Anda di halaman 1dari 38

DASAR-DASAR KELISTRIKAN

Sebagian besar peralatan kelistrikan digunakan pada mobil. Barangkali


untuk pertama kali sulit untuk melakukan servis peralatan kelistrikan,
karena peralatan tersebut digerakkan oleh listrik yang tidak dapat dilihat
dengan mata manusia. Tetapi anda akan menemukan bahwa kelistrikan
bekerja sesuai dengan contoh (pattern) tentu didasarkan pada sifat-sifat
dan kerjanya kelistrikan.
Kemudian penting sekali untuk anda menguasai sepenuhnya tentang
dasar-dasar kelistrikan dengan tujuan dapat memahami konstruksi dan
cara kerja peralatan-peralatan kelistrikan yang digunakan pada mobil.

KELISTRIKAN
1. KOMPOSISI DARI BENDA-BENDA
Suatu benda bila kita bagi sampai bagian yang terkecil tanpa
meninggalkan sifat aslinya, kita akan mendapatkan suatu partikel yang
disebut molekul. Kemudian bila molekul ini kita bagi lagi maka kita akan
dapatkan bahwa molekul terdiri dari beberapa atom.

Semua atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh partikel-partikel yang
sangat tipis, yang biasa disebut dengan elektron-elektron yang berputar
mengelilingi inti dengan orbit yang berbeda-beda.
Inti sendiri terdiri dari proton dan neutron dalam jumlah yang sama
(kecuali hydrogen yang kekurangan jumla neutron).
Proton dan lektron mempunyai suatu hal yang sama yaitu muatan listirik
(electrical charge). Muatan listrik pada proton diberi tanda positif (+)
sedangkan listrik pada elektron diberi tanda negatif (-), sedangkan
neutron sendiri tidak bermuatan (Netral). Dikarenakan jumlah muatan
listrik positif pada proton dalam suatu atorn adalah sama dengan jumlah
muatan listrik negatif pada elektron, maka atom akan bermuatan netral.

Dasar-Dasar Kelistrikan 1
Sesuai dengan hukum alam dari atom, dimana akan terjadi gaya tarik-
menarik elektron dan inti (jumlah elektron dan proton sama) maka
elektron akan tetap berada dalam orbitnya masing-masing.

2. ELEKTRON BEBAS
Elektrnon-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti disebut valence
elektron. Karena elektron yang mempunyai orbit paling jauh dari inti gaya
tariknya lemah, maka elektron ini mempunyai gaya keluar dari orbitnya
dan berpinadan ke atom yang lain.
Tembaga, perak atau logam lainnya, valensi elektronnya akan bergerak
hampir bebas terhadap elektron bebas.
Berbagai karakteristik dan macam aksi kelistrikan seperti loncatan listrik
statistic (statistic electrisity spark), pembangkitan panas, reaksi kimia atau
aksi magnet dapat terjadi karena adanya aliran listrik, hal ini disebabkan
adanya elektron bebas.

Dasar-Dasar Kelistrikan 2
TIPE LISTRIK DAN SIFAT-SIFATNYA

1. LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS


Ada dua tipe listrik yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik dinamis
dapat dibagi lagi menjadi arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).

Listrik Statis
(static electricity)
Arus Searah
Kelistrikan (DC)
Listrik Dinamis
(Dynamic electricity)
Arus Bolak-balik
(AC)

LISTRIK STATIS
Bila benda konduktor seperti sebatang kaca (glass rod) digosok dengan
kain sutera menjadi bermuatan listrik, satu bermuatan positif dan satu lagi
bermuatan negatif.

Tanpa menyentuh kedua benda tersebut dan menghubungkan dengan


konduktor, muatan listrik akan tetap berada pada permukaan batang kaca
atau kain sutera. Karena tidak terjadi gerakkan maka tipe kelistrikan ini
disebut listrik statis.

Dalam rumus elektron bebas, listrik statis adalah suatu keadaan dimana
elektron bebas sudah terpisah dari atomnya masing-masing, akan tetapi
tidak bergerak adan hanya berkumpul di atas permukaan benda tersebut.

REFERENSI
Bila anda keluar dari mobil, anda kadang-kadang menyentuk pintu
atau bagian lain dari mobil merasakan adanya kejutan listrik.
Kejadian ini juga disebabkan oleh listrik statis yang dibangkitkan oleh
mobil dan badan manusia.

Dasar-Dasar Kelistrikan 3
LISTRIK DINAMIS
Listrik dinamis adalah suatu keadaan terjadinya aliran elektron-elektron
bebas dimana elektron-elektron ini berasal dari elektron-elektron yang
sudah erpisah dari atomnya masing-masing dan bergerak melalui suatu
benda yang sifatnya konduktor.

Bila elektron-elektron bebas bergerak dengan arah yang tetap, maka listrik
dinamis ini disebut listrik arus searah (DC). Bila arah gerakkan dan
jumlah arus (besar arus) bervariasi secara periodik terhadap waktu, maka
listrik dinamis ini disebut listrik arus bolak balik (AC).

Pada pasal yang berikut, kita akan mendiskusikan tentang arus listrik,
tegangan dan tahanan, yang menggunakan arus listrik searah (DC),
sebagai contoh

2. ARUS LISTRIK
APAKAH ARUS LISTRIK ITU ?
Bila kita menghubungkan baterai dan lampu dengan tembaga seperti
pada gambar bawah, maka lampu akan menyala. Arus listrik akan
mengalir positif (+) ke negatif (-).

Dasar-Dasar Kelistrikan 4
REFERENSI
Pada gambar terlihat bahwa arus listrik akan mengalir berlawanan
arah dengan aliran elektron pada pengantar (kabel). Bila kita
membicarakan aliran listrik yang dimaksud adalah arus
“konversional”, bukan aliran elektron pada kenyataannya.

