Anda di halaman 1dari 8

Pembahasan Latihan soal UTS tahun 2021

1. Sebutkan beberapa sumber ‘noise’ yang mungkin terdapat pada sinyal ‘bioelectric’ pada
Electro Cardiograph (ECG) dan sebutkan juga beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengeliminasi ‘noise’ tersebut ? Lengkapi dengan gambar jika diperlukan untuk
memperjelas jawaban anda.
Jawab: Apa yang menyebabkan noise? Mengganggu sinyal EKG?
a) Distorsi frekuensi
- Distorsi frekuensi tinggi mempengaruhi bentuk sinyal QRS.
- Distorsi frekuensi rendah menyebabkan baseline tidak lagi horizontal.
b) Saturnasi/distorsi cut-off
Voltase offset yang tinggi pada elektroda atau amplifier yang tidak disetel (adjusted) dengan
benar pada elektrokardiograf dapat menghasilkan saturasi atau distorsi cutoff yang dapat
mengubah tampilan EKG. Kombinasi dari amplitudo sinyal input dan tegangan offset
mendorong amplifier menjadi saturasi selama sebagian QRS. Puncak kompleks QRS terputus
karena keluaran penguat tidak dapat melebihi tegangan saturasi. Dalam kejadian serupa,
bagian bawah dari EKG terputus. Ini dapat dihasilkan dari saturasi negatif penguat.
c) Ground Loops
Sebuah ground loops ada ketika dua mesin terhubung ke pasien. Baik ECG maupun kedua
mesin yang memiliki elektroda yang terpasang pada pasien. Jika salah satu elektroda
memiliki potensi sedikit lebih tinggi daripada elektroda lainnya, arus dari satu elektroda
mengalir melalui pasien ke ground
d) Open lead wires
Adanya medan listrik yang bersar dari saluran listrik atau sumber lain disekitar mesin
e) Artefak
- Large Electrict Transient
Beberapa situasi pasien yang menjalani ECG, mungkin diperlukan defibrilasi jantung.
Dalam kasus seperti itu, high-voltage high-current electric pulse diterapkan ke dada
pasien sehingga potensi transien dapat diamati diseluruh elektroda
- Static Electricity
Pasien memiliki muatan listrik statis bawaan yang Sebagian dapat dibuang ke seluruh
tubuh.
- Motion of Electrodes
Disebabkan oleh Gerakan elektroda dapat menghasilkan variasi potensial yang lebih
besar daripada potensial ECG.
- Interface from devices
Power line: ada arus PLN yang masuk (arus listrik bocor) ke ECG. Sebenarnya tidak bocor
arusnya karena prinsip kapasitor tidak bisa menembus arus

Bagaimana mengatasi noise? Yaitu dengan cara:

- Mengurangi medan magnet melalui penggunaan shielding yang kebal terhadap noise
sebaiknya disambung ke ground
- Menjaga ECG dan lead jauh dari daerah medan magnet potensial (keduanya agak sulit
dicapai dalam praktek)
- Mengurangi luas efektif dari single-turn coil. Pendekatan ini dapat dicapai dengan
mudah dengan memuntir kabel timah bersam-sama sejauh mungkin dari jarak antara
ECG dan pasien

