Anda di halaman 1dari 12

PENGHANTAR FISIKA INTI

“ PELURUHAN GAMMA”

KELOMPOK 3

ISMAWATI ( 2013021001 )

NI PUTU DEVI KRISTINA ( 2013021007)


POKOK
BAHASAN
01 02
Peluruhan Gamma Koefisien Absorpsi Foton

03
Interaksi Sinar Gamma
dengan Materi
Peluruhan Gamma
Transisi dari keadaan energi yang lebih tinggi, Ei, ke yang lebih
rendah keadaan energi, Ef, dan memberikan kelebihan energi ∆𝐸
= 𝐸𝑖 − 𝐸𝑓 melalui salah satu dari tiga proses berikut:
(a) emisi sinar gamma,
(b) internal konversi, atau
(c) penciptaan pasangan internal

Spektrum gamma inti terdiri dari garis tajam, dengan


demikian menunjukkan bahwa inti memiliki tingkat energi
diskrit. Energi sinar gamma yang dipancarkan diberikan
oleh relasi.

ℎ𝑣 = ∆𝐸 = 𝐸𝑖 − 𝐸𝑓 ……… (1)
Pemancar gamma memiliki waktu yang sangat singkat
setengah paruh, bersifat elektromagnetik dengan daya
tembus yang sangat tinggi, tidak menyebabkan
banyak ionisasi dan tidak dibelokkan oleh medan
listrik atau magnet. Bahkan, interaksi sinar gamma
dengan materi sangat berbeda dari yang bermuatan
partikel.

Suatu inti atom yang berada dalam keadaan


tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar (ground
Gambar 1. Emisi sinar gamma mengikuti (a) peluruhan 𝛼
state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar
di mana hv = Ei — Ef, dan (b) peluruhan beta di mana
hv1 = Ei — Ef, hv2 = Ei — E1 dan hv3 = Ei — Ef gamma. Atom yang tereksitasi terjadi pada atom yang
memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena
Jika Ef sesuai dengan keadaan dasar, tidak akan pemancaran sinar gamma biasanya menyertai
ada emisi foton lebih lanjut mungkin, jika tidak inti pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan
akan memancarkan satu atau lebih foton sebelum gamma mengurangi energi saja, tidak mengubah inti.
pergi ke keadaan dasar. (Lihat Gambar 1) Tidak Adapun persamaan peluruhan sinar gamma yaitu
seperti peluruhan alfa dan beta, peluruhan gamma sebagai berikut.
tidak menyebabkan perubahan dalam nomor atom 𝐴𝑋 ∗ −−−→ 𝐴𝑋 + 𝛾
𝑍 𝑍
atau nomor massa inti
Koefisien Absorpsi Foton
Perubahan intensitas ∆𝐼, dapat dituliskan: Menggabungkan Persamaan (3) dan
(4), kita dapatkan
∆𝐼 = −𝜇𝐼∆𝑥 ……… (2)
∅ = ∅0 𝑒−𝜇𝑥 ………… (5)
untuk radiasi homogen, 𝜇 konstan dan dari Selain koefisien serapan linier, 𝜇 koefisien lain
Persamaan. (2) didapatkan yang yang umum digunakan adalah koefisien
serapan massa, 𝜇𝑚 , koefisien serapan atom
𝐼 = 𝐼0 𝑒−𝜇𝑥 ……… (3) a𝜇 dan koefisien serapan elektronik e 𝜇. Keempat
koefisien ini berhubungan satu sama lain dengan
Karena sifat penyerapannya yang cara sebagai berikut
eksponensial, sinar gamma tidak memiliki
kisaran yang pasti seperti halnya partikel alfa
dan beta tetapi dicirikan oleh koefisien serap a𝜇= 𝑍𝑒 𝜇
𝜌𝑁
redaman, 𝜇. Juga dapat dituliskan 𝜇 = 𝐴a
𝐴
𝜌𝑁𝐴 𝑍
𝐼 = ℎ𝑣∅ ………… (4) 𝜇= 𝜇
𝐴 e
𝜇 𝑁 𝜇 𝑁𝐴 𝑍
𝜇𝑚 = = 𝐴𝑎 = 𝜇 …………… (6)
𝜌 𝐴 𝐴 e
Setengah ketebalan 𝑥1/2 , adalah karakteristik Koefisien 𝜇 , yang digunakan di atas
penyerap sebagai setengah hidup adalah inti sebenarnya adalah penjumlahan dari dua
yang membusuk. 𝑥1/2 didefinisikan sebagai proses: (i) proses di mana foton kehilangan
ketebalan yang mengurangi intensitas sinar energinya seluruhnya atau sebagian
kejadian menjadi setengah dari intensitas menjadi partikel, yang pada gilirannya
awalnya yaitu mudah diserap. Energi, oleh karena itu,
𝐼 1 disimpan di dalam materi, dan (ii) proses di
= = 𝑒 −𝜇𝑥1/2 mana foton tersebar di luar balok tanpa
𝐼0 2
penyerapan energi dalam materi. Kita
Atau, dapat menulis 𝜇, oleh karena itu, sebagai
0,693 jumlah dari dua suku,
𝑥1/2 = = 0,693/𝜌𝜇𝑚 …… (7)
𝜇
𝜇 = 𝜇 𝑎 + 𝜇𝑠 ……… (9)
Jika sinar datang terdiri dari foton dengan
energi berbeda, Persamaan (5) diganti di mana 𝜇𝑎 sesuai dengan penyerapan dan
dengan persamaan berikut: 𝜇 𝑠 untuk hamburan.
∅ = ∅01 𝑒 −𝜇1𝑥 + ∅02 𝑒 −𝜇2𝑥 + ∅03 𝑒 −𝜇3𝑥 + ⋯
(8)
Interaksi Sinar Gamma dengan Materi
Interaksi sinar gamma dengan materi ada tiga proses utama yang dapat terjadi apabila radiasi
gamma melewati bahan, yaitu efek fololistrik, hamburan Compton dan produksi pasangan.
Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan bahan ditentukan oleh koefisien
absorbsi linier (μ). Nilai μ juga ditentukan oleh peluang terjadinya ketiga proses tersebut, yaitu μf
untuk foto listrik, μc untuk hamburan Compton dan μpp untuk produksi pasangan. Koefisien
absorbsi total (μt) dari ketiga koefisien tersebut.
𝜇 𝑡 = 𝜇𝑓 + 𝜇𝑐 + 𝜇 𝑝𝑝 ……………………………………… (10)

