ELECTRICAL ENGINERING
MODUL BASIC
ELECTRICAL DIVISION
1/1/2020
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
1
DAFTAR ISI
MODUL I
PENGENALAAN ISTILAH KELISTRIKAN DAN ALAT UKUR LISTRK 1
MODUL II
LISTRIK 1 PHASA DAN 3 PHASA
RUMUS DASAR KELISTRIKAN DAN RANGKAIAN LISTRIK 25
MODUL III
MENGHITUNG FAKTOR DAYA
MEMAHAMI SIFAT BEBAN LISTRIK (RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF)
MENGHITUNG KEBUTUHAN PEMAKAIAN LISTRIK 36
MODUL IV
JENIS KABEL DAN KEGUNAANNYA
MENGHITUNG UKURAN KABEL 53
MODUL V
GAMBAR LISTRIK 69
MODUL VI
INSTALASI LISTRIK 110
MODUL VII A
MEGGER 205
MODUL VII B
INSTALASI LISTRIK (Grounding) 218
2
MODUL VIII A
MOTOR LISTRIK 231
MODUL VIII B
MOTOR LISTRIK 277
3
MODUL I
PENGENALAAN ISTILAH KELISTRIKAN
DAN ALAT UKUR LISTRK
B. Teori Dasar
1. Molekul dan Atom
Benda padat, cair dan gas terdiri dari molekul-molekul. Molekul
merupakan bagian yang terkecil dari bahan dan masih mempunyai sifat- sifat
yang sama dengan bahannya. Molekul itu sendiri tersusun dari atom dan
atom tersusun dari sebuah inti (nukleus) yang dikitari oleh elektron dengan
kecepatan yang amat tinggi. Gambar 1 merupakan ilustrasi dari sebuah atom.
Gambar 1. Elektron-elektron yang bermuatan negatif mengitari inti yang bermuatan positif.
Dilintasan yang terluar terdapat elektron bebas.
5
Gambar 3. Atom Helium, dua proton, dua neutron, dan dua elektron.
6
Gambar 5. Atom no 2 yang kekurangan elektron menarik elektron bebas dari atom
pertama. Atom no 3 yang kekurangan elektron menarik elektron bebas tadi dari atom no 2,
begitu seterusnya elektron bebas berpindah dari atom ke atom sepanjang penghantar,
merupakan arus elektron.
Jadi arus elektron terjadi bila ada proses perpindahan elektron. Arus
listrik mengalir dari titik positif ke titik negatif. Arah arus listrik berlawanan
dengan arah perpindahan elektron. Kuat arus listrik tergantung pada banyak
sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang dalam
satu satuan waktu. Satuan untuk banyaknya elektron ialah coulomb. Satu
7
4. Pengertian Hambatan Listrik
Perjalanan elektron dalam penghantar (kawat penghantar) amat berliku-
liku di antara berjuta-juta atom. Dalam perjalanannya elektron bertumbukan satu
dengan yang lainnya dan juga bertumbukan dengan atom. Rintangan yang
terdapat di dalam penghantar ini disebut tahanan penghantar itu. Satuan
tahanan penghantar ialah ohm diberi lambang Ω (omega). Satu ohm ialah satu
2
kolom air raksa yang panjangnya 1,063 m dan berpenampang 1 mm pada
o
suhu 0 celcius. Penghantar yang mempunyai tahanan kecil amat mudah dialiri
arus listrik, dikatakan mempunyai daya hantar listrik yang besar. Penghantar
yang mempunyai tahanan besar, sulit dialiri arus listrik, dan dikatakan
mempunyai daya hantar listrik yang kecil. Jadi kita katakan bahwa besarnya nilai
tahanan berbanding terbalik dengan besarnya nilai arus yang mengalir.
5. Listrik DC dan AC
Pengenalan Arus searah (DC/Direct Current), Arus Listrik DC merupakan
jenis arus yang mengalir secara searah. Awalnya arus DC dikira mengalir dari
kutub positif menuju kutub negatif. Namun kini banyak ilmuwan yang mengatakan
bahwa sebenarnya arus listrik DC mengalir dari Kutub negatif ke kutub positif.
Aliran inilah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang
membuatnya seperti terlihat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Pada
arus DC, tegangan listrik memiliki nilai dan arah yang tetap. Contoh penggunaan
dari arus DC dalam kehidupan sehari-hari juga cukup banyak. Seperti pada
handphone, laptop, radio, dan komputer. Biasanya, arus listrik DC disimpan
dalam bentuk baterai yang umum digunakan pada jam dinding, remot TV, atau
dalam bentuk aki yang tersedia pada mobil dan motor.
8
Arus Listrik DC dapat diisi ulang supaya kita mudah untuk membawa dan
menyimpannya dalam waktu yang lama.
9
10
Pada arus listrik AC, dikenal yang namanya frekuensi. Yang mana
besarnya frekuensi ini berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, arus listrik
AC yang ditetapkan oleh PLN memiliki frekuensi sebesar 50 Hertz. Sedangkan
tegangan standar untuk arus bolak-balik 1 fasa di Indonesia adalah 220 Volt.
Contoh penggunaan dari arus listrik AC pun sangat banyak.
11
Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal:
a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), tegangan (volt), daya
listrik (watt), dll.
b. Pengukuran besaran nonlistrik, seperti suhu, luas cahaya, tekanan, dll.
Sehubungan dengan ketiga hal yang penting ini sering juga harus
diperhatikan kondisi dimana dilakukan pengukuran seperti suhu,
kelembapan, medan magnet, dll. Mengenai alat ukur itu sendiri penting
diperhatikan mulai dari pembuatannya sampai penyimpanannya. Karena
sejak pembuatannya, alat itu ditentukan ketelitiannya sesuai dengan yang
dikehendaki . Setela h itu dalam pemakaian , pemeliharaa n dan
penyimpanan memerlukan perhatian kita agar ketelitiannya tetap
terpelihara.
12
Besaran, Satuan, dan Dimensi
Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan /
mengetahui hasil perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin
diketahui dengan standar yang dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat
ukur listrik maupun mekanik adalah untuk mengetahui nilai yang telah
ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya peralatan / jaringan akan
dioperasikan. Dalam pengukuran kita membandingkan suatu besaran dengan
besaran standar. Sehingga dalam pengukuran perlu mengetahui besaran,
satuan dan dimensi.
Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran terdiri dari:
Besaran dasar: besaran yang tidak tergantung pada besaran lain.
Besaran turunan: besaran yang diturun-kan dari besaran-besaran
dasar. Jadi merupakan kombinasi dari besaran dasar.
Besaran pelengkap: besaran yang diperlukan untuk membentuk
besaran turunan.
Satuan
Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran. Dalam sistem
internasional (SI) digunakan enam sistem satuan dasar. Keenam besaran dasar
SI dan satuan-satuan pengukuran beserta simbolnya diberikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Besaran Dasar dan Satuan SI
13
Dimensi
Dimensi adalah cara penulisan dari besaran-besaran dengan
menggunakan simbol-simbol (lambang-lambang) besaran dasar.
Kegunaan dimensi adalah:
14
Gambar 8. Multimeter / AVO meter dan Simbol Voltmeter
15
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
17
Gambar 10. Ampere Meter Dan Beban
3. Oscilloscope
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal
listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan
bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Contoh beberapa kegunaan
osiloskop :
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
18
Bagian-Bagian Osiloskop
On/Off : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope.
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi.
Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi.
Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi.
CAL : Frekuensi sample yang dapat diukur untuk mengkalibrasi
Oscilloscope.
19
Tombol di Horizontal Block :
Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dalam satu kotak/DIV
Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x
lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
20
1.2. Praktikum (Waktu 180 menit)
1. Menggunakan Multimeter
Pertama-tama, jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada
angka 0 pada skala DCmA, DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri (lihat
gambar 1.a), dan untuk skala ohm meter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat
gambar 1. b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup
pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan
menggunakan obeng pipih (-) kecil.
21
Langkah selanjutnya, kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung
resistor yang akan diukur resistansinya. Cara membaca penunjukan jarum
meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter
dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi,
kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan.
Jika jarum penunjuk meter berada pada bagian kiri (mendekati maksimum),
maka batas ukurnya di ubah dengan memutar saklar pemilih pada posisi x 10.
Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol,
kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil
pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10. Apabila dengan
batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah
tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses
yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10. Pembacaan hasilnya pada
skala K, yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan dengan 1 K.
22
Langka
h Kerja
23
2
24
1.2. Multimeter Digunakan Untuk Mengukur Tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply
DC), saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur
yang lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Test lead merah pada kutub
(+) multimeter dihubungkan ke kutub positif sumber tegangan DC yang akan
diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatif
(-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut
hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan
jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya
dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V
dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah
didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi,
karena dapat merusakkan multimeter.
Langkah Kerja
Percobaan Mengukur Tegangan DC (Range DCV) dengan multimeter
1. Siapkanlah beberapa buah batu baterai yang akan diukur
tegangannya.
2. Aturlah saklar pemilih pada posisi DCV dan sesuaikan batas ukur
Voltmeter dengan tegangan baterai yang akan diukur.
3. Ukurlah tegangan baterai dengan cara kutub positif meter dihubungkan
dengan kutub positif baterai dan kutub negatif meter dihubungkan dengan
kutub negatif baterai, hasilnya masukan dalam tabel 2 (lihat gambar 2).
25
Gambar 2. Multimeter Untuk Mengukur Tegangan DC
1 3
2 4.5
3 6
4 9
5 12
26
1.
27
1.3. Multimeter Digunakan Untuk Mengukur Tegangan AC
Untuk mengukur tegangan AC dari suatu sumber listrik AC, saklar pemilih
multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar
misal 1000 V. Kedua test lead multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber
listrik AC tanpa memandang kutub positif atau negatif. Selanjutnya caranya
sama dengan cara mengukur tegangan DC di atas.
Pengukuran Multimeter
Pengukuran Multimeter
No. Sumber Tegangan AC Digital
Analog (Volt)
(Volt)
28
1.4. Multimeter Digunakan Untuk Mengukur Arus DC
Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada
multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead
multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC (perhatikan
gambar.2 di bawah).
29
2. Menggunakan Tang Ampere
Langkah Kerja
Percobaan Mengukur Kuat Arus AC dan DC dengan Multimeter
1. Posisikan switch pada posisi ampre (A), karena selain untuk mengukur
arus, tang ampere juga bisa di pakai untuk pengukuran tahanan dan
tegangan.
2. Adjust tang ampere sehingga menunjukan angka nol.
3. Pilih skala yang paling besar dulu, bila hasil pengukuran lebih kecil maka
pindahkan ke skala yang lebih kecil untuk hasil pengukuran yang lebih
akurat.
4. Pilihlah jenis pengukuran yang akan kita lakukan, arus AC atau Arus DC.
Tapi ada juga tang ampere yang hanya untuk mengukur AC saja,
biasanya tang ampere jenis analog.
5. Kalungkan tang ampere ke salah satu kabel. Hasil pengukuran akan
segera terlihat.
6. Geser tombol hold untuk menahan hasil pengukuran tersebut.
7. Matikan posisi hold, untuk melakukan pengukuran kembali.
8. Ulangilah beberapa kali dengan menggunakan motor listrik 3 phasa
sebagai beban dayanya.
30
3. Menggunakan Oscilloscope
Langkah Kerja
Percobaan Mengukur Gelombang AC dan DC dengan Oscilloscope
1. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol
Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup
besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan
besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal)
pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal
masukan.
3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran
yang stabil.
4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
6. Ukurlah bentuk gelombang dari Trafo AC 6 volt dan 12 volt melalui
rangkaian filter.
7. Ukurlah bentuk gelombang dari baterai dan adaptor (dengan nilai
tegangan baterai 9 volt dan adaptor 12 volt).
31
MODUL II
LISTRIK 1 PHASA DAN 3 PHASA,
RUMUS DASAR KELISTRIKAN
DAN RANGKAIAN LISTRIK
B. Teori Dasar
1. Listrik 1 Phasa
Listrik 1 phasa adalah listrik yang menggunakan dua buah penghantar,
yakni penghantar phasa dan penghantar netral (0). Jadi secara sederhana, listrik
1 phasa dapat diartikan sebagai listrik yang terdiri dari 1 kabel bertegangan dan 1
kabel netral. Dengan tegangan 220 Volt, listrik 1 phasa biasa digunakan untuk
listrik perumahan. Meskipun kabel yang ada di jalan pada jaringan PLN
menggunakan 3 phasa, namun kabel yang masuk ke rumah hanya 2 buah, yaitu
1 kabel phasa dan 1 kabel netral. Hal itu dikarenakan pada perumahan tidak
memerlukan daya listrik yang terlalu besar sehingga 1 phasa sudah dianggap
cukup untuk mengakomodasi kebutuhan listrik sehari-hari.
32
Fungsi listrik 1 phasa adalah :
Digunakan di sebagian besar rumah dan usaha kecil.
Mampu memasok banyak tenaga untuk sebagian besar pelanggan yang
lebih kecil, termasuk rumah dan usaha kecil non-industri.
Cukup untuk menjalankan motor hingga sekitar 5 horsepower; sebuah
motor phasa tunggal menarik arus yang jauh lebih besar daripada motor 3
phasa yang setara, hal itu membuat daya 3 phasa menjadi pilihan yang
lebih efisien untuk aplikasi industri.
2. Listrik 3 Phasa
Listrik 3 phasa adalah listrik (alternating current) yang menggunakan 3
penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase
sebesar 120 degree (lihat gambar 2). Listrik 3 phasa menggunakan 3 buah
penghantar phasa dan 1 buah penghantar netral (0). Jadi total ada 4 kabel yang
masuk ke instalasi listriknya. Listrik 3 phasa memiliki tegangan listrik sebesar 380
Volt dan banyak digunakan pada industri, pabrik, hotel, dan tempat-tempat yang
membutuhkan daya listrik besar lainnya. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi
penghantarnya, yaitu Hubungan bintang (star atau ‘Y’) dan hubungan Segitiga
(delta).
33
Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phasa, yaitu :
1. Tegangan antar phase (Vpp : Voltage phase to phase atau voltage line to line).
2. Tegangan phasa ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau voltage line to
netral).
Bila suatu alat alat membutuhkan catu daya listrik 3 phasa, maka
hubungan dengan catu daya = R S T (phase to phase 380 Volt). Bila alat
membutuhkan catu daya 1 phasa maka hubungannya dengan catu daya = R
dengan N atau S-N atau T-N (phasa to netral 220 Volt). RST adalah phasa dan N
adalah Netral.
34
Gambar 2. Arus Bolak Balik (AC) 3 Phasa
35
3.2. Daya Listrik
Bila Anda perhatikan sebuah setrika listrik yang dihubungkan dengan
sumber tegangan listrik, maka tidak berapa lama akan menjadi panas. Hal
ini terjadi karena adanya usaha untuk memindahkan muatan listrik setiap saat
pada rangkaian listrik yang besarnya sama dengan energi listrik yang diubah
menjadi energi kalor. Besarnya energi setiap satuan waktu disebut daya listrik.
Secara matematis, daya listrik dapat ditulis sebagai berikut :
W
P=
t
Dari rumus hukum Ohm dapat dituliskan persamaan untuk daya listrik,
yaitu:
P=VxI
dimana :
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus dalam satuan amper
P = daya dalam satuan Watt
P = V2 / R
P = I2 x R
36
Gambar 3. Loop Arus Kirchoff
Jadi :
I1 + (-I2) + (I3) + I4 + (-I5) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5
Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama dengan nol, atau
penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang
membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama dengan nol. Hukum ini
didasarkan pada hukum kekekalan energi. Secara matematis hukum II
Kirchhoff dapat dinyatakan sebagai berikut.
Contoh :
37
Lintasan a-b-c-d-a :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
− V1 + V 2 − V3 + 0 = 0
V 2 − V1 − V3 = 0
Lintasan a-d-c-b-a :
Vad + Vdc + Vcb + Vba = 0
V3 − V 2 + V1 + 0 = 0
V3 − V 2 + V1 = 0
38
1.2. Kegiatan Belajar 2 (Waktu Belajar 60 menit)
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta pelatihan diharapkan dapat :
1. Memahami rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup.
2. Memahami rangkaian seri dan paralel.
B. Teori Dasar
1. Rangkaian Terbuka dan Tertutup
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian
listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu
rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan
rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan
dengan sumber tegangan.
39
1. Rangkaian Seri dan Paralel
Secara umum digolongkan menjadi 2 :
a) Hubungan seri
Jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung, akibatnya arus
yang lewat akan sama besar.
b) Hubungan paralel
Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya
tegangan diantaranya akan sama.
Resistor ( R )
Hubungan seri :
KVL : ∑ V = 0
V1 + V 2 + V3 − V = 0
V = i(R1 + R2 + R3 )
V R +R +R
= 1 2 3
I
Rek = R1 + R2 + R3
Pembagi tegangan :
V1 = iR1
V2 = iR2
V3 = iR3
40
dimana :
Resistor ( R )
Hubungan paralel :
KCL : ∑I = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
V V V V
= + +
Rek R 1 R 2 R 3
1 1 1 1
= + +
Rek R 1 R 2 R 3
41
42
MODUL III
MENGHITUNG FAKTOR DAYA
MEMAHAMI SIFAT BEBAN LISTRIK (RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF)
MENGHITUNG KEBUTUHAN PEMAKAIAN LISTRIK
B. Teori Dasar
1. Daya Listrik
Pengertian Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam
sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan
Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana
1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya
listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh
perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt.
Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus
dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan :
P=VxI
P = Volt x Ampere x Cos φ
P = Watt
43
Gambar 1. Arah Aliran Arus Listrik
Daya Aktif
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan
energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas,
cahaya, mekanik dan lain – lain.
P = V . I . Cos φ
P = √ 3 . VL . IL . Cos φ
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan
dalam bentuk kerja.
Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks
medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah
transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.
Q = V . I . Sin φ
Q = √ 3 . VL . IL . Sin φ
Daya Nyata
Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian
antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang
merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan
daya nyata adalah VA.
44
Gambar 2. Penjumlahan Trigonometri Daya Aktif, Reaktif dan Semu
45
Bila IL adalah arus saluran dan IP adalah arus phasa, maka akan berlaku
hubungan :
IL = IP
VL = V P . √3
S(3) = VL . IL . √ 3
46
Segitiga Daya
Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan
matematika antara tipe-tipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power
dan Reactive Power) berdasarkan prinsip trigonometri.
S = √ P2+Q 2 ∠ φ
P = S / Cos φ
Q = S / Sin φ
2. Faktor Daya
Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan
antara daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC
atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ.
Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S)
= kW / kVA
= V.I Cos φ / V.I
= Cos φ
Faktor daya terdiri dari dua sifat yaitu faktor daya “leading” dan faktor
daya “lagging”. Faktor daya ini memiliki karakteristik seperti berikut :
Faktor Daya “leading”
Apabila arus mendahului tegangan, maka faktor daya ini dikatakan
“leading”. Faktor daya leading ini terjadi apabila bebannya kapasitif, seperti
capacitor, synchronocus generators, synchronocus motors dan synchronocus
condensor.
48
Gambar 7. Segitiga Daya Untuk Beban Kapasitif
49
Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol yang berarti bahwa induktor
tersebut akan short circuit. Reaktansi kapasitif (XC) akan menjadi tak berhingga
yang berarti bahwa kapasitif tersebut akan open circuit. Jadi sumber DC akan
mengakibatkan beban beban induktif dan beban kapasitif tidak akan
berpengaruh pada rangkaian. Bila sumber listrik AC maka beban dibedakan
menjadi 3 sebagai berikut :
3.1 Beban Resistif
Beban resistif yang merupakan suatu resistor murni, contoh : lampu pijar,
pemanas. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif
sama sekali. Tegangan dan arus se-fasa. Secara matematis dinyatakan :
R=V/I
XL = 2πfL
Gambar 11. Arus, Tegangan Dan GGL Induksi-Diri Pada Beban Induktif
50
3.3 Beban Kapasitif
Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian
kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1 “leading”. Beban ini
menyerap daya aktif (kW) dan mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus
mendahului tegangan sebesar φ°. Secara matematis dinyatakan :
XC = 1 / 2πfC
Gambar 12 Arus, Tegangan Dan GGL Induksi-Diri Pada Beban Kapasitif
Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang
digunakan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan
menurunnya pf sistem kelistrikan. Akibat menurunnya pf maka akan timbul
beberapa persoalan diantaranya :
Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi – rugi.
Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops).
51
Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah
pemakaian kVARH yang tercatat dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah
kWH pada bulan yang bersangkutan, sehingga pf rata – rata kurang dari 0,85.
Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah
menggunakan rumus sebagi berikut :
Kelebihan pemakaian kVARH = [ B – 0,62 ( A1 + A2 )] Hk
dimana :
B = pemakaian kVARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
Seperti terlihat pada gambar 13, daya reaktif yang dibutuhkan oleh
induktansi selalu mempunyai beda fasa 90° dengan daya aktif. Kapasitor
menyuplai kVAR dan melepaskan energi reaktif yang dibutuhkan oleh induktor.
Ini menunjukan induktansi dan kapasitansi mempunyai beda fasa 180°.
52
Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah :
Meminimalkan operasi dari beban motor yang ringan atau tidak bekerja.
Menghindari operasi dari peralatan listrik diatas tegangan rata – ratanya.
Mengganti motor – motor yang sudah tua dengan energi efisien motor.
Meskipun dengan energi efisien motor, bagaimanapun faktor daya
diperngaruhi oleh beban yang variasi. Motor ini harus dioperasikan sesuai
dengan kapasitas rata – ratanya untuk memperoleh faktor daya tinggi.
Memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari
daya reaktif.
Pada gambar 14, segitiga daya menunjukan faktor daya 0,7 untuk 100 kW
(daya aktif) beban induktif. Daya reaktif yang dibutuhkan oleh beban adalah 100
kVAR. Dengan memasang 67 kVAR kapasitor, daya nyata akan berkurang dari
142 menjadi 105 kVA. Hasilnya terjadi penurunan arus 6% dan faktor daya
meningkat menjadi 0,95.
53
Energi listrik digunakan berbanding lurus dengan biaya produksi yang
dikeluarkan. Semakin besar energi listrik yang digunakan, maka semakin besar
biaya produksi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan power monitoring
system dapat diketahui pemakaian energi listrik dan kondisi energi listrik dari
peralatan listrik sehingga menigkatkan efisiensi dari energi listrik yang digunakan
dalam pekerjaan dan meminimalkan rugi – rugi pada sistem untuk penyaluran
energi listrik yang lebih efisien dari sumber listrik ke beban.
5. Kompensasi Daya
Terdapat beberapa cara untuk melakukan koreksi daya reaktif,
cara–cara yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
54
S = P / Cos φ 1
keterangan :
S = Daya nyata (kVA)
P = Daya aktif (kW)
Q C = Q L - QB
keterangan :
QC = Daya yang dikompensasi kapasitor (kVAR)
Contoh perhitungan :
Data yang diketahui :
Daya nyata 22 MVA, Tegangan 20 kV, 3 Phasa, 50 Hz, Cos φ 1 = 0.5 lag, Cos
φ 2 = 0.95 lag.
Perhitungan :
Cos φ 1 = 0.5 ----------------------------- Tan φ 1 = 1.732
Cos φ 2 = 0.95 ---------------------------- Tan φ 2 = 0.3287
P = S Cos φ 1
55
56
maka :
QC = QL - Q B
QC = P [ Tan φ 1 - Tan φ 2 ]
QC = 15.4363 MVAR
Perhitungan :
Dari nilai Cos φ 1 = 0.5 lag sebelum dan Cos φ 1 = 0.95 lag yang diinginkan,
maka dapat dilihat dalam Tabel Cos φ Untuk Kompensasi Cos φ nilainya adalah
1.4. (lihat tabel dibawah)
Kemudian tentukan nilai beban daya aktif :
P = S Cos φ 1
Setelah nilai beban aktif diketahui, maka tinggal dikalikan dengan hasil
pengali yang diperoleh dari Tabel Cos φ , yaitu :
P = 11 MVA x faktor pengali
P = 11 MVA x 1,4
57
P = 15,4 MVAR
Dari hasil perhitungan yang berbeda didapat diperoleh hasi yang sama.
Berikut data tabel kompensasi :
58
6. Menghitung Kebutuhan Pemakaian Daya Listik Yang Terdapat
Dirumah
Rumus yang digunakan ialah :
S = V x I, hasilnya menggunakan satuan VA (Volt Ampere).
Misalkan :
Listrik dirumah anda menggunakan tegangan 1 phase (220 Volt) dengan
MCB 10A, maka untuk menghitung daya listriknya menggunakan rumus
dibawah ini :
S = 220V x 10A = 2200VA.
Untuk 3 Phase :
P = V x I x √ 3 x Cos φ.
Contoh :
P = 380 V x 10 Amp x 1.73 x 0.8 = 5259.2 watt.
P = 380 V x 10 Amp x 1.73 x 1 = 6574 watt.
Catatan :
1. Dalam perhitungan 3 phase harus selalu disertakan √ 3 (akar tiga).
2. Cos φ adalah Power Factor.
3. Satuan VA untuk daya semu sedangkan Watt untuk daya nyata.
59
1.2. Praktikum (Waktu 120 menit)
Cara Hitung Kwh Perbulan
Daya x jam pemakaian x 1 bulan = Total KWH per bulan.
Untuk berapa rupiah biayanya, tergantung dari daya langganan listrik di
tempat kita. tiap langganan daya mempunyai tarif yang berbeda-beda satu sama
lain. dengan daya 1000 watt/jam (= 1 KWH) dan misal lama pemakaian 1
jam/hari, maka bisa dihitung sebagai berikut :
1 KWH x 1 jam x 30 hari = 30 KWH/bulan
60
MODUL IV
JENIS KABEL DAN KEGUNAANNYA
MENGHITUNG UKURAN KABEL
B. Teori Dasar
1. Pengertian Kabel Listrik
Kabel listrik adalah media untuk menghantarkan arus listrik ataupun
informasi. Bahan dari kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus
listrik, umumnya terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung.
Selain tembaga, ada juga kabel yang terbuat dari serat optik, yang disebut
dengan fiber optic cable.
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik
penerangan umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah
keras (BCC ½ H = Bare Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai
tahanan jenis 0,0185 ohm mm²/m dengan tegangan tarik putus kurang dari
41 kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper
Conductor Hard), kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm². Pemakaian
tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga
merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah perak.
Penghantar yang dibuat oleh pabrik terdapat beraneka ragamnya.
Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut :
61
a) Penghantar pejal (solid); yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk
memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.
62
Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar
dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Penghantar simplex ; ialah kabel yang dapat berfungsi untuk satu
macam penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). Contoh
penghantar simplex ini antara lain: NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm² dan
sebagainya.
63
2) Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-
abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis,
sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam.
3) Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga
serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibelitas yang tinggi.
64
4) Kabel NYY
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna hitam), ada
yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam
(kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM
(harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat
dari bahan yang tidak disukai tikus.
5) Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY ini digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam
ruangan di dalam saluran-saluran dan pada tempat-tempat yang terbuka dimana
perlindungan terhadap gangguan mekanis dibutuhkan, atau untuk tekanan
rentangan yang tinggi selama dipasang.
65
7) Kabel AAAC ( All Aluminium Alloy Conductor)
Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam,
keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat
yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201. AAAC
mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya
lebih baik.
66
Tabel 1 : Nomenklatur Kode – Kode Kabel Di Indonesia
HURUF KETERANGAN
N Kabel standard dengan penghantar/inti tembaga.
NA Kabel dengan aluminium sebagai penghantar.
Y Isolasi PVC
G Isolasi Karet
A Kawat Berisolasi
Y Selubung PVC (polyvinyl chloride) untuk kabel luar
M Selubung PVC untuk kabel luar
R Kawat baja bulat (perisai)
Gb Kawat pipa baja (perisai )
B Pipa baja
I Untuk isolasi tetap diluar jangkauan tangan
re Penghantar padat bulat
rm Penghantar bulat berkawat banyak
Se Penghantar bentuk pejal (padat)
Sm Penghantar dipilin bentuk sektor
f Penghantar halus dipintal bulat
ff Penghantar sangat fleksibel
Z Penghantar z
D Penghantar 3 jalur yang di tengah sebagai
pelindung.
H Kabel untuk alat bergerak
Rd Inti dipilih bentuk bulat
Fe Inti pipih
-1 Kabel dengan system pengenal warna urat dengan
hijau – kuning
-0 Kabel dengan system pengenal warna urat tanpa
hijau –kuning.
67
3. Membaca Kode Kabel
Contoh :
1) Kabel NYA 4 re 1000 V
Menyatakan suatu kawat berisolasi untuk tegangan nominal 1000V,
berisolasi PVC dan mempunyai penghantar tembaga padat bulat dengan luas
penampang nominal 4 mm ².
68
2) Pengunaan Warna Biru
Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat
tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan
kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai
penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika
pada instalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah.
Warna biru tidak untuk kabel pentanahan.
69
- Arde/Pembumian/PE loreng hijau – kuning
2) Drop Voltage
Drop voltage atau disebut dengan susut tegangan merupakan perbedaan
antara tegangan sumber dengan tegangan di beban, karena tegangan di
beban tidak sama dengan tegangan sumber yaitu tegangan di beban lebih
kecil dari tegangan sumber, dapat disebabkan oleh faktor arus dan impedansi
saluran.
70
71
3) Sifat Lingkungan
Sifat lingkungan merupakan kondisi dimana penghantar itu dipasang.
Faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
Penghantar dapat dipasang atau ditanam dalam tanah dengan
memperhatikan kondisi tanah yang basah, kering atau lembab. Ini akan
berhubungan dengan pertimbangan bahan isolasi penghantar yang
digunakan.
Suhu lingkungan seperti suhu kamar dan suhu tinggi, penghantar
yang digunakan akan berbeda.
Kekuatan mekanis, misalnya: pemasangan penghantar di jalan raya
berbeda dengan di dalam ruangan atau tempat tinggal. Penghantar yang
terkena beban mekanis, harus dipasang di dalam pipa baja atau
pipa beton sebagai pelindungnya.
4) Kemungkinan Lainnya
Kemungkinan lainnnya merupakan kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Seperti penambahan beban yang akan
mengacu pada kenaikan arus beban sehingga perhitungan KHA penghantar
untuk memilih luas penampang penghantar akan berbeda. Drop tegangan
maksimum yang diizinkan adalah dua persen untuk penerangan dan lima persen
untuk instalasi daya.
72
Tabel 3. Kemampuan Hantar Arus Kabel Instalasi Berisolasi Dan Berselubung
PVC
73
Dari rumus diatas, secara garis besar dapat kita lihat bahwa
penampang kabel berbanding lurus dengan panjang kabel dan berbanding
terbalik dengan tegangan, artinya semakin panjang kabel yang digunakan serta
untuk memperoleh tegangan yang konstan, maka semakin besar pula
penampang kabelnya. Akan tetapi pada prakteknya selalu ada saja rugi
tegangan pada penghantar, maka dalam rumus diatas disertakan juga rugi
tegangan yang kita inginkan (ev), yang nantinya rugi tegangan inilah yang
akan berhubungan dengan hukum ohm, menentukan I (arus) yang dihasilkan.
Jenis konduktor yang dalam rumus di atas dituliskan sebagai y atau daya
hantar jenis, juga akan menentukan penampang kabel, 56 untuk daya hantar
jenis tembaga, 32.7 untuk daya hantar jenis alumunium dan 7 untuk daya hantar
jenis besi. Akan tetap tembaga adalah jenis penghantar yang paling umum
digunakan maka dalam rumus di atas yang dituliskan adalah daya hantar jenis
tembaga.
Contoh soal 1 :
Sebuah pemanas heater 380 volt 10000 watt rencananya akan
disambungkan dengan kabel tembaga dengan panjang 350 meter dari sumber
listrik (panel), rugi tegangan yang diinginkan adalah 5 volt. Hitung berapa
diameter kabel yang dibutuhkan ?
Penyelesaian :
q = ( L . N ) : ( y . ev . E )
q = (350 . 10.000) : ( 56 . 5 . 380 )
q = (3.500.000) : (106.400)
q = 32,8 mm2
74
7. Rumus Untuk Mengetahui Resistansi (Hambatan) Dalam Kabel
Hal yang perlu kita ketahui selanjutnya setelah menentukan diameter
kabel adalah mengetahui resistansinya, karena seperti yang telah kita ketahui
bersama bahwa resistansi inilah dalam hukum ohm nilainya akan berbanding
terbalik dengan tegangan (V) dan arus (I).
Rumus untuk mengetahui resistansi dalam kabel adalah :
Karena pada umumnya yang kita ketahui pada kabel adalah diameter
penampang, sedangkan untuk menggunakan rumus di atas harus diketahui luas
penampang, maka kita dapat mencarinya dengan rumus :
dimana :
r adalah setengah dari diameter penampang kabel
Contoh soal 2 :
Dari contoh soal 1 di atas, selanjutnya akan dapat kita ketahui berapa
resistansinya dengan memakai rumus berikut.
Penyelesaian :
75
Pada suatu rangkaian tertutup, seperti gambar di bawah ini :
Contoh soal 3 :
Dari contoh soal gabungan no.1 dan 2 di atas, dengan menggunakan
hukum ohm, maka kita akan dapat mengetahui kerugian daya listrik yang ada
pada penghantar sepanjang 350 meter tersebut.
76
Untuk mengetahui rugi daya yang ada pada penghantar, maka yang kita
gunakan adalah R total, R total adalah penjumlahan R1 dan R2 yaitu =
14,4404332 + 0,175 = 14,6154332
Daya (P) keseluruhan setelah dihubungkan kabel 35 mm2 adalah = I2.R
P total = (26,3152)2 . 14,6154332
P total = 692,479225 . 14,6154332
P total = 10120 watt
Rugi daya pada penghantar adalah :
P total – P beban = 10120 – 10000 = 120 watt
Jadi, dengan demikian dapat diketahui bahwa heater pemanas 10000 watt
380 volt yang dihubungkan dengan kawat tembaga diameter 32.8 mm2
sepanjang 350 meter, rugi dayanya adalah sebesar 120 watt.
77
MODUL V
GAMBAR LISTRIK
B. Teori Dasar
1. Pengertian Gambar Teknik
Gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-
cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh
para ahi teknik. Menggambar teknik adalah alah satu unsur pokok dalam
perencanaan, dan merupakan suatu metode penuangan ide yang harus dapat
dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak yang terkait. Dengan tujuan sebagai
suatu alat komunikasi, yang berisi perintah-perintah atau informasi dari pembuat
gambar (perencana), untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di
lapangan (bengkel) dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan
keterangan-keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki satu arti,
satu maksud, dan satu tujuan.
78
Listrik). Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan
analisa. Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan
simbol. Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar
proyeksi, gambar denah serta gambar situasi. Gambar denah ruangan atau
bangunan rumah (gedung) yang akan dipasang instalasi digambar dengan
menggunakan lambing lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi
listrik.
Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap
perancangan suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan
tenaga yang baku menurut PUIL 2000. Rancangan instalasi listrik terdiri dari :
79
2.2. Gambar Instalasi
Gambar instalasi meliputi :
Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak
perlengkapan listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik
lampu, saklar, kotak kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain.
Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan
pengendalinya.
Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta
pemberian tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat
listrik.
80
2.3. Gambar Detail
Gambar detail meliputi :
Perkiraan ukuran fisik dari panel.
Cara pemasangan alat listrik.
Cara pemasangan kabel.
Cara kerja instalasi kontrolnya.
81
dengan jarak sebenarnya. Misalkan : Pada gambar ditulis skala 1:100 artinya
setiap 1 cm pada gambar mewakili 100 cm pada jarak sebenarnya atau setiap 1
cm mewakili 1 meter pada jarak sebenarnya, Lalu untuk skala sendiri di dalam
gambar teknik dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Skala Pembesaran
Skala pembesaran di sini di gunakan jika gambar yang di buat tersebut
lebih besar, dari pada benda sebenarnya. Dan biasanya skala ini di gunakan
apabila benda sebenarnya itu kecil dan juga rumit , dan membutuhkan
keterangan yang lengkap untuk masalah ukurannya. Dalam mengunakan skala
ini lebih dianjurkan dengan keterangan : X:1 ( ukuran gambar pada kertas :
ukuran asli benda ) Standarisasi untuk menggunakan skala ini; 50:1 ; 20:1 ; 10:1 ;
5:1 ; 2:1.
2. Skala Penuh
Skala penuh digunakan jika gambar pada kertas dengan benda
sebenarnya itu memiliki ukuran yang sama. Dan lebih dianjurkan untuk bisa
mengunakan skala ini agar bisa mambayangkan benda sebenarnya, juga agar
memudahkan dalam pemeriksaannya. Standarisai gambar teknik untuk skala ini
adalah 1:1 dengan ketentuan gambar sama dangan benda asli.
3. Skala Pengecilan
Skala pengecilan digunakan jika benda asli lebih besar dari pada gambar.
Untuk skala ini lebih sering digunakan dalam menggambar teknik pada
umumnya. Tapi ingat, lebih dianjurkan lagi menggunakan skala penuh dalam
gambar teknik. Dalam menggunakan skala ini menggunakan keterangan 1:X
( ukuran gambar pada kertas : ukuran asli benda ) Standarisasi yang dianjurkan ;
1:2 ; 1:5 ; 1:10 ; 1:20 ; 1:50 ; 1:100 ; 1:200 ; 1:500 ; 1:1000 ; 1:2000 ; 1:5000 ;
1:10000.
82
Dalam zaman sekarang, pengolahan gambar teknik boleh dikatakan 99%
memakai bantuan komputer, sehingga dalam pen-skala-an gambar dapat dengan
mudah dilakukan tanpa harus melalui perhitungan dahulu dan kita tinggal
menuliskan saja angka yang kita inginkan untuk di-skala-kan. Tetapi terlepas dari
semua kemudahan yang ada, tetap ada aturan yang disarankan dipakai dalam
gambar teknik seperti yang disebutkan di atas, jika dikelompokkan maka seperti
terlihat pada tabel dibawah ini :
83
Gambar 1.4 Denah Rumah Dengan Skala 1:100
Jawab :
Panjang sebenarnya = panjang pada denah x penyebut skala
= 3,5 x 100 cm
= 350 cm
= 3,5 m
Jadi panjang ruang tamu sebenarnya adalah 3,5 meter.
84
2. Pak Obed membangun rumah setinggi 6 m. Pada gambar rencana, tinggi
rumah itu digambarkan setinggi 4,8 cm. Bila pada gambar rencana tampak
kosen pintu setinggi 2,2 cm, berapakah tinggi kosen pintu itu sebenarnya ?
Jawab :
Langkah pertama, carilah skala terlebih dahulu.
Skala = tinggi rumah di gambar rencana / tinggi rumah sebenarnya
= 4,8 cm / 600 cm
= 1/125
85
Beberapa aturan yang dicantumkan di standar ISO 5457:1999 ini, antara
lain:
1. Ukuran kertas berdasarkan kertas seri ISO-A (standar ISO 216:2007).
2. Ukuran frame, yaitu garis tepi kertas, berhubungan dengan drawing space.
3. Posisi kertas. A3 sampai A0 harus mendatar (landscape), kertas A4 harus
tegak (portrait).
4. Letak title block.
5. Letak size designation/ tulisan A0, A1, A2, dst.
6. Aturan pembuatan frame/border, dll.
2 A1 594 mm x 841 mm
3 A2 420 mm x 594 mm
4 A3 297 mm x 420 mm
5 A4 210 mm x 297 mm
88
Pada penggunaan posisi kertas gambar, dikenal dengan 2 posisi kertas,
yaitu landscape (Horisontal) dan portrait (Vertical). Sedangkan batas dari tepi
gambar berubah, yang terpenting batas kiri kertas lebih lebar dibandingkan batas
atas, kanan dan bawah kertas. Untuk ukuran kertas A4, posisi yang
diperbolehkan hanyalah posisi tegak/portrait, sedang untuk ukuran A3, A2, A1
dan A0, diperbolehkan menggunakan kedua posisi kertas. Berikut tabel data
batas margin/garis tepi yang sesuai dengan standar ISO.
