Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum
adanya pengalaan akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama
proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan
(Wijaya dkk, 2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
Prosen persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir), passanger
(janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal (Euthocia) apabila
ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi
proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani dkk, 2011).
Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan fasilitas yang memadai.
Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi
pada setiap tahap tersebut (Manuaba, IG, 1999)

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari persalinan?
2. Apa saja persiapan persalinan?
3. Bagaimana proses persalinan?
4. Bagaimana mekanisme persalinan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari persalinan.

1
2. Untuk mengetahui persiapan persalinan.
3. Untuk mengetahui proses persalinan.
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme persalinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo,
2008).
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan prsentasi belakang kepala pada usia kehamilan
antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008;37).
Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikeuarkan
sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009)

B. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan dibagi menjadi dua, antara lain:
1. Persiapan persalinan bagi ibu
Pemilihan metode persalinan. Dalam hal ini pentingadanya komunikasi
antara dokter atau bidan dan pasangan suami istri. Sesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan. Pertimbangkan juga segi resiko dan efek yang terjadi setelahnya. Misalnya
dengan melahirkan normal, operasi caesar maupun waterbirth.
a. Tempat melahirkan
Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk
memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit atau BPS tersebut.
b. Tenaga medis penolong persalinan
Dokter kandungan maupun bidan yang sekiranya akan menangani proses
persalinan sebaiknya ditentukan dari jauh-jauh hari. Ada baiknya menciptakan

3
kesinambungan antara tenaga medis yang memantau kehamilan ibusedari awal,
sehingga dapat tahu betul perihal perkembangan ibu da janin.
c. Persiapan mental ibu
Menghindari kepanikan dan ketakutan, menyiapkan diri mengingat bahwa setelah
semua ini ibu akan mendapatkan buah hati yang didambakan. Menyimpan tenaga
untuk melahirkan, tenaga akan terkuras jika berteriak-teriak dan bersikap gelisah.
Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan baik dan lebih
siap. Dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan
membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan.
d. Persiapan keutuhan
1) Persiapan yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan:
a) Sikat gigi (untuk ibu hamil) serta pasta gigi
b) Minum dan makan untuk ibu
c) Sarung bersih
d) Celana dalam bersih
e) Pembalut
f) Handuk
g) Sabun
h) Kaos kaki
i) Baju ganti
j) Bra untuk menyusui
k) Barang-barang pribadi lainnya.
2) Persiapan untuk bayi yang sudah lahir:
a) Popok
b) Handuk bersih
c) Kantong plastik atau pot taanah liat untuk ari-ari (plasenta)
d) Baju atau stelan
e) Topi dan selimut bayi

4
2. Persiapan persalinan bagi Bidan (Tenaga Kesehatan)
1) Alat pertolongan persalinan/set partus (di dalam wadah stelis tertutup)
a) 2 buah klem kelly atau kocher
b) Gunting tali pusat
c) Pengikat tali pusat DTT
d) Kateter nelaton
e) Gunting episiotomi
f) Klem 1/2 kocher atau kelly
g) Dua buah sarung tangan DTT kanan
h) Satu buah sarung tangan GTT kiri
i) Kain kasa DTT
j) Kapas basah DTT
k) Alat suntik sekali pakai 2,5 ml yang berisi oksitosin 10 U
l) Kateter penghisap lendir DeLee
2) Bahan-bahan untuk penjahitan episiotomi:
a) Satu buah alat suntik sekali pakai 10 ml beserta jarumnya.
b) 20 ml larutan Lidokain 1%
c) Pemegang jarum
d) Pinset
e) Jarum jahit
f) Benang catgut 3.0
g) Satu pasang sarung tangan DTT (total disediakan 5 pasang sarug tangan)
3) Persediaan obat-obatan untuk komplikasi
a) 3 botol larutan Ringer laktat 500 ml
b) Set infus
c) 2 kateter intra vena ukuran 16-18 G
d) 2 ampul metil egrometrin maleaat0,2 mg
e) 3 ampul oksitosin 10 U
f) 10 tablet misoprostol
g) 2 vial larutan magnesium sulfat 40% (10 gram dalam 20 ml)
h) 2 buah alat suntik sekali pakai ukuran 5 ml

