Anda di halaman 1dari 6

Nama : Olivia Nathania Br Tarigan

NIM : 2013021009
Kelas : 5A Pendidikan Fisika
Resume Penghantar Fisika Inti

“PELURUHAN GAMMA”

1. Peluruhan Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke
keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma.
Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Transisi dari keadaan energi yang
lebih tinggi, Ei, ke yang lebih rendah keadaan energi Ef, dan memberikan kelebihan
energi ∆𝐸 = 𝐸𝑖 – 𝐸𝑓 melalui salah satu dari 3 proses berikut:
o Emisi sinar gamma
o Internal konversi, dan
o Penciptaan pasangan internal
Spektrum gamma inti terdiri dari garis tajam, dengan demikian menunjukkan bahwa
inti memiliki tingkat energi diskrit. Energi sinar gamma yang dipancarkan diberikan
oleh relasi ℎ𝑣 = ∆𝐸 = 𝐸𝑖 − 𝐸𝑓……… (1)

Gambar 1. Emisi sinar gamma mengikuti (a) peluruhan 𝛼 di mana hv = Ei — Ef, dan
(b) peluruhan beta di mana hv1 = Ei — Ef, hv2 = Ei — E1 dan hv3 = Ei — Ef
Jika Ef sesuai dengan keadaan dasar, tidak akan ada emisi foton lebih lanjut
mungkin, jika tidak inti akan memancarkan satu atau lebih foton sebelum pergi ke
keadaan dasar. (Lihat Gambar 1) Tidak seperti peluruhan alfa dan beta, peluruhan
gamma tidak menyebabkan perubahan dalam nomor atom atau nomor massa inti.
Pemancar gamma memiliki waktu yang sangat singkat setengah paruh, bersifat
elektromagnetik dengan daya tembus yang sangat tinggi, tidak menyebabkan banyak
ionisasi dan tidak dibelokkan oleh medan listrik atau magnet. Bahkan, interaksi sinar
gamma dengan materi sangat berbeda dari yang bermuatan partikel.
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke
keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma.
Atom yang tereksitasi terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun sinar
beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya menyertai pemancaran sinar alfa dan
sinar beta. Peluruhan gamma mengurangi energi saja, tidak mengubah inti. Adapun
persamaan peluruhan sinar gamma yaitu sebagai berikut.
𝐴 ∗
𝑍𝑋 = 𝐴𝑍𝑋 + 𝛾

2. Koefisien Absorpsi Foton

Perubahan intensitas ∆𝐼, dapat dituliskan:

∆𝐼 = −𝜇𝐼∆𝑥 ……… (2)


Untuk radiasi homogen, 𝜇 konstan dan dari persamaan (2) didapatkan

𝐼 = 𝐼0𝑒−𝜇𝑥 ……… (3)


Karena sifat penyerapannya yang eksponensial, sinar gamma tidak memilikikisaran
yang pasti seperti halnya partikel alfa dan beta tetapi dicirikan oleh koefisien serap
redaman, 𝜇. Juga dapat dituliskan

𝐼 = ℎ𝑣∅ ………………(4)

Menggabungkan Persamaan (3) dan (4), kita dapatkan

∅ = ∅0𝑒 −𝜇𝑥 ………… (5)

Selain koefisien serapan linier, 𝜇 koefisien lain yang yang umum digunakan adalah
koefisien serapan massa, 𝜇m , koefisien serapan atom a𝜇 dan koefisien serapan
elektronik e𝜇. Keempat koefisien ini berhubungan satu sama lain dengan cara sebagai
berikut :

a𝜇 = 𝑍𝑒𝜇

ρNA
𝜇= a
𝐴

𝜌𝑁𝐴 𝑍
𝜇= eμ
𝐴

μ 𝑁𝐴𝑎 𝜇 𝑁𝐴 𝑍
𝜇𝑚 = 𝜌 = = eμ…………… (6)
𝐴 𝐴

Setengah ketebalan 𝑥1/2 , adalah karakteristik penyerap sebagai setengah hidup adalah
inti yang membusuk. 𝑥1/2 didefinisikan sebagai ketebalan yang mengurangi intensitas
sinar kejadian menjadi setengah dari intensitas awalnya yaitu

𝐼 1
= = 𝑒 −𝜇𝑥1/2
𝐼0 2

Atau

0,693
𝑥1/2 = = 0,693/ρ𝜇𝑚 ………….(7)
𝜇

Jika sinar datang terdiri dari fotondengan energi berbeda, Persamaan (5) diganti dengan
persamaan berikut:

∅ = ∅01 𝑒 −𝜇1𝑥 + ∅02 𝑒 −𝜇2𝑥 + ∅03 𝑒 −𝜇3𝑥 ⋯(8)

Koefisien 𝜇 , yang digunakan di atas sebenarnya adalah penjumlahan dari dua proses:

(i) Proses di mana foton kehilangan energinya seluruhnya atau sebagian menjadi
partikel, yang pada gilirannya mudah diserap. Energi, oleh karena itu, disimpan
di dalam materi, dan
(ii) Proses di mana foton tersebar di luar balok tanpa penyerapan energi dalam
materi. Kita dapat menulis 𝜇, oleh karena itu, sebagai jumlah dari dua suku,

𝜇 = 𝜇𝑎 + 𝜇𝑠 ………… (9)

3. Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

Interaksi sinar gamma dengan materi ada tiga proses utama yang dapat terjadi
apabila radiasi gamma melewati bahan, yaitu efek fololistrik, hamburan Compton dan
produksi pasangan. Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan bahan
ditentukan oleh koefisien absorbsi linier (μ). Nilai μ juga ditentukan oleh peluang
terjadinya ketiga proses tersebut, yaitu μf untuk foto listrik, μc untuk hamburan
Compton dan μpp untuk produksi pasangan. Koefisien absorbsi total (μt) dari ketiga
koefisien tersebut.
𝜇𝑡 = 𝜇𝑓 + 𝜇𝑐 + 𝜇𝑝𝑝 …………………… (10)
Jika koefisien absorbsi dinyatakan 𝜇/𝜌 atau 𝜇/𝜌 maka perubahan nilainya menunjukkan
nilai perubahan terkecil dari unsur satu ke unsur lain. Dari persamaan (6) dapat
dituliskan kembali.
𝜇
= 0,693/𝑋1……………………………(11)
𝜌

Karena perubahan nilai 𝜇/𝜌 terhadap Z kecil, maka variasi 𝑋1 dari unsur satu ke
unsur lain juga kecil. Dari hasil ini dapat kita nyatakan bahwa semakin besar massa
jenis bahkan kecil ketebalan bahan yang dibutuhkan untuk mereduksi intensitas sinar
gamma.mKoefisien absorbsi sebagai fungsi energi dapat dinyatakan dengan:
μ(𝐸) = τ(𝐸) + σ(𝐸) + 𝐾(𝐸)
Pada proses fotolistrik hf dari foton yang datang ditransfer ke elektron terikat sehingga
eLektron tersebut keluar dari atom dengan energi kinetiK
𝑇 = ℎ𝑓 – I
Pada energi sinar gamma yang cukup tinggi, absorbsi fotolistrik dan absorbsi hamburan
compton menjadi tidak penting bila dibandingkan dengan pembentukan pasangan
elektron-positron. Pada akhir proses dalam medan coulomb inti atom, sinar gamma
dengan energy yang cukup tinggi hilang dan pasangan elektron-positron terbentuk.
Total energi pasangan sama dengan energi hf sinar gamma yang datang. Energi kinetik
T pasangan sebesar,
𝑇 = ℎ𝑓 − 𝑚0 𝑐 2 ........................(12)
Agar pembentukan pasangan elektron-positron dapat terjadi, maka hf harus lebih besar
dari 𝑚0 𝑐 2 atau 1,02 MeV. Untuk energi foton > 5 Mev untuk timbal dan 15 MeV untuk
Alumunium kemungkinan terjadinya pembentukan pasangan lebih besar disbanding
hamburan Compton dan terus bertambah dengan naiknya energi sinar gamma yang
datang.
Selain tiga proses diatas, sebenarnya ada beberapa efek atau kejadian yang juga
memberikan kontribusi pada pengurangan berkas gamma
✓ Efek fotolistrik nuklir, dimana pada proses tersebut foton dengan energi tinggi
mengusir netron dari inti bahan yang memiliki nomor atom (Z) besar
✓ Thomson and Compton scattering oleh inti. Biasanya semua efek tambahan
diatas dalam praktek diabaikan

1. Efek Fotolistrik adalah peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh elektron
yang terikat kuat oleh suatu atom sehingga elektron tersebut terlepas dari ikatan
atom. Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron.efek foto listrik terutama
terjadi antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV. Efek fotolistrik ini umumnya banyak
terjadi pada materi dengan Z yang besar, seperti tembaga (Z = 29). Energi foton
yang datang sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam bentuk energi
kinetik elektron dan sebagian lagi digunakan untuk melawan energi ikat elektron
(W0 ).Besarnya energi kinetik foto elektron (K) dalam peristiwa ini adalah:

𝐾 = ℎ𝑓 − 𝑊0

2. Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf berinteraksi dengan
elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron
terluar dari atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak dengan energi
kinetik tertentu disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan foton
datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan. Kemungkinan terjadinya
hamburan Compton berkurang bila energi foton yang datang bertambah dan bila Z
bertambah. Dalam hamburan Compton ini, energi foton yang datang yang diserap
atom diubah menjadi energi kinetik elektron dan foton hamburan. Perubahan
panjang gelombang foton hamburan dari λ menjadi λ’ dirumuskan

∆λ = λ’ − λ = (1 − cosθ)
𝑚𝐵 𝐶
dengan memasukkan nilai-nilai h, m dan c diperoleh
∆𝜆 (𝐴) = 0,0242 (1− 𝑐𝑜𝑠θ)
Hamburan fotonpenting untuk radiasi elektromagnetikdengan energi 200 keV
hingga 5 MeV dalam sebagianbesar unsur-unsur ringan.
3. Produksi Pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan medan listrik dalam
inti atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan sebagai
gantinya akan timbul sepasang elektron-positron. Karena massa diam elektron
ekivalen dengan energi 0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi
pada energi foton≥ 1,02 MeV (2𝑚𝑒 𝑐 2 ).
Energi kinetik total pasagan elektron-positron sesuai dengan persamaan
ℎ𝑓 = 𝐾𝑒 + 𝐾𝑝 + 𝑚𝑒 𝑐 2 + 𝑚𝑝 𝑐 2
Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom bahan.
Positron yang terbentuk juga bisa bergabung dengan elektron melalui suatu proses
yang dinamakan annihiliasi.

Anda mungkin juga menyukai