2. Apa yang dimaksud dengan ‘halfcell potential’ pada sebuah ‘biopotential electrode’ ?
Mengapa ‘halfcell potential’ ini dapat menjadi suatu faktor yang menyulitkan dalam
mengakuisisi ‘biopotential’ misalnya pada ECG ?. Bagaimana cara mengeliminasi pengaruh
halfcell potential ini pada pengukuran ‘biopotential’ ?
Jawab:
Bioelektrik terjadi karena adanya pertukaran ion Na, Cl, dan K sehingga menghasilkan
kelistrikan yang dapat dideteksi elektroda (mempunyai potensial namun DC) yang ingin
diukur ialah arus AC. Untuk mengukur kelistrikan yaitu perlu “elektroda” yang digunakan
untuk mengukur “biopotensial” dibentuk dari logam yang bersentuhan dengan elektrolit.
Elektroda ditempatkan dalam gel yang mengandung larutan natrium klorida jenuh. Dalam
elektrokimia susunan ini disebut sebagai “Half-cell Potential”. Elektroda yang paling umum
digunakan untuk pengukuran dan perangkat biomedis adalah Ag/AgCl karena Half-cell
potential yang rendah sekitar 220 mV.
Hall-cell potential menyebabkan permasalahan perekeman:
- Hall cell potential ~ 220 mV sedangkan bioptensial biasanya 100 kali lebih kecil (ECG = 1-
2 mV dan EEG adalah 50 mV) sehingga memiliki perbedaan yang luar biasa antara
pontensial sel DC dan biopotensial.
Strategi untuk mengatasi Half cell potential yang disebabkan karena pada elektroda
mempunyai potensial berupa arus DC sedangkan yang ingin diukur ialah arus AC maka kita
perlu mengubah arus DC menjadi arus AC yaitu :
- Counter Offset-Voltage untuk membatalkan half cell potential yaitu dengan
menggunakan tegangan offset DC- half cell potential yang sama dengan elektroda, jika
bisa elektroda yang digunakan “sama persis” (baik merk, bahan dll). Kenapa perlu
menggunakan 2 elektroda yang sama persis? Alasan yang pertama, karena pengukuran
ECG menggunakan 2 elektroda dan tegangan yang sama sehingga tegangan bisa di nol
kan, jika sama maka akan saling menghilangkan. Alasan kedua, karena elektroda bisa
mengalami degradasi atau penurunan karena di pakai terlalu lama, jika digunakan 2
elektroda yang sama persis dengan produksi yang sama diharapkan potensialnya sama.
- Differensial AC amplifier
Untuk memperoleh sinyal sehingga komponen DC akan dibatalkan.
Memiliki hambatan input yang relative besar, mempunyai hambatan dalam
Adm
CMRR= =∞ (besar sekali) maka IDEAL
Acm
ACM = 0 (kaki elektroda 1 dan 2 sama)

ACM = noise (tidak hilang 100%)

(
V out × 1+
)
2 R1 R3
(V −V 1)
R gain R 2 2

Jika V2=V1 maka ACM = 0

Jika V2≠V1 maka ada noise tapi kecil


- Menggunakan AC-Couple
Amplifier menggunakan “kapasitor”. Kapasitor bisa dilewati arus AC tetapi tidak bisa
dilewati arus DC

3. Apa yang dimaksud dengan ‘instrumentation amplifier’ ?. Mengapa amplifier tersebut sesuai
untuk digunakan sebagai ‘bioelectric amplifier’ ?. (Sebutkan karakteristik bioelectric signal
dan karakteristik instrumentation amplifier yang berkaitan sehingga amplifier tsb dapat
menangani bioelectric signal).
Jawab:
Intrumentasi amplifier merupakan suatu rangkaian tertutup yang tidak memiliki
rangkaian umpan balik seperti halnya dengan penguat operasional. Rangkaian ini
berdasarkan prinsip dari differensial amplifier yang memiliki impendansi input yang sangat
tinggi. Mengapa amplifier digunakan sebagai ‘biopotensial amplifier’? karena Amplifier
adalah bagian penting dari system instrumentasi modern untuk mengukur biopotensial.
Amplifier diperlukan untuk meningkatkan kekuatan sinyal sambil mempertahankan high
fidelity. Pengukuran semacam itu melibatkan voltase yang sering berada pada level rendah,
memiliki impedansi sumber tinggi atau keduanya.
Sel dan jaringan hidup manusia dan hewan dalam keadaan statis maupun aktif akan
menghasilkan sinyal listrik yang disebut sinyal bioelektrik. Mereka dapat mencerminkan
keadaan fisiolohis organ atau jaringan dan merupakan indicator penting untuk mengevaluasi
berbagai pparameter fisiologis tubuh dalam perawatan klinis, perbaikan kondisi fisik, analisis
perilaku dll. Missal sinta EEG memberikan informasi untuk penyakit otak seperti epilepsy,
demensia dan tumor. Sinay EKG untuk melihat kondisi jantung dan sinya EMG berkaitan erat
dengan kelelahan otot dan sering digunakan untuk memamtau status otot atlet. Akibatnya,
perolehan sinyal berkualitas tinggi sangat penting untuk aplikasi ini, perlu ditekankan bahwa
semua sinyal bioelektrik memiliki beberapa ciri yang identic :
- Kekuatan sinyal kecil, dimana amplitudo sinyal bioelektrik umumnya dibawah 5 mV
(amplitude dengan EEG berada pada level µV)
- Berubah secara dinamis dan rangsangan eksternal atau internal akan menyebabkan
perubahan yang sesuai pada sinyal manusia
- SNR yang rendah membuat sangat rentan terhadap interferensi

