Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna sitorus !ulia, "##$). Model %suhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (&offart 'oods, ())$).
2. Komponen MPKP
*erdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, &offart 'oods (())$) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai + nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan mana,emen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
3. -u,uan MPKP a. Men,aga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi
konflik,
tumpang
tindih
dan
kekososongan
pedoman
dalam
menentukan
kebi,akan
dan
keputusan.
e. Men,elaskan dengan tegas ruang lingkup dan tu,uan asuhan
!aitu
pengorganisasian
pelayanan
keperawatan
oleh
sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang beri,a/ah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung ,awab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kema,uan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. 0elan,utnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kema,uan pelayanan atau asuhan keperawatan klien. Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien. Ketenagaan dari tim ini terdiri dari Ketua tim, Pelakasana perawatan, Pembantu perawatan %dapun tu,uan dari perawatan tim adalah 1 memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.
tim ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelann.aran tugas terhambat.
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
4) %kuntabilitas dalam tim kabur.
Mengidentifikasi
masalah
terkait
fungsi
mana,amen
2) Peren.anaan 1
,umlah
perawat
yang
dibutuhkan
2ungsi pengorganisasian 1
a) Merumuskan system penugasan b) Men,elaskan rin.ian tugas Ketua -im c) Men,elaskan rentang kendali di ruang rawat d) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan diruang
rawat
e) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan3fsilitas
ruangan
f) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik g) Mendelegasikan tugas kepada ketua -im
2ungsi pengarahan1
a) Memberikan pengarahan kepada ketua -im
2ungsi pengendalian1
a) Menge5aluasi kiner,a katim b) Memberikan umpan balik pada kiner,a katim c) Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak
lan,ut
d) Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan e) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Metode 2ungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya ,umlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan ( + " ,enis inter5ensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,
perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan ,adwal kegiatan yang ada (7ursalam, "##").
selesai tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang
c. Metode Kasus
0etiap
perawat
ditugaskan
untuk
melayani
seluruh
yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada ,aminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat pri5at atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung ,awab terhadap asuhan dan obser5asi pada pasien tertentu (7ursalam, "##"). Kekurangan metode kasus 1
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
!aitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk meren.anakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Konsep dasar 1
1) %da tanggung ,awab dan tanggung gugat 2) %da otonomi. 3) %da keterlibatan pasien dan keluarganya
Ketenagaan 1
1) 0etiap perawat primer adalah perawat bed side. 2) *eban kasus pasien maksimal $ pasien untuk ( perawat 3) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal. 4) Perawat
profesional
sebagai
primer
dan
perawat
non
Kepala ruangan 1
1) 0ebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer 2) 8rientasi dan meren.anaka karyawan baru. 3) Menyusun ,adwal dinas 4) Memberi penugasan pada perawat asisten.
diterapkan.
6) Memberikan kepuasan ker,a bagi perawat 7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima
asuhan keperawatan.
P%
dalam
melaksanakan
ren.ana
asuhan
keperawatan.
9) Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
12) 13)
tentang
klien
untuk
keperluan
asuahan
keperawatan
selan,utnya.
4) Men.atat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
e. Metode Medular
Metode ini adalah suatu 5ariasi dan metode keperawatan primer. Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan ti maupunmetode keperawatan primer (9illies, ()):). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat professional maupun non professional beker,a sama dalam memberikan asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang perawat professional. Disamping ini, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat bertanggung ,awab atas sekelompok ke.il pasien se,ak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care.
Dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
dengan
menggunakan metode keperawatan modular, satu tim yang terdiri dari dua hingga tiga perawat memiliki tanggung ,awab penuh pada sekelompok pasien berkisar ; sampai (" orang (Magargal, ();<). &al ini tentu sa,a dengan suatu persyaratan peralatan yang di butuhkan dalam perawatan .ukup memadai. 0ekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung ,awab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewa,iban untuk memimbing dan melatih non professional. %pabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung ,awab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat ,adwal dinas dengan mempertimbangkan ke.o.okan anggota dalam beker,a sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing se.ara moti5ator. Pada model ini PP dan P% membangun kontrak dengan klien3keluarga, men,adi partner dalam memberikan asuhan keperawatan. mempunyai Pada pelaksanaan dan asuhan dan yang e5aluasi renpra. PP otonomi akuntabilitas diberikan untuk termasuk
mempertanggung,awabkan
tindakan yang dilakukan oleh P%. hal ini berarti PP mempunyai tanggung ,awab membina performa P% agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai professional.
Ruang anggrek terdiri dari $ orang perawat, ( orang kepala ruangan (0(), ( perawat primer (D>) dan : perawat pelaksana (D>). Kapasitas ruang anggrek terdiri dari : kamar =4P, ( =4P ?tama dan > ruang =4P kelas (.
Pasien
B. 0istem keperawatan ruang anggrek 1. &anya satu perawat yang bertanggung ,awab dan bertanggung gugat
Pengorganisasian pelayanan3asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang registered nurse sebagai perawat primer yang bertanggung ,awab dalam asuhan keperawatan selama ": ,am terhadap klien yang
men,adi tanggung ,awabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. %pabila perawat primer3utama libur atau .uti tanggung ,awab dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman ker,anya yang satu le5el atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).
