BAB 3
ILMU BAHAN LISTRIK
3.1. Pendahuluan
Bahan listrik dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu elemen penting
yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri. Bahan
listrik yang sangat popular selama ini meliputi konduktor, semi konduktor dan
isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super konduktor, namun masih dalam
penelitian intensif para ahli. Ketiga bahan tadi secara integrative dalam system
kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti misalnya konduktor adalah
salah material paling besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik
alumunium maupun tembaga atau campuran dengan bahan lain. Demikian
pula isolator dipakai banyak sekali untuk menyekat bagian bagian bertegangan
dengan bagian yang kontak langsung dengan manusia
Pergerakan elektron dalam logam diperlihatkan pada gambar 3.2, dapat dilihat
bahwa,
a. Pembawa muatan, semacam electron, akan disimpangkan/dibelokkan
oleh atom atau cacat kristal, sehingga lintasannya ke arah konduktor
menjadi tidak teratur. Tingkat rata-rata pergerakannya disebut
kecepatan bergerak/drift velocity
b. Elektron valensi pada ikatan logam bergerak dengan mudah.
c. Pada semikonduktor dan insulator, ikatan kovalen harus terlepas
dulu, agar bisa bergerak.
d. Seluruh ion harus membaur untuk dapat membawa muatan dalam
sejumlah material yang terikat secara ion.
Hukum Ohm’s
Bila potensial listrik V [volts, J/C] diberikan pada seluruh penampang material,
maka akan mengalir arus listrik sebesar I [amperes, C/s]. Pada sebagian besar
logam, pada voltase yang rendah, arus listrik akan sebanding dengan potensial
listrik, dan bisa dinyatakan dengan
• Hukum Ohm's : I = V/R, dengan R sebagai tahanan listrik [ohms, W]. (3.1)
menyebar, sehingga lintasan langsung yang dilalui bisa lebih pendek, yang juga
dapat menyebabkan elektron kehilangan energi kinetiknya.
dan suhu
Pada gambar 3.4. dapat dilihat bahwa , dengan mengacu kepada aturan
Matthiessen’s, maka total resistivitas adalah:
pada lintasannya, kedua posisi lintasan yang berkaitan dengan energi yang
dimilikinya, dan ketiga, beberapa lintasan posisinya dekat satu sama lainnya.
Pada saat sejumlah atom yang bersatu membentuk padatan, elektron valensi
akan berinteraksi akibat adanya gaya Coulomb; kemudian mendapat pengaruh
medan listrik yang dihasilkan inti atom masing-masing serta atom lainnya.
Berdasarkan prinsip ketidakpastian Heisenberg's, elektron akan tetap berada
pada suatu volume yang kecil, kemudian mengalami peningkatan kondisi
energi, dan bisa memicu pergerakan elektron menuju celah pita/band gap
terlarang. Sedangkan prinsip exclusion Pauli menyebutkan, bahwa elektron
yang memiliki sifat sama sangat terbatas. Pada semikonduktor dan insulator,
pita valensi terisi, dan tidak ada lagi elektron yang bisa ditambahkan. Sebagai
akibatnya, elektron valensi membentuk pita yang lebar pada kondisi padatan.
Kedua pita tersebut terpisah oleh suatu jarak antara, tanpa kehadiran elektron.
Lokasi presisi pita serta band gaps/celah energy, tergantung pada: atom, jarak
antara atom pada padatan serta susunan atom. Pada gambar 3.6 diberikan
gambaran tentang pita valensi, pita konduksi, serta celah pita serta kaitannya
dengan klasifikasi bahan listrik (isulator, konduktor, dan semi konduktor).
Besarnya energy sesuai dengan kondisi tertinggi yang terisi dan disebut Fermi
energy, Ef. Contoh : tembaga, celah pita terisi setengah; Magnesium, ada
overlap antara pita 3s dan 3p; insulator, pita valensi yang terisi terpisah oleh
celah pita yang besar terhadap pita konduksi yang kosong; semikonduktor, pita
valensi yang terisi terpisah oleh celah pita yang sempit dari pita konduksi yang
kosong. Sedangkan pita konduksi adalah pita energy yang kosong atau terisi
sebagian. Pita valensi merupakan pita yang terisi sebagian atau secara penuh
Konduktor
Pita Konduksi:
kosong
Pita Valensi:
penuh
Bila cahaya bersinar pada kristal silikon, maka electron pada bidang Kristal ada
kemungkinan terlepas. Pada semikonduktor, hanya photon (paket energy
cahaya) dengan tingkat energy ertentu yang dapat membebaskan electron dari
ikatan atom untuk menghasilkan arus listrik. Tingkatan energi semacam ini
(band gap energy) adalah jumlah energy yang diperlukan untuk memindahkan
electron dari ikatan kovalen dan memungkinkannya untuk menjadi bagian dari
sirkuit listrik. Untuk membebaskan elektron, maka energi photon paling sedikit
harus sebesar band gap energy. Photon dengan energi lebih besar
dibandingkan band gap energy akan memanfaatkan ekstra energi tersebut
sebagai panas pada saat electron terbebas.
