B. DASAR TEORI
1. Listrik Statis
Listrik statis adalah gejala-gejala kelistrikan yang terjadi karena ketidakseimbangan muatan
pada benda. Dalam pengertian lain, listrik statis adalah muatan listrik yang tidak mengalir
tetapi dapat menimbulkan gejala-gejala kelistrikan. Listrik statis disebut juga listrik yang diam
untuk sementara pada suatu benda dan akan timbul kelistrikan bila benda tersebut
digesekkan. Contoh listrik statis yaitu ketika kita menggesek-gesekkan sebuah penggaris ke
rambut lalu setelah itu penggaris didekatkan ke sobekan kertas-kertas kecil maka kertas-
kertas tersebut akan menempel ke penggaris. Contoh lain misalnya bila kain wool setelah
disetrika dan didekatkan ke badan kita maka akan menarik bulu-bulu di badan kita. Kedua
contoh tersebut adalah fenomena dari adanya listrik statis.
Adanya ketidak seimbangan muatan terjadi karena setiap benda memiliki jumlah muatan
yang berbeda. Apa itu muatan? Sebelum belajar muatan kita harus mengerti dahulu tentang
konsep atom.
Proton
Elektron
Neutron
Atom terdiri dari beberapa bagian, yaitu proton (muatan positif), neutron (muatan netral),
dan electron (muatan negatif). Proton dan Neutron adalah inti atom yang dikelilingi oleh
electron. Electron adalah bagian terluar atom yang selalu mengelilingi inti atom. Karena
terletak di bagian paling luar, maka electron mudah berpindah ke benda lain. Pada dasarnya
suatu atom memiliki jumlah proton dan electron yang sama, sehingga bisa dikatakan bahwa
setiap atom adalah bermuatan netral. Akan tetapi akibat gesekan suatu benda dengan
benda lain atau tumbukan antar benda mengakibatkan perpindahan elektron sesaat. Benda
yang kehilangan elektron akan menjadi benda bermuatan positif, sedangkan benda yang
menerima elektron akan menjadi benda bermuatan negatif. Jika sesama benda bermuatan
positif atau sesama benda bermuatan negatif didekatkan maka akan terjadi peristiwa tolak
menolak, sebaliknya jika ada dua benda yang berbeda muatan didekatkan maka akan tarik
menarik. Seperti contoh fenomena yang disebutkan di atas.
1 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
Para ilmuwan mengenalkan rumus Tribolistrik. Rumus Tribolistrik adalah daftar tabel bahan
yang sukar atau mudah saat memberi elektron. Tabel 1 adalah Rumus Tribolistrik acuan
benda.
2 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
Tabel 1. Tribolistrik
Sukar Memberi Elektron 11 Baja
1 Ebonit 12 Kapas
2 Teflon 13 Kertas
3 Silikon 14 Alumunium
4 Vinil 15 Sutera
8 Tembaga 19 Kaca
Dari tabel 1 diatas, terlihat bahwa rambut manusia lebih mudah memberi electron
sedangkan plastic lebih sukar melepas electron. Jadi fenomena penggaris yang digesekkan ke
rambut terjadi listrik statis yaitu pelepasan electron rambut ke penggaris.
2. Listrik Dinamis
Listrik dinamis adalah listrik yang bisa bergerak. Listrik dinamis terjadi karena dilewati arus
listrik searah atau arus listrik bolak-balik. Arus listrik hanya bisa mengalir pada rangkaian
listrik yang tertutup. Contoh listrik dinamis adalah rangkaian yang menghubungkan baterai
dan lampu. Baterai punya kutub positif dan kutub negatif. Jika kedua kutub dihubungkan
kabel, elektron mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Saat arus listrik melewati
lampu, arus listrik menyebabkan lampu menyala. Saat salah satu ujung kabel dilepas dari
3 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
kutub baterai, lampu akan mati karena elektron tidak bisa mengalir. Gejala listrik tersebut
terbukti dengan adanya lampu yang menyala. Lampu bisa menyala karena ada elektron yang
mengalir. Adanya elektron mengalir berarti elektron tersebut sedang bergerak (dinamis).
Listrik dapat mengalir dari titik berpotensi lebih tinggi ke titik berpotensi lebih rendah
apabila kedua titik tersebut terhubung dalam suatu rangkaian tertutup.
3. Arus Listrik
Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang mengalir dari
satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik juga terjadi akibat
adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua titik. Semakin
besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar pula nilai arus
yang mengalir pada kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam standar internasional
yaitu A (ampere), yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol I
(current).
