Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN ILMIAH

A. Jenis-Jenis Pertemuan Ilmiah

Pertemuan ilmiah secara etimologi berasal dari kata pertemuan dan ilmiah.
Menurut Depdikbud (1999) pertemuan merupakan perbuatan bertemu;
perjumpaan. Sedangkan ilmiah menurut Depdikbud (1999) merupakan bersifat
ilmu; memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Sehingga, pertemuan ilmiah
merupakan suatu kegiatan pertemuan yang dilakukan secara terencana dalam
suatu tempat yang telah ditentukan membahas suatu topik yang masuk dalam
kriteria ilmu pengetahuan.
1. Konferensi
Konferensi sebagai suatu bentuk diskusi kadang-kadang mengacu
kepada diskusi untuk pengambilan tindakan. Konferensi berusaha
membuat suatu keputusan yang akan diikuti dengan tindakan berdasarkan
keputusan itu. Konferensi merupakan pertemuan ilmiah yang berisi diskusi
tentang suatu persoalan yang dihadapi bersama. Tujuan konferensi adalah
untuk memperoleh solusi atas persoalan tersebut yang menjadi
kesepakatan dan komitmen bersama.
Konferensi merupakan suatu pertemuan resmi para ahli atau pakar dari
berbagai instansi dan lembaga dengan tujuan mencoba menyepakati hal-
hal yang penting dan khusus, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik atau
memadai. Konferensi merupakan ajang pertemuan yang berskala luas, baik
tingkat nasional maupun internasional, melibatkan peserta dari berbagai
negara dengan kualifikasi khusus. Contoh konferensi : “Konferensi Hak-
hak Asasi Manusia Sedunia” dan “Konferensi Pemberantasan dan
Pencegahan Flu Burung di kawasan ASEAN”.
2. Kongres
Kongres (congress) merupakan forum bertemunya wakil-wakil
yang berwenang dari suatu kelompok atau organisasi yang mempunyai
kekuasaan tertinggi dalam menentukan pedoman, kebijakan-kebijakan,
program kegiatan dan adakalanya membentuk kepengurusan dari
kelompok atau organisasi. Sama dengan konferensi, kongres juga dapat
berskala nasional maupun internasional.

1
Dalam lingkup internasional, misalnya ada Kongres Taman
Nasional Sedunia (World National Parks Congress) atau Kongres Guru
Sedunia (World Teachers Congress), peserta dari kongres-kongres tersebut
adalah wakil-wakil dari Pengelola Taman Nasional tiap negara atau
Organisasi Guru di suatu negara.
Dalam lingkup lokal maupun nasional, banyak diselenggarakan
kongres oleh berbagai kelompok atau organisasi, misalnya Kongres
Nasional Ikatan Arsitek Indonesia, menyelenggarakan kongres di suatu
tempat dan dihadiri oleh wakil-wakil ikatan arsitek dari tiap provinsi atau
Kongres Nasional Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (Congress of
Insonesian Internist Associaion) yang dihadiri oleh Pengurus Pusat dan
Cabang organisasi tersebut.
3. Seminar
Seminar berasal dari bahasa latin yaitu dari kata seminarium yang
berarti “tanah tempat menanam benih”. Seminar merupakan suatu
pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah yang diikuti banyak
peserta dan mereka yang ahli di bidangnya pada akhirnya akan diperoleh
suatu rumusan yang disepakati bersama.
Seminar merupakan forum ilmiah yang membahas satu
permasalahan yang dikemas dalam satu tema besar seminar. Tema besar
tersebut dapat diperinci menjadi beberapa topik pembahasan. Dengan
demikian, proses seminar diawali dengan presentasi dari pemakalah utama
yang bersifat umum untuk membahas tema besar seminar, kemudian
diikuti dengan presentasi dari pemakalah topik-topik khusus. Tujuan
seminar adalah untuk mencari suatu pemecahan atau mencapai suatu
kesepakatan sehingga biasanya diakhiri dengan kesimpulan, keputusan
bersama, bahkan resolusi atau rekomendasi. Makalah-makalah yang
disajikan dalam seminar menjadi bahan diskusi. Dalam teknis
pelaksanaanya, panitia penyelenggara membagi peserta seminar dalam
kelompok-kelompok topik dimana peserta bebas memilih topik yang
diminati. Selanjutnya, pembahasan terjadi dalam kelompok-kelompok
topik ini, dimana hasil akhir diskusi dirumuskan bersama untuk