Pada gambar 3.9 berikut, diperlihatkan implikasi dari persamaan Fermi untuk
konduktivitas listrik pada semikonduktor. Teori pita padatan menunjukkan
bahwa ada celah terukur antara tingkatan energy Fermi dengan pita konduksi
semikonduktor. Pada suhu yang lebih tinggi, fraksi electron yang lebih besar
dapat menjembatani celah ini and ikut memberikan andil dalam konduksi
listrik.
Gambar 3.10. Implikasi dari persamaan Fermi untuk konduktivitas listrik pada
semikonduktor
helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada
suhu 4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran
super dan lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan
sifat-sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1
sampai 19° Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium,
dan mercury, pada sushu mendekati 0°K mempunyai resistivitas nol.
6. Bahan Nuklir, sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir. Reaktor
nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat
membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai
dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya
syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar
nuklir adalah bahan yang dapat mengadakan fisi (pembelahan atom).
Dalam reaktor nuklir digunakan bahan bakar uranium 235, plutonium-239,
uranium-233.
3.4. Konduktor
DEFINISI
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non
logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari
satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun
berupa kawat penghantar.
Kabel ialah penghantar yang dilindungi dengan isolasi dan keseluruhan
inti dilengkapi dengan selubung pelindung bersama, contohnya ialah
kabel NYM, NYA dan sebagainya..
Sedangkan kawat penghantar ialah penghantar yang tidak diberi
isolasai contohnya ialah BC (Bare Conductor), penghantar berlubang
(Hollow Conductor), ACSR (Allumunium Conductor Steel Reinforced).
dsb.
mempengaruhi sifat - sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya,
akan tetapi kekuatan mekanisnya rendah.
dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara
61.0 -61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B
3988 persyaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5%
IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari
jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Selain persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik di atas, kriteria mutu
lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat - sifat
atau kondisi berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.
b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain
terhadap oksidasi dan korosi pada lingkungan lain (termasuk tahan terhadap
asam non-diklorinasi) telah menyebabkan industri digunakan secara luas di era
elektronik sebagai lapisan lapisan tipis konektor elektris dari segala jenis,
sehingga memastikan koneksi yang baik. Sebagai contoh, emas yang digunakan
dalam konektor kabel elektronik lebih mahal, seperti audio, video dan kabel
USB.
3.4.3.2. Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain
itu unsur ini memiliki korosiyang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Konfigurasi atom Cu adalah : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1,
sehingga Cu cenderung melepaskan 1 elektron valensinya dan sangat baik jika
digunakan sebagai konduktor dan mudah untuk didapatkan. Impuritas yang
terdapat dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya.
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga
tinggi; dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk
kelengkapan bahan radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan. Tembaga
mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat ditempa
(meleable).
3.4.3.3. Alumunium
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, dan titik leleh 658 °C.
Daya hantar aluminium sebesar 35 Ohm.mm2/m, atau kira-kira 61,4 % daya
hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan
tariknya hanya 9 kg/mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai
penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau
paduan aluminium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR
Penggunaan aluminium yang lain adalah untuk busbar, dan karena alasan
tertentu, misalnya, karena alasan ekonomi, dibuat penghantar aluminium yang
berisolasi, misalnya : ACSR - OW. Menurut ASA (American Standard
Association), paduan aluminium diberi penandaan seperti ditunjukkan pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2. Penandaan Paduan Aluminium
No Bahan Penandaan
1 Aluminium, kemurnian min 99% 1 xxx
Paduan yang mayoritas terdiri dari
2 Tembaga 2 xxx
3 Mangan 3 xxx
4 Silikon 4 xxx
5 Magnesium 5 xxx
6 Magnesium dan silikon 6 xxx
7 Seng 7 xxx
8 Lain-lain 8 xxx
9 Seri yang tidak digunakan 9 xxx
Contoh :
3.4.3.4. Kuningan
Kuningan merupakan paduan dari tembaga dan seng, proporsi seng dan
tembaga dapat bervariasi untuk menciptakan berbagai kuningan dengan sifat
yang bervariasi. Sebagai perbandingan, perunggu pada prinsipnya paduan
tembaga dan timah. Bronze tidak selalu mengandung timah, dan berbagai
paduan tembaga, termasuk paduan dengan arsen , fosfor , aluminium ,
mangan , dan silikon , yang biasanya disebut "perunggu ". Karena kuningan
paduan dari tembaga dan seng , itulah sebabnya kuningan dapat
menghantarkan listrik.
3.4.3.5. Tungsten
Nama "tungsten" (dari Nordic sten tung, yang berarti "batu berat") digunakan
dalam bahasa Inggris, Perancis, dan bahasa lainnya sebagai nama elemen. Tungsten
adalah nama Swedia tua untuk scheelite mineral. Nama lain "wolfram" (at au
"volfram"), yang digunakan misalnya dalam kebanyakan bahasa Eropa (terutama
Jerman dan Slavia), berasal dari mineral wolframite , dan ini juga merupakan asal dari
simbol kimia, W. Nama "wolframite" berasal dari bahasa Jerman "serigala Rahm"
("serigala jelaga" atau "krim serigala"), nama yang diberikan untuk tungsten oleh
Johan Gottschalk Wallerius pada tahun 1747. Hal ini, pada gilirannya, berasal dari
"Lupi spuma", nama Georg Agricola digunakan untuk elemen tahun 1546, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "buih serigala" atau "krim" (etimologi
tidak sepenuhnya tertentu), dan merupakan referensi untuk sejumlah besar timah
dikonsumsi oleh mineral selama ekstraksi.
3.4.3. 6. Nikel
Nikel adalah salah satu dari empat elemen yang feromagnetik sekitar suhu
kamar. Alnico magnet permanen berdasarkan sebagian pada nikel adalah
kekuatan penengah antara berbasis besi magnet permanen dan jarang-
magnet bumi . Logam ini terutama berharga dalam dunia modern untuk
paduan membentuk, sekitar 60% dari produksi dunia digunakan dalam nikel-
baja (terutama stainless steel ). Paduan umum lainnya, serta beberapa baru
superalloy , membentuk sebagian besar dari sisa penggunaan nikel dunia,
dengan menggunakan kimia untuk senyawa nikel mengkonsumsi kurang dari
3% dari produksi. Sebagai suatu senyawa, nikel memiliki sejumlah kimia niche
pembuatannya menggunakan, seperti katalis untuk hidrogenasi . Enzim
beberapa mikroorganisme dan tumbuhan mengandung nikel sebagai pusat
aktif, yang membuat logam merupakan nutrisi penting bagi mereka.
3.4.3.7. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi
mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami
korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai
berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
3.4.3.8. Platina
Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, tetapi sukar
dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan logam
terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774°C, sedang
tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian
platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan
filamen yang tipis.
3.4.3.9. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon.
Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi 3 yaitu : baja
dengan kadar karbonrendah (0 hingga 0,25 %), baja dengan kadar karbon
menengah (0,25 hingga 0,55 %), baja dengan kadar karbon tingggi (di atas 0,55
%).Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :27,7 ohm.mm2/m, tetapi
digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, fungsi baja dalam hal ini
adalah untukmemperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah
digalvanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah
menghemat pemakaian aluminium.
3.4.3.10. Bimetal
3.4.3.11. Merkuri
Merkuri adalah logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna
abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air,
alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogenbromida dan hidrogen iodide; Larut
dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan
oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam
3.4.3.12. Grafit
Grafit adalah suatu modifikasi dari karbon dengan sifat yang mirip logam
(penghantar panas dan listrik yang baik). Di samping tidak cukup padat, grafit
tidak terdapat dalam jumlah banyak di alam. Grafit digunakan sebagai
elektroda, bantalan luncur, ring penyekat, dan aditif untuk bahan pelumas.
Grafit juga mempertinggi kemampuan lumas teflon. Barang yang seluruhnya
dibuat dari grafit adalah alat penukar panas, cawan lebur, batu filter, pompa,
dan pelat pecah. Grafit juga digunakan sebagai bahan pengisi. Pada alat
penyekat dan penghitung volume, sebagian peralatannya dibuat dari grafit
(misalnya torak). Serat grafit dimanfaatkan untuk pelepasan muatan
elektrostatik pada selubung ventilasi.