89
Gambar 1.6 Contoh Etiket
90
3.3. Peralatan Gambar
Walaupun keterampilan tangan dan kemampuan sendiri yang akan
menentukan hasil gambarnya. Tetapi kualitas peralatan dan bahan-bahan
yang digunakan ikut membantu proses penggambaran sehingga dapat
menjadikan pengalaman yang menyenangkan dan akhirnya akan lebih mudah
untuk mencapai hasil gambar yang berkualitas. Kualitas gambar yang disajikan
tergantung dari media gambar, alat gambar dan alat bantu gambar lainnya
serta teknik komunikasi gambar yang digunakan.
91
Gambar 1.7 Posisi Kertas Ada Papan Gambar
92
Tabel 1.4 Standar Kekerasan Pensil
Kekerasan Sedang Lunak
4H 3H 2B
5H 2H 3B
6H H 4B
7H F 5B
8H HH 6B
9H B 7B
Keterangan :
H = Hard (keras)
B = Black (hitam)
HB = Half black (setengah hitam)
F = Firm (tetap)
Tabel 1.5 Simbol Peralatan Elektro Teknik Arus Kuat Sesuai Normalisasi Belanda
94
95
96
Tabel 1.6 Simbol Peralatan Elektro Teknik Arus Kuat Sesuai PUIL (Peraturan
Umum Instalasi Listrik)
97
SIMBOL
BENTUK NAMA
INTERNASIONAL
Sakelar seri
Sakelar tukar
Sakelar silang
98
Sakelar kedap air
Schakelaar
Kotak-kontak
dinding
Kotak-kontak
dinding ganda
Kotak kontak
dinding dengan
kontak pengaman
Tusuk kontak
Kontak tusuk
dengan kabel yang
dapat dipindah-
pindahkan
99
Elemen pemanas
alat pemanas
Armatur
penerangan kedap
air
Jalur teminal
Pengamanan
sakelar kutub tiga
tegangan nol kutub
dua
Pemisah dengan
pengaman
Pemisah sorong
Pelayanan dengan
elemen dwi logam
100
Pelayanan dengan
jam
Sakelar dengan
pelayanan
elektromagnetik
Motor
Transformator
SIMBOL
BENTUK NAMA
INTERNASIONAL
Kapasitor
Kapasitor elektrolit
101
Kapasitor variabel
Piezoelektrik kristal
Diode
Induktor/kumparan
Jack
Bola lampu
Meter M
Resistor/tahanan
102
Potensiometer
Sakelar SPST
Transformator
Transformator
variabel
Transformator
variabel
Transistor
Tabung
103
5. Standarisasi Gambar Teknik
Standarisasi gambar merupakan peraturan-peraturan
gambar yang dibuat atas dasar persetujuan bersama antara orang-
orang bersangkutan. Peraturan-peraturan itu selanjutnya dijadikan
standar dalam lingkup dimana orang bersangkutan berada. Standar
yang digunakan dalam lingkup perusahaan disebut sebagai standar
perusahaan, untuk lingkup Negara disebut standar nasional.
Standarisasi gambar berarti penyesuaian atau pembakuan cara
pembuat dan membaca gambar dengan berpedoman pada standar
gambar yang telah ditetapkan. Apabila dalam suatu lingkungan
kerja teknik, antara yang membuat gambar dan yang membacanya
menggunakan standar gambar teknik yang sama, berarti
lingkungan itu telah melakukan standarisasi gambar teknik.
104
Macam-Macam Standarisasi :
1. JIS (Japanese Industrial Standard).
2. NNI (Netherland Normalisatie Instituut).
3. DIN (Deutsche Industrie Normen).
4. ANSI (American National Standard Institute).
105
Istilah-Istilah Pokok Dalam Instalasi Penerangan
1. Instalasi ialah suatu saluran listrik termasuk alat-alatnya
yang terpasang di dalam atau di luar bangunan untuk
manyalurkan arus listrik setelah atau di belakang pesawat
pembatas/meter milik perusahaan (PLN).
2. Peralatan Listrik ialah pesawat-pesawat, perkakas-perkakas,
motor-motor, beserta perlengkapannya yang dapat
disambung atau dihubungkan pada instalasi.
3. Sambungan rumah ialah hantaran di bawah tanah atau di
atas tanah, termasuk alat-alatnya sampai dengan pesawat
pembatas/meter milik perusahaan yang menyalurkan arus
listrik dari jaringan distribusi tegangan rendah ke instalasi.
4. Kelompok ialah bagian dari instalasi yang di amankan
tersendiri dengan satu pesawat pengaman arus.
5. Pesawat Pengawas ialah suatu pesawat yang mengawasi
pemakain dan mengukur satuan lain Volt, Ampere, Hertz dan
Cos φ.
6. Pasawat pembatas ialah suatu pesawat yang membatasi
pemakaian arus listrik, antara lain sekering-otomatis dan
mini-circuit-breaker (MCB).
7. Meter ialah suatu pesawat yang mengukur dan menunjukkan
banyaknya tenaga listrik yang digunakan antara lain Watt-
Hour, Volt-Ampere Hour (Var-Hour) dan Volt-Ampere Hour.
8. Pengaman Arus ialah suatu pesawat yang mengamankan
instalasi dan atau bagiannya, terhadap arus lebih dan/atau
arus hubung singkat antara lain mini circuit-breaker dan
sekering.
106
9. Instalatir ialah badan hukum Indonesia yang terdaftar pada
perusahaan dan mendapat pengesahan serta izin kerja dari
perusahaan untuk merencanakan dan mengerjakan
pemasangan suatu jaringan atau instalasi dalam wilayah
kerja perusahaan yang bersangkutan.
107
2. Penggunaan dan Pemasangan Kotak Kontak
Kotak kontak dinding satu fasa harus sedemikian rupa
sehingga kontak netralnya berada disebelah kanan (PUIL
1987).
Kontak dinding harus dipasang pada dinding/tembok
sekurang-kurangnya 1,2 m di atas lantai, kecuali kotak
kontak tertutup (PUIL 1978, pasal 2, ayat 14c).
Kotak kontak yang dipasang di bawah jarak tersebut harus
kotak-kontak dengan konstruksi khusus (PUIL 1978, pasal 2,
ayat 14d).
Kotak kontak dinding dengan pengaman dipasang dengan
hantaran pengaman (PUIL 1987).
Di dalam ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak
dengan kontak pengaman tidak boleh dipasang kotak kontak
tanpa kontak pengaman kecuali kotak kontak untuk
tegangan rendah pengaman dan untuk pemisahan
pengaman (PUIL 1987), dan Kemampuan kotak kontak
harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya alat yang
dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5A
(PUIL 1987).
108
Contoh Gambar Saklar Tunggal Dengan 1 Lampu Pijar
109
Pemasangan Stop Kontak Pada Sumber Listrik
110
masyarakat pada umumnya, aturan ini sampai sekarang
belum sepenuhnya dapat diterapkan dengan alasan
ekonomi/biaya.
111
6. Perencanaan Instalasi Listrik Rumah
Perencanaan instalasi listrik rumah adalah perencanaan
instalasi atau suatu bayangan untuk memulai instalasi agar apa
yang dibutuhkan dan diperlukan dalam instalasi dapat dipenuhi
untuk memulai instalasi. Dalam perencanaan instalasi diperlukan
gambar instalasi, gambar instalasi ini sangat diperlukan untuk
menunjang kebutuhan bahan dalam instalasi dan sebagai tolak
ukur dalam instalasi, tak hanya itu saja, dalam instalasi dapat
memudahkan seseorang dalam bekerja karena dengan gambar
instalasi tersebut dapat membimbing seseorang dalam
melaksanakan proses instalasi. Gambar-gambar instalasi yang
perlu diperhatikan sesuai dengan urutannya dalam rencana
instalasi rumah tinggal yaitu :
1. Gambar Situasi
Dengan gambar situasi ini instalatir dapat memperhatikan
keadaan sekeliling tempat yang akan diinstalasi dan dengan
gambar ini instalatir dapat mengisi blangko jaminan instalasi dan
kecelakaan diri.(lihat gambar 1.1)
112
Gambar 1.10 Gambar Tata Letak
113
Gambar 1.11 Gambar Diagram Garis Tunggal
114
5. Gambar Diagram Pengawatan
Dengan adanya ini seorang instalatir akan lebih mengetahui
secara detail kabel yang akan dipasang dan komponen lain yang
akan di pasang.
115
6. Tabel Bahan Instalasi
Dengan adanya tabel ini akan mempermudah seorang
instalatir untuk menyediakan bahan yang akan dibutuhkan.
116
1.2. Praktikum 1 (Waktu 180 menit)
1. Salinlah gambar tata letak di bawah ini ke dalam kertas A4
atau A3.
117
1.3. Praktikum 2 (kelompok) (Waktu 8 jam)
Buatlah : (gunakanlah kertas A3)
1. Gambar situasi.
2. Gambar tata letak.
3. Gambar diagram garis tunggal.
4. Gambar diagram pengawatan.
5. Gambar tabel rekapitulsi daya.
6. Tabel bahan instalasi.
118
MODUL VI
INSTALASI LISTRIK
B. Teori Dasar
1. Alat/Komponen Instalasi Kelistrikan
1) Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Pengertian MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB (Miniatur Circuit Breaker) adalah komponen dalam
instalasi listrik rumah tinggal mempunyai peran yang sangat
penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi dalam
instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus
listrik (short circuit atau konsleting). Dasar pemilihan rating arus
MCB yang ingin dipakai di instalasi rumah tinggal tentu
disesuaikan dengan besarnya langganan daya listrik PLN yang
terpasang. Karena PLN sendiri menetapkan besar langganan listrik
sesuai rating arus dari MCB yang di produksi untuk pasar dalam
negeri.
119
Miniature Circuit Breaker memainkan peranan penting dalam
hal proteksi arus lebih dan juga sebagai alat disconnect pada
jaringan listrik. Sebuah breaker merupakan alat yang didesain
untuk mengisolasi rangkaian dari gangguan arus lebih (overload)
dan short circuit ( hubung singkat). Seperti halnya pada
Thermostat Load Relay, MCB mempuyai bimetalic, yaitu suatu
elemen yang jika terkena panas akan memuai secara langsung
maupun tidak langsung yang diakibatkan dengan adanya arus
mengalir, bimetalic ini dibuat dan direncanakan sesuai dengan
ukuran standar (arus nominal MCB), dimana dalam waktu yang
sangat singkat dapat bekerja sehingga rangkaian beban
terlindungi, MCB juga dilengkapi dengan magnet triping yang
bekerja secara cepat pada beban lebih atau arus hubung singkat
yang besar, dapat juga dioperasikan secara manual dengan
menekan tombol. Karakteristik arus waktu untuk jenis MCB,
hampir sama dengan pengaman lebur oleh karena itu sering
kali MCB dan pengaman lebur digunakan secara
bersamaan.
120
MCB 3 Phase & 1 Phase
121
Konstruksi MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Ada dua type MCB yaitu yang 1 Phase , dan 3 Phase
Merek merek yang beredar di pasaran antara lain Meril Gerin,
ABB dan lain lain. Berdasarkan konstruksinya, maka MCB
memiliki dua cara pemutusan yaitu : pemutusan berdasarkan
panas dan berdasarkan elektromagnetik. Pemutusan berdasarkan
panas dilakukan oleh batang bimetal, yaitu perpaduan dua buah
logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus
lebih akibat beban lebih, maka bimetal akan melengkung akibat
panas dan akan mendorong tuas pemutus tersebut untuk melepas
kunci mekanisnya. Pemutusan berdasarkan elektromagnetik
dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan
terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet
sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus.
Untuk menghindari dari efek lebur, maka panas yang tinggi dapat
terjadi bunga api yang pada saat pemutusan akan diredam oleh
pemadam busur api (arc-shute) dan bunga api yang timbul akan
masuk melalui bilah-bilah arc-shute tersebut.
Keuntungan sebuah pengaman otomatis adalah dapat
segera digunakan lagi setelah terjadi pemutusan, dalam
pengaman otomatis terdapat kopling jalan bebas karena kopling ini
otomatnya tidak bisa digunakan kembali kalau gangguannya belum
diperbaiki.
Elemen penting MCB yaitu :
1. Terminal trip (Bimetal)
2. Elektromagnetik trip (coil)
3. Pemadam busur api
4. Mekanisme pemutusan
122
Gambar 1.2 Kontruksi Dalam MCB
123
2. Type L (Line) Biasanya digunakan untuk instalasi jala-jala.
Otomat tipe L pada jenis ini pengaman thermisnya disesuaikan
dengan meningkatnya suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih
dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, maka
elemen bimetalnya akan memutuskan rangkaian. Kalau terjadi
hubung singkat, maka arusnya kan diputuskan oleh pengaman
elektromagnetik. Untuk AC adalah : 4 – 6 x In dan DC adalah :
8 x In dimana pemutusan arusnya akan berlangsung dalam
waktu 2 detik.
3. Type H (Home) Biasanya digunakan untuk instalasi
rumah/gedung. Otomat type H secara thermis, jenis ini sama
dengan otomat type L, tapi pengaman elektro magnetiknya
akan memutuskan dalam waktu 0,2 detik. Untuk AC 2,5 – 3 x
In dan DC 4 x In. Jenis otomat ini digunakan untuk instalasi
rumah, dimana kondisi gangguan yang relatif kecil pun harus
diputuskan dengan cepat, jadi kalau terjadi gangguan tanah,
maka bagian – bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama
bertegangan.
4. Type K&U Biasanya digunakan untuk rangkaian elektronika
atau trafo.
124
Beberapa kegunaan MCB :
1. Membatasi Penggunaan Listrik.
2. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet ).
3. Mengamankan Instalasi Listrik.
125
Sedangkan, inilah arti dari kode dan simbol
yang tertulis dalam nameplate MCB tersebut sebagai berikut :
1. Simbol dengan angka 1 dan 2
Ini adalah simbol dari fungsi MCB sebagai proteksi beban
penuh dan hubung singkat. Dari gambar tersebut, hal ini juga
menjelaskan bahwa MCB ini adalah 1 pole (karena hanya ada 1
simbol saja). Bila ada dua simbol berdampingan, maka MCB- nya
adalah 2 poles. Yang umum dipakai di perumahan adalah tipe
MCB 1pole, yaitu hanya kabel phasa saja yang diproteksi.
2. NC45a
Merupakan MCB model number yang ditentukan dari
produsen MCB. Lain produsen berarti lain model number.
Sebagai tambahan informasi, model NC45a ini adalah MCB
yang diproduksi untuk keperluan perumahan secara umum.
3. C16
Kode ini menjelaskan tripping curve MCB yaitu tipe
“C”, dengan proteksi magnetic trip sebesar 5-10In (In : arus
nominal atau rating arus dari MCB) dan angka “16” adalah
rating arus dari MCB sebesar 16A. Rating arus ini adalah kode
paling penting dalam MCB dan berguna saat pembelian MCB.
Penjelasan selanjutnya mengenai rating arus ada di bagian
berikutnya.
4. 230/400V
Menjelaskan rating tegangan dalam operasi MCB yaitu
230V atau 400V sesuai dengan tegangan listrik PLN 220V.
126
5. 4500 dan 3
“4500” menunjukkan rated breaking capacity MCB, yaitu
kemampuan kerja MCB masih baik sampai arus maksimal
4500A, yang biasanya terjadi saat hubung singkat arus listrik.
Dimana diatas angka ini MCB akan berpotensi rusak. Dan
2
angka “3” adalah I t classification, yaitu karakteristik energi
maksimum dari arus listrik yang dapat melalui MCB.
6. 12002
Catalog Number dari produsen MCB yang tujuannya
sebagai nomor kode saat pembelian.
9. SNI
MCB ini sudah mendapatkan sertifikat SNI (Standard
Nasional Indonesia).
127
Sekilas info untuk para pelanggan listrik yang merasa awam
mengenai listrik, apalagi soal MCB ini, tidak perlu pusing-
pusing untuk mengerti nameplate MCB. Hal yang paling
penting dalam memilih MCB yang hendak dibeli adalah kode
rating arus MCB yang sesuai kebutuhan, seperti contoh diatas
yaitu kode “C16”, yaitu rating arus MCB sebesar 16A dengan
tripping curve tipe “C”. Kode lain yang perlu diperhatikan adalah
kode “LMK” serta “SNI” yang berarti produk ini sudah memenuhi
standard tersebut.
128
Tabel 1.1 Rating Arus MCB dan Daya Listrik PLN
Rating Arus Daya Listrik PLN
Miniature Circuit
Breaker
2A 450VA
4A 900VA
6A 1300VA
10A 2200VA
16A 3300VA
G
ambar 1.4 Macam-macam MCB dengan berbagai rating
Dari kiri ke kanan, rating arus MCB adalah 16A (dari C16),
6A (dari C6) dan 6A (dari CL6). MCB paling kanan adalah milik
PLN yang terpasang di kWh meter dengan tipe C32N dan
tripping curve tipe “CL” (hampir sama dengan tripping curve tipe
“C”). Bisa dilihat warna toggle switch biru dan tulisan “MILIK PLN”.
129
Prinsip Kerja MCB (Miniature Circuit Breaker)
Pada umumnya, MCB bekerja menggunakan prinsip
elektromekanik (Thermal/Magnetik) untuk membuka kontak
breaker ketika gangguan arus lebih terjadi. Unit thermal trip
bekerja berdasarkan kenaikan nilai temperatur, sedangkan
unit magnetik trip bekerja berdasarkan kenaikan nilai arus.
130
bimetal membengkok.
Proteksi Arus Hubung Singkat
Unit magnetik trip bekerja untuk melindungi jaringan dari
gangguan arus hubung singkat.
131
132
Terdapat tiga tipe MCB berdasarkan karakteristik
pemutusan arus gangguan yaitu : Type "B", "C" dan "D" , masing
– masing menyatakan nilai minimum arus yang melewati MCB
yang mengakibatkan terbukanya kontak MCB tanpa disengaja.
G
ambar 1.7 Kurva Karakteristik MCB Type B,C, dan D
133
Box MCB
Ada dua model box MCB yang umum ditemukan di pasaran,
inbow dan outbow. Secara fungsi, keduanya adalah sama.
Pengertian inbow adalah box terpasang menyatu ke dalam dinding,
sedangkan outbow adalah box terpasang di permukaan dinding.
Selain itu, ada beberapa ukuran box MCB. Besar ukuran box
ini disesuaikan dengan jumlah unit MCB yang hendak dipasang di
dalamnya. Mulai dari box dengan besar ukuran untuk kebutuhan
pemasangan 2 s/d 4 unit MCB. Box MCB tersebut, terbagi menjadi
dua bagian, yaitu : bagian dalam dan luar. Bagian dalam adalah
bagian yang menempel permanen pada dinding, sedangkan
bagian luar cenderung berfungsi sebagai penutup (cover) saja.
Pada model inbow, bagian dalam box MCB terpasang di dalam
dinding. Sedangkan model outbow, bagian dalam box MCB
terpasang pada permukaan dinding.
Fungsi box MCB, selain sebagai “rumah” dari unit MCB,
sebenarnya dapat diumpamakan sebagai tempat awal / pintu
gerbang dimana pemetaan distribusi jalur listrik ke dalam rumah
ditentukan. Dan ditempat ini pula anda dapat langsung
mengenali konfigurasi jaringan distribusi jalur listrik dalam
sebuah rumah. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan
terdapat lebih dari satu unit box MCB di dalam sebuah rumah.
134
Di bagian dalam box MCB, biasanya dilengkapi dengan
potongan besi di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat
unit MCB diletakkan. Sedangkan pada kedua bagian pinggirnya,
terdapat panel untuk tempat melekatkan jalur kawat arus netral
dan arde (ground). Anda dapat mengenali penempatan jenis arus
pada masing-masing sisi dari tanda / kode yang tertera pada
permukaan unit.
Gambar di bawah ini adalah contoh box MCB outbow
yang dapat menampung hingga 4 unit MCB di dalamnya.
135
Unit MCB
Unit MCB adalah perangkat listrik yang menempati box
MCB. Ada dua model unit MCB dengan perbedaan fisik unit yang
saya miliki saat ini. Keduanya memiliki fungsi sama, yaitu sebagai
pembatas daya / arus listrik. Perbedaan fisik dari kedua unit MCB
tersebut, hanya sebatas untuk cara pemasangan di box MCB saja.
Pada bagian belakang masing-masing unit, ada bagian yang
terpotong menjorok ke dalam. Bagian ini berfungsi untuk
mengkaitkan unit pada potongan besi di box MCB.
136
G
ambar 1.12 Unit MCB Bagian Belakang 1
137
Memasang unit MCB pada box MCB
Sebagaimana yang saya nyatakan sebelumnya, memasang
unit MCB tidaklah terlalu rumit. Anda hanya membutuhkan obeng
min (-) sebagai alat bantu untuk mempermudah mengangkat
tuas penjepit saat unit hendak dipasangkan pada box.
138
Gambar 1.16 Unit MCB Setelah Terpasang Pada Box
139
Pastikan kawat tembaga (kabel dari meteran PLN) yang
dipasangkan di bagian bawah unit adalah jalur kawat arus aktif
(positif). Demikian juga kawat tembaga (kabel keluaran / output ke
jaringan kabel dalam rumah) yang dipasang di bagian atas unit
diperuntukkan sebagai jalur distribusi arus aktif yang masuk ke
jaringan kabel di dalam rumah.
Gambar di atas hanyalah contoh dari cara memasang unit
MCB dengan model yang berbeda dalam satu box MCB.
Pada realita penerapannya, pemasangan unit lebih baik untuk
diseragamkan menjadi satu model dalam sebuah box MCB.
Dengan demikian, pemasangan kawat tembaga yang masuk ke
dalam unit dapat lebih mudah pengerjaannya.
140
Skema Jalur Kabel Dalam Box MCB
Di bawah ini adalah gambar skema jalur kabel keluaran
meteran PLN masuk melalui 3 unit MCB yang terpasang dalam
box MCB :
Gambar 1.17 Skema Jalur Kabel Dalam Box MCB “Dengan” Kawat
Arde Dari Meteran PLN
141
Gambar 1.18 Skema Jalur Kabel Dalam Box MCB “Tanpa” Kawat
Arde Dari Meteran PLN
142
Gambar 1.19 Skema Jalur Kawat Dalam Box MCB Dengan 1
(Satu) Unit MCB (MCB #0) Sebagai Pusat / Pengendali
143
Selain MCB jenis Circuit Breaker ada beberapa jenis yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
Berdasarkan Pemakaian:
1. LVCB (Low Voltage Circuit Breaker, < 600 V)
2. MVCB (Medium Voltage Circuit Breaker, 600 V – 1000 V)
3. HVCB (High Voltage Circuit Breaker, > 1000 V )
Berdasarkan Konstruksi:
1. MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
2. ICCB (Insulated Case Circuit Breaker)
Berdasarkan Medium:
1 Air : Medium pemutus udara (ACB)
2 Oil : Medium pemutus minyak
3 Gas : Medium pemutus gas (SF6)
144
Gambar 1.20 MCCB dan ICCB
B. KWH Meter
KWH Meter Analog
Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN
untuk menghitung besar pemakaian daya konsumen. Alat ini
sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari sebuah
KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,
piringan aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan
piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik
yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan
magnet dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan
yang terbuat dari aluminium. Putaran piringan tersebut akan
menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah KWH nya.
145
Gambar 1.21 KWH Meter Analog
146
Gambar di atas menggambarkan kepada kita bagaimana
medan magnet memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang
melalui kumparan arus mengalir sesuai dengan perubahan arus
terhadap waktu. Hal ini menimbulkan adanya medan di
permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan
tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa
permukaan alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara
piringan alumunium dengan medan magnet disekelilingnya.
Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar dan
kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik
yang melalui kumparan arus.
Gambar 1.22 b merupakan koneksi KWH Meter dimana ada
empat buah terminal yang terdiri dari dua buah terminal masukan
dari jala – jala listrik PLN dan dua terminal lainnya merupkan
terminal keluaran yang akan menyuplai tenaga listrik ke
rumah. Dua terminal masukan dihubungkan ke kumparan
tegangan secara parallel dan antara terminal masukan dan
keluaran dihubungkan ke kumparan arus.
147
6
Gambar 1.23 Prinsip Dasar KWH Meter
148
Perhitungan Biaya KWH Meter
KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan
menjadi n ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH
Meter maka akan tercantum X putaran per KWH, artinya untuk
mencapai 1 KWH dibutuhkan putaran sebanyak x kali putaran
dalam setiap jamnya. Contohnya jika 900 putaran per KWH maka
harus ada 900 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar
satu KWH. Jumlah KWH itu secara kumulatif dihitung dan pada
akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya pemakaian lalu dikalikan
dengan tarif dasar listrik atau TDL ditambah dengan biaya
abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus
dibayarkan setiap bulannya.
149
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh Pengelola
Gedung dari penggunaan KWh meter pra-bayar di antaranya
adalah:
1. Mendapatkan uang kas lebih awal sebelum listrik diproduksi
dan digunakan, sehingga dapat menambah likuiditas
perusahaan ini.
2. Pengendalian transaksi lebih mudah sehingga mengurangi
kemungkinan tagihan yang tidak terbayar dan pencurian
listrik. Pemasaran listrik prabayar ini dapat juga diserahkan
pada pihak ketiga.
3. Pengurangan overhead atau biaya yang diperlukan untuk
pengecekan konsumsi listrik ke rumah-rumah atau
konsumen lainnya.
150
Prinsip Kerja Kwh Meter Prabayar Chip Card
Chip card dapat digunakan sebagai alat pembayaran
rekening listrik dengan mengembangkan Kwh meter Elektronik
Digital yang dilengkapi dengan perangkat pembaca kartu serta
perangkat transaksi lunak berbasis smart card. Kwh meter akan
beroperasi berdasarkan nilai kredit yang dimasukkan (download)
dari chip card kedalam register Kwh, dan selanjutnya nilai kredit
tersebut dijadikan acuan untuk mengontrol bekerjanya Kwh meter.
Nilai kredit didalam register akan dikurangi secara bertahap
sebanding dengan nilai energi listrik yang telah dikonsumsi
(digunakan).
Jika isi register telah habis maka Kwh meter harus segera
diisi kembali (register sisa pulsa sama dengan 10%) maka ada
alarm (LED ON), dan jika setelah jangka waktu yang telah
ditetapkan belum juga diisi nilai kreditnya maka Kwh meter
akan memutus saklar pemutus atau Internal Contactor
sehingga supply daya terputus. Pengisian pulsa listrik kedalam
smart card menggunakan Portable Terminal yang koneksi dengan
Perangkat Lunak Sinkronisasi Dan Billing Sistem yang telah
diinstal di Komputer (Master Station).
151
Kwh Prabayar Rakitan menggunakan sensor optocoupler untuk
menghitung daya beban pemakaian, sedangkan Kwh Prabayar
PLN langsung menggunakan rangkaian otomaris yang sudah
digabungkan dengan Kwh elektronik.
Kwh Prabayar Rakitan menggunakan Keypad 4x4 sebagai
interface untuk pengisian voucher listrik, sedangkan pada Kwh
Prabayar PLN menggunakan perangkat pembaca kartu (Chip
Card Reader) dan ada juga yang menggunakan keypad 4x4
sebagai interface nya.
152
listrik, sehingga kumparan menjadi panas. Jadi kontaktor yang
dirancang untuk arus searah, digunakan untuk arus searah saja
begitu juga untuk arus bolak-balik. Umumnya kontaktor magnet
akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85% tegangan
kerjanya, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari
kontaktor magnet ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
153
Kontak NO : cirinya, bernomor ganda dan nomor terakhir
adalah 3-4
Contoh : 13-14, 23-24, 33-34
154
Untuk mengetahui adanya kontak bantu yang dimiliki
kontaktor utama biasanya tertera pada tabel data kontaktor
tersebut, yaitu ditulis dengan angka 01 artinya terdapat satu kontak
bantu NC dan atau dengan angka 10 yaitu terdapat satu kontak
bantu NO. Untuk lebih jelasnya kontak NO ditunjukkan pada angka
puluhannya sedangkan kontak NC dilihat pada angka satuannya.
155
Gambar 1.26 Konstruksi Magnetic Contactor (MC)
4) Current Transformer (CT)
Current Transformer atau yang biasa disebut trafo arus (CT)
adalah tipe instrumen trafo yang didesain untuk mendukung arus
yang mengalir pada kumparan sekunder yang sebanding dengan
arus bolak-balik yang mengalir pada sisi primer. Secara umum
trafo ini digunakan untuk mengukur dan melindungi relay pada
industri yang memakai tegangan tinggi di mana trafo ini
mempunyai fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur
jumlah arus yang besar begitu juga dengan tegangan yang tinggi.
Cara kerja dari trafo arus ini adala jika pada kumparan
primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan timbul
gaya gerak magnet sebesar N1 X I1. Gaya gerak magnet ini
memproduksi fluks pada inti dimana fluks ini membangkitkan gaya
gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder
tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini
menimbulkan gaya gerak magnet N2 X I2 pada kumparan
sekunder.
CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh
konduktor beberapa ratus kali. Output dari skunder biasanya
adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki
oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan
mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100
Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan
output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari
kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui,
dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere.
Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing
mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class
menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT
tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan
156
kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu.
CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (Volt
Ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan
penentuan besar kabel dan jarak pengukuran.
Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti
ampere meter, kWh meter Cos Phi meter dan lain sebagainya,
sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus. Dengan
mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus
dengan beragam range ampere hanya dengan satu unit proteksi
arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus dengan
range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX: 5. Misal unit
proteksi mempunyai range 0,5 ~ 5 Amp, dengan mempergunakan
CT dengan ratio 1000:5 maka range proteksi arus yang bisa
dijangkau adalah 100 ~ 1000 Amp.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Range : 0,5 ~ 5 Amp
Ratio CT : 1000/5 = 200
Range dengan CT : (0,5 X 200) ~ (5 X 200) Amp = 100 ~ 1000
Amp
Note : Terminal CT sebaiknya dihubung singkat, jika tidak
terhubung dengan beban saat line primer dialiri arus. Ini mencegah
pembebanan dengan impedansi yang terlalu besat dan
mengakibatkan percikan bunga api listrik.
Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada gambar berikut:
157
Gambar di atas adalah gambar trafo arus. Dapat dilihat pada
trafo tersebut terdapat name plate, yaitu :
Ratio : 50/5A, setiap 50 A arus yang lewat pada kumparan
primer akan dihasilkan arus 5 A pada kumparan sekunder
(10% dari masukan).
VA : 5, daya yang diserap dari CT tersebut.
158
Pemasangan CT Dengan Amperemeter
Konstruksi CT
Gambar 1.27 Pemasangan dan Konstruksi CT
Contoh Soal :
Diketahui : Sistem 3 phasa dengan spesifikasi tegangan 220/380
volt, frekuensi 50Hz, beban total 66 kVa, cos ø 0,9. Dipasang CT
150 : 5 ampere. Berapa arus yang mengalir pada sisi sekunder CT
?
159
Penyelesaian : Dari soal di atas dapat diketahui bahwa Diketahui
beban penuh 66 KVA, tegangan sumber 220/380 V, cos θ=0.9,
spesifikasi CT 150:5 A, maka arus primernya dapat dicari dengan
rumus.
Konstruksi TDR
160
Socket
Gambar 1.28 Konstruksi TDR
Terminal Kontak
2-7 Source
1-3, 6-8 NO
1-4, 8-5 NC
Hubungan Terminal
161
Cara kerja relai penunda waktu (lihat gambar diatas)
Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7
(kumparan) dan waktu sudah diatus maka posisi semula titik 3–1
dan 6–8 terbuka sedangkan titik 4–1 dan titik 5-8 tertutup. Setelah
waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi: titik 3–1
dan 6-8 menutup dan titik 4–1 dan 5–8 membuka. Posisi
tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus
posisinya kembali ke semula.
162
Cara Kerja TOLR
TOLR pada prinsipnya terdiri dari 2 buah macam logam
yang berbeda serta tingkat pemuaian juga berbeda pula. Kedua
logam tersebut dilekatkan menjadi satu yang disebut bimetal.
Apabila bimetal tersebut dipanasi maka akan membengkak karena
perbedaan tingkat pemuaian kedua logamnya. Bimetal tersebut
diletakan didekat sebuah elemen pemanas yang dilalui oleh arus
menuju beban ujung yang satu dipasang tetap sedangkan yang
lainnya dipasang bebas bergerak dan membengkok dan dapat
membukakan kontak-kontaknya, dengan demikian rangkaian
beban atau motor akan terputus. Besarnya arus yang diperlukan
untuk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang
diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus. Di dalam
penggunaannya sesuai dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 bahwa
gawai proteksi beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh
mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi
dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh.
Oleh karena itu, waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut
tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan
motor diasut dan dipercepat pada beban penuh.
163
Termorelai hanya mempunyai kontak bantu saja dan
diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut:
Kontak nomor 95-96 disebut kontak pembuka (NC)
Konstruksi Termorelay
Diagram Kontak-Kontak
Gambar 1.30 Konstruksi dan Diagram Kontak Termorelai dan
Kontaktor Magnet
164
TOLR Sebagai Pengaman Motor
Sesuai dengan namanya, proteksi motor ini menggunakan
panas sebagai pembatas arus pada motor. Biasanya disebut
TORL, Thermis atau overload relay. Cara kerja alat ini adalah
dengan mengkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk
mempengaruhi bimetal. Bimetal inilah yang menggerakkan tuas
untuk menghentikan aliran listrik pada motor melalui suatu control
motor starter. Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran
arus pada dial di alat tersebut. Jadi alat tersebut memiliki range
adjustment misal TOR dengan range 1 ~ 3,2 Amp disetting 2,5
Amp. Artinya, kita membatasi arus dengan TOR pada level 2,5
Amp saja.
Over Load atau saklar thermis selalu dipasang seri dengan
beban yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila terjadi
kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis akan
bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga
keamanan beban terjaga.
Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar
termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal
dengan bimetal yang masing-masing mempunyai koefisien muai
yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang lainya tidak
mudah memuai). Dengan demikian apabila terkena panas
akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan
membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya
plat tidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau
panas normal maka plat tersebut akan ke posisi semula yang
akhirnya arus listrik akan mengalir lagi.
165
Gambar 1.31 Simbol dan Konstruksi Sakelar Termis (OL)
Penyelesaian :
Pada saat terjadi phase loss ( salah satu fasa putus ) arus
akan naik + 1,73 dari arus nominal. Sebagai contoh adalah seperti
berikut: Jika setting overload pada 85 Amp, motor runing In
dengan arus 60 Amp kemudian terjadi phaseloss, maka :
Arus naik sehingga = 60 X 1,73 = 103 Amp
Multiple of current setting = 103 A / 85A = 1.22
Dari titik pertemuan di grafik (garis merah), maka overload
akan trip dalam waktu maksimal 90 detik jika pada kondisi hot
start, dan jika motor dalam kondisi cold start maka overload akan
trip setelah 400 detik atau lebih dari 6 menit.
166
Contoh berikutnya :
Data motor :FLA = 79 Amp
Setting over (Is) = 85 Amp
Pada saat In motor 51 Amp kemudian terjadi phaseloss maka :
Arus akan naik sehingga = 51 X 1.73 = 87 Amp
Kecepatan trip overload dapat dihitung sbb : 87 Amp/85 Amp =
1,02
Karaktersistik Fuse
Karakteristik fuse menunjukan hubungan antara arus dan
waktu putus berbanding terbalik, artinya bila arus yang melalui
patron lebur makin besar maka waktu pemutusann semakin
singkat, sehingga patron lebur ini merupakan gawai proteksi arus
lebih ( GPAL ) dengan karakteristik waktu terbalik (invers). Satuan
sekering atau fuse adalah mA (mili Ampere) dan A (Ampere). Fuse
dengan nilai limit 500 mA akan putus ketika dialiri arus lebih dari
500 mA, demikian juga jika fuse 15 A akan putus jika dialiri arus
lebih dari 15 A. Jika sebuah fuse tidak putus ketika dialiri arus lebih
dari nilai yang tercantum (I Output > I Fuse Limit) , fuse tersebut
harus segera diganti karena kemungkinan rusak dan dapat
membahayakan.
167
Gambar 1.32 Simbol Fuse
168
Untuk mengetahui kapasitas sekering bisa dilihat pada
bodinya, disana tertera angka yang menunjukkan kapasitas,
sebagai contoh F3A 250V atau F5A 250V dll. Untuk Fuse
mempunyai tanda khusus, kode warna untuk sekering atau patron
lebur :
6A =warna Hijau
10A =warna Merah
15A =warna Kelabu
20 A =warna Biru
25A= warna Kuning
35A= warna Hitam
50A= warna Tembaga
169
6. Minimum fusing current adalah suatu harga minimun dari
arus yang akan menyebabkan elemen sekering beroperasi
(melebur).
7. Fusing factor adalah suatu perbandingan antara minimum
fusing current dengan curret rating dari sekering. Umumnya
sekering yang tergolong pada semi enclosed mempunyai
faktor 2 dan untuk type HRC mempunyai faktor serendah
mungkin 1,2.
8. Total operating time adalah waktu total yang diambil oleh
sekering secara lengkap dapat mengisolasi dengan
gangguan.
9. Cut off ini adalah satuan fungsi yang penting sekering HRC.
Jika elemen sekering melebur dan membatasi harga arus
yang dicapai ini kita kenal dengan sebutan “arus cut off”.
10. Categori of duty. Sekering diklasifikasikan pada kategori
kesanggupan dalam menangani gangguan sesuai dengan
harga arus prospective pada rangkaian. Katagori A1 dan A2
untuk arus propectif. 1.O.kA dan 4.0 kA. Sedangkan untuk
kategori AC3, AC4 dan AC5 untuk arus 16,5 kA, 33 kA dan
46 kA.
170
3. Sekering Waktu (Timer Fuse)
Sekering dengan waktu tertentu, bisa menset waktu sesuai
dengan program yang kita tentukan agar sekering tersebut bekerja.
8) Switch
Pengertian Switch
Switch/saklar adalah komponen elektikal yang berfungsi
untuk memberikan sinyal atau untuk memutuskan atau
menyambungkan suatu sistem kontrol. Switch berupa komponen
kontaktor mekanik yang digerakan karena suatu kondisi tertentu.
Switch merupakan komponen yang mendasar dalam sebuah
rangkaian listrik mauapun rangkaian kontrol sistem. Komponen ini
sederhana namun memiliki fungsi yang paling vital di antara
komponen listrik yang lain. Jadi switch/saklar pada dasarnya
adalah suatu alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau
memutuskan aliran listrik (arus listrik) baik itu pada jaringan
arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah. Yang
memebedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah
adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk peralatan elektronika
arus lemah, demikian pula sebaliknya semakin besar saklar yang
digunakan jika aliran arus listrik semakin besar.
171
Jenis-Jenis Switch
Dari berbagai macam sakelar / switch yang di buat oleh
produsen sakelar, sebenarnya bisa di klasifikasi-kan dalam
beberapa jenis antara lain:
1. Menurut jumlah kaki/ kutub-nya : SP, DP, 3P.
2. Menurut jumlah posisi tertutup : Single Trow, double Trow.
3. Menurut jenis kontaknya : knife blade, butt contact, mercury.
4. Menurut jumlah breaks-nya: tunggal dan ganda.
5. Menurut metode isolasinya: air-break, oil immersed.
6. Menurut metode operasinya: manual, magnetik, motor,
lever, dial, drum, snap.
7. Menurut kecepatan operasinya: quick break, quick make,
slow break.
8. Menurut tempatnya/ casingnya: terbuka dan tertutup.
9. Menurut tingkat perlindungan terhadap perangkat.
10. Menurut jenis penggunaannya: sakelar daya, sakelar kabel/
wiring, sakelar kontrol,sakelar instrumental.
172
(a) Switch Magnetik (b) Simbol Switch Magnetik
Gambar 1.36 (a) Switch Magnetik dan (b) Simbol Switch Magnetik
173
Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar yang
hanya kontak sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka
akan kembali lagi menjadi NO, biasanya saklar tipe NO ini
memiliki rangkaian penguncinya yang dihubungkan dengan
kontaktor dan tipe NO digunakan untuk tombol on. Push button ada
juga yang bertipe NC, biasanya digunakan untuk tombol off.
Terdapat 4 konfigurasi saklar push button:
1. Tanpa-pengunci (no guard),
2. Pengunci-penuh (full guard),
3. Extended guard, dan
4. Mushroom button.
174
Emergency Switch
Emergency switch digunakan untuk mematikan sumber
secara langsung saat terjadi gangguan pada system yang telah
dirangkai. Sesuai dengan fungsinya emergency switch beroperasi
saat rangkaian mengalami gangguan yang dapat membahayakan
peralatan dan manusia. Emergency switch digunakan dengan cara
memutar switch untuk menghubungkan rangkaian dan kemudian
ditekan untuk melepaskanya.
175
Saklar Toggle
176
Saklar-saklar toggle yang lebih besar memiliki dua buah tag
terminal, yang mengindikasikan bahwa saklar ini memiliki kontak-
kontak jenis single-pole, single-throw (satu- kutub, satu arah-
SPST). Simbol untuk saklar-saklar ini memperlihatkan bagaimana
cara kerjanya. Saklar hanya menyambungkan sebuah rangkaian
listrik tunggal dan berada dalam keadaan menutup atau membuka.
Selector Switch
177
Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan
juga proteksi rangkaian. Saklar mekanik akan on atau off secara
otomatis oleh sebuah proses perubahan parameter, misalnya
posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set
titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe
saklar mekanik, antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level
Switch, Pressure Switch dan Temperature Switch. Contoh
pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar Temperature
Switch.
178
Temperature Switch
179
Flow Switch (FL)
180
Pada posisi vertikal, di dalam pelampung terdapat magnet tetap,
yang bergerak naik turun mengikuti tinggi permukaan cairan. Di dalam
pipa bagian tengah pelampung terdapat saklar yang membuka dan
menutupnya dikerjakan oleh piston yang bergerak mengikuti magnet tetap
di dalam pelampung. FS tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank dan
closed tank. Open tank digunakan untuk tanki terbuka sehingga terbuka
juga terhadap tekanan atmosfir. Sedangkan closed tank digunakan untuk
tanki tertutup dan bertekanan.
181
Saklar Penerangan Manual
Saklar penerangan adalah sebuah perangkat yang
digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik ke
alat atau sistem penerangan. Jadi saklar pada prinsipnya sama
dengan Switch yaitu suatu alat yang dapat atau berfungsi
menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu
pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik
lemah. Secara garis besar, saklar memiliki 2 macam penggunaan,
yaitu untuk instalasi penerangan dan instalasi tenaga. Yang
membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah
adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika
arus lemah, demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang
digunakan jika aliran listrik semakin kuat. Secara sederhana, saklar
terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian,
dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung
(on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak
sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi.
Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa,
maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek
korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan
logam anti korosi dan anti karat. Saklar sangatlah bermanfaat
dalam menunjang keselamatan penggunaan tenaga listrik. Karena
penggunaan saklar dalam instalasi sangat membantu mengurangi
risiko korseleting.
182
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk
instalasi penerangan menurut hubungannya antara lain:
1. Saklar tunggal
Umum dijumpai pada rumah, apartemen, hotel, ataupun
industri. Fungsi dari saklar tunggal ialah untuk menghidupkan dan
mematikan satu buah lampu atau lebih. Saklar ini hanya terdiri dari
atas sebuah tuas, jadi anda bisa menghubungkan ataupun
mematikan banyak lampu hanya dengan sekali tekan.
4. Saklar seri
Merupakan dua buah saklar tunggal yang dihubungkan
secara seri. Anda bisa menghidupkan satu buah lampu atau lebih
secara bersamaan ataupun bergantian. Biasanya saklar ini
dipasang pada area yang memiliki lebih dari satu lampu. Misalnya
ruang keluarga dengan ruang tamu.
183
5. Saklar tukar
Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari
2 tempat yang berbeda. Selain itu anda juga bisa menggunakannya
untuk menyalakan 2 buah lampu atau lebih secara bergantian.
Saklar tukar bisa dengan mudah anda temui pada gudang bawah
tanah, lorong-lorong, dan tangga pada rumah bertingkat.
6. Saklar silang
Digunakan apabila kita harus dapat melayani satu lampu dan
tiga tempat, maka kita pakai saklar silang waktu memasang.
Hendaklah diingat, bahwa saklar yang pertama dan penghabisan
haruslah dipasang saklar tukar, saklar di antaranya adalah saklar
silang.
7. Saklar tarik
Digunakan pada kamar tidur, dan kamar mandi yang dapat
dihidupkan dan dimatikan dengan menarik saklarnya dengan
perantaraan tali sebagai penariknya.
9. Saklar kelompok
Digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan dua
lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua
golongan tidak dapat menyala bersama. umumnya saklar ini
dipakai sebagai penghubung yang hemat pada hotel, kamar-kamar,
dan tempat yang memerlukan.
184
Cara pemasangan saklar dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW.
2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW.
185
Gambar 1.47 Saklar Tuggal, Seri dan Tukar
186
Gambar 1.48 Saklar Silang , Saklar Kutub Dua , dan Saklar Kutub
Tiga
187
Gambar 1.49 Saklar Tarik dan Saklar Tombol Tekan
188
9) Steker dan Stop Kontak
Mungkin Anda mengenal nama aksesoris listrik ini dengan
‘colokan listrik’ tak ada salahnya memang, namun, alat listrik
tersebut punya nama yakni steker. Fungsinya adalah sebagai
penghantar listrik menuju tempat lain atau stop kontak. Sedangkan
stop kontak adalah tempat steker dipasang, pada aplikasinya stop
kontak ada yang dipasang langsung pada tembok ada pula yang
dipasang langsung pada kabel.
Jenis Steker dan Stop kontak dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
1. Steker 1 Phasa
189
2. Steker Kombinasi (Adapter dan T)
190
4. Steker 3 Phasa
10)Fitting Lampu
191
11)Blok Terminal
12)Busbar
Busbar adalah konduktor telanjang berupa plat logam
berjenis tembaga (Cu) atau aluminium (Al). Berbentuk persegi
panjang dengan ukuran tertentu. Fungsi busbar yaitu
192
193
Berdasarkan standar PUIL 2000 dengan ketentuan sebagai
berikut:
194
13)Skun
Skun kabel sering juga disebut sepatu kabel, atau Cable lug.
Skun kabel adalah salah satu accessories kabel yang berfungsi
untuk penyambungan kabel ke terminal atau panel dengan
dibautkan pada bussbar atau panel. Kabel Skun Ring (ring kabel)
adalah kepala kabel, kabel terminating atau lebih dikenal dengan
sepatu kabel (Cable Shoes) terbuat dari tembaga Skun kabel atau
cable schoen atau kabel lug adalah sama sama sepatu kabel, yang
berfungsi untuk penyambungan kabel ke terminal atau dengan
dibautkan pada busbar atau panel. Ada berbagai jenis skun
Almunium, tembaga, maupun almunium-tembaga, serta berbagai
ukuran 35mm, 50mm, 70mm, 95mm, 120mm, 150mm, 240mm,
300mm, 400mm, 500mm, 630mm. Tergantung jenis kabel dan
ukuran.
195
dipasang dan dilepas. Skun garpu biasanya juga sering di press
menggunakan tang crimping.
196
Pada pengaturan kabel NYA ini perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Arah lingkar mata kabel harus sesuai dengan anar putar
anak baut penyekrup.
2. Tekukan kabel tidak boleh luka.
3. Diameter sambungan mata itik sama dengan diameter luar
baut penyekrup.
4. Jarak sama antara tiap kabel harus sejajar.
5. Jarak kumparan mata kabel pada tiap mata kabel harus
sama.
6. Tekukan vertikal antara tiap kabel harus sejajar.
2. Sambungan Kabel
Sistem sambungan adalah cara melakukan terminating
terhadap peletakan peralatan yang akan dipakai dalam
penginstalasian. Dalam melakukan sambungan hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain, adalah kekokohan sambungan yang bebas
dari gaya tarik mekanik dan elektrik serta bahan kimiawi, serta jenis
sambungan terminal, dan penempatan peralatannya dalam
pemakaian yang sesuai dengan kegunaannya. Sambungan
instalasi tidak boleh dilakukan di dalam pipa, harus dilakukan di
dalam kotak sambung, begitu juga terhadap perlengkapan listrik,
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dalam kondisi kerja
normal tidak membahayakan atau merusak, dipasang dengan baik
dan tahan terhadap kerusakan mekanis, termal, dan kimiawi.
197
Sambungan pada Gambar dibawah ini, digunakan untuk
menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada
satu titik, penyambungan cara ini sering dijumpai pada kotak
sambung dan umumnya diisolasi dengan isolasi lakban dan
dipasang "lasdop" atau terminal sebagai pengikat dan sekaligus
sebagai isolasi. Gambar dibawah ini memperlihatkan cara
melakukan sambungan dua kabel yang baik.
198
Faktor pengisian kabel dalam pipa dan sambungan kabel di
dalam kotak sambung, sangat mempengaruhi keandalan dan
keamanan sistem dari instalasi listrik tersebut. Instalasi tidak
memenuhi standar terhadap pemasangan sambungan pada kotak
sambung, jika melebihi dari faktor pengisian pipa atau kotak
sambung yang telah ditetapkan. Ketidak standarannya akan
terjawab oleh contoh pemakaian rumus faktor jumlah pengisian
kabel di dalam pipa atau kotak sambung.
Contoh: kabel yang dipakai pada saluran instalasi listrik
rumah, berdiameter inti 2,5 mm dan jika berisolasi berdiameter 3,9
mm, faktor pengisian terhadap pipa yang digunakan jika lebih dari 3
kabel diisi terhadap diameter pipa adalah 35%, dan diameter pipa
PVC yang digunakan pada instalasi tersebut adalah 5/8 inch
(15,875 mm), maka jumlah kabel yang boleh diisikan terhadap pipa
PVC tersebut 5,8 (dibulatkan menjadi 6 kabel NYA yang
berdiameter 3,9 mm).
199
Gambar 1.61 Sambungan Kabel Bernadi Banyak
200
Gambar 1.64 Sambungan Cara Simpul
201
Gambar 1.66 Koneksi Voltmeter Pada Sistem 3 Fasa, Maka Setiap
Fasa Memiliki Alat Ukurnya Masing- Masing.
Cara memasang
Pemasangan Voltmeter disusun secara paralel pada setiap
fasa, sebetulnya pemasangan voltmeter bisa dimana saja asalkan
menghubungkan antara fasa pada voltmeter. Seperti pada gambar
diatas, kabel dari voltmeter pertama dihubungkan ke kontak hubung
MCB tepatnya pada kabel R, dan pada kabel T. Ini
menginstruksikan bahwa voltmeter akan mengukur tegangan R dan
T, begitupun seterusnya.
202
Ada juga sistem pengukuran yang menggunakan satu
Voltmeter namun ditambah komponen lain, yaitu selektor switch
yang berfungsi untuk memindahkan fasa yang akan diukur, apakah
itu R dan S, atau S dan T atau R dan T, bisa disesuaikan dengan
menggunakan selektor swtich (saklar pemilih).
Perhatikan gambar berikut :
203
2) Pemasangan Ampere Meter
204
Gambar 1.69 Koneksi Ampere Meter Dengan CT
Cara Memasang
Untuk memasang ammeter pada rangkaian kontrol cukup
dengan memasukkan kabel atau, biarkan kabel R, S dan T (3 fasa
power) melewati tengah-tengah CT sehingga CT dapat mengukur
berapa besar arus listrik yang digunakan. Pemasangan CT dan
ampere meter harus sesuai dengan nilai arus yang dihasilkan oleh
beban (motor listrik 3 fasa). Misanya motor listrik berkapasitas 100
Ampere, maka amperemeter dan current transformer yang
digunakan harus dapat mengukur dari 10A hingga lebih dari 100A.
205
Selain untuk pengukuran arus, Current transformer juga
dapat dikombinasikan dengan pengaman arus lebih dan beban
lebih sehingga dapat mengamankan rangkaian dari kerusakan.
4. Lampu Penerangan
Lampu Pijar
Dikembangkan Thomas Alfa Edison, memakai filamen
tungsten, sejenis kawat pijar dalam bola kaca terisi gas nitrogen,
kripton, argon, hidrogen. Lampu pijar ini memakai energi lebih
banyak daripada lampu TL dengan tingkat cahaya setara. Bohlam
hanya berumur 1000 jam atau perkiraan pemakaian 10 jam perhari
dalam semalam, dan bertahan sekitar 3-4 bulan.
206
Gambar 1.71 Lampu Pijar
207
Gambar 1.72 Lampu Tl Dengan Fitting Ulir
208
Cahaya lampu TL:
Kuning (2'700 K - 3'000 K)
Netral (3'500 K - 4'500 K)
Putih (5'500 K - 6'500 K)
Lampu Halogen
Lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin
dibelakangnya) untuk memperkuat cahaya yang keluar. Fittingnya
biasanya khusus, namun saat ini ada pula yang dengan jenis fitting
biasa. Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu
spot adalah lampu yang cahayanya mengarah ke satu area saja,
misalnya lampu untuk menerangi benda seni secara terfokus.
Lampu ini baik untuk digunakan sebagai penerangan taman untuk
membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat seperti
menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu
ini sebenarnya merupakan lampu filamen yang sudah berhasil
dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi
(watt) yang relatif sama.
209
Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang
memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya berbeda dengan
filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang
merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya
lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas.
Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak
menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga
memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-
warna lainnya. Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk
lampu LED yang menggantikan bohlam bisa bermacam-macam.
Yang pasti adalah lampu LED merupakan lampu berisi kumpulan
LED kecil dengan warna putih atau kuning.
210
Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara
jenis lampu lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Meskipun
demikian, lampu LED disarankan bagi Anda yang memperhatikan
bahwa energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga
menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik hingga
1/5 dari biasanya Warna cahaya lampu LED banyak meliputi semua
warna, bisa merah, putih, hijau, biru, kuning, dan sebagainya.
211
Pilihan Warna pada Pilot Lamp
Warna sangat berpengaruh untuk memudahkan manusia
untuk menganalisa sebuah informasi, dalam pilot lamp ada
beberapa warna yang sudah distandartkan untuk sebuah indikator
panel listrik. Berikut macam-macam warna pada pilot lamp.
Putih
Hijau
Merah
Jingga atau kuning
Biru
212
Diameter Lubang Pilot Lamp
Terdapat diameter lubang yang bisa disesuaikan, berikut
beberapa diameter umum pada pilot lamp.
Ø 22 mm
Ø 25 mm
Ø 30 mm
Ø 30.5 mm
213
Wiring Pilot Lamp
Gambar 1.78 Wiring Pilot Lamp Pada Kontak N/O atau N/C pada
Kontaktor
214
1.2. Praktikum (waktu 3 X 8 jam)
1. Buatlah rangkaian di dalam panel box yang berisi semua komponen
yang sudah disediakan (lengkap dengan wiring dan semua
indikatornya).
2. Buatlah instalasi penerangan 1 phasa dan 3 phasa (3 kelompok)
dengan semua bahan instalasi yang sudah disediakan (ambil power
instalasi tersebut dari panel box yang sudah dibuat pada soal
nomor 1).
215
MODUL VII A
MEGGER
B. Teori Dasar
1. Pengukuran Tahanan Isolasi
Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik
merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan
tersebut dapat dioperasikan dengan aman.
Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik
seperti generator, transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu
memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli apakah alat tersebut baru
atau lama tidak dipakai.
Untuk mengukur tahanan isolasi digunakan Megger (Mega Ohm
Meter). Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang
bertegangan dengan bertegangan maupun dengan bagian yang tidak
bertegangan seperti body/ground. Meger adalah alat untuk mengukur
besarnya nilai tahanan isolasi.
216
2. Jenis Megger
a) Megger dengan engkol sebagai pembangkit tegangan. Sumber
tenaga pada megger jenis ini berasal dari generator pembangkit
tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk
membangkitkannya poros megger harus diputar, dengan alat
penunjukannya berupa jarum.
b) Megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat
penunjukkanya berupa jarum juga.
Salah satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah untuk
mengukur kemungkinan gangguan lain seperti terjadinya hubung singkat
pada belitan antar phasa, antara phasa dengan bodi dan antar belitan
pada phasa yang sama. Megger digunakan untuk mengukur tahanan
isolasi instalasi tegangan menengah maupun tegangan rendah.
a) Untuk instalasi tegangan menengah, digunakan Megger dengan
batas ukur Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara
5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.
b) Untuk instalasi tegangan rendah, digunakan Megger dengan batas
ukur sampai Mega Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai
1.000 Volt arus searah.
Ketelitian hasil ukur dari Megger ditentukan oleh cukup tidaknya
tegangan generator/baterai yang dipasang pada alat ukur tersebut.
Dewasa ini telah banyak pula Megger yang mengeluarkan tegangan
tinggi, yang didapatkan dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger dengan
sistem elektronis).
Megger dengan baterai umumnya membangkitkan tegangan tinggi
yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar
dengan tangan.
217
3. Meter Tahanan Isolasi
218
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih
tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap
tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang
akan diuji isolasinya.
a) Besar tahanan isolasi yang memenuhi persyaratan secara umum,
ditentukan oleh tegangan kerja dari peralatan tersebut.
b) Harga tahanan isolasi bervariasi tergantung dari kelembaban
udara, kotoran dan kualitas material isolasi.
Adapun untuk mengetahui standar harga minimal hasil pengukuran
tahanan isolasi suatu peralatan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus pendekatan :
Dimana :
R = Tahanan isolasi minimal.
U = Tegangan kerja.
Q = Tegangan Megger.
1000 = Bilangan tetap.
2,5 = Faktor Keamanan (apabila baru).
219
220
4. Fungsi Megger
Selain untuk memeriksa tahanan isolasi Generator atau Motor listrik,
Megger juga digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik
atau instalasi-instalasi tenaga listrik misalnya : kabel, trafo, OCB, Jaring SUTM,
dan lain-lain.
Tegangan alat ukur ini umumnya tegangan tinggi arus searah yang
besarnya berkisar 500 sampai dengan 10000 Volt.
Tegangan megger dipilih berdasarkan tegangan kerja daripada sistem
tegangan kerja peralatan atau instalasi yang akan diuji. Hasil pengujian
ditetapkan bahwa harga penahan isolasi minimum = 1000 X tegangan kerja
peralatan yang akan diuji.
5. Prosedur Pengukuran
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran
adalah alat yang diukur harus bebas tegangan AC/DC atau tegangan
induksi, karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Perhatikan Gambar Megger Metriso 5000 berkikut :
221
Keterangan gambar :
1. Socket output + (positip).
2. Socket output – (negatip).
3. Lampu indikator skala pengukuran 3.
4. Lampu indikator skala pengukuran 2.
5. Lampu indikator skala pengukuran 1.
6. Selektor skala pengukuran.
7. Selektor tegangan pengukuran.
8. Switch/tombol on-off.
9. Pengatur posisi awal jarum penunjuk.
10. Pengatur posisi jarum zero calibrasi pada test hubung singkat.
6. Prosedur Pengukuran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran
adalah alat yang diukur harus bebas tegangan AC/DC atau tegangan induksi,
karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil ukur.
Perhatikan gambar Megger Merk METRISO 5000 dan laksanakan
sesuai prosedur pengukuran sebagai berikut :
a) Cek baterai, apakah masih dalam kondisi baik.
b) Mekanikal zero cek pada kondisi megger off, jarum penunjuk harus tepat
berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero pada alat
ukur.
c) Lakukan elektrikal zero cek :
Pasang kabel test pada megger terminal (1) dan (3), serta hubung
singkatkan ujung yang lain.
Letakkan sakelar pemilih (8) di posisi 500.
Letakkan sakelar pemilih skala (7) pada posisi skala 1.
