Anda di halaman 1dari 4

Nama : Apriadi

Nim : 20200940100012

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPALA RUANGAN

1. Pengertian

Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Suarli,
2013). Kepala ruangan bertugas untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan
pihak dalam perngawasan agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif (Nursalam, 2014).

2. Peran Kepala Ruangan

Kepala ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan dan


mengevaluasi stafnya. Mereka di berikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran
tahunan unit yang dipimpinya dan memegang kewewenangan untuk mengatur unit sesuai
tugas dan tanggung jawabnya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga
kerjaan, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif

3. Fungsi Kepala Ruangan

Tanggung jawab kepala ruangan terbagi menjadi empat, yaitu perencanaan, pegorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.

a) Perencanaan
Perencanaan seharusnya menjadi tanggung jawab kepala ruangan pada tahap
perencanaan, tugas bagian perencanaan ialah: 1) Menunjuk ketua tim untuk bertugas di
ruangan masing-masing, 2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya, 3)
Mengindentifikasi tingkat ketergantungan pasien, 4) Mengindentifikasi jumlah perawat
yanga dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, serta
mengatur penugasan/penjadwalan, 5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan, 6)
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang
akan dilakukan terhadap pasien, 7) Membantu mengembangkan niat untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan diri, 8) Membantu membimbing peserta didik keperawatan, 9)
Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

b) Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian dalam melaksanakan tugas meliputi: 1) Merumuskan metode
penugasan yang digunakan, 2) Merumuskan tujuan metode penugasan, 3) Membuat
rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua tim dan ketua tim yang
membawahi 2-3 perawat, 4) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara
jelas, 5) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan, 6) Mengatur dan megendalikan
situasi tempat praktik, 7) Mendelegasikan tugas saat tidak berada di tempat kepada ketua
tim, 8) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien, 9)
Mengidentifikasi masalah dan cara penanganan.

c) Pengarahan
Tahap Pengarahan meliputi: 1) Memberi pengarahan, melatih, dan membimbing tentang
penugasan kepada ketua tim, 2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
tugas dengan baik, 3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, 4) menginformasikan hal-hal yuang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien, 5) meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d) Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan atau
pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan, dan sasaran
yang sudah ditentukan sebelumnya. Fungsi pengawasan adalah kegiatan mencegah atau
memperbaiki kesalahan, penyimpangan dan ketidaksesuaian yang dapat mengakibatkan
tujuan atau sasaran organisasi tidak tercapai dengan baik, karena pelaksanaan pekerjaan
atau kegiatan tidak efisien dan efektif (Suarli, 2009).
Pengawasan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a) Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi
Supervisi dapat dilakukan dengan cara:
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan
lansung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahankelemahan yang
ada saat itu juga,
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca,
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), selain itu
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas,
3) Evaluasi, yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
4) Audit keperawatan (Suarli, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika

Suarli, S.,& Bachtiar , Y. (2013). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.


Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai