Anda di halaman 1dari 20

Interaksi Radiasi

dengan Materi
Dr. Budiman Anwar, M.Si.
Prodi Kimia UPI
Radiasi Pengionisasi (Ionizing Radiation)
• Ionizing radiation adalah radiasi yang mempunyai energi yang cukup untuk
memindahkan elektron dari atom sehingga membentuk ion.
• Ionizing radiation dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: Foton
(gamma and X-rays) dan partikel (alpha, beta, and neutrons(
Interaksi Foton dengan Materi
Terdapat tiga kemungkinan yang terjadi apabila berkas sinar-X atau sinar
gamma melewati materi:
• No interaction at all (dikenal sebagai transmisi)

• Absorption

• Scatter

(The latter two are methods of attenuation)


Koefisien Pelemahan Linear
(Linear Attenuation Coefficients)
• Jika sejumlah N0 partikel menembus suatu pelat material sejauh jarak
tertentu, maka setelah menembus sejauh x jumlah partikel yang terdapat
dalam berkas sinar berkurang menjadi
• Dikarenakan foton berinteraksi dengan atom individual, probabilitas foton yang berinteraksi di
dalam pelat material tergantung pada jumlah total atom yang berada di depannya sepanjang
lintasannya.
• Dengan demikian, pelemahan radiasi bergantung pada jumlah material dalam lintasan
berkas foton dan tidak bergantung pada bagaimana atom-atom tersebut terdistribusi.
• Kita dapat mengetahuinya dengan mendefinisikan koefisien atenuasi massa μm yang
dihubungkan dengan koefisien atenuasi linier:
• The mass attenuation coefficient of 1 MeV photons in aluminium is 0.0065 m2.kg1.
The density of aluminium is 2.7 × 103 kg.m3. (a) What is the linear attenuation
coefficient of 1 MeV gamma rays in aluminium? (b) What fraction of incident 1 MeV
gamma radiation penetrates 30 mm of aluminium.
Tiga Interaksi Utama Sinar-X dan Sinar
Gamma dengan Materi
• Photoelectric effect
• Compton scatter
• Pair production
EFEK FOTOLISTRIK
Pada efek fotolistrik, foton berinteraksi baik dengan elektron yang terikat dalam atom individual atau dengan
elektron dalam materi padat, yang mana elektron tidak terikat pada atom individual tetapi terbagi pada banyak
atom.

Interaction of photons with atoms


• Efek fotolistrik atomik meliputi absorpsi foton oleh elektron atomik yang selanjutnya terlontar dari atom.
• Hal ini dapat terjadi hanya bila foton yang datang mempunyai energi lebih besar daripada energi ionisasi (EB)
elektron yang akan dilontarkan.
• Dikarenakan atom sangat lebih besar daripada elektron, maka elektron yang terlontar secara praktis membawa
seluruh energi dan momentum dari foton.
• Energi kinetik (K) elektron yang terlontar: K = hf  EB.
• Elektron yang terlontar dikenal segabai fotoelektron dan karena atom terionisasi, proses tersebut termasuk
salah satu dari fotoionisasi.
• Koefisien atenuasi massa untuk absorpsi
fotoelektrik menurun seiring meningkatnya
energi foton.
• Untuk nilai energi foton tertentu koefisien
atenuasi meningkat dengan semakin besarnya
nomor atom (Z) suatu zat.

