Anda di halaman 1dari 114

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BERKARAKTER ISLAMI PADA MATERI GELOMBANG


BUNYI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP
SISWA SMA KELAS XI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Oleh:
Rizki Ramadhani Wilyan
1652240052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pilar utama dalam memajukan generasi penerus
bangsa yakni mengembangkan sumber daya manusia sebagai pendukung dalam
perubahan manusia dalam perkembangan masyarakt, bangsa, dan negara
Indonesia. Menurut Purnamasari dan Darmadji (2018), pendidikan sendiri
menjadi pilar utama dalam memajukan generasi penerus bangsa dimana
dijadikan sebagai salah satu pembentukan karakter manusia. Proses
pembelajaran di sekolah untuk sekarang ini tidak hanya cukup mengajar siswa
dalam menulis, membaca, dan berhitung. Akan tetapi, sekolah sebaiknya
mampu mendidik siswa juga dapat membantu orang tua dalam menemukan
tujuan hidup dari siswa.
Dunia pendidikan pada saat ini sedang ramai diperbincangkan
mengenai karakter pada siswanya, dimana seiring dengan perkembangan
zaman tanpa disadari karakter anak-anak bangsa mengalami kemerosotan,
antara lain karena merebaknya sikap hidup yang buruk yaitu meningkatnya
pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan pada anak dan remaja, kebiasan
menyontek, pornografi, penyalahgunaan obat-obatan, dan lain sebagainya yang
telah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara
tuntas.
Menurut Khoiri, Agussuryani, dan Hartini (2017) dalam penelitiannya
menjelaskan dengan minimnya karakter islam pada siswa menjadi tanggung
jawab besar bagi pendidik dalam membangun generasi muda. Keadaan sangat
memperhatikan pada kondisi siswa-siswa sekarang ialah dimana siswa masih
banyak yang malas sekolah, terlambat masuk sekolah atau kelas, kerapian
berpakaian siswa juga kurang baik, dan lain sebagainya. Selain itu, karakter
seseorang harus menyertai semua aspek di dalam kehidupan, salah satunya
ialah memfokuskan tujuan pada pelajaran sains, dimana sains merupakan suatu
pelajaran untuk mempelajari fenomena alam. Fenomena alam sebaiknya
didasari ayat-ayat Al-Qur’an yang dimana telah memerintahkan kita agar

1
memikirkan sebagian tanda-tanda Kebesaran Allah SWT melalui penciptaan
langit dan bumi serta berbagai fenomena dan peristiwa alam lainnya. Dimana
telah disebutkan dalam QS. Ali-Imran ayat 190-191 dengan artinya
“Sesungguhnya”dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam
dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
yaitu orang yang”mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang”penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab mereka”.
Selain itu, tujuan pelajaran sains khususnya dalam pelajaran fisika ialah
untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memahami dan mengerti
akan penguasaan konsep-konsep fisika serta menjadikan kebiasaan berpikir dan
berperilaku secara ilmiah, mandiri, kritis maupun kreatif. Sedangkan, pada
kenyataannya sesuai dengan wawancara yang didapat di SMA Muhammadiyah
1 Palembang bahwa siswa-siswi tersebut kurang tertarik pada ilmu fisika
dengan banyak persepsinya yaitu susahnya belajar fisika, susah mengingat
rumus, sulit mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Sehingga, hal ini
menyebabkan siswa-siswi tersebut tidak menyukai ilmu fisika dengan mindset
yang ada dan mempengaruhi penguasaan konsepnya.
Hal ini sesuai dengan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Wasiso dan Hartono (2013), mengatakan bahwa dalam kenyataannya menurut
sebagian besar siswa, fisika merupakan ilmu abstrak yang hanya mengenal
rumus, maka persepsi ini menjadikan mata pelajaran fisika menjadi pelajaran
yang kurang digemari oleh siswa sehingga berpengaruh pada kemampuan
pemecahan masalah sains. Menurut Setyonoaji, Diantoro, dan Sutopo (2017),
berdasarkan penelitiannya bahwa kesulitan dalam proses pembelajaran fisika
ini juga dikarenakan rendahnya dalam pemahaman konsep, lemahnya
kemampuan matematis dan kurang paham mengenai konversi satuan serta
lemahnya kemampuan dalam menerjemahkan bahasa soal ke bahasa
matematis.
Melihat dari permasalahan tersebut, sebaiknya pendidik dapat
memperbaiki kualitas proses pemebelajarannya yaitu sesuai dengan hasil

2
penelitian yang dilakukan oleh Okmarisa, Darmana, dan Suyanti (2016), yang
mengatakan pada penelitiannya bahwa pembelajaran adalah bantuan yang
dilakukan pendidik agar dapat terjadi pemerolehan sebuah ilmu dan
pengetahuan, penguasaan konsep, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
siswa agar dapat belajar dengan baik dan menjadi lebih baik sehingga menjadi
generasi yang berkualitas.
Adapun beberapa hal penting dalam mewujudkan dan mempersiapkan
generasi yang berkualitas ialah diharapkan pendidikan dalam pembelajarannya
dibarengi nilai-nilai karakter islami sehingga nantinya sebagai penyaring untuk
membendung arus buruk yang tanpa disadari datang seiring dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu, pendidik sebaiknya menggunakan
berbagai model pembelajaran yang bervariasi sesuai kebutuhan dari siswa.
Salah satunnya ialah menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam proses pembelajaran sains khususnya fisika.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah pendekatan yang
berbasis masalah dimana nantinya siswa dapat terangsang agar ingin belajar
dan juga siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan pemecehan masalah
yang harus diselesaikan. Menurut Taufikin (2017) bahwa model Problem
Based Learning (PBL) dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif, menumbuhkan rasa ingin tahu, serta menumbuhkan
motivasi dalam diri untuk belajar dan dapat menumbuhkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok. Hal inilah yang nantinya bukan hanya
menumbuhkan dan meningkatkan aspek sikap (afektif), melainkan juga
meningkatkan dan menumbuhkan aspek pengetahuan (kognitif) dan aspek
keterampilan (psikomotorik).
Manfaat model Problem Based Learning telah baik digunakan dalam
membentuk cara berpikir dari siswa dalam memecahkan masalah untuk
memperoleh pengetahuan konsep dan juga sikap spiritual serta sikap sosial
siswa. Namun, agar jauh lebih baik lagi sesuai dengan tujuan pembelajaran,
maka sebaiknya dikembangkan dengan model integrated. Adapun maksud dari
model integrated ialah dikatakan dalam penelitian Syar (2017), bahwa integrasi

3
adalah menggabungkan mata pelajaran dengan cara memprioritas kurikulum
dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap saling tumpang tindih dalam
beberapa mata pelajaran.
Model Problem Based Learning (PBL) yang berkarakter Islami
merupakan model yang digunakan pada mata pelajaran sains yang nantinya
akan digabungkan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, yakni pada materi
gelombang bunyi karena gelombang bunyi sendiri telah Allah isyaratkan
didalam ayat-ayat Al-Qur’an dimana telah dijelaskan secara langsung maupun
tersirat, sehingga dengan model yang digunakan tersebut mampu memperbaiki
sedikit banyaknya karakter Islami dan kepribadian siswa dalam melaksanakan
proses pembelajaran sampai memenuhi penguasaan konsep siswa serta makna
dari belajar yang baik. Sesuai dengan yang dikatakan Anderson dan Krathwohl
(2010), bahwa dengan penguasaan konsep yang ada maka siswa mampu
meningkatkan kemahiran intelektualnya dan juga dapat menyelesaikan masalah
atau persoalan yang ada sehingga dapat menimbulkan pembelajaran yang
bermakna terlebih dengan model ini didasarkan dengan landasan nilai-nilai
Islam.
Terkait latar belakang di atas, maka peneliti memberikan judul
penelitiannya ialah “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Berkarakter Islami pada Materi Gelombang Bunyi Terhadap Penguasaan
Konsep Siswa SMA Kelas XI”.

B. Rumusan Masalah
Adapun penjabaran dari latar belakang di atas, maka masalah dalam
penelitian ini ialah sebagai berikut: “Adakah pengaruh model Problem Based
Learning (PBL) berkarakter Islami terhadap penguasaan konsep siswa siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang?”

C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini ialah dilakukannya penelitian
menggunakan model Problem Based Learning berkarakter Islami pada materi

4
Gelombang Bunyi untuk dianalisis mengenai pengaruh terhadap penguasaan
konsep siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem
Based Learning (PBL) berkarakter Islami terhadap penguasaan konsep siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang peneliti dan yang diharapkan dari penelitian ini,
antara lain:
1. Bagi siswa dapat memanfaatkan dengan baik dalam memahami dan
menguasai konsep dari suatu materi pembelajaran.
2. Bagi pihak sekolah sebagai fokus penelitian, hasil penelitian diharapkan
dapat membantu meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran di kelas
yaitu dengan memilih model pembelajaran yang layak digunakan dalam
penguasaan konsep siswa, seperti model Problem Based Learning (PBL)
berkarakter Islami.
3. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini mampu menyumbangkan pemikiran
dan juga memperkaya bahan kajian dalam bidang pendidikan dalam
memilih variasi model pembelajarann sesuai dengan keadaan yang ada.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Model Problem Based Learning
Sani (seperti dikutip dalam Taufikin, 2017), yang menyatakan bahwa
Problem Based Learning ini didasarkan terhadap teori Piaget dan Vigotsky
(konstruktivisme), dimana siswa mulai membangun pengetahuannya
melalui lingkungan sekitarnya. Problem Based Learning adalah sebuah
pembelajaran yang menitikberatkan upaya pemecahan ataupun penyelesaian
masalah secara sistematis dalam membangun pengetahuan siswa. Adapun
pembelajaran ini menetapkan siswanya untuk aktif dalam proses
pemebelajaran serta guru hanya sebagai fasilitator ataupun pembimbing.
Menurut Taufikin (2017), mengatakan bahwa Problem Based
Learning merupakan penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata dimana
siswa akan diberikan kesempatan untuk memilih serta melakukan
penyelidikan untuk memecahkan sebuah masalah tersebut. Problem Based
Learning ini juga efektif digunakan dalam proses pembelajaran, karena
siswa dapat memahami makna dari proses pembelajarannya sendiri dan
menyimpannya di dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat
digunakannya lagi. Maka, dengan Problem Based Learning siswa mampu
memecahkan masalah dalam kehidupan nyata, dapat meningkatkan berpikir
kritis, serta dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menguasai konsep-
konsep dari materi pelajaran.
Menurut Sanjaya dan Wina (2006), mengartikan bahwa model
Problem Based Learning ini sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan dalam memecahkan sebuah masalah, yakni ada tiga ciri utama
dari pembelajaran berbasis masalah ini. Pertama. Menerapkan model
tersebut agar siswa melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga siswa tidak
hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi saja melainkan siswa
mampu berpikir dan berkomunikasi aktif serta mampu mencari dan
menyimpulkan sebuah masalahnya. Kedua, aktivitasnya diarahkan untuk

6
menyeselesaikan sebuah masalah. Ketiga, memecahkan masalah dilakukan
dengan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Problem Based Learning ialah suatu metode yang menantang siswa
untuk giat belajar yaitu dengan menekankan siswa dengan bekerja sama
dalam kelompok untuk memecahkan sebuah masalah yang ada, sehingga
dapat meningkatkan rasa keingintahuan dan kemampuan analisis siswa
yakni dengan mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai
dengan mengenai materi pelajarannya (Amir dikutip dalam Taufikin, 2017).
Berdasarkan penejelasan beberapa teori di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa PBL (Problem Based Learning) adalah pembelajaran
yang menekankan pada pemecahan sebuah masalah. Pembelajaran yang
menegaskan siswa dengan pengalaman yang ada di dalam kehidupan nyata
dimana terjadi di lingkungan sekitar kehidupannya. Problem Based
Learning (PBL) juga merupakan pembelajaran yang memiliki manfaat
untuk meningkatkan berpikir kritis, meningkatkan keterampilan
memecahkan sebuah masalah, serta dapat memperoleh pengetahuan dan
juga menguasai konsep-konsep dari materi sebuah pelajaran.
Maka dari itu, dikatakan bahwa kamampuan untuk memecahkan
masalah sendiri itu merupakan life skill yang dimiliki oleh manusia,
pandangan islam terhadap kemampuan memecahkan masalah ini ialah untuk
meningkatkan kualitas diri. Adapun telah disinggung dalam QS. Al-Baqarah
: 155-157 “Dan sesungguhnya’’kami berikan“cobaan kepadamu, dengan
sedikit kekuatan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita”gembira kepada orang-orang”yang sabar (155), yaitu
orang-orang yang”apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna
lillaahi“wa innaa ilaihi raaji’uun”(156), Mereka itulah yang“mendapatkan
keberkatan“yang sempurna dan rahmat“dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang“yang mendapat petunjuk (157)”.
Ibrahim dan Nur (seperti dikutip dalam Cahyo, 2013), mengatakan
Problem Based Learning memiliki beberapa ciri dan karakteristik yakni
sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat terhadap siswa.

7
b. Belajar terjadi dalam kelompok kecil siswa
c. Guru adalah fasilitator.
d. Masalah membentuk fokus pengaturan“dan stimulus pada pembelajaran.
e. Masalah berperan dalam pengembangan keterampilan dalam
memecahkan masalah.
f. Informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri.
Adapun dalam Model Problem Based Learning tentu ada kelebihan
dan kekurangannya. Menurut Sumantri (2015), model Problem Based
Learning (PBL) mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
a. Kelebihan“model pembelajaran“berbasis masalah
1) Melatih“siswa”untuk”merancang”suatu“penemuan.
2) Berpikir”kristis dan bertindak”kreatif.
3) Siswa dapat”memecahkan”masalah yang”dihadapi secara”realistis.
4) Mengidentifikasi”dan mengevaluasi”penyelidikan.
5) Menafsirkan”dan mengevaluasi”hasil”pengamatan.
6) Merangsang”bagi perkembangan”kemajuan berpikir”siswa”untuk
menyelesaikan”suatu permasalahan”yang dihadapi”dengan tepat.
7) Dapat membuat”pendidikan lebih”relevan dengan”kehidupan.
b. Kelemahan“model pembelajaran”berbasis masalah
1) Pembelajaran”hanya berdasarkan”masalah.
2) Beberapa pokok”bahasan sangat”sulit untuk menerapkan”model ini,
misalnya”terbatasnya sarana”dan prasarana atau”media pembelajaran
yang dimiliki”dapat menyulitkan”siswa”untuk melihat dan mengamati
serta“akhirnya dapat”menyimpulkan”konsep”yang diajarkan.
Menururt Ibrahim (seperti dikutip dalam Ridwanudin, 2015), ada
lima tahapan pembelajaran yang terdapat di dalam model Problem Based
Learning, di antaranya:
a) Tahap orientasi”siswa kepada”masalah. Guru akan”memberitahukan
tujuan pembelajaran”terlebih”dahulu, setelahnya guru memotivasi siswa
dalam memecahkan sebuah masalah yang”telah dipilihnya.

8
b) Tahap menyusun atau mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru
akan membantu”siswanya dalam mengorganisasi atau menyusun proses
pembelajaran berkaitan dari masalah yang telah diberikan.
c) Tahap”dalam membimbing percobaan atau penyelidikan yang dilakukan
oleh siswa secara berkelompok mapun individu. Guru akan
membimbing serta mendorong siswanya untuk mendapatkan dan
mengumpulkan informasi terhadap pemecahan masalah.
d) Tahap”mengembangkan dan mempresentasikan hasil penyelidikan yang
telah dilakukan oleh siswa. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
mempresentasikan”karyanya.
e) Tahap”menganalisis dan melakukan evaluasi terhadap penyelesaian dan
pemecahan masalah yang telah dilaksanakan oleh siswa. Guru pun juga
membantu siswa dalam mengevaluasi hasil penyelidikan masalah oleh
sisiwa.
Maka berdasarkan tahap-tahap dari model Problem Based Learning
di atas bahwa guru hanya sebagai fasilitator juga pembimbing dalam proses
pembelajaran, sedangkan siswa sendiri dapat bekerja individu maupun
kelompok dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan mampu
mempresentasikan karyanya di depan guru maupun siswa lainnya.

2. Karakter”Islami
Karakter dapat juga disebut dengan akhlak sebagaimana akhlak yang
berasal dari bahasa Arab dengan dengan kata nya dari “khulqun” yang
berarti budi pekerti, adab, tabiat, tingkah laku, dan juga tata krama. Akhlak
sendiri merupakan kata lain dari kata karakter di dalam islam, begitupun
juga kata akhlak berarti suatu perbuatan ataupun tindakan serta artinya
menciptakan (Hamid dan Saebani, 2013).
Menurut Yaumi (2014), bahwa karakter merupakan suatu sikap
seseorang seperti halnya moral, kebenaran dan juga kebaikan yang secara
langsung dan tak langsung ditujuan kepada orang lain. Maka dari itu,
karakter ini sangat dekat hubungannya dengan diri seseorang, baik maupun
buruknya karakter seseorang itu merupakan moral yang ia miliki.