Jika koefisien absorbsi dinyatakan 𝜇/𝜌 atau 𝜇/𝜌 maka


perubahan nilainya menunjukkan nilai perubahan
terkecil dari unsur satu ke unsur lain. Dari persamaan
(6) dapat dituliskan kembali.
𝜇
= 0,693/𝑋1..... (11)
𝜌
Karena perubahan nilai 𝜇/𝜌 terhadap Z kecil, maka variasi
𝑋1 dari unsur satu ke unsur lain juga kecil. Dari hasil ini
dapat kita nyatakan bahwa semakin besar massa jenis
bahkan kecil ketebalan bahan yang dibutuhkan untuk
mereduksi intensitas sinar gamma
Koefisien absorbsi sebagai fungsi energi dapat Agar pembentukan pasangan elektron-positron
dinyatakan dengan dapat terjadi, maka hf harus lebih besar dari
2𝑚0 𝑐 2 atau 1,02 MeV. Untuk energi foton > 5
𝜇 𝐸 =𝜏 𝐸 +𝜎 𝐸 +𝐾 𝐸 Mev untuk timbal dan 15 MeV untuk
Alumunium kemungkinan terjadinya
pembentukan pasangan lebih besar disbanding
Pada proses fotolistrik hf dari foton yang datang
hamburan Compton dan terus bertambah
ditransfer ke elektron terikat sehingga eektron tersebut dengan naiknya energi sinar gamma yang
keluar dari atom dengan energi kinetik datang
𝑇 = ℎ𝑓 − 𝐼
Pada energi sinar gamma yang cukup tinggi, absorbsi Selain tiga proses diatas, sebenarnya ada
fotolistrik dan absorbsi hamburan Compton menjadi beberapa efek atau kejadian yang juga memberikan
tidak penting bila dibandingkan dengan pembentukan kontribusi pada pengurangan berkas gamma
pasangan elektron-positron. Pada akhir proses dalam 1. Efek fotolistrik nuklir, dimana pada proses
medan coulomb inti atom, sinar gamma dengan tersebut foton dengan energi tinggi mengusir
energy yang cukup tinggi hilang dan pasangan netron dari inti bahan yang memiliki nomor
elektron-positron terbentuk. Total energi pasangan atom (Z) besar
sama dengan energi hf sinar gamma yang datang. 2. Thomson and Compton scattering oleh inti.
Energi kinetik T pasangan sebesar, Biasanya semua efek tambahan diatas dalam
𝑇 = ℎ𝑓 − 𝑚0 𝑐 2 … . . 12 praktek diabaikan
Efek Fotolistrik
Peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh
elektron yang terikat kuat oleh suatu atom
sehingga elektron tersebut terlepas dari ikatan
atom

Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron.efek foto listrik terutama


terjadi antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV. Efek fotolistrik ini umumnya banyak
terjadi pada materi dengan Z yang besar, seperti tembaga (Z = 29). Energi
foton yang datang sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam
bentuk energi kinetik elektron dan sebagian lagi digunakan untuk melawan
energi ikat elektron (W 0).

Besarnya energi kinetik fotoelektron (K) dalam


peristiwa ini adalah:

𝐾 = ℎ𝑓 − 𝑊0
Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi
hf berinteraksi dengan elektron bebas atau elektron yang
tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron terluar
dari atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan
bergerak dengan energi kinetik tertentu disertai foton lain
dengan energi lebih rendah dibandingkan foton datang.
Foton lain ini dinamakan foton hamburan. Kemungkinan
terjadinya hamburan Compton berkurang bila energi foton dengan memasukkan nilai-nilai h,
yang datang bertambah dan bila Z bertambah. Dalam m dan c diperoleh
hamburan Compton ini, energi foton yang datang yang
diserap atom diubah menjadi energi kinetik elektron dan ∆𝜆(𝐴) = 0,0242 1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃
foton hamburan. Perubahan panjang gelombang foton Hamburan foton penting untuk
hamburan dari λ menjadi λ’ dirumuskan radiasi elektromagnetik dengan
ℎ energi 200 keV hingga 5 MeV
∆𝜆 = 𝜆′ − 𝜆 = 1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑚𝐵 𝑐 dalam sebagian besar unsur-unsur
ringan
Produksi Pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan
medan listrik dalam inti atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka
foton akan lenyap dan sebagai gantinya akan timbul sepasang
elektron-positron. Karena massa diam elektron ekivalen dengan
energi 0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi pada
energi foton ≥ 1,02 MeV (2mec2).
Energi kinetik total pasagan elektron-positron sesuai dengan
persamaan

ℎ𝑓 = 𝐾𝑒 + 𝐾𝑝 + 𝑚𝑒 𝑐2 + 𝑚𝑝 𝑐2

Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses


ionisasi atom bahan. Positron yang terbentuk juga bisa
bergabung dengan elektron melalui suatu proses yang
dinamakan annihiliasi.
TERIMA KASIH
SESI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai