Anda di halaman 1dari 9

PELURUHAN GAMMA

1.1 Peluruhan Gamma


Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti sebuah partikel alfa atau beta,
selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi.Energi yang tersedia untuk peluruhan
selanjutnya menjadi lebih rendah atau dapat mencapai energi pada keadaan dasar yang tidak
cukup untuk menyebabkan pemancaran partikel lain, atau peluruhan dengan pemancaran
partikel. Hal ini menyebabkan terjadinya transisi dari keadaan energi yang lebih tinggi Ei menuju
keadaan energi yang lebih rendah Ef , dan ini mengeluarkan kelebihan energi Δ E = Ei - Ef oleh
salah satu dari tiga proses yakni:
a. pemancaran sinar gamma,
b. konversi internal atau
c. pembentukan pasangan internal.
Secara fisis dapat dijelaskan bacha transisi tersebut dapat terjadi karena jika suatu inti
dalam keadaan tidak stabil maka akan mencapai tingkat kestabilan/menuju ke tingkat dasar.

Di mana jika energi yang dilepaskan dalam bentuk sinar gamma, maka inti yang berada
pada tingkat dasar tidak mengalami perubahan nomer massa dan nomer atom. Seperti pada kasus
spektrum atomik, spektrum sinar gamma sebuah inti menunjukkan garis-garis tajam. Hal ini
berarti bahwa inti memiliki tingkat energi yang diskrit. Energi dari pancaran sinar gamma
diberikan oleh persamaan berikut.
hν= ΔE=Ei −E f ....................................................................................1)
Jika Ef sama dengan keadaan dasar, pada keadaan ini inti tidak akan memancarkan foton.
Sebaliknya inti akan memancarkan satu atau lebih foton sebelum menuju ke keadaan dasar,
seperti yang tampak pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2.
Pancaran Sinar
Gamma

Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan kekuatan penetrasi yang


cukup tinggi. Sinar gamma tidak menyebabkan banyak ionisasi dan tidak dipengaruhi oleh
medan listrik atau medan magnet, dan kenyataanya interaksi sinar gamma dengan zat yang
berbeda tergantung dari muatan partikel penyusunnya zat tersebut. Biasanya sinar gamma
menyertai proses peluruhan beta ataupun alpha.

1
1.2 Koefisian Absorpsi Foton
Intensitas sinar-γ yang melalui suatu bahan mengikuti hukum eksponensial, karena
perubahan intensitas sebanding terhadap intensitas mula-mula dan ketebalan bahan, yakni
μx
I=I 0 e ………………………………………………………................2)

dengan I merupakan intensitas sinar,


I 0 adalah intensitas awal sinar yang melintangi bahan dan
x adalah ketebalan sebuah bahan. Di mana intensitas yang hilang dari berkas sinar gamma
adalah I0-I. Intensitas bisa juga dinyatakan dalam fluks, yang menyatakan jumlah energi dari
sinar gamma yang mengenai permukaan secara tegak lurus persatuan waktu, dan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
I=h νφ .......................................................................................................3)
Di mana hν merupakan energi masing-masing foton sedangkan φ adalah fluks (jumlah foton
yang menumbuk satu satuan luas dalam satu satuan waktu setelah menembusnya). Selanjutnya
dengan mengkombinasikan persamaan 2 dan 3 maka diperoleh

I=I 0 e μx =h νφ
I 0 μx I0
φ= e =φ o
hν ,  di mana hν , sehingga diperoleh:

φ=φ 0 e μx ...................................................................................................4)

dengan φ adalah jumlah fluks,


φ 0 merupakan fluks awal dan μ adalah koefisien absorpsi linier.

μ
Selain koefisien absorpsi linier μ , terdapat juga koefisien absorpsi massa m , koefisien

absorpsi atomik aμ, dan koefisien absorpsi elektronik e μ . Keempat koefisien ini berhubungan
satu sama lain sesuai dengan persamaan berikut.

a μ=Z e μ
ρN A ρN A Z
μ= μ= μ
A a A e
μ N μ N Z
μm = = A a = A e μ
ρ A A ……………………………………………….5)
Di mana Z menyatakan nomor atom, A menyatakan berat atom, ρ menyatakan kerapatan dalam
satuan g/cm3, dan NA merupakan Bilangan Avogadro. Oleh karena μx tidak memiliki satuan, jika
x dinyatakan dalam cm, μ akan dinyatakan dalam cm-1. Berdasarkan koefisien absorpsi massa
μm , x dinyatakan dalam gm/cm2 dan μm dalam cm2/gm. Sama halnya jika x dinyatakan dalam

atom/cm2 atau elektron/cm2, a


μ dan e μ dinyatakan dalam cm2/atom dan cm2/elektron.

