Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun
makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada Yessi Marniati selaku Dosen Alat
Ukur dan Pengukuran yang telah memberikan tugas ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
AMPEREMETER ................................................................................................. 4
1.1 Pengertian Amperemeter ............................................................................... 4
1.2 Fungsi Amperemeter ..................................................................................... 5
1.3 Cara Kerja Amperemeter .............................................................................. 6
1.4 Cara Mengguanakan Amperemeter............................................................... 7
1.5 Macam-macam Amperemeter ....................................................................... 8
1.6. Bagian-bagian Amperemeter ..................................................................... 11
VOLTMETER ..................................................................................................... 13
2.1 Pengertian Volt Meter ................................................................................. 13
2.2 Jenis-jenis Voltmeter................................................................................... 13
2.3 Cara Menggunakan Voltmeter .................................................................... 19
2.4 Cara Membaca Voltmeter ........................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 28
iii
AMPEREMETER
Satuan ini diambil dari nama André-Marie Ampère, salah satu penemu
elektromagnetisme. André-Marie Ampère (lahir 20 Januari 1775 – meninggal
4
10 Juni 1836 pada umur 61 tahun) adalah fisikawan dan ilmuwan Perancis
yang serba bisa yang juga merupakan salah satu pelopor di bidang listrik
dinamis (elektrodinamika). Ia lahir di Polèmièux-au-Mont-d’Or dekat dengan
kota Lyon. Ampere merupakan ilmuwan pertama yang mengembangkan alat
untuk mengamati bahwa dua batang konduktor yang diletakkan
berdampingan dan keduanya mengalirkan listrik searah akan saling tarik
menarik dan jika berlawanan arah akan saling tolak menolak
(elektromagnetisme).
Apa kegunaan dari Ampere meter itu sendiri? Alat ukur ini biasa
digunakan sebagai alat ukur kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
Berbeda dengan voltmeter yang berfungsi untuk mengukur beda potensial
yang ada di dua titik yang terdapat pada rangkaian listrik. Namun, voltmeter
ini hanya digunakan untuk rangkaian yang dipasang paralel.
5
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz dan gaya magnetis.
Tegangan arus yang mengalir pada kumparan yang diselimuti oleh medan
magnet akan dapat menimbulkan gaya lorentz. Pada nantinya akan mampu
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar tegangan arus yang
mengalir maka akan semakin besar pula simpangannya.
Rsh = Rg = (n-1)
- Ketika amperemeter dialiri dengan arus listrik, maka hal ini akan memicu
terjadinya medan magnet.
- Arus listrik mengalir melalui kumparan, maka akan sampai pada inti besi
serta menimbulkan reaksi magnetik pada komponen tersebut.
- Medan magnet akan membuat inti besi berputar, kemudian secara otomatis
jarum penunjuk mulai bergerak hingga nantinya berhenti pada titik skala
yang sesuai dengan hasil pengukuran.
- Laporan hasil pengukuran ini nantinya dapat pengguna lihat pada layar
display amperemter.
- Untuk memperbesar kemampuan amperemeter dalam melakukan
pengukuran amperemeter, ternyata juga memungkinkan untuk
ditambahkan dengan hambatan shunt.
- Tujuan adanya jalur hambatan ini dibuat adalah untuk memperbesar
simpangan yang dihasilkan sehingga memperluas batas ukur alat tersebut.
6
- Karena semakin besar arus yang mengalir, maka semakin luas
simpangannya. Dengan demikian, secara otomatis maka batas ukur pada
amperemeter juga akan semakin tinggi.
Dalam menggunakan ampere meter kita harus benar, jika tidak maka
hasilnya akan kurang tepat dan bisa juga akan minus jika salah. Perlu anda
ketahui, ada dua cara menggunakan amperemeter untuk pengukuran. Berikut
ini adalah caranya:
- Pasang alat ukur ini menjadi seri dengan beban yang ada.
- Knob pemilih cakupan harus diatur mendekati cakupan yang sesuai
atau sudah diprediksi menurut perhitungan arus yang dilakukan secara
teori.
- Tentukan range batasan ampere dengan cara memutarkan knob pada
alat ukur.
- Jika anda sudah memastikan rangkaian telah benar, nyalakan sumber
tegangan, cermati jarum penunjuk yang ada pada skala V dan juga A.
Pembacaan yang tepat dapat ditunjukkan dari posisi jarum yang lebih
besar dari 60% skala penuh meter.
- Periksa cakupan yang ada jika mendapati simpangan yang terlalu
kecil. Anda juga diharapkan mengecek pembacaan cakupan. Bila
“Ya” berarti pembacaan masih berada di bawah cakupan pengukuran.
