Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ruang - Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013

ISSN 1858-3881
_________________________________________________________________________________________
____________________________

GERAKAN KAMPUNG HIJAU SEBAGAI UPAYA PEENGELOLAAN


ANALISIS PERAN G
DI KELURAHANN RAWAJATI KECAMATAN PANCORAN JAKARTA A SELATAN

Kartika Mega Puspita1 dan Santy Paulla Dewi2


Ka
1
Mahasiswa Jurusan Pe iversitas Diponegoro
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Univer
2
Dosen Jurusan Peren sitas Diponegoro
rencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universit
Email: kartikamegapuspita@gmail.com

Abstrak: Perkembangan Kota JJakarta yang tidak terkendali mengakibatkan permas asalahan lingkungan. Salah
satunya berupa perumahan da dan permukiman yang tidak teratur terutama pada da kampung kota. Hal ini
dikarenakan kampung kota tida idak memiliki sarana dan prasarana yang memadaii serta memiliki kepadatan
penduduk yang cukup tinggi. Da Dalam menanganani hal ini, terdapat upaya yang dila dilakukan di beberapa kota
besar di Indonesia termasuk Ko Kota Jakarta terkait dengan perbaikan kampung ko kota yaitu berupa gerakan
kampung hijau yang merupakan an gerakan pengelolaan lingkungan dengan melibatka tkan partisipasi masyarakat.
Salah satu gerakan kampung h hijau terdapat di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pa Pancoran, Jakarta Selatan.
Namun, dilihat dari kondisii lin lingkungan Kelurahan Rawajati rata-rata masih ih terlihat kumuh. Hal ini
mengindikasikan adanya geraka kan kampung hijau di Kelurahan Rawajati belum dap apat meningkatkan kondisi
lingkungan. Untuk itu, penelitian
an ini bertujuan untuk menganalisis peran gerakan kam ampung hijau sebagai upaya
pengelolaan lingkungan di Kelurlurahan Rawajati. Metode yang digunakan melalui meetode deskriptif kuantitatif
yang digunakan pada keseluruh dari gerakan kampung hijau
uhan analisis. Dari hasil analisis didapati, peranan dar
sebagai upaya pengelolaan lin lingkungan di Kelurahan Rawajati sampai pada tah tahapan pemulihan. Tahap
memulihkan merupakan tahap apan dimana upaya pengelolaan lingkungan yang ng dilakukan belum dapat
memperbaiki kondisi lingkungan an yang buruk dan tidak terawat menjadi hijau, bersih sih dan memliki pengolahan
limbah cair dan padat secara ter
terpadu dan efektif serta dampaknya belum meluas ke keseluruhan wilayah. Hal ini
disebabkan partisipasi masyarakakat masih relatif rendah di dalam berbagai program ge gerakan kampung hijau.

Kata Kunci : Peran, Gerakan Ka


ampung HIjau, Upaya pengelolaan lingkungan.

Abstract: The development of cit cities Jakarta uncontrolled resulting in environmental al problems. One of them is
in the form housing and residentntial irregular especially on kampong city. It was becau
ause kampung kota does not
have adequate facilities and infr
frastructure as well as having a high population. In de dealing with this case, there
were efforts made in several big vement of kampong city. The
ig cities in Indonesia including Jakarta relating improvem
effort is green kampong moveme ment which is movement of environmental managemen ent by involving community
participation. One of green kamp
mpong is in Rawajati sub district, Pancoran district, Sou outh Jakarta. However, seen
from environmental condition eve evenly was slum. Methods used is quantitative descrip criptive method was used in
the overall analysis. Therefore re, this research is to analyze the role of green n village movement as an
environmental management in n Ra reen village movement as an
Rawajati sub district. The analysis found a role of gree
environmental management in Rawajati sub district until the stages of recovery.. SStage restore is the stage
where the effort to environment ntal management have not been able to fix a bad envir nvironmental condition and
not maintained into be green, n, clean and has a liquid and solid waste managem ment in an integrated and
effective as well as the impliclications of this has not been extends the whole re region. This is due to the
community s participation is still
till relatively low in the green kampong movement progr gram.

