ide-ide tersebut ke fitur situasi di mana mereka
relevan (Schank et al., 1993/1994).
Situated Learning
Page 8 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Sebuah perspektif terkait berpendapat bahwa PBL berakar pada teori pembelajaran
situasional (Hung, 2002). Situated Learning atau Cognition Learning diusulkan oleh Brown
et al. (1989) dan berargumen bahwa pembelajaran yang bermakna dan langgeng terjadi
paling baik ketika tertanam dalam konteks sosial dan fisik yang semirip mungkin dengan di
mana pembelajaran akan diterapkan. Ide ini berbeda dengan cara kebanyakan pembelajaran
formal terjadi pada waktu itu (dan sayangnya, masih terjadi) yaitu, tanpa konteks otentik
dan jauh dari aspek penggunaan apa yang sebenarnya dipelajari. Kognisi terletak
mengusulkan bahwa pengaturan pengetahuan kontekstual sangat penting dan bahwa
pembuatan makna berakar pada hubungan yang kita bangun antara diri kita sendiri sebagai
pelajar dan situasi dan interaksi di sekitar kita (Hung, 2002).
Dalam PBL, "situasi" atau konteks yang bermakna sebagian besar disediakan oleh
masalah yang tidak terstruktur yang dipecahkan oleh pembelajar. Situasi belajar ini mirip
dengan apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan profesional kita, di mana
kita terus-menerus memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Karena makna diperoleh
pembelajar dari konteks di mana mereka bekerja atau belajar ide-ide yang disarikan dari
konteks dan disajikan sebagai teori memiliki sedikit, jika ada, makna bagi pembelajar
pengetahuan yang ditambatkan, atau “ditempatkan” dalam konteks tertentu lebih bermakna,
lebih terintegrasi, lebih dipertahankan, dan lebih dapat ditransfer. Salah satu alasan untuk
fenomena ini adalah sarana dimana siswa mewakili pemahaman mereka (Jonassen, 2006).
Secara khusus, pengetahuan yang dibangun untuk memecahkan masalah menghasilkan
pengetahuan prosedural yang berhubungan dengan tugas dan jenis pengetahuan
fenomenologis (dunia seperti yang kita alami secara sadar). Ini adalah representasi yang
lebih kaya, lebih bermakna, dan mudah diingat.
Page 9 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
sehubungan dengan bidang studi mereka. Metakognisi adalah seperangkat strategi kognitif
tingkat meta penting yang memungkinkan pelajar untuk tampil lebih baik. Flavell (1976,
1979) membedakan dua karakteristik metakognisi: pengetahuan tentang kognisi dan
pengaturan kognisi sendiri. Pengetahuan kognisi meliputi pengetahuan tentang tugas,
strategi, dan variabel pribadi. Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang
keterampilan yang dibutuhkan.
Page 10 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
mungkin "secara alami" beradaptasi dengan tanggung jawab tambahan ini dan mengalami
efek positif pada hasil belajar, yang lain mungkin kesulitan, menghasilkan dampak negatif
pada pembelajaran mereka (Prince, 2004). Pengalaman PBL yang berhasil membutuhkan
dukungan bagi siswa khususnya mereka yang baru mengenal PBL untuk mengembangkan
keterampilan metakognitif yang diperlukan.
Masalah adalah aspek penting dari PBL. Masalah mewujudkan karakteristik PBL dan
merupakan dasar untuk konstruksi pengetahuan. Masalah digunakan untuk memicu proses
belajar dan menjadi dasar bagi kegiatan belajar siswa. Menciptakan masalah yang efektif,
penting untuk keberhasilan PBL. Dolmans, Snellen-Balendong, Wolfhagen, dan Van der
Vleuten (1997) menguraikan tujuh prinsip desain masalah. Mereka menggambarkan bahwa
masalah harus (1) mensimulasikan kehidupan nyata, (2) mengarah pada elaborasi, (3)
mendorong integrasi pengetahuan, (4) mendorong pembelajaran mandiri, (5) sesuai dengan
pengetahuan awal siswa, (6) minat siswa, dan (7) mencerminkan tujuan pembelajaran.
Jonassen dan Hung (2008) berfokus pada salah satu karakteristik masalah yang awalnya
ditunjukkan oleh Shaw (1976) dan mendefinisikannya sebagai karakteristik kompleksitas
masalah dan struktur masalah. Kompleksitas masalah mengacu pada luasnya, tingkat
kesulitan, kerumitan, dan keterkaitan ruang masalah, sedangkan struktur masalah mewakili
intransparansi, interdisipliner, dan sifat interdisipliner masalah.