On-kan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat
keangka nol, bila tidak tepat atur pointer. Bila dengan pengaturan
pointer tidak berhasil (penunjukan tidak mencapai nol) periksa/ganti
baterai.
Off-kan megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
222
d) Pasang kabel test ke peralatan yang diukur.
e) Pilih tegangan ukur melalui saklar (8) sesuai tegangan kerja alat yang
diukur.
f) On-kan megger, baca tampilan pada skalanya.
223
Bagian-bagian Insulation Tester Elektronik dan fungsinya :
a) Function Selector Switch : Sebagai pemilih fungsi pengukuran tegangan
AC atau DC Mega Ohm.
b) Line Test Lead with Probe : Kabel test Yg pada probenya dilengkapi
tombol untuk mengaktifkan alat.
c) Earth Lead : Kabel test ke ground/earth.
d) Tombol lampu pada Skala : Sebagai tombol untuk menghidupkan lampu
pada papan.
e) skala.
f) Skala Ukur : Sebagai papan skala pembacaan pengukuran.
224
8. Insulation Tester Engkol
225
9. Megger
Keterangan gambar :
a) Socket out put + (positip).
b) Socket out put – (negatip).
c) Lampu indicator skala pengukuran 3.
d) Lampu indicator skala pengukuran 2.
e) Lampu indicator skala pengukuran 1.
f) Selektor skala pengukuran.
g) Selektor tegangan pengukuran.
h) Switch / tombol on-off.
i) Pengatur posisi awal jarum penunjuk.
j) Pengatur posisi jarum zero calibrasi.
k) pada test hubung singkat.
226
10. Gambar Rangkaian Dalam Megger
Cara kerjanya :
a) Penahan isolasi dipasang pada apitan A dan E.
b) Tangkai generator D diputar dengan cepat.
c) Saklar P dipijat hingga jarum petunjuk menyimpang kekanan ke angka
Nol.
d) Bila kondisi ini sudah tercapai saklar P dilepas sambil memutar terus
tangkai generator dengan kecepatan yang sama, maka jarum akan
bergerak kembali dan berhenti pada suatu harga penahan isolasi
dengan satuan Mega Ohm.
227
Gambar rangkaian dasar megger adalah seperti berikut :
228
MODUL VII B
INSTALASI LISTRIK (Grounding)
B. Teori Dasar
a. Pengertian Sistem Grounding
Sistem pentanahan atau Grounding merupakan hal yang sangat
vital fungsinya untuk sebuah instalasi maupun objek objek yang lainnya,
karena dengan dibuatnya sistem pentanahan yang baik maka akan
terjamin mutu keselamatan baik itu manusia maupun perangkat
perangkat elektronik yang digunakan. Lalu, apa sebenarnya Sistem
Grounding itu ? Grounding system atau sistem pentanahan adalah
sebuah mekanisme instalasi yang dibuat oleh manusia untuk
menghubungkan bagian bagian tertentu dari sebuah instalasi itu sendiri
dengan permukaan bumi. Tujuan dari dibuatnya sistem pentanahan yaitu
untuk keselamatan manusia itu sendiri serta aspek fungsional perangkat
elektronik.
Pentanahan atau Grounding biasanya dipasang untuk
mengamankan suatu instalasi listrik dari bahaya sambaran petir. Namun
sebelum kita membahas mengenai Grounding dan bagaimana
sebenarnya Grounding yang baik, ada baiknya terlebih dahulu kita
mengenal bahaya dari petir itu sendiri. Apakah anda mengetahui bahwa
petir memiliki energi listrik yang sangat besar? bahkan ada petir yang
menghasilkan listrik mencapai ratusan ribu bahkan jutaan Volt. Apakah
listrik dengan tegangan mencapai ratusan ribu volt itu berbahaya, dan
229
seberapa besar bahaya listrik dari petir tersebut ? Kita bayangkan saja
jika kita tersengat listrik yang ada di rumah kita, listrik yang ada dirumah
kita saja dapat menyebabkan bahaya terhadap manusia dan dapat
menyebabkan kebakaran. Padahal tegangan listrik yang biasa kita
gunakan di rumah masih tergolong listrik dengan tegangan rendah yaitu
sebesar 220 Volt. Apalagi jika tersambar petir yang menghasilkan listrik
dengan tegangan sampai ratusan ribu volt. "Listrik 220 Volt saja bisa
membahayakan keselamatan, apalagi petir dengan tegangan listrik
ribuan Volt".
b. Pengertian Petir
Petir adalah suatu gejala alam yang sering terjadi pada saat akan
turun hujan, Petir biasa juga disebut dengan Halilintar atau kilat, Petir
dapat menimbulkan energi listrik yang sangat besar, bahkan bisa
mencapai jutaan Volt. Energi listrik yang dihasilkan Petir ini terjadi
karena adanya pergerakan awan secara terus menerus yang
menyebabkan bergesekan antara dua lempengan, baik itu antara
lempengan awan dengan awan maupun lempengan awan dengan bumi.
Yang masing-masing dari dua lempengan yang bergesekan tersebut
memiliki nilai potensial yang berbeda. Lempengan awan ada yang
memiliki energi potensial yang bermuatan Positif dan ada yang
bermuatan Negatif, sedangkan lempengan bumi memiliki energi
potensial yang bermuatan negatif. Petir yang memiliki energi listrik
dengan tegangan yang sangat besar ini, dapat menyambar ke segala
arah dan bahkan sampai menyambar ke bumi.
230
Sambaran Petir ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Sambaran Petir Langsung
Sambaran petir langsung adalah sambaran petir yang langsung
mengenai benda yang ada dibumi, seperti gedung, tower, rumah, pohon,
jaringan listrik dan lainnya. Sambaran listrik langsung memiliki dampak
kerusakan yang sangat besar. Untuk mencegah bahaya dari sambaran
listrik langsung ini, biasanya dipasang Penangkal Petir (Lightning
Protection) disekitar area atau tempat yang ingin dilindungi dari
sambaran petir langsung. Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk
mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran
petir langsung adalah dengan memasang peralatan penangkal petir
(Ligthning Protection). Penangkal petir akan menerima tegangan listrik
dari sambaran petir dan mengalirkan tegangan listrik tersebut ke tanah
(Bumi) melalui pentanahan (Grounding).
231
Dan untuk menghindari kerusakan peralatan listrik dari sambaran
petir tidak langsung ini, instalasi listrik dan peralatan listrik harus
dilengkapi dengan Surge Arrester. Sistem pengaman yang biasa
digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik
akibat sambaran listrik tidak langsung (Induksi) adalah dengan
memasang peralatan Arrester (Surge Arrester). Arrester berfungsi untuk
membuang tegangan listrik yang melebihi batasan normal dan akan
mengalirkan tegangan listrik berlebih tersebut menuju pentanahan
(Grounding). Bagaimana petir yang memiliki tegangan listrik yang besar
dapat dinetralisir atau dinetralkan ?
3. Surge Arrester
Bumi adalah sistem netral yang paling baik, dan dapat meredam
dan membuang tegangan listrik dari sambaran petir tersebut. Oleh
karena itulah, baik Lightning Protection (Penangkal petir) dan surge
Arrester takkan dapat berfungsi dengan baik, jika sistem pentanahan
atau Grounding tidak terpasang dengan baik dan benar. Untuk
mendapatkan suatu sistem grounding, pentanahan (pembumian) yang
baik, maka kabel penghantar yang ditanamkan harus benar-benar
terhubung ke bumi. Untuk mengetahui apakah sistem Grounding atau
pentanahan yang kita pasang sudah benar-benar terhubung ke bumi,
yaitu sebisa mungkin harus tidak memiliki hambatan atau resistan antara
kabel grounding dengan bumi. Namun jika tidak bisa dipastikan benar-
benar 100% persen terhubung ke bumi, maka dibuatlah nilai standar
maksimum dari hambatan atau resistan kabel grounding ke bumi, yaitu
dibawah 2 ohm atau dibawah 1 ohm sesuai dengan standard PUIL,
2000.
232
Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai hambatan atau
resistan pentanahan atau Tahanan grounding yang kita pasang sudah
mencapai nilai standar, sehingga dapat dikatakan sistem grounding yang
kita pasang sudah baik dan benar. Untuk mengetahui hal ini, maka kita
harus melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan
(pembumian) yang kita pasang dengan menggunakan alat ukur
grounding atau pentanahan (pembumian). Alat ukur ini biasa disebut
dengan Grounding Tester atau Earth Tester. Alat ini mengukur resistansi
yang ada pada bumi dan menampilkannya dalam bentuk data OHM.
Terdapat banyak merk yang beredar di pasaran akan tetapi
menurut saya yang paling bagus itu KYORITSU atau SANWA selain nilai
pembacaan yang bagus merk merk yang saya sebutkan ini mempunyai
harga yang cukup kompatibel atau mudah terjangkau. Ada 2 Tipe Earth
Tester ini ada yang Tipe Analog dan Tipe Digital ,Perbedaannya adalah
jika yang analog kita akan mendapatkan hasil nilai pembacaaan dalam
wujud arah jarum ,sedangkan untuk yanng digital kita dapat langsung
membaca nilainya dalam bentuk angka di papan display yang tersedia.
Secara garis besar tidak ada perbedaan antara Earth Tester Digital
ataupun Analog. Berbagai jenis tipe, merek dan model alat ukur
grounding atau pentanahan yang dijual di pasaran. Salah satunya kita
dapat menggunakan Grounding tester atau Earth Tester merek Kyoritsu
dengan model 4102A.
Berikut akan dijelaskan cara menggunakan alat ukur grounding
tester atau earth tester untuk mengetahui kondisi sistem grounding atau
pentanahan (pembumian) yang kita pasang. Pengukuran sistem
grounding atau pentanahan memang harus dilakukan dengan benar
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar.
233
3.1. Cara menggunakan alat ukur grounding Earth tester atau grounding
tester yang benar
234
Kabel berwarna hijau (E), Kabel berwarna Hijau (E), dihubungkan
ke lubang konektor berwarna Hijau pada alat ukur (Earth Tester),
dan ujung satunya dihubungkan ke kabel penghantar pada titik
Grounding atau pentanahan yang sudah kita pasang.
Setelah itu putar selektor pada alat ukur (Earth Tester) untuk kita
arahkan pada pengukuran dengan nilai tertinggi (skala 100 Ω)
terlebih dahulu, lalu tekan tombol test.
Jika jarum ukur masih bergerak hanya sedikit juga, maka bisa kita
coba lagi dengan skala ukur yang lebih kecil (1 Ω), untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
235
Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 10 Ω, dan
jarum ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran
adalah : 2 x 10 Ω = 20 Ω. (Tahanan Grounding buruk)
Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 100 Ω,
dan jarum ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil
pengukuran adalah : 2 x 100 Ω = 200 Ω. (Tahanan Grounding
sangat Buruk, bahkan mungkin tidak terpasang)
4. Nilai Tahanan
Nilai Tahanan pentanahan pada suatu tempat berbeda – beda
yang disebabkan oleh : komposisi tanah, kandungan air tanah,
kelembapan tanah dan juga jenis tanah yang terdiri atas tanah liat ,
tanah rawa, tanah pasir, tanah kerikil, tanah ladang dan tanah berbatu.
Hal ini mempengaruhi nilai tahanan pentanahan dan berpengaruh pada
hantaran listriknya.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh ahli kelistrikan, mengenai
sistem pentanahan Sistem Tenaga Listrik sebagai berikut :
a) Dengan cara mengasumsikan bahwa lapisan tanah tediri atas lapisan-
lapisan yang mempunyai nilai tahanan jenis berbeda, maka dalam
memilih dan memasang sistem pentanahan perlu diketahui kondisi -
kondisi pada lapisan tanah yang dalam. Mengingat keterbatasan dari
alat-alat pengukuran tahanan tanah untuk menyelidiki kondisi spesifik
tanah tersebut, maka dikembangkan suatu metode atau pola pemikiran
yang menggambarkan nilai tahanan jenis tanah pada kedalaman
tertentu.
236
b) Apabila struktur dari tanah dianggap homogen maka tahanan elektroda
untuk 1 batang rod akan semakin kecil bila elektroda tersebut ditanam
semakin jauh dari permukaan tanah. Untuk 2 batang elektroda, bila jarak
antara keduanya menjadi lebih besar dari panjang elektroda, maka nilai
tahanan pentanahan akan menjadi semakin kecil. Bilamana jumlah
elektroda semakin banyak maka tahanannya semakin kecil, baik pada
tanah yang homogen maupun tak homogeny.
237
Menurut IEEE Std 142™-2007 4, tujuan sistem pembumian
adalah :
1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam
batasan yang diperbolehkan.
2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan
deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara
konduktor sistem dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan
beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai
tegangan dari konduktor tersebut.
238
Nilai tahanan tanah bisa diketahui dengan mempergunakan
persamaan sebagai berikut :
Dimana :
R = Tahanan pasak ke tanah (Ohm).
ρ = Tahanan tanah rata – rata (Ohm – Cm).
L = Panjang pasak ke tanah (cm).
a = Jari – jari penampang pasak (cm).
239
Nilai tahanan pentanahan untuk beberapa jenis tanah berbeda.
Hal ini dikarenakan karena struktur tanah yang berlainan antara satu
jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Tanah lempung mempunyai
nilai tahanan pentanahan yang rendah, ini disebabkan oleh
komposisinya yang mempunyai bentuk partikel halus sehingga mudah
untuk menyerap air atau mineral – mineral lain dan kemudian
menyimpannya. Sifat inilah yang menyebabkan tanah lempung memiliki
nilai tahanan jenis rendah bila dibandingkan dengan jenis tanah lainnya
seperti tanah pasir dan tanah berbatu. Secara lebih jelas dapat dilihat
dari tabel. 2.
240
1.2 Praktikum (waktu 1 X 8 jam)
1. Pasangkan koneksi Earth Tester ke titik grounding (Ax), dan ke
elektroda pentanahan.(B dan C)
241
MODUL VIII A
MOTOR LISTRIK
B. Uraian Materi
1. Pengertian Motor Listrik
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis
dan merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik, Alat yang berfungsi sebaliknya,
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau
dinamo. Energi mekanik yang dihasilkan motor listrik ini dapat
digunakan untuk memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat beban, dll. Motor listrik
kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri. Motor listrik digunakan juga pada peralatan rumah tangga
seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.
242
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama,
yaitu:
243
c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
Dimana :
B = kerapatan fluksi magnet (Weber)
I = arus listrik (A)
L = Panjang penghantar (m)
244
Dimana :
N = Jumlah lilitan kawat
245
Gambar 2.1 Klasifikasi Motor Listrik.
246
3.1.Motor Sinkron
Synchronous Motor atau motor sinkron atau motor serempak
didefinisikan sebagai motor yang memiliki output kecepatan putaran
motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg
masuk ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya
konstan meskipun beban motor berubah-ubah. Motor akan melepaskan
kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau besar (Torsi
Pull-out).
Kekurangan motor sinkron adalah, ketidakmampuannya
melakukan start awal. Hal ini dikarenakan motor sinkron tidak
memiliki torsi start awal. Oleh karena itu, motor sinkron memerlukan
beberapa alat bantu untuk membantu proses start awal sehingga
masuk didalam kondisi sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana
rotor memiliki slip terhadap stator. Kecepatan rotor terlambat
dari perputaran fluks stator supaya arus induksi terjadi pada rotor.
Jika induksi rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai
kecepatan sinkron, maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui
rotor, sehingga tidak ada arus yang akan diinduksikan ke rotor dan tidak
ada torsi yang akan ditimbulkan. Setelah kecepatan motor sinkron
mendekati/mencapai kecepatan sinkron, barulah kemudian eksitasi
dimasukan.
Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor sinkron sering
pula dipergunakan sebagai perbaikan faktor daya, yaitu dengan
jalan memberi penguatan lebih pada motor tersebut, sehingga sering
digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
247
3.1.1. Konstruksi Motor Sinkron
Komponen utama motor sinkron dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
1. Rotor
2. Stator.
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang
sebanding dengan frekwensi yang dipasok. Motor ini berputar pada
kecepatan sinkron (Ns), yang diberikan oleh persamaan berikut
(Parekh, 2003):
N S = 120 f / P
Dimana:
f = Frekuensi dari pasokan frekuensi
P = Jumlah kutub
248
3.1.2. Prinsip Kerja Motor Sinkron
Bila field winding dihubungkan dengan sumber tegangan
tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga
fasa pada field winding ini menghasilkan medan putar homogen (Bs).
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, motor sinkron berbeda
dengan motor induksi, yaitu motor sinkron mendapat eksitasi dari
sumber DC eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip
ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet
rotor (Br) yang tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari
kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan
yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron
merupakan fungsi sudut torsi (δ). Semakin besar sudut antara kedua
medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar
seperti persamaan berikut :
T = k .Br .Bnet sin δ
249
diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari
jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului
(leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur
dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF).
3.2.Motor Asinkron
Motor induksi sering juga disebut motor tidak serempak atau
motor asinkron. Motor induksi merupakan motor yang paling umum
digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat
langsung disambungkan ke sumber daya AC.
250
Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau
kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio
daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
Motor induksi adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran
rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain
putaran rotor dengan putaran medan stator terdapat selisih
putaran yang disebut slip. Pada umumnya motor induksi dikenal ada
dua macam berdasarkan jumlah fasa yang digunakan, yaitu: motor
induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa.
251
Gambar 3.2 Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa
252
Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory). Jika
motor induksi satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa maka
arus bolak- balik akan mengalir pada kumparan stator. Arus pada
kumparan stator ini menghasilkan medan magnet seperti yang
ditunjukkan oleh garis putus- putus pada Gambar di bawah ini.
253
arah yang berlawanan terhadap kutub-kutub stator, maka tidak ada
momen putar yang dihasilkan pada kedua arah sehingga rotor tetap
diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat diasut
sendiri dan membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya.
Gambar 3.5 Prinsip Medan Magnet Utama dan Medan Magnet Bantu
Motor Satu Phasa
254
Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga
lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan
belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah
belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar
dibanding impedansi belitan utama. Grafik arus belitan bantu
Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda phasa sebesar ij
gambar-3.6, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya
impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda phasa ini
menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus
utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan
belitan utama juga berbeda phasa sebesar ij dengan medan magnet
bantu.
Gambar 3.6: Gelombang Arus Medan Bantu dan Arus Medan Utama
255
Gambar 3.7 : Medan Magnet Pada Stator Motor Satu Phasa
Rotor motor satu phasa sama dengan rotor motor tiga phasa
berbentuk batang- batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung
singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut
rotor sangkar gambar-3.8. Belitan rotor yang dipotong oleh
medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi
antara medan putar stator dan medan magnet rotor menghasilkan
torsi putar pada rotor.
256
Jenis Motor Induksi Fasa Tunggal
1. Motor Shaded Pole
Pada motor shaded pole selain kutub-kutubnya digulung juga
setengah dari kutubnya diberi cincin yang tebal sehingga merupakan
kumparan bantu. Pada saat fluks dalam inti kutubnya naik induksi
akan terjadi dan pada cincin akan terjadi arus mengalir. Arus ini akan
membangkitkan fluks di bagian yang bercincin yang ketinggalan.
Perubahan ini mengakibatkan kuat kutub berpindah tempat dari
bagian yang tidak bercincin ke bagian yang bercincin secara berkala
(periodik) sehingga menimbulkan momen kopel yang lemah pada
bagian kutub yang bercincin. Sehingga kutub-kutub yang tidak
bercincin akan menghasilkan momen kopel yang berlawanan yang
akhirnya motor berputar seperti pada gambar di bawah ini.
257
Gambar 3.10 Bentuk Fisik Motor Shaded Pole
258
2. Motor Split Phasa
Motor split phasa/motor phasa belah biasa disebut juga motor
resistansi start/motor dengan tahanan. Motor ini termasuk motor
induksi. Seperti motor listrik lainnya motor splet phasa terdiri dari dua
bagian, yaitu stator dan rotor. Rotor dalam bentuk rotor sangkar,
sedangkan dalam stator terdapat dua gulungan, yaitu gulungan
utama dan gulungan bantu. Kumparan utama dibuat dari kawat yang
lebih besar daripada kawat untuk kumparan bantunya.