9
Alwi (2010), mengatakan bahwa islami artinya adalah bersifat
keislaman, atau”mengandung”unsur-unsur serta nilai-nilai”Islam. Karakter
Islami”sesungguhnya”sudah diperintahkan”oleh Allah, hal ini”sebagaiman
difirmankan”Allah SWT” dalam” QS. An”Nahl : 90 sebagai berikut
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Ayat tersebut telah
menyinggung bahwa karakter yang dimiliki oleh manusia ini telah
ditanamkan dalam Al-Qur’an.
Selain itu, nilai-nilai karakter ini juga tidak hanya ditanamkan dalam
Al-Qur’an melainkan juga ditanamkan dalam pemerintahan yang dimana di
publikasikan oleh Pusat Kurikulum”Badan Penelitian dan”Pengembangan
Kementerian”Pendidikan”Nasional yang dimuat di dalam buku yang
berjudul “Pedoman Pelaksana Pendidikan Karakter” Nilai-nilai
tersebut”adalah sebagai berikut: 1) Religius;”2) Jujur; 3) Toleransi;”4)
Disiplin;”5) Kerja”Keras;”6) Kreatif;”7) Mandiri;”8) Demokratis;”9)
Rasa”Ingin”Tahu;”10) Semangat”Kebangsaan;”11) Cinta Tanah Air;”12)
Menghargai”prestasi;”13) Bersahabat atau Komunikatif; 14) Cinta
Damai;”15) Gemar”Membaca;”16) Peduli”Lingkungan; 17) Peduli
Sosial;”18) Tanggung”Jawab. Menurut Ainissyifa (2014), berdasarkan
penelitian yang telah ia lakukan bahwa pendidikan karakter justru
menampakkan karakter-karakter yang seharusnya dimiliki oleh siswa dan
juga menguatkan nilai Islam yang dimana secara hakikatnya karakter Islami
itu ruang lingkupnya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an, maka karakter Islami
dalam pendidikan karakter itu merupakan salah satu dari ruhnya, sehingga
hal ini sejalan dengan pendidikan karakter tersebut antara lain ialah
mencetak dan membentuk karakter-karakter yang baik pada setiap siswa.
Maka dapat ditegaskan, berdasarkan pernyataan di atas bahwa
karakter adalah akhlak, tingkah laku, tata krama, maupun lain sebagainya
yang diharapkan mampu membantu siswa dalam memahami perilaku
manusia yang berhubungan baik dengan Allah SWT, sesama manusia,

10
lingkungan dan bangsa yang muncul dari sebuah pikiran, perbuatan, dan
perasaan.

3. Model Problem Based Learning Berkarakter Islami


Model Problem Based Learning merupakan model yang
mengutamakan dalam penyelesain sebuah masalah, oleh karenanya orang
yang dapat menyelesaikan sebuah masalahnya itu ialah orang yang memiliki
karakter bertanggung jawab. Tanggung jawab sendiri merupakan nilai dari
sebuah karakter dan karakter tanggung jawab ini merupakan gerbang dalam
membuka nilai-nilai karakter lainnya yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran (Taufikin, 2017).
Menurut Taufikin (2017) bahwa model Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang netral yang mampu dikembangkan
secara kompleks, dimana dapat dimodifikasi dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter Islami sesuai dengan kepentingan dalam proses pembelajaran.
Adapun berdasarkan karakter bangsa yang telah dikembangkan oleh
Kemendikbud, maka dengan ini nilai-nilai karakter tersebut dapat terbentuk
juga melalui model Problem Based Learning. Menurut Taufikin (2017),
bahwa nilai-nilai karakter tersebut dapat dijadikan sebagai pesan
dalam”pembelajaran menggunakan”model”Problem Based Learning, nilai-
nilai karakter tersebut antara lain:
a. Tanggung Jawab adalah kewajiban dalam menanggung segala hal yang
dilakukan, dikatakan, maupun diperbuat. Salah satunya dalam
memecahkan dan menyelesaikan masalah, tentunya harus memiliki
tanggung jawab dan komitmen yang kuat dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Sesuai dengan QS. Al-Muddassir : 38 “Tiap-tiap”diri
bertanggung”jawab atas”apa yang”telah”diperbuatnya”. Yakni dirinya
tersandra oleh amal perbuatannya, bisa jadi amalannya akan
menyelamatkan atau akan membinasakannya (Zubdatut Tafsir Min Fathil
Qadir).
b. Kerja Keras adalah suatu kegiatan”yang dilakukan”dengan sungguh-
sungguh sehingga mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan

11
keinginannya. Tentu dalam sebuah menyelesaikan masalah dibutuhkan
kerja keras sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan tujuannya. Kerja
keras juga telah disinggung dalam QS. At-Taubah : 105 “Bekerjalah
kamu, maka”Allah akan melihat”pekerjaanmu, begitu”juga Rasul-Nya
dan orang-orang”mukmin, Allah Maha”Mengetahui yang”gaib dan
yang nyata, lalu”diberitakan-Nya kepada”kamu apa yang”telah kamu
kerjakan”. Yakni bersegeralah untuk mengerjakan amalan-amalan
kebaikan dan ikhlaslah dalam mengerjakannya semata-mata hanya
karena Allah, maka amal-amal yang baik akan diketahui oleh orang-
orang yang beriman (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir).
c. Toleransi dan Demokratis adalah sebuah rasa saling menghormati dan
menghargai apapun itu. Misalnya, guru memberikan sebuah masalah dan
siswa menjawabnya dengan pendapatnya masing-masing serta siswa
tersebut menyelesaikan masalahnya dengan jalannya sendiri secara
mandiri. Sikap tersebut telah disinggung dalam QS. Al-Kafirun : 1-6
“Hai”orang-orang”kafir. Aku tidak”akan menyembah”apa yang kamu
sembah. Dan”kamu bukan”penyembah Tuhan”yang aku sembah. Dan
aku tidak”pernah menjadi”penyembah apa yang”kamu sembah. Dan
kamu”tidak pernah”menjadi penyembah”Tuhan yang akau sembah.
Untukmu”agamu, untukku agamaku”. Yakni bagi kalian agama yang
kalian yakini dan bagiku agamaku yang Allah perkenankan untukku
(Tafsir Quraish Shihab).
d. Mandiri adalah dapat melakukan segala hal dengan kemampuan sendiri
tanpa campur aduk dari orang lain. Apabila dalam suatu meyelesaikan
masalah terlebih dalam masalah interpersonal atau kata lain tugas
individu maka siswa mampu menyelesaikannya secara mandiri sesuai
dengan kemampuannya. Sesuai dengan QS. Al-Mulk : 15 “Dialah yang
menjadikan”bumi untuk kamu”yang mudah dijelajahi, maka
jelajahi”lah di segala”penjurunya dan makanlah”sebagaian dari rezeki-
Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
Allah mengaruniakan manusia untuk ditempatkan di Bumi dan memberi
mereka dorongan dan kemampuan untuk mencari rezeki sendiri di bumi,

12
namun masih harus tahu hanya kepadaNya mereka akan kembali
(Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir).
e. Kepedulian Lingkungan dan Sosial Keagamaan adalah persaan dimana
dapat merasakan hal yang sama dengan orang lain, memahaminya dan
mengertinya. Dalam suatu penyelesaian masalah maka tidak hanya dapat
dilakukan secara sendiri melainkan juga membutuhkan bantuan orang
lain, dimana dapat bekerja sama dan tolong-menolong dengan teman
sejawat dan orang sekitar lainnya. Terkait kepadulian dalam Al-Qur’an
disinggung pada QS. Al-Maidah : 2 “Dan tolong-menolonglah kamu
dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya”. Allah memerintahkan
untuk saling membantu dan tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa
juga melarang untuk tidak saling tolong-menolong dalam dosa dan
kedzaliman. Allah memerintahkan hambaNya untuk bertaqwa dan
mengancam mereka yang menyelisihi perintahNya dengan azab yang
berat (Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah).
Berdasarkan dari beberapa karakter yang telah disebutkan di atas
maka disimpulkan bahwa model Problem Based Learning bersifat netral
dan dapat diisi dengan muatan nilai-nilai karakter Islami sesuai dengan
kepentingan dalam pembelajaran serta dengan menerapkan model Problem
Based Learning berkarakter Islami ini dapat menanamkan karakter-karakter
yang diantaranya religius, tanggung jawab, toleransi, kepedulian, kerja
keras, mandiri, dan nasionalisme dimana tentu sangat dibutuhkan oleh
siswa.

3. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep menurut  Bloom (seperti dikutip dalam Mega,
dkk, 2018), yaitu bahwa sisiwa memiliki sebuah kemampuan yang tidak
hanya sekedar”dapat memahami suatu konsep melainkan dapat
menerapakan konsep tersebut dalam suatu masalah yang harus diselesaikan
ataupun dipecahkan.

13
Menurut Arikunto (2007), pengusaan konsep ini terlibat dan
berpengaruh dalam proses kognitif dimana benar maupun salahnya
tergantung dan sesuai berdasarkan pengetahuan dan hukumnya . Indikator
pencapaian penguasaan konsep yang berada dalam ranah kognitif dapat
diukur berdasarkan taksnonomi Bloom, indikator penguasaan konsep yang
direvisi ini dikemukakakn oleh Anderson dan Krathwohl (2010) ialah
sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator Ranah Kognitif
No Ranah Kognitif Indikator
1 a. Mengingat Mengutip, Menebitkan, Menjelaskan,
(Remember) Memasangkan, Membaca, Menamai,
Meninjau, Mentabulasi, Memberikode,
Menulis, Menyatakan, Menunjukkan,
Mendaftar, Menggambar, Membilang,
Mengidentifikasi, Menghafal, Mencatat.

b. Memahami Memperkirakan, Menceritakan, Merinci,


(Understad) Mengubah, Memperluas, Menjabarkan,
Mencontohkan, Mengemukakan, Menggali,
Mengubah, Menghitung, Menguraikan,
Mempertahankan, Mengartikan,
Menerangkan, Menafsirkan, Memprediksi.

c. Mengaplikasik Menugaskan, Menentukan, Menerapkan,


an (Apply) Memodifikasi, Membangun, Mencegah,
Melatih, Menyelidiki, Memproses,
Memecahkan, Melakukan, Mensimulasikan,
Menpendidiktkan, Membiasakan,
Mengklasifikasi, Menyesuaikan,
Menjalankan, Mengoperasikan, Meramalkan.

Memecahkan, Menegaskan, Meganalisis,


d. Menganalisis Menimpulkan, Menjelajah, Mengaitkan,
(Analyze) Mentransfer, Mengedit, Menemukan,
Menyeleksi, Mengoreksi, Mendeteksi,
Menelaah, Mengukur, Membangunkan,
Merasionalkan, Mendiagnosis, Memfokuskan,
Memadukan.

Membandingkan, Menilai, Mengarahkan,


e. Mengevaluasi Mengukur, Merangkum, Mendukung,
(Evaluation) Memilih, Memproyeksikan, Mengkritik,
Mengarahkan, Memutukan, Memisahkan,
Menimbang, Menyimpulkan.
14
Mengumpulkan, Mengatur, Merancang,
f. Mencipta Membuat, Merearasi, Memperjelas,
(Create) Mengarang, Menyusun, Mengode,
Mengkombinasikan, Memfasilitasi,
Mengkonstruksi, Merumuskan,
Menghubungkan, Menciptakan,
Menampilkan.
Anderson dan Krathwohl (seperti yang dikutip dalam Harry
Yusmanto, dkk 2017), bahwa untuk ranah kognitif C1 (mengingat), C2
(memahami) dan C3 (mengaplikasikan), ranah tersebut termasuk dalam
Low Order Thinking Skill (LOTS). Sedangkan, ranah kognitif C4 (Analisis),
C5 (Evaluasi) dan C6 (Menciptakan) termasuk dalam High Order Thinking
Skill(HOTS), dimana siswa mampu membedakan ide secara jelas,
berpendapat dengan baik, mampu memecahkan masalah dan
menyampaikannya dengan baik, dan mampu memahami hal-hal kompleks
menjadi lebih jelas.
Maka dari itu, disimpulkan terkait dengan penguasaan konsep bahwa
ranah kognitif yang akan digunakan yakni ranah kognitif C1 (mengingat),
C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan) dan C4 (menganalisis). Dalam hal
ini, untuk ranah kognitif C1 digunakan indikator mengingat yaitu siswa
mampu mengingat materi fisika yang diberikan dalam jangka panjang,
selanjutnya untuk C2 aspek memahami digunakan indikator mengkonstruksi
dimana mampu mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang
dimiliki dalam materi fisika, C3 aspek mengaplikasikan digunakan indikator
menerapkan yakni mengunakan prosedur yang diberikan dalam melakukan
latihan dan memecahkan masalah dalam materi fisika, dan yang terakhir C4
yaitu digunakan indikator menganalisa, dimana siswa mampu menguraikan
permasalahan pada materi fisika dan menyusunnya pada bagaian-bagian
yang terkait satu sama lain.

4. Materi Gelombang”Bunyi
a. Gelombang”Bunyi
Bunyi merupakan sesuatu yang dihasilkan dari suatu getaran.
Bunyi atau suara adalah penampatan”mekanis atau gelombang
15
longitudinal”yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara
ini dapat berupa zat cair, padat dan gas. Jadi, gelombang bunyi yang
dapat merambat”misalnya di dalam air dan udara.
Bunyi atau sumber bunyi sendiri juga telah dijelaskan di dalam
salah satu ayat pada Al-Qur’an yakni dalam QS. Al-Hujurat : 2 yang
artinya “Hai orang-orang yang”beriman, janganlah kamu meninggikan
suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah”kamu berkata kepadanya
dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya”suara sebagian kamu
terhadap sebagian”yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu,
sedangkan kamu”tidak menyadari.” Adapun dengan ayat ini maka dapat
diketahui bahwa bunyi telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Gelombang bunyi ini terdiri dari molekul-molekul udara yang
merambat ke segala arah, selanjutnya molekul yang menyebar ini akan
berdesak-desakkan dalam suatu tempat dan nantinya akan menimbulkan
tekananan yang tinggi. Kemudian, molekul-molekul tersebut juga akan
merenggang sehingga menimbulkan tekanan rendah. Gelombang dengan
tekanan tinggi dan rendah akan menyebar secara bergantian di udara,
maka dapat diartikan bahhwa gelombang bunyi merupakan gelombang
longitudinal.
Maka berdasarkan teori di atas gelombang bunyi ini merupakan
gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan dan
renggangan pada medium yaitu berupa medium padat, cair, ataupun gas.
b. Karakteristik”Gelombang”Bunyi
Karakteristik gelombang bunyi yang didasarkan melalui daya
pendengaran manusia artinya frekuensinya ada tiga macam, yaitu antar
lain:
1) Audiosonik memiliki frekeunsi dari 20 hingga 20.000 Hz yang dapat
didengar oleh telinga manusia
2) Infrasonik”memiliki frekuensi yang itu sebesar kurang lebih di bawah
20 Hz.

16
3) Ultrasonik”ini tidak dapat terdengar oleh telinga manusia sama seperti
halnya gelombang infrasonik. Adapun frekeunsi yang dimiliki yaitu di
atas 20.000 Hz.
Selain dari pada karakteristik di atas, ada juga karakteristik
gelombang bunyi berdasarkan mediumnya ialah maksudnya bahwa
gelombang bunyi juga disebut dengan gelombang mekanik, karena
gelombang ini memerlukan medium di dalamnya untuk merambat.
Medium perantara gelombang bunyi adalah gas, cair, dan padat, sehingga
dengan ini maka dapat juga menjaga lingkungan kita agar bunyi yang
dihasilkan terus menerus akan berlangsung.
Hal ini juga telah disinggung dalam QS. Al-A’raf : 57 “Dialah
yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului
kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa
awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan
itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran
(57).” Dari ayat di atas dapat juga dijelaskan bahwa air hujan yang jatuh
ke tanah memberikan nada dan “irama” yang berbeda-beda tiap satuan
detiknya.
Berdasarkan teori di atas bahwa karakteristik gelombang bunyi ini
berdasarkan frekuensinya terbagi menjadi tiga yakni: bunyi audiosonik,
bunyi infrasonik, dan bunyi ultrasonik. Sedangkan berdasarkan
mediumnya juga terbagi menjadi tiga yakni: medium padat, cair, dan gas.
c. Cepat”Rambat”Bunyi
Cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap
satuan waktu. Cepat rambat”bunyi tergantung dari pada sifat-sifat
medium”rambat, yakni yang dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
1) Cepat rambat”bunyi dalam”zat padat
Cepat rambat bunyi dalam zat padat”bergantung pada modulus young
dan massa jenis zat padat.

17
E
v=
√ ρ
… … … … … … … … … … … … …(1)

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


E = modulus Young (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)
2) Cepat”rambat bunyi”dalam zat”cair
Cepat”rambat”bunyi dalam zat”cair bergantung pada modulus”Bulk
dan massa jenis”zat cair.
β
v=
√ ρ
… … … … … … … … … … … … .(2)

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


β = modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)
3) Cepat”rambat bunyi dalam”gas
Cepat rambat bunyi dalam gas bergantung pada suhu dan jenis gasnya.
RT
v= γ
√ M
… … … … … … … … … … … … .(3)

Keterangan :v = cepat rambat bunyi (m/s)


γ = konstanta Laplace (1,67 atau 1,4)
R = konstanta gas umum (8,13 J/mol K)
T = suhu gas (K)
M = massa molekul relatif gas
Adapun Al-Qur’an telah menyingung mengenai zat-zat sebagai
cepat rambat bunyi itu sendiri yakni pada QS. Al-Baqarah : 74 yang
artinya “Kemudian”setelah itu hatimu”menjadi keras”seperti batu,
bahkan lebih”keras lagi. Padahal diantara”batu-batu itu sungguh ada
yang mengalir sungai-sungai”dari padanya dan diantaranya sungguh
ada yang terbelah lalu keluarlah mata”air dari padanya dan
diantaranya sungguh”ada yang meluncur jatuh, karena”takut kepada
Allah.”Dan Allah sekali-sekali”tidak lengah dari apa yang”kamu
kerjakan”. Dimana dengan ayat ini dikatakan bahwa zat padat yang salah
satunya batu ini dapat menjadi perantara bunyi, sedangkan air di sungai
dapat menjadi medium untuk menghasilkan bunyi dalam zat cair, maka
18
dengan ini dapat meningkatkan karakter religius terhadap Allah SWT
selaku pencipta.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan bahwa cepat rambat bunyi
ialah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu dan dimana cepat
rambatnya berdasarkan tiga medium, yaitu medium padat, cair dan gas.

d. Pelayangan”Bunyi
Pelayangaan bunyi adalah suatu fenomena dimana terdapat dua
gelombang bunyi yang memiliki perbedaan frekuensi dan muncul
bersama-sama, sehingga pendengar akan mendengar suara yang tinggi
atau kuat dan rendah atau lemah secara bergantian.
Bunyi yang dilakukan secara bergantian maka akan terdengar
lebih jelas, terkait dengan hal ini ialah sama halnya dalam kehidupan kita
yang harus menghargai maupun menghormati orang lain dengan
memberikan kesempatan padanya secara bergantian dengan tidak
berperilaku semaunya. Maka dalam Al-Qur’an menyinggung mengenai
kepedulian terhadap orang lain lain yaitu dalam QS. An-Nisa : 86 dengan
artinya “Dan apabila kamu”dihormati dengan”suatu (salam)
penghormatan, maka”balaslah penghormatan itu”dengan yang lebih
baik atau”balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya
Sungguh Allah”memperhitungkan segala sesuatu”. Peristiwa ini disebut
pelayangan bunyi.”Besarnya frekuensi layangan”bunyi dapat dinyatakan
dalam”persamaan :
f n=N =|f 1 −f 2|… … … … … … … … … …..(4)
Keterangan: fn = frekuensi layangan bunyi (Hz)
N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi
(Hz).
Pernyaatan mengenai pelayangan bunyi dapat disimpulkan bahwa
peristiwa ini terjadi dengan adanya dua gelombang bunyi yang datang
secara bersamaan namun memiliki perbedaan frekuensi sehingga