SATUAN PENGUKURAN ARUS LITRIK

Besar arus listrik yang mengalir melalui konduktor adalah sama dengan
jumlah elektron bebas yang melewati penampang konduktor setiap detik.
Arus listrik dinyatakan dengan I (Intensity) sedangkan besar arus listrik
dinyatakan dengan satuan ampere, disingkat A.
Satu ampere A sama dengan pergerakkan 6.25x 1018 elektron bebas yang
melewati konduksit setiap detik.

REFERENSI

1018 adalah penulisan sederhana (penyederhanaan penulisan) dari


angka 10 dengan dengan diikuti oleh 18 bulan angka nol atau
1.000.000.000.000.000.000 jadi 6.25 x 1018 =
6.250.000.000.000.000.000.
6.25 x 1018 elektron disebut 1 coulomb (disingkat C) muatan
listrik, 1ampere sama dengan 1 coulomb setiap detik. 1A=6.25 x
1018 elektron/detik = 1 C/detik.

Untuk satuan arus listrik yang sangat kecil ataupun yang sangat besar,
lihat tabel di bawah ini :

Dasar-Dasar Kelistrikan 5
Satuan
Arus Kecil Arus Besar
Dasar
SIMBUL A A mA kA MA
Micro Mili Kilo Mega
DIBACA Ampere
Ampere Ampere Ampere Ampere
1 x 10-6 1 x 10-3 1 x 103 1 x 106
PERKALIAN 1
1/1.000.000 1/1.000 1/1.000 1/1.000.000

Contoh Konversi
1.000 mA = 1 A
0.01 mA = 10 A

KEJADIAN-KEJADIAN YANG DISEBABKAN OLEH ARUS LISTRIK

Bila arus mengalir pada konduktor atau elektrolit akan menyebabkan


(menimbulkan) tiga kejadian :
a. Pembangkitan panas
Bila harus melewati konduktor, akan menghasilkan panas. Contohnya
meliputi : Head Light, Cigarette Lighter, Fuse, dll.

b. Aksi kimia
Bila aksi kimia terjadi pada elektrolit (cairan yang dapat dilalui (dialiti)
arus listrik) akan menyebabkan arus listrik mengalir. Baterai bekerja
berdasarkan prinsip ini.

c. Aksi magnet
Bila arus listrik mengalir pada kabel atau kumparan akan menghasilkan
medan magnet disekitarnya prinsip ini digunakan pada ignition coil,
alternator, motor stater dan macam-macam soienoid.

3. TEGANGAN DAN DAYA ELEKTROMOTIF

Bila dua buah tangki air yang berbeda tinggihnya dihungkan oleh pipa,
seperti gambar, air akan mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki
yang lebih rendah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan ketinggian
permukaan, yang disebut head yang menyebabkan terjadinya tekanan
(perbedaan potensial) sehingga air akan mengalir dari tangki yang lebih
tinggi ke tangki yang lebi rendah.

Dasar-Dasar Kelistrikan 6
Hal yang sama, bila lampu dihubungkan dengan baterai oleh kabel seperti
pada gambar di bawah, arus listrik akan mengalir dari baterai ke lampu
dan lampu akan menyala.

Hal ini disebabkan adanya kelebihan muatan negatif (elektron bebas)


pada terminal negatif baterai dan kelebihan muatan positif (penerima
elektron bebas) pada terminal positif baterai. Perbedaan ini menyebabkan
terjadinya “tekanan tegangan” seperti perbedaan potensial yang
dihasilkan oleh peredaan ketinggian permukaan (head) air dari kedua
tangki, dan “tegangan listrik” menyebabkan arus listrik akan mengalir
dan lampu akan menyala. Tegangan listrik ini disebut dengan perbedaan
potensial atau biasa disebut VOLTAGE (kadang-kadang juga disebut
dengan electromotive force atau AMF).

Dasar-Dasar Kelistrikan 7
SATUAN PENGUKURAN TEGANGAN LISTRIK DAN DAYA
ELEKTROMOTOF

Satuan tegangan listrik dan daya elektromotif dinyatakan dengan “VOLT”


dengan simbol V.1 volt adalah tegangan listrik atau potensia yang dapat
mengalirkan arus listrik sebesar 1 ampere pada konduktor dengan
tahanan 1 ohm.
Untuk saluran tegangan yang sangat kecil ataupun yang sangat besar,
lihatlah tabel di bawah ini :

Satuan
Arus Kecil Arus Besar
Dasar
SIMBUL V V mV kV MV
Micro Mili Kilo Mega
DIBACA Volt
Volt Volt Volt Volt
PERKALIAN 1 1 x 10-6 1 x 10-3 1 x 103 1 x 106
Contoh Konversi
12.000 mV = 12 V
24.000 V = 24 kV

4. TAHANAN LISTRIK

KONDUKTOR, SEMI KONDUKTOR, DAN NON-KONDUKTOR


Gambar di bawah menunjukkan tangki-tangki dengan ketinggian yang
sama tetapi dihubungkan oleh pipa-pipa dengan diameter yang berbeda.
Meskipun ketinggiannya sama, tetapi ait akan mengalir lebih muda bila
tangki-tangki dihubungkan dengan pipa yang lebih kecil.

Dasar-Dasar Kelistrikan 8
Kejadian ini juga berlaku untuk listrik, dimana listrik akan lebih mudah
mengalir melalui beberapa material (benda) dan akan lebih sulit mengalir
melalui benda yang lain. Dalam hal tahanan terhadap aliran listrik, maka
benda-benda digolongkan ke dalam tiga kategori.
a. Konduktor
Material yang dapat dialiri arus listrik disebut dengan konduktor,
misalnya : emas, perak, tembaga, alumunium, dan besi
b. Non-konduktor/isolator
Material yang tidak dapat dialiri arus listrik dengan mudah atau tidak
dapat mengalir sama sekali seperti kaca, karet, plastik, vinil atau porselen
disebut dengan non-konduktor atau isolator
c. Semi konduktor
Material dimana arus listrik dapat mengalir tetapi tak semuah bila
melewati konduktor disebut dengan semi-konduktor material yang
termasuk kategori ini misalnya silikon dan germanium.

Konduktor dan non-konduktor keduanya digunakan pada komponen


listrik pada mobil, seperti pada gambar dibawah.

Dasar-Dasar Kelistrikan 9
TAHANAN LISTRIK

Bila arus listrik mengalir melalui suatu benda, elektron-elektron bebas


tidak dapat bergerak maju dengan lembut karena elektron-elektron akan
tertahan atom-atom yang dibentuk oleh benda tersebut. Derajat kesuliran
dari elektron-elektron untuk bergerak lewat benda tersebut (yaitu derajat
kesulitan dari arus listrik dapat mengalir melalui material tersebut),
disebut dengan tahanan listrik.

SATUAN PENGUKURAN TAHANAN LISTRIK


Tahanan listrik dinyatakan dengan huruf R, dan diukur dengan satuan
OHM (dengan simbol  = omega). Satu ohm adalah tahanan listrik yang
mampu menahan arus listrik yang mengalir sebesar 1 amper dengan
tegangan satu volt. Untuk satuan tahanan listrik yang sangat kecil
ataupun yang sangat besar, lihat tabel di bawah.

Satuan
Arus Kecil Arus Besar
Dasar
SIMBUL   m k M
Micro Mili Kilo Mega
DIBACA Ohm
Ohm Ohm Ohm Ohm
PERKALIAN 1 1 x 10-6 1 x 10-3 1 x 103 1 x 106

Contoh Konversi
1.489 m = 1.48 
14.000  = 14 k
200  = 0.2 k

HUBUNGAN ANTARA DIAMETER DAN PANJANG KONDUKTOR


DENGAN TAHANAN LISTRIK
Bila elektron bebas bergerak di dalam konduktor yang berpenamoang
lebih besar, maka tahanan akan lebih rendah, ini berarti arus listrik akan
tetap mengalir melalui konduktor yang berdiameter lebih besar. Tetapi
bila arus listrik harus mengalir pada jarak yang lebih jauh, tahanan akan
lebih besar karena harus melewati atom yang lebih banyak jumlahnya.
Kesimpulannya, tahanan listrik R dari konduktor akan berbanding lurus
dengan panjang konduktor dan berbanding terbalik terhadap luas
penampang konduktor.

I
R p
A

Dasar-Dasar Kelistrikan 10
R = Tahanan listrik ............................................... 
P = Tahanan spesifik/jenis .................................. m
I = Panjang konduktor ........................................ m
A = Luas penampang konduktor ........................ m2

Apabila kita menerapkan rumus ini pada kabel-kabel yang digunakan


mobil, maka tahanannya akan menjadi lebih besar, kabel lebih kecil dan
panjang.

REFERENSI

Thermistor, adalah salah satu tipe dari semi konduktor yang akan
merubah tahanannya dalam dua cara yang disebabkan oleh
temperatur. Thermistor yang menambah tahanannya bila temperatur
meningkat (sama seperti halnya logam) disebut dengan positif
temperature coefficient (PTC) thermistor. Tipe thermistor yang lain,
nilai tahannya berkurang bila temperatur bertambah, disebut dengan
negative temperature coefficient (NTC) thermistor.

HUBUNGAN ANTARA TEMPERATUR DAN TAHANAN LISTRIK


Dengan menggunakan hubungan antara temperatur dan tahanan, kita
Tahanan listrik pada konduktor
akan mengetahui temperatur akan berubah-ubah
konduktor dengandengan adanya
mengukur
perubahan temperatur,
tahanannya. biasanya tahanan listrik akan bertambah bila
temperatur naik.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Bila sebuah lampu
dihubungkan dengan baterai melalui kawat dan kawat tersebut kemudian
dipenaskan dengan api, maka lampu akan makin redup. Ini berarti bahwa
temperatur kawat bertambah dan tahanan juga akan naik.

Dasar-Dasar Kelistrikan 11
TAHANAN SAMBUNGAN (CONTACT RESISTANCE)

Bila penyambungan kabel ke baterai atau ke beban keadannya kurang


baik, atau bila terdapat karat pada swith yang menghubungkan dua

Dasar-Dasar Kelistrikan 12
komponen maka arus listrik menjadi tidak mudah mengalir, tahanan
terjadi disebabkan oleh hubungan yang kurang baik disebut tahanan
sambungan (contact resistance).

Bila arus listrik mengalir melewati bagian yang terdapat tahanan


sambungan (contact resistance) tersebut, maka akan menimbulkan panas.
Panas ini akan mempercepat timbulnya karat dan tahanan sambungan
akan bertambah besar. Tahanan sambungan dapat diperkecil dengan jalan
membersihkan daerah sambungan dan mengeraskan sambungan.

TAHANAN ISOLATOR
Seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa karet, vinyl, mica, keramik, dan
sebagainya digunakan untuk mencegah/menghalangi mengalirnya
aruslistrik antara konduktor-konduktor. Sifat dari bahan-bahan ini disebut
kemampuan tahan isolator dan dinyatakan dengan nilai tahan (resistance
values).
Fakta yang dapat kita biacarakan tentang tahanan isolator ditunjukkan
dengan dapat mengalirnya arus listrik antara konduktor-konduktor
melalui isolator pada kondisi tertentu.
Dalam kondisi tertentu misalnya terjadi keretakan pada isolator,
kebocoran arus listrik akan mengalir lemah melalui isolator tersebut dan
terjadi percikan api yang akan menimbulkan kotoran, menempelnya air
atau kotoran lein pada permukaan isolator. Dan nantinya akan
menjadikan bahan yang berfungsi sebagai konduktor kelistrikan.

Dasar-Dasar Kelistrikan 13
SIRKUIT LISTRIK : TEORI DASAR

1. TEORI DASAR TENTANG SIRKUIT KELISTRIKAN


APAKAH SIRKUIT KELISTRIKAN ITU?

Pada gambar di bawah ditunjukkan, fuse, swith, dan lampu, masing-


masing dihubungkan dengan kabel sehingga arus listrik akan mengalir
dari terminal positif baterai  kabel pengantar  fuse  sakelar (swith)
 kabel pengantar  lampu  kabel pengantar kemudian ke terminal
negatif baterai. Rangkaian dimana arus listrik dapat mengalir disebut
sirkuit listrik.

BEBAN
Pada gambar di bawah, klakson (horn) ditempatkan pada lampu.
Perlengkapan lain (contoh lain : lampu, motor wiper, dsb) yang
menggunakan kelistrikan disebut beban. Dalam sirkuit kelistrikan semua
beban dikategorikan sebagai tahanan.

Dasar-Dasar Kelistrikan 14
SIRKUIT KELISTRIKAN PADA MOBIL
Dalam sirkuit kelistrikan mobil, salah satu ujung kabel dari setiap beban
dihubungkan dengan body kendaraan atau rangka yang berfungsi sebagai
konduktor untuk mengalirkan arus kebaterai. Selanjutnya bodi atau
rangka disebut dengan massa (ground = earth) dari sirkuit (baterai bagian
dari sirkuit yang mengembalikan arus ke baterai).

2. HUKUM OHM

APAKAH HUKUM OHM ITU ?

Bila tegangan diberikan pada sirkuit kelistrikan maka arus akan mengalir
ke sirkuit. Berikut ini hubungan khusus antara tegangan (voltage), arus
dan tahanan dalam sirkuit. Ukuran arus yang mengalir akan berbanding
lurus dengan tegangan ang diberikan dan berbanding terbalik terhada
tahanan.
Hubungan ini disebut dengan hukum Ohm dapat ditunjukka seperti
berikut :
V
I atau
R
Arus listrik = tegangan : tahanan
Dimana :
I = Arus listrik yang mengalir pada sirkuit, dalam ampere (A)

Dasar-Dasar Kelistrikan 15
V = Tegangan listrik yang diberikan pada sirkuit dalam Volt (V)
R = Tahanan pada sirkuit, dalam Ohm ()

Dalam praktek istilah “I = V/R” berarti “A = V/”, 1 pada tahanan


memungkinkan 1 A arus mengalir dalam satu sirkuit bila tegangan
diberikan pada sirkuit.

PANGGUNAAN HUKUM OHM

Hukum ohm dapat digunakan untuk menentukan suatu tegangan V, arus


I atau tahanan R pada sikuit kelistrikan, dapat ditentukan tanpa
pengukuran yang aktual, bila diketahui harga dari dua faktor yang lain.

a. Hukum ini dapat digunakan untuk menentukan besar arus yang


mengalir pada sirkuit bila tegangan V diberikan pada tahanan R.
Seperti telah disebut terdahulu, hukum Ohm adalah :
V
I
R
Arus listrik = tegangan/tahanan

Pada sirkuit berikut diasumsikan bahwa tahanan R adalah 2  dan


tegangan V yang diberikan adalah 12 V. Jadi arus I yang mengalir pada
sirkuit dapat dihuting sebagai berikut :

b. Hukum ini juga dapat digunakan untuk menghitung tegangan V yang


diperlukan agar arus I mengalur melalui tahanan R

V=IxR
Tenganan = Arus listrik x Tahanan

Dalam sirkuit berikut ini diasumsukan bahwa tahanan R adalah 4


besarnya tegangan V yang diperlukan agar arus I sebesar 3A dapat
melalui tahanan dapat dihitung sebagai berikut :

Dasar-Dasar Kelistrikan 16
c. Contoh lain pemakaian hukum Ohm digunakan untuk menghitung
tahanan listrik R bila tegangan V yang diberikan pada sirkuit dan arus
I yang mengalir pada sikuir diketahui :
V
R
I
Tahanan listrik = Voltage/Arus listrik

Dalam sirkuit berikut ini diasumsikan bahwa tegangan V adalah 12V


diberikan pada sirkuit dan arus listrik I yang mengalir adalah 4A. Jadi
harga tahanan listrik R atau beban dapat dihitung sebagai berikut :

V
R
I
12 V
  3
4A
OHP 24
3. TAHANAN RANGKAIAN

Pada suatu sirkuit kelistrikan biasanya digabungkan lebih dari satu


tahanan listrik atau beban. Beberapa tahanan listrik mungkin

Dasar-Dasar Kelistrikan 17
dirangkaikan di dalam sirkuit dengan salah satu diantara tiga metode
penyambungan berikut ini :
a. Rangkaian seri
b. Rangkaian pararel
c. Rangkaian seri – pararel

Harga jumlah tahanan dari seluruh tahanan yang dirangkaikan di dalam


sirkuit disebut dengan tahanan total (combined resistance). Metode
rangkaian serie – paralel sering digunakan pada kelistrikan mobil.

RANGKAIAN SERI
Bila dua atau lebih lampu (tahanan R1 dan R2, dsb) dirangkaikan di dalam
sirkuit seperti pada gambar dibawah, hanya ada satu jalur dimana arus
dapat mengalit. Tipe penyambungan seperti ini, disebut rangkaikan serie.
Besar arus listrik yang mengalir selalu sama pada setiap tempat/titik pada
rangkaian serie.

Tahanan kombinasi (combined resistance) R 0 pada sirkuit adalah sama


dengan jumlah masing-masing rahanan R1 dan R2
R0 = R 1 + R 2
Selanjutnya, kuat arus listrik I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung
sebagai berikut :
V V
I 
R0 R1  R2
Tahanan Ro (jumlah R1 dan R2 yang dirangkaikan serie pada sirkuit seperti
pada gambar) dan arus listrik I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung
sebagai berikut :

Dasar-Dasar Kelistrikan 18
PENURUNAN TEGANGAN (VOLTAGE DROP)
Bila arus listrik mengalir di dalam sirkuit, dengan adanya tahanan listrik
di dalam sirkuit akan menyababkan tegangan turun setelah melewati
tahanan. Besarnya perubahan tegangan dengan adanya tahanan disebut
dengan penurunan tegangan (voltage drop).
Bila arus I mengalir pada sikurit, penurunan tegangan V 1 dan V2 setelah
melewati R1 dan R2 dapat dihitung dengan hukum Ohm (besar arus I
adalah dihitung pada R1 dan R2 karena dirangkaikan secara serie).

