FISIKA INTI
Oleh
Winda Rachman Putri (13030184040)
Ritmayanti
(13030184046)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
Presentasi I
BAB PELURUHAN BETA
Materi :
1. Spektrometer fokus ganda
2. Energi yang hilang karena elektron
a) energi yang hilang akibat tumbukan tak sempurna.
b) Energi yang hilang dari elektron yang cepat karena radiasi
3. Adsorbsi dan hubungan energi dengan jarak
1.
magnet
homogen, oleh karena itu disebut spektrometer homogen. Spektrometer fokus ganda
memiliki resolusi tinggi dari setengah lingkaran fokus spektrometer dan koeffisien
transmisi tinggi dari spektrometer lensa.
rH
H0
r0
Gambar diatas merupakan lukisan arah medan magnet untuk kecepatan linear
Spektrometer ini didasarkan pada perilaku osilasi bebas dari partikel bermuatan
dalam medan magnet aksial simetris bervariasi dengan radius tersebut.
0<n<1
(8.27)
Dimana 0 adalah nilai H pada sumber berada pada jarak 0 dari sumbu simetri.
Elektron yang dipancarkan dari sumber dalam bidang tegak lurus
sumbu akan
(8.28)
sudut
(8.29)
(8.30)
Pembuktian atau penurunan rumus untuk persamaan (8.29) dan (8.30) terdapat
dilampiran
Masing-masing jika n=1/2 radial dan frekuensi aksial adalah sama untuk n=1/2
(8.31)
(8.32)
Ini berarti bahwa kedua osilasi berada dalam fase, dan mereka akan menjadi
fokus setelah setengah osilasi.
2.
Karena massa yang kecil dan kecepatan yang tinggi dari partikel beta, maka hal ini
menjadi perlu untuk mempertimbangkan efekrelativitas
2.
Sebaliknya untuk massa yang berat,elecktron mungkin kehilangan sebagian besar dari
energi kinetic dalam tabrakan tunggal. Hal ni terjadi tidak karena massa elektron yang
besar berpindah-pindah, tetapi sangat sulit untuk membedakan antara electron insiden
dan target elektron. Salah satu yang memiliki energi yang lebih tinggi setelah
tumbukan disebut insiden (atau primer) elektron.
3.
Tumbukan antara elektron dan atom, dimana elektron hanya dibelokan tanpa ada
energi yang hilang (tumbukan sempurna), hal ini sering terjadi. Beberapa hamburan
ini membuat bingung dalam pengukuran kehilangan energi kedepannya.
4.
Efek yang paling dominan terjadi pada saat kecepatan tinggi adalah energi yang
hilang oleh radiasi begitu banyak, sehingga saat partikel beta bergerak dalam
kecepatan tinggi yang ekstrim, energi yang hilang akibat ionisasi dan ekstansi menjadi
diabaikandibandingkan dengan kehilangan energi oleh radiasi.
5.
Elektron yang dipancarkan dalam proses peluruhan beta tidak memiliki kesamaan
energi. Hanya memiliki energy distriusi yang terus-menerus antara nol dan
maksimum.
Semua factorini sulit diprediksi secara teoritik dari energi yang hilang oleh elektron.
Untuk energi elektron yang relative kecil, kehilangan energi terutama disebabkan oleh eksitasi
dan ionisasi elektron dalam atom dari bahan yang digunakan untuk menghentikan. Pada
kenyataannya, kehilangan energi per sentimeter dengan proton tidak
elektron yang berkecepatan sama. Untuk elektron denganenergi tinggi, kita akan
mempertimbangkan hilangnya energi dengan proses berikut:
Harus diubah untuk dua alasan yang berbeda. (a) karena mereduksi massa dari dua
2
sistem elektron. Untuk kondisi log 2mv harus disubtitusi ke log mv . (b) identifikasi dari
elektron berenergi tinggi seperti kemunculan elektron primer dari batas
energi
(8.33)
Untuk kasusrelativitas elektron, persamaannyaadalah:
(8.34)
Dimana E adalah energi kinetik dari incident electron dan =V/C .Untuk kasus
elektron yang lambat dimana <<1, persamaan 8.34 sama seperti 8.33. Untuk keadaan
dimana relativitas partik elekstrim persamaan 8.34 dirubah menjadi:
(8.35)
(8.36)
Dimana partikel bermuatan seperti elektron dan proton berpindah di dalam inti itu
dipercepat dan memancarkan gelombang elektromaknetik. Radiasi ini disebut
Bremsstrahlung. Pada persamaan (8.36) energi radiasi berbanding lurus dengan kuadrat
dari percepatan. Meskipun energi radiasi berbanding terbalik dengan kuadrat massa
karena a=F/m, dimana F adalah gaya dan m adalah massa dari partikel bermuatan. Hal ini
menjelaskan mengapa efek radiasi harus dipertimbangkan dalam kasus elektron yang
bergerak cepat dan dapat diabaikan untuk
partikel bermuatan
berat, seperti proton, partikel alpha, meson, dan sejenisnya.karena gaya adalah sebanding
2
dengan Z , di mana Z adalah nomor atom dari bahan yang diserap. Perhatikan bahwa
7
(8.37)
(8.38)
Dimana mc2 = 0.51 Mev
Sebagai contoh gambar 8.9 menunjukan total kerugian energi untuk elektron,
dimana
(8.39)
Hal lain yang kita tidak dibahas adalah bahwa kehilangan energioleh radiasi terjadi
tidak hanya di bidang inti, tetapi juga di bidang elektron yang harus disertakan dalam
total kerugian radiasi.