Oleh karenanya, anda bisa mematikan power supply. Ubah knob ke
cakupan yang lebih kecil.
7
- Setelah itu, hidupkan sumber tegangan dari baca jarum penunjuk lagi
agar lebih mudah untuk dibaca.
- Step terakhir adalah menghindari kesalahan pemasangan polaritas
sumber tegangan. Mengapa? Ha ini akan menyebabkan arah
simpangan jarum menjadi berlawanan dengan semestinya. Jangan
sampai arus terlalu besar karena akan merusak jarum penunjuk yang
ada pada alat ini.
a. Amperemeter AC.
Ampere meter AC adalah salah satu alat ukur AC yang digunakan
untuk mengetahui besar kecilnya arus yang terdapat pada rangkaian listrik
AC. Alat ukur ini biasa ada pada susunan seri. Alat ini akan memperoleh
arus yang melalui penghantar yang telah terpasang pada suatu rangkaian
listrik AC. Berikut adalah cara penggunaan alat ini:
8
- Hitung arus listrik dengan cara mengalikan angka yang telah ditunjuk
serta angka dalam skala maksimum untuk mengetahui hasilnya.
b. Amperemeter DC.
Jenis kedua adalah Amperemeter DC yang juga merupakan alat ukur
DC. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa Amperemeter tidak hanya bisa
digunakan untuk mengukur arus listrik AC saja, tetapi juga DC yang
terhubung secara seri. Untuk cara penggunaannya, tidak jauh berbeda
dengan cara menggunakan jenis AC.
a. Amperemeter Analog.
b. Amperemeter Digital.
a. Amperemeter Analog
9
- Amperemeter AC
- Amperemeter DC
- Amperemeter DC
Amperemeter DC merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan DC. Sebenarnya masih sama seperti yang sebelumnya, alat ini
juga harus dipasang secara seri ketika melakukan pengukuran.
b. Amperemeter Digital
10
1.6. Bagian-bagian Amperemeter
a. Galvanometer
Galvanometer adalah komponen utama amperemeter yang fungsinya
untuk melakukan proses ukur dari tingkatan arus listrik. Lebih menariknya
lagi komponen ini teruji melakukan pengukuran dengan tingkat ketelitian
tinggi. Komponen ini juga terdiri dari beberapa susunan, yakni inti besi,
kemudian diselimuti oleh kumparan yang terbuat dari kawat yang sangat
halus. Pada amperemeter, komponen galvanometer disusun secara seri
bersama dengan resistor dan juga hambatan. Tujuannya adalah agar batas
ukur yang dimilikinya menjadi lebih besar.
Galvanometer bekerja dengan sistem hukum Lorentz. Ketika arus
listrik mengaliri koil atau kumparan, maka inti besi akan berfungsi sebagai
magnet dan melakukan penarikan.
Selanjutnya inti besi akan berputar dan secara otomatis akan membuat
jarum penunjuk mulai bergerak. Setelah proses ukur selesai maka jarum
akan berhenti pada skala yang terdapat pada layar display.
b. Batas Ukur
Batas ukur merupakan nilai maksimal yang terdapat pada setiap
amperemeter. Nilai maksimal ini nantinya akan menunjukan nilai tertinggi
yang dapat diukur menggunakan amperemeter.
11
c. Terminal Positif dan Negatif
e. Skala Maksimum
Skala maksimum berfungsi untuk menampilkan batas nilai tertinggi.
Pada skala maksimum, ada beberapa metode yang digunakan untuk
membaca amperemeter. Jika melakukan pengukuran untuk kuat arus, maka
metode pembacaan amperemeter skala nilainya dilihat dari arah kiri ke
kanan. Sedangkan jika melakukan pengukuran nilai resistansi atau
hambatan, maka sebaliknya metode pembacaan skala nilainya dilihat dari
kanan ke kiri.
f. Resistensi Shunt
12
VOLTMETER
Dua pengukuran tegangan umum adalah arus searah (DC) dan arus
bolak-balik (AC). Meskipun pengukuran tegangan adalah yang paling
sederhana dari berbagai jenis pengukuran analog, mereka menghadirkan
tantangan unik karena pertimbangan kebisingan.