• Koefisien atenuasi berubah dengan perubahan


energi foton.
• Penurunan μm seiring meningkatnya energi foton
diinterupsi dengan beberapa loncatan, yang
disebut “absorption edges”, yang ditemukan
pada suatu set energi yang unik untuk setiap
unsur.
Diagnostic Radiology in Medical
• Bones are more likely to absorb
radiation (Higher Z). This is why they
appear white on the film.
• Soft tissue allows more radiation to
pass through than bone (Lower Z).
These structures will appear gray on the
film.
• Air-containing structures allow more
radiation to pass through. These
structures will appear black on the film.
Interaction of photons with condensed matter
• Pada banyak padatan (logam) elektron valensi tidak terikat pada atom individual, tetapi
terbagikan pada semua atom.
• Pada suatu logam energi yang diperlukan untuk melontarkan elektron konduksi dari materi
(biasanya 1 sampai 3 eV) lebih kecil daripada yang diperlukan untuk mengionisasi atom
individual, sehingga elektron dapat dilontarkan dari lempeng logam hanya dengan cahaya UV.
• Fenomena ini dikenal juga sebagai efek fotolistrik. Mekanisme ini digunakan untuk
menghasilkan arus listrik ketika cahaya memasuki suatu photomultiplier.
• Pada sisi lain, pada umumnya elektron
dalam material isolator dan
semikonduktor lebih kuat terikat daripada
dalam logam.
• Bila energi foton yang datang tidak cukup
untuk melontarkan elektron dari
permukaan material, maka setidaknya
cukup untuk menaikkan elektron ke
tingkat energi yang lebih tinggi dalam
material.
• Proses ini akan mengijinkan elektron
untuk pindah dan meningkatkan
konduktivitas material.
• Effek ini dikenal sebagai
photoconductivity, yang diterapkan pada
alat pendeteksi cahaya seperti light-
dependent resistors dan photodiodes.
Hamburan Compton (Efek Compton)
• Energi foton datang sebagian diserap oleh
elektron di kulit terluar.
• Elektron menyerap cukup energi untuk
memutuskan energi ikat dan terlontar.
Elektron yang terlontar disebut elektron
Compton.
• Tidak banyak energi yang diperlukan untuk
melontarkan elektron dari kulit terluar.
• Foton datang, melanjutkan perjalanannya
dalam lintasan yang berbeda dengan energi
yang lebih rendah sebagai radiasi
terhambur.
• Hukum kekekalan massa-energi dan
kekekalan momentum membatasi energi
kinetik maksimum elektron Compton hingga
suatu nilai,

• Distribusi energi elektron terhambur


diperlihatan pada Gambar di kanan. Banyak
elektron mempunyai energi mendekati Kmax.
Penurunan tajam pada Kmax dikenal sebagai
the Compton edge.
• Koefisien atenuasi massa untuk hamburan
Compton, μm[C], bervariasi terhadap energi
foton. Nilai maksimum μm[C] dan energinya
meningkat secara lambat seiring
meningkatnya nomor atom.
Pembentukan Pasangan
• Foton datang harus mempunyai energi
setidaknya 1,02 MeV.
• Proses ini tidak dapat terjadi di ruang terbuka,
tetapi membutuhkan “third body”, biasanya
suatu inti, untuk menjaga kekekalan energi
dan momentum.
• Foton datang dengan energi 1,02 MeV atau
lebih berinteraksi dengan inti suatu atom.
Foton datang lenyap. Perubahan energi
menghasilkan pembentukan dua buah
partikel yaitu elektron dan positron.
• Proses ini adalah perubahan energi menjadi
materi dan selanjutnya materi berubah
kembali menjadi energi.
• Koefisien atenuasi untuk pembentukan pasangan μm[pp], bervariasi dengan energi foton
dan nomor atom number material penyerap sesuai
Koefisien Atenuasi Total untuk Foton
• Terjadinya tiga mekanisme interaksi utama
tersebut tergantung pada energi foton
datang dan sifat material penyerap.
• Pada umumnya efek fotolistrik adalah
mekanisme paling penting pada energi
rendah.
• Pada energi yang lebih tinggi hamburan
Compton menjadi mekanisme pelepasan
energi yang utama, akan tetapi seiring
bertambah energi mekanisme ini semakin
tidak efektif.
• Di atas 1,1 MeV makanisme pembentukan
pasangan menjadi mekanisme yang paling
mungkin dan dominan.
Nilai energi penggantian mekanisme tergantung pada sifat alamiah material penyerap.
E(pe,C) dan E(C,pp) keduanya bervariasi terhadap nomor atom (Z) material penyerap

Anda mungkin juga menyukai