19
bunyinya terdengar lebih jelas dan bunyi kuat dan lemah terdengar
bergantian.
e. Resonansi”
Resonansi merupakan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi
jika sebuah benda bergetar dan di ikuti oleh benda lainnya, dimana jika
benda tersebut memiliki frekuensi yang sama dengan benda yang
bergetar tersebut. Maka dengan itu, persamaan”terjadinya”resonansi
ialah:

1
Ln=( 2 n+1 ) λ … … … … … … … … … … …(5)
4
Keterangan : L = panjang kolom udara (cm)
λ = panjang gelombang (m)
n = 1,2,3,.....
n = 1 jika terjadi resonansi pertama
n = 2 jika terjadi resonansi kedua, dst.
Resonansi pun sudah Allah umpamakan dalam QS. Al-Hasyr : 21
yang artinya “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk hancur berantakan
disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-
perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.”
Dalam ayat tersebut juga menyinggung agar manusia mampu berpikir
secara ilmiah, dimana hal ini tentu akan melibatkan logika, berpikir
rasionalis, dan juga dapat menganalisa secara empirik.
Teori di atas dapat disimpulkan bahwa resonansi merupakan
peristiwa bergetarnya suatu benda dan di ikuti oleh benda lainnya dengan
frekuensi yang sama pada kedua benda tersebut.
f. Efek Doppler
Efek Doppler merupakan hasil pengamatan yang terjadi akibat
adanya gerak relatif antara sumber gelombang dan pengamat yang
disebut dengan fenomena pergeseran frekuensi. Adapun rumus umum
dari Efek Doppler ialah di bawah ini:

20
v ±vp
f p= f … … … … … … … … … … … .(6)
v ± vs s
Keterangan : f p = frekuensi pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
v = cepat rambat udara (340 m/s)
 Frekuensi”yang diterima pengamat akan” lebih tinggi”dari pada
frekuensi”sumber f p> f s, jika”salah satu atau”keduanya dari sumber dan
juga pengamat (pendengar) mendekat.
 Frekuensi”yang diterima pengamat akan lebih”rendah dari pada
frekuensi”sumber f p< f s, jika salah”satu atau kedua” dari sumber dan
juga pengamat (pendengar) mendekat menjauh.
Berdasarkan perhitungan efek doppler ini juga digunakan dalam
peristiwa pembentukan alam semesta yang dimana telah disinggung
dalam QS. Al-Baqarah : 29 “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala
yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.”
Pernyataan teori di atas, disimpulkan bahwa efek Doppler ialah
terjadi jika adanya gerak relatif antara sumber gelombang dan pengamat.
Apabila pengamat dan sumber bunyi saling mendekati maka pengamat
mendengar frekuensi sumber bunyi yang tinggi, sedangkan jika pengamat
dan sumber bunyi saling menjahui maka pengamat mendengar frekuensi
sumber bunyi yang rendah.

B. Penelitian Relevan
Penelitian relevan merupakan sebuah”informasi sebagai rujukan dalam
mengembangkan sebuah”penelitian, baik berupa buku”atau beberapa
penelitian, selain itu”penelitian relevan ini juga dapat”dijadikan sebagai bahan
perbandingan”terhadap penelitian yang”dilakukan sebelumnya “dan sekarang

21
yakni meliputi kekurangan”maupun kelebihannya. Adapun beberapa"penelitian
yang telah”dilakukan yaitu:
1. Penelitian Suhaedir Bachtiar, dkk dari Universitas”Negeri”Malang dengan
jurnal yang berjudul “The Spiritual and Social Attitudes of Students
Towards Integrated Problem Based Learning Models”, menunjukkan hasil
bahwa model”pembelajaran”mempengaruhi sikap”spiritual serta sosial
siswa.”.Selain itu, kemapuan akademik dikatakan juga mempengaruhi sikap
spiritual dan sosial siswa. Adapun dari beberapa model yang digunakan
dalam pembelajaran bahwasannya model kombinasi PBL dan NHT
memiliki persentase sebesar 53,3% sedangkan yang terendah ialah model
pembelajaran multi-strategi dengan persentase sebesar 29,0 %. Hal ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran kombinasi PBL daan NHT
memilki pengaruh yang baik dalam meningkatkan sikap spiritual dan sosial
siswa (Bachtiar, dkk., 2018).
2. Penelitian yang dilakukan Ahmad”Khoiri, Qori”Agussuryani, dan Puji
Hartini”dari Universitas Sains”Al-Qur’an Jawa Tengah”di Wonosobo
dengan judul jurnal “Penumbuhan Karakter Islami melalui Pembelajaran
Fisika Berbasis Integrasi Sains-Islam”. Penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa dalam penerapan pembelajaran”berbasis integrasi sains-islam ini
memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan
juga sikap sosial dan spiritual dari siswa, dimana dari hasil penelitiannya
untuk hasil belajarnya itu meningkat dari 74 menjadi 90, untuk sikap
religius meningkat dari 72 ke 79 dan yang terakhir sikap sosialnya
meningkat dari 67 ke 76 (Khoiri, Agussuryani, dan Hartini, 2017).
3. Penelitian dari Chairul Anwar IAIN Raden Intan Lampung dengan judul
jurnal “The Effectiveness of Problem Based Learning Integrated with
Islamic Values Based on ICT on Higher Order Thinking Skill and Student’s
Character”. Hasil”penelitian”ini menunjukkan bahwa”model Problem
Based Learning"berbasis ICT dan nilai-nilai islam terpadu menyatakan
dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan
keterampilan berpikir dan memperkuat karakter siswa (Anwar, 2016).

22
4. Penelitian oleh Zarima”Zain dan Rian”Vebrianto dari Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dengan jurnal yang berjudul “Integrasi
Keilmuan Sains dan Islam dalam Proses Pembelajaran Rumpun IPA”,
dengan hasil yang menunjukkan dalam persiapan perencanaan pembelajaran
baikknya pendidik dapat mengintegrasikan rumpun IPA berintegrasi
keislaman, dimana perlu ditentukan tema pada mata pelajaran rumpun IPA
(biologi, kimia, fisika) yang akan diintegrasikan dengan materi keagamaan
(Qur’an, hadist, fiqih, akidah, dan akhlak) kemudian”menentukan indikator
dan”tujuan yang akan dicapai” (Zain dan Vebrianto, 2017).
5. Penelitian Wasiso dan Hartono dari Program”Pasca Sarjana”Pendidikan
Ilmu Pengetahuan”Alam Universitas Negeri”Semarang dengan judul jurnal
yaitu “Implementasi Model Problem Based Learning bervisi SETS untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA pada Kebencanaan
oleh Siswa”. Pada penelitian ini ialah menggunakan penelitian eksperimen,
dimana penerapan model PBL”bervisi SETS ini dapat mempengaruhii
peningkatan kemampuan memecahkan permasalahan dalam IPA”dan
pemahaman mengenai kebencanaan oleh”siswa serta kemampuan”tersebut
dibuktikan lebih tinggi dibandingkan siswa yang melaksanakan
pembelajaran konvensional (Wasiso dan Hartono, 2013).
6. Penelitian Heppy Okmarisa, Ayi Darmana, dan Retno Dwi Syanti dari
Universitas Negeri Medan dengan jurnal yang berjudul “Implementasi
Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai Spiritual dengan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Kolaboratif untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitian ini
menunjukkan”terdapat perbedaan yang menonjol terhadap hasil peningkatan
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar kimia yang terintegrasi nilai-
nilai spriritual dan juga menggunakan”model PBL berorientasi kolaboratif
yang telah dikembangkan, dimana hal ini telah menumbuhkan nilai spiritual
pada siswa dan meningkatnya hasil belajar siswa (Okmarisa, Darmana, dan
Suyanti, 2016).
7. Penelitian yang dilakukan oleh Chaerul”Rochman dari Program Studi
Pendidikan”Fisika Fakultas Tarbiyah”dan Kependidikan UIN SGD

23
Bandung dengan judul jurnal yakni “Pembelajaran Fisika berbasis Nilai
Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama Islam”. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa hasilnya diketahui dengan pembelajaran fisika yang
mengintegrasi nilai Islam termasuk pada kategori sedang. Namun, hal ini
tentu menunjukkan hubungan yang kuat dimana dengan ini juga diketahui
bahwa kemampuan dalam integrasi nilai Islam ini dapat diprediksi oleh
kemampuan akademik yang dimiliki ”(Rochman, 2010).
8. Penelitian kedelapan ialah dari Jhelang Annovasho Universitas Billfath
dengan judul jurnal “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
berdasarkan Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Peminatan
IPA pada Pelajaran Fisika Materi Fluida Statik di SMA Negeri 1 Baureno
Bojonegoro”, hasilnya diketahui bahwa sesuai dengan harapan dimana
adanya peningkatan hasil belajar, tentu diikuti meningkatnya kemampuan
memecahkan permasalahan dan respon siswa terhadap proses pembelajaran
serta sikap baik dari siswa seperti sikap jujur dan santun((Annovasho,
2014).
Adapun dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka”dapat peneliti
jelaskan bahwa dari perbedaan penelitian yang diteliti oleh peneliti dimana
dengan”judul “Pengaruh Model Problem”Based Learning (PBL)
Berkarakter Islami pada Materi Gelombang Bunyi Terhadap Penguasaan
Konsep”Siswa SMA Kelas”XI” ialah dari segi materi yang digunakan yakni
peneliti menggunakan materi gelombang bunyi sebagai materi utama dalam
proses pembelajaran, selain itu juga tidak hanya menerapkan model
Problem Based”Learning berkarakter Islami melainkan peneliti akan
mencari pengaruh terhadap penguasaan konsep siswa dari model Problem
Based”Learning yang berkarakter Islami dalam proses”pembelajaran.
Sedangkan untuk persamaannya ialah dari tujuan yang akan dicapai selalu
diikuti dengan meningkatnya sikap sosial maupun sikap spritual siswa.

24
C. Hipotesis
Menurut Annur (2008), hipotesis penelitian adalah jawaban sementara
terhadap suatu masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris. Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL) berkarakter
Islami terhadap penguasaan konsep pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Kelas
XI.
H1 : Ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL) berkarakter Islami
terhadap penguasaan konsep pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Kelas XI.

D. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based
Learning berkarakter Islami akan meningkatkan penguasaan konsep siswa juga
diikuti dengan meningkatkan karakter siswa dari segi sikap religius maupun
sosial. Maka dari itu, adanya pengaruh dari model Problem Based Learning
berkarakter Islami pada materi gelombang bunyi terhadap penguasaan konsep
siswa SMA kelas XI. Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini:

25
Masalah

1. Melemahnya pendidikan karakter siswa


2. Siswa sulit memecahkan masalah atau pertanyaan fisika
3. Siswa sulit memahami dan menguasai konsep-konsep fisika

Solusi

Penggunaan model Problem Based Learning


berkarakter Islami

Pengaruh positif terhadap siswa

1. Membentuk karakter islami pada diri siswa


2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan konsep fisika
pada siswa

Hasil

Meningkatnya sikap spiritual, sikap sosial,


penguasaan konsep serta hasil belajar siswa

Gambar 1. Kerangka Berpikir

26
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metodologi”Penelitian
1. Waktu”dan”Tempat”Penelitian
Adapun penelitian”ini akan dilaksanakan pada”Semester Genap
Tahun Ajaran 2019/2020 di SMA”Muhammadiyah 1”Palembang yang
bertempat di Jl..”Balayudha No. 21A, Ario”Kemuning, Kec Kemuning,
Kota Palembang, Sumatera”Selatan (30151).

2. Jenis dan Desain Penelitian


Adapun jenis dari penelitian yang digunakan ialah
kuasi”eksperimen, dimana jenis penelitian ini digunakan untuk melihat
perbedaan dari kelas yang telah diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi
perlakuan. Sedangkan, desain penelitiannya ialah Non Equivalent”Control
Group Design, yang nantinya akan dibagi menjadi dua”kelompok yang
kelas, dimana”keduanya akan diberi pretest yang tujuannya untuk
mengetahui keadaan awal masing-masing kelompok sebelum dilakukan
perlakuan sehingga nantinya didapatkan ada perbedaan dari kelompok
kontrol maupun eksperimen.
Menurut Sugiyono (2011), Di dalam desain penelitian”ini
menggunakan satu kelas eksperimen”dengan kelas pembanding((kelas
kontrol) yang diawali dengan dengan sebuah”tes awal (pretest) yang
diberikan”kepada dua kelas, kemudian diberi sebuah perlakuan..”Penelitian
kemudian diakhiri”dengan posttest yang juga diberikan pada dua kelas.
Berdasarkan desain penelitian yang telah dijelaskan, bahwa gambaran
desain penelitian non equivalent”control group design seperti tabel di
bawah:

27
Tabel 2. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelas Pretest Treatment Posttest
KE O1 X O2
KK O3 - O4
Keterangan: KE = Kelas Eksperimen
KK = Kelas Kontrol
O1 = Pretest Kelas Eksperimen
O2 = Posttest Kelas Eksperimen
O3 = Pretest Kelas Kontrol
O4 = Posttest Kelas Kontrol
X = Perlakuan pada Kelas Eksperimen
- = Perlakuan pada Kelas Kontrol

3. Definisi Operasional Variabel


Adapun definisi variabel independen dan variabel dependen yang
digunakan”dalam penelitian”ini yaitu sebagai”berikut:
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen pada penelitian ini ialah model Problem
Based Learning berkarakter Islami. Model tersebut digunakan untuk
memecahkan suatu masalah dan menemukan informasi yang dibutuhkan
dalam proses pembelajaran. Model Problem Based Learning berkarakter
karakter Islami adalah model PBL yang terintegrasi dengan karakter
Islami diantaranya religius, tanggung jawab, kerja keras, toleransi, dan
mandiri.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini ialah penguasaan konsep.
Penguasaan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam
memahami konsep-konsep, dimana indikator yang ingin dicapai ialah C1
(memahami), C2 (mengingat), C3 (mengaplikasikan), dan C4
(menganalisis) yakni mengenai konsep pada materi gelombang bunyi
dalam kegiatan pembelajaran Fisika yang berlangsung di kelas.

Model”Problem
Based”Learning 28
Berkarakter Islami
Penguasaan
Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

4. Populasi, Sampling, dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Menurut Sugiyono (2014), Populasi merupakan yang
didalamnya terdapat objek maupun subjek yang memiliki sebuah ciri-ciri
tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti yang nantinya
akan dipelajari dan diteliti. Populasi pada penelitian”ini ialah seluruh
siswa”kelas XI IPA SMA”Muhammadiyah 1 Palembang.
b. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2014), mengatakan bahwa teknik”sampling
adalah teknik pengambilan”sampel. Adapun teknik”sampling yang
dipilih dalam penelitian ini ialah Non Probability”Sampling, dimana Non
Probability Sampling ini merupakan teknik”pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama”bagi populasi untuk
dijadikan sampel. Jenis teknik sampling yang dipilih untuk pengambilan
sampelnya ialah Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2014), teknik
purposive”sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan sumber
data dan pertimbangan”tertentu oleh peneliti sendiri. Adapun alasan
menggunakan teknik ini dikarenakan semua sampel memiliki”kriteria
yang sesuai dengan fenomena”yang akan diteliti, yakni karakter islami
pada siswa dari sampel tersebut. Kriteria tersebut didapatkan
berdasarkan wawancara dan observasi seluruh siswa kelas XI IPA, maka
untuk sampelnya diambillah seluruh siswa”kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3.
c. Sampel
Menurut Sugiyono (2014), Sampel merupakan sebagian dari
populasi yang diamati. Sampel pada”penelitian yang diambil yaitu 34
siswa kelas XI IPA 1 dan 34 siswa”kelas XI IPA 3 SMA Muhammadiyah
1 Palembang. Hal ini sesuai dengan kriteria yang akan diteliti

29
oleh”peneliti dari hasil wawancara maupun observasi. Sehingga, peneliti
memilih kedua kelas tersebut sebagai sampel penelitian.
Tabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Perlakuan
1. XI IPA 1 (Kelas 34 Orang Model Pembelajaran Konvensional
Kontrol)
2. XI IPA 3 (Kelas 34 Orang Model Pembelajaran Problem
Ekperimen) Based Learning Berkarakter Islami
Total 68 Orang

5. Prosedur”Penelitian
Adapun prosedur”pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti
ialah dikelompokkan dalam”3 tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap”Persiapan
Pada tahap awal yang dilakukan peneliti ialah mempersiapkan
penelitian”dengan membaca ”buku-buku,“artikel-artikel,”jurnal-jurnal,
dan tulisan-tulisan”lainnya yang berkaitan langsung dan tidak”langsung
dengan penelitian yang”peneliti akan lakukan”yaitu “Pengaruh Model
Problem Based Learning (PBL) Berkarakter Islami pada Materi
Gelombang Bunyi Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa
SMA Kelas XI”. Kemudian peneliti membuat desain penelitian dengan
menentukan sampel penelitian, membuat perangkat pembelajaran, bahan
ajar, instrumen penilaian, dan lain-lainnya sebelum terjun kelapangan.
b. Tahap”Pelaksanaan
Pada tahap”pelaksanaan ini peneliti”langsung terjun ke”lapangan
dengan melaksanakan apa yang telah direncanakan, pelaksanaan perdana
ialah dengan memberikan pretest pada kelas”kontrol dan kelas
eksperimen sebelum mendapatkan” perlakuan. Selanjutnya,
melaksanakan pembelajaran fisika dengan model Problem Based
Learning berkarakter Islami pada kelas eksperimen dan melaksanakan
model konvensional pada kelas kontrol. Adapun terakhir pelaksanaannya
ialah memberikan posttest dan juga kuesioner (angket) pada
“kelas”kontrol dan kelas “eksperimen.
c. Tahap”Akhir
30
Tahap ini merupakan akhir”dari penelitian, yaitu meliputi”proses
penulisan”dan”penyusunan”laporan”hasil”penelitian dalam”bentuk karya
ilmiah”yakni proposal.