V1 = R1 x I
V2 = R2 x I

Penjualan penurunan tegangan setelah melewati tahanan akan sama


dengan tegangan sumbernya (VT)

V1 + V2 = VT

Penurunan tegangan setelah melewati R1 dan R2 pada sirkuit di bawah


dapat dihitung sebagai berikut.

Dasar-Dasar Kelistrikan 19
RANGKAIAN PARALEL

Dasar-Dasar Kelistrikan 20
Pada rangkaian paralel, dua atau lebih tahanan (R 1,R2, dst) dihubungkan
di dalam sirkuit seperti gambar, salah satu dari setiap ujung resistance
dihubungkan ke bagian yang bertegangan tinggi (positif) dari sirkuit dan
ujung lainnya dihubungkan ke bagian yang lebih rendah (negatif)
Tegangan baterai dialirkan ke seluruh resistor di dalam sirkuit yang
dihubungkan secara paralel.

Tahanan R0 (kombinasi tahanan R1 dan R2) pada rangkaian paralel dapat


dihitung sebagai berikut :

1 R1 x R2
R0= =
1 1 R1 + R2
+
R1 R2

Dari perhitungan di atas, jumlah arus I yang mengalir pada sirkuit dapat
dihitung berdasarkan hukum Ohm sebagai berikut :

V V R1 + R2
I= = =V
R0 1 R1 R2
1 1
+
R1 R2

Jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I 1 dan I2 yaitu arus yang
mengalir melalui masing-masing resistor R1 dan R2.

Dasar-Dasar Kelistrikan 21
I = I1 + I2
Karena tegangan baterai V adalah sama pada seluruh resistance, kuat arus
I1 dan I2 dapat dihitung berdasarkan hukum Ohm sebagai berikut :

V V
I1 = I1 =
R1 R2

Tahanan Ro (kombinasi dari tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara


paralel pada rangkaian seperti gambar di bawah), total arus I yang
mengalir pada rangkaian, besar arus I1 dan I2 yang mengalir ke masing-
masing resistor R1 dan R2 dapat dihitung sebagai berikut :

RANGKAIAN SERIE PARALEL

Sebuah resistance dan beberapa lampu dapat dihubungkan pada


rangkaian seperti padagambar di bawah. Jenis atau metode rangkaian ini

Dasar-Dasar Kelistrikan 22
disebut rangkaian serie paralel, dan adalah suatu kombinasi dari
rangkaian serie dan paralel.

Kombinasi tahanan R02 dalam rangkaian serie paralel ini dapat dihitung
sebagai berikut :
a. Menghitung kombinasi tahanan R01 yaitu kombinasi tahanan R2 dan R3
yang dihubungkan secara paralel
b. Kemudian menghitung kombinasi tahanan R02, yaitu kombinasi dari
R01 dan R02 yang dihubungkan secara serie.
R2 x R3
R01 =
R2 + R3

R02 = R1 + R01 = R1 + R2 x R3
R2 + R3
Besar arus I yang mengalir melalui rangkaian dapat dihitung berdasarkan
hukum Ohm sebagai berikut :
V V
I= =
R02 R2 x R3
R1 +
R2 + R3
Tegangan yang bekejra pada R2 dan R3 dapat dihitung dengan rumus :

R2 x R3
V1 = R01 x I = xI
R2 + R3

Dasar-Dasar Kelistrikan 23
Besar arus I1, I2 dan I yang mengalir melalui tahanan R1, R2 dan R3 pada
rangkaian serie paralel seperti gambar di bawah dihitung sebagai berikut :

4. KERJA DAN DAYA LISTRIK (Electrik Power and Work)

KERJA dapat didefinisikan sebagai jumlah total energi (energi listrik atau
lainnya) yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan (nyata).
TENAGA adalah beberapa lamanya kerja itu berlangsung dengan
memperhitungkan waktu. Sebagai contoh sebuah benda berat 10 kg

Dasar-Dasar Kelistrikan 24
dipindahkan sejauh 2 meter jumlah kerja yang diperlukan adalah 20 kg –
20 kilogram – meter : yaitu 10 kg dikalikan 2 meter), tanpa
memperhitungkan berapa lama waktu untuk melakukan kerja tersebut.
Tetapi bila kita memperhatikan berapa lama kerja itu berlangsung, maka
kita menggunakan satuan kg-m/detik (kilogram meter perdetik). Bila
diperlukan waktu 1 detik untuk memindahkan benda 10 kg pada jarak 2
meter maka DAYA (Power = P) yang diperlukan adalah 20 kg-m/detik.

TENAGA LISTRIK (Electric Power)

Bila arus listrik mengalir kedalam suatu sirkuit energi listrik dirubah
dalam bentuk panas, energi radiasi (sinar), energi mekanis dan sebagainya
ke dalam beberapa bentuk kerja. Bila tegangan (V) dihubungkan dengan
blower motor, sebagai contoh mtor tersebut akan berputar. Hal ini
disebabkan energi listrik dirubah ke dalam bentuk energi mekanis untuk
melakukan kerja.

Bila tegangan 12 V diberikan (dihubungkan) ke sebuah lampu dengan


tahanan 12, maka arus sebesar 1 A akan mengalir dan menyalakan
lampu. Hal ini disebabkan energi listrik (yang diberikan dari baerai)
dirubah dalam bentuk energi panas pada filament lampu dan
menghasilkan sinar, sehingga filamen akan menyala disebabkan oleh kerja
listrik. Jumlah kerja yang dilakukan oleh listrik ini dalam satuan waktu
(missal 1 detik) disebut dengan daya listrik dengan simbol P (Power) dan
diukur dalam satuan Watt (W).