Page 11 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Step 7: Review
Review kembali hasil penyelesaian masalah yang ada, jika jawaban yang diberikan belum
cukup untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, maka berikan penjelasan lanjutan untuk
mengklarifikasi jawaban yang paling sesuai dengan penyelesaian masalah.
Alternatif lain yang dapat dijadikan rujukan dalam penerapan PBL adalah step
pembelajaran PBL yang disajikan oleh Kemendikbud sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Page 12 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Page 13 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
2. Map it out
Dari penyajian masalah arahkan pembelajar untuk memahami masalah dan mencari tahu
bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.
3. Be creative
Pembelajar diminta untuk mandiri dan mencari informasi lain dari internet atau sumber –
sumber yang relevan untuk memperkaya pengetahuan mereka mengenai penyelesaian
masalah tersebut.
6. Join a challenge
Pembelajar diminta untuk memberikan jawaban atas masalah tersebut dan menyimpulkan
hasil dari penyelesaian masalah. Langkah terakhir adalah pembelajar diberikan jawaban
mengenai penyelesaian masalah yang paling tepat dari kasus yang telah diberikan.
Berikut ini akan dikemukakan nilai-nilai karakter yang dapat ditransmisikan melalui
strategi pembelajaran berbasis masalah. Setidaknya, terdapat enam bahkan lebih nilai
karakter dari 18 nilai karakter yang dicanangkan Kemendikbud, yaitu tanggung jawab, kerja
Page 14 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
keras, toleransi, demokratis, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, nasionalisme,
peduli lingkungan, dan peduli sosial maupun keagamaan.
1) Tanggung Jawab
Mengingat asumsi dasar dibangunnya problem based learning adalah menyelesaikan
masalah, sedangkan orang yang mempunyai komitmen tinggi untuk menyelesaikan
masalah adalah orang-orang yang bertanggung jawab, maka nilai karakter inti dalam
problem based learning adalah tanggung jawab. orang yang mempunyai jiwa tanggung
jawab tinggi adalah orang yang mempunyai kepekaan masalah yang tinggi, sehingga ia
mempunyai panggilan jiwa untuk menyelesaikannya.
2) Kerja Keras
Untuk dapat menyelesaikan masalah, diperlukan kerja keras yang luar biasa. Terlebih lagi
penyelesaian masalah secara baik dan elegan, tentunya membutuhkan energi ekstra, baik
secara emosional maupun intelektual untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran problem based learning ini secara alamiah menanamkan nilai karakter
berupa kerja keras.
Page 15 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Page 16 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Page 17 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Referensi
Albanese, M. A., & Mitchell, S. (1993). Problem-based learning: A review of literature on its
outcomes and implementation issues. Academic Medicine, 68(1), 52-81.
Amador, J., Miles, L., & Peters, C. (2007). The practice of problem-based learning: A guide
to implementing PBL in the college classroom. Hoboken, NJ: Anker.
Barrows, H. S. (1985). How to design a problem-based curriculum for the preclinical years.
New York, NY: Springer. Barrows, H. S. (1986). A taxonomy of problem‐based
learning methods. Medical Education, 20(6), 481-486.
Branch, R. (2009). Instructional design: The ADDIE approach. Berlin, Germany: Springer-
Verlag.
Bransford, J., Brown, A., & Cocking, R. (2000). How people learn: Brain, mind, experience,
and school. Washington, DC: National Academy Press.
Brown, A., Collin, P., & Duguid, P. (1989). Situated cognition and the culture of learning.
Educational Researcher, 18(1), 32-42.
Dale, E. (1969). Audiovisual methods in teaching (3rd ed.). New York, NY: The Dryden
Press; Holt, Rinehart and Winston.
Des Marchais, J. E. (1999). A Delphi technique to identify and evaluate criteria for
construction of PBL problems. Medical Education, 33(7), 504-508.
Page 18 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Dolmans, D. H. J. M., Snellen-Balendong, H., Wolfhagen, I. H. A. P., & van der Vleuten, C.
P. M. (1997). Seven principles of effective case design for a problem-based
curriculum. Medical Teacher, 19(3), 185-189.
Duffy, T., & Cunningham, D. (1996). Constructivism: Implications for the design and
delivery of instruction. In D. Jonassen (Ed.), Handbook of research for educational
communications and technology (pp. 179-198). New York, NY: Simon and Schuster.
Hillsdale, NJ: Erlbaum. Gagne, R., & Briggs, L. (1974). Principles of instructional design.
