Abstrak
Telah dilakukan Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian terhadap tiga benda dengan ukuran yang
berbeda yaitu: Pipa A, Pipa B, Pipa C dengan menggunakan satu alat ukur yaitu: Jangka Sorong.
Dalam pengukuran sangat di perlukan ketelitian dan ketepatan agar harga tiap pengukuran tidak
jauh berbeda, terutama dalam penentuan NST alat ukur dan penentuan angka penting atau angka
berarti. Ketidakpastian pengukuran terbagi dua:ketidakpastian bersistem dan ketidakpastian
rambang. Ketidakpastian bersistem menyebabkan hasil yang di peroleh menyimpang dari hasil
sebelumnya sedangkan ketidakpastian rambang bersumber dari gejala yang tidak mungkin di
kendalikan atau di atasi berupa perubahan yang berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan
pengaturan di luar kemampuan. Suatu pengukuran selalu di sertai dengan ketidakpastian. Beberapa
penyebab ketidakpastian tersebut diantaranya adalah Nilai Skala Terkecil, kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, adanya gesekan, fluktuasi parameter pengukuran dan
lingkungan yang saling mempengaruhi serts keterampilan pengamat. Dengan demikian amat sulit
untuk mendapat nilai sebenarnya suatu besaran melalui pegukuran.
Katakunci : Angka penting, ketidakpastian pengukuran , NST , ketepatan, ketelitian,Pengukuran
Abstract
Abstract Basic Measurement and Uncertainty have been carried out on three objects of different sizes, namely:
Pipe A, Pipe B, Pipe C using a measuring instrument, namely: Sorong Term. In the measurement, it is needed
accuracy and accuracy so that the price of each measurement is not much different, especially in determining the
NST measuring instrument and determining important numbers or meaningful numbers. Measurement
uncertainty is divided into two: systemic uncertainty and uncertainty of the raft. Systemic uncertainty causes the
results obtained to deviate from the previous results while the uncertainty of rambang comes from symptoms
that are not possible to be controlled or overcome in the form of changes that take place very quickly so that
control of settings is beyond ability. A measurement is always accompanied by uncertainty. Some of the causes of
1
these uncertainties include the Smallest Scale Value, calibration error, zero point error, parallax error, friction,
measurement parameter fluctuations and the environment that influence each other's observer skills. Thus it is
very difficult to get the true value of a quantity through measurement
Keywords: Measurement, important numbers, measurement uncertainty, NST, accuracy, accuracy
1 TUJUAN
Mengenal dan dapat menggunakan alat ukur dasar dalam fisika
Dapat mengolah data dan menuliskannya dalam aturan baku
Mengetahui kegunaan dan fungsi alat-alat ukur dasar
Mampu mengetahui ketidakpastian dalam suatu pengukuran baik pengkuran tunggal
maupun pengukuran berulang
Mampu menerapkan prinsip pengukuran dan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari
Sosialisasi pengukuran dapat disebut sebagai “assigment of humerans to objects or event according
to rules” yang berarti penentuan angka-angka yang ada kaitanya dengan objek-objek ataupun
peristiwa sesuai dengan peraturan sepintas. Definisi tersebut tanpak sangat mirip, namun
sesungguhnya lebih tradisional dan sempit cakupanya pada definisi campbele perbedaan di buat
antara sifat sistem dan sistem itu sendiri dalam hal ini definisi campbele tugas yang dilakukan harus
sesuai dengan (hukum) yang mengatur sifat yang diberikan sedangkan stevents hanya memerlukan
“aturan” terhadap setiap perangkat aturan artinya campbel melihat pengukuran sebagai suatu
sistem sedangkan stevens melihatnya sebagai objek adapun beberapa alat ukur dasar yang sering
digunakan praktikum jangka sorong,mikrometer secrup, barometer, neraca tertulis, penggaris busur
derajat, stopwatch dan beberapa alat ukur besaran. Masing-masing alat ukur memilik cara untuk
mengoprasikanya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur
Nilai skala terkecil
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi lagi
inilah yang disebut dengan nilai skala terkecil (NST)
Ketelitian alat ukur tergntung pada NST ini.
Nonius
3
Pada beberapa alat ukur terdapat alat bantu skala yang disebut nonius . Nonius
membuat seolah-olah membuat dua garis skala yang kecil menjadi besar .
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitian nya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri
dari dua bagian bagian diam dan bagian bergerak pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung
pada ke ahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Jangka sorong digunakan untuk mengukur
diameter suatu benda yang berukuran kecil seperti mengukur diameter cincin, pipa dan benda
lainya.
X = X ± ⍙t
. . . . . . . . . . . . . . Persamaan 1.2
Ketidakpastiaan relatif adalah ketidakpastiaan yang dibandingkan dengan hasil pengukuran.
Pengukuran terhadap KTP (Ketidakpastiaan) yaitu :
Ada beberapa istilah dan definis dalam pengukuran yang harus dipahami, yaitu :
1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
5
2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran atau derajat untuk
membedakan suatu pengukuran dengan yang lainnya.
3. Kepekaan, rasio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel
yang diukut.
4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
6. Sensitifitas, adalah perbandingan keluaran terhadap perubahan besaran yang diukur.
Adapun penerapan pengukuran dan ketidakpastiaan dalam bidang kimia umumnya terletak di
pengukuran alat – alat laboratorium. Misalnya ketika seorang praktikan sedang melakukan
pengukuran menggunakan alat – alat laboratorium. Berikut analisis profil kesalahan yang dilakukan
praktikan dalam menggunakan berbagai alat ukur :
1. Kesalahan praktikan dalam menggunakan pipet ukur, berdasarkan hasil analisis data
prktikan yang melakukan kesalahan dalam pipet ukur, yaitu kesalahan dalam menentukan
volume yang diambil, tidak memperhatikan miniskus cekung atau cembung larutan, cara
memegang pipet ukur yang tidak tegak lurus dengan mata, serta tidak menggunakan pipet
ukur saat mengambil larutan.
2. Kesalahan praktikan menggunakan labu ukur, berdasarkan hasil analisis data praktikan yang
melakukan kesalahan dalam labu ukur, yaitu tidak menggunakan labu ukur untuk membuat
larutan encer dari larutan pekat, tidak memperhatikan miniskus cekung larutan.
3. Kesalahan praktikan menggunakan neraca digital, berdasarkan hasil analisis data, terdapat
praktikan melakukan kesalahan dalam menggunakan neraca digital, yaitu kesalahan dalam
menggunakan satuan yang ditentukan, menggunakan kaca arloji sebagai wadah untuk
menimbang, tidak mengkalibrasi neraca, mendapatkan sejumlah massa (hasil penimbangan)
yang ditentukan.
4 METODOLOGI
Metode percobaan dari jangka sorong adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan Jangka Sorong dan Pipa beraneka ukuran.
2. Menjepitkan benda yang akan diukur, kemudian menekan penguncinya.
3. Mengamati pembacaan Skala Utama dan Skala Nonius.
4. Mencatat pembacaan pada Skala Utama dan Skala Nonius.
5. Hasil pengukuran panjang benda
p = SD + ( SP X Ketelitian )
Penulisan Hasil Ukuran
p = p ± ⍙p
Dengan
⍙p = ½ Ketelitian
6. Menjumlahkan hasil Skala Utama dan Skala Nonius.
7. Mengulangi langkah 2 sampai 6 berulang kali pada benda yang diukur.
8. Merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
6 PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama kali ini berjudul Pengukuran dan Ketidakpastian yang bertujuan
untuk mengenal dan dapat menggunakan alat ukur dasar dalam fisika, mengetahui alat pengukuran,
mengetahui cara menentukan ketidakpastian.