Dasar-Dasar Kelistrikan 25
Dengan mengumpamakan tegangan (V) dihubungkan ke lampu dan arus
I akan mengalir ke lampu tersebut, maka akan didapatkan suatu
hubungan atau rumus yang menyatakan daya listrik P pada lampu
tersebut :
P=VxI

Dengan kata lain, 1 W adalah didefinisikan sebagai daya listrik yang


dibutuhkan (diperlukan) bila tegangan 1V dihubungkan ke lampu dan
arus 1A mengalir melalui lampu tersebut (ingat bahwa 1A adalah sama
dengan 1 C per detik). Pada conoth di atas jumlah daya listrik P (diukur
satuan Watt = W) yang diperlukan pada lampu setiap detik :

P =VxI
= 12 V x 1A = 12W

Dengan mensubstitusikan hukum Ohm (V=RxI) kita dapat menentukan


persamaan daya listrik.

P = V x I (Untuk menentukan tenaga kelistrikan dari nilai-nilai


= R x I2 arus dan tahanan yang diketahui)

V2 (Untuk menentukan tenaga listrik dari nilai-nilai


=
R tegangan dan tahanan yang diketahui)

Besarnya daya listrik yang digunakan dapat ditentukan sebagai berikut


bila tahanan lampu adalah 12  dan arus yang mengalir adalah 2A.

P = R x I2
= 12 x 22 = 48 W

Besarnya daya listrk yang digunakan dapat ditentukan sebagai berikut


bila tahanan lampu adalah 3 dan besarnya tegangan yang bekerja pada
lampu adalah 12V.
V2
P=
R

Dasar-Dasar Kelistrikan 26
122 144
= = = 48 W
3 3

Untuk satuan daya listrik yang sangat kecil ataupun sangat besar, lihat
tabel di bawah :
Satuan
Arus Kecil Arus Besar
Dasar
SIMBUL W mW kW MW
Mili Kilo Mega
DIBACA WATT
WATT WATT WATT
PERKALIAN 1 1 x 10-3 1 x 103 1 x 106

Contoh Konversi
1.000 mW = 1 W
100 W = 0.1 kW

KERJA LISTRIK

Jumlah kerja yang dilakukan oleh listrik disebut sebagai kerja listrik.
Simbol W (jangan diartikan sama dengan “W” singkatan dari “Watt”)
digunakan untuk menyatakan kerja listrik, yang dihitung dalam satuan
watt detik (Ws). Jumlah energi listrik W yang digunakan dapat ditentukan
sebagai berikut bila tenaga listrik P dipergunakan untuk beberapa waktu
t. Karena P = V x I maka rumus di atas dapat dinyatakan

W=VxIxt

Jumlah energi yang digunakan bila lampu 12W menyala selama 10 detik
dapat dihitung sebagai berikut :

W =Pxt
= 12 x 10 = 120 Ws

Bila tegangan 12 V diberikan pada lampu dan dialiri arus 2A, maka lampu
akan menyala selama 5 menit, energi listrik yang digunakan dapat
dihitung.
W =VxIxt
= 12 x 2 x 5 x 60
= 7.00 Ws

selain satuan watt detik (Ws) digunakan juga satuan


wh = Watt jam
= Energi listrik yang digunakan bila daya listrik 1 W berlangsung
selama 1 jam

Dasar-Dasar Kelistrikan 27
Kwh = Kilowatt jam
= Energi listrik yang digunakan bila daya listrik 1 kW
berlangsung selama 1 jam.
(satuan ini digunakan untuk menghitung rekening listrik PLN)

PENGARUH ARUS LISTRIK

Arus listrik mengalir pada sirkuit atau elektrolit, beberapa gejala akan
terjadi :
a. Pembangkitan panas
b. Aksi magnet
c. Aksi kimia

1. AKSI PEMBANGKIT PANAS OLEH ARUS LISTRIK


PEMBANGKITAN PANAS

Bila arus listrik mengalir melalui cigarette lighter pada mobil, kabel
nichrome pada cigarette lighter akan menjadi panas dan berwarna merah.
Hal ini disebabkan energi listrik yang diserap oleh kabel tahanan
nichrome dirubah menjadi energi panas. Kejadian panas yang
dibangkitkan bila arus listrik mengalir melalui resistor disebut dengan
aksi pembangkitan listrik.

Besarnya energi yang diserap dihitung dengan satuan Joule (disingkat J),
dimana 1 Joule = 1 Watt detik artinya : 1 Joule adalah jumlah energi listrik
yang dihasilkan oleh arus listrik sebesar 1 ampere yang mengalir pada
tahanan (resistor) 1 Ohm selama 1 detik. Atau dapat juga dikatakan
bahwa daya listrik dengan kapasitas sebesar 1 Watt akan menghasilkan 1
Joule bila bekerja selama 1 detik.
Jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh 12 Volt dengan arus sebesar 6A
selama 20 detik dapat dihitung sebagai berikut :

W =VxIxt
= 12 x 6 x 20 = 1,440 Ws = 1,440 J

Dasar-Dasar Kelistrikan 28
Dengan kata lain, bila energi listrik 1 joule diubah sepenuhnya ke dalam
panas, akan menghasilkan kira-kira 0,24 kalori dari panas. Oleh karena itu
energi listrik dijelaskan dalam watt, detik (W = P x t), diubah kedalam
panas yang dijelaskan dengan rumus berikut :

1 J = 0.24 cal

dengan kata lain, bila energi listrik sebesar 1 J dapat dirubah menjadi
energi panas sebesar 0.24 kalori, dari uraian tersebut di atas dapat
disimpulkan :
H = 0.24 W
= 0.24 P x t
= 0.24 V x I x t
= 0.24 R x I2 x t

rumus di atas disebut dengan hukum joule, dan panas yang dihasilkan
bila arus listrik mengalis melelui tahanan disebut panas joule.
Energi listrik sebesar 1440 J yang dihasilkan oleh 12 V dengan arus 6A
pada contoh diatas adalah :

H = 0.24 W
= 0.24 x 1.440 = 345.6 cal

Besar energi panas yang dihasilkan oleh lampu besar 55W dengan
tegangan baterai 12V yang menyala selama 30 menit adalah sebesar :

H = 0.24 W
= 0.24 x 55 x 30 x 60
= 23.760 cal

2. AKSI MAGNET YANG DIBEBASKAN ARUS LISTRIK


Salah satu fungsi utama dari kelistrikan adalah menimbulkan
kemagnetan. Pada bab ini akan dibahas mengenai magnet alam dan
hubungan antara kelistrikan dengan kemagnetan.