7. Teknik”Pengumpulan”Data
a. Teknik Tes
Adapun teknik tes pada penelitian ini ialah digunakan”untuk
memperoleh”data hasil belajar”siswa atau kemampuan aspek kognitif
pada peningkatan pembelajaran siswa dalam memahami konsep materi
Gelombang Bunyi yang berkarakter Islami yakni dengan menggunakan
metode pretest dan posttest.
b. Teknik Non Tes
Adapun pada teknik non tes pada penelitian ini menggunakan
beberapa metode diantarnya:
1) Observasi adalah proses pengamatan perilaku terhadap manusia yang
tersusun sehingga mendapatkan data yang sesuai keinginan (Sugiyono,
2014). Jadi, observasi adalah sebagai alat untuk mengamati perilaku
siswa/i di kelas sesuai dengan yang akan diamati oleh peneliti, dimana
selama proses pembelajaran berlangsung observer akan melihat dan
mengamati karakter dari siswa/i yang berada di kelas.
2) Dokumentasi ialah digunakan untuk mengumpulkan informasi berupa
dokumentasi dalam”rekaman baik”gambar/foto, suara, tulisan,”atau
lain sebagainya dengan fungsi sebagai alat bukti juga data yang
diperlukan bagi peneliti untuk menjamin keaslian kegiatan penelitian.

8. Instrumen Penelitian”
a. Instrumen”Tes
Pada”penelitian ini menggunakan soal”tes dalam bentuk uraian,
dimana dengan jumlah soal pretest berjumlah 10 buah dan posstest
berjumlah 10 buah. Tes dilaksanakan”dua kali, yaitu pretest
dan”posttest. Prestest untuk mengetahui”kemampuan awal”siswa dan
posttest untuk mengetahui keberhasilan dalam penggunaan model

31
pembelajaran yang digunakan. Tujuan tes tersebut ialah untuk
mengetahui kemampuan siswa juga keberhasilan tindakan dalam
meningkatkan prestasi belajar pada siswa.
b. Instrumen Non Tes”
1) Pedoman””observasi merupakan””pedoman dalam melakukan
pengamatan terhadap siswa mengenai karakter islami pada diri siswa
yang dilihat selama proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Observasi
No Indikator Aspek“yang di amati
1. Religius Siswa berdoa sebelum membuka dan
menutup pelajaran, sholat tepat waktu,
dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT
2. Tanggung Jawab Siswa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas sekolah dan
bertanggung jawab memenuhi peraturan
sekolah
3. Kerja Keras Siswa dapat meyelesaikan tugas”dengan
baik dan tepat”waktu serta tidak mudah
menyerah dalam”menghadapi dan
menyelesaikan masalah”
4. Toleransi Siswa mampu menghargai pendapat
orang lain dan tidak membeda-bedakan
suku, bangsa, dan ras dari siswa lain
5. Mandiri Siswa mampu menyelesaikan tugas atau
masalah sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya
2) Dokumentasi akan dimuat dan dikumpulkan dalam sebuah file, dimana
file dokumentasi”digunakan untuk”memperoleh data selama proses
pembelajaran berlangsung. Seperti foto-foto saat kegiatan pembelajaran
maupun data tertulis tentang daftar nama siswa, absen siswa, dan lain
sebagaianya untuk kepentingan”penelitian.

9. Teknik”Analisis Data”
Menurut”Sugiyono (2014), teknik analisis data”adalah proses
mencari dan”menyusun secara sistematis data yang”diperoleh, yakni dari
hasil wawancara maupun catatan lapangan. Penelitian ini ialah
menggunakan”analisis deskriptif juga analisis kuantitatif, dimana analisis

32
kuantitatif untuk membandingkan hasil belajar (nilai tes) dan analisis
deskriptif bertujuan hasil perlakuan dari kelas kontrol dan kelas”eksperimen
sebelum dan”sesudah dilakukannya perlakukan, hasil angket, observasi, dan
dokumentasi pada saat pelaksanaannya.
a. Uji Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas”
Uji validitas penelitian ini akan menggunakan rumus Product
Moment”yang digunakan oleh”Pearson dengan mengukurnya pada
SPSS 16.0. Berikut di bawah ini ialah tabel kriteria validitas:
Tabel 6. Kriteria Validitas
Koefisien”Validitas Kriteria”
0,80 – 1,00” Sangat”Tinggi
0,60 – 0,80” Tinggi”
0,40 – 0,60” Sedang”
0,20 – 0,40” Rendah”
0,00 – 0,20” Sangat”Rendah
(Sugiyono, 2015)
“Menurut Sugiyono (2015), kriteria”pengujian”hubungan antara
butir soal dengan skor”total ialah minimal 0,3. Maka, dapat dikatakan
instrumennya valid.”Namun, jika kurang dari 0,3, maka”instrumennya
tersebut dikatakan instrumennya tidak”valid.”

2) Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2015), uji reliabilitas”dilakukan untuk
mengetahui”suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam
penelitian. Instrumen yang reliabel”adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk”mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama.”Perhitungan untuk mencari harga
reliabilitas”instrumen dapat digunakan rumus alpha yang dikemukan
Alpha Cronbach’s dengan IBM SPSS 16.0. di bawah ini ialah tabel
dari koefisien Alpha:
Tabel 7. Koefisien Alpha
Nilai Alpha Interpretasi”
0,00 < r11 ≤ 0,20” Sangat”rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40” Rendah”
33
0,40 < r11 ≤ 0,60” Sedang”
0,60 < r11 ≤ 0,80” Tinggi”
0,80 < r11 ≤ 1,00” Sangat”tinggi
(Sugiyono, 2015)

b. Uji Analisis Data Observasi


Adapun dalam penilaian data observai yakni dianalisis
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memberikan skor 1 jika indikator tampak dan 0 jika indikator tidak
tampak menggunakan skala Guttman.
2) Menghitung skor yang diperoleh dari indikator hasil observasi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
S
NA = ×100 %
SM
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
S = Skor yang diperoleh
SM = Skor Maksimal
3) Hasil akhir yang diperoleh dikualitatifkan ke dalam kriteria penilaian.
Dengan demikian hasil yang diperoleh berupa data kuantitatif akan
diubah ke dalam data kualitatif dengan skor maksimum 100% dan
skor minimum 0%. Masing-masing interval akan diberi kriteria seperti
pada tabel berikut: 

Tabel 8. Kriteria Penilaian Observasi


Rentang Skor Kriteria Penilaian
0-20% Sangat Lemah
21%-40% Lemah
41%-60% Sedang
61%-80% Kuat
34
81%-100% Sangat Kuat
(Riduwan, 2013)
c. Uji Prasyarat
1) Uji malitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengatahui apakah
variabel-variabel yang digunakan ini berdistribusi normal atau tidak.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov
dengan IBM SPSS 16.0 dimana jika data tidak berdistribusi normal
maka tidak dapat diajukan. Suatu distribusi dikatakan normal apabila
taraf signifikansinya > 0,05, sebaliknya jika taraf signifikansinya <
0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal.

2) Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2015), Uji hipotesis dapat dilakukan
menggunakan statistic parametris melalui uji t, Penelitian pada kelas
ekperimen dan kelas kontrol diperoleh dari data berupa nilai rata-rata
hasil post test, varians dan jumlah kelas sampel masing-masing kelas.
Uji hipotesis pada data post test menggunakan ujit dengan uji Paired
Samples T-test dimana uji ini digunakan untuk melihat,adanya
perbedaan antara dua sampel yang mengalami dua perlakuan yang
berbeda.
Adapun dasar keputusannya adalah ssebagai berikut:
a) Jika nilai Sig. < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
b) Jika nilai Sig. > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh model Problem Based Learning berkarakter Islami terhadap
35
penguasaan konsep siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang pada
materi gelombang bunyi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi
eksperimen yang dimana dibagi menjadi dua kelas yakni kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberi perlakuan atau
maksudnya dalam proses pembelajarannya menggunakan model
konvensional, sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang diberi
perlakuan dengan model pembelajaran sesuai dengan penelitian yaitu model
Problem Based Learning berkarakter Islami. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang dan
untuk sampelnya ialah kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 34 siswa sebagai
kelas kontrol dan XI IPA 3 berjumlah 34 siswa sebagai kelas eksperimen.
Prosedur sebelum melaksanakan penelitian yakni dengan
menyerahkan Surat Keterangan Penelitian yang ditanda tangani oleh Kepala
Dinas Pendidikan Kota Palembang kepada TU SMA Muhammadiyah 1
Palembang, selanjutnya Wakil Kurikulum memberikan koordinasi untuk
melaksanakan penelitian kepada guru Fisika yaitu Ibu Aprilina, S.Si.
Setelahnya, peneliti melaksanakan penelitiannya pada tanggal 23 Maret -10
April 2020. Penelitian ini berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat peneliti sebagaimana terlampir.
Adapun berdasarkan RPP bahwa pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning berkarakter Islami yang dimana memiliki 5 sintak
pembelajaran yakni tahap 1: orientasi siswa pada masalah, tahap 2:
mengorganisasikan siswa untuk belajar, tahap 3: membimbing penyelidikan
individu dan kelompok, tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil, dan
tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah
dan RPP tersebut diikuti dengan nilai karakter Islami. Proses pembelajaran ini
melalui daring dengan menggunakan aplikasi Zoom meeting dan Whatsapp
sebagai medianya, seluruh siswa mengikuti pembelajaran dalam kelas Zoom
meeting dan guru membagikan tugas dan memberikan kesempatan siswa jika
ingin bertanya mengenai tugas yang diberikan dengan menggunakan
Whatsapp. Berikut proses keterlaksanaan penelitian:
1. Pengujian Soal Tes

36
Sebelum soal pretest dan possttest digunakan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen, maka terlebih dahulu masing-masing 10 soal tersebut diuji
cobakan kepada kelas XII IPA secara langsung didalam kelas dimana
masing-masing dibagi menjadi 2 yaitu 15 orang mengerjakan soal pretest
dan 15 orang lainnya mengerjakan soal posttest. Adapun hal ini,
diperuntukan untuk mengetahui valid atau tidaknya soal yang digunakan
setelah dilakukan validitas kepada para ahli serta pengujian soal ini
digunakan untuk mengetahui tingkat realiabilitas pada soal.
2. Pelaksanaan pretest
Pelaksanaan pretest yang mana bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa pada meteri gelombang bunyi yang diberikan kepada kelas
kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan pada hari yang sama yakni
pada Jum’at, 3 April 2020 melalui media Whatsapp. Peneliti
menginformasikan kegiataan pretest dengan mengirimkan soal pretest
kepada siswa di grup Whatsapp kelas yang diiukut oleh seluruh siswa dan
wali kelas, dimana soal tersebut berjumlah 10 soal dengan waktu
pengerjaan selama 90 menit serta peraturannya ialah jika siswa/i terlambat
mengumpulkan soal yang diberikan maka akan diberikan pengurangan
nilai.
3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol dan eksperimen juga dilaksanakan
pada hari yang sama dengan masing-masing kelas sebanyak 2 pertemuan
sesuai RPP. Pada pertemuan pertama dilaksanakan di hari Senin, 6 April
2020 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 7 April 2020
yang mana proses pembelajaran ini melalui media Zoom meeting, jadi
peneliti menyiapkan power point, Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar
Diskusi Siswa (LDS) dan sebuah video praktikum sebagai media dalam
pembelajarannya
4. Pelaksanaan posttest
Pada pertemuan terkahir yakni pelaksanaan posttest yaitu pada hari Kamis,
9 April 2020 degan kelas kontrok dan kelasa eksperimen melaksanakan
pada hari yang sama. Pelaksanaan posttest ini melalui media Whatsapp

37
yaitu peneliti mengirimkan soal posttest di grup kelas yang berisi seluruh
siswa dan wali kelas dengan waktu pengerjaan selama 90 menit serta
peraturan jika terlambat mengumpulkan hasil pengerjaan soal posttest
maka akan mendapatkan pengurangan nilai.
Data yang telah peneliti peroleh ini berdasarkan tiga metode,
diantaranya metode observasi, tes, dan dokumentasi. Metode observasi ini
bertujuan untuk melihat perilaku siswa dari kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, dimana lembar observasi ini memiliki 5 indikator sebagai landasan
karakter Islami dari siswa. Kedua metode tes dengan tujuan untuk melihat
pengaruh model pembelajaran eksperimen terhadap penguasaan konsep siswa
pada materi gelombang bunyi. Tes ini diberikan kepada siswa baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen sebelum dan setelah mendapatkan
perlakuan yang berbeda dalam penyampaian materinya. Adapun data dari tes
ini diperoleh dari tes tertulis berupa tes uraian sebanyak masing-masing 10
soal, dimana masing-masing 10 soal ini sebelumnya di uji cobakan kepada
siswa/i kelas XII IPA SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Terakhir, metode
dokumentasi, tujuannya untuk memperoleh data-data siswa juga foto-foto
dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Uji Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas
Lembar observasi dan tes diberikan kepada siswa yang menjadi
sampel penelitian, selain itu juga ada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
terlebih dahulu dilakukan uji validitas instrumen untuk mengetahui
instrumen tersebut valid atau tidak untuk digunakan. Uji validitas ini
dilakukan oleh para ahli, dimana di antaranya ada ahli materi oleh Bapak
Suhadi M.Si, ahli media oleh Bapak Andi Putra Sairi M.Pd, ahli bahasa oleh
Ibu Jamiatul Khairunnisa Putri, M.Pd, dan ahli fisika oleh Ibu Evelina Astra
Patriot, M.Pd. Pada penelitian ini untuk instrumen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sudah dikatakan layak dipakai dimana telah validasi
oleh tiga ahli yakni ahli materi dengan, media, dan bahasa. Berikut dari rata-

38
rata nilai validasi dari ketiga validator tersebut, maka masing-masing nilai
yakni dari ahli materi sebagai validator 1 sebesar 4,6 (sangat valid), ahli
media sebagai validator 2 adalah 4,6 (sangat valid), dan ahli bahasa sebagai
validator 3 adalah 3,8 (valid). Begitu pun dengan lembar observasi yang
juga telah divalidasi oleh dua ahli yakni ahli media dan bahasa, dimana dari
7 indikator hanya 5 indikator yang dikatakan layak untuk digunakan dalam
penelitian, namun dari 7 indikator juga perlu beberapa perbaikan.
Terkahir tes, soal pretest dan posttest telah divalidasi oleh ahli
materi dengan masing-masing soal sebanyak 13 butir dan layak untuk
digunakan, berikut rata-rata nilai dari validasi soal pretest sebesar 3,0 (valid)
dan untuk soal posttest sebesar 3,1 (valid). Akan tetapi peneliti hanya
menggunakan 10 butir soal untuk digunakan dalam penelitian. Selanjutnya
soal pretest dan posttest berjumlah 10 soal yang telah divalidasi akan diuji
cobakan kepada 15 responden dari kelas XII IPA SMA Muhammadiyah 1
Palembang. Adapun untuk mencari validitas soal tersebut penneliti
menggunakan bantuan dari program IBM SPSS 16.0 dimana sebuah
instrumen dapat dikatakan valid jika memiliki korelasi butir total minimal
0,30. Berikut uji validitas dari soal pretest dan posttest:

39
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Soal Pretest

Correlations

no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10 skor_total

no1 Pearson Correlation 1 .520 .148 .763 .568 .989 .396 .373 .564 .596 .720

Sig. (2-tailed) .047 .597 .001 .027 .000 .144 .171 .029 .019 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no2 Pearson Correlation .520 1 .449 .357 .778 .518 .056 .092 .531 .291 .528

Sig. (2-tailed) .047 .093 .192 .001 .048 .843 .744 .042 .292 .043

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no3 Pearson Correlation .148 .449 1 .160 .669 .073 .531 .435 .428 .392 .636

Sig. (2-tailed) .597 .093 .569 .006 .797 .042 .105 .112 .149 .011

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no4 Pearson Correlation .763 .357 .160 1 .543 .698 .386 .328 .236 .283 .596
Sig. (2-tailed) .001 .192 .569 .037 .004 .156 .232 .398 .306 .019

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no5 Pearson Correlation .568 .778 .669 .543 1 .500 .588 .539 .525 .524 .855

Sig. (2-tailed) .027 .001 .006 .037 .058 .021 .038 .044 .045 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no6 Pearson Correlation .989 .518 .073 .698 .500 1 .324 .313 .571 .609 .666

Sig. (2-tailed) .000 .048 .797 .004 .058 .239 .256 .026 .016 .007

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no7 Pearson Correlation .396 .056 .531 .386 .588 .324 1 .743 .325 .739 .833

Sig. (2-tailed) .144 .843 .042 .156 .021 .239 .002 .238 .002 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no8 Pearson Correlation .373 .092 .435 .328 .539 .313 .743 1 .378 .645 .740

Sig. (2-tailed) .171 .744 .105 .232 .038 .256 .002 .165 .009 .002

1
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no9 Pearson Correlation .564 .531 .428 .236 .525 .571 .325 .378 1 .747 .654

Sig. (2-tailed) .029 .042 .112 .398 .044 .026 .238 .165 .001 .008

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no10 Pearson Correlation .596 .291 .392 .283 .524 .609 .739 .645 .747 1 .840

Sig. (2-tailed) .019 .292 .149 .306 .045 .016 .002 .009 .001 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

skor_t Pearson Correlation .720 .528 .636 .596 .855 .666 .833 .740 .654 .840 1
otal
Sig. (2-tailed) .002 .043 .011 .019 .000 .007 .000 .002 .008 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel maka dikatakan semua soal yang 10 dinyatakan valid, karena setiap nomor soal
memiliki nilai r hitung (Pearson Correlation) lebih besar dari koefisien korelasi 0,4821 dalam tingkat signifikansi 0,05 untuk uji dua
arah dimana jumlah responden sebanyak 15 orang.