Untuk mendapatkan sinyal bioelektrik yang stabil dan berkualitas tinggi, perangkat deteksi
dan proses harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Impedansi interface elektroda-kulit harus diminimalka untuk memastikan bahwa


amplitude sinyal cukup besar besar untuk direkam dengan jelas
- Elektroda harus menyediakan interface yang stabil untuk menipiskan artefak gerak
selama pendeteksian
- Elektroda juga harus memiliki biokompatibilitas yang baik tanpa menyebabkan
ketidaknyaman dan stabilitas kimia agar tidak menyebabkan kerusakan pada tubuh
manusia

4. Apa yang dimaksud dengan ‘isolation amplifier’ ? (a). Mengapa amplifier tersebut sangat
sesuai untuk digunakan sebagai ‘bioelectric amplifier’ ? (b). Sebutkan beberapa ‘teknik
isolasi’ yang umum digunakan dalam ‘isolation amplifier’ ?
Jawab:
Isolator amplifier untuk memisahkan bagian dari rangkaian yang lain. Dengan
demikian, memastikan bahwa daya tidak ditarik atua terbuang di bagian manapun dari
sirkuit. Dalam beberapa kasus, isolator amplifier digunakan untuk memperkuat sinyal
rendah. Isolator amplifier tidak digunakan untuk memperkuat sinyal. Sinyal yang masuk ek
penguat dan sinyal yang keluar dari penguat sama persis yang berarti tegangan masukan
(Vin) tetap sama dengan tegangan keluaran (Vouput).
Isolator amplifier berguna sebagai bioelectric amplifier karena untuk keamanan.
Jika muncul tegangan tinggi maka omp-amp akan saturnasi (mati tapi output tinggi sekali)
hingga mencapai maksimum. Jika ada power supply, maka tegangan output tidak akan
mungkin lebih dari power supply. Namun jika menghasilkan tegangan ouput yang lebih besar
dari power supply maka omp-amp akan saturnasi sehingga ada arus yang melewati
resistansi.
Teknik isolasi yang umum digunakan dalam “isolation amplifier” yaitu lead-off
detector. Tujuannya untuk mendeteksi jika elektroda terlepas dari input.

5. Sebutkan dan jelaskan beberapa teknik proteksi yang dapat diterapkan pada instrumentasi
medis terhadap tegangan tinggi yang mungkin timbul pada input sebuah peralatan medis
(misal akibat penggunaan ‘defibrillator’ pada pasien yang sedang dimonitor dengan
menggunakan ECG)
Jawab:
Tegangan tinggi yang terjadi pada instrumentasi medis dapat membahayakan pasien dan
operator, dan juga dapat merusak peralatan medis itu sendiri. Untuk melindungi peralatan medis
dari tegangan tinggi yang tidak diinginkan, ada beberapa teknik proteksi yang dapat diterapkan,
antara lain:
- Isolasi galvanis Teknik ini mengisolasi input dan output peralatan medis dengan
menggunakan sebuah isolator galvanis. Isolator galvanis dapat memisahkan jalur input dan
output peralatan medis secara elektrik, sehingga mencegah tegangan tinggi dari defibrilator
atau peralatan lainnya dari mengalir ke dalam sistem medis.
- Penggunaan surge protector atau surge arrester Surge protector atau surge arrester dapat
digunakan untuk melindungi peralatan medis dari tegangan transient yang mungkin terjadi
akibat gangguan listrik atau petir. Surge protector dapat menyerap tegangan tinggi yang
melebihi ambang batas dan mengalirkannya ke ground, sehingga mencegah kerusakan pada
peralatan medis.
- Shielding
Shielding atau penyekat dapat digunakan untuk melindungi peralatan medis dari gangguan
elektromagnetik eksternal yang dapat menyebabkan tegangan tinggi pada peralatan medis.
Shielding dapat berupa lapisan logam atau kawat yang dilapisi pada bagian dalam peralatan
medis.
- Grounding
Grounding dapat digunakan untuk mengalirkan arus listrik yang tidak diinginkan dari
peralatan medis ke ground. Dengan grounding yang baik, tegangan tinggi dapat dihindari
dan meminimalkan risiko kerusakan pada peralatan medis.
- Penggunaan opto-isolator
Opto-isolator merupakan teknik isolasi yang memanfaatkan cahaya sebagai media
penghantar sinyal antara input dan output peralatan medis. Teknik ini juga dapat mencegah
tegangan tinggi dari defibrillator atau peralatan lainnya dari mengalir ke dalam sistem medis.
Dalam prakteknya, kombinasi beberapa teknik proteksi tersebut dapat diterapkan pada
peralatan medis untuk memastikan keamanan dan kinerja peralatan medis yang optimal.
6. Di bawah ini adalah gambar dari pengukuran sinyal Electrocardiogram (ECG/EKG)
menggunakan rangkaian amplifier berbasis op-amp. Pada gambar 1 (gambar sebelah kiri)
pengukuran dilakukan dengan menggunakan inverting/non-inverting amplifier, sedangkan
pada gambar 2 (gambar sebelah kanan) menggunakan differential amplifier. Karena adanya
’capacitive coupling’ pada pengukuran tsb maka sinyal dari electrode ECG terinterferensi
dengan sinyal dari jala-jala listrik PLN (powerline).