MAGNET ALAM
(1) Megnet
Dari pengalaman, kita semua mengetahui bahwa akan terjadi kemagnetan
disekeliling magnet.
Magnet akan menarik metal (logam) karena mempunyai kemagnetan.
Semua benda yang mempunyai kemagnetan disebut magnet.
Bila magnet diletakkan pada serbuk besi, serbuk besi akan menempel
pada ujung dari magnet dan tidak ada yang menempel pada bagian
tengah magnet. Tempat (bagian) pada magnet yang mempunyai
kemagnetan yang kuat disebut dengan kutub magnet atau kutub (pole).

Dasar-Dasar Kelistrikan 29
Bila magnet batang digantingkan dengan sebuah tali seperti gambar di
bawah, maka magnet akan menunjuk ke arah kutub selatan dan kutub
utara bumi. Kutub yang menunjuk kearah kutub utama bumi disebut
kutub utara (U), dan kutub yang menunjuk ke kutub selatan disebut
kutub selatan (S). Magnet selalu mempunyai kutub U dan S.

Bila dua jarum yang bermagnet diletakkan berdekatan satu dengan lain,
kutub yang sama (selatan misalnya) akan saling tolak-menolak,
sedangkan kutub yang berbeda (kutub U dan kutub S) akan saling tarik
menarik satu sama lain. Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak disebut
gaya magnet.

(2) Medan magnet dan fluksi magnet


Bila serbuk besi ditaburkan di atas kaca dan sebuag magnet berbentuk
tapak kuda ditempelkan di bawah kaca, serbuk besi akan membentuk
formasi seperti gambar di bawah. Ini menandakan bahwa serbuk besi
dipengaruhi oleh kedua kutub U dan S dari magnet tersebut.

Dasar-Dasar Kelistrikan 30
Serbuk besi nampaknya tersebar disepanjang garis-garis yang tidak
terlihat. Garis-garis ini disebut garis gaya magnet (magnetic line) dan
secara keseluruhan disebut fluksi magnet (magnetic flux). Meskipun tidak
terdapat serbuk membentuk garis gaya magnet, dianggap seolah-olah ada
disekeliling magnet. Bila kutub U suatu magnet dan sutub S magnet
lainnya didekatkan satu dengan yang lainnya di bawah sepotong kaca,
dengan serbuk besi tersebar diatasnya, dengan mudah dikatakan bahwa
saling tertarik satu dengan yang lainnya, seperti pada gambar kiri atas
halaman berikutnya/ fluksi magnet dapat digambarkan seperti yang
ditunjukkan sebelah kananya.

Bila kutub-kutub yang polaritasnya sama (U dan U atau S dan S) saling


didekatkan seperti gambar kiri bawah, terjadi saling tolak-menolak. Flusi
magnet penolakan dapat digambarkan seperti pada gambar kanan bawah.

Fluksi magnet mempunyai beberapa karakteristik :


- Fluksi magnet dimulai dari kutub U dan berakhir di kutub S suatu
magnet atau magnet-magnet
- Arah dari dluksi magnet adalah sesuai dengan arah kutub U jarum
magnet bila jarum berada di dalam fluksi.

Dasar-Dasar Kelistrikan 31
- Seperti halnya sakbuk karet, garis gaya magnet di dalam fluksi
berusaha sependek mungkin, sejajar dan sedekat mungkin dengan
poros U-S dari medan magnet. Pada saat yang sama, cenderung
menolak garis gaya magnet lainnya yang searah, sehingga juga
cenderung membentuk busur keluar dari poros U-S.

ARUS LISTRIK DAN KEMAGNETAN

Andaikan suatu kabel diarahkan utara-selatan dan dialirkan arus seperti


pada gambar. Bila jarum magnet ditempatkan langsung di bawah kawat,
kutub U jarum magnet berputar sampai menunjukkan ke arah barat, tegak
lurus kawat. Hal ini karena medah magnet yang terbentuk akibat arus
listrik mengelilingi kawat dan mempengaruhi arah jarum.

Sekarang bila sepotong kertas dan kawat disusun seperti pada gambar di
bawah, kemudian kawat dialiri arus listrik. Serbuk besi yang disebarkan
akan membentuk lingkaran-lingkaran. Kerapatan serbuk besi makin
mendekati titik, makin padat yang menunjukkan bahwa medan magnet
makin kuat.

Dasar-Dasar Kelistrikan 32
Sekarang letakkan beberapa jarum magnet kecil pada kertas. Jarum akan
menunjuk seperti pada gambar di bawah. Kita dapat menyatakan arah
fluksi magnet dari arah dimana jarum menunjuk.

Arah arus dan arah fluksi magnet dapat dinyatakan dengan “kaidah
ampere dari sekrip ulir kanan”
Ketika arus listrik searah dengan gerakkan sekrup ulir kanan saat diputar masuk,
fluksi magnet yang dihasilkan searah dengan arah gerakkan memutar dari sekrup.

Hubungan antara arah arus dan arah fluksi magnet ditunjukkan pada
gambar di bawah.

Dasar-Dasar Kelistrikan 33
PENTING !
Tanda “X” di dalam lingkaran ( x ) menunjukkan arah arus menjauhi
kita ; tanda ( . ) menunjukkan bahwa arah arus mendekati kita.

Sekarang, apa yang terjadi pada fluksi magnet bila konduktornya


melingkar dan bukan kawat lurus. Bila konduktor lurus secara bertahap
dibengkokkan, akan membentuk lingkaran adalah sama arahnya (dalam
hal ini membentuk fluksi yang lebih besar dan lebih kuat.

Dengan kata lain, bila arus mengalir di dalam kumparan, arah fluksi
magnet sedemikian rupa sehingga kutub U dan S dihasilkan di dalam koil
seperti pada gambar di bawah.

Bila konduktor dililitkan membentuk kumparan dalam suatu tabung,


seperti gambar C, disebut solenoid.