2
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Soal Posttest

Correlations

no_1 no_2 no_3 no_4 no_5 no_6 no_7 no_8 no_9 no_10 skortotal

no_1 Pearson Correlation 1 .503 .201 .201 .167 .801 .295 .349 -.121 .306 .623

Sig. (2-tailed) .056 .473 .473 .553 .000 .285 .203 .667 .268 .013

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_2 Pearson Correlation .503 1 .399 .399 .331 .197 .646 .548 .177 .434 .673

Sig. (2-tailed) .056 .140 .140 .228 .482 .009 .034 .528 .106 .006

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_3 Pearson Correlation .201 .399 1 1.000 .829 .205 .672 .421 .341 .452 .706

Sig. (2-tailed) .473 .140 .000 .000 .464 .006 .118 .214 .091 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_4 Pearson Correlation .201 .399 1.000 1 .829 .205 .672 .421 .341 .452 .706

3
Sig. (2-tailed) .473 .140 .000 .000 .464 .006 .118 .214 .091 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_5 Pearson Correlation .167 .331 .829 .829 1 .170 .557 .349 .282 .583 .636

Sig. (2-tailed) .553 .228 .000 .000 .545 .031 .203 .308 .022 .011

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_6 Pearson Correlation .801 .197 .205 .205 .170 1 -.020 .355 -.144 .170 .503

Sig. (2-tailed) .000 .482 .464 .464 .545 .943 .194 .608 .545 .056

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_7 Pearson Correlation .295 .646 .672 .672 .557 -.020 1 .585 .651 .557 .787

Sig. (2-tailed) .285 .009 .006 .006 .031 .943 .022 .009 .031 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_8 Pearson Correlation .349 .548 .421 .421 .349 .355 .585 1 .497 .446 .776

Sig. (2-tailed) .203 .034 .118 .118 .203 .194 .022 .059 .096 .001

4
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_9 Pearson Correlation -.121 .177 .341 .341 .282 -.144 .651 .497 1 .383 .551

Sig. (2-tailed) .667 .528 .214 .214 .308 .608 .009 .059 .158 .033

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

no_10 Pearson Correlation .306 .434 .452 .452 .583 .170 .557 .446 .383 1 .664

Sig. (2-tailed) .268 .106 .091 .091 .022 .545 .031 .096 .158 .007

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

skortota Pearson Correlation .623 .673 .706 .706 .636 .503 .787 .776 .551 .664 1
l
Sig. (2-tailed) .013 .006 .003 .003 .011 .056 .000 .001 .033 .007

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Berdasarkan hasil uji validitas di atas maka dapat dinyatakan bahwa setiap nomor soal memiliki nilai r hitung (Pearson
Correlation) lebih besar dari koefisien korelasi 0,4821 dengan 15 responden oleh karenanya seluruh soal dinyatakan valid.

5
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang diuji
kepada 15 responden melalui IBM SPSS 16.0 ialah hasil dari nilai pretest
adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Uji Reliabilitas Pretest

Berdasarkan tabel di atas mengenai output uji reliabilitas soal pretest


dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,848 > 0,65 sehingga 10
soal dinyatakan reliabel. Selanjutnya untuk soal posttest ialah dibawah ini:
Tabel 12. Uji Relibilitas Posttest
Berdasarkan hasil output juga dinyatakan bahwa soal posttest yang
berjumlah 10 soal uraian dengan Cronbach’s Alpha yaitu 0,797 > 0,65
sehingga dinyatakan reliabel.

C. Uji Analisis Data Observasi


Uji analisis data ini dilakukan untuk melihat perilaku siswa pada kelas
kontrol maupun kelas eksperimen yang diamati oleh 4 observer. Adapun hasil
data yang diperoleh ialah pada tabel dibawah:
Tabel 13. Uji Data Observasi Kelas Kontrol
NO Indikator Item Observer Total
1 2 3 4
1 Religius 1 1 1 1 1 4
2 1 1 1 1 4
2 Tanggung Jawab 1 1 1 1 1 4
3 Toleransi 1 1 0 0 1 2
2 1 1 1 1 4
3 0 1 0 0 1
4 1 1 1 1 4
4 Kerja Keras 1 0 1 0 0 1
2 1 0 1 1 3
5 Mandiri 1 0 1 1 1 3
2 1 1 1 1 4
Jumlah 11 34
S
NA = ×100 %
SM
34
NA = × 100 %
44
NA = 77%
Berdasarkan dari hasil perhitungan skala Guttman bahwa hasil yang
didapat sebesar 77% dimana berkategori kuat.

Tabel 14. Uji Data Observasi Kelas Eksperimen


NO Indikator Item Observer Total
1 2 3 4
1 Religius 1 1 1 1 1 4
2 1 1 1 1 4

1
2 Tanggung Jawab 1 1 1 1 1 4
3 Toleransi 1 1 1 1 1 4
2 1 0 1 1 3
3 1 1 1 1 4
4 1 1 1 1 4
4 Kerja Keras 1 1 1 0 1 3
2 1 1 1 1 4
5 Mandiri 1 1 1 1 1 4
2 1 1 1 1 4
Jumlah 11 42
S
NA = ×100 %
SM
42
NA = × 100 %
44
NA = 95%
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka nilai sebesar 95% tersebut
dinyatakan dalam kategori sangat tinggi. Maka dari itu perbandingan dari hasil
analisis data observasi yang dilakukan pada dua kelas dengan 4 observer
memiliki tersebut terlihat bahwa untuk kelas eksperimen mendapatkan nilai
observasi lebih besar dibanding kelas kontrol, maka dengan ini perlakuan yang
telah diberikan oleh peneliti terhadap kelas eksperimen memiliki pengaruh
yang terhadap perilaku siswa.
Maka dari itu, perlakuan yang diberikan peneliti dengan model
Problem Based Learning berkarakter Islami dalam proses pembelajaran juga
memiliki pengaruh pada sikap siswa yang secara tidak langsung dimasukkan
nilai-nilai Islami dalam pemelajarannya, sehingga siswa pun mampu menjaga
sikapnya dan diikuti nilai-nilai Islam dalam setiap pekerjaan yang akan ia
lakukan.

D. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Adapun dalam penelitian ini uji normalitas yaitu digunakan sebagai
prasyarat untuk uji t. Data yang diharapkan dari penelitian ini harus
berdistribusi normal, karena jika data tidak berdistribusi normal maka tidak
dapat diajukan. Suatu distribusi dikatakan normal apabila taraf
signifikansinya > 0,05, sebaliknya jika taraf signifikansinya < 0,05 maka

2
distribusi dikatakan tidak normal. Untuk menguji normalitas menggunakan
uji kolmogorof-smirnov pada program komputer SPSS 16.0. Berikut di
bawah merupakan uji normalitas yang diperoleh dari hasil pretest:
Tabel 15. Uji Normalitas Pretest

Data di atas menunjukkan bahwa hasil dari uji normalitas yang


diketahui nilai signifikasinya sebesar 0,166 > 0,05 maka dinyatakan bahwa
nilai residual berdistribusi normal. Adapun berikutnya di bawah ini ialah
data yang diperoleh melalui posttest:
Tabel 16. Uji Normalitas Posttest

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,106 >


0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini menggunakan uji t dengan Paired Samples T-test.
Uji Paired Samples T-test adalah uji yang digunakan untuk melihat serta

3
mengetahui adanya perbedaan antara dua sampel yang mengalami dua
perlakuan yang berbeda.
Berikut merupakan hasil dari pengujian hipotesis dengan
menggunakan SPSS 16.0:
Tabel 17. Uji Hipotesis

Adapun dari tabel hasil output uji Paired Samples T-test


menunjukkan bahwa ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
berkarakter Islami terhadap penguasaan konsep pada siswa SMA
Muhammadiyah 1 Kelas XI karena nilai Sig. menunjukkan 0,000 < 0,05,
maka H1 diterima dan H0 ditolak.

E. Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan melaui SPSS 16 menunjukkan
bahwa adanya pengaruh model Problem Based Learning berkarakter Islami
terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1
Palembang, dengan hasil output uji Paired Samples T-test nilai Sig.
menunjukkan 0,000 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Proses penelitian ini dilaksanakan melalui daring dengan menggunakan
aplikasi Whatsapp dan Zoom meeting, melalui media tersebut peneliti
melakukan proses pembelajaran sesuai RPP dengan mengunakan model
pembelajaran Problem Based Learning berkarakter Islami. Menurut Marzal
(2019), bahwa model Problem Based Learning merupakan salah satu model
yang baik digunakan dalam pembelajaran daring karena model ini sesuai

4
dengan paradigma pembelajaran abad ke 21 dan faktanya siswa juga
berpartisipasi aktif dalam forum pembelajaran daring. Hal ini juga sesuai
dengan yang dikatakan Arif, dkk (2018), berdasarkan penelitiannya bahwa
model Problem Based Learning berbantuan daring mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa karena dengan
memanfaatkan teknologi maka telah mendorong siswa untuk bergerak aktif.
Model Problem Based Learning berkarakter Islami ini mengajak siswa
untuk bergerak aktif dalam menyampaikan pertanyaan maupun pendapat dan
akan lebih mengerti dengan materi yang disampaikan. Selain itu dengan
perlakuan tersebut maka siswa juga memiliki keinginan belajar yang cukup
tinggi dengan berperan aktif, fokus akan pelajaran, juga cepat dan tepat dalam
mengerjakan soal. Hal ini dikarenakan siswa diberikan kesempatan untuk
melaksanakan diskusi kelompok dalam memecahkan sebuah masalah yang
berkaitan dengan konsep Gelombang Bunyi, dengan cara melaksanakan
penyelidikannya secara individu maupun kelompok dan mencoba berdiskusi
dalam mengambil kesimpulannya, dimana di tahap ini peneliti hanya sebagai
fasilitator dan juga pembimbing, serta diakhir penyelidikan siswa diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan siswa lain diberikan
kesempatan untuk berpendapat. Maka dari itu, pada tahap ke III yaitu
membimbing penyelidikan individu dan kelompok ini memiliki pengaruh besar
dalam penguasaan konsep dari siswa dikarenakan dengan menyelidiki sendiri
atau memecahkan sebuah masalah dengan sendiri serta berdiskusi secara
kelompok akan meningkatkan ingatan dan penguasaan konsep siswa. Sesuai
yang dikatakan Taufikin (2017), bahwa model Problem Based Learning ini
menitikberatkan pada pemecahan masalah dengan melaksanakan suatu
penyelidikan secara individu maupun kelompok.
Penyelidikan yang telah dilaksankan oleh siswa merupakan tempat
untuk mereka menerapkan konsep yang ada sebagai hal penting dalam
menyelesaikan permasalahan. Menurut Bloom (seperti dikutip dalam Mega,
dkk, 2018) bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep
dan juga menerapakan konsepnya pada sebuah permasalahan yang perlu di
selesaikan dan dipecahkan. Rahmawati, dkk (2014) juga mengatakan bahwa

5
dengan model Problem Based Learning maka fokus dalam pembelajaran ialah
ada dalam masalah sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep melainkan
menerapkan konsep pada permasalahan tersebut. Selain itu, Dahar (2011)
menyatakan dalam penguasaan konsep itu ialah kemampuan siswa dalam
memahami konsep baik secara teori maupun pada penerapannya dalam
kehidupannya sehari-hari. Menurut Arikunto (2009), bahwa penguasaan
konsep ini memiliki pengaruh dalam ranah kognitif maka untuk indikator
pencapaian penguasaan konsep ini diukur berdasarkan taksonomi Bloom oleh
Anderson dan Krathwohl (2010) meliputi C1 (mengingat), C2 (memahami), C3
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).
Adapun dalam penelitian ini indikator ranah kognitif yang digunakan yaitu C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
Menurut Suryabrata (2006), bahwa belajar itu pada hakekatnya ialah
mengulang-ulang pelajaran yang telah didapat sehingga dapat dimengerti dan
juga dikuasi. Olehnya dengan pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen
tersebut ialah bertujuan untuk siswa memahami konsep pada materi gelombang
bunyi yang bukan hanya paham melainkan juga mampu menyelesaikan
masalah terkait dari konsep tersebut. Menurut Setyonoaji, dkk (2017), juga
mengatakan bahwa adanya variasi dalam proses pembelajaran akan
meningkatkan minat belajar siswa dan dapat memaknai pentingnya arti belajar
serta dengan ini siswa dapat mengalami peningkatan dalam proses
pembelajaran dan pemahaman dengan konsep-konsep fisika, sehingga seiring
dengan berjalannya proses pembelajaran mampu meningkatkan penguasaan
konsep dari siswa.
Hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh atau keberhasilan dalam proses pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning berkarakter Islami ini dimana
dengan model ini pembelajaran tidak hanya fokus menekankan pada ilmu sains
melainkan juga mempengaruhi sikap spritual dan sosial siswa yang mana di
ukur melalui pengamatan oleh observer dengan hasil dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen di bawah ini:
Tabel 18. Hasil Data Observer

6
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
77 % 95%

Selain itu, tidak hanya faktor model pembelajaran yang digunakan


melainkan juga faktor guru sebagai fasilitator dan motivator yang mana
mengintegrasikan model pembelajarannya dengan nilai-nilai Islam. Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Anwar (2016), bahwa hasil
penelitiannya menunjukkan pengaruh positif terhadap keterampilan berpikir
siswa dalam menguasai konsep dan juga memperkuat karakter siswa.
Penelitian oleh Bachtiar, dkk (2018) juga menunjukkan pengaruh yang baik
terhadap sikap spiritual siswa dan sosial siswa serta kemampuan akademik dari
siswa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Annovasho (2014),
menunjukkan bahwa adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa, dengan
meningkatnya hasil belajar siswa juga diikuti dengan meningkatnya
kemampuan pemecahan masalah pada siswa dan respon sikap siswa yang baik
seperti sikap jujur dan santun. Peneltian lainnya yang dilakukan oleh Okmarisa,
dkk (2016) menunjukkan adanya peningktakan hasil belajar siswa dan
menumbuhkan nilai spiritual pada siswa.
Namun, dari hasil penelitian didapatkan juga ada beberapa kendala
yang mana untuk masuk ke kelas daring siswa tidak dapat bersamaan walaupun
jadwal telah ditentukan, olehnya peneliti dan siswa lain harus menunggu siswa
lainnya serta perlu waktu yang lebih karena hal tersebut dan mungkin ada
kendala pada koneksi sehingga harus menjelaskan berulang. Sedangkan, untuk
kelas kontrol yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model
konvensional menunjukkan siswa masih pasif dalam proses pembelajarannya
tidak fokus terhadap peneliti dan juga tidak tanggap dalam mengerjakan soal
seperti mengeluh dengan soal yang sudah diberikan serta masih fokus dengan
diri sendiri belum terlihat fokus dengan pembelajaran yang disampaikan.
Maka dari itu, dari teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah
disebutkan oleh peneliti menunjukkan adanya kesesuaian antara teori dan
penelitian, dimana dengan melakukan variasi model dalam pembelajaran yaitu
dengan model Problem Based Learning berkarakter Islami yang secara tidak
langsung mempengaruhi sikap sosial dan religius siswa dan juga siswa mampu
7
memaknai arti belajar dan menumbuhkan minat belajar dari siswa, minat
belajar siswa dalam proses pembelajaran ini mempengaruhi daya pikir dan
peran aktif siswa dikelas maka dengan itu siswa mampu menyelesaikan
permasalahan yang ada, sehingga dapat memenuhi tujuan peneliti pada
penguasaan konsep siswa dalam materi gelombang bunyi.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil yang didapat maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa adanya pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen
yang telah diberi perlakuan terhdap penguasaan konsep dari siswa kelas XI

8
SMA Muhammadiyah 1 Palembang yaitu siswa/i mampu berperan aktif dan
juga mampu memahami materi dan menerapkannnya sehingga mampu
menguasai konsep pada materi gelombang bunyi serta dalam proses
pemebelajaran yang ditekankan dengan karakter Islami pada siswa juga secara
tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku siswa/i. Hal ini dibuktikan
dari hasil nilai posttest siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dimana analisis yang diperoleh menggunakan IBM SPSS 16.0 dengan nilai
0,000 Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Sehingga dengan ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh dari model Problem Based Learning
berkarakter Islami terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI SMA
Muhammdiyah 1 Palembang.

B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan agar terwujudnya tujuan
pendidikan yang baik ialah sebagai berikut:
1. Bagi siswa/i
Bagi siswa/i diharapkan untuk meningkatkan kesadaran dalam mencapai
tujuan pendidikan yang baik serta tak lupa untuk selalu berdoa dan
bersyukur dalam menikmati semua proses pembelajaran juga tetap
semangat.
2. Bagi pihak sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menggunakan berbagai macam model
pembelajaran sesuai dengan keadaan kelas juga guru diharapkan mampu
memahami kemampuan dari siswa/i terutama dalam pelajaran fisika agar
berdampak pada penguasaan konsep siswa dan hasil belajarnya.
3. Bagi peneliti lanjut
Bagi peneliti lanjut diharapkan untuk mempelajari lebih dalam mengenai
model Problem Based Learning berkarakter Islami terhadap penguasaan
konsep siswa sehingga dapat mengembangkan penelitian ini menjadi lebih
baik, serta menerapkan model Problem Based Learning berkarakter Islami
ini untuk mencapai beberapa karakter Islami lainnya dan mencapai tujuan
dari pendidikan.

9
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :

10
LDS (Lembar Diskusi Siswa)
CEPAT RAMBAT BUNYI

A. Petunjuk Umum
1. Awali dengan membaca basmallah
2. Bacalah Lembar Diskusi Siswa dengan teliti
3. Diskusikan pertanyaan pada LDS dengan teman kelompokmu
4. Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar
5. Akhiri dengan membaca hamdallah

B. Tujuan
Melalui informasi dari internet, siswa dapat menalar untuk menentukan
urutan kecepatan perambatan bunyi melalui zat padat, cair, dan gas sehingga
menambah pengetahuan, berpikir logis dan mampu bersyukur terhadap
kebesaran-Nya

C. Aktivitas/tugas
Masalah
Gelombang bunyi adalah gelombang yang memerlukan medium untuk
perambatannya. Allah selalu menciptakan segala sesuatunya dengan
manfaatnya, dimana bunyi sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia yang
salah satu kegunaannya untuk berkomunikasi. Contohnya: cara Allah
berkomunikasi dengan umatnya saat memanggil umatnya untuk datang
kerumahnya dan melaksanakan sholat, yaitu ketika beduk dipukul dan suara
adzan. Hal tersebut untuk sampai ke telinga manusia memiliki 3 syarat yakni
1) adanya sumber bunyi, 2) adanya zat perantara (medium padat, cair, dan
gas), dan 3) adanya pendengar. Terkait hal tersebut maka gelombang bunyi
sendiri memerlukan waktu dalam waktu untuk merambat dari sumber bunyi
ke pendengar.