Voltmeter analog memindahkan pointer melintasi skala sebanding
dengan tegangan rangkaian; pada voltmeter digital akan menampilkan
numerik voltase dengan menggunakan konverter.
a. Voltmeter Analog
Voltmeter analog adalah termasuk jenis deflecting yang
mengindikasikan voltmeter. Ini adalah seperti besi bergerak, kumparan
bergerak, jenis voltmeter elektrostatik. Instrumen kumparan bergerak
terdiri dari dua jenis yaitu magnet permanen dan jenis dinamo meter
13
Instrumen kumparan bergerak (moving coil instruments) dengan medan
magnet permanen hanya merespons arus searah. Instrumen kumparan
bergerak terdiri dari magnet permanen untuk menghasilkan medan magnet,
dan kumparan wound pada potongan besi lunak dan berputar pada sumbu
vertikalnya sendiri. Ketika arus mulai mengalir melalui kumparan ini, torsi
membelokkan dihasilkan sesuai dengan persamaan gaya Lorenz. Torsi ini
berbanding lurus dengan tegangan di rangkaian tertentu.
Skala seragam
14
Konsumsi daya rendah
15
Voltmeter Elektrostatik yang beroperasi berdasarkan prinsip elektrostatik
menggunakan tolakan timbal balik antara dua plat bermuatan untuk
membelokkan penunjuk yang terpasang pada pegas. Jenis instrumen ini
digunakan untuk pengukuran AC tegangan tinggi dan juga DC. Ini adalah
kapasitor jenis disk elektrostatik terhubung melintasi rangkaian yang akan
diukur.
Ini hanya menarik arus di DC adalah kebocoran arus dan arus yang
diperlukan untuk mengisi elemen kapasitif
16
Sensitivitas tinggi
Dengan variasi resistansi ini kita dapat memilih rentang yang akan diukur.
Jika instrumen ini menggunakan tabung vakum di penguat (amplifier)
maka itu disebut voltmeter tabung vakum (vacuum tube voltmeter/VTV).
Ini digunakan dalam pengukuran AC daya tinggi. Sebagai penemuan
perangkat solid state yang digunakan dalam amplifier, jenis voltmeter ini
disebut FET-VM.
Kelebihan (keuntungan)
17
Non-linearitas hampir dihilangkan
c. Voltmeter Digital
Mulai otomatis
Polaritas Otomatis
18
Instrumen resolusi tinggi termasuk presisi tinggi.
Jika Anda belum mengetahui cara menggunakan voltmeter ini, berikut dapat
Anda simak:
19
2.4 Cara Membaca Voltmeter
- Jadi cara kerja voltmeter yaitu dengan adanya kuat arus dan medan magnet
yang masuk kedalam rangkaian, maka akan menghasilkan gaya magnetik.
Nah, itulah yang membuat jarum penunjuk menjadi bergerak dan
menyimpang.
- Pada voltmeter, biasanya juga akan dipasang multiplier. Dimana multiplier
berfungsi untuk menahan arus yang masuk sehingga arus tidak melebihi
batas maksimum.
- Untuk mengetahui hasil pengukuran pada voltmeter, Anda dapat melihat
diskrit aktualisasi yang ditampilkan pada display.
- Cara membaca voltmeter analog, yakni hasil akan ditunjukkan oleh jarum
penunjuk.
- Kemudian cara membaca voltmeter versi digital, yakni hasil pengukuran
akan ditunjukkan melalui angka yang secara otomatis akan muncul ke
layar.
20
OHM METER
21
melihat besarnya arus listrik. Hasil akhirnya akan dikalibrasikan ke dalam
satuan khusus yaitu Ohm.
.
Terdapat dua jenis Ohm-meter yang bisa digunakan oleh para ahli
elektro. Berikut ini penjelasan lengkapnya mengenai detail dari masing-
masing jenis.
a. Ohm-meter Analog.
b. Ohm-meter Digital.
22
Jenis yang kedua yaitu digital yang memiliki tingkat akurasi jauh
lebih detail dan akurat. Nilai Hambatan yang dihasilkan oleh jenis digital
memiliki tambahan satuan yang jauh lebih terperinci. Pilihan
pengukurannya pun jauh lebih variatif dibandingkan dengan model
analog. Hanya saja, model ini memiliki kekurangan yaitu susah
melakukan monitoring terutama saat Voltase tidak stabil atau naik turun.
Cara kerja dari alat ukur yang satu ini cukup simple dan sederhana
dengan cara menghasilkan aliran internal arus. Alat yang menggunakan
tenaga baterai ini akan mengukur resistensi atau hambatan yang terjadi
23
antara dua arah yang terdapat pada perangkat. Ujung kabel yang berwarna
merah dihubungkan ke kutub (+). Sedangkan warna yang hitam harus
dihubungkan ke kutub yang (-). Ketika arus mulai mengalir dari komponen
baterai melalui suatu unit, saat itulah Ohm-meter mulai mengukur
penurunan Voltase serta nilai Hambatan.
