Anda di halaman 1dari 20

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh

Alhamdullilahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT atas berkah rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun booklet tentang Supervisi, Metode Tim dan Pre Post Conference.
Booklet ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
tentang Supervisi, Metode Tim dan Pre Post Conference. Semoga booklet ini
bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa booklet ini memiliki
kelebihan dan kekurangan, penulis memohon saran demi kesempurnaan
booklet.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh

Yogyakarta, 20 Juli 2019

Penulis

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 1


STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 2
METODE
TIM

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 3


1. Pengertian
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.

2. Tujuan Metode Tim


a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
c. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.

3. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Tim


Metode tim ini dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya
menurut Nursalam (2015) yaitu:
a. Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

b. Kelemahan
STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 4
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit
untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

4. Tanggung Jawab
a. Anggota Tim
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah
tanggung jawabnya.
2) Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3) Memberikan laporan.
b. Ketua Tim
1) Membuat perencanaan.
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien.
4) Mengembangkan kemampuan anggota.
5) Menyelenggarakan konferensi.
c. Kepala Ruang
1) Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-
masing.
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi
dan persiapan pulang bersama ketua tim.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua
tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program
STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 5
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
h) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
i) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
asuhan keperawatan
j) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
k) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk
l) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan
diri.
m) Membantu membimbing terhadap peserta didik
keperawatan.
n) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah
sakit.

2) Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari
dan lain- lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat,
kepada ketua tim.

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 6


9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua
tim.
b) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
tugas dengan baik.
c) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
d) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
b) Melalui supervisi:
i. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/ mengawasi kelemahannya yang ada saat
itu juga.
ii. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 7


keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
iii. Evaluasi
iv. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.
v. Audit keperawatan.

Kepala ruang

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Anggota Anggota Anggota

Pasien⁄klien Pasien⁄klien Pasien⁄klien

Sistem pemberianasuhan keperawatan “team Nusing”


(marquis dan Huston, 1998 dalam Nursalam 2015)

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 8


SUPERVISI

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 9


a. Pengertian
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemapuan pihak yang disupervisi agar melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber,
2000).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisior
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan
peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu (Nursalam,
2015)

b. Tujuan
Pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam, 2015).

c. Prinsip
1) Dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2) Memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepemimpinan.
3) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
4) Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan perawat pelaksana.
5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
6) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas dan motivasi.

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 10


7) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang member kepuasan klien, perawat dan
manajer.

d. Pelaksana Supervisi
1) Kepala Ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
pada klien di ruang perawatan
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
2) Pengawas perawatan :
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala
ruangan yang ada di instalasinya.
3) Kepala seksi perawatan :
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 11


e. Alur Supervisi

f. Langkah Supervisi
1) Pra supervisi
a) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b) Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai
2) Pelaksanaan Supervisi
a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrument yang telah disiapkan
b) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan
c) Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associate
untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 12
d) Pelaksaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan memvalidasi
data sekunder
➢ Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
➢ Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer
dan Perawat Associate
3) Pasca Supervisi (3F)
a) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
b) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil
laporan supervisi)
c) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up yang baik

g. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu sebagai berikut:
1) Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, yaitu supervisor dapat terlibat secara langsung pada
kegiatan, umpan balik dan perbaikan. Proses supervisi meliputi:
a) Perawat pelaksanan melakukan secara mandiri suatu
tindakan keperawatandidampingi oleh supervisor.
b) Selama proses, supervisor dapat memberikan dukungan,
reinforcement dan petunjuk
c) Setelah selesai, perawat pelaksana dan supervisor melakukan
diskusi yang bertujuan untuk mebguatkan yang telah sesuai
dan memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada
aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
2) Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun
lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan,

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 13


sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.

h. Area Supervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 14


PRE
CONFERENCE

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 15


1. Pengertian
Pre Conference adalah diskusi tentang aspek klinik yang dilakukan
setelah operan jaga dan sebelum melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien.

2. Tujuan
a. Membantu mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan evaluasi hasil.
b. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan.
c. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.

3. Pelaksanaan
a. Yang terlibat dalam pre conference adalah kepala ruang, ketua tim/
perawat penanggung jawab shift dan anggota tim.
b. Isi pre confernce
1) Rencana tiap perawat (rencana harian)
2) Tambahan rencana dari ketua tim/ penanggungjawab shift.
c. Waktu: dilaksanakan selama 10 atau 15 menit. Dilaksanakan setelah
operan jaga dan sebelum pemberian asuhan keperawatan.
d. Tempat: nurse stasion masing-masing unit.

4. Prosedur
a. Katim / PJ shift menyiapkan tempat untuk pre conference.
b. Katim / PJ shift membuka acara pre conference.
c. Katim/ PJ shift menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana.
d. Katim/ PJ shift memberikan masukan dan tindak lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
e. Katim/ PJ Shift memberikan reinforcement atau pujian
f. Katim/ PJ shift menutup acara pre conference

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 16


POST
CONFERENCE

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 17


1. Pengertian
Post Conference adalah diskusi tentang aspek klinik yang dilakukan
sebelum operan dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien.

2. Tujuan
a. Mengenali masalah pasien.
b. Mengetahui perkembangan pasien.
c. Mengetahui pencapaian tujuan asuhan keperawatan.
d. Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian asuhan
keperawatan.
e. Mengetahui kejadian-kejadian lain yang ditemukan selama
pemberian asuhan keperawatan.

3. Pelaksanaan
a. Yang terlibat dalam post conference adalah kepala ruang, ketua
tim/penanggungjawab shift dan anggota tim.
b. Isi post conference
1) Hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan kepada
pasien.
2) Kendala dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3) Tindak lanjut asuhan keperawatan yang akan dioperkan ke
perawat shift berikutnya.
c. Waktu : dilaksanakan selama 10-15 menit dan dilakukan sesudah
pemberian asuhan keperawatan.
d. Tempat : di nurse stasion masing-masing unit

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 18


4. Prosedur
a. Katim / PJ shift menyiapkan tempat untuk post conference.
b. Katim / PJ shift membuka acara post conference.
c. Katim/ PJ shift menanyakan hasil asuhan keperawatan masing-
masing pasien.
d. Katim/ PJ shift menanyakan kendala dalam asuhan keperawatan
yang diberikan.
e. Katim/ PJ shift menanyakan tindak lanjut asuhan keperawatan
pasien yang akan dioperkan kepada perawat shif berikutnya.
f. Katim/ PJ Shift memberikan reinforcement.
g. Katim/ PJ shift menutup acara post conference.

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 19


Huber, D. L. 2000. Leadership and Nursing Care Manajemen. 3rd ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier.
Nursalam. 2011. Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
. 2015.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

STASE MANAJEMEN CO-NERS UNISA 20

Anda mungkin juga menyukai