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik
yang mengalir. Kuat arus listrik adalah suatu kecepatan aliran muatan listrik. Dengan
demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik ialah jumlah muatan listrik yang melalui
penampang suatu penghantar setiap satuan waktu. Jika jumlah muatan (disimbolkan
dengan Q) melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara
matematis dapat ditulis seperti formula berikut :
𝑄
𝐼=
𝑡
Keterangan :
1 Coulomb(C) = 6,25 × 1018 elektron
Q ≈ 1,6 × 10-19 coulomb
Sedangkan dalam Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya Arus Listrik (I) yang mengalir
melalui sebuah penghantar atau konduktor adalah berbanding lurus dengan beda potensial
4 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
atau Tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R). Rumus arus yang
mengalir pada rangkaian sesuai Hukum Ohm adalah :
𝑉
𝐼=
𝑅
Dimana :
I = Arus listrik (ampere)
V = Tegangan listrik (volt)
R = Hambatan listrik (ohm)
Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni :
a. Arus Bolak-Balik (Alternating Current(AC)), dimana arus ini mengalir secara berubah-
ubah dari positif ke negatif dan dari negatif ke positif mengikuti garis waktu.
b. Arus Searah (Direct Current (DC)), dimana arus ini mengalir dari titik berpotensial tinggi
menuju titik berpotensial rendah.
Aliran muatan-muatan listrik bisa bergerak dalam rangkaian tertutup melalui penghantar
konduktor. Muatan listrik dapat berpindah karena ada perbedaan potensial atau perbedaan
tegangan listrik. Beda potensial dihasilkan oleh sumber listrik seperti Baterai (DC), Accu
(DC), atau tegangan PLN (AC).
Sumber listrik mempunyai 2 kutub yaitu positif dan negative. Arah arus berpindah dari kutub
positif ke kutub negatif. Sedangkan arah elektron berpindah dari kutub negatif ke kutub
positif.
5 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
Arus hanya bisa mengalir ketika rangkaian tertutup, yaitu dimana arus dari kutub positif bisa
mengalir sampai ke kutub negatif. Rangkaian tertutup merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk menyatakan bahwa rangkaian tersebut terhubung (tertutup). Sehingga
pada rangkaian tersebut mengalirkan aliran listrik. Rangkaian terbuka merupakan suatu
istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa rangkaian tersebut tidak terhubung
(terbuka). Sehingga pada rangkaian tersebut tidak mengalirkan aliran listrik.
(a) (b)
Gambar 8. (a) rangkaian terbuka (b) rangkaian tertutup
4. Tegangan Listrik
Sumber tegangan listrik ada 2, yaitu sumber tegangan AC dan sumber tegangan DC. Sumber
tegangan AC adalah sumber tegangan bolak balik seperti listrik PLN, pembangkit generator,
dynamo sepeda, dll. Sumber tegangan DC adalah sumber tegangan searah, contohnya
baterai, accu, sel surya, power supply dll.
Beda potensial terjadi karena salah satu dari kutub mempunyai perbedaan muatan. Suatu
benda dikatakan mempunyai muatan lebih tinggi jika mempunyai muatan positif lebih
banyak dari benda lain.
Akan mudah menganalogikan aliran listrik dengan aliran air. Misalkan kita mempunyai 2
tabung yang dihubungkan dengan pipa seperti pada gambar 9. Jika kedua tabung ditaruh di
atas meja maka permukaan air pada kedua tabung akan sama dan dalam hal ini tidak ada
aliran air dalam pipa. Jika salah satu tabung diangkat maka dengan sendirinya air akan
mengalir dari tabung tersebut ke tabung yang lebih rendah. Makin tinggi tabung diangkat
makin deras aliran air yang melalui pipa.
Penting dalam hal ini adalah perbedaan tinggi kedua tabung yang sekaligus menentukan
besarnya perbedaan potensial (dinyatakan dengan satuan volt). Jadi semakin besar
perbedaan potensialnya semakin deras aliran air dalam pipa. Konsep yang sama akan
berlaku untuk aliran elektron pada suatu penghantar. Yang menentukan seberapa besar arus
6 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
yang mengalir adalah besarnya beda potensial. Jadi untuk sebuah konduktor semakin besar
beda potensial akan semakin besar pula arus yang mengalir. Perlu dicatat bahwa beda
potensial diukur antara ujung-ujung suatu konduktor. Namun kadang-kadang kita berbicara
tentang potensial pada suatu titik tertentu (tegangan drop). Dalam hal ini kita sebenarnya
mengukur beda potensial pada titik tersebut terhadap suatu titik acuan tertentu. Sebagai
standar titik acuan biasanya dipilih titik tanah (ground).
Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Voltase). Besaran ini mengukur
energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Rumus menghitung tegangan listrik yaitu :
𝐼
𝑉=
𝑅
Dimana :
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (ampere)
R = Hambatan listrik (ohm)
(a)
7 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
(b)
Gambar 11. (a) symbol tegangan DC (b) symbol tegangan AC
5. Hambatan Listrik
Hambatan (Resistance) listrik adalah sesuatu yang menghambat gerakan aliran muatan
listrik pada sebuah penghantar/rangkaian listrik. Satuan hambatan listrik adalah Ohm atau
disimbolkan dengan Ω. Rumus menghitung hambatan listrik yaitu :
𝑉
𝑅=
𝐼
Dimana :
R = Hambatan listrik (ohm)
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (ampere)
Contoh komponen yang bersifat resistance adalah Resistor. Berikut adalah contoh bentuk-
bentuk komponen Resistor.
8 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
Resistor memiliki variasi yang berbeda seperti resistor fix/tetap, variable resistor, resistor
LDR (Light Dependence Resistor), dll. Resistor Fix memiliki nilai hambatan yang tetap
berdasarkan gelang warna yang melingkar di tubuhnya. Resistor variable atau
potensiometer nilai hambatannya bisa diatur dengan memutar putaran pada resistor
tersebut. Resistor LDR nilai hambatannya tergantung dari cahaya yang mengenai badan
resistor tersebut, biasanya dinamakan sebagai sensor cahaya.
9 |MochamadMobedBachtiar–PENS–2023
Rangkaian Elektronika 1
Sebagai contoh, hitunglah nilai resistor 4 gelang dimana warnanya adalah merah, hitam,
merah, perak :
10 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
6. Daya Listrik
Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan usaha akibat adanya
perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan waktu. Dengan kata lain, daya
listrik adalah besarnya sebuah usaha yang berguna dalam memindahkan muatan per satuan
waktu atau jumlah energi listrik yang dipakai setiap detik. Besarnya daya listrik dipengaruhi
oleh tegangan listrik, kuat arus listrik, dan hambatan listrik di dalam rangkaian listrik
tertutup, serta keadaannya terhadap waktu.Satuan daya listrik adalah watt dan dituliskan
dengan simbo huruf w. Rumus menghitung daya listrik yaitu :
𝐸
𝑃=
𝑡
Keterangan :
P = Daya Listrik
E = Energi Listrik dengan satuan (Joule)
t = Waktu dengan satuan (detik)
Selain menggunakan rumus daya listrik diatas, dapat juga menggunakan rumus umum untuk
menghitung besarnya daya listrik dalam sebuah rangkaian. Rumus tersebut adalah sebagai
berikut ini.
𝑃 = 𝑉𝑥𝐼
atau
𝑃 = 𝐼2𝑥 𝑅
Dimana :
P = Power/Daya listrik (watt)
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (ampere)
R = Hambatan listrik (ohm)
11 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
Selain bahan penghantar kondutor dan isolator, ada lagi yang namanya bahan
semikonduktor. Contoh semikonduktor adalah germanium dan silikon. Bahan
semikonduktor ini biasanya digunakan untuk membuat komponen DIODA.
8. Hambatan Jenis
Sebagaimana yang pernah dijelaskan, penghantar merupakan komponen penting dalam
bidang kelistrikan, khususnya rangkaian. Penghantar menjadi penghubung antara
komponen-komponen listrik dengan sumber arus listrik dalam suatu rangkaian. Penghantar
memiliki beberapa karakteristik utama, salah satunya adalah hambatan jenis atau
resistivitas. Hambatan jenis (resistivitas) adalah hambatan (resistansi) suatu penghantar
yang memiliki panjang satu satuan panjang dan luas satu satuan luas.
Apa yang dimaksud dengan hambatan jenis? Dalam ilmu kelistrikan, hambatan jenis
(resistivitas) adalah hambatan yang dimiliki oleh penghantar dengan luas penampang satu-
satuan luas tiap satu satuan panjang. Hambatan jenis (resistivitas) bisa menjadi ukuran
kemampuan suatu penghantar dalam mengalirkan arus. Semakin besar hambatan jenis,
semakin kecil arus listrik yang mengaliri penghantar. Sebaliknya, semakin kecil hambatan
jenis (resistivitas), maka semakin besar arus listrik yang bisa dialirkan oleh suatu penghantar.
Sebuah penghantar sempurna akan memiliki hambatan jenis (resistivitas) nol, dinamakan
superkonduktor.
Dalam fisika, hambatan jenis (resistivitas) disimbolkan dengan huruf yunani ρ, dibaca "rho",
dengan satuan menurut Sistem Satuan Internasional (SI) adalah Ωm, dibaca "ohm meter".