.
a. Matikan semua daya pada setiap rangkaian yang sedang diuji dengan
cara memtuskan setiap sambungan yang ada. Hal ini tak lain bertujuan
untuk mendapatkan nilai akurasi yang tepat serta menjamin keselamatan
Anda.
b. Pilihlah alat ukur sesuai kebutuhan baik dalam jenis analog maupun
digital dengan auto range yang umum dari 0-10 sampai 0-10.000.
c. Cek kembali kondisi baterai saat pertama membelinya. Biasanya sudah
otomatis berada di dalam alat ukur tersebut atau dalam kemasan terpisah
untuk kemudian dipasang sendiri.
d. Kemudian masukan kabel timah penguji ke dalam soket meteran.
Biasanya telah ditandai dengan warna merah untuk kutub (+) dan warna
hitam untuk kutub (-).
e. Aturlah meteran ke arah angka nol atau zero terlebih dahulu. Resistensi
nol tersebut harus selalu diperhatikan pada saat kedua ujung probe
tersebut mulai terhubung satu sama lain.
f. Pilihlah perangkat atau rangkaian listrik yang akan diuji tingkat
resistensinya. Sebagai langkah awal, coba ujikan pada benda yang
sebelumnya telah diketahui nilai hambatannya. Jika sudah akurat, silakan
aplikasikan ke dalam peralatan elektronik yang lain.
24
g. Sentuhkan satu probe ke ujung suatu rangkaian listrik. Lalu tempelkan
ujung probe lainnya ke ujung yang berbeda. Catatlah hasil pengukuran
resistensi dari benda tersebut.
h. Cek pula kondisi resistensi pada cabang rangkaian atau kabel. Tujuannya
untuk mencari tahu apakah terdapat kerusakan terbuka atau konsleting
listrik pada rangkaian listriknya. Jika menunjukkan ‘infinite Ohm’ atau
Ohm tidak terbatas, ini menunjukkan bahwa tidak ada jalur yang dapat
dilalui oleh arus listrik. Artinya, telah terjadi kerusakan pada bagian
konduktor atau terdapat komponen yang terbakar.
i. Pastikan alat ini dalam kondisi Off setelah selesai digunakan. Jika tidak,
dapat menyebabkan konsleting pada probe serta menguras baterai.
* Catatan :
Perlunya Kalibrasi
Perlu diperhatikan bahwa setiap kali Anda melakukan perpindahan nilai
range dari x1 ke x10 atau yang lainnya, dibutuhkan kalibrasi ulang. Hal ini
dikarenakan oleh nilai tahanan yang berbeda-beda dari setiap perpindahan auto
range. Tujuan kalibrasi ini adalah untuk menjaga kondisi bahan ukur serta
instrument ukur agar selalu sesuai dengan spesifikasinya
a. Untuk membaca nilai tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.
b. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh
Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala
yang di pilih dengan sakelar pemilih.
c. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang
anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai
tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
25
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya:
= 26 x 10 k
= 260 k
= 260.000 Ohm.
a. Sekrup.
Bagian ini bertujuan untuk mengatur kedudukan jarum meter.
Sebelum memulai kegiatan pengujian, biasanya jarum penunjuk harus
diletakkan pada posisi nol. Pemutaran sekrup ini bisa dibantu dengan
obeng pipih yang kecil.
b. Tombol ‘Zero Ohm Adjust Knob’.
Tombol ini digunakan untuk mengatur jarum meter agar berada
pada angka nol atau Zero. Bagian ini memiliki peran yang penting untuk
mendapatkan nilai akurasi yang tinggi.
c. Saklar Pemilih.
Bagian ini juga sering disebut dengan istilah ‘Range Selector
Switch’. Tujuannya tak lain untuk memilih batas ukuran serta posisi
pengukurannya.
26
d. Lubang Kutub Positif dan Negatif.
Fungsi dari lubang tersebut adalah untuk memasukkan test lead
atau ujung kabel. Untuk kabel yang berwarna merah, tancapkan pada
kutub yang (+). Sedangkan kabel yang berwarna hitam ditancapkan pada
kutub (-).
e. Probe (+) dan (-).
Probe di sini adalah test lead atau kabel yang yang terdiri dari dua
jenis yaitu hitam dan merah. Keduanya memiliki arah kutub yang
berlawanan yaitu positif dan negatif.
27
DAFTAR PUSTAKA
28