1. Instruksi 1
Perhatikan data dalam tabel berikut!
Udara Alkohol Kayu
330 1.240 4.700
330 4.700 1.240
1.240 330 4.700
4.700 1.200 330
2. Instruksi 2
Diskusikan dengan teman kelompok Anda, kemudian komunikasikan
hasil diskusi Anda dengan teman dan guru di depan kelas!
3. Instruksi 3
Jawablah pertanyaan di bawah:
11
a) Berdasarkan data di atas, urutkan cepat rambat bunyi yang benar?
b) Manakah cepat rambat bunyi yang lebih cepat?
c) Mengapa ketiga cepat rambat bunyi tersebut berbeda kecepatannya?
Jelaskan!
d) Apa saja faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi?

D. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :

12
LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
RESONANSI DAN BUNYI SEDERHANA PADA GELAS KACA

A. Petunjuk Umum
1. Awali dengan membaca basmallah
2. Bacalah Lembar Kegiatan Siswa dengan teliti
3. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
4. Ikuti langkah percobaan
5. Lakukan percobaan dengan di awali basmallah serta teliti
6. Diskusikan pertanyaan pada LKS dengan teman kelompokmu
7. Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar
8. Akhiri dengan membaca hamdallah

B. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh panjang ruang kosong dengan frekuensi bunyi yang
dihasilkan
2. Membedakan frekuensi bunyi secara percobaan dengan analisis

C. Aktivitas/tugas
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada
benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan
bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat penting dalam dunia musik.
Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak
resonansi. Resonansi menghasilkan pola gelombang stasioner yang terdiri atas
perut dan simpul gelombang dengan panjang gelombang tertentu. Pada saat
frekuensinya sama dengan frekuensi resonansi, hanya diperlukan sedikit usaha
untuk menghasilkan amplitudo besar. Resonansi juga dipahami untuk
mengukur kecepatan perambatan buyi di udara. Contoh peristiwa reonansi
adalah pipa organa yaitu pipa organa terbuka.

Gambar 1. Pipa Organa Terbuka

1. Instruksi 1
Siapkan Alat dan Bahan Percobaan
a) Alat
1) Gelas Anggur 2 buah
2) Penggaris

13
b) Bahan
1) Air

2. Instruksi 2
Perhatikan desain alat percobaan di bawah ini:

Gambar 2. Desain Percobaan

3. Instruksi 3
Bacalah dengan teliti dan ikuti langkah prosedur percobaannya
Langkah-langkah dalam eksperimen:
a. Mulailah dengan membaca Basmallah sebelum melakukan praktikum,
b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
c. Ambil gelas anggur kosong,
d. Ukur ruang kosong pada gelas
e. Celupkan jari telunjuk dan jari tengah pada air,
f. Pegang kaki gelas agar tidak goyang atau jatuh saat melakukan
praktikum,
g. Gesek bibir gelas dengan kedua jari yang telah dibasahi,
h. Amati bunyi yang terjadi, tuang air pada gelas anggur kosong dengan
1
volume gelas,
4
i. Ulangi langkah 2-7 untuk seterusnya dengan volume air yang semakin
1
bertambah. gelas dan satu gelas penuh.
2
j. Bandingkan frekuensi bunyi yang terjadi, setelah mendapatkan data
yang diperlukan, rapikan dan bersihkan kembali alat-alat yang yang
telah diggunakan,
k. Akhiri dengan lafaz Hamdallah.

4. Instruksi 4
Selanjutnya isilah tabel di bawah ini sesuai percobaan di atas
Volume air Panjang ruang kosong Deskripsi Suara
(ml) (cm)

14
v 3v
f 0= =… Hz f 1= =… Hz
4l 4l
5v 7v
f 2= =… Hz f 3 = =… Hz
4l 4l
Perbandingan antara frekuensi pada percobaan dengan analisis.

5. Instruksi 5
Jawablah pertanyaan di bawah ini:
a. Apa yang mempengaruhi frekuensi bunyi pada gelombang stasioner?
b. Dari percobaan yang telah dilakukan, bagaimana perbandingan
frekuensi bunyi yang dihasilkan?
c. Apa yang menyebabkan gelas bisa berbunyi jika di gesek dengan jari
tangan?

D. Kesimpulan
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA


Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Palembang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Semester 2
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Tahun Ajaran : 2019/2020

15
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan


ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan I.1.1 Mengagumi kebesaran Tuhan


yang menciptakan mengatur yang telah menciptakan dan
alam jagad raya melalui mengatur alam jagad raya
pengamatan fenomena alam dengan keteraturannya
fisis dan pengukurannya. melalui fenomena alam.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Menunjukkan sikap selalu
dalam aktivitas sehari-hari berdoa untuk memulai
sebagai wujud implementasi pembelajaran, sikap syukur,
sikap dalam melakukan berserah diri atas kegagalan
percobaan dan berdiskusi. dan menghormati orang lain
dalam proses pembelajaran.
16
Kompetensi Dasar Indikator

2.1.2 Menunjukkan sikap tanggung


jawab, kerja keras, mandiri
dan toleransi dalam belajar
secara individu maupu
kelompok.
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip 3.10.1 Mendeskripsikan
gelombang bunyi dan cahaya gelombang bunyi
dalam teknologi 3.10.2 Menjelaskan karakteristik
gelombang longitudinal
dan gelombang transversal
3.10.3 Membedakan infrasonik,
ultrasonik, dan audiosonik
3.10.4 Menghitung cepat rambat
gelombang bunyi pada zat
padat, cair, dan gas.
3.10.5 Menentukan tinggi kolom
udara pada peristiwa
resonansi bunyi.
3.10.6 Menyelidiki resonansi
pada gelombang
3.10.7 Menentukan efek Doppler
untuk gelombang bunyi.
3.10.8 Menyebutkan berbagai
fenomena bunyi dalam
kehidupan sehari-hari.
4.10 Melakukan percobaan tentang 4.10.1 Mempersiapkan diri dan
gelombang bunyi dan/atau berdoasebelum melakukan
cahaya, berikut presentasi hasil percobaan.
dan makna fisisnya misalnya 4.10.2 Memulai percobaan sesuai
sonometer, dan kisi difraksi dengan langkah di LKPD.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui informasi yang diperoleh dari buku dan diskusi yang dilakukan
secara berkelompok, siswa mampu menalar untuk mendeskripsikan
gelombang bunyi sehingga menambah rasa toleransi antar sesama, sikap
mandiri, dan mampu beriman kepada Kebesaran-Nya.
2. Melalui informasi yang diperoleh dari buku, siswa dapat menalar untuk
menjelaskan karakteristik gelombang longitudinal dan gelombang

17
transversal, sehingga menambah pengetahuan, meningkatkan sikap
religius, dan mampu bersyukur akan kebesaran-Nya.
3. Melalui informasi yang diperoleh dari buku, siswa dapat menalar untuk
membedakan infrasonik, ultrasonik, dan audiosonik sehingga menambah
pengetahuan, meningkatkan sikap religius, dan mampu bersyukur akan
kebesaran-Nya.
4. Melalui informasi yang diperoleh dari guru dan diskusi kelompok, siswa
dapat menalar untuk menghitung cepat rambat gelombang bunyi pada zat
padat, cair, dan gas sehingga dapat menambah sikap tanggung jawab dan
mampu bersyukur terhadap kebesaran-Nya.
5. Melalui informasi yang diperoleh dari guru dan diskusi kelompok, siswa
dapat menalar untuk menentukan tinggi kolom udara pada peristiwa
resonansi bunyi sehingga dapat menambah sikap tanggung jawab dan
mampu bersyukur terhadap kebesaran-Nya.
6. Melalui informasi yang diperoleh dari guru, buku, dan diskusi kelompok,
siswa dapat menalar untuk menyelidiki resonansi pada gelombang
sehingga dapat menambah sikap tanggung jawab dan mampu bersyukur
terhadap kebesaran-Nya.
7. Melalui tanya jawab yang dilakukan siswa mampu menentukan efek
Doppler sehingga dapat menambah sikap tanggung jawab, kerja keras,
dan bersyukur terhadap kebesaran-Nya.
8. Melalui informasi yang diperoleh dari guru, buku, dan diskusi kelompok,
siswa dapat menalar untuk menyebutkan berbagai fenomena bunyi dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat menambah sikap tanggung jawab
dan mampu bersyukur terhadap kebesaran-Nya.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Gelombang Bunyi
2. Karakteristik Gelombang Bunyi
3. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Padat, Cair, dan Gas
4. Resonansi dan Pelayangan Bunyi
5. Efek Doppler

18
E. METODE
Model pembelajaran yang digunakan ialah Problem Based Learning
Berkarakter Islami
Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan saintifik
Metode yang digunakan ialah metode diskusi, tanya jawab, dan tugas.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 Nilai Karakter/ Alokasi
Keterampilan Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Sosial
Pendahuluan
Guru membuka Siswa menjawab Sikap religius 10 menit
pelajaran dengan salam dan berdoa dengan
mengucapkan salam mengucap salam
dan memimpin doa dan berdoa
Guru memeriksa Siswa merespon Sikap disiplin
kehadiran siswa dan serta menjawab
mengecek kesiapan absen guru dan
siswa untuk mempersiapkan
memulai proses diri untuk memulai
belajar mengajar proses belajar
mengajar
Guru Siswa Sikap
menyampaikan mendengarkan menghormati
tujuan pembelajaran tujuan orang lain
pembelajaran yang
disampaikan guru
Apersepsi Apersepsi Sikap mandiri
Guru memberikan Siswa menjawab dan percaya diri
apersepsi dengan pertanyaan dari
mengingatkan siswa guru
pada materi
gelombang bunyi
saat di SMP.
“Sebutkan
karakteristik dari
gelombang bunyi
dan contoh sumber
bunyi dalam
kehidupan sehari-
hari?”
Memotivasi Memotivasi Sikap percaya
Guru menanyakan Siswa merespon diri dan
hal-hal mengenai pertanyaan dari menghargai
gelombang bunyi guru dan pendapat orang
19
Pertemuan 1 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
dalam keseharian memberikan lain Sosial
dan peristiwa di pendapatnya
lingkungan sekitar masing-masing
“Pernahkan kamu
mendengar suara
seruling atau
terompet yang
dimainkan
seseorang?
Menurutmu dari
manakah sumber
bunyi yang
dikeluarkan oleh
seruling?”
Inti
Tahap I : Orientasi siswa pada masalah
Guru membacakan Siswa mengamati Sikap religius 10 menit
surat Az-Zumar dan mendengarkan dengan
ayat 68 serta cerita guru. menyadari
menceritakan kebesaran Allah
peniupan terompet dan bersyukur
sangkakala oleh atas nikmat
Malaikat Izrofil Allah
pada hari kiamat.
Sikap toleransi
Guru memberikan Siswa menghormati
gambaran pada mendengarkan dan orang lain
siswa mengenai memahami apa
gelombang bunyi yang diterangkan
dan oleh guru mengenai
permasalahannya gelombang bunyi
dalam kehidupan dan
sehari-hari. permasalahannya
dalam kehidupan
sehari-hari
Tahap II : Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
Guru membagikan Siswa dibagi Sikap mampu 10 menit
siswa menjadi 9 menjadi 9 bekerja sama
kelompok yang kelompok yang dan fokus dalam
setiap kelompok setiap kelompok pembelajaran
terdiri dari 4 atau 3 terdiri dari 4 atau 3
orang orang

Guru membagikan Siswa menerima


Lembar Diskusi Lembar Diskusi
20
Pertemuan 1 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
Siswa tentang Siswa dan Sosial
karakteristik menelaah
gelombang bunyi mengenai
dan menentukan permasalahan
cepat rambat bunyi tentang
pada zat padat, cair, karakteristik
dan gas melalui gelombang bunyi
media Whatsapp. dan menentukan
cepat rambat bunyi
pada zat padat,
cair, dan gas
melalui media
Whatsapp.
Tahap III : Membimbing penyelidikan
individu dan kelompok
Guru memberikan Siswa bertukar Sikap toleransi 15 menit
kesempatan pada pendapat dengan dalam
siswa untuk berdiskusi menghargai
bertukar pendapat kelompok pendapat orang
dengan berdiskusi mengenai lain dan
kelompok mengenai karakteristik menerima saran
karakteristik gelombang bunyi dan kritik
gelombang bunyi dan menentukan
dan menentukan cepat rambat bunyi
cepat rambat bunyi pada zat padat,
pada zat padat, cair, cair, dan gas.
dan gas.

Guru membimbing Siswa berdiskusi


siswa untuk dan mencoba
menyelesaikan menyelesaiakan
permasalahan yang permasalahan yang
ada di LDS ada di LDS dengan
mengenai bimbingan guru
karakteristik mengenai
gelombang bunyi karakteristik
dan menentukan gelombang bunyi
cepat rambat bunyi dan menentukan
pada zat padat, cair, cepat rambat bunyi
dan gas. pada zat padat,
cair, dan gas.
mengenai
karakteristik
gelombang bunyi
dan menentukan
cepat rambat bunyi
21
Pertemuan 1 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
pada zat padat, Sosial
cair, dan gas.
Tahap IV : Mengembangkan dan
menyajikan hasil
Guru meminta Perwakilan setiap Sikap religius 15 menit
perwakilan setiap kelompok dan percaya diri
kelompok untuk menyampaikan
menyampaikan hasil diskusinya
hasil diskusinya melalui media
melalui media Zoom Meeting
Zoom Meeting dengan memulai
mengenai lafaz basmallah
karakteristik dan mengucap
gelombang bunyi salam mengenai
dan menentukan karakteristik
cepat rambat bunyi gelombang bunyi
pada zat padat, cair, dan menentukan
dan gas. cepat rambat bunyi
pada zat padat,
cair, dan gas.
Kemudian
menutupnya
dengan hamdalllah
dan salam.
Tahap V : Menganalisis dan
mengevaluasi proses dan hasil
pemecahan masalah
Guru Siswa Sikap tanggung 15 menit
menyampaikan menyampaikan jawab dan kerja
penguatan dan pendapatnya dan keras
mengoreksi pengetahuannya
mengenai mengenai mengenai
karakteristik mengenai
gelombang bunyi karakteristik
dan menentukan gelombang bunyi
cepat rambat bunyi dan menentukan
pada zat padat, cair, cepat rambat bunyi
dan gas. pada zat padat,
cair, dan gas.
Penutup
Guru memberikan Siswa menerima Sikap kerja 10 menit
penghargaan kepada dan juga sama yang baik
kelompok yang memberikan dalam kelompok
memilki kinerja dan penghargaan
kerja sama yang kepada kelompok
baik yang memiliki
22
Pertemuan 1 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
kerja sama yang Sosial
baik
Guru memberikan Siswa merangkum Sikap mandiri
kesempatan siswa dan dan percaya diri
untuk merangkum memyimpulkan
dan menyimpulkan materi tentang
materi tentang gelombang bunyi
gelombang bunyi
Guru menutup Siswa menjawab Sikap religius
pelajaran dengan salam dari guru
mengucapkan salam

Pertemuan 2 Nilai Karakter/ Alokasi


Keterampilan Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Sosial
Pendahuluan
Guru membuka Siswa menjawab Sikap religius 10 menit
pelajaran dengan salam dan berdoa dengan
mengucapkan salam mengucap salam
dan memimpin doa dan berdoa
Guru memeriksa Siswa merespon Sikap disiplin
kehadiran siswa dan serta menjawab
mengecek kesiapan absen guru dan
siswa untuk mempersiapkan
memulai proses diri untuk memulai
belajar mengajar proses belajar
mengajar
Guru Siswa Sikap
menyampaikan mendengarkan menghormati
tujuan pembelajaran tujuan orang lain
pembelajaran yang
disampaikan guru
Apersepsi Apersepsi Sikap mandiri
Guru memberikan Siswa menjawab dan percaya diri
apersepsi dengan pertanyaan dari
mengingatkan siswa guru
pada materi
gelombang bunyi
saat di SMP.
“Ingatkah kalian
apa itu efek
Doppler dan
bagaimana cara
menentukan
frekuensi dari

23
Pertemuan 2 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
pendengar?’ Sosial
Memotivasi Memotivasi Sikap percaya
Guru menanyakan Siswa merespon diri dan
hal-hal mengenai pertanyaan dari menghargai
gelombang bunyi guru dan pendapat orang
dalam keseharian memberikan lain
dan peristiwa di pendapatnya
lingkungan sekitar masing-masing
“Apakah kalian
pernah mendengar
suara Adzan dari
masjid? Apakah
yang terjadi jika
kalian mendekati
suara Adzan
tersebut?”
Inti
Tahap I : Orientasi siswa pada masalah
Guru membacakan Siswa mengamati Sikap religius 10 menit
surat Al-Baqarah dan mendengarkan dengan
ayat 29 yang cerita guru. menyadari
menceritakan kebesaran Allah
mengenai peristiwa dan bersyukur
pembentukan alam atas nikmat
semesta. Peristiwa Allah
red shift yaitu
bergeraknya Sikap toleransi
bintang-bintang menghormati
menjauhi bumi dan orang lain
secara umum
bergerak saling
menjauh satu sama
lain, seperti
peristiwa efek
Doppler.

Guru memberikan Siswa


gambaran pada mendengarkan dan
siswa mengenai memahami apa
gelombang bunyi yang diterangkan
dan oleh guru mengenai
permasalahannya gelombang bunyi
dalam kehidupan dan
sehari-hari. permasalahannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
24
Pertemuan 2 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
Tahap II : Mengorganisasikan siswa Sosial
untuk belajar
Guru membagikan Siswa dibagi Sikap mampu 10 menit
siswa menjadi 9 menjadi 9 bekerja sama
kelompok yang kelompok yang dan fokus dalam
setiap kelompok setiap kelompok pembelajaran
terdiri dari 4 atau 3 terdiri dari 4 atau 3
orang orang

Guru membagikan Siswa menerima


Lembar Kegiatan Lembar Kegiatan
Siswa tentang Siswa dan
resonansi, menelaah
pelayangan bunyi mengenai
dan efek Doppler permasalahan
melalui media tentang resonansi,
Whatsapp. pelayangan bunyi
dan efek Doppler
melalui media
Whatsapp.
Tahap III : Membimbing penyelidikan
individu dan kelompok
Guru memberikan Siswa menerima Sikap toleransi 15 menit
sebuah video video mengenai dalam
mengenai percobaan menghargai
percobaan resonansi resonansi bunyi pendapat orang
bunyi yang dikirim dan melaksankan lain dan
melalui media percobaan pada menerima saran
Whatsapp kepada LKS tersebut dan kritik
siswa dan meminta sesuai petunjuk
siswa untuk percobaan.
melaksankan
percobaan pada
LKS tersebut.