3.4.3.13. Wolfram
teknik listrik antara lain : filament (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda),
elektroda, tabung elektronik.
3.4.3.14. Molibdenum
Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula cara
mendapatkannya. Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh
2620 °C, titik didih 3700 ° C, resistivitasnya 0,048 Ohm.mm2/m koeffisien suhu
0,0047 per °C .Diantara penggunaan Molibdenum adalah pada : tabung sinar X,
tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat
dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang
keras, tahan korosi, bagian -bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
3.4.3.15. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu - abuan, tidak
korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia.
Massa jenisnya 21,4 g.cm3, titik leleh 1775 °C, titik didih 4530 °C, resistivitasnya
0,1 Ohm.mm2/m, koeffisien suhu 0,00307 per °C. Platina dapat dibentuk
menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipis - tipis. Penggunaan platina
pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas padalaboratorium
tentang oven atau tungku pembakaran yang memerlukan suhu tinggi yaitu di
atas 1300 °C, untuk termokopel platina- rhodium (bekerja di atas 1600 °C),
platina dengan diameter < 1 mikron digunakan untuk menggantung bagian
gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif lainnya, bahan untuk
potensiometer.
Air raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar.
Resistivitasnya adalah 0,95 Ohm.mm2/m, koeffisien suhu 0,00027 per°C. Pada
pemanasan di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan
campurannya khususnya uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa
antara lain : gas pengisi tabung -tabung elektronik, penghubung pada saklar air
raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur
sifat elektris bahan dielektrik padat.Logam-logam lain yang juga banyak
digunakan pada teknik listrik diantaranyaadalah : tantalum dan niobium.
Tantalum dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak d igunakan
sebagai kapasitor elektrolitik.
Air laut memiliki kadar garam rata -rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL)
air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam
dapur/NaCl). Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan
garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya
natrium, kalium, kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut
membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan
garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjdai asin
karena banyak mengandung garam.
3.5. Semikonduktor
terbebas dari muatan mayoritas, tetapi terjadi dipole muatan sehingga timbul
medan listrik dan terjadi potensial halang.
Tidak semua atom dapat digunakan sebagai atom akseptor atau atom donor,
ada beberapa persyaratan :
1. Ukuran atom yang hampir sama dengan atom murni
2. Memiliki jumlah elektron valensi berbeda satu dengan atom murni
Table 3.3. Sifat bahan semikonduktor
Contoh
Atom tembaga
Diagram pita energi utnuk germanium mirip dengan intan dengan perbedaan
celah energi hanya sekitar 1 eV. Konfigurasi atom Ge [Ar] 3d10 4s2 4p2 macam
atom ini memiliki 4 elektron di tingkat energy terluarnya. Tumpang-tindih pita
energi di tingkat energi terluar akan membuat pita energi terisi penuh 8
elektron. Karena celah energi sempit maka jika temperatur naik, sebagian
elektron di pita valensi naik ke pita konduksi dengan mudah dan meninggalkan
tempat kosong (hole) di pita valensi. Baik elektron yang telah berada di pita
konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak sebagai pembawa
muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas listrik naik dengan cepat
dengan naiknya temperatur. Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut
konduktivitas intrinksik. Konduktivitas material semikonduktor juga dapat
ditingkatkan dengan penambahan atom asing tertentu (pengotoran, impurity).
Jika atom pengotor memiliki 5 elektron terluar (misalnya P atau As) maka akan
ada kelebihan satu elektron tiap atom. Kelebihan elektron ini akan menempati
tingkat energi sedikit di bawah pita konduksi (beberapa per-puluh eV) dan
dengan sedikit tambahan energi akan sangat mudah berpindah ke pita
konduksi dan berkontribusi pada konduktivitas listrik. Atom pengotor seperti
ini disebut donor (karena ia memberikan elektron lebih) dan semikonduktor
dengan donor disebut semikonduktor tipe n.
3.5.1.2. Ferrit
Pembuatan magnet permanent Barium Ferit dengan bahan dasar pasir besi
yang terdapat pada alam yaitu paslr besi yang mengandung FeZnCr0 4 dan pasir
besi Lumajang. Kedua jenis pasir tersebut selanjutnya dikenai proses ekstraksi
secara hydrothermal oxidation untuk mendapatkan bahan Fe2+ dengan
menggunakan katalis Jarutan k.imia HN~. H2SO4. dan HCI. Diperoleh hasil
bahwa larutan katalis HN~ dapat meningkatkan kemumian Fe2+ lebih tinggi
dibanding H~o.
3.5.1.3. Silikon
Silikon adalah suatu elemen yang sering terdapat pada tanah liat dan pasir.
Bukan hanya disebabkan oleh jumlahnya yang melimpah sehingga murah,
tetapi seilikon sendiri merupakan semikonduktor. Prinsip dari silicon adalah
sama dengan germanium. Silicon mempunyai konfigurasi Si [Ne] 3s2 3p2,
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium, fosfor dan arsenik
3.6. Isolator
Sifat dan karakteristik bahan pada saat digunakan dalam sistem tenaga listrik
mempunyai besaran yang sangat bervariasi mulai dari sifat fisik, mekanik
maupun elektrik. Semua sifat tersebut sangat berperan guna menganalisis
karakteristik sistem secara keseluruhan. Salah satu sifat yang sangat penting
adalah sifat kelistrikan. Namun demikian sifat mekanis, sifat termal, ketahanan
terhadap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya perlu juga diperhatikan. Salah
satau bahan listrik yang sangat luas penggunaanya dalam sitem tenaga listrik
adalah isolasi. Karena seperti kita tahu bahan isolasi akan menyekat antara
bagian - bagian yang bertegangan dengan yang tidsak atau dengan manusia
Ketahanan bahan isolasi terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam
juga bervariasi, khususnya perlu diperhatikan pada saat bahan digunakan di
daerah yang konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu di
atas normal. Uap air dapat memperkecil daya isolasi bahan, karena bahan
isolasi juga mempunyai sifat higroskopis. Oleh karenanya, maka selama
penyimpanan atau pemakaian diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air
oleh bahan isolasi, dengan memberikan bahan penyerap uap air, yaitu
senyawa P2O5 atau CaC12. Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai
permeabilitas uap yang cukup besar, khususnya bagi bahan yang digunakan
untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah
dimungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi disertai
kelembaban dalam waktu lama dapat menyebabkan turunnya kemampuan
isolasi. Oleh karena bahan isolasi hendaknya dipisi bahan anti jamur (paranitro
phenol, dan pentha chloro phenol).
1. Resisitivitas
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi yang
resistivitasnya besar tak terhingga. Tetapi pada kenyataannya bahan yang
demikian itu belum bisa diperoleh. Sampai saat ini semua bahan isolasi pada
teknik listrik masih mengalirkan arus listrik (walaupun kecil) yang lazim disebut
arus bocor. Hal ini menunjukkan bahwa resistansi bahan isolasi bukan ddak
Lerbatas besarnya. Besarnya resistansi bahan isolasi sesuai dengan hukum
Ohm.
Dari 3 hal tersebut di atas, maka pada pemakaian sehari-hari dalam pemakaian
bahan isolasi misaInya untuk daerah kerja yang suhunya tinggi atau lembab,
harus dipilih bahan yang sesuai baik bahan maupun tegangan kerjanya.
2. Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas, utamanya diperlukan bagi bahan
yang digunakan sebagai elektrik kapasitor. Kapasitansi suatu kapasitor
tergantung beberapa faktor yaitu : luas permukaan, jarak antara keping-keping
kapasitor serta dielektriknya. Besarnya permitivitas udara hampir 1 yaitu
1.000.589, sedangkan besarnya permitivitas untuk zat padat dan zat cair selalu
lebih besar dari 1.
b . Resistansi Kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya
terhadap korosi yang disebabkan oleh : gas, air, asam, basa dan garam.
Hal ini perlu diperhatikan untuk pemakaian bahan isolasi yang
digunakan di daerah yang kosentrasi kimian ya aktif, suhu di atas
normal. Karena kecepatan korosi dipengaruhi pula oleh kenaikkan
suhu. Bahan isolasi yang digunakan pada instalasi tegangan tinggi harus
mampu menahan terjadinya ozon. Artinya, bahan tersebut harus
mempunyai resistansi ozon yang ti nggi. Karena ozon dapat
menyebabkan isolasi berubah menjadi regas. Pada prakteknya, bahan
isolasi anorganik mempunyai ketahanan terhadap ozon yang baik.
c. Higroskopisitas
Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu
sifat menyerap air sekelilingnya. Uap air ternyata dapat mengakibatkan
perubahan mekanis fisik (physico mechanical) dan memperkecil daya
isolasi. Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian bahan isolasi
agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, maka
hendaknya bahan penyerap uap air yaitu senyawa P2O5 atau CaCl2.