2
Di sini juga dikenal adanya istilah ketebalan setengah (x1/2) yang merupakan karakteristik
bahan penyerap dan didefinisikan sebagai ketebalan di mana intensitas sinar berkurang setengah
dari intensitas awalnya yang dinyatakan sebagai berikut.
I 1 −μx
= =e 1 /2
I0 2
ln 2 0 , 693 0 ,693
x 1/2= = =
μ μ ρμm ........................................................................6)

Berdasarkan persamaan 6, semakin besar ρ maka semakin kecil ketebalan materi yang
diperlukan untuk mengurangi intensitas sinar gamma. Jika sinar penumbuk tersusun atas foton
dengan energi yang berbeda, persamaan (6) digantikan dengan persamaan berikut.
μ x μ x μ x
1 2 3
φ=φ 01 e +φ02 e + φ03 e + .. . ......................................................7)

dimana
φ 01 , φ 02 , φ 03 , …… dan μ1 , μ2 , μ3 ,….. masing-masing merupakan fluks awal dan

koefisien absorpsi dari foton dengan energi hν 1 , hν 2 ,


hν 3 ,....

Koefisien μ melibatkan dua proses, yaitu pertama proses dimana foton kehilangan
energinya seluruhnya atau sebagian oleh sebuah partikel yang sangat mudah diserap. Energi
yang ada akan digunakan dan disimpan dalam bahan. Kedua, proses di mana foton dihamburkan
keluar tanpa absorpsi energi pada bahan. Oleh karena itu dapat ditulis μ sebagai gabungan dari
dua proses sebagai berikut.
μ=μ a + μ s ................................................................................................8)

μa menyatakan koefisien absorpsi (penyerapan) dan μ s adalah koefisien penghamburan.

1.3 Interaksi Radiasi Sinar Gamma dengan Materi


Dalam interaksi sinar gamma dengan suatu materi terdapat tiga proses utama di mana
foton kehilangan energinya berdasarkan interaksi dengan bahan yang terjadi antara lain melalui
a. efek foto listrik (P.E.),
b. efek compton (C.E.) oleh elektron dalam atom dan
c. produksi pasangan (P.P.), yakni pembentukan pasangan elektron positron sebagai hasil
interaksi sinar gamma dengan medan listrik dari inti atom .
Rentangan energi foton untuk efek foto listrik antara 0,01 sampai 0,5 MeV, untuk efek
compton antara 0,1 sampai 10 MeV, dan untuk produksi pasangan diawali dari 1,02 MeV dan
meningkat sebanding dengan peningkatan energi gamma. Dari ketiga rentangan energi ini dapat
dianalogikan persamaan sebagai berikut.
( ΔI )P . E .=−μ τ IΔx ………………………………………………………..9a)

( ΔI )C. E .=−μσ IΔx ………………………………………………………..9b)

( ΔI )P . P .=−μ α IΔx ……………………………………………….……….9c)

3
μτ , μσ dan μα berturut-turut merupakan koefisien absorpsi untuk efek foto listrik, efek
Compton dan untuk produksi pasangan. Dengan menjumlahkan ketiga persamaan tersebut
secara bersamaan, maka diperoleh
ΔI =( ΔI ) P . E . ( ΔI )C . E . ( ΔI ) P . P .
ΔI =−( μ τ +μ σ +μα )IΔx ……………………………………………10)

Berdasarkan persamaan 2 di mana ΔI =−μIΔx dan persamaan 11 dapat ditulis menjadi


−μIΔx=−( μ τ + μ σ + μα )IΔx , dan dapat disederhanakan menjadi

μ=μ τ + μ σ + μα …………………………………………………….…11)
Di samping itu, terdapat beberapa proses yang tidak berkontribusi pada koefisien absorpsi
dalam rentangan energi sinar gamma yaitu Penghamburan Rayleigh, Penghamburan Thomson,
Efek Foto Listrik Nuklei, Hamburan Resonansi Nuklei, dan Hamburan Elastik Potensial Nuklei
(Penghamburan Delbruck)
Efek Foto Listrik
Efek ini lebih mengutamakan foton penembak dengan energi yang rendah, dimana foton
penembak diserap oleh satu elektron pada atom. Pada prosesnya foton menghilang dan elektron
terlepas seperti yang tampak pada Gambar 3 dengan energi kinetik Ke dan dirumuskan sebagai
berikut.
K e =hν−I n .......................................................................................12)