259
Sudut yang tepat antara kedua arus harus 900 listrik, akan
tetapi hal ini tidak memungkinkan dalam motor spllit phasa. Karena
adanya sudut phasa antara maka akan timbul medan putar yang
tidak sempurna tapi cukup untuk start motor tersebut. Ini berarti
bahwa tipe motor ini mempunyai kopel star yang buruk.
Untuk mendapatkan medan putar yang baik maka kumparan
bantu harus diputuskan jika motor sudah berputar normal. Untuk hal
tersebut digunakan sakelar sentrifugal yang dipasang pada poros rotor.
Sakelar sentrifugal akan bekerja (membuka) karena gaya sentrifugal
seperti pada gambar-3.13. Kumparan bantu yang dihubungkan deret
dengan sakelar sentrifugal akan membuka pada saat putaran mencapai
75% dari putaran penuh.
3. Motor Capasitor
Motor capasitor dibuat umumnya sama seperti motor
splet phasa, perbedaan yang pokok pada motor kapasitor
menggunakan condensator. Jenis motor ini lebih populer dibanding
dengan motor 1 phasa lainnya karena motor kapasitor lebih tahan
lama. Moto kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan
rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor
lemari es, motor air conditioning gambar-3.15 Konstruksinya
sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan suplay
PLN 220 V menjadikan motor kapasitor banyak dipakai pada
peralatan rumah tangga.
260
Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi
terminal U1-U2, dan belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2
gambar-3.16. Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan
kawat netral N terhubung dengan termial U2. Kondensator kerja
berfungsi agar perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan
261
Gambar 3.17 Pengawatan Motor Pasitor Pembalikan Putaran
262
Gambar 3.19 : Karakteristik Torsi Motor kapasitor
fasa tidak begitu tepat 900 listrik. Walaupun karakteristik motor ini lebih
baik daripada motor splet phasa. Daya motor ini paling besar 1,5 HP
263
2. Motor Capasitor Type II
Motor capasitor type II sama seperti motor capasitor type I,
hanya pada motor ini dilengkapi dengan sakelar sentri-fugal yang
dihubungkan deret dengan kumparan bantu dan kondensator. Sakelar
sentrifugal akan memutuskan kumparan bantu dan kondensator
pada saat putaran mencapai penuh (+ 75%). Kumparan bantu pada
motor ini dibuat dari kawat yang agak besar dari kumparan utama dan
oleh kompensasi dari kondensator maka sudut fasa antara kumparan
utama dan kumparan bantu harus mendapat sudut 900 listrik dengan
nilai yang tepat dari kondensator. Motor ini mempunyai karakteristik star
maupun kopelstart lebih baik daripada motor splet phasa. Daya
motor ini dibuat sampai 2 HP. Selanjutnya, bila kumparan bantu
sudah terputus motor akan berputar oleh bantuan medan magnet
putar dari medan utama dan medan rotor. Keburukan motor ini
pada saat berputar bergetar. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
kekuatan dari kedua medan, yaitu medan utama dan medan rotor. Akan
tetapi, motor ini mudah dalam perawatannya maupun perbaikannya.
Biasanya motor ini dapat dibuat dari 2 sampai 8 kutub dan
kecepatannya dapat dibuat lebih dari 1 kecepatan dengan kekuatan 1
HP.
264
3. Motor Capasitor Type III
Motor capasitor type III mempunyai dua buah kondensator yang
kedua condensatornya bekerja sewaktu star. Akan tetapi, seteleh
motor berputar hampir mencapai putaran penuh salah satu dari
kondensator diputuskan oleh sakelar sentrifugal. Hal ini akan membuat
sudut antara fasa kumparan bantu dan utama pada saat star 900 listrik.
Sewaktu berputar motor hanya dengan satu condensator yang
terhubung akan tetapi garis-garis gaya tetap mempunyai perbedaaan
265
4. Motor Komutator
1. Motor Deret
Seperti telah kita ketahui bahwa motor deret DC mempunyai
gulungan rotor dihubungkan deret dengan gulungan statornya sehingga
kedua arus tersebut sefasa. Ini berarti motor deret DC memungkinkan
dapat dihubungkan dengan sumber AC. Meskipun demikian kita tidak
akan melakukannya karena reaktansi impedansinya akan
menjadi tinggi sehingga momen kopel akan turun dibandingkan bila
motor tersebut dihubungkan dengan sumber DC. Dari hal tersebut
di atas maka motor deret untuk AC harus mempunyai gulungan yang
dapat mengurangi reaktansi dan menjadikan z dalam AC sama
dengan R dalam DC. Agar motor tersebut momen kopelnya tidak
menurun apabila dialiri sumber AC. Ini berarti pula motor deret AC tidak
dapat dipergunakan pada sumber DC. Jika hal ini dilakukan motor
tersebut akan mendapat arus terlampau tinggi dan motor akan panas
yang berkelebihan.
2. Motor Universal
Motor universal termasuk motor comutator yang dihubungkan dan
dibuat sama seperti dalam motor-motor deret DC maupun AC. Gulungan
dai kumparan medan dibuat sedemikian rupa sehingga motor tersebut
dapat dipergunakan untuk sumber AC maupun DC. Jumlah gulungan
untuk motor DC lebih sedikit dibandingkan untuk motor AC. Motor
universal adalah motor deret AC/DC. Motor universal biasanya
mempunyai daya kurang dari 1 HP. Daya yang dikeluarkan oleh motor
pada saat diberikan sumber AC lebih kecil bila pada saat diberikan
sumber DC. Type motor ini mempunyai kecenderungan mudah panas
bila digunakan dalam waktu yang agak lama terutama bila dialiri
sumber DC. Perlu diperhatikan motor ini tidak boleh dibiarkan panas
yang berkelebihan.
266
Motor Universal termasuk motor satu phasa dengan
menggunakan belitan stator dan belitan rotor. Motor universal dipakai
pada mesin jahit, motor bor tangan. Perawatan rutin dilakukan
dengan mengganti sikat arang yang memendek atau peas sikat
arang yang lembek. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah
dioperasikan, daya yang kecil, torsinya yang cukup besar motor
universal dipakai untuk peralatan rumah tangga.
267
3. Motor Repulsi
Motor repulsi tergolong motor komutator. Seperti halnya motor DC
motor repulsi mempunyai gulungan angker dan sekat-sekat.
Perbedaanya sekat-sekat pada motor repulsi dapat digeser-
geser dengan komutator. Pada motor repulsi terminal statornya
dihubungkan langung dengan sumber tegangan konstan, sedangkan
terminal sekatnya dihubungkan singkat. Kedudukan sekat dapat
digeser-geser baik ke kiri maupun ke kanan. Sekat dipasang
horizontal dengan medan magnet. Jika arus statornya dinaikkan
sehingga arus gaya dibangkitkan maka akan terjadi induksi ggl dalam
kawat rotor. Ggl ini saling membantu setia sisi sekat sehingga
mengalir arus yang besar baik dari sisi atas maupun bawah
bersama-sama mauk ke sekat yang kiri mengalir ke sekat yang kanan.
Momen kopel tidak dibangkitkan karena dimuka masing-masing kutub
setengah dari jumlah kawatnya mempunyai yang arah arusnya ke atas
dan yang setengahnya lagi ke bawah.
Pada kedudukan ggl saling melawan jadi arusnya nol. Jika
posisi sekat digeser arah arus ditentukan oleh kedudukan sekatnya
(dibagi dua oleh sekat-sekatnya). Sekarang kawat yang ada
dimuka kutub lebih banyak yang arah arusnya ke atas sehingga
momen kopel lebih kuat. Momen kopel akan memutarkan rotor ke
arah tertentu sesuai dengan kaidah tangan kiri. Jadi dapat
disimpulkan besar kecilnya sudut pergeseran akan mempengaruhi
kecepatan putaran. Bila sekat digeser ke kiri maka rotor akan
berputar berlawanan dengan jarum jam.
268
Gambar 3.26 Contoh Motor Repulse 220 V
269
Motor induksi 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada
dasarnya adalah konstan. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi
oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan kecepatan tidak dapat
dengan mudah dilakukan terhadap motor ini, namun motor induksi 3
phase merupakan jenis motor listrik yang paling banyak digunakan
pada dunia industri karena sesuai kebutuhan dan memiliki banyak
keuntungan.
270
Perlu diingat bahwa untuk motor induksi 3 fasa yang
bertenaga kecil kira-kira sampai 2 HP dapat dihubungkan langsung
dengan jala-jala dengan sakelar biasa. Sedangkan untuk motor yang
lebih besar harus menggunakan sakelar star/delta atau menggunakan
penghambat mula.
Dimana :
E = tegangan induksi ggl
f = frekkuensi
N = banyak lilitan
Φ = fluks
271
diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar
stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr). Perbedaan antara
kecepatan nr dengan ns atau perbedaan putaran relatif antara stator
dan rotor disebut dengan slip (S ) yang dinyatakan dengan
persamaan:
Silp =
Dimana :
ns = kecepatan sinkron medan stator (rpm)
f = frekuensi Hz)
nr = kecepatan poros rotor (rpm)
slip = selisih kecepatan stator dan rotor
272
Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan
kutub S (south = selatan), garis-garis gaya magnet mengalir melalui
stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N (north = utara) untuk
phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik-menarik dengan
kutub S. Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar
120°, dilanjutkan kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan
stator timbul medan magnet putar Buktinya kompas akan memutar lagi
menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan
magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran
penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi
kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada
porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator
dengan putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak
atau motor asinkron.
273
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3
bernilai negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang
(arus meninggalkan kita), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda
titik (arus listrik menuju kita). Terbentuk fluks magnet pada garis
horizontal sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north =
utara).
274
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana
kutub S dan N kembali keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°,
dapat dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan
magnet putar stator akan memotong belitan rotor.
b. Bagian Rotor
Bentuk rotor motor induksi 3 fasa sama dengan rotor motor
DC, yaitu terdiri dari plat-plat yang dipejalkan berbentuk slinder. Di
sekelilingny terdapat saluran saluran, dalam saluran tersebut
ditempatkan batang-batang kawat. Batang kawat tersebut biasanya
dibuat dari tembaga atau loyang campur alumunium. Ujung-ujungnya
batang itu dikelilingi pada kepingan logam yang berbentuk cincin yang
dibuat dari bahan yang sama seperti batang-batang kawat.
275
penghubung belitan rotor ke tahanan luar (fungsi tahanan luar yaitu
membatasi arus awal yang besar). Tahanan luar ini kemudian perlahan
dikurangi hingga nol sebagaimana kecepatan motor yang bertambah
telah mencapai kecepatan penuh. Setelah mencapai kecepatan
penuhnya, 3 buah sikat akan terhubung singkat (tanpa tahanan luar)
maka rotor belitan ini akan bekerja mirip seperti rotor sangkar. Motor
induksi jenis ini mempunyai arus awal yang rendah dan torsi awal
yang tinggi.
276
Motor induksi jenis ini mempunyai arus awal tinggi, torsi awal rendah
dan Kapasitas Overload tinggi. serta Efesiensi dan faktor kerjanya
lebih tinggi dibanding rotor belitan.
277
Dalam gambar diatas dijelaskan:
Gambar A: arah putaran motor ke arah kanan bila urutan
phasa input R-S-T masuk dalam rangkaian Breaker dan
Kontaktor ke motor.
Gambar B: arak putaran motor ke arah kiri bila urutan phasa
input yang masuk dalam rangkaian dan ke motor adalah
kebalikannya, yaitu T-S-R.
278
a. urutan phasa input motor R-S-T
3.2.Rangkaian Star-Delta
Untuk mengurangi besarnya arus start pada motor induksi 3
phase yang mendekati 7x arus nominal maka dapat dengan
menggunakan metode start Star-Delta. Dengan metode ini motor
awalnya disetting pada asutan Star, setelah motor mencapai
kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke
sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan
sedangkan lonjakan arus start dapat ditekan. Star delta adalah sebuah
sistem starting motor yang paling banyak dipergunakan untuk starting
motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan arus
listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah saat
start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58 dengan
cara dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah
mulai turun dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi
segitiga/ delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke
279
motor penuh.
Bentuk dari rangkaian kendali dan rangkaian star-deltanya
dapat dilihat dari gambar berikut
280
Gambar 4.6 Wiring Diagram Lilitan Stator Star Delta
281
Gambar di atas memperlihatkan sebuah motor DC yang
memiliki tiga komponen utama:
1. Kutub Medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua
kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor
DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar
atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai
penyedia struktur medan.
2. Rotor/Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini
akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk
kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan
magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara
dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya
berbalik untuk merubah kutub- kutub utara dan selatan dinamo.
3. Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor
DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik
dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus
antara dinamo dan sumber daya.
282
4.1. Klasifikasi Motor DC
Motor listrik arus searah DC dibedakan berdasarkan sumber
dayanya sbb:
1. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited
Adalah jenis motor DC yang sumber arus medan disupply
dari sumber terpisah, sehingga motor listrik DC ini disebut motor DC
sumber daya terpisah (separately excited).
283
1. Motor Belitan Seri
Motor DC Seri mudah dikenali dari terminal box memiliki belitan
jangkar notasi A1-A2 dan belitan seri notasi D1-D2. Dalam rangkaian
jangkar A1-A2 terdapat dua belitan penguat yaitu kutub bantu dan kutub
kompensasi keduanya berfungsi untuk memperbaiki efek reaksi
jangkar.
Aliran sumber DC positif (+), melewati tahanan depan RV yang
fungsinya untuk starting awal motor seri, selanjutnya ke terminal A1,
melewati jangkar ke terminal A2, dikopel dengan D1, melewati belitan
seri, ke terminal D2 menuju ke terminal negatif (-). Belitan seri D1-D2
memiliki penampang besar dan jumlah belitannya sedikit. Karena
dihubungkan seri dengan belitan jangkar, maka arus eksitasi belitan
sebanding dengan arus beban. Ketika beban dinaikkan, arus beban
meningkat dan justru putaran akan menurun.
Motor seri harus selalu dalam kondisi diberikan beban, karena
saat tidak berbeban dan arus eksitasinya kecil yang terjadi putaran
motor akan sangat tinggi sehingga motor akan ”terbang”, dan sangat
berbahaya. Motor seri banyak dipakai pada beban awal yang berat
dengan momen gaya yang tinggi putaran motor akan rendah,
contohnya pada pemakaian motor stater mobil.
284
2. Motor DC Penguat Terpisah
Motor DC penguat terpisah dikenal pada terminal box
dimana belitan jangkarnya A1-A2 dan belitan penguat terpisah F1-
F2. Aliran listrik dari sumber DC positif (+) melewati tahanan geser
untuk starting awal, menuju terminal A1, ke belitan jangkar ke terminal
A2 menuju negatif (-). Penguat terpisah dari sumber DC positif
(+), menuju F2 belitan terpisah terminal F1 melewati tahanan
geser pengatur arus eksitasi menuju negatif (-). Tahanan depan
digunakan saat starting agar arus jangkar terkendali dan tidak merusak
belitan jangkar atau merusak komutatornya. Tahanan geser pengatur
arus eksitasi penguat terpisah F1-F2 mengatur putaran dalam range
yang sempit, misalnya dari putaran maksimum 1500 rpm sampai 1400
rpm saja.
285
melewati rangkaian jangkar dengan beliatan bantu, ke terminal A2,
menuju sumber DC negatif (-). Dari positif sumber DC setelah melewati
tahanan geser, menuju terminal E1, ke belitan Shunt, ke terminal
E2 selanjutnya kembali ke sumber DC negatif (-).
286
Gambar 5.5 Rangkaian Motor Belitan Compound/Gabungan
287
MODUL VIII B
MOTOR LISTRIK
B. Uraian materi
1. Cara Membaca Name Plate Motor Listrik
Pada setiap motor listrik biasanya selalu ditemukan name plate
yang berisi informasi informasi umum yang penting tentang motor
tersebut. Seorang instalatir motor seyogyanya harus tahu bagaimana
cara membaca dan memahaminame plate motor tersebut sehingga
motor bisa bekerja sebagaimana mestinya sesuai name plate yang telah
diberikan produsen motor tersebut. Ada banyak informasi yang disajikan
dari nameplate tersebut, mulai dari sisi elektrik, kinerja, kontruksi,
kehandalan, dan lain-lain. Setidaknya dari banyak informasi yang
disediakan, ada beberapa informasi yang wajib kita ketahui.
288
Berikut ini akan kita bahas tentang name plate motor sesuai
dengan nomor yang sudah dtandai pada gambar diatas:
1. Fasa
Symbol angka 3 dan gelombang sinus sebagaimana tertera di
gambar name plate motor diatas adalah menandakan bahwa motor
tersebut merupakan motor 3 phasa, maka instalasinya pun harus
memakai sumber 3 phasa. Standar untuk penamaan ini biasanya antara
1phasa atau 3 phasa berdasarkan jenis motornya.
2. Frekuensi
Merupakan besaran frekuensi yang harus diterima motor agar
motor berputar denganjumlah putaran sesuai name plate nya. Frekuensi
masukan untuk motor pada umumnya adalah 50 Hz dan 60 Hz. Jika
mempunyai variable frekuensi pada name plate harus tertulis juga. Untuk
name plate motor di atas menggunakan frekuensi sumber 50 Hz. Untuk
standar sumber yang ada di Indonesia angka 50 Hz sudah memenuhi.
3. Daya
Menunjukkan besarnya output daya motor dalam satua kW (kilo
Watt), pada motor lain terdapat juga satuan daya HP (Horse Power). Jika
anda menemukan satuan daya dalam HP, anda tidak perlu bingung,
silahkan konversikan satuan HP tersebut kedalam watt, dimana konversi
1 HP = 746 Watt. Name plate motor di atas menunjukkan besarnya
output daya motor = 1,50 kW. Adapun besarnya input daya yang
dibutuhkan bisa mengacu pada besarnya efisiensi motor. Efisiensi motor
= (P out / P in)x100% maka P in = P out x 100 / Efisiensi motor. Jadi
berdasarkan name plate motor diatas P in = 1.8 kW, ini menandakan
bahwa daya yang diserap tidak seluruhnya dikonversi menjadi energi
mekanik, ada rugi rugi daya motor seperti panas dan lain-lain.
289
4. Tegangan Kerja Motor
Dilambangkan dengan simbol U atau pada name plate lain sudah
dilambangkan dalam simbol V. Nilai tegangan pada name plate ini
menunjukan tegangan kerja motor untuk bisa beroperasi normal. Jika
tegangan kerja tersebut tidak terpenuhi maka kinerja motor akan
terpengaruh. Karena name plate motor tersebut untuk sistem 3 phase,
maka penunjukan tegangan yang tertera merupakan tegangan sumber
Line to Line ( VLL ) bukan Line to netral (VLN) yang besarnya
menyesuaikan berdasarkan hubungan belitan motor ketika diinstalasi.
Nilai V hubungan delta berbeda dengan V hubungan bintang. Sangat
penting mengetahui parameter tegangan ini sebagai acuan anda
menentukan hubungan belitan apa yang akan diinstalasi pada motor
disesuaikan antara name plate tegangan dengan tegangan sumber yang
ada. Ketidaksesuaian penyambungan belitan motor terhadap tegangan
sumber bisa mempengaruhi kinerja motor bahkan bisa menyebabkan
motor terbakar.
Kita akan membahas lebih detail tentang pembacaan tegangan
kerja motor, sebelum itu kita harus benar benar memahami apa yang
dimakud dengan;
a. Tegangan Sumber
Salah satu tegangan sumber standar PLN yaitu 220V / 380V. Apa
arti dibalik angka tersebut? Kita yakin semuanya tahu, yaitu 220V untuk
tegangan 1 phasa atau tegangan Line to Netral (VLN) dan 380V untuk
tegangan 3 phasa atau tegangan Line to Line (VLL), dalam
pengukurannya kita bisa mencari VLL ini dengan cara mengukur
tegangan R-S, R-T,S-T maka kita akan peroleh nilai tegangan 380V.