New York, NY: Holt, Rinehart, Winston.
Hacker, D. J., Dunlosky, J., & Graesser, A. C. (Eds.). (1998). Metacognition in educational
theory and practice. London, UK: Routledge.
Hung, D. (2002). Situated cognition and problem-based learning: Implications for learning
and instruction with technology. Journal of Interactive Learning Research, 13(4), 393-
414.
Hung, W., Jonassen, D. H., & Liu, R. (2008). Problem-based learning. In J. M. Spector, J. G.
van Merrienboer, M. D., Merrill, & M. Driscoll (Eds.), Handbook of research on
educational communications and technology (3rd ed.) (pp. 485-506). New York, NY:
Erlbaum.
Page 19 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Jacobs, A. E., Dolmans, D. H., Wolfhagen, I. H., & Scherpbier, A. J. (2003). Validation of a
short questionnaire to assess the degree of complexity and structuredness of PBL
problems. Medical Education, 37(11), 1001- 1007.
Jonassen, D., & Hung, W. (2008). All problems are not equal: Implications for problem-
based learning. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 2(2), 6-28.
Litzinger, T. A., Lattuca, L. R., Hadgraft, R. G., & Newstetter, W. C. (2011). Engineering
education and the development of expertise. Journal of Engineering Education,
100(1), 123-150.
Major, C., & Palmer, B. (2001). Assessing the effectiveness of problem-based learning in
higher education. Academic Exchange Quarterly, 5(1) 8-9.
Popper, K. (1994). Alles leben ist problemlösen. Munich, Germany: Piper Verlag. Prince, M.
(2004). Does active learning work? A review of the research. Journal of Engineering
Education, 93(3), 223-231.
Page 20 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Salomon, G. (1993). On the nature of pedagogic computer tools: The case of the wiring
partner. In S. P. LaJoie & S. J. Derry (Eds.), Computers as cognitive tools (pp. 179-
198). Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Savery, J. R., & Duffy, T. M. (1995) Problem-based learning: An instructional model and its
constructivist framework. In B. Wilson (Ed.), Constructivist learning environments:
Case studies in instructional design (pp. 135-150). Englewood Cliffs, NJ: Educational
Technology Publications.
Schank, R. C., Fano, A., Bell, B., & Jona, M. (1994). The design of goal-based scenarios.
The Journal of the Learning Sciences 3(4), 305-345. Schraw, G., & Moshman, D.
(1995). Metacognitive theories. Educational Psychology Review, 7(4), 351-371.
Shaw, M. E. (1976). Group dynamics. New York, NY: McGraw-Hill. Sockalingam, N., &
Schmidt, H. (2011). Characteristics of problems for problem-based learning: The
students’ perspective. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 5(1), 6-
34.
Sperling, R., Howard, B., Staley, R. & Dubois, N. (2004). Metacognition and self-regulated
learning constructs. Educational Research and Evaluation: An International Journal on
Theory and Practice, 10(2), 117-139.
Torp, L., & Sage, S. (1998). Problems as possibilities: Problem-based learning for K-12
education. Alexandria, VA: ASCD.
Woods, D. R. (1994). Problem-based learning: How to gain the most from PBL. Waterdown,
Ontario, Canada: Woods.
Zimmerman, B. (2002). Becoming a self-regulated learner. Theory Into Practice, 41(2), 64-
70.
Zimmerman, B., & Moylan, A. (2009). Self-regulation: Where metacogni tion and
motivation intersect. In D. Hacker, J. Dunlosky, & A. Graesser (Eds.), Handbook of
metacognition in education (pp. 299-315). New York: Routledge.
Page 21 of 22
Handout-Problem Based Learning
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Step 4:
Sajikan hasil investigasi kalian dalam bentuk slide atau sajikan dalam bentuk video presentasi
dan upload di sipejar sebagai laporan kepada Menteri Pendidikan Nasional sebelum
pertemuan kedua.
Pertemuan 2
Pembelajaran Problem Based Learning (Lanjutan)
Presentasi:
Salah satu atau beberapa tim mempresentasikan hasil investigasi tim kecilnya di depan
seluruh tim. Diskusikan hasil investigasi kalian bersama seluruh tim, tim yang memiliki
pendapat berbeda dalam sajian investigasinya memberikan tanggapan, masukan, dan
tambahan informasi. Tunjuk salah satu peserta sebagai notulen untuk mencatat jalannya
diskusi. Sepakati rekomendasi yang akan diberikan.
Page 22 of 22