Anda di halaman 1dari 5

Peta Dakwah Islam di Kota Batam:

Analisis Potensi dan Problematikanya

fauzi76stainkepri.ac.id

Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw atas perintah Allah SWT.
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi sebagai rahmatan lil
alamin. Perkembangan agama ini sejak zaman Rasulullah hingga ke masa sekarang, pola
pengembangannya tetap mengedepankan konsep dakwah. Karena dengan dakwah inilah ajaran
Islam bisa berkembang sesuai kondisi zamannya. Namun ada beberapa hal yang menarik dalam
masalah dakwah ini, kadangkala dakwah Islam selalu berhadapan dengan berbagai konflik, baik
dari sumber dakwah (Da’I dalam menyampaikan materi), ataupun dari sasaran dakwah (obkjek
dakwah yakni masyarakat yang menerimanya) serta lingkungan. Oleh karena itu, seorang dai
harus mentauladani kebijaksanaan Rasulullah Saw dalam berdakwah.
Apa itu dakwah?
Menurut Prof. Toha Yahya Oemar (2011), bahwa dakwah Islam diartikan sebagai upaya
menagajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan
untuk kemaslahatan di dunia dan di akhirat. Dakwah Islam yang dikonotasikan sebagai upaya
transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam kepada seluruh umat manusia, dalam
pelaksanaanya memerlukan adanya sistem perencanaan (planning) yang memadai agar dapat
mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan. Salah satu perencanaan yang dimaksud adalah
memahami secara objektif dan komprehensif sarana dakwah (Mad‟u) sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan strategi dakwah yang tepat bagi pelaku dakwah (Da‟i) dalam
melaksanakan tugasnya pada suatu komunitas tertentu, terlebih lagi di kota batam.
Mengapa Kota Batam
Kota batam sebagai daerah di provinsi kepulauan riau, merupakan sebuah kota yang
dirancang sebagai kota industri dan memiliki letak yang strategis karena berbatasan langsung
dengan negara tetangga seperti singapura dan Malaysia. Penulis tertarik meneliti objek
penelitian di Kota batam karena pada riset awal, ditemukan bahwa di kota tersebut
terdapat beberapa potensi dan permasalahan dakwah dari segi objek, subjek, dan lingkungan
dakwah. Sebagai daerah perbatasan dan industry, tentu daerah tersebut merupakan daerah yang
dapat dikatakan rawan kriminalitas dan moralitas, dikatakan demikian karena pada riset awal
ditemukan beberapa kasus permasalahan sosial mengenai kenakalan remaja, kasus
penyalahgunaan narkoba, penyelundupan, kekerasan dalam rumah tangga, hal tersebut
merupakan termasuk salah satu permasalahan yang eksis ditengah masyarakat.
Namun demikian, kota batam juga memiliki sejumlah rumah ibadah baik
msjid/surau/musholla, gereja, vihara, klenteng bahkan pura, serta ditunjang sarana perkotaan
yang mumpuni, baik dari segi fasilitas pendidikan, sosial dan lainnya, tentunya menjadi suatu hal
yang menarik untuk diteli lebih jauh. Disamping itu juga masih menyisakan sejumlah persoalan
lain seperti masyakarat yang di pesisir, kemiskinan, rendahnya mutu pendidikan daerah
hinterland yang masih terbatasnya sarana prasarana pendukung. Untuk itu, agar tujuan dakwah di
kota batam dapat terarah dan hasilnya maksimal, maka diperlukan peta dakwah. Dengan
melalui peta dakwah ini, akan dapat membantu para pelaku dakwah (Da‟i) dalam membuat
perencanaan kegiatan dakwah, salah satunya yaitu dengan memilih metode dakwah yang tepat
untuk digunakan, tentunya dengan menyesuaikan kondisi kondisi sasaran dakwah dan
lingkungannya. Tanpa mengetahui peta dakwah terkait tempat yang akan dijadikan sasaran
kegiatan dakwah, maka akan sulit untuk mengetahui dinamika yang dihadapi oleh masyarakat
kota batam, sehingga tujuan dari kegiatan dakwah akan sulit tercapai.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah potensi dakwah di kota Batam ?


2. Bagaimanakah problematika dakwah yang terjadi di kota batam ?
3. Bagaimanakah pola dakwah yang bisa dikembangkan untuk kota batam ?

Tujuan

1. Untuk menganalisis potensi dakwah kota batam


2. Untuk mngetahui dan menganalisis apa saja problematika dakwah yang terjadi di kota batam
3. Untuk menemukan pola dakwah yang bisa dikembangkan untuk kota batam

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang potensi dan
problematika dakwah dikota batam.
2. Hasil penelitian ini dapat menajdi bahan pengambilan kebijakan tentang peta dakwah di
kota batam

Tinjauan Kepustakaan

Dakwah, ditinjau dari segi bahasa Da’wah berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk
perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il) nya
adalah berarti memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan) (Saputra, 2011: 1).
Menurut Syekh Ali Mahfudz, dalam kitabnya yang berjudul Hidayatul Mursyidin, dakwah
adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru
mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh
kebahagiaan dunia akhirat (Mahfudz, 1970: 17). Sedangkan dalam versi yang lain, Dakwah
adalah suatu proses mengajak, menyeru, dan membimbing umat manusia untuk berbuat baik dan
mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya. Usaha tersebut dilakukan dengan sengaja dan
perencanaan matang baik dilakukan individu atau organisasi dengan sasaran umat perorangan
atau sekelompok orang (masyarakat) agar mereka mengetahui, mengimani dan mengamalkan
ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. Dakwah diupayakan dengan cara yang bijaksana,
agar tercapai kehidupan yang sejahtera di dunia dan di akhirat (Suhandang, 2012: 10).
Orang yang melakukan kegiatan dakwah disebut sebagai da’i, Seperti yang tertera pada firman
Allah SWT :
Artinya: Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam) (QS. Yunus: 25).
Dalam pengertian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:
a) Prof. Toha Yahya Oemar dalam Saputra (2011: 1) menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai
upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.
b) Dakwah menurut Ibnu Taimiyah dalam Pimay (2005: 26) merupakan suatu proses usaha
untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya terhadap apa yang telah diberitakan
oleh Rasul dan taat terhadap apa yang telah diperintahkan yang meliputi dua kalimat syahadat,
menegakkan shalat,menunaikan zakat, puasa bulan Ramadhan, melaksanakan haji, iman kepada
malaikat, kitab–kitab-Nya, hari kebangkitan, qadha dan qodar.
c) Dakwah adalah suatu proses mengajak, menyeru, dan membimbing manusia untuk berbuat
baik dan mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya. Usaha tersebut dilakukan dengan sengaja dan
perencanaan matang baik dilakukan individu atau organisasi dengan sasaran umat perorangan
atau sekelompok orang (masyrakat) agar mereka mengetahui, mengimani dan mengamalkan
ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan (Saerozi, 2013: 11).
Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh umat manusia
dimanapun mereka berada menurut kemampuannya. Dasar hukum kewajiban dakwah tersebut
banyak disebutkan dalam al-Qur’an dengan menggunakan metode-metode dakwah, antara lain
firman Allah Surat Qs. Ali Imron ayat 104):
Artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang
yang beruntung.
Dasar hukum dakwah juga dijelaskan dalam Hadist riwayat Bukhari yaitu:
Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah
dengan tangannya. Bila ia tak mampu, maka dengan lisannya. Dan bila ia masih belum mampu,
maka hendaklah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemahlemahnya iman”. (HR.
Bukhari)
Hafifudin (1998:78) mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah mengubah perilaku
terhadap mad’u atau sasaran dakwah agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya
dalam kehidupan seharihari baik yang bersifat pribadi, keluarga, maupun sosial kemasyarakatan
supaya mendapatkan kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
Jamaludin Kafie dalam Amin (2009: 67) mengemukakan tujuan dakwah dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
a) Tujuan utama adalah memasyarakatkan akhlak dan mengakhlakkan masyarakat, sesuai sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, akhlak akan menjadi landasan untuk memimpin manusia
yaitu bertindak, berfikir, dan perasaan. Akhlak seseorang akan membentuk akhlak
bermasyarakat, negara dan umat.
b) Tujuan umum adalah menyeru manusia untuk selalu manjalankan perintah Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW serta memenuhi panggilan-Nya dalam hal yang dapat memberikan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
c) Tujuan khusus adalah berusaha membentuk suatu tatanan mayarakat yang menjalankan segala
macam perintah-perintah dan menjauhi segala larangan ajaran Islam.

Dalam berdakwah supaya pelaksanaan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh seorang
da’i untuk menyampaikan pesan atau himbauan dakwah kepada mad’u agar berhasil maka perlu
menganut prinsip-prinsip dakwah.
Menurut Munir (2009: 50-59). prinsip-prinsip dakwah terbagi menjadi tiga hal yakni :
a) Memudahkan tidak mempersulit Dalam berdakwah sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW
bahwa dalam melaksanakan kegiatan dakwah kepada umat senantiasa dilakukan dengan cara-
cara yang baik memudahkan bukan mempersulit.
b) Memperhatikan Psikologi Mad’u
Dalam berdakwah seorang da’i tentu harus mengenal kondisi dari objek dakwah atau mad’u
yang akan di dakwahi dan salah satunya dari psikologi mad’u.
c) Memperhatikan penahapan beban dan hukum
Untuk menjadikan aktifitas dakwah dapat disenangi dan diterima secara baik oleh mad’u proses
tahapan dalam melaksanakkannya menjadi penting agar dilakukan oleh seorang da’i terlebih-
lebih ketika menyuarakan pelarangan dan hukum Islam harus mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan dari mad’u.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif.
(Flick:2002) Pendekatan penelitian dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan
penelitian studi kasus. Menurut Mulyana (2010: 202) Studi kasus adalah uraian dan penjelasan
komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi
(komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara mendalam,
dokumentasi. Menurut Arikunto (2002) Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara
sistematis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis studi
kasus, adapun langkah-langkah dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: mengumpulkan
data, membaca dan mengelompokkan data, menganalisis masalah.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari lima bab sebagai berikut :


Bab 1, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, rancangan penelitian, jadwal penelitian serta
rencana anggaran penelitian.
Bab 2, Gambaran umum kota batan dan permasalahannya
Bab 3, Dakwah dalam konsep Islam
Bab 4, Peta Dakwah kota batam: Analisis dan problematikanya
Bab 5, Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.
Daftar Pustaka

Ali Aziz, Mohammad. 2004. Ilmu Dakwah (edisi refisi): Kencana Prenada Group. Amin,
Samsul Munir. 2013. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah
Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Effendi, Lalu Muchsin. 2006. Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers
Gunawan,
Ismail, A.ilyas. 2011. Filsafat Dakwah Islam: Kencana Prenada Group. Ma‟arif,
Bambang Saeful. 2010. Komunikasi Dakwah Paradigma untuk Aksi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Quraisy Shihab.1992. “Membimbing Islam”. Bandung; Mizan

Anda mungkin juga menyukai