Dirumuskan:
𝐸
𝜌=
𝑗
Keterangan:
ρ = hambatan jenis/resistivitas (Ωm)
E = medan listrik (N/C)
J = kerapatan arus (A/m2)
12 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
Hambatan jenis (resistivitas) suatu penghantar dipengaruhi atau bergantung pada jenis
bahan, luas penampang dan suhu. Besar hambatan suatu kawat penghantar sebanding
dengan panjang kawat penghantar, artinya makin panjang penghantar makin besar
hambatannya. Bergantung juga pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis
kawat) dan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas
penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan
jenis ρ, dan luas penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat
ditulis :
𝑙
𝑅=𝜌
𝐴
Dimana,
R = hambatan (Ω)
Ρ = hambatan jenis kawat (Ωm)
ℓ = Panjang kawat (m)
A = luas penampang kawat (m2)
Berikut ini adalah tabel koefisien suhu pada hambatan jenis beberapa jenis bahan konduktor,
semikonduktor, dan isolator:
13 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
9. Besaran Listrik
Tabel 5. Besaran Listrik
14 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
Gambar 15. Rangkaian Listrik (a) seri (b)parallel (c) gabungan seri-paralel
15 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
memiliki nilai tegangan rendah. Sistem kelistrikan dengan arus lemah dapat dijumpai pada
peralatan elektronik yang sering digunakan di kehidupan sehari-hari. Arus lemah juga sering
disebut dengan istilah Elektronika. Rangkaian elektronika biasanya dikategorikan menjadi
tiga yaitu rangkaian analog, rangkaian digital, dan rangkaian kombinasi keduanya. Rangkaian
analog terdiri dari komponen-komponen analog seperti resistor, op amp, transistor dll.
Dan hasil output berupa tegangan analog 0V – (max)V tergantung input tegangan dan proses
yang diberikan. Contoh rangkaian analog yaitu rangkaian op-amp inverter, rangkaian penguat
transistor, rangkaian audio amplifier dll.
Gambar 16. Contoh Rangkaian Analog (a) rangkaian elektronika (b) rangkaian op-amp
Rangkaian digital terdiri dari IC gerbang-gerbang digital atau sering disebut rangkain logika.
Rangkaian digital mempunyai output logic 1 (HIGH) atau 0 (LOW). Biasanya rangkaian digital
berbasis TTL, tegangan yang dipakai adalah 5v untuk logika 1(HIGH) dan tegangan 0V untuk
logika 0 (LOW). Komponen rangkaian digital contohnya IC AND, IC OR, IC NAND, dll.
Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara rangkaian analog dan digital. Contoh
rangkaian kombinasional adalah rangkaian ADC atau rangkaian DAC, dll. Gambar 18 adalah
contoh rangkaian kombinasional dimana di dalamnya ada IC digital NAND dan beberapa
komponen resistor, transistor, saklar, dan led.
16 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
Komponen elektronika pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan
sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen-komponen elektronika
yang digolongkan sebagai komponen pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor dan
Induktor.
17 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
18 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
D. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian tertutup seperti gambar 22 dengan software Livewire
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PERCOBAAN 1
a) Buka Software Livewire
19 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
b) Buatlah rangkain seperti pada gambar 22 dengan VBaterai sebesar 9V, Resistor yang
terpasang sebesar 1KΩ. Kemudian sambungkan kabel-kabelnya.
c) Kemudian ukur tegangan drop antara titik A dan B seperti gambar 24 menggunakan
multimeter.
2. PERCOBAAN 2
a) Buka Software Liveware
b) Buatlah rangkain seperti pada gambar 26 dengan VBaterai sebesar 9V, Resistor yang
terpasang sebesar 1KΩ. Tambahkan saklar diantara baterai dengan resistor. Kemudian
sambungkan kabelnya.
c) Kemudian ukur tegangan drop antara titik A dan B seperti gambar 28 menggunakan
multimeter.
F. HASIL PRAKTIKUM
(Tuliskan hasil praktikum saudara disertai bukti pengukurannya )
G. ANALISA
(Buatlah analisa dari hasil praktikum yang sudah saudara lakukan disertai penjelasan yang
akurat berikut bukti perhitungan dan pengukurannya )
H. KESIMPULAN
(Tuliskan kesimpulan yang saudara dapatkan setelah melakukan praktikum dan
menganalisanya)
I. TUGAS
1. Jika Resistor memiliki 4 warna gelang yaitu merah,merah,merah dan emas. Berapa nilai
hambatan resistor tersebut?
2. Apa warna gelang resistor jika nilai hambatannya 560KΩ
20 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3
Rangkaian Elektronika 1
J. REFERENSI
1. Tony R. Kuphaldt, Lessons In Electric Circuits, Volume I DC , Fifth Edition, last update October
18, 2006, www.ibiblio.org/obp/electricCircuits
2. Anant Agarwal, Jeffreyh.lang Foundations of Analog and Digital Electronic Circuits ”
3. Dari berbagai sumber
21 | M o c h a m a d M o b e d B a c h t i a r – P E N S – 2 0 2 3