Secara teoritis nilai 380V ini adalah hasil dari tegangan 1 fasa dikalikan
√3. Jadi 380V berasal dari 220Vx√3, sekarang kita sudah pahami
persepsi pembacaan 220V/380V seperti ini hanya untuk tegangan
sumber saja.
290
b. Tegangan Motor 3 Phasa
Agar mudah dalam membandingkan dengan tegangan sumbe
standar PLN, maka tegangan motor 3 phasa pun akan kita ambil contoh
tegangan motor 3 phasa pada suatu name plate motor lain yaitu :
220V/380V; / Y, apa dibalik angka tersebut? Disinilah yang sering
terjadi banyak kesalahan, karena angka tersebut mempunyai format
yang sama dengan tegangan sumber (1 phasa/3phasa), maka ada yang
menyimpulkan bahwa ;
1) Motor dengan name plate 220V/380V adalah bahwa motor
tesebut bisa disupply dari tegangan sumber PLN 1 phasa yaitu
220 Volt untuk hubunga delta dan disupplay tegangan sumber
PLN 3 phasa yaitu 380 Volt untuk hubungan bintang.
2) Motor 3 phasa tersebut bisa difungsikan menjadi motor 1 phasa
karena di name plate motor tertulis 220V/380V, dan 220V adalah
tegangan 1 phasa VLN, inilah kesalahan yang perlu diluruskan.
291
Berikut ini adalah tabel tegangan sumber vs tegangan motor untuk
menentukan hubungan belitan motor.
292
bintang dengan kapasitas tegangan lilitan VLL 660V. Tentu saja hal ini
tidak akan menyebabkan jebolnya isolasi seperti kasus sebelumnya,
tetapi dengan hubungan bintang pada motor dengan spesifikasi
tegangan 380V/660V; / Y dan sumber PLN 220V/380V hanya akan
membuat motor bekerja tidak optimal. Tapi dengan alasan motor dengan
spesifikasi tersebut ketika dihubung bintang maka daya inputnya menjadi
kecil dan arus asut/start pun kecil, maka hubungan bintang ini pada
motor 380V/660V; / Y dan sumber PLN 220V/380V bisa dimanfaatkan
untuk proses start motor saja, ketika putaran motor sudah stabil baru
hubungan lilitan motor dipindah menjadi delta agar motor bisa bekerja
optimal dengan proses start tidak menyedot arus yang besar.
293
Gambar 1.2 Hubungan Belitan Motor Bintang Vs Delta
294
plate tegangan motor 3 phasa yaitu (V delta / V bintang), maka bisa kita
simpulkan bahwa kapasitas tegangan kerja satu belitan motor adalah
sama yaitu sebesar tegangan kerja V delta.
Contoh ; Name plate motor 220V/380V ; / Y, artinya kapasitas
tegangan kerja 1 belitan motor tersebut adalah sebesar V delta yaitu
220V. Jadi dengan sumber PLN VLL 380V maka 1 belitan motor akan
menerima tegangan 380V jika dihubung delta (over voltage). Sedangkab
jika dihubung bintang maka 1 belitan motor akan menerima tegangan
380V/√3 = 220V sesuai dengan kapasitas 1 belitan motor yaitu 220V.
Jadi name plate motor 220V/380V ; / Y dengan sumber PLN VLL 380V
maka motor hanya bisa dihubung bintang saja.
c. Arus
Menunjukkan besarnya arus nominal saat motor bekerja pada
beban penuh. Parameter arus ini penting untuk diketahui sebagai acuan
untuk pemilihan jenis dan besar kabel untuk instalalasi motor dan juga
untuk proteksi motor. Pada name plate diatas terdapat 2 parameter arus
dimana 1/1 menunjukkan nominal saat motor bekerja beban penuh, dan
Imax merupakan batas arus maximal yang bisa diterima motor. Jika arus
motor melebihi batas I max maka kinerja motor akan terpengaruhi
bahkan motor tersebut bisa rusak atau terbakar.
295
e. Effisiensi
Menunjukkan nilai perbandingan antara daya output terhadap
daya input. dinyatakan dalam persen. Secara tidak langsung effisiensi
menunjukan besarnya rugi - rugi motor yang tidak bisa dikonversikan
dalam bentuk energi mekanik. Penjelasan singkatnya bisa dilihat pada
poin 3 tentang daya.
g. Kelas Isolasi
Menunjukan klasifikasi standar toleransi thermal dari isolasi belitan
motor. Kelas isolasi menunjukan kemampuan isolasi belitan bertahan
pada suhu operasi tertentu, semakin jauh alfabetnya maka kehandalan
isolasi semakin tinggi. Misalkan pada name plate ini kelas isolasinya
adalah 'F' tentu saja lebih baik kelas isolasinya daripada kelas 'B'.
296
Demikianlah penjelasan tentang cara membaca dan memahami
name plate motor yang berisi tentang penjelasan dari beberapa poin
yang tertera pada name plate motor. Sebenarnya masih banyak
parameter lain dari sebuah name plate motor. 9 poin dalam name plate
ini sudah lebih dari cukup untuk tahap awal dalam pemilihan motor dan
instalasi motor serta melengkapi proteksinya. Adapun data-data
tambahan lainnya yang mungkin dibutuhkan bisa dilihat pada manual
book atau data sheet motor tersebut.
297
Dalam sistem pengaturan dikenal pengaturan loop terbuka dan
loop tertutup dengan feedback. Sistem pengaturan loop terbuka hasil
keluaran tidak bisa dikendalikan sesuai dengan setting, karena dalam
sistem loop terbuka tidak ada umpan balik. Sistem pengaturan loop
tertutup, terdapat umpan balik yang menghubungkan masukan dengan
hasil keluaran. Sehingga hasil akhir keluaran akan selalu dikoreksi
sehingga hasilnya selalu mendekati dengan besaran yang diinginkan
gambar-2.2.
298
Gambar 2.3 : Kontrol ON-OFF Dengan Bimetal
299
Kontak Normally Open (NO), saat koil dalam kondisi tidak
energized kontak dalam posisi terbuka (open, OFF) dan saat
koil diberikan arus listrik dan 1 maka kontak dalam posisi
menutup ON.
Kontak Normally Close (NC), kebalikan dari kontak NO saat koil
dalam kondisi tidak energized kontak dalam posisi tertutup (close,
ON) dan saat koil diberikan arus listrik dan energized maka
kontak dalam posisi membuka OFF.
Kontak Single pole double trough, memiliki satu kontak utama
dan dua kontak cabang, saat koil tidak energized kontak utama
terhubung dengan cabang atas, dan saat koil energized justru
kontak utama terhubung dengan kontak cabang bawah.
Kontak bantu, Dikenal dua jenis ujung kontak, jenis pertama
kontak dengan dua kontak hubung dijumpai pada kontak
relay gambar-2.5. Jenis kedua adalah kontak dengan empat
kontak hubung, ada bagian yang diam dan ada kontak yang
bergerak ke bawah jenis kedua ini terpasang pada kontaktor.
300
1.2.1. Komponen Relay
Komponen relay ini bekerja secara elektromagnetis, ketika koil K
terminal A1 dan A2 diberikan arus listrik angker akan menjadi magnet
dan menarik lidah kontak yang ditahan oleh pegas, kontak utama 1
terhubung dengan kontak cabang 4 gambar-2.6. Ketika arus listrik
putus (unenergized), elektromag- netiknya hilang dan kontak akan
kembali posisi awal karena ditarik oleh tekanan pegas, kontak utama
1 terhubung kembali dengan kontak cabang 2. Relay menggunakan
tegangan DC 12V, 24V, 48V dan AC 220V.
301
Gambar 2.7 : Relay Dikemas Plastik Tertutup
302
1.2.3. Kontaktor
Merupakan saklar daya yang bekerja dengan prinsip
elektromagnetik gambar-2.9. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E
yang diam, jika koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan
menarik inti magnet yang bergerak dan menarik sekaligus kontak
dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3
kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO.
Kerusakan yang terjadi pada kontaktor, karena belitan koil terbakar
atau kontak tipnya saling lengket atau ujung2 kontaknya terbakar.
303
Gambar 2.10 : Simbol, Kode Angka Dan Terminal Kontaktor
Bentuk fisik Kontaktor terbuat dari bahan plastik keras yang kokoh
gambar-2.11. Pemasangan ke panel bisa dengan menggunakan rel atau
disekrupkan. Kontaktor bisa digabungkan dengan beberapa pengaman
lainnya, misalnya dengan pengaman bimetal atau overload relay. Yang
harus diperhatikan adalah kemampuan hantar arus kontaktor harus
disesuaikan dengan besarnya arus beban, karena berkenaan dengan
kemampuan kontaktor secara elektrik.
304
1.2. Pengendalian Kontaktor Elektromagnetik
Komponen kontrol relay impuls bekerja seperti saklar toggle
manual, bedanya relay impuls bekerja secara elektromagnetik gambar-
2.12. Ketika saklar S1 di-ON-kan relay impuls K1 dengan terminal A1
dan A1 akan energized sehingga kontak posisi ON. maka lampu E1
akan menyala. ketika saklar S1 posisi OFF mekanik pada relay
impuls tetap mengunci tetap ON. Saat S1 di ON yang kedua, mekanik
impuls lepas dan kontak akan OFF, lampu akan mati.
305
Koil kontaktor Q1 dalam aplikasinya dihubungkan paralel dengan
diode R1, Varistor R2 atau seri R3C1 gambar-2.14. Koil Q1 yang
diparalel dengan diode R1 gunanya untuk menekan timbulnya ggl
induksi yang ditimbulkan oleh induktor pada koil Q1. Sedangkan varistor
R2 memiliki karakteristik untuk menekan arus induksi pada koil agar
minimal dengan mengatur besaran resistansinya. Koil Q1 yang diparalel
dengan R3C1 akan membentuk impedansi sehingga arus yang mengalir
ke koil minimal dan aman.
306
1.2.1. Pengendalian Langsung
Pengendalian hubungan langsung dikenal dengan istilah Direct
On Line (DOL) dipakai untuk mengontrol motor induksi dengan kontaktor
Q1. Rangkaian daya gambar-2.16 memperlihatkan ada lima kawat
penghantar, yaitu L1, L2, L3, N dan PE, ada tiga buah fuse F1 yang
gunanya sebagai pengaman hubung singkat jika ada gangguan pada
rangkaian daya. Sebuah kontaktor memiliki enam kontak, sisi supply
terminal 1, 3 dan 5, sedangkan disisi beban terhubung ke motor terminal
2, 4 dan 6. notasi ini tidak boleh dibolakbalikkan.
F1 Fuse Daya
F2 Fuse kontrol
S1 Tombol ON
S2 Tombol OFF
A1,A2 Koil kontaktor
M3~ Motor induksi 3 phasa.
307
Posisi menghidupkan atau ON
Jika tombol Normally Open S1 di ON kan listrik dari jala-jala L akan
mengalir melewati fuse F2, S1, S2 melewati terminal koil A1A2
dari koil Q1 ke netral N. Akibatnya koil kontaktor Q1 akan energized
dan mengaktifkan kontak Normally Open Q1 terminal 13,14 akan
ON dan berfungsi sebagai pengunci. Sehingga ketika salah satu
tombol S1 posisi OFF aliran listrik ke koil Q1 tetap energized dan
motor induksi berputar.
308
1.2.2. Pengendalian Bintang Segitiga
Hubungan langsung atau Direct On Line dipakai untuk motor
induksi berdaya dibawah 5 KW. Motor induksi dengan daya menengah
dan besar antara 10 KW sampai 50 KW menggunakan pengendalian
bintang segitiga untuk starting awalnya. Saat motor terhubung bintang
arus starting hanya mengambil sepertiga dari arus starting jika dalam
hubungan segitiga.
A) Bintang B) Segitiga
Gambar 2.18 : Hubungan Terminal
309
Hubungan segitiga dalam hubungan terminal motor diketahui dari
kombinasi hubungan jala-jala L1-U1-W2, jala-jala L2- V1-U2 dan jala-jala
L3-W1-V2 gambar-2.18b). Tegangan terukur pada belitan stator sama
besarnya dengan jala-jala, Ubelitan = Uphasa-phasa. Sedangkan
besarnya Ibelitan =1/¥3 Iphasa-phasa. Perbandingan antara instalasi
Direct On Line atau sering juga disebut In-Line dan hubungan bintang
segitiga lihat gambar-2.19. Saat terhubung langsung dengan daya
motor 55 Kw dan tegangan nameplate 400 V akan ditarik arus nominal
100 A - 105 A. Motor yang sama ketika terhubung segitiga, belitan stator
hanya akan mengalirkan arus 1/¥3 x 100 A = 59 A. Dengan
penggunaan rangkaian bintang-segitiga dapat dipilih rating daya
kontaktor atau circuit breaker yang lebih kecil dan secara ekonomis
biaya instalasi lebih kecil. Alasan teknis lainnya dengan hubungan
langsung (in-line) arus starting akan mencapai 600% - 700% arus
nominalnya (700 A = 7 x 100 A).
310
a. Bintang-Segitiga Tanpa Timer
Q1; Q2; Q3 Kontaktor
F1 Fuse Daya
F2 Fuse kontrol
F3 Thermal overload relay
S1,S3 Tombol ON
S2,S4 Tombol OFF
A1,A2 Koil kontaktor
M1~ Motor induksi 3 phasa
311
terputus. Jika terjadi beban lebih thermal overload relay berfungsi
kontak F3 akan membuka rangkaian kontrol dan rangkaian daya
terputus. Rangkaian kontrol bintang-segitiga manual gambar-2.21, fuse
F2 mengaman- kan hubung singkat rangkaian kontrol.
312
Normally Close S1, rangkaian kontrol akan terbuka, akibatnya
rangkaian daya dan rangkaian kontrol terputus. Jika terjadi gangguan
beban lebih maka thermal overload relay F3 kontaknya terbuka, hasilnya
baik rangkaian daya dan rangkaian kontrol akan terputus dan motor
aman.
313
Q3 OFF. Beberapa saat kemudian timer yang disetting waktu 60 detik
energized, akan meng-OFF-kan Q1, sementara Q2 dan Q3 posisi ON,
dan motor terhubung segitiga. Pengaman beban lebih F3 (thermal
overload relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika terjadi beban
lebih disisi beban, relay bimetal akan bekerja dan rangkaian kontrol
berikut kontaktor akan OFF. Tidak setiap motor induksi bisa
dihubungkan bintang-segitiga, yang harus diperhatikan adalah
tegangan name plate motor harus mampu diberikan tegangan sebesar
tegangan jala-jala gambar-2.23, khususnya pada saat motor terhubung
segitiga. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi, akibatnya belitan stator bisa
terbakar karena tegangan tidak sesuai. Rangkaian kontrol bintang-
segitiga gambar-2.24, dipasangkan fuse F2 untuk pengaman
hubungsingkat pada rangkaian kontrol.
Hubungan Bintang
Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil
Q1 dan menjadi energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1
dan Q2 energized motor terhubung bintang. Koil timer K1 akan
energized, selama setting waktu berjalan motor terhubung bintang.
314
Gambar 2.24 : Pengawatan Kontrol Otomatis Bintang-Segitiga
Hubungan Segitiga
Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih
energized, sampai setting waktu berjalan motor terhubung bintang.
Ketika setting waktu timer habis, kontak Normally Close K1 dengan
akan OFF menyebabkan koil kontaktor Q1 OFF, bersamaan dengan
itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor Q2 dan Q3 posisi ON
dan motor dalam hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian
cukup dengan meng-OFF-kan tombol tekan S1 rangkaian kontrol akan
terputus dan seluruh kontaktor dalam posisi OFF dan motor akan
berhenti bekerja. Kelengkapan berupa lampu-lampu indikator dapat
dipasangkan, baik indikator saat rangkaian kondisi ON, maupun saat
saat rangkaian kondisi OFF, caranya dengan menambahkan kontak
bantu normally open yang diparalel dengan koil kontaktor dan sebuah
lampu indikator.
315
1.2.3. Pengendalian Putaran Kanan-Kiri
Motor induksi dapat diputar arah kanan atau putar arah kiri,
caranya dengan mempertukarkan dua kawat terminal box. Putaran
kanan kiri diperlukan misalkan untuk membuka atau menutup pintu
garasi. Rangkaian daya putaran kanan-putaran kiri motor induksi
terdiri atas dua kontaktor yang bekerja bergantian, tidak bisa bekerja
bersamaan gambar-2.25. Fuse F1 digunakan untuk pengaman
hubungsingkat rangkaian daya. Ketika kontaktor Q1 posisi ON motor
putarannya ke kanan, saat Q1 di OFF kan dan Q2 di ON kan maka
terjadi pertukaran kabel supply menuju terminal motor, motor akan
berputar ke kiri. Rangkaian daya dilengkapi pengaman thermal overload
relay F3, yang akan memutuskan rangkaian daya dan rangkaian kontrol
ketika motor mendapat beban lebih.
316
Gambar 2.25 : Pengawatan Daya Pembalikan Putaran Motor Induksi
317
Untuk mematikan rangkaian, tekan tombol normally close S1,
maka rangkaian kontrol terbuka dan aliran listrik ke koil Q1 dan koil Q2
terputus dan rangkaian dalam kondisi mati. Jika terjadi beban lebih
kontak F3 akan terbuka, maka rangkaian akan terputus aliran listriknya
dan rangkaian kontrol dan daya akan terputus.
318
Rangkaian kontrol dikembangkan dengan menambahkan dua
lampu indikator E1 akan ON ketika motor berputar ke kanan, dan
lampu indikator E2 akan ON ketika motor berputar ke kiri
gambar-2.27. Pada rangkaian kontrol dikembagkan tombol NC
(Normally Close) S1 dan tombol NC S3 untuk mematikan
rangkaian. Tombol NO (Normally Open) S2 untuk meng-energized koil
Q1 (Forward), dan tombol NO S4 untuk meng-energized koil Q2
(Reverse). Tiap lampu indikator diamankan dengan fuse , F1 untuk
lampu E1 dan F2 untuk lampu E2, sedangkan fuse F3 untuk pengaman
rangkaian kontrol.
319
Q1; Q2; Kontaktor
F1 Fuse Daya
F2 Fuse Kontrol
F3, F4 Thermal overload relay
B1 Tombol Proximity Switch
S2 Tombol ON
S3 Tombol OFF
A1,A2 Koil kontaktor
M1 M2 Motor induksi 3 phasa
320
Gambar 2.29 : Pengawatan Kontrol Dua Motor Bergantian
Menjalankan Motor-1
Tombol tekan Normally Open S2 jika ditekan akan
mengakibatkan koil Q1 energized, sehingga motor-1 bekerja. Koil Q1
diseri dengan kontak Normally Close Q2, dan koil Q2 diseri dengan
kontak Normally Close Q1, menandakan bahwa keduanya terhubung
interlocking. Jika proximity switch B1 posisi open maka aliran listrik
terputus akibatnya koil Q1 atau koil Q2 akan de-energized sehingga
rangkaian kontrol dan rangkaian daya terputus.
Menjalankan Motor-2
Tombol tekan Normally Close S3 di tekan secara bersamaan
aliran koil Q1 terputus dan aliran listrik ke koil Q2 tersambung, kontaktor
Q2 akan energized dan motor-2 bekerja. Jika terjadi gangguan beban
lebih dari salah satu motor, maka thermal overload relay F3 atau F4
akan bekerja, rangkaian daya menjadi loop terbuka, dan aliran listrik ke
rangkaian motor terputus meskipun rangkaian kontrol masih bekerja.
321
Motor-1 Dan Motor-2 Bekerja Dengan Selang Waktu
Agar tingkat keamanan lebih baik maka saat thermal overload
relay F3 dan F4 bekerja, rangkaian kontrol juga harus terputus. Maka
dilakukan kontak Normally Close F3 dan F4 di hubungkan seri dan
menggantikan fungsi dari proximity switch B1 gambar-2.30.
322
1.2 Kegiatan Belajar 2 (Praktikum) (Waktu Belajar 2 X 8 jam)
1. Jelaskan spesifikasi motor yang tertulis pada name plate motor
yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Buatlah rangkain pengendali reverse forward
3. Buatlah rangkaian pengendali star delta.
4. Buatlah rangkaian pengendali motor bergantian.
323