C. -ugas kepala ruangan anggrek 1. 0ebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer 2. Menyusun ,adwal dinas 3. Memberi penugasan pada perawat asisten3asosiat (P%) 4. 65aluasi ker,a 5. Meren.anakan 3menyelenggarakan pengembangan staf
primer
mempunyai
tanggung
,awab
untuk
asuhan
keperawatan pasien selama ": ,am sehari, dari penerimaan sampai pemulangan.
2. Pengka,ian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien
Kepala 4R7%
5. %utoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.
1. Menerima pasien 2. Mengikuti konferens untuk menerima pen,elasan tentang asuhan yang
tindakan keperawatan
9. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore
dan malam.
10. Melakukan pengka,ian awal pada klien baru ,ika perawat primer tidak
ada di tempat.
11. Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnosti. atau laboratorium,
dipakai.
15. Melakukan dinas rotasi sesuai ,adwal yang sudah dibuat oleh kepala
ruangan.
16. Mengikuti 5isit dokter atau ronde keperawatan
Kedua kelompok dalam keadaan siap, kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku .atatan
2. Pelaksanaan
mengka,i se.ara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, ren.ana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. &al-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perin.ian yang
lengkap di.atat se.ara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada perawat yang berikutnya
BAB IV PEMBAHASAN Metode Primary 7ursing adalah metode yang digunakan di ruangan anggrek R0 *hayangkara kota *engkulu, dalam pelaksanaanya sudah .ukup baik dengan ditun,ukkannya ,adwal pulang klien yang bisa lebih .epat dari perkiraan awal. Di ruangan anggrek terdapat ( orang perawat primer (0() dan : perawat pelaksana (D>). @angkauan obser5asi setiap perawat pelaksana (P%) hanya (-" pasien setiap harinya, mereka beker,a selama $-;,am setiap shiftnya (Pagi,siang dan malam). Pertukaran setiap shiftnya dilakukan bersama-sama dengan perawat pengganti shift dengan men,elaskan data, perkembangan dan hal
khusus lain yang perlu di sampaikan pada saat pertukaran shift, hal ini dilakukan di dalam kamar pasien, selama kurang lebih A menit setiap pasiennya, setelah melaksanakan pertukaran mereka melaksanakan tugas masing-masing. -ugas dalam pelayanan keperawatan lebih banyak dilimpahkan kepada perawat pelaksana meskipun perawat primer berada ditempat. Perawat primer di ruang anggrek bertanggung ,awab penuh terhadap pelayanan keperawatan di ruangan selama ": ,am dan mampu mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana.
%nalisis1 Di ruang anggrek hanya terdapat : kamar =4P yang biasanya terisi > dari : kamar, setiap perawat pelaksana hanya memegang ( pasien setiap harinya, seharusnya setiap perawat pelaksana dapat memegang seluruh pasien yang ada karena kapasitas kamar anggrek yang memang hanya sedikit. ?ntuk tugas dari perawat primer, lebih banyak dilaksanakan oleh
perawat pelaksana, seperti pembuatan ren.ana asuhan keperawatan, penerimaan pasien, pengenalan tata tertib dan pengenalan lingkungan terhadap klien baru, peren.anaan pulang, dll meskipun perawat primer berada ditempat. &arusnya perawat primer memiliki fungsi dan peran yang lebih banyak dibandingkan dengan perawat pelaksana, namun diruangan anggrek ini perawat pelaksana lebih banyak memegang peranan dibanding perawat primer guna peningkatan kualitas pelayanan yang lebih prima. Dalam prosedur timbang terima dilakukan dalam kegiatan ren.ana umum dan persiapan yang perlu misalnya operasi, pemeriksaan selan,utnya,
laboratorium3pemeriksaan penun,ang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan se.ara rutin. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya ,awab dan melakukan 5alidasi terhadap hal-hal yang kurang ,elas. Penyampaan pada saat timbang terima se.ara singkat dan ,elas. Bama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari A menit ke.uali pada kondisi khusus dan memerlukan pen,elasan yang lengkap dan rin.i. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan se.ara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat. Penyampaian operan di atas (point .) harus dilakukan se.ara ,elas dan tidak terburu-buru. Perawat penanggung ,awab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama se.ara langsung melihat keadaan kien
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang dampak penerapan MPKP di ruang -eratai sebagai ruang yang menerapkan MPKP, penerapan 0%K dari "# responden diperoleh hasil (> ($AC) sudah baik dan < (>AC) dengan hasil sedang. ?ntuk tingkat kepuasan pasien, masih :<,:C responden masih tidak puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan. Ke,adian 4780 diperoleh ( (AC) responden yang mengalami 4nfeksi 7osokomial. @umlah tenaga, 0DM perawat dapat mempengaruhi penerapan 0%K, pelatihan dan studi kasus dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga tingkat kepuasan dapat ditingkatkan.
B. Saran
Dengan adanya MPKP metode primary nursing dan medular hendaknya seluruh petugas kesehatan khususnya perawat dapat lebih memahami dan mengetahui tentang 0tandar %suhan Keperawatan (0%K) sehingga kualitas pelayanan Rumah 0akit dapat men,adi lebih baik dan bermutu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Poter dan perry. "##A. Fundamental keperawatan. @akarta169D Kusnanto. "##$. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. @akarta1 69D 7ursalam. "##:. Mana,emen Keperawatan. @akarta1 0alemba Medika Ratna. "##A. !ulia. 4mplementasi Metode Praktik Keperawatan Profesional di Rumah 0akit. @akarta1 69D *P?D."##:. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial. 0emarang1*P?D