5
i) 2 buah alat suntik sekali pakai ukuran 5 ml
j) 10 kapsul/kaplet amoksilin/ampisilin 500 mg atau penisilin prokain infeksi 3
jutaunit/ vial 10 ml.
4) Alat dan bahan lain yang perlu dipersiapkan:
a) Partograf
b) Kertas kosong atau formulir rujukan yang dugunakan di kabupaten
c) Pena
d) Thermometer
e) Pita pengukur
f) Fetoskop
g) Jam yang mempunyai jarum detik
h) Stetoskop
i) Tensimeter
j) Larutan klorin 0,5% (lartan byclin 5,25%)
k) Sabun dan detergen
l) Sikat kuku dan guntung kuku
m)Celemek (pelindung badan)dari bahan plastik
n) Kain plastik
o) Kain plastik (perlak) untuk alas ibu saat persalinan
p) Kantung plastik

C. Proses Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Mochtar, 2001) dibagi menjadi 4 kala yaitu:
1) Kala 1: Kala pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm). dalan
kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
a. Fase Laten
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap.
- Pembukaan kurang dari 4 cm.
- Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.

6
b. Fase Aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umunya meningkat (kontraksi adekuat / 3 kali
atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih perjam
hingga pembukaan lengkap (10).
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
- Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 fase, yaitu:
Berdasarkan kurva friedman:
 Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4cm.
 Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat dari 4 menjadi 9 cm.
 Periode diselarasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9cm
menjadi 10cm / lengkap.
2) Kala II: Kala Pengeluaran Janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin
hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas:
- His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali.
- Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris menimbulkan
rasa ingin mengejan.
- Tekanan pada rectum, ibu merasa ingin BAB.
- Anus membuka.
Pada waktu his kepala janin kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang,
dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh
badan janin.
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:
- Primipara kala II berlangsung 1,5 jam – 2 jam
- Multipara kala II berlangsung 0,5 jam – 1 jam
Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring,
merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku, kepala diangkat

7
sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup, dengan sikap seperti diatas,
tetapi badan miring kearah dimana punggung janin berada dan hanya satu kaki yang
dirangkul yaitu yang sebelah atas (JNPKR dan DepKes, 2002)
3) Kala III: Kala Uri
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi
rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5
menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan (brad androw, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Dan pada pengeluaran darah kira-kira 100-200cc.
Tanda kala III terdiri dari 2 fase:
a. Fase Pelepasan Uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
- Schultze
Data ini sebanyak 80% yang kepas terlebih dahulu di tengah kemudian terjadi
reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula-mula di tengah kemudian
seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan
banyak setelah uri lahir.
- Dunchan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir (20%)
Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban
- Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
b. Fase Pengeluaran Uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu:
- Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas simfisis, tali pusat diregangkan,
bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang)
berarti plasenta sudah terlepas.

8
- Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali berarti belum
lepas, bila diam/turun berarti sudah terlepas.
- Strastman
Tegangan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum
lepas, bila tidak bergetar berarti sudah terlepas.
- Rahim menonjol diatas symfisis.
- Tali pusat bertambah panjang.
- Rahim bundar dan keras.
- Keluar darah secara tiba-tiba.
4) Kala IV : Kala Pengawasan
Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu dimana untuk
mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya peradarahan post partum.

D. Mekanisme Persalinan
Dalam proses persalinan normal, kepala bayi akan melakukan gerakan-gerakan utama
meliputi (Hidayat, 2010:23-31):
1) Engagement
Masuknya kepala ke dalam PAP pada primi terjadi pada bulan akhir kehamilan
sedangkan pada multipara terjadi pada permulaan persalinan. Kepala masuk pintu atas
panggul dengan sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul atau
miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior/posterior).
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul dengan fleksi ringan, Sutura Sagitalis/SS
melintang. Apabila sutura sagitalis ditengah-tengah jalan lahir disebut synklitismus.
Dan apabila sutura sagitalis tidak ditengah-tengah jalan lahir disebut asynklitismus.
Asynklitismus posterior adalah bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan dari parietale
belakang lebih rendah dari pada parietale depan, atau apabila arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke belakang dengan PAP.
Asynclitismus Anterior yaitu bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga
parietale depan lebih rendah dari pada parietale belakang atau apabila arah sumbu
kepala membuat sudut lancip ke depan dengan PAP.