Guru memberikan Siswa bertukar


kesempatan pada pendapat dengan
siswa untuk berdiskusi
bertukar pendapat kelompok
dengan berdiskusi mengenai
kelompok mengenai resonansi,
resonansi, pelayangan bunyi
pelayangan bunyi dan efek Doppler.
dan efek Doppler.

Guru membimbing Siswa berdiskusi


25
Pertemuan 2 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
siswa untuk dan mencoba Sosial
menyelesaikan menyelesaiakan
permasalahan yang permasalahan yang
ada di LKS ada di LKS dengan
mengenai resonansi, bimbingan guru
pelayangan bunyi mengenai
dan efek Doppler. resonansi,
pelayangan bunyi
dan efek Doppler.
Tahap IV : Mengembangkan dan
menyajikan hasil
Guru meminta Perwakilan setiap Sikap religius 15 menit
perwakilan setiap kelompok dan percaya diri
kelompok untuk menyampaikan
menyampaikan hasil diskusinya
hasil diskusinya melalui media
melalui media Zoom Meeting
Zoom Meeting dengan memulai
mengenai resonansi, lafaz basmallah
pelayangan bunyi dan mengucap
dan efek Doppler. salam mengenai
resonansi,
pelayangan bunyi
dan efek Doppler,
kemudian
menutupnya
dengan hamdalllah
dan salam.
Tahap V : Menganalisis dan
mengevaluasi proses dan hasil
pemecahan masalah
Guru Siswa Sikap tanggung 15 menit
menyampaikan menyampaikan jawab dan kerja
penguatan dan pendapatnya dan keras
mengoreksi pengetahuannya
mengenai mengenai mengenai
resonansi, resonansi,
pelayangan bunyi pelayangan bunyi
dan efek Doppler. dan efek Doppler.
Penutup
Guru memberikan Siswa menerima Sikap kerja 10 menit
penghargaan kepada dan juga sama yang baik
kelompok yang memberikan dalam kelompok
memilki kinerja dan penghargaan
kerja sama yang kepada kelompok
baik yang memiliki
26
Pertemuan 2 Nilai Karakter/ Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan Waktu
kerja sama yang Sosial
baik
Guru memberikan Siswa merangkum Sikap mandiri
kesempatan siswa dan dan percaya diri
untuk merangkum memyimpulkan
dan menyimpulkan materi tentang
materi tentang gelombang bunyi
gelombang bunyi
Guru menutup Siswa menjawab Sikap religius
pelajaran dengan salam dari guru
mengucapkan salam

G. SUMBER BELAJAR
1. Alat dan bahan pembelajaran
a. Laptop
b. Jaringan Internet
c. Aplikasi Whatsapp dan Zoom meeting
d. Kertas
e. Spidol

2. Media
a. Power Point
b. Video
c. Lembar Diskusi Siswa (LDS)
d. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3. Referensi
Marthen Kanginan. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif : Tes tertulis berupa essay/uraian

27
2. Penilaian Afektif : Lembar Observasi

28
KISI-KISI SOAL PRETEST

Satuan Pendididkan : SMA Muhammadiyah 1 Palembang


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kompetensi Dasar : 3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan/atau cahaya, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya
misalnya sonometer, dan kisi difraksi

Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek


Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
3.10Menerap Mendeskripsik Mendeskrips 1. Saat seseorang Bunyi adalah sesuatu yang 6 0 Jika tidak
kan konsep an gelombang ikan bunyi menabuh kulit dihasilkan dari suatu mampu
dan prinsip bunyi dan yang sapi pada beduk getaran. Bunyi termasuk mendeskripsikan
gelombang terkaitnya maka kulit dalam gelombang pengertian dan
bunyi dan didalamnya tersebut akan longitudinal yang yang terkait
cahaya dalam bergetar dan merambat lurus kesegalah dalam bunyi
teknologi kulit akan arah dari sumber tersebut.
mengeluarkan Bunyi sendiri memiliki Jika tidak sesuai
suara sebagai gelombang dengan 2 mendeskripsikan
syarat untuk frekuenni dan periode pengertian dan
mulainya tertentu serta panjang yang terkait
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
adzan. gelombang tertentu dalam bunyi
Berdasarkan hal
tersebut, Jika hanya
apakah yang mampu
dimaksud 4 mendeskripsikan
dengan bunyi pengertian
serta sebutkan gelombang
apa saja yang bunyi
terkait didalam 6
bunyi? Jika mampu
mendeskripsikan
pengertian dan
yang terkait
dalam bunyi
Menjelaskan Menjelaskan 2. Allah telah Karakteristik dari 9 0 Jika tidak
karakterstik karaktersitik menyebutkan gelombang langitudinal mampu
gelombang gelombang mengenai ialah bahwa gelombang ini memjelaskan
longtudinal longitudinal gelombang arah getarnya sejajar karakteristik dan
dan gelombang dan longitudinal dengan arah rambatnya menggambarkan
transversal menggambar yakni dalam dan juga berbentuk rapatan gelombang
nya QS. Al-Hijr : dan regangan. longitudinal
83 “Kemudian Adapun gambarnya
mereka dibawah ini: Jika tidak sesuai
dibinasakan 3 memjelaskan
oleh suara karakteristik dan
keras yang menggambarkan

1
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
menggunturkan gelombang
pada pagi longitudinal
hari”. Suara
yang dimaksud Jika hanya
adalah bunyi mampu
yang termasuk 6 menjelaskan
dalam karaktersitik
gelombang gelombang
longitudinal. longitudinal
Jelaskan
bagaimana Jika mampu
karakteristik 9 menjelaskan
dari gelombang karakteristik dan
longitudinal menggambar
serta gambarlah gelombang
gelombang longitudinal
tersebut?
Menghitung Menghitung 3. Sebuah pipa Dik: L = 1 m 6 0 Jika tidak
cepat rambat cepat rambat organa tertutup f1 = 410 Hz mampu
gelombang bunyi di yang f2 = 574 Hz menentukan
bunyi pada zat udara panjangnya 1 Dit: v ? cepat rambat
padat, cair, dan meter Jawab:
gas. menghasilkan n1 n2 Jika hanya
dua frekuensi : 2 mampu
4 L.v 4 L.v
nada atas yang 410 Hz :574 Hz menentukan
berturut-turut 5 :7 diketahui dan

2
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
410 Hz dan 574 n1 ditanya dari soal
Hz. Hitunglah f=
4 L.v
cepat rambat 5 Jika mampu
bunyi diudara? 410 Hz= menentukancepa
4 (1) v
v=328 m/s 4 t rambat dengan
hasil akhir yang
tak sesuai

Jika mampu
6 menentukan
cepat rambat
dengan benar
Menghitung 4. Suara Adzan Dik: t = 1,5 s 9 0 Jika tidak
jarak pada yang bertujuan v = 340 m/s mampu
persamaan untuk Dik: s? menentukan
cepat rambat memanggil Jawab: jarak
bunyi orang sholat s
v=
terdengar dari t Jika hanya
masjid oleh s mampu
340 m/s=
pengamat 1,5 s 3 menentukan
dengan 1,5 s= ( 340m/ s ) (1,5 s) diketahui dan
sekon, s=510m ditanya dari soal
kemudian bila
cepat rambat Jika mampu
bunyi 340 m/s. 6 menentukan
Berapakah jarak dengan

3
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
jarak antara hasil akhir yang
masjid ke tak sesuai
pengamat?
Jika mampu
9 menentukan
jarak dengan
benar
Menghitung 5. Allah telah Dik: t = 4 s 9 0 Jika tidak
kedalaman menciptakan v = 1.400 m/s mampu
pada laut, sehingga Dit: s? menentukan
persamaan kapal dapat Jawab: kedelaman
cepat rambat berlayar di atas 2 s=v . t
bunyi laut. Jika kapal v.t Jika hanya
s=
tersebut 2 mampu
mengirimkan ( 1400 m/s ) (4 s) menentukan
gelombang s= 3 diketahui dan
2
bunyi ke dasar 5600 m/s ² ditanya dari soal
laut, gema s=
2
terdengar s=2800 m Jika mampu
setelah 4 sekon. menentukan
Seandainya 6 kedalaman
cepat rambat dengan hasil
bunyi di air akhir yang tak
adalah 1.400 sesuai
m/s. Maka
berapakah Jika mampu

4
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
kedalaman 9 menentukan
lautnya? kedalaman
dengan benar
Membedakan Membedaka 6. Allah Maha - Audiosonik 12 0 Jika tidak
infrasonik, n frekuensi Pencipta yang memiliki frekeunsi mampu
ultrasonik, dan dari menciptakan dari 20 hingga membedakan
audiosonik manusia, jagad raya dan 20.000 Hz yang frekeunsi bunyi
kelelawar, isinya, Allah dapat didengar dalam
dan jangkrik juga membeda- oleh telinga gelombang
bedakan manusia bunyi
makhluk - Infrasonik”memili
hidupnya ki frekuensi yang Jika tidak sesuai
dengan dalam itu sebesar kurang dalam
frekuensi lebih di bawah 20 3 membedakan
pendengaran. Hz yang didengar frekuensi bunyi
Jelaskan oleh anjing dan pada gelombang
perbedaan jangkrik bunyi
frekuensi dari - Ultrasonik”ini
manusia, tidak dapat Jika hanya
kelelawar, dan terdengar oleh mampu
jangkrik? telinga manusia 6 menjawab 1
sama seperti frekuensi bunyi
halnya gelombang pada gelombang
infrasonik. Adapun bunyidengan
frekuensi yang tepat
dimiliki yaitu di

5
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
atas 20.000 Hz Jika hanya
yanng didengar 9 mampu
oleh lumba-lumba menawab 2
dan kelelawar frekuensi bunyi
pada gelombang
bunyi dengan
tepat

Jika mampu
menjawab 3
12 frekuensi bunyi
pada gelombang
bunyi dengan
tepat
Menentukan Menentukan 7. Suara beduk Dik: v = 2 m/s 8 0 Jika tidak
tinggi kolom panjang beresonansi f = 250 Hz mampu
udara pada kolom udara dengan Dit: L3 ? menentukan
peristiwa ketiga frekuensi Jawab: panjang kolom
resonansi sebesar 250 Hz v=λ . f udara
bunyi dan cepat 2 m/s=λ .250 Hz
rambat 2 m/s. 2 m/s Jika hanya
λ=
Berapakah 250 Hz mampu
panjang kolom λ=0,008 m menentukan
udara ketiga 2 diketahui dan
ketika beduk 1 ditanya dari soal
Ln=( 2 n−1 ) λ
terjadi 4

6
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
resonansi? Jika hanya
L3=( 54 ) λ 4 mampu
5 menentukan
L =( )0,008 m
3 panjang
4
gelombang
L3=0,01 m
Jika mampu
6 menentukan
panjang kolom
udara dengan
hasil akhir yang
tak sesuai

Jika mampu
8 menentukan
panjang kolom
udara dengan
benar
Menentukan 8. QS. Al-Anfal : Dik: L1 = 15 cm 12 0 Jika tidak
panjang 2 berbunyi Dit: λ dan L3 ? mampu
gelombang “Sesungguhnya Jawab: menentukan
bunyi dan orang-orang 1 panjang kolom
L1=( 2 n−1 ) λ
panjang beriman ialah 4 udara
kolom udara yang apabila 1
kedua disebut nama 15 cm= ()4
λ Jika hanya
Allah λ=4 .15 cm mampu

7
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
bergetarlah λ=60 cm 3 menentukan
hati diketahui dan
mereka...”,hal 1 ditanya dari soal
L2=( 2 n−1 ) λ
tersebut 4
menyinggung Jika hanya
resonansi. ( 34 ) λ
L2 = 6 mampu
Apabila ada 3 menentukan
sebuah tabung L =( ) 60 cm
2 panjang
4
kolom udara gelombang
L2=45 cm
dengan
resonansi Jika mampu
pertama 15 cm. menentukan
Tentukan panjang kolom
panjang 9 udara dengan
gelombang hasil akhir yang
bunyi dan tak sesuai
panjang kolom
udara kedua? Jika mampu
12 menentukan
panjang kolom
udara dengan
benar
Menganalisis Menganalisi 9. Perhatikan Pada peristiwa di gambar 12 0 Jika tidak
resonansi pada s resonansi percobaan bahwa bandul yang mampu
gelombang pada bandul resonansi memiliki frekuensi yang menentukan dan
dibawah! sama dengan bandul E menjelaskan

8
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
ialah bandul dengan
panjang tali yang sama. Jika jawaban
Adapun bandul dengan 3 tidak sesuai
panjang tali dan ayunan dengan
yang sama dengan bandul pertanyaan dari
E adalah bandul A dan C soal
karena adanya peristiwa
resonansi dimana hal Jika hanya
Jika bandul E tersebut terjadi ketika 5 mampu
diayunkan, maka frekuensi benda yang menentukan
bandul mana sajakah bergetar sama dengan bandul yang ikut
yang ikut berayun? frekuensi alami benda berayun
Jelaskan! yang ikut bergetar.
Jika mampu
menentukan
9 bandul dan
menjelaskannya
dengan kurang
tepat

Jika mampu
menentukan
12 bandul dan
menjelaskannya
dengan tepat
Menentukan Menentukan 10. Allah berfirman Dik: fs = 2000 Hz 9 0 Jika tidak

9
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
efek Doppler frekuensi dalam QS. Al- vs = 30 m/s mampu
dan pendengar Imron :3 v = 330 m/s menentukan
pelayangan dengan “Tiap-tiap Dit: fp pelayangan
bunyi. persaman yang bernyawa Jawab: bunyi
efek pasti akan v+ v p
Doppler merasakan f p= f Jika hanya
v−v s s
mati...”. 330 m/s+0 mampu
Sebuah ¿ 2000 Hz 3 menentukan
( 330−30 ) m/s
ambulance 330 m/ s diketahui dan
mendekati ¿ 2000 Hz ditanya dari soal
300 m/ s
rumah jenazah
660000
dengan ¿ Jika mampu
300 m/ s
kecepatan 30 menentukan
¿ 2200 Hz
m/s sambil 6 pelayangan
mengeluarkan bunyi dengan
bunyi sirine hasil akhir yang
yang tak sesuai
berfrekuensi
2000 Hz. Jika mampu
Kecepatan 9 menentukan
bunyi di udara pelayangan
saat itu 330 bunyi dengan
m/s. Berapakah benar
frekuensi yang
didengar oleh
seseorang di

10
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
rumah tersebut?
Menentukan 11. QS. Yasin : 51 Dik: fA = 1005 Hz 12 0 Jika tidak
frekuensi “Lalu ditiuplah fB = 1000 Hz mampu
pada sangkakala, fc = 500 Hz menjelaskan dan
pelayangan maka seketika Dit: Pipa organa mana menentukan
bunyi itu mereka yang menimbulkan frekuensi
keluar dari pelayangan dan ∆ f ? pelayangan
kuburnya Jawab: bunyi
(dalam Terjadi pelayangan jika
keadaan beda frekuensinya kecil Jika tidak sesuai
hidup), menuju berarti yang dapat menjelaskan dan
kepada menghasilkan pelayangan 3 menentukan
Tuhannya” adalah pipa organa A dan frekuensi
menjelaskan pipa organa B pelayangan
mengenai ∆ f =|f A −f b| bunyi
sangkakala ¿|( 1005 Hz−1000 Hz )|
sebagai tiupan ¿ 5 Hz Jika hanya
kebangkitan. mampu
Hal ini juga 6 menjelaskan
terkait dengan pelayangan
pipa organa bunyi
terbuka, jika
pipa organa A Jika hanya
menghasilkan mampu
frekuensi f = 9 menjelaskan dan
1005 Hz, pipa menentukan

11
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
organa frekuensi
Bmenghasilkan pelayangan
frekeunsi f = bunyi dengan
1000 Hz dan C hasil yang tak
dengan sesuai
frekuensi f
=500 Hz. Pipa Jika mampu
organa mana menjelaskan dan
yang saat 12 menentukan
dibunyikan frekuensi
bersama dapat pelayangan
menimbulkan bunyi
pelayangan?
Tentukan
frekuensi
pelayangan?
Menyebutkan Menyebutka 12. Jelaskan Pelayangan bunyi terjadi 8 0 Jika tidak
berbagai n contoh bagaimana ketika adanya 2 bunyi mampu
fenomena pelayangan terjadinya bertemu dengan frekuensi menyebutkan
bunyi dalam konstruktif pelayangan yang sedikit berbeda sebab
kehidupan dan bunyi dan sehingga menimbulkan pelayangan
sehari-hari. destruktif sebutkan pengerasan dan pelemahan bunyi dan
dalam contoh bunyi. contohnya
kehidupan pelayangan Contohnya:
sehari-hari bunyi dalam - Pada saat memainkan Jika tidak sesuai
kehidupan gitar menyebutkan

12
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
sehari-hari? - Pada saat meniup 2 sebab
seruling pelayangan
- Pada saat harimau bunyi dan
mengaum contohnya
- Pada saat bernyanyi
- Pada saat Jika hanya
melantunkan ayat Al- mampu
Qur’an 4 menjelaskan
sebab
pelayangan
bunyi dan tidak
menyertai
contoh
pelayangan
bunyi