2
menghasilkan kesimpulan. Agar tujuan dapat tercapai, maka pada tiap sesi
presentasi ditunjuk moderator atau pemimpin diskusi yang bertugas
mengarahkan jalannya diskusi agar tetap pada fokus permasalahan dan
tidak melebar pada persoalan yang tidak penting. Adapun beberapa
definisi lain mengenai seminar yaitu:
a. Pemecahan Masalah
“Seminar merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah pada tema
tertentu yang telah ditetapkan yang melibatkan para pakar, biasanya
dari perguruan tinggi sebagai pembawa makalah atau
pembanding/penyanggah”.
b. Pembahasan Studi Kasus atau Topik Tertentu
“Seminar adalah kegiatan yang diadakan dalam rangka membahas
suatu studi kasus atau suatu topik tertentu, yang biasanya diikuti
banyak peserta, dipimpin oleh seorang yang ahli dalam bidang yang
dipelajarinya, sehingga seminar tersebut berfungsi memberikan
kesempatan diskusi kepada para pesertanya dan menstimulasi
partisipasi anggota kelompok menjadi aktif”.
c. Pertemuan Mahasiswa Bidang Keilmuan Tertentu
“Seminar merupakan pertemuan sejumlah mahasiswa perguruan tinggi
bidang keilmuwan tertentu di bawah pimpinan mahaguru yang
bersangkutan”.
d. Pertemuan Sekelompok Ahli
“Seminar adalah pertemuan sekelompok ahli atau pakar yang sedang
mengkaji kebenaran hasil penelitian ilmiah dimasyarakat di luar
kalangan perguruan tinggi”.
e. Pembahasan Hasil Penelitian Ilmiah
“Seminar merupakan pembahasan ilmiah (hasil penelitian) yang
dipimpin oleh seorang atau beberapa ahli, dan dihadiri oleh beberapa
penyanggah”.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
ciri-ciri seminar yaitu : a) ada pembicara (boleh satu atau lebih); b) ada
topik tertentu (pada umumnya satu topik satu pembicara); c) ada peserta

3
atau audience (boleh pemula maupun yang sudah ahli); d) ada sesi
presentasi dan dilanjutkan dengan diskusi.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari seminar tersebut. Kelebihan
seminar antara lain : a) membangkitkan pemikiran yang logis; b)
mendorong pada analisa menyeluruh; c) prosedurnya dapat diterapkan
untuk berbagai jenis problema; d) membangkitkan tingkat konsentrasi
yang tinggi pada diri peserta; e) meningkatkan keterampilan dalam
mengenal problema. Sedangkan kelemahan seminar antara lain: a)
membutuhkan banyak waktu; b) memerlukan pimpinan yang terampil; c)
sulit dipakai bila kelompok terlalu besar; d) mengharuskan setiap anggota
kelompok untuk mempelajari terlebih dahulu.
4. Simposium
Simposium berasal dari bahasa latin, yang artinya “pertemuan”.
Simposium merupakan suatu rangkaian ceramah yang diberikan oleh dua
atau sampai lima orang, dengan topik berlainan, tetapi berhubungan erat
satu sama lain yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta untuk menganalisis beberapa aspek yang saling berhubungan dan
yang dapat diperdebatkan, serta membantu peserta untuk dapat mengerti
hubungan dari macam-macam bagian dari satu tajuk atau inti
permasalahan.
Simposium dipimpin oleh seorang moderator dan mengoordinasi
jalannya pembicaraan dari pembicara atau pembahas dan penyanggah serta
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Dalam sebuah
simposium, peserta dapat mengajukan pendapat atau pertanyaan setelah
pembicara atau penyanggah selesai berbicara. Sebuah simposium misalnya
untuk membahas masalah yaitu “Ancaman Narkoba Terhadap Generasi
Muda”, dihadirkan pembicara dari berbagai kalangan seperti agamawan,
pendidik, ahli kesehatan, kepolisian, artis, olahragawan atau bekas
pengguna narkoba itu sendiri. Simposium merumuskan pandangan-
pandangan dari para pembicara atau peserta, namun tidak ada suatu
kesimpulan akhir yang diambil.