Bahan dielektrik yang melekulnya berisi kelompok hidroksil (OH),
higroskopisitasnya relative besar. Sedangkan bahan dielektrik seperti :
parafin, polietilin dan politetra fluoro etilen adalah bahan - bahan non-
higroskopis.
3.6.2.1. Udara
antara lain : pada JTR, JTM, dan JTT antara hantara yang satu dengan yang lain
dipisahkan dengan udara.
Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsure sul
phur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :
S + 3 F2 SF6+ 262 kilo kalori
Molekul SF6 mempunyai 6 atom Fluor yang mengelilingi sebuah atom Sulphur,
di sini masing-masing atom Fluor mengikat 1 buah elektron terluar atom
Sulphur. Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil seperti
halnya gas mulia. Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang
mempunyai massa jenis 6,139 kg/m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu
00 celsius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak
larut pada air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. SF 6 juga
merupakan bahan isolasi y ang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara.
Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain seperti tercantum pada Tabel : 3.4.
Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan
listrik, misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan
isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin.
Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi
antara lain : mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh
panas dari rugi -rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain
berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang da pat
dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon. Sebagai
bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi.
a. Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang
dilelehkan, tidak berbe ntuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca
pada umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain
: borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat
(pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam).
Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan
pembentuknya tersebut. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm2,
kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2, kekuatan tariknya 100 hingga
300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka kaca adalah bahan
yang regas. Walaupun kaca merupakan substansi berongga, tetapi
tidakmempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan -
lahan ketika suhu pemanasan di naikkan. Titik pelel ehan kaca berkisar antara
500 hingga 1700 °C. Makin sedikit kandungan SiO2 nya makin rendah titik
pelembekan suatu kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang (λ) nya,
makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil λ nya. Muai
panjang untuk kaca berkisar antara 5,5 . 10- 7 hingga 150. 10-7 per derajat
celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca
dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu.
piranti kaca lebih rendah daripada kekuatan tekannya, maka pendinginan yang
mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya
keretakan dibandingkan dengan pemanasan tiba- tiba. Kaca silika jenis Red -
Hot akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba - tiba, karena
kaca jenis ini mempunyai λ yang sangat rendah. Piranti kaca yang
didinginkannya tipis, ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak
lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Hal ini
karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan kaca bagian luar dan
dalam dinding piranti adalah tidak sama. Kaca yang digunakan untuk suatu
perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga logam, misalnya : lampu
pijar, tabung sinar katode; maka nilai λ nya harus disesuaikan, yaitu harus
rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup tinggi. Dengan demikian
maka tidak terjadi keretakan dibagian kacanya pada waktu perangkat tersebut
digunakan. Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai
dengan kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolitik rendah
ketahanan permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika
mempunyai ketahanan hidrolitik yang paling tinggi. Kekuatan hidrolitik akan
sangat berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya kaca silika adalah
tidak peka terhadap asam kecuali asam fluorida. Pada pabrikasi kaca, asam
fluorida digunakan untuk membuat kaca embun. Pada umumnya kaca tidak
stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris dari kaca dipengaruhi oleh
komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk teknik listrik pada
suhu normal diperlukan syarat -syarat antara lain : resistivitas berkisar antara
10 8 hingga 10 17 Ohm.cm, tegangan break - down 25 hingga 50 kV/ mm. Kaca
silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Jika kaca silika ditambahkan
natrium atau kalium, maka resistivitasnya akan turun. Kaca yang mengandung
oksida-oksida 2 logam alkali yang berbeda dimungkinkan mempunyai sifat
isolasi yang lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya
Kaca alkali tanpa oksida berat. Kacaini mempunyai titik lentur yang
agak rendah. Pemakaiannya a ntara lain untuk : botol, kaca jendela.
Kaca alkali yang mengandung oksida berat.
Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan dengan
kaca alkali kelompok 1. Kaca Flint ditambah dengan PbO atau kaca
Crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca
khusus untuk bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut
Minos. Diantara kaca -kaca crown terdapat jenis yang disebut Pireks.
Pireks mempunyai koefisien termal 33 . 10- 7C dan mampu menahan
perbedaan suhu yang mendadak.
Kaca non alkali.
Penggunaankaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang
sangat tinggi.Pemakaian kaca pada keteknikan antara lain :-
Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filamen. Titik
pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, mulai panjangnya hendaknya
dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang
disangga. Logam yang dimaksud adalah : wolfram, molibdenum. Minos
adalah salah satu jenis kaca yang mempunyai permeabilitas relatif
tinggi yaitu 7,5, massa jenis 3,6 g/cm3. Misalnya : isolator penyangga,
isolator antena, isolator len dan isolator bushing. Untuk penggunaan
ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga dituntut mempunyai kekuatan
mekanis. Untuk keperluan pelapisan ini koefisien muai panjang enamel
b. S i t o l
Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan pengembangan baru.
Pemakaian sitol adalah sangatluas, struktur dan sifat - sifatnya adalah diantara
kaca dan keramik. Sitol juga disebut keramik - kaca atau kaca kristal. Yang
banyak dijumpai dipasaran antara lain : pyroceram, vitoceram. Sitol
mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang membeda kannya dengan
kaca biasa) tetapi berongga. Tidak seperti halnya keramik biasa, sitol tidak
dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung dengan fusi dari bahan-bahan
mentahnya dengan menjadikannya meleleh dan kemudian kristalisasi. Agar
bahan ini mempunyai ketahanan terhadap suhu dan kelistrikan lebih baik
maka perlu bahan tambahan yaitu : Fe S, Ti O2, alkali fluorida, alkali fospat dan
logam -logam alkali tanah. Sitol mempunyai sifat mekanis yang tinggi, λ yang
rendah sehingga tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak.
c. Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan luas
penggunaannya. Isti lah bahan - bahan keramik adalah digunakan untuk semua
bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan
bahan asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat.
Ini berarti bahan dasar tersebut mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi
menjadi tahan terhadap air dan kekuatan mekaniknya naik setelah dibakar.
Tanah liat khusus misalnya tanah liat Cina dan tanah liat yang sudah diolah
digunakan pada pabrikasi porselin setelah dicampur dengan kuarsa. Sifat
kelistrikan porselin antara lain : tegangan tembus berkisar antara 10 hingga 30
kV/ mm, resistivitas 1011 hingga 1014 Ohm.cm. Penggunaan porselin sebagai
isolator adalah luas sekali baik sebagai isolator penyangga maupun sebagai
isolator tarik. Untuk itu penggunaan porselin sebagai isolator harus
diperhatikan kemampuan mekanismenya disamp ing kemampuan elektrisnya.
Penggunaan isolator pada tegangan tinggi, yang juga harus menjadikan
pertimbangan adalah tegangan pelepasan (discharge - voltage) nya. Tegangan
pelepasan adalah tegangan yang dikenakan pada isolator yang menyebabkan
mengalirnya arus listrik melalui permukaan diantara elektroda -elektroda.
Dalam banyak kasus, pelepasan ini menyebabkan busur api pada permukaan
isolator. Busur api ini dapat terjadi pada keadaan kering maupun basah (curah
hujan 4,5 hingga 5,5 mm/detik).
d. Bakelite
e. Mika
Mika adalah sejenis mineral. Kata "mika" berasal dari kata bahasa Latin
micare, "bergemerlapan", sebab mineral satu ini terlihat gemerlap (khususnya
saat berskala kecil). Mika memiliki bentuk lamela berkilap hitam,Mika memiliki
rumus umum kimia X2Y4–6Z8O20(OH,F)4 dengan X biasanya adalah K, Na,
atau Ca, tetapi dapat pula Ba, Rb, atau Cs; Y terutama adalah Al, Mg, atau Fe,
dan dapat pula Mn, Cr, Ti, Li, dsb.; Zterutama sekali adalah Si atau Al, tapi bisa
pula mencakup Fe3+ atau Ti. Secara struktural, mika bisa digolongkan sebagai
dis-octahedral (Y = 4) dan trisoctahedral (Y = 6). Jika ion X adalah K atau Na,
maka mika itu termasuk golongan common. Tapi apabila ion X adalah Ca,
maka mika digolongkan sebagai mika rapuh.
f. Kuarsa
Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen
bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika
trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7
dan densitas2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang
memiliki ujung piramida segienam.
h. Bahan Gelas
Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator
pasangan luar (outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead
insulator), karena bahan gelas mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
i. Bahan Polimer
Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami
perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hacham, pada
tahun 1940 telah dipakai biphenol epoxy resin untuk isolator dalam,
cycloaliphatic Epoxy untuk isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi
perkembangan pesat dalam pemakaian polimer untuk bahan isolator dan
dibuat untuk skala komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuatoleh
Ceraver, Francis (1975), Ohio Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp,
USA (1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan
Reliable, USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy pada jaringan
transmisi di United Kingdom (1977). Isolator komposit (composite insulator)
telah digunakan di beberapa negara lebih dari tiga dekade sebagai alternatif
pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator komposit menunjukkan
performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama untuk daerah
berpolusi.
