Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 04

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ANTENA

“PRINSIP FISIK PENERIMAAN DAN KORELASI”

DIKERJAKAN OLEH :
NAMA :FADIYAH ADHA
NIM : 2021203020026
KELAS : TRJT 3A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN


TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

NO PRAKTIKUM : 04
NAMA : FADIYAH ADHA
NIM : 2021203020026
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO
PRODI : TRJT
JUDUL PRAKTIKUM : Prinsip Fisik Penerimaan dan Korelasi
TANGGAL PRAKTIKUM : 25 OKTOBER 2023
TANGGAL PENGUMPULAN : 01 NOVEMBER 2023
DOSEN PENGASUH : MUNAWAR, S.T., M.T.

Mengetahui, Buketrata, 01 November


2023
Dosen Pengasuh Praktikan,

MUNAWAR, S.T., M.T FADIYAH ADHA


Nip. 19700721 199903 1 001 Nim : 2021203020026
Prinsip Fisik Penerimaan dan Korelasi

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami tentang Antena
2. Mahasiswa dapat menggunakan dan mengoperasikan perangkat dan peralatan
yang digunakan dalam transmisi radio link, seperti pemancar, antena, penerima,
dan instrumen pengukuran.

II. Dasar Teori


A. Tegangan rangkaian terbuka, antena penerima
Antena, yang kini dialiri arus, bertindak seperti pemancar dan melepaskan energi ke
ruang bebas di sekitarnya. Karena arus induksi dan medan magnet yang dihasilkan bekerja
melawan sumbernya, medan radiasi di ruang sekitar antena penerima menjadi berkurang.
Idealnya, hanya 50% energi yang diserap dari medan yang tersedia bagi penerima. Separuh
lainnya adalah kembali dipancarkan atau dikonsumsi oleh mekanisme disipasi lainnya.
Antena juga dapat dilihat sebagai generator yang menghasilkan tegangan rangkaian terbuka
U

Gambar 1.1 Rangkaian ekivalen Antena penerima

Untuk mentransmisikan seluruh daya yang diserap oleh antena ke penerima,


antena dan sambungannya ke penerima harus dipasangkan dengan benar, yaitu
impedansi dasar antena harus sama dengan impedansi penerima atau dicocokkan
dengan menggunakan alat yang sesuai. Sirkuit

B. Reflection
Penerimaan gelombang elektromagnetik akan dijelaskan dengan menggunakan
antena sederhana (antena tipe batang). Medan elektromagnetik pemancar
menginduksi tegangan bolak-balik pada antena penerima. Tegangan rangkaian
terbuka ini hanya dapat diukur ketika antena tidak dibebani, mis. e. antena tidak ada
arus yang mengalir. Namun, dalam keadaan pengoperasian normal, arus mengalir
tergantung pada impedansi antena dan penerima yang terhubung dengannya. Ini
mengurangi tegangan terminal antena dengan jumlah tertentu.

Untuk menyerap energi sebanyak mungkin dari medan elektromagnetik yang


ada, panjang batang antena merupakan parameter penting seperti halnya posisi batang
terhadap arah garis medan listrik. Tegangan rangkaian terbuka yang besar dicapai,
misalnya, dengan antena panjang yang menunjuk ke arah garis medan listrik.

Gambar 1.2 Tegangan Rangkaian Terbuka, Antena Penerima

III. Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan dalam praktikum :
1. Computer 1 buah
2. Antena Yagi 3 elemen 1 buah
3. Antenna Mikrostrip 1 buah
4. Pemancar DRO X-band 1 buah
5. Adaptor SMA 2 buah

IV. Gambar Rangkaian


Posisi Antena Mikrostrip sebagai penerima (posisi Antena Yagi pada DRO)

Posisi Antena Yagi sebagai penerima ( posisi Antena Mikrostrip pada DRO)