4
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan beberapa ciri-
ciri simposium yaitu: a) melibatkan kelompok ahli yang membahas topik
tertentu; b) seorang juru bicara membuat pertanyaan; c) dilanjutkan ke
diskusi panel.
Adapun kelebihan dan kekurangan simposium. Kelebihan
simposium antara lain: a) dapat dipakai pada kelompok besar maupun
kecil; b) dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat; c)
pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi
akan menjadi sidang lebih menarik; d) dapat direncanakan jauh
sebelumnya. Sedangkan kelemahan simposium antara lain: a) kurang
spontanitas dan kreativitas karena pembahas maupun penyanggah sudah
ditentukan; b) kurang interaksi kelompok; c) menekankan pokok
pembicaraan; d) agak terasa formal; e) kepribadian pembicara dapat
menekankan materi; f) sulit mengadakan kontrol waktu; g) secara umum
membatasi pendapat pembicara; h) membutuhkan perencanaan
sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat; h)
cenderung dipakai secara berlebihan.
5. Lokakarya
Lokakarya atau workshop atau academic workshop adalah
pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan bertanggungjawab
dan ahli-ahli yang dapat membantu peserta guna membicarakan masalah
atau pelajaran mereka yang dirasakan sukar untuk dipecahkan sendiri dan
bersama-sama mencarikan solusinya.
Peserta lokakarya berasal dari kelompok yang homogen dalam
jumlah yang relatif sangat terbatas, sehingga setiap peserta dapat berbicara
secara aktif dan intens sehingga keterlibatan peserta dalam pembicaraan
lebih dinamis. Lokakarya mempunyai topik tertentu atau pokok
pembicaraan, misalnya “Peran Airlines dalam Pengembangan Pariwisata”
atau “Peran Mahasiswa dalam Dunia Politik”. Lokakarya dapat dilakukan
dalam rangka menindaklanjuti hasil atau rumusan suatu seminar untuk
tema atau topik yang sama.

5
Terdapat dua ciri-ciri lokakarya yaitu merupakan suatu forum
pertemuan dan ada fasilitator yang membimbing dan menguasai teknik
penerapan metode ini. Adapun kelebihan dan kelemahan lokakarya.
Kelebihan lokakarya antara lain: a) memberi kebebasan berargumen
kepada peserta loka karya dan pemakalah; b) memberi peluang melibatkan
banyak peserta; c) menyerap informasi sebanyak mungkin untuk suatu
hasil atau perubahan konsep semula sehingga ide pemakalah akan diuji
dan mendapat tanggapan tentang kelebihan dan kekurangan dari ide para
pemakalah; d) dapat digunakan sebagai referensi bagi pengamat dan
pemegang kebijakan baik masyarakat umum dan pemerintah. Sedangkan
kelemahan lokakarya antara lain: a) memerlukan persiapan yang relatif
lama; b) memerlukan tenaga dan biaya yang besar; c) melibatkan banyak
orang sehingga menyita waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran di
kelasnya; d) menimbulkan banyak pro dan kontra sehingga menimbulkan
potensi konflik di antara pengamat pendidikan dan pelaksana
kebijaksanaan.
6. Panel
Panel atau Diskusi Panel atau Pertukaran Pikiran merupakan suatu
pertemuan untuk mendengarkan percakapan antara tiga sampai enam
orang panelis yang mengemukakan topik-topik tertentu atau topik yang
spesifik yang telah ditentukan terlebih dahulu, dan dipimpin oleh seorang
moderator untuk didiskusikan bersama sehingga diperoleh masukan
tentang pendapat-pendapat yang berbeda dan peserta distimulasi untuk
berdiskusi.
Perbedaan pendapat antar panelis atau pakar merupakan hal yang
biasa, karena dalam diskusi panel tidak akan diambil suatu kesepakatan
atau keputusan. Perbedaan pendapat tersebut justru akan merupakan
stimulus bagi hadirin dalam menambah wawasan berpikir mereka.
Peran hadirin biasanya tidak diberi kesempatan berbicara, untuk
mengemukakan pendapatnya selama panelis berdiskusi dan perannya
banyak hanya sebagai pendengar yang dapat merangsang cara berpikir

