Anda di halaman 1dari 11

RADIASI IONISASI

PENGERTIAN
Radiasi Ionisasi adalah Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang
cukup untuk mengionisasi partikel. Secara umum, hal ini melibatkan
sebuah elektron yang ‘terlempar’ dari cangkang atom elektron, yang
akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering mengganggu dalam
sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.
SEJARAH
Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1903, yaitu: Alfa, Beta, dan sinar
gamma. radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana, Rutherford menggunakan sumber radioaktif
dan menemukan bahwa sinar menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka
menjadi positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang negatif. Dengan data
ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari tiga
huruf pertama dari abjad Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma.
RADIASI ALPHA
Peluruhan Alpha adalah jenis peluruhan radioaktif di mana inti atom
memancarkan partikel alpha, dan dengan demikian mengubah (atau
‘meluruh’) menjadi atom dengan nomor massa 4 kurang dan nomor atom 2
kurang. Namun, karena massa partikel yang tinggi sehingga memiliki
sedikit energi dan jarak yang rendah, partikel alfa hanya memiliki daya
jangkau 2,8 hingga 8,5 cm dalam udara dan dapat dihentikan dengan
selembar kertas (atau kulit).
RADIASI BETA
peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta (elektron
atau positron) dipancarkan.
Radiasi beta-minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh energi. radiasi
ini kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron
seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini
terjadi ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan
partikel beta dan sebuah antineutrino.
RADIASI BETA
Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻,
peluruhan β+ tidak dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan
energi, massa neutron lebih besar daripada massa proton.
peluruhan β+ hanya dapat terjadi di dalam nukleus ketika nilai
energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus.
Perbedaan antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi
proton menjadi neutron, positron dan antineutrino, dan ke energi
kinetik dari partikel-partikel.
RADIASI GAMMA
Radiasi gamma atau sinar gamma adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi
elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau
subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Radiasi gamma terdiri
dari foton dengan frekuensi lebih besar dari 1019 Hz. Radiasi gamma bukan
elektron atau neutron sehingga tidak dapat dihentikan hanya dengan kertas atau
udara, penyerapan sinar gamma lebih efektif pada materi dengan nomor atom dan
kepadatan yang tinggi (timah tebal, plat baja). Bila sinar gamma bergerak melewati
sebuah materi maka penyerapan radiasi gamma proporsional sesuai dengan
ketebalan permukaan materi tersebut.
EFFEK RADIASI
Ketika sel normal terpapar oleh radiasi maka akan terjadi kerusakan DNA.
Sel dapat memperbaiki diri dari kerusakan akibat radiasi. Dalam proses
perbaikan tersebut, ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi yaitu tidak
ada kesalahan dalam perbaikan,sehingga sel dapat memperbaiki kerusakan
kecil dan kembali menjadi normal. Jika kerusakan cukup parah, akan terjadi
kematian sel/apoptosis. Kemungkinan lain dari paparan radiasi adalah sel
tidak mati, namun terjadi mutasi karena kesalahan dalam perbaikan DNA
dan berlanjut menjadi kanker, seperti yang terlihat pada Gambar di samping.
EFFEK RADIASI
Apabila ditinjau dari segi dosis radiasi, efek radiasi dapat dibedakan berupa efek stokastik dan
deterministik. Efek stokastik adalah peluang efek akibat paparan sinar-X yang timbul setelah rentang waktu
tertentu tanpa adanya batas ambang dosis. Efek deterministik merupakan efek yang langsung terjadi apabila
paparan sinar-X melebihi ambang batas dosis dengan tingkat keparahan bergantung pada dosis radiasi yang
diterima. Dosis radiasi bersifat akumulatif sehingga dosis paparan yang diterima akan bertambah seiring
dengan frekuensi radiasi yang diterima sebelumnya (Ulum dan Noviana 2008). Berbagai kerusakan yang
disebabkan oleh radiasi juga terliha pada sel darah merah perifer seperti penghancuran (destruksi) sel darah
merah yang berlebihan, terbentuknya Howell Jolly bodies(Hee 1993; Rask et al.2008), dan menyebabkan
leukemia (Yoshinaga et al. 2005).
EFFEK RADIASI
Menurut USNRC (United State Nuclear RegulatoryCommission) (tanpa tahun) dua kategori pengaruh
paparan radiasi dosis rendah yaitu efek genetik dan efek somatik. Efek genetik adalah efek yang diderita oleh
keturunan dari individu yang terpapar. Efek somatik adalah efek yang langsung diderita oleh individu yang
terkena paparan radiasi. Efek somatik disebut juga dengan efek karsinogenik karena efek utamanya berupa
kanker. Sel pembentuk darah merupakan sel yang paling sensitif terhadap radiasi ionisasi. Radiasi dengan
dosis tinggi akan memperlihatkan gejala yang akut sedangkan radiasi dosis rendah akan berlangsung kronis
dengan jangka waktu yang lama.Penggunaan sinar-X yang berlebihan dan paparan sinar gamma dapat
menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang. Kerusakan ini kemudian berakibat pada gangguan
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Gangguan pada sel darah merah dapat berupa anemia
aplasi dan pada sel darah putih berdampak sebagai leukemia (Lusiyanti dan Syaifudin 2008; USNRC tanpa
tahun)
PROTEKSI RADIASI
Keselamatan operator, dokter hewan terhadap paparan radiasi dilakukan dengan melakukan radiografi dalam
jarak sejauh mungkin dari sumber sinar-X, menggunakan sarana proteksi radiasi seperti, apron Pb, sarung
tangan Pb, kaca mata Pb, pelindung tiroid Pb, alat ukur radiasi dan mempersingkat waktu radiasi.
Keselamatan lingkungan terhadap bahaya radiasi dilakukan dengan merencanakan desain ruang radiografi
yang aman baik bagi pasien, operator dan lingkungan. Ruangan dilapisi dengan Pb dan memperhitungkan
beban kerja ruangan terhadap sinar-X yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku .Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) adalah instansi yang bertugas melaksanakan pengawasan melalui
peraturan, perizinan, dan inspeksi terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia (PP no 33
tahun 2007) sedangkan di dunia internasional diatur oleh ICRP (The International Commission on
Radiological Protection).

Anda mungkin juga menyukai