(a) Jelaskan mengapa pada metode pengukuran 1 sinyal output dari amplifier masih
mengandung sinyal interferensi, sedangkan pada metode 2 sinyal output dari amplifier
relatif bersih dari sinyal interferensi ?
Jawab:
Pada gambar 1 dihasilkan output yang kurang bersih dibandingkan pada gambar 2
dikarenakan adanya penggunaan op-amp negative feedback atau op-amp positive
feedback. Saat menggunakan op-amp positive feedback sinyal yang dihasilkan (output)
akan berbanding terbalik dengan inputnya. Contohnya : jika kita memberi tegangan
supply positif di inverting maka output yang dihasilkan ialah negative. Namun jika kita
meberikan tegangan supply postif di non-inverting output yang dihasilkan ialah negative.
Hal ini dengan pemberian op-amp secara negative feedback atau positive feedback
sama-sama akan menghasilkan sinyal walaupun sedikit atau ada interferensi (gangguan).
Sedangkan pada gambar 2 menggunakan metode differensial amplifier menghasilkan
sinyal output jauh lebih bersih dikarenakan dapat menghilangkan noise (interferensi
atau gangguan) tersebut. Hal ini dapat dilihat persamaan common-mode rejection ratio
yang merupakan perbedaan antara tegangan input positif dan tegangan input negative.
(b) Bagaimana cara mereduksi atau mengeliminasi noise yang timbul pada output
inverting/non-inverting pada gambar 1 ?
Jawab:
Mengeliminasi noise yang timbul pada output inverting/non-inverting pada gambar 1
yaitu dengan cara: differensial DC amplifier dan menggunakan AC-couple. Dimana pada
AC-couple menggunakan kapasitor pada sebuah rangkaian. Sehingga sinyal yang hanya
bisa melewati kapasitor adalah arus AC.
(c) Apakah yang dimaksud dengan CMRR pada differensial amplifier?
Jawab:
CMRR (Common Mode Rejection Ratio) merupakan salah satu cara untuk
mengubah arus DC menjadi arus AC yang terdapat pada elektroda yaitu dengan
diffrensial DC amplifier yang memiliki hambatan yang relative besar, mempunyai
hambatan dalam. CMRR merupakan ratio rasio antara gain differensial dan gain
common-mode pada sebuah differensial amplifier. Gain diferensial merupakan
perbedaan antara tegangan input positif dan tegangan input negatif, sedangkan gain
common-mode adalah rata-rata tegangan antara input positif dan negatif. CMRR
merupakan ukuran kemampuan sebuah differensial amplifier dalam menolak sinyal
common-mode atau sinyal yang terdapat pada kedua input secara bersamaan, seperti
sinyal noise atau interferensi yang berasal dari sumber eksternal seperti lingkungan atau
kabel yang terdekat. Semakin besar nilai CMRR, semakin baik differensial amplifier
dalam menolak sinyal common-mode dan semakin akurat pula keluaran yang dihasilkan.
Dalam aplikasi medis, differensial amplifier yang memiliki CMRR yang tinggi sangat
penting karena dapat menghasilkan sinyal output yang lebih akurat dan dapat
menghilangkan noise dan interferensi yang mungkin timbul pada sinyal input. Hal ini
sangat penting dalam memonitor sinyal biologis seperti sinyal ECG atau EEG yang
memiliki amplitudo rendah.