Total kerugian radiasi dan tabrakan nanti akan ditampilkan. Energi elektron
2
3.
Dimana / adalah koefisien adsorbsi massa dalam satuan cm /mg. Dan x adalah
2
ketebalan penyerap dalam satuan mg/cm , Io adalah itensitas, dan I adalah itensitas
setelah melewati penyerap dengan ketebalan x dari penyerap.
Sumber: Allyn.1966
10
Ketebalan
alumunium
Hal ini bergantung pada perbedaan bentuk kurva adsorbsi untuk kasus partikel beta
( elektron yang dihasilkan dari peluruhan nuklir dan mempunyai spektrum energi yang
kontinu) dan elektron yang homogen dihasilkan secara buatan). Partikel beta tidak memiliki
kurva adsorbsi yang linier. Ketika kurva adsorbsi elektron yang homogen mempunyai bagian
lurus, panjang dan ekor dengan intensitas kecil menuju dasar. Sebagai perbandingan,
ditunjukkan pada gambar 8.12. pada gambar 8.12(a), R adalah jarak dari partikel beta yang
didefinisikan dibawah ini. Dari gampar 8.12(b) jarak dari partikel beta yang homogen
didefinisikan sebagai titik dimana perpanjangan dari bagian yang lurus bertemu dasar, ini
disebut jarak praktik, Rp, ketika titik dari kurva bertemu dengan dasar ini disebut jarak maksimum, Ro.
Dilain titik yang diberi tanda merupakan akhir dari bagian dari kurva perbedaan kelompok energi dari
electron yang homogeny yang semua sama yang ditunjukkan pada gambar 8.12(c). alasan untuk
11
keadaan ini adalah dimana setelah melewati penyerap yang tipis dan kecil, pancaran secara sempurna
disebarkan, maka diberikan bentuk yang sama pada akhir kurva.
Gambar 8.12 Prosentase transmisi dibandingkan dengan ketebalan alumunium (mg/cm2) dari (a) sinar
beta (b) electron yang homogen. Gambar (c) menunjukkan akhir dari bagian dari rentang
kehomogenan electron dari tingkat energi yang berbeda.
Sumber: Allyn.1966
Metode adsorbsi mungkin digunakan untuk menentukan energi dari partikel beta
seperti energi tunggal suatu electron. Selama metode adsorbsi tidak se-akurat metode yang
menggunakan spektometer sinar beta dan tidak menunjukkan detail dari spectrum, ini
merupakan keuntungan karena sederhana dan cepat. Juga seperti berlawanan dengan
spectrometer sinar beta, metode adsorbsi tidak membutuhkan intensitas sumber yang
sangat besar. Ketelitian dari energi sinar betadapat dihitung dengan metode adsorbsi yang
mana memiliki 2 faktor: (i) penentuan jarak secara akurat, dan (ii) hubungan jarak dan
energi yang diketahui. Penentuan jarak secara akurat termasuk lokasi yang teliti dari titik
dimana kurva adsorbs bertemu dengan dasar. Metode tinjauan secara visual adalah yang
paling sederhana tetapi paling tidak masih bias diandalkan. Beberapa metode telah
diciptakan untuk penentuan secara akurat dari titik akhir.
Selama jarak telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengubahnya dalam
bentuk energi dengan menggunakan hubungan energi yang tepat. Karena kerumitan yang
telah disebutkan sebelumnya pada bab 4, tidak mungkin menggunakan persamaan
teoritikal untuk energi yang hilang akibat ionisasi. Jarak empiris dari hubungan energi
telah didapatkan dengan langkah berikut. penentuan secara akurat energi sinar beta
digunakan spectrometer untuk grup yang berbeda. Jarak
penentuan
dibuat
dan
mg/cm pada logam alumunium). Grafik itu cocok dengan percobaan yang mewakili
hubungan rentang energi yang ditunjukkan pada gambar 8.13. kurva berikut ini diwakili
Gambar 8.13. kurva rentang energi untuk electron. Pada titik ini diperoleh pengukuran yang actual
dengan penelitian yang berbeda.
Sumber: Allyn.1966
R=412E0
R=530 E0-106
Hubungan tersebut terbukti berguna dan dengan ketelitian sebesar 2-10 persen.
Gambar 8.13 menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan diantara (i) rentang energi
tunggal electron dan partikel beta dan (ii) positron dan electron, memiliki besar energi
yang sama. Nilai titik lainnya yang tecatat untuk rentang energi diantara 0.01 dan 20
Mev grafik percobaan untuk (dE/dx) mendekati dengan kurva secara teori, tetapi
memiliki ketelitian yang lebih besar daripada 20%. Alasan untuk perbedaan untuk itu
sampai saat ini masih belum diketahui.
13