Keywords: Role, Green Kampon


ng Movement, environmental management

Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80 | 71


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

PENDAHULUAN berjalan sejak tahun 2000 dan di prakrasai


Perkembangan kota yang tidak terkendali oleh kelompok PKK Kelurahan Rawajati.
dapat mengakibatkan kepadatan penduduk Kegiatan ini di Kelurahan Rawajati merupakan
yang tinggi. Adanya perkembangan tersebut inisiatif dari kelompok komunitas tersebut
dipicu arus urbanisasi desa ke kota yang cukup untuk meningkatkan kualitas lingkungan
tinggi. Tingginya arus urbanisasi juga permukimannya yang masih buruk. Tujuan
menjadikan kota yang sudah padat menjadi dari gerakan kampung hijau di Kelurahan
semakin padat dengan berbagai permasalahan Rawajati adalah untuk menangani masalah
baik segi fisik, sosial, ekonomi, maupun politik lingkungan yang buruk di Rawajati terutama
(Ridlo, 2001). Pembangunan yang dilakukan masalah sampah yang tidak terkelola dengan
pada perkotaan hanya memperhatikan unsur baik yang berbasis komunitas. Gerakan
ekonomi sehingga lebih menekankan Kampung hijau di Kelurahan Rawajati telah
pembangunan terhadap sektor bangunan dan berlangsung dari tahun 2000, namun dalam
konstruksi. Namun, meningkatnya kuantitas hal ini kondisi lingkungan di Kelurahan
bangunan di perkotaan tidak diringi dengan Rawajati rata rata masih kumuh. Selain itu,
kualitas lingkungan sehingga menyebabkan tidak terdapatnya program kerja ataupun
berbagai permasalahan lingkungan. Menurut laporan kegiatan gerakan kampung hijau
Herman Haeruman, permasalahan lingkungan Kelurahan Rawajati. Oleh sebab itu, di
perkotaan meliputi pemakaian energi yang perlukan adanya penelitian lebih lanjut dari
berlebihan, penumpukan limbah kota, program pemerintah yakni gerakan kampung
kesemerawutan angkutan kota serta hijau yang dilaksanakan sebagai upaya
perumahan dan permukiman yang tidak pengelolaan lingkungan di Kelurahan Rawajati
teratur (Komarudin, dkk, 1993). Dari beberapa Wilayah yang akan di lakukan
permasalahan lingkungan perkotaan tersebut, penelitian yaitu: Kelurahan Rawajati. Wilayah
ketidakteraturan perumahan dan penelitian di bedakan menjadi melalui
permukiman merupakan salah satu yang pembagian RW di Kelurahan Rawajati yakni
paling penting dikarenakan limbah berbahaya terdiri dari 8 RW. Untuk lebih jelasnya dapat
yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dilihat pembagian wilayah studi pada Gambar
paling banyak dihasilkan oleh perumahan dan 1 di bawah ini.
permukiman.
Salah satu kota di Indonesia yang
mengiatkan gerakan kampung hijau adalah
Kota DKI Jakarta. Kota Jakarta merupakan
magnet bagi masyarakat pedesaan yang
berharap dapat meiningkatkan taraf hidupnya
ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Kota
Jakarta tumbuh menjadi kota yang padat
sehingga menimbulkan munculnya
perkampungan perkampungan yang
mempunyai kualitas yang buruk. Untuk itu,
dengan adanya gerakan kampung hijau ini,
diharapkan dapat memperbaiki lingkungan
dari kampung kampung tersebut. Gerakan
kampung hijau terdapat di beberapa kampung
di Kota Jakarta baik dalam tingkat RT/RW Sumber: BAPPEDA DKI JAKARTA, 2013
sampai kelurahan yang rata rata di kelola GAMBAR 1
oleh kelompok PKK. DELINIASI WILAYAH STUDI
Kegiatan dari gerakan kampung hijau yang
di lakukan di Kelurahan Rawajati telah

72| Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal71-80


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

KAJIAN LITERATUR lebih buruk lagi dan menjadikan suatu


Kampung Kota keadaan kembali baik seperti semula
Kampung berasal dari bahasa jawa yang 2. Memelihara dan Memanfaatkan
berarti desa atau dusun. Namun dalam proses Menjadikan apa yang ada sekarang ini
urbanisasi di mana makin banyak orang desa menjadi bekelanjutan dengan
bermigrasi ke kota pada umumnya membawa menyelamatkan, melindungi dan
serta pola hidup perkampungan dibawa serta, merawat baik-baik sehingga
sehingga timbulah di kota kantong kantong menjadikannya berguna.
perkampungan dengan ciri kehidupan 3. Mengawasi dan Mengendalikan
kampung yang seragam. menurut Yudohusodo Mengarahkan, mengontrol ataupun
et al (1991), Beberapa ciri permukiman kumuh membatasi segala sesuatu yang
adalah kondisi fisik lingkungan tidak berkepentingan untuk masa depan.
memenuhi syarat, kondisi bangunan sangat
buruk, kepadatan bangunan sangat tinngi METODE PENELITIAN
serta fungsi fungsi kota bercampur dan tidak Penelitian ini merupakan penelitian
beraturan. Ciri dari perkampungan kota yang melihat fenomena yang terjadi dari
kebanyakan berasal dari desa yang miskin wilayah penelitian tersebut dengan tujuan
oleh karena itu, umumnya penduduk ini mengetahui peran dari gerakan kampung
berpendapatan rendah serta memiliki tingkat hijau sebagai upaya pengelolaan lingkungan di
pendidikan yang rendah yang kebanyakan Kelurahan Rawajati Kota DKI Jakarta. Dari
maksimal hanya tamatan Sekolah Dasar tujuan tersebut metode yang paling sesuai
(Budiharjo, 2006). adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif
merupakan pendekatan yang melihat
Gerakan Kampung Hijau kedalaman data. Metode penelitian
Menurut buku pedoman dan penilaian kuantitatif menggunakan data data
kampung hijau (2007), kampung hijau adalah penelitian berupa angka angka (Sugiyono,
kampung yang melestarikan fungsi lingkungan 2008).
dalam mewujudkan pembangunan Teknik pengumpulan data yang
berkelanjutan. Dalam mewujudkan kampung digunakan didalam penelitian ini dibagi
hijau, dibutuhkan partisipasi masyarakat. menjadi dua teknik pengumpulan data primer
Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan dan teknik pengumpulan data sekunder.
Hidup (BPLH) DKI Jakarta, gerakan kampung Teknik Pengumpulan data sekunder diperoleh
hijau merupakan salah satu dari upaya dari data data yang bersifat teoritis. Untuk
pengelolaan lingkungan. Komponen penelitian ini, data sekuder diperoleh dari
komponen dari gerakan kampung adalah BAPPEDA Provinsi DKI Jakarta, BPLHD DKI
pengolahan limbah rumah tangga, kebersihan Jakarta, BPS Kotamadya Jakarta Selatan,
dan keteduhan, menciptakan RTH semaksimal kantor Kecamtan Pancoran serta kantor
mungkin serta meningkatkan kualitas sanitasi Kelurahan Rawajati. Teknik pengumpulan data
lingkungan (Badan Lingkungan Hidup Daerah primer merupakan teknik yang melihat
Istimewa Yogyakarta dalam www.shind.or.id). sesuatu secara nyata di lapangan dengan cara
Upaya Pengelolaan Lingkungan dilakukan melalui observasi, wawancara serta
Upaya pengelolaan lingkungan hidup kuesioner. Teknik wawancara yang digunakan
merupakan suatu usaha untuk melestarikan adalah teknik Non probability Sampling
lingkungan hidup. Bentuk upaya pengelolaan dengan menggunakan purposive sampling.
lingkungan hidup berupa (Kuswartojo, 2010): Purposive sampling adalah teknik penentuan
1. Memulihkan sampel dengan pertimbangan tertentu
Memperbaiki apa yang telah terlanjur (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini,
terjadi pada masa lalu serta mencegah wawancara ditujukkan kepada ketua
agar kondisi lingkungan tidak menjadi kelompok kelurahan Sehat ataupun ketua
kelompok agrowisata dari gerakan kampung

Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80 | 73


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

hijau di Kelurahan Rawajati. Hal ini homogen bekerja sebagai anggota DPR.
dikarenakan mereka merupakan pengagas Sedangkan, untuk RW 06 memiliki
sekaligus pelaksana serta pengontrol dari karkateristik masyarakat hampir sama dengan
gerakan kampung hijau di Kelurahan Rawajati. RW 05 namun mata pencaharian
Untuk kuesioner digunakkan teknik masyarakatnya beragam. Untuk itu dapat
Proportionate Stratified Random Sampling. dikatakan kedua RW ini, tidak memliki ciri
Proportionate Stratified Random Sampling masyarakat kampung kota.
merupakan teknik yang digunakan bila Hal ini berbeda dengan masyarakat di
populasi mempunyai anggota/unsur yang RW lainya yang rata rata memiliki
tidak homogen dan berstrata secara pendapatan di bawah UMR DKI Jakarta serta
proposional. Dalam penelitian ini,
mata pencahariannya sebagai pedagang
memperoleh sampel yang seimbang atau
sebanding pada setiap wilayah atau RW. ataupun karyawan. Untuk jenjang pendidikan
Untuk lebih jelasnya penentuan jumlah terakhir dari masyarakatnya dapat dikatakan
sampel dapat dilihat dari perhitungan yang cukup dikarenakan rata rata merupakan
telah dilakukan pada Tabel 1 dibawah ini. lulusan SMA. Untuk itu, dapat disimpulkan
TABEL I bahwa karakteristik masyarakat Kelurahan
JUMLAH SAMPEL DARI JUMLAH POPULASI
No RW Jumlah KK Jumlah Sampel
Rawajati yang memiliki ciri kampung kota
1 RW 1 426 13 terdapat di RW 01, 02, 03, 04, 07 serta 08
2 RW 2 412 12
3 RW 3 435 13 terutama dilihat dari tingkat pendapatannya.
4 RW 4 451 13
5 RW 5 352 10 Kepadatan Penduduk Kelurahan
6 RW 6 446 13
Rawajati, bila dilihat dari jumlah penduduk
7 RW 7 339 10
8 RW 8 414 12 per hektar adalah sekitar 133, 23 jiwa per
Total Sampel 97 hektar. Untuk itu dapat dikatakan Kelurahan
Sumber: Hasil Analisis, 2013 Rawajati memliki tingkat kepadatan sedang.
Metode analisis yang di lakukan pada Hal ini dikarenakan menurut Yudohusodo et al
penelitian ini disesuaikan pada sasaran (1991), kepadatan penduduk yang sangat
dengan metode analisis kuantitatif deskriptif. tinggi kurang lebih berkisar diatas 500 jiwa per
Metode deskriptif sendiri adalah penelitian hektar.
yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat perbandingan atau hubungan
dengan variabel yang lain (Sarwono, 2006).
Adapun metode deskriptif dapat berupa
metode cara mendiskripsikan data untuk
membuat kesimpulan yang mengeneralisasi.