Bahan Isolasi listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu
kerja maksimum, yaitu sebagai berikut:
1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C , termasuk dalam kelas ini adalah
bahan berserat organis (seperti Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon
serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil,
karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau
bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang
dapat lunak pada suhu rendah.
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C , yaitu bahan berserat dari kelas Y
yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon, minyak trafo, email
yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam
cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang
5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C , bahan bukan organik dicelup atau
direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan
panas tinggi.
7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C , bahan anorganik yang tidak dicelup
dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya mika, mikanit
yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks,
gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang
3.7. Superkonduktor
Konduktor dengan nilai resistansi listrik nol, terjadi pada bahan-bahan tertentu
yang berada di bawah suhu karakteristiknya. Ditemukan oleh Heike Kamerlingkh
Onnes pada tahun 1911. Merupakan fenomena mekanikal kuantum, yang
menjelaskan deskripsi matematika dari dual particle‐like dan wave‐like
behaviour, serta interaksi antara bahan dan energi. Memiliki karakteristik
efek Meissner penolakan medan magnetik yang cukup lemah dari
sebuah superkonduktor akan mengubahnya menjadi sebuah bahan
superkonduktor.
Anomali fisika lainnya yang terjadi pada fasa transisi adalah kapasitas panas
elektronik yang proporsional dengan suhu pada kondisi normal, pada fasa
transisi akan mengalami lonjakan diskontinu dan selanjutnya turun secara
linear. Pada suhu yang rendah, nilainya akan berubah eksponensial
sebanding dengan e‐/T, dengan konstanta. Fenomena perubahan
eksponensial ini menunjukkan terdapatnya celah energi. Kondisi ini menjadi
perdebatan hingga dibuktikan melalui eksperimen turunnya suhu ketika
medan magnet ditingkatkan melebihi medan magnet kritis bahan. Ini
menunjukkan adanya panas laten dalam bahan superkonduktor pada fasa transisi.
(Simulasi Monte Carlo).
Pada tahun 1950 dan 1960 digunakan untuk membuat komputer digital
eksperimental menggunakan switch cryotron. Sekarang sudah digunakan
untuk membuat rangkaian digital berdasarkan teknologi rapid single flux
quantum dan RF and microwave filters pada BTS jaringan selular.
Bahan-bahan ini harus mempunyai koeffisien suhu yang rendah. Untuk elemen
pemanas, pada suhu yang tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi
3.8.1. Konstanta
3.8.2. Kromel
Logam ini merupakan perpaduan 0,7 % Mn, 0,6 % Ni, 23 sampa i 27 % Cr
dengan 4,5 hingga 6,7 % A1, sisanya Fe. Kromel baik untuk elemen pemanas
air, setrika, pemanggang dan peralatan yang memerlukan ketahanan korosi
dan panas.
Pemakaian timah hitam pada teknik listrik antara lain : sel - akumulator,
selubung kabel tanah d isamping digunakan sebagai pelindung pada industri
nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah
mengikat sisa asam. Untuk itu pemakaiannya sebagai pelindung kabel tanah
jika ditanam pada tempat-tempat tersebut, diperlukan perlindunga n
tambahan. Kapur basah, air laut dan semen basah dapat bereaksi dengan
timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah hitam sebagai pelindung kabel
tanah, digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal
yang lebih halus, lebih kuat, labih tahan getaran. Tetapi lebih mudah korosi.
Timah dan komponennya mengandung racun.
3.8.4. Bimetal
Setiap logam mempunyai muai panjang λ yang berbeda. Hal ini berarti bila 2
buah logam dengan λ berbeda dipanasi dengan suhu yang sama panjangnya
akan menjadi berbeda. Apabila dipanasi bimetal akan melengkung ke arah
logam yang mempunyai λ lebih kecil. Besarnya lengkungan (penyimpangan) a
ditentukan oleh perbedaan muai panjang, panjang total, perbedaan suhu (t2 –
t1) dan ketebalan h dari kedua logam. Bahan yang umum digunakan untuk
bimetal adalah invar (63,1 % Fe + 36,1 % Ni +0,4 % Mn + 0,4 % Cu) .