Jika hanya
mampu
menjelaskan
sebab
6 pelayangan
bunyi dan
menyertai 1
contohnya

Jika hanya

13
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
8 mampu
menjelaskan
sebab
pelayangan
bunyi dan
menyertai 2
contohnya
Menyebutka 13. Maha besar Manfaat cepat rambat 12 0 Jika tidak
n manfaat Allah atas gelombang bunyi dalam mampu
cepat rambat segala apa yang kehidupan ialah: memberikan
bunyi dalam Dia - Cepat rambat contoh dari
kehidupan ciptakan,salah gelombang bunyi manfaat cepat
sehari-hari satunya ialah dimanfaaatkan rambat
adanya sumber nelayan untuk gelombang
bunyi yang mengetahui siang dan bunyi
dapat merambat malam
melalui - Pada malam hari akan Jika tidak sesuai
medium terdengar suara memberikan
sehingga dengan lebih jelas, contoh dari
sampai ke karena kerapatan manfaatkan
pendengar. udara malam hari itu 3 cepat rambat
Sebutkan lebih rapat gelombang
manfaat dari dibandingkan siang bunyi
cepat rambat hari
bunyi dalam Jika hanya
kehidupan mampu

14
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
sehari-hari? 6 memberikan
contoh dan tidak
memberikan
penjelasannya

Jika hanya
mampu
memberikan 1
9 contoh dan
penjelasannya

Jika mampu
memberikan 2
12 contoh dan
penejelasannya

15
KISI-KISI SOAL POSTTEST

Satuan Pendididkan : SMA Muhammadiyah 1 Palembang


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Kompetensi Dasar : 3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan/atau cahaya, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya
misalnya sonometer, dan kisi difraksi

Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek


Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
3.10Menerap Mendeskripsik Mendeskrip 1. Gelombang bunyi Bunyi adalah sesuatu 12 0 Jika tidak
kan konsep an gelombang sikan telah disebutkan yang dihasilkan dari mampu
dan prinsip bunyi pengertian dalam QS. Huud: 94 suatu getaran. Bunyi mendeskripsik
gelombang gelombang “Tatkala azab termasuk dalam an pengertian
bunyi dan bunyi dan datang, Kami gelombang dan syarat dari
cahaya dalam syarat selamatkan Syu’aib longitudinal yang gelombang
teknologi terjadinya dan orang-orang merambat lurus bunyi
beriman dengan kesegalah arah dar
rahmat dari Kami, sumber tersebut. Jika tidak
dan orang zalim Adapun syarat dasar sesuai
dibinasakan dengan terjadinya bunyi 3 mendeskripsik
suara yang adalah: an pengertian

16
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
mengguntur”. - Adanya sumber dan syarat dari
Terkait dari surah bunyi (benda yang gelombang
tersebut bahwa bergetar) bunyi
bunyi ialah suara, - Adanya medium
maka apakah yang (zat untuk Jika hanya
dimaksud dengan merambatnya mampu
gelombang bunyi bunyi) mendeskripsik
dan sebutkan syarat - Adanya penerima 6 an pengertian
terjadinya bunyi yang berada gelombang
gelombang bunyi? di dekat atau bunyi
tdalam jangkauan
sumber bunyi Jika hanya
9 mampu
mendeskripsik
an pengertian
dan 1 syarat
terjadinya
gelombang
bunyi

Jika hanya
mampu
10 mendeskripsik
an pengertian
dan 2 syarat
terjadinya

17
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
gelombang
bunyi

Jika hanya
mampu
mendeskripsik
an pengertian
12 dan 3 syarat
terjadinya
gelombang
bunyi
Menjelaskan Menjelaska 2. Allah telah Gelombang 9 0 Jika tidak
karakterisitk n menyebutkan transversal adalah mampu
gelombang karakteristik mengenai gelombang yang arah menjelaskan
longitudinal gelombang gelombang getarnya tegak lurus karakteristik
dan gelombang transversal transversal yakni dengan arah rambat gelombang
transversal dalam QS. Huud : 43 gelombang dan transversal
“Anaknya gelombangnya
menjawab: Aku berbentuk bukit dan Jika tidak
akan mencari lembah. 3 sesuai
perlindungan ke menjelaskan
gunung yang dapat karakteristik
memeliharaku dari gelombang
air bah! Nuh transversal
berkata: Tidak ada
yang melindungi Jika tidak

18
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
hari ini dari azab 6 lengkap
Allah. Dan menjelaskan
gelombang menjadi karakteristik
penghalang di gelombang
antara keduanya, transversal
maka anak itu
termasuk orang Jika
yang menjelaskan
ditenggelamkan”. 9 karakteristik
Gelombang pada air gelombang
tersebut termasuk transversal
dalam gelombang secara lengkap
transversal. Jelaskan
bagaimana
karakteristik dari
gelombang
transversal?
Menggamba 3. Berdasarkan soal no Berikut jawabannya: 8 0 Jika tidak
rkan 2 bahwa gambar mampu
gelombang gelombang menggambarka
transversal transversal n dan
dan digambarkan sebagai menentukan
menentukan berikut: keterangan
keterangan pada
dari gelombang
gelombang transversal

19
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
transversal Tentukan bagaimana
amplitudo, arah Jika tidak
rambat, arah getar, 2 sesuai dalam
periode, dan panjang menggambarka
gelombang pada n dan
gelombang menentukan
transversal? keterangan
pada
gelombang
transversal

Jika hanya
mampu
4 menggambarka
n dan tidak
menyertai
keterangan
pada
gelombang
transversal

Jika hanya
mampu
menggambarka
6 n dan
menentukan

20
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
beberapa
keterangan
pada
gelombang
transversal

Jika mampu
menggambarka
8 n dan
menentukan
keterangan
pada
gelombang
transversal
Menghitung Menghitung 4. Surah Al-Hijr : 22 Dik: T = 27°C = 300 9 0 Jika tidak
cepat rambat cepat “Dan kami telah K mampu
gelombang rambat meniupkan angin R = 8,31 J/mol K menentukan
bunyi pada zat gelombang untuk mengawinkan Dit: v? cepat rambat
padat, cair, dan bunyi pada (tumbuhan) dan Jawab:
gas. gas Kami turunkan Massa molar gas Jika hanya
hujan dari langit, untuk udara bernilai 3 mampu
lalu kami beri 29 ×10−3 kg/mol, menentukan
minuman kamu sedangkan tetapan diketahui dan
dengn air itu, dan Laplace untuk udara ditanya dari
sekali-kali bukanlah bernilai 1,4 soal
kamu yang

21
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
menyimpannya” RT Jika mampu
terkait surah tersebut
bahwa angin ini
v= γ
√ Mr
( 1,4 )( 8,31 ) (300)
6 menentukan
cepat rambat
timbul karena
perbedaan tekanan
udara. Apabila udara
¿
√ 29× 10−3
¿ 347 m/s
dengan hasil
akhir yang tak
sesuai
dalam keseharian
pada suhu 27°C, Jika mampu
maka hitunglah 9 menentukan
cepat rambat cepat rambat
bunyinya? dengan benar
Menghitung 5. Suara Adzan yang Dik: s = 400 m 9 0 Jika tidak
waktu dari bertujuan untuk v = 340 m/s mampu
cepat memanggil orang Dit: t? menentukan
rambat sholat terdengar dari Jawab: waktu
gelombang masjid oleh s
v=
bunyi pengamat dengan t Jika hanya
jarak 400 m dan 400 m mampu
340 m/s=
cepat rambat bunyi t 3 menentukan
340 m/s. Berapa 340 m/s diketahui dan
t=
waktu yang 400 m ditanya dari
diperoleh dari suara t=0,85 s soal
Adzan masjid ke
pengamat? Jika mampu
menentukan
6 waktu dengan

22
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
hasil akhir
yang tak sesuai

Jika mampu
9 menentukan
waktu dengan
benar
Menghitung 6. QS. Zalzalah : 1 Dik: f = 5 Hz 6 0 Jika tidak
cepat “Apabila bumi λ = 420 m mampu
rambat diguncangkan Dit: v? menentukan
gelombang dengan guncangan Jawab: cepat rambat
bunyi yang dahsyat v=λ . f
menyebutkan ¿ ( 420 m ) (5 Hz) Jika hanya
mengenai gempa ¿ 2100 m/s 2 mampu
bumi”, dimana hal menentukan
itu disebabkan bumi diketahui dan
yang digoncang dan ditanya dari
digetarkan. Salah soal
satu kekuasaan Allah
ialah terjadinya Jika mampu
gempa bumi, gempa menentukan
bumi dapat 4 cepat rambat
menghasilkan tiga dengan hasil
gelombang. Salah akhir yang tak
satunya ialah sesuai
gelombang

23
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
transversal, jika Jika mampu
gelombang tersebut 6 menentukan
bergerak dengan cepat rambat
frekuensi 5 Hz dan dengan benar
panjang
gelombangnya 420
m. Berapakah cepat
rambat gelombang
tersebut?
Membedakan Membedaka 7. Al-Khaaliq adalah 4) Audiosonik 12 0 Jika tidak
infrasonik, n frekuensi sifat Allah yang memiliki mampu
ultrasonik, dan bunyi yaitu berartii Allah Maha frekeunsi dari 20 membedakan
audiosonik infrasonik, Pencipta jagad raya hingga 20.000 Hz frekeunsi
ultrasonik, dan seisinya, salah yang dapat bunyi dalam
dan satunya Allah didengar oleh gelombang
audiosonik menciptakan telinga manusia bunyi
makhluknya di bumi 5) Infrasonik”memil
dengan berbeda-beda iki frekuensi yang Jika tidak
frekuensi bunyi yang itu sebesar kurang sesuai dalam
dapat didengar. lebih di bawah 20 3 membedakan
Berdasarkan Hz. frekuensi
frekuensi bunyi 6) Ultrasonik”ini bunyi pada
dalam gelombang tidak dapat gelombang
bunyi di bagi terdengar oleh bunyi
menjadi 3 yaitu telinga manusia
infrasonik, sama seperti Jika hanya

24
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
ultrasonik, dan halnya gelombang 6 mampu
audiosonik. Jelaskan infrasonik. menjawab 1
perbedaan dari Adapun frekeunsi frekuensi
ketiganya? yang dimiliki bunyi pada
yaitu di atas gelombang
20.000 Hz. bunyidengan
tepat

Jika hanya
mampu
9 menawab 2
frekuensi
bunyi pada
gelombang
bunyi dengan
tepat

Jika mampu
menjawab 3
12 frekuensi
bunyi pada
gelombang
bunyi dengan
tepat
Menentukan Menentukan 8. Peristiwa resonansi Dik: n = 1 9 0 Jika tidak
tinggi kolom panjang adalah adanya dua L1 = 40 cm = 0,4m mampu

25
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
udara pada kolom benda yang n=2 menentukan
peristiwa udara pada berdekatan dan Dit: L2? panjang kolom
resonansi peristiwa benda yang satu 1 udara
L2=( 2 n−1 ) λ
bunyi resonansi bergetar maka benda 4
yang lain juga akan 1 Jika hanya
0,4 m=( 2.1−1 ) λ
bergetar. Jika pada 4 mampu
saat terjadi peristiwa 1 menentukan
0,4 m= λ
resonansi pertama, 4 3 diketahui dan
panjang kolom udara λ=( 0,4 m ) ( 4) ditanya dari
40 cm maka saat λ=1,6 m soal
terjadi resonansi
kedua, berapakah Jika mampu
panjang kolom 6 menentukan
udaranya? panjang kolom
udara dengan
hasil akhir
yang tak sesuai

Jika mampu
menentukan
9 panjang kolom
udara dengan
benar
Menganalisis Menganalisi 9. Perhatikan gambar Semakin panjang 10 0 Jika tidak
resonansi pada s resonansi dibawah! kolom udara di dalam mampu
gelombang pada pipa botol maka frekuensi menentukan

26
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
organa nada yang dihasilkan dan
akan semakin tinggi, menjelaskan
sebaliknya jika
semakin pendek Jika jawaban
kolom udara di dalam tidak sesuai
botol maka frekuensi dengan
nada yang dihasilkan 4 pertanyaan dari
akan semakin rendah. soal
Botol dengan
Gambar tersebut frekuensi paling tinggi Jika hanya
menunjukkan sebuah pada botol nomor 4 mampu
botol dengan volume dan yang paling 6 menentukan
air dan panjang rendah pada nomor 1 botol yang
ruang kosong yang berfrekuensi
berbeda-beda. paling tinggi
Jelaskan dan rendah
bagaimanakah
frekuensi bunyi yang Jika mampu
dihasilkan? menetukan
Tentukan botol mana 8 botol dan
yang memiliki menjelaskanny
frekuensi paling a dengan
tinggi dan rendah? kurang tepat

Jika mampu
10 menentukan

27
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
botol dan
menjelaskanny
a dengan tepat
Menentukan Menentukan 10. Rasulullah SAW Dik: fs = 630 Hz 10 0 Jika tidak
efek Doppler besar bersabda “Setiap vs = 20 m/s mampu
dan frekuensi muslim yang terkena v = 330 m/s menentukan
pelayangan pendengar musibah penyakit Dit: fp ? pelayangan
bunyi. pada atau yang lainnya, Jawab: bunyi
persamaan pasti akan v+vp
efek dihapuskan f p= f Jika hanya
v + vs s
Doppler kesalahannya...”. 330 m/ s+0 mampu
Sebuah ambulance ¿ 630 Hz 3 menentukan
330 m/ s+20
yang mengeluarkan diketahui dan
sirine berfrekuensi 330 m/ s ditanya dari
630 Hz bergerak ¿ 630 Hz soal
350 m/ s
dengan kecepatan 20
m/s menjauhi 207900 Jika mampu
pendengar yang ¿ menentukan
350 m/ s
berada rumah sakit. pelayangan
Kecepatan sumber ¿ 594 Hz 6 bunyi dengan
bunyi di udara 330 hasil akhir
m/s. Tentukan yang tak sesuai
frekuensi yang
didengar oleh Jika mampu
seseorang di rumah 10 menentukan
sakit tersebut? pelayangan

28
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
bunyi dengan
benar
Menentukan 11. Allah berfirman Dik: fs = 2000 Hz 6 0 Jika tidak
pelayangan dalam QS. Al- vs = 40 m/s mampu
bunyi yang Baqarah : 155 “Dan vp = 20 m/s menentukan
didengar sungguh akan kami Dit: fp pelayangan
oleh berikan cobaan Jawab: bunyi
pendengar kepadamu... dan v+ v p
berikanlah berita f p= f Jika hanya
v−v s s
gembira kepada ( 340+20 ) m/s 2 mampu
orang-orang yang ¿ 2000 Hz menentukan
( 340−40 ) m/ s
sabar”. Salah satu diketahui dan
360 m/ s
cobaan dalam ¿ 2000 Hz ditanya dari
kehidupan yang 300 m/ s soal
720000
dihadapi manusia ¿
ialah adanya 300 m/ s Jika mampu
peristiwa kebakaran. ¿ 2400 Hz menentukan
Jika sirine mobil pelayangan
kebakaran dengan 4 bunyi dengan
frekuensi 2000 Hz hasil akhir
dan seseorang pada yang tak sesuai
tempat kejadian
bergerak saling Jika mampu
mendekati dengan 6 menentukan
kecepatan 40 m/s pelayangan
dan 20 m/s. Berapa bunyi dengan

29
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
pelayangan bunyi benar
yang didengar oleh
pendengar tersebut?
Menyebutkan Menyebutka 12. Segala sesuatu yang Manfaat gelombang 12 0 Jika tidak
berbagai n manfaat Allah ciptakan di bunyi dalam mampu
fenomena gelombang muka bumi ini tekonologi: memberikan
bunyi dalam bunyi dalam tentunya memiliki - SONAR (Sound contoh dari
kehidupan teknologi manfaat untuk Navigation manfaat
sehari-hari. makhluk hidup Ranging- gelombang
ciptaannya. Salah pendugaan dalam
satunya Allah navigasi dengan tekonologi
menciptakan bunyi) digunakan
gelombang, maka untuk menentukan Jika tidak
sebutkan 2 contoh benda di bawah sesuai
pemanfaatan laut meliputi 3 memberikan
gelombang dalam kedalaman laut. contoh dari
teknologi? Berikan - Penerapan dalam manfaatkan
penjelasannya! bidang kedokteran gelombang
dengan sinar dalam
gamma yang teknologi
bertujuan untuk
membunuh sel Jika hanya
kanker dan 6 mampu
sterilisasi alat-alat memberikan
kedokteran dan contoh dan
sinar X bertujuan tidak

30
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
untuk memotret memberikan
susunan tulang penjelasannya
dalam tubuh (X-
Ray) Jika hanya
9 mampu
memberikan 1
contoh dan
penjelasannya

Jika mampu
12 memberikan 2
contoh dan
penejelasannya
Menyebutka 13. Islam adalah agama Resonansi akan terjadi 8 0 Jika tidak
n contoh utama di Palestina, jika sebuah benda mampu
resonansi yang mana negara bergetar dengan menyebutkan
bunyi dalam ini sering kali di memiliki frekuensi sebab
kehidupan timpa musibah yang sama dengan resonansi dan
sehari-hari misalnya dengan benda yang sedang contohnya
lemparkannya bom bergetar.
sehingga kaca Contoh: Jika tidak
bergetar dan - Resonansi pada 2 sesuai
akhirnya pecah. Apa alat musik menyebutkan
penyebab hal - Resonansi suara sebab
tersebut dapat terjadi pesawat juga resonansi dan
dan sebutkan membuat kaca contohnya

31
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
kejadian dalam bergetar
keseharian yang - Resonansi garpu Jika hanya
merupakan contoh tala dengan 4 mampu
resonansi? Minimal frekuensi tertentu menjelaskan
2! dibunyikan pada sebab
kolom udara dan resonansi dan
tabung akan tidak
bergetar menyertai
- Suara bom yang contoh
dapat resonansi
menyebabkan kaca
bergetar hingga Jika hanya
akhirnya pecah mampu
6 menjelaskan
sebab
resonansi dan
menyertai 1
contoh dari
resonansi

Jika hanya
mampu
menjelaskan
8 sebab
resonansi dan
menyertai 2

32
Kompetensi Indikator Indikator Soal Penyelesaian Skor Skor Aspek
Dasar Pembelajaran Soal Maks Penilaian
contoh dari
resonansi

33
DOKUMENTASI

1. Halaman Sekolah

2. Gerbang sekolah

3. Gedung sekolah
4. Gedung sekolah

5. Perkenalan siswa/i

6. Pelaksanaan validasi

1
7. Proses Pembelajaran

8. Proses Pembelajaran

9. Proses Diskusi

2
10. Proses pembelajaran

11. Proses pembelajaran

3
4

Anda mungkin juga menyukai