Hasil Pembahasan
Karakteristik masyarakat yang dilihat
dalam mengidentifikasi Kelurahan Rawajati
berdasarkan sosial ekonomi masyarakatnya
yang berupa pendidikan, pekerjaan serta
pendapatannya. Namun, terdapat perbedaan
karakateristik masyarakat. Pada RW 05 semua
masyarakat memiliki karkateristik sosial yang Sumber: BAPPEDA DKI JAKARTA, 2013
cukup tinggi yakni jejang pendidikan yang GAMBAR 2
tinggi serta ekonomi jauh diatas rata rata BANGUNAN KELURAHAN RAWAJATI
UMR DKI Jakarta dikarenakan semua bersifat

74| Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat Program gerakan kampung hijau di


kepadatan bangunan dari tiap tiap RW di Kelurahan Rawajati terdiri dari 3 program
Kelurahan Rawajati. Dilihat dari tingkat salah satunya adalah kerja bakti. Kerja bakti
kepadatannya, RW 05 dan 06 yang paling ini, dilakukan seminggu sekali dan biasanya
rendah. Selain itu, kedua RW ini, memiliki tata dilaksanakan setiap hari jumat sehingga sering
letak bangunan yang tertata dikarenakan dinamakan jumat bersih. Kegiatan ini
merupakan perumahan yang terencana. merupakan langkah awal dari perbaikan
Untuk itu, RW 05 dan 06 tidak memiliki ciri Kampung Rawajati.
khas kampung kota. Hal ini, berbeda dengan Selain itu, terdapat program lainnya
RW lainnya yang kepadatannya sedang namun yakni program penghijauan. Program
tata letak bangunnya tidak beraturan. Untuk penghijauan ini terdiri dari dua sub program.
itu, dapat dikatakan RW RW tersebut rata Pertama adalah meletakkan pot pot
rata merupakan perumahan yang tidak tanaman di depan rumah warga. Awal mula
terencana sehingga dapat dikatakan sebagai dari program ini adalah keinginan beberapa
kampung kota. masyarakat untuk menghijaukan lingkungan
perumahan mereka namun memiliki lahan
Karakteristik kondisi fisik lingkungan di yang terbatas sehingga mereka menanam
Kelurahan Rawajati dilihat melalui prasarana melalui media pot. Namun, terdapat
lingkungannya yang meliputi kondisi saluran hambatan dalam melakukan program ini yakni
drainase, pemakaian jaringan air bersih, keterbatasan masyarakat dalam penyediaan
kondisi jaringan persampahan serta kondisi bahan dan alat seperti bibit tanaman ataupun
sanitasi. Saluran drainase di Kelurahan pupuknya. Untuk itu, dalam menanggulangi
Rawajati menggunakan sistem terbuka serta hal ini, mulai ada pembibitan tanaman namun
selain menjadi tempat aliran air hujan juga dikarenakan lahan yang terbatas, pemerintah
berguna sebagai saluran pembuangan air DKI Jakarta melalui Dinas Pertanian
limbah. Adapun hal ini menyebabkan kondisi memberikan bantuan untuk pembuatan
sanitasi di Kelurahan Rawajati yang terkait air rumah kaca. Pembibitan tanaman ini,
limbah, sama dengan kondisi saluran drainase. merupakan tanaman apotik hidup. Tanam
Untuk kondisi saluran drainase rata rata tersebut hasilnya melimpah sehingga
lancar, bersih dari sampah serta tidak berbau, dikembangkan oleh warga menjadi jamu yang
kondisi ini terutama dapat dilihat di RW 03 kemudian dijual namun dalam penjualannya
serta RW 06 dan 05. Sedangkan di RW lainnya masih rendah dikarenakan kurangnya
masih terdapat beberapa sampah di dalam pemasaran.
selokan. Sedangkan, kondisi dari jaringan Dalam menganggulangi keterbatasan
persampahan rata rata terdapat masyarakat akan pupuk, maka munculah
pengelolaan sampah yang dilakukan dalam program pengolahan sampah organik menjadi
bentuk pengangkutan sampah rumah tangga pupuk kompos. Seiring berjalannya program
yang dilakukan oleh petugas secara berkala tersebut terdapat bantuan dari Dinas PU DKI
kemudian di bawa ke TPS. Namun, masih Jakarta untuk berupa mesin pencacah
terdapat beberapa masyarakat yang sampah. Dengan adanya mesin ini pengolahan
membuang sampahnya ke kali ataupun sampah organik akan lebih cepat serta
membakarnya terutama ini terjadi pada RW semakin banyak sampah yang dapat diolah
01, 02, 03, 04,07 dan 08. Untuk pemakaian air masyarkat. Selain itu, hasil dari pupuk
bersih oleh masyarakat Kelurahan Rawajati komposnya pun melimpah dan banyak yang
rata rata menggunakkan sumur pompa tidak terpakai sehingga terdapat insiatif untuk
dengan kondisi yang tercukupi. Untuk itu, menjualnya namun sampai pada saat ini,
dapat dikatakan kondisi fisik lingkungan dari penjualannya masih rendah dikarenakan
RW 05 dan 06 sudah sangat baik dibandingkan kurangnya pemasaran Selain itu, terdapat pula
RW yang lain. program pengolahan untuk sampah anorganik
yakni TASAKE (tabungan sampah kering).

Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80 | 75


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pen
engelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Karrtika M.P. dan Santy Paulla D.

Sistem dari TASAKE ini adalah m masyarakat pemindahan sampah. Hal al ini tidak sesuai
memberikan sampah anorganiknyaa ke petugas dengan SNI pengelolaan aan sampah di
bank sampah ke tempat bank ank sampah, permukiman (2008), jikaa memliki jumlah
kemudian oleh petugas tersebut ut dijual ke penduduk diantara 2.500 samsampai 30.000 jiwa,
pengepul. Hasil dari penjualan terse
rsebut 75 % luas TPS kurang lebih sebesar
sar 60 sampai 200
merupakan hasil tabungan masyarak
asyarakat yang m2 dengan prasarana berupa pa ruang pemilahan
berupa dan sisanya merupak akan biaya pengomposan organik, gud dang dan tempat
operasional. Tempat bank sampah ah tersebut pemindahan container.
merupakan bantuan dari Dinas PU UD DKI Jakarta. Selain keberadaan sistem sampah
Namun, sebagian sampah plast plastik dari dengan TPST dan TASAKE, Ke Kelurahan Rawajati
masyarakat diolah oleh ibu ib
ibu menjadi juga masih terdapat peng ngelolaan sampah
kerajinan seperti tas, dompet, bung
nga dan lain pada umumya yang dikelola la oleh pihak RW.
sebagainya namun produksinya belu elum banyak Sistem ini, setiap warga m memberikan iuran
hanya karena baru sebatas diju ijual kepada sampah rutin setiap bu bulannya. Sistem
kerabat mereka. Untuk lebih je jelas dalam persampahan ini, dimulai d dari petugas yang
melihat program pengelolaan sa sampah di mengambil sampah di tiap iap rumah tangga
Kelurahan Rawajati dapat dilihat ihat melalui tanpa melakukan prose ses pemindahan
bagan sistem sampah pada gambar ar 3. kemudian selanjutnya dibawawa ke TPS. Setelah
itu, tanggung jawab sampah ah ini dikelola oleh
pihak Kelurahan yang selanjunjutnya dibawa ke
TPS yang lebih besar atau llangsung ke TPA.
bahwa keberadaan
Untuk itu, dapat dikatakan bah
program gerakan kampungg hijau mengenai
pengelolaan sampah meng ngalami tumpang
tindih dengan adanya siste stem persampahan
rahan Rawjati.
yang berasal dari pihak Kelurah

Sumber: Hasil Analisis, 2013


GAMBAR 3
BAGAN SISTEM PERSAMPAHAN PRROGRAM
URAHAN
PENGELOLAAN SAMPAH DI KELUR Sumber: Hasil Analisis, 2013
RAWAJATI GAMBAR 3
BAGAN SISTEM PERSA
SAMPAHAN
Dalam program kampungg hijau di DI KELURAHAN RAW
AWAJATI
Kelurahan Rawajati mengenai p pengelolaan
rasarana untuk
sampah terdapat dua jenis prasaran Partisipasi Masyaraka
kat Dalam gerakan
serta tempat
melakukan kegiatan yakni TPST sert kampung hijau di Kelurahanan Rawajati dalam
TASAKE. Jumlah prasarana tersebutut saat ini di setiap programnya masih renendah dikarenakan
apat masing-
Kelurahan Rawajati hanya terdapat kurang pengetahuan merek eka akan program
masing satu dan semuanya terdapatat di RW 03. tersebut. Selain itu, dikare
arenakan ekonomi
rang memadai
Adapun hal ini dirasakan kurang masyarakat rata masih dibawah UMR
ahan tersebut
dikarenakan prasarana persampahan sehingga mereka disibukkanan mencari nafkah
ditujukan untuk seluruh Kelurahanan Rawajati dan tidak ada waktu u untuk mengikuti
terutama untuk seluruh warga d di RW 01 program-program gerakan kam
kampung hijau. Bila
sampai 04. Hal ini dikarenakan an kapasitas dilihat berdasarkan RW me melalui gambar 3,
pelayanan sampah berdasarkan an jumlah masyarakat di RW 03 yan ang paling banyak
penduduk Kelurahan Rawajati yak akni sebesar berpartisipasi dalam p
program-program
19.182 jiwa hanya memiliki TPST ddengan luas gerakan kampung hijau. Hal al ini dikarenakan
kurang lebih 30 m2 dengan prasaran
rasarana berupa pusat kegiatan dan peloporr ggerakan kampung
tempat pengomposan sertaa tempat hijau berada di RW 03. Nam Namun, di RW 06

76| Ruang; Vol. 11; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

masyarakat tidak pernah mengikuti program warga Kelurahan Rawajati mengenai program
program gerakan kampung hijau dikarenakan gerakan kampung hijau. Selain itu, kelompok
RW 06 dilihat dari karkateristik masyarakat ini berperan dalam program TASAKE dan Kerja
yang mempunyai sosial ekonomi menengah ke bakti. Sedangkan kelompok agrowisata
atas sehingga kesadaran mereka atas mempunyai peran sebai pemandu bagi
pentingnya mengelola lingkungan cukup pengunjung yang ingin berkeliling, pelatihan
rendah dikarenakan lebih bersifat individualis. keterampilan bagi pengunjung serta
Selain itu, sudah ada petugas khusus yang penghubung kegiatan gerakan kampung hijau
mengelola lingkungan perumahan mereka. Rawajati dengan pemerintah daerah. Untuk
Untuk program kerja bakti berbeda kelompok yang terakhir yakni kelompok tani
dengan program lainnya, masyarakat memiliki peran sebagai pelaku produksi dan
Kelurahan Rawajati cukup banyak yang melakukan pemasaran untuk kompos serta
mengikutinya dikarenakan pengadan program melakukan perawatan terhadap tanaman toga
kerja bakti merupakan program yang tidak yang terdapat di rumah kaca. Untuk itu, dapat
asing di dengan masyarakat sehingga mudah dikatakan kelompok ini lebih bertanggung
bagi masyarakat untuk mengikutinya. Hal ini jawab dalam program penghijauan dan
dapat dilihat intensitas masyarakat Kelurahan pengolahan kompos.
Rawajati dalam mengikuti kerja bakti sebesar Pengelola gerakan kampung hijau di
44% sering mengikuti. Untuk itu, dapat Kelurahan Rawajati tidak memiliki struktur
dikatakan hampir setiap minggu ataupun 2 yang jelas dikarenakan hanya ketiga kelompok
kali seminggu diadakannya kerja bakti tersebut saja yang bekerja tanpa ada yang
masyarakat Kelurahan Rawajati rata rata mengawasi kinerjanya serta tidak ada yang
selalu mengikuti. Namun masih terdapat dibawahi sehingga sulit untuk menjangkau
beberapa masyarakat Kelurahan Rawajati masyarakat sehingga program kerja mereka
terdapat sampah yang menumpuk hal ini pun tidak diketahui oleh masyarakat. Peran
mengindikasikan kurang dapat merawat dari kelompok kelompok ini belum adanya
kebersihan lingkungannya serta kerja bakti ini, melakukan evaluasi atas program gerakan
kurang efektif dilakukan. kampung hijau baik secara lisan berupa forum
pertemuan masyarakat maupun berbentuk
Pengelolaan gerakan kampung hijau di laporan kegiatan. Pembagian peran dari
Kelurahan Rawajati, mempunyai tugas untuk masing masing kelompok pun tidak merata
mengurusi segala program mengenai gerakan sehingga terkadang kinerja mereka saling
kampung hijau serta memberikan sosialisasi tumpang tindih. Selain itu, dilihat dari anggota
ataupun contoh masyarakat mengenai kelompok kelompok tersebut masih minim
program tersebut. Masing masing kelompok dan rata rata merupakan warga RW 03
memiliki tangung jawabnya masing masing Kelurahan Rawajati.
dari berbagai program gerakan kampung hijau
di Kelurahan Rawajati. Namun, semua Kondisi sebelum dan sesudah adanya
kelompok tersebut harus berperan aktif dalam gerakan kampung hijau di Kelurahan
setiap kegiatan dari program gerakan Rawajati dilihat melalui komponen gerakan
kampung hijau di Kelurahan Rawajati serta kampung hijau berupa kebersihan dan
sebagai motivator dan penggerak bagi warga keteduhan lingkungan serta pengelolaan
sekitar dalam hal mengelola lingkungannya. sampah. Hal ini bertujuan untuk melihat ke
Untuk kelompok kerja kelurahan sehat efektifan dari program tersebut dilihat
mempunyai peran sebagai pelopor, turut bagaiman perubahan kondisi lingkungan dari
dalam mendur ulang sampah serta Kelurahan Rawajati setelah adanya Gerakan
memberikan pelatihan ataupun sosialisasi bagi Kampung hijau.

Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80 | 77


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

TABEL II
KOMPARASI PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PRIVAT PADA PERUMAHAN TERENCANA DAN PERUMAHAN
TIDAK TERENCANA DI KAWASAN CEPAT BERKEMBANG
NO KOMPONEN SEBELUM SESUDAH
1 Kebersihan Masih banyak terdapat sampah yang Peningkatan kebersihan & perawatan lingkungan
Lingkungan menumpuk, saluran drainase terdapat namun masih terdapat penumpukkan sampah di
beberapa sampah serta pengadaan beberapa tempat.
kerja bakti tidak secara rutin serta
kesadaran masyarakat terhadap
menjaga kebersihan lingkungan masih
sangat rendah
2 Keteduhan Tidak terlalu banyak pepohonan bahkan Rimbunnya pepohonan di taman taman serta gang
LIngkungan di sebagian daerah masih sangat minim gang permukiman. Selain itu, masyarakatnya
penghijauan serta pepohonan dan merawatnya secara rutin.
tanaman yang ada kurang terawat.
Gang gang pun masih terlihat gersang
3 Pengelolaan Terdapat pengelolaan sampah yang di Mayoritas masyarakat beranggapan tidak ada
Sampah kelola tiap RW perubahan.
Sumber: Hasil Analisis, 2013

Peran gerakan kampung hijau di pengaruh peningkatan pendapatan yang


Kelurahan Rawajati sebagai upaya dirasakan masyarakat.
pengelolaan lingkungan sampai pada tahap Kebersihan lingkungan relatif cukup
memulihkan yang mengartikan pengelolaan baik namun dibeberapa tempat masih
lingkungan yang dilakukan di Kelurahan terdapat penumpukkan sampah. Program
Rawajati belum dapat meperbaiki kondisi gerakan kampung hijau yang terkait dengan
lingkungan yang buruk dan tidak terawat lingkungan adalah kerja bakti yang dilakukan
menjadi hijau, bersih dan memliki rutin seminggu sekali. Setelah adanya
pengolahan limbah cair & padat secara program ini, kebersihan lingkungan
terpadu dan efektif serta dampaknya belum Kelurahan Rawajati lebih baik Untuk itu,
meluas keseluruhan wilayah. Hal ini dilihat dapat dikatakan peningkatan kebersihan
dari kondisi pengelolaan sampah, lingkungan di Kelurahan Rawajati setelah
penghijauan serta kebersihan serta adanya gerakan kampung hijau belum
pengelolaan limbah cair di Kelurahan menyeluruh. Program ini membawa
Rawajati. manfaat jangka panjang bagi masyarakat
Pengelolaan sampah di Kelurahan dalam hal kesehatan namun masyarakat
Rawajati dikarenakan adanya gerakan merasakan tidak ada pengaruhnya.
kampung hijau memiliki dua sistem yang Penghijauan di Kelurahan Rawajati
berbeda. Sistem yang pertama merupakan secara keseluruhan sudah teduh dan hijau
sistem persampahan umum yakni sampah selain banyak pepohonan yang banyak
diangkut dari rumah tangga kemudian tumbuh di taman di depan rumah warga
dibawa TPS selanjutnya dibawa ke TPA yang pun hijau dikarenakan banyak pot pot
dikelola oleh tiap RW. Sedangkan sistem tanaman yang diletakkan di depan rumah
persampahan yang kedua termasuk ke maupun di pekarangan rumah. Hal ini pun
dalam program gerakan kampung hijau dapat terwujud dikarenakan adanya
yakni program TASAKE serta daur ulang program gerakan kampung hijau yang
sampah organik dan anorganik. Namun, berupa program penghijauan. Dengan
untuk partisipasi masyarakat terhadap adanya program ini meningkatkan
sistem yang kedua ini msih rendah sehingga, keteduhan lingkungan Kelurahan Rawajati
masyarakat merasakan tidak ada perubahan setelah adanya program ini adalah sangat
pada pengelolaan sampah di Kelurahan teduh. Namun, manfaatnya berupa
Rawajati. Sistem persampahan ini dapat kesehatan dan peningkatan pendapatan
membawa manfaat jangka panjang bagi belum dirasakan masyarakat.
pendapatan masyarakat namun tidak ada

78| Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal71-80


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

Hambatan dari peningkatan tahapan masyarakat Kelurahan Rawajati yang sosial


upaya pengelolaan lingkungan kurangnya ekonomi rendah sehingga disibukkan untuk
partisipasi masyarakat. Hal ini dikarenakan mencari nafkah.
struktur pengelola gerakan kampung hijau di
Kelurahan Rawajati yang tidak jelas Rekomendasi
sehingga tidak pengawasan terhadap Berikut ini merupakan rekomendasi yang
jalannya program gerakan kampung hijau dapat diberikan dari hasil penelitian:
serta kurang berkerjasama dengan lembaga • Mengadakan sosialisasi ataupun
yang terjun langsung dengan masyarakat. penyebaran informasi mengenai program-
Program kerja dari pengelola gerakan program gerakan kampung hijau melalui
kampung hijau Kelurahan Rawajati pun tidak berbagai forum-forum pertemuan
diketahui masyarakat. Karkateristik dari masyarakat.
masyarakat Kelurahan Rawajati juga • Perlu adanya peran dan keberadaan
mempengaruhi partisipasi masyarakat fasilitator pendamping untuk
dikarenakan mayoritas memiliki sosial meningkatkan kelembagaam serta
ekonomi yang masih lemah sehingga keterlibatan masyarakat dalam gerakan
disibukan untuk mencari nafkah untuk dapat kampung hijau Rawajati.
memenuhi kebutuhan hidup agar tercukupi • Perlu adanya penambahan fasilitas
dan tidak mampu untuk berpartisipasi dalam persampahan seperti TPST serta bank
berbagai program gerakan kampung hijau. sampah yang disesuaikan dengan jumlah
Manfaat yang didapatkan masyarakat dari penduduk Kelurahan Rawajati.
mengikuti berbagai program gerakan • Pemerintah DKI Jakarta mengadakan
kampung hijau ini pun belum dirasakan. pengawasan ataupun evaluasi dari
Selain itu, jumlah prasarana yang digunakan program-program gerakan kampung hijau
untuk mendukung program gerakan Di Kelurahan Rawajati.
kampung hijau tidak sebanding dengan • Pemerintah DKI Jakarta memasarkan hasil
jumlah penduduk Kelurahan Rawajati dalam olahan dari daur ulang sampah serta jamu
hal ini adalah prasarana persampahan dari masyarakat Kelurahan Rawajati
berupa TPST serta tempat TASAKE. melalui pameran serta membantu
menfasilitasi dalam perluasan jaringan
KESIMPULAN & REKOMENDASI
pemasarannya.
Kesimpulan • Mengadakan kemitraan dengan pihak
Peranan gerakan kampung hijau di swasta ataupun dunia usaha terkait
Kelurahan Rawajati sebagai upaya dengan pemasaran produk hasil olahan
pengelolaan lingkungan sampai pada tahap daur ulang sampah maupun jamu.
memulihkan. Hal ini dikarenakan upaya
pengelolaan lingkungan yang dilakukan di DAFTAR PUSTAKA
Kelurahan Rawajati belum dapat memperbaiki Budiharjo, Eko. 2006. Sejumlah Masalah
kondisi lingkungan yang buruk dan tidak Pemukiman Kota. Bandung: Alumni
terawat menjadi hijau, bersih dan memliki Bandung.
pengolahan limbah cair dan padat secara Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian
terpadu dan efektif serta dampaknya belum Kuantitatif dan Kualitatif.
meluas keseluruhan wilayah. Hal ini Yogyakarta:Graha Ilmu
dikarenakan kelembagaan gerakan kampung Kuswartojo, Tjuk. 2010. Mengusik Tata
hijau di Kelurahan Rawajati kurang Penyelenggaraan Lingkungan Hidup
terstruktur, jumlah fasilitas program Dan Permukiman.Bandung:Kelompok
pengelolaan persampahan tidak sebanding Keahlian Perumahan dan Permukiman
dengan jumlah penduduk Kelurahan Rawajati, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan
manfaat dari program gerakan kampung hijau Pengembangan Kebijakan Institut
belum dirasakan masyarakat. Selain itu, turut Teknologi Bandung
dipengaruhi oleh rata rata karakteristik

Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80 | 79


Analisis Peran Gerakan Kampung HIjau Sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan Kartika M.P. dan Santy Paulla D.

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah


Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Tahun 2011. BPLHD Provinsi DKI Jakarta
Pedoman Penilaian Kampung Hijau.2007.
Yogyakarta: Bdan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
www.shind.or.id (website lembaga fasilitasi
masyarakat dalam upaya pengurangan
resiko bencana Daerah Istimewa
Yogyakarta)

80| Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 71-80

Anda mungkin juga menyukai