9
2) Decent
Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis dengan hubungan
ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga penurunan kepala berlangsung lambat.
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, tekanan dari cairan amnion, kontraksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3) Flexion
Dengan majunya kepala, biasanya terjadi flexi penuh atau sempurna sehingga sumbu
panjang kepala sejajar sumbu panggul sehingga membantu penurunan kepala
selanjutnya.
Flexi : kepala janin flexi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
Dengan majunya kepala maka flexi bertambah dan ukuran kepala yang melalui jalan
lahir lebih kecil (diameter suboksipitobregmantika menggantikan
suboksipitofrontalis).
Fleksi terjadi karena anak didorong maju, sebaliknya juga mendapat tahanan dari PAP,
serviks, dinding panggul/dasar panggul).
4) Internal Rotation
Yaitu pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian
depan memutar ke depan ke bawah simfisis. Rotasi interna (putaran paksi dalam) selalu
disertai turunya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis
pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
Perputaran kepala dari samping ke depan disebabkan his selaku tenaga pemutar, ada
dasar panggul beserta otot-otot dasar panggul selaku tahanan. Bila tidak terjadi putaran
paksi dalam umumnya kepala tidak turun lagi dan persalinan diakhiri dengan tindakan
vakum ekstraksi.
Sebab-sebab putaran paksi dalam :
(a) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah
(b) Bagian terendah mencari tahanan paling sedikit yaitu di bagian atas (terdapat
hiatusgenitalis)

10
(c) Ukuran terbesar pada bidang tengah panggul adalah diameter anteroposterior.
5) Extention
Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan menyebabkan
perineumdistensi. Pada saat ini puncak kepala berada di simfisis dan dalam keadaan
seperti ini kontraksi perut ibu yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati
introitus vagina.
(a) Defleksi dari kepala
(b) Pada kepala bekerja 2 kekuatan yaitu yang mendesak kepala ke bawah dan tahanan
dasar panggul yang menolak ke atas sehingga resultantnya kekuatan ke depan atas.
(c) Pusat pemutaran : hipomoklion
(d) Ekstensi terjadi setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut oksiput, bregma,
dahi, hidung, mulut dan dagu.
6) External Rotation (Resituation)
Setelah kepala lahir, kepala bayi memutar kembali ke arah punggung untuk
menghilangkan torsi pada leher (putaran resusitasi). Selanjutnya putaran dilanjutkan
sampai belakang kepala berhadapan dengan tuberischiadikumsefihak. Kemudian terjadi
putaran paksi luar yang disebabkan ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu atas panggul. Setelah putaran paksi luar, bahu depan di bawah
simfisis menjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang sehingga lahir bahu depan
diikuti seluruh badan anak.
7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan di bawah simfisis menjadi hipomoklion
kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak (toraks,
abdomen) dan lengan, pinggul depan dan belakang, tungkai, dan kaki.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janinnya.
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu kala 1 (dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap), kala 2 (dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir), kala 3
(dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta) dan kala 4 (dimulai saat lahirnya
plasenta sampai 2 jam pertama.
Ada dua adaptasi ibu selama persalinan yaitu adaptasi fisik dan adaptasi psikologi.

B. Saran
Sebaiknya persalinan dengan postmatur dilakukan di rumah sakit atas kolaborasi dengan
dokter. Kehamilan postmatur harus secepatnya dideteksi untuk menghindari komplikasi
terutama pada janin. Bidan sebaiknya dapat mendeteksi kehamilan postmatur untuk
menghindari komplikasi dan mengambil tindaka yang tepat untuk menanganinya.

12

Anda mungkin juga menyukai