Adm
CMRR= =∞ (besar sekali) maka IDEAL
Acm
ACM = 0 (kaki elektroda 1 dan 2 sama)

ACM = noise (tidak hilang 100%)

(
V out × 1+
)
2 R1 R3
(V −V 1)
R gain R 2 2

Jika V2=V1 maka ACM = 0

Jika V2≠V1 maka ada noise tapi kecil

7. Di bawah ini adalah sebuah blok diagram dari salah satu jenis Electromyogram (EMG)

Blok 1 merupakan rangkaian penyearah yang berfungsi untuk menyearahkan sinyal output
yang dihasilkan oleh sensor (electrode) EMG. Amplitudo sinyal EMG berkisar dari 0.1mV –
1.0 mV, dengan range frekuensi 25 Hz – 1 kHz. Sinyal yang telah disearahkan ini, kemudian
dijumlahkan (diintegrasikan) oleh rangkaian op-amp pada blok 2. Output dari rangkaian
elektronik blok 2 akan dibandingkan dengan dengan sebuah tegangan referensi tertentu (V
ref), sehingga output dari blok 3 ini akan bernilai +Vsat ~ 5V jika sinyal input pada blok 3
sedikit lebih besar dari V ref dan output blok 3 ini akan bernilai 0 V jika sinyal input pada blok
3 lebih kecil dari tegangan V ref. Sinyal output dari blok 3 akan mengaktifkan rangkaian
monostable (one-shoot) multivibrator, yang akan menghasilkan sebuah pulsa yang dicacah
oleh counter dan juga digunakan me-‘reset’ rangkaian elektronik pada blok 2.
Rancanglah rangkaian elektronik berbasis op-amp pada blok 1, 2 dan 3. Berikan keterangan
lengkap pada rancangan tersebut.
Jawab:

8. Tentukan V0 dari amplifier dibawah ini:

Jawab:

Catatan :
 Non-inverting (tidak terbalik) artinya:
Jika diberi supply + di non-inverting maka ouputnya +
Jika diberi supply - di non-inverting maka ouputnya –
 Inverting (terbalik) artinya:
Jika diberi supply + di inverting maka outputnya -
Jika diberi supply - di inverting maka outputnya +
Op-amp memiliki dua rules:
1. Perbedaan tegangan antara input V+ dan V- adalah nol
V+ - V - = 0
2. Arus pada input op-amp adalah nol
I + - I- = 0

a) Pada gambar A merupakan op-amp negative feedback (inverting amplifier)


Sinyal input dibuat melalui inverting maka outputnya akan selalu terbalik dengan
inputnya

V-

Cara mengerjakan sesuai dengan rules:


1. V+ - V- = 0
Jika V12 (Vinput atau V+) sama dengan 0 maka;
V+ = 0
Sehingga V+= V- = nol
Walaupun V- bernilai nol namun tidak terhubung langsung dengan ground. Dengan
fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit R1 dan R2 yaitu:
 Tegangan jepit di R1 = Vin – V-
 Tegangan jepit di R2 = Vout – V-
2. I+ - I- = 0
Lihat pada gambar arus yang masuk ialah I1 dan I2 dan arus yang keluar I- sehingga
persamaannya:
I masuk = Ikeluar
I1 + I2 = I-
Berdasarkan aturan kedua I+ - I- = 0 maka;
I masuk = Ikeluar
I1 + I2 = I-
I1 + I2 = 0
V11/R1 + Vout/R2 = 0
Vout/V11 = - R2/R1
Vout = - (R2/R1) V11

b) Pada gambar B merupakan op-amp positive feedback (non-inverting amplifier) atau


buffer

Cara mengerjakan sesuai dengan rules:


1. V+ - V- = 0
Jika Voutput atau V- sama dengan 0 maka;
V- = 0
Sehingga V+= V- = nol
dapat dihitung tegangan jepit R1 dan R2 yaitu:
 Tegangan jepit di R1 = Vin = V-
 Tegangan jepit di R2 = Vout – V-
2. I+ - I- = 0
R2
V output = ×V ¿
R1

Anda mungkin juga menyukai