Di mana hν menyatakan Energi foton penembak dan In merupakan Energi ikat elektron orbital

elektron
foton

sebelum sesudah
Gambar 3. Efek

jika energi foton cukup kecil, maka dapat diabaikan efek realtivitasnya, dan energi yang
cukup besar dengan mengabaikan energi dari orbital elektron. Pengabaian energi dari K-elektron
dapat dituliskan (dalam rentangan 0,1 Mev sampai 0,35 Mev)
7
4
a τ K =ϕ 0 Z (1 /137 ) 4 √ 2 ( n ) ....................................................................13a)
5 2

di mana
2
ϕ 0 =( 8 π /3 ) ( e2 /m0 c 2 ) =6 ,651×10−25 cm2
............................................13b)
m0 c 2
n=
dan hv .............................................................................................13c)

4
dengan Z merupakan nomor atom absorber, e muatan elektron, c kecepatan cahaya, dan m0
adalah massa diam elektron.
Efek Compton
Proses ini merupakan proses di mana foton penembak berinteraksi dengan elektron bebas
dan dihamburkan dengan energi yang lebih rendah, energi diam yang digunakan untuk
menghamburkan elektron. Karena elektron yang terdapat pada atom terbebas dan energi foton
penumbuk secara komparatif sangat tinggi, penghamburan foton dengan elektron pada atom ini
disebut sebagai Penghamburan Compton. Foton penumbuk dengan energi hν menumbuk sebuah
elektron bebas dengan massa diam m0. Hasil interaksi dihamburkan oleh foton dengan energi
hν ' (<hν ) pada sudut θ dan sebuah elektron terhambur dengan energi kinetik Ke pada sudut φ
seperti yang tampak pada Gambar 4
β

y y
hv '

hv ' β x
O x O φ

sebelum sesudah
E=m0 c
2
(√ 1
1−β
2
−1
)
Gambar 4. Hamburan
Berdasarkan hukum kekekalan momentum dan energi, dengan menggunakan ungkapan
relativitas maka diperoleh persamaan berikut.
1

hν / c= ( hν '/ c ) cos θ+ m0 βc ( 1− β ) 2 2
cos φ ..........................................14a)
1

( hν '/ c ) sin θ=m 0 βc ( 1−β 2 ) 2
sin φ ……………………………...…….14b)

[ ]
1

hν=hν ' +m0 c ( 1−β ) −1 ………………………………………...14c)
2 2 2

Di mana β=v /c denga v merupakan kecepatan elektron setelah tumbukan.


Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut.
y Foton
hv '
hv'
Foton datang
E '=hv' ; p=
c
φ x
9 hv O θ
E=hv ; p=
c

1
E= m ( 0
2 c 4 + p2 c 2 ) 2

Gambar 5. Hamburan
p 'sin φ
φ
p 'cosφ
θ
pe cosθ
pe
pe sin θ

Gambar 6. Analisis Hamburan

Pada sumbu x :
p= p 'cos φ+ pe cosθ

Pada sumbu y :
0=p 'sin φ− pe sin θ

( p−p'cosφ )2=p 2 cos2 θ¿


e
2 2 2
p2+p' 2−2 pp'cosφ=p 2+
p' sin φ =p 2 sin θ ¿ e
Sehingga diperoleh: e ……………………….....15)
2 2 '
Berdasarkan hukum kekekalan energi : E+ mc =E ' +mc + K e
'
Dapat ditulis: E−E '= pc− p ' c=K e
( p− p ' ) c =K 'e
Dari persamaan energi relativitas diperoleh:
2 2
E2 =( mc2 ) +( pe c )2 =( mc 2 + K 'e )
2
( mc 2 )2 +( pe c )2 =( mc 2 )2 +2 mc 2 K 'e + K 'e
2
( pe c )2 =2 mc 2 K 'e + K 'e
2
p c2 =2 mc 2 K 'e + K 'e
e2