Dasar-Dasar Kelistrikan 34
Bila arus mengalir di dalam solenoid seperti pada gambar di bawah, arah
fluksi magnet sedemikian rupa sehingga kutub S yang dihasilkan berada
di bawah solenoid, sedangkan kutub U berada di atas jumlah garis gaya
magnet juga bertambah sebanding dengan jumlah gulungan dari
kumparan.

Bila harus mengalir di dalam solenoid, jumlah garis gaya magnet


bertambah sebanding dengan besarnya arus. Prisip solenoid yang
diuraikan di atas dapat dipergunakan untuk relay. Bila kita tempatkan
logam yang dapat bergerak, mudah terkena magnet (misalnya, plunger)
di bawah solenoid dan dengan mengalirkan arus melalui solenoid, logam
akan bergerak ke arah soleniod. Hal ini karena medan magnet yang
dihasilkan solenoid menyebabkan logam menjadi magnet sehingga
tertarik. Akan tetapi bila medan magnet kurang kuat, logam tidak akan
tertarik.

Bila kita letakkan, inti besi (iron core) di dalam solenoid, garis gaya
magnet yang dihasilkan akan bertambah. Akibatnya solenoid dapat
menarik logam dengan lebih kuat. Hal ini karena disamping fluksi dari
kumparan itu sendiri ditambah garis gaya magnet pada inti besi.

Dasar-Dasar Kelistrikan 35
GAYA ELEKTROMAGNETIK
Gaya elektromagnetik ialah gaya yang bekerja pada konduktor bila arus
mengalir pada konduktor di dalam medan magnet. Gaya ini digunakan
untuk menggerakkan starter, motor penghapus kaca dan jarum penunjuk
ammeter, volt meter dan lain-lainnya.

Arah Gaya Elektromagnet


Kita umpamakan kutub U dan S magnet ditempatkan berdekatan satu
dengan yang lainnya. Dan konduktor diletakkan ditengahnya, seperti
pada gambar kemudian arus listrik dialirkan melalui konduktor.

Garis-garis gaya magnet di atas konduktor adalah lebih kecil karena fluksi
magnet yang dihasilkan oleh magnet arahnya berlawanan dengan arah
fluksi yang dihasilkan arus listrik. Sebaiknya garis-garis gaya magnet di
bawah konduktor adalah lebih besar karena arah-arahnya sama (searah).
Karena garis gaya magnet bekerja serupa dengan sabuk karet, garis gaya
magnet cenderung menjadi lurus. Tendensi ini dibawah konduktor lebih
kuat dari pada di atasnya, sehingga konduktor terdorong ke atas gaya ini
disebut gaya elektromagnetik.

Arah gaya elektromagnetik dapat ditentukan dari kaidah lain yang


disebut kaidah tangan kiri Fleming.
Untuk memahami kaidah ini, bukalah
tangan kiri dengan menunjukkan ibu jari
tegak lurus jari telunjuk, dan jari
telunjuk tegak lurus jari tengah.
Kemudian tunjuk jari telunjuk searah
dengan fluksi magnet dan jari tengah
searah dengan arus listrik. Maka arag
ibu jari akan menunjukkan arah gaya
elekromagnetik atau arah gerakkan
konduktor.

3. AKSI KIMIA DARI ARUS LUSTRIK

Dasar-Dasar Kelistrikan 36
Bila dua pelat logam dimasukkan ke dalam larutan garam, atau asam
sulfat, dan lain-lain. Kemudian lampu dan baterai dihubungkan seperti
pada gambar, lampu akan menyala. Hal ini membuktikan bahwa telah
terbentuk sirkuit listrik dam arus melalui cairan. Bila listrik melalui
larutan seperti ini, akan terjadi aksi (reaksi) kimia pada permukaan pelat
logam.

REFERENSI
Prinsip Aksi Kimia
Bila sejumlah elektron membantu molekul-molekul atau atom-atom suatu
zat untuk bertambah atau berkurang suatu sebab dan molekul atau atom
menjadi bermuatan positif atau negatif secara keseluruhan, maka disebut
ion. Garam ialah kombinasi chlorine (CI) dan sodium (NA).
Bila garam dilarutkan ke dalam air, akan terpisah menjadi ion sodium
positif (Na+) dan ion chlorine negatif (CI-). Larutkan yang mengandung
ion positif dan negatif ini disebut elektrolit.
Ion chlorine (CI-). Larutkan yang mengandung ion positif dan negatif ini
Pengisian baterai ialah dengan reaksi kimia seperti ini. Reaksi kimia tipe
disebut elektrolit.
ini
Ionjuga digunakan
chlorine di dalam
(CI) tertarik keelektrolis untuk
pelat logam menghasilkan
yang hydrogen
dihubungkan dan
ke terminal
oxygen, electroplating dan lain-lain.
positif baterai (pelat bermuatan positif ini disebut anoda), dan ion sodium
(Na+) tertarik ke pela logam (katoda) yang dihubungkan ke terminal
negatif baterai. Ion chiorine (CI-) pada anoda membebaskan elektron (e-)
dan mejadi gas clorine. Karena ion sodium (Na+) pada katoda tidak
menerima elektron dengan mudah, elektron teratarik oleh ion hidrogen
(H+) yang terpisah dari air karena ait menjadi busuk dekat katoda.
Akibatnya gas hidrogen terjadi disana. Karena elektron-elektron
dilepaskan oleh satu pelat dan diterima oleh lainnya, proses ini
menunjukkan arus yang mengalir diantara pelat-pelat. Selanjutnya bila
elektron dipertukarkan, terbentuk gas chlorine pada anoda, gas hidrogen
pada katoda dan sodium hydroxide (Na OH) di dalam elektrolit. Proses
ini disebut reaksi kimia. Hal ini berarti bahwa kita mempunyai arus listrik
yang menyebabkan terjadinya aktivitas kimia.

Dasar-Dasar Kelistrikan 37
Dasar-Dasar Kelistrikan 38

Anda mungkin juga menyukai