V. Langkah Kerja
1. Pasang antena Yagi 3-elemen ke adaptor QMA pada DRO menggunakan konektor
N. X-band LNC SO4100-8A dan antena mikrostrip SO4100-8N membentuk
penerima uji. Hubungkan keduannya bersama-sama menggunakan konektor-N.
Sekarang masukkan penerima uji ke dalam penjepit pada dudukan antena,
SO4100-8E. Putar penerima uji bersama-sama dengan antena miktrostrip
sehingga dipole antena yang terlihat adalah horizontal (polarisasi horizontal).
2. Sejajarkan dudukan sehingga titik penerima uji pada platform pemancar. Kedua
antena harus diatur sedemikian rupa sehingga keduanya memiliki ketinggian yang
sama. Jarak antara pemancar dan penerima harus dijaga 0,5…..0,8 m untuk semua
percobaan.
3. Gunakan menu “Instrumen” untuk membuka instrument vitual “Antena Control
Center”:
 MODE = dBm
 ATTEN [dBm] =0
 Switch setting DRO = OFF
 Position [DEG] =0,0
4. Sekarang aktifkan DRO X-band dengan menggerakkam mouse dan mengklik
tombol DRO pada pengukur level. Dengan melewati tangan antara pemancar dan
penerima, periksa apakah ini menyebabkan level sinyal pada penerima berkurang.
5. Sekarang menggunakan posisi antena, sejajarkan pemancar untuk pembacaan
maksimum pada pengukuran level. Level maksimum ini sekarang menjadi posisi
0o Anda. Tetapkan pengaturan posisi ini dengan menekan tombol “SET REF”.
tombol. Sekarang catat nilai level maksimum ini.
6. Matikan pemancar lagi, lalu tukar pemancar dan penerima. Antena tetap berada di
lokasi yang sama ini berarti receiver dan antena Yagi sekarang berada di meja
putar antena dan antena pemancar serta mikrostrip terpasang pada dudukan.
VI. Data Percobaan
Pemancar Antena Yagi 3 Elemen dan Penerima Antena Mikrostrip
No Jarak I (dBm) II (dBm) III (dBm) Rata - rata
1. 50 -33,0 -29,3 -29,3 -27,2
2. 60 -30,2 -31,9 -32,8 -32,63
3. 70 -32,5 -33,2 -33,9 -33,2
4. 80 -33.5 -33,5 -34,4 -33,8

Pemancar Antena Mikrostrip dan Penerima Antena Yagi 3 Elemen


No Jarak I (dBm) II (dBm) III (dBm) Rata - rata
1. 50 -25,5 -25,4 -26,6 -25,83
2. 60 -27,9 -27,3 -27,2 -27,46
3. 70 -28,7 -28,6 -29,8 -28,96
4. 80 -29,7 -30,5 -30,7 -30,3
VII. Analisa Data
Dari Data percobaan diatas dapat dilihat bahwa langkah pertama adalah
menghubungkan antena Yagi 3 elemen dengan adaptor QMA pada DRO
menggunakan konektor N. Selanjutnya, antena mikrostrip SO4100-8N dan X-band
LNC SO4100-8A digunakan bersama untuk membentuk penerima uji. Keduanya
dihubungkan menggunakan konektor-N. Setelah itu, penerima uji dimasukkan ke
dalam penjepit pada dudukan antena SO4100-8E. Antena mikrostrip dan penerima uji
diputar bersama-sama sehingga dipole antena terlihat horizontal (polarisasi
horizontal).
Pengaturan instrumen menggunakan mode "dBm", dengan nilai "ATTEN [dBm]"
disetel pada 0. "Switch setting DRO" dimatikan, dan "Position [DEG]" disetel pada
0,0.
Selanjutnya, DRO X-band diaktifkan, dan pergerakan tangan antara pemancar
dan penerima diuji untuk melihat apakah itu menyebabkan penurunan level sinyal
pada penerima. Pada langkah ini, dudukan antena diatur sedemikian rupa sehingga
pemancar dan penerima memiliki ketinggian yang sama. Posisi ini digunakan sebagai
referensi, dan nilai level maksimum direkam. Pada langkah terakhir, pemancar dan
penerima ditukar posisinya. Antena tetap berada pada lokasi yang sama, tetapi kali ini
receiver dan antena Yagi 3 elemen berada di meja putar antena, sementara antena
pemancar dan mikrostrip terpasang pada dudukan. Dalam data percobaan yang
diberikan, terdapat pengukuran level sinyal dalam dBm pada beberapa jarak tertentu
(50, 60, 70, dan 80 meter) untuk kedua konfigurasi antena.
Perlu dicatat bahwa perbedaan nilai rata-rata antara pengukuran I, II, dan III
menunjukkan variasi dalam pengukuran yang mungkin disebabkan oleh faktor
lingkungan atau faktor lainnya yang dapat memengaruhi kinerja antena. Pengamatan
data dari kedua konfigurasi antena (Antena Yagi 3 Elemen dan Antena Mikrostrip)
pada berbagai jarak dapat memberikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kinerja dan efektivitas antena dalam komunikasi tanpa kabel.

VIII. Kesimpulan
Dari Analisa diatas dapat disimpulkan bahwa melalui data yang diperoleh,
dapat dilihat bahwa variasi dalam pengukuran antara pengukuran I, II, dan III
menunjukkan adanya perbedaan kinerja antena pada jarak yang berbeda. Hal ini
mengindikasikan bahwa karakteristik antena dapat berubah tergantung pada kondisi
lingkungan dan jarak antara pemancar dan penerima.

Anda mungkin juga menyukai