Pengukuran adalah membandingan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebuah
patokan. Pengukuran dapat didefinisikan suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut
dengan aturan – aturan yang berstandar atau label terhadap yang telah disepakati untuk
mempresentasikan atribut yang diukur.
Alat yang digunakan pada percobaan Pengukuran dan Ketidakpastiaan adalah Jangka
Sorong. Bahan yang digunakan pada percobaan Pengukuran dan Ketidakpatiaan adalah Pipa
beraneka ukuran.
Adapun prosedur percobaan Pengukuran dan Ketidakpastiaan adalah menyiapkan jangka
sorong dan pipa beraneka ukuran, menjepitkan benda yang akan diukur, kemudian menekan
penguncinya.
1. Mengamati pembacaan Skala Utama dan Skala Nonius.
2. Mencatat pembacaan pada Skala Utama dan Skala Nonius.
3. Hasil pengukuran panjang benda
p = SD + ( SP X Ketelitian )
Penulisan Hasil Ukuran
p = p ± ⍙p
Dengan
⍙p = ½ Ketelitian
4. Menjumlahkan hasil Skala Utama dan Skala Nonius.
5. Mengulangi langkah 2 sampai 6 berulang kali pada benda yang diukur.
6. Merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian 0,01 mm, sehingga kita
dapat mengukur ukuran sebuah benda dengan teliti dan akurat. Pada jangka sorong terdapat dua
bagian yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran. Adapun cara menggunakan jangka
sorong yang baik dan benar adalah kendorkan baut pengunci dan geser rahang sorong bawahnya.
Fungsi dari jangka sorong yaitu digunakan untuk mengukur panjang suatu benda yang
memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 mm. Fungsi alat ukur jagka sorong dapat digunakan untuk
mengukur bagian luar diameter dan bagian dalam diameter serta kedalaman suatu benda.
Adapun istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami, diantaranya :
1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukurn atau derjat untuk
membedakan suatu pengukuran dengan yang lainnya.
3. Kepekaan, rasio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel
yang diukut.
4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
6. Sensitifitas, adalah perbandingan keluaran terhadap perubahan besaran yang diukur.
Adapun analisa kesalahan dalam Percobaan Pengukuran dan Ketidakpastiaan adalah :
Kurang memahami prosedur
Kurang teliti
Belum terlau bisa menggunakan alat ukur.
7 KESIMPULAN
15
Dari percobaan pengukuran dan ketidakpastian dapat diperoleh beberapa kesimpulan
yaitu :
1. Jangka sorong yang digunakan terbuat dari Stainless Stell, alat ini digunakan untuk
diameter, ketebalan, dan kedalaman.
2. Alat pengukuran dasar fisika ada banyak macamnya, seperti jangka sorong,
mikrometerskrup, neraca, dan stopwatch.
3. Menetukan ketidakpastian dengan cara membadingkan.
4. Cara menggunakan jangka sorong dengan membaca posisi nol dari skala nonius yang
berhimpitan.
5. Alat pengukuran digunakan untuk mengetahui suatu besaran.
8 REFERENSI
[1] Agriandita, Isnani & Yanasari. 2018. Modul Praktikum Fisika Dasar. Indramayu : Akamigas
Balongan.
[2] Kanginan, Marthen. 2013. Buku Fisika SMA/MA Kelas X : Penerbit Erlangga
[3] Krishantoro, Tony. 2016. Ketidakpastiaan Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet
Permanen dengan Alat Ukur Permagraph : Jurnal Pusat Penelitian
Elektronika dan Telekomunikasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
[4] Sari, Ira Nefita. 2016. Analisis Kesalahan Menggunakan Alat Ukur pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika IKIP PERI PONTIANAK : Jurnal Edukasi Vol.14, No.2,
Desember 2018.
[5] https://www.google.co.id/amp/s/informance.com/jangka-sorong/amp. (diakses : 25
Oktober 2018)
16