'
( )
Karena p− p ' c =K e , maka
p 2 c2 =2 mc 2 ( p−p ' ) c+ ( p−p ' )2 c 2
e

p 2 =2 mc ( p− p ' )+ ( p− p ' )2
e

Dengan mensubstitusi hasil ini ke persamaan 16, diperoleh:

p2 + p ' 2−2 pp 'cos φ=2 mc ( p− p ' ) + ( p−p ' )2


p2 + p ' 2−2 pp 'cosφ=2 mc ( p− p ' ) + p2 −2 pp ' +p ' 2
− pp 'cosφ=mc ( p− p ' )− pp'
− pp 'cosφ=mc ( p− p ' )− pp'
pp ' ( 1−cos φ )=mc ( p− p ' )
Selanjutnya dibagi dengan mcpp’, maka diperoleh:

6
( 1−cos φ ) ( p− p ' )
=
mc pp '
( 1−cos φ ) 1 1
= −
mc p' p
h h
p= p '=
Karena λ dan λ ' maka :
( 1−cos φ ) λ ' λ
= −
mc h h
( 1−cos φ ) λ '− λ
=
mc h
Sehingga diperoleh:
h
( 1−cosφ )=λ '−λ
mc
Atau dapat dituliskan sebagai berikut.

λ '−λ=
( )
h
m0 c
( 1−cosθ )
………………………………………………...17)
λ ' adalah panjang gelombang setelah tumbukan da λ adalah panjang gelombang sebelum

tumbukan. Sedangkan θ adalah sudut antara awal dan akhir dari hamburan foton seperti pada
gambar 10.
c
λ=
Diketahui bahwa v , maka persamaan 17 dapat ditulis

c c
− =
h
v ' v m0 c( )
( 1−cos θ )

1 1
− =
h (
( )
v ' v m0 c 2
1−cos θ )

1
v '=
1
+
( )
h
v m0 c 2
( 1−cos θ )

Jika penyebut dan pembilang pada sisi kanan persamaan ini dikalikan v, dan jika kedua sisi
persamaan dikalikan dengan h, maka hasilnya adalah:
hv
hv '=
hv
1+ (1−cos θ )
m0 c 2 ………………………………………………..18)
Persamaan 18 menyatakan energi yang dihamburkan oleh foton pada energi awal dan sudut
hamburnya. Hamburan elektron memiliki energi kinetik yaitu:
hv
( 1−cos θ )
m0 c 2
T =hv−hv ' =hv
hv
1+ ( 1−cos θ )
m0 c 2 …………………………………...19)

7
Energi kinetik bernilai maksimum jika cos θ =-1 atau θ =1800, yaitu foton akan dipantulkan kea
rah semula. Energi elektron dalam hal ini adalah:
hv 0
T max =
m 0 c2
1+
2 hv 0 ………………………………...……………………….20)

Batas maksimum tersebut sering disebut sebagai tepi Compton. Elektron menerima energi
terkecil dalam tumbukan di mana foton berlanjut dengan frekuensi awal ke arah depan dan
elektron dikeluarkan dengan kecepatan mendekati 0 dengan arah 900 dari jalur foton.
Kebolehjadian total Compton dari peristwa penyinaran dengan cara hamburan adalah:

e σ=
3
4
ϕ0
[ α 2 (
1+ α 2( 1+ α ) 1
1+2 α
− ln ( 1+ 2 α ) +
α
1
2α )
ln ( 1+2 α )−
1+ 3 α
]
( 1+2 α )2 ……..21)

dengan
hv 0
α=
m0 c 2

Jika e σ dikalikan ρn (Z / A ) hasilnya adalah koefisien absorpsi Compton σ (cm−1 ) , diperoleh


bahwa:
Z
σ =ρN σ
A e ……..……..……..……..……..……..……..……..……….22)
Koefisien σ merupakan pengukuran terhadap kemungkinan terjadinya hamburan foton dari
pancaran terhadap absorber per cm. Besarnya jumlah energi yang dibawa oleh foton dalam

hamburan atau banyaknya energi yang diserap oleh setisp elektron dinyatakan dalam bentuk e σs

dan e σa . e σ s disebut tampang lintang Compton untuk energi dari hamburan foton, yang
dinyatakan dengan:

e σs=
3
8
ϕ0
[ 1
α
3
ln (1+2 α )+
2(1+α )(2 α 2 −2 α −1)
2
α (1+ 2 α )
2
+
8α2
] 3
3(1+ 2 α ) …….23)

sedangkan e σ a merupakan tampang lintang Compton untuk energi yang diserap oleh elektron.
Penjumlahan tampang lintang untuk energi yang diabsorpsi dan tampang lintang untuk energi
yang dihamburkan dapat dirumuskan sebagai berikut.

e σ= e σ s + e σ a …………………………………………………………...24)

8
9

Anda mungkin juga menyukai