6
mereka dengan mendapatkan berbagai perspektif pandangan yang
disampaikan para panelis.
Setelah selesainya diskusi oleh para panelis, hadirin dapat
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi lanjutan.
Jumlah peserta diskusi biasanya sangat dibatasi agar jalannya diskusi
berlangsung efektif.
7. Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata discutio atau
discusum yang berarti bertukar pikiran. Pada bahasa inggris digunakan
kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan. Dari segi
istilah, diskusi berarti perundingan atau bertukat pikiran tentang suatu
masalah, untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah dan
mencari jalan keluarnya. Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar
informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih
teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
kesimpulan, pernyataan atau keputusan. Diskusi adalah pembicaraan
mengenai hanya suatu topik dengan tujuan untuk merumuskan
kepentingan bersama. Diskusi bisanya diikuti antara 6 sampai 20 orang
peserta, dipimpin oleh seorang pimpinan diskusi atau moderator, guna
memecahkan atau menyelidiki suatu masalah, dimana setiap peserta dapat
saling tukar pendapat dan membina team work yang solid.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan beberapa
ciri-ciri diskusi yaitu: a) terdiri dari beberapa orang; b) ada permasalahan
yang sedang dicarikan solusi pemecahannya; c) ada yang menajdi
pemimpin; d) ada proses tukar pendapat atau informasi; e) menghasilkan
rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang dibahas; f)
berlangsung dalam interaksi tatap muka dengan mengemukakan media
bahasa, semua anggota memperoleh kesempatan mendengarkan dan
mengeluarkan pendapat secara bebas langsung; g) mempunyai tujuan atau
sasaran yang akan dicapai melalui kerja sama antar anggota; h)

7
berlangsung dalam suasana bebas, teratur dan sistematis dengan aturan
main yang telah disepakati bersama.
Adapun kelebihan dan kekurangan diskusi. Kelebihan diskusi
antara lain: a) dapat memperluas wawasan peserta didik; b) dapat
merangsang kreativitas peserta didik dalam memunculkan ide dalam
memecahkan suatu masalah; c) dapat mengembangkan sikap menghargai
pendapat orang lain; d) dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik
menjadi lebih aktif. Sedangkan kelemahan diskusi antara lain: a)
kemungkinan besar diskusi akan dikuasai oleh peserta didik yang suka
berbicara atau ingin menonjolkan diri; b) tidak dapat dipakai pada
kelompok yang besar; c) peserta mendapat informasi yang terbatas; d)
menyerap waktu yang cukup banyak; e) tidak semua guru memahami cara
peserta didik melakukan diskusi.
8. Forum
Forum merupakan suatu diskusi terbimbing yang diikuti banyak
peserta, misalnya sekitar 25 orang dengan narasumber yang
mendiskusikan berbagai masalah. Para peserta dalam forum dapat saling
bertanya atau menanyakan kepada narasumber yang ada, mengemukakan
pikiran dan perasaannya, narasumer akan berbicara menurut kebutuhan
dan kepentingan peserta. Dalam forum ini, peserta dapat berpartisipasi
penuh dan memperoleh pengetahuan dari narasumber maupun peserta
lainnya, dan peran pimpinan forum atau moderator sangat membantu
kelancaran jalannya diskusi.
Tempat duduk antara peserta dengan narasumber dalam forum
diatur tidak terpisah, seorang pembicara atau peserta forum, kalau sudah
selesai berbicara akan kembali ketempat duduknya semula. Dalam forum
tidak ada keputusan yang diambil, pimpinan forum hanya menyampaikan
ikhtisar pembicaraan dan himbauan kepada semua pihak yang telah
mengikuti forum pada saat forum berakhir.
9. Debat
Debat merupakan sebuah metode pertemuan dimana pihak yang
pro dan kontra dapat menyampaikan pendapat mereka. Debat bisa

8
mempertajam, membangkitkan analisis dari kelompok, menimbulkan daya
tarik dan dapat diikuti oleh sejumlah peserta. Dalam pelaksanaanya, debat
dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak sesuai dengan kesepakatan
yang telah ditentukan terlebih dahulu, anggota kelompok dapat juga
bertanya kepada peserta debat atau pembicara.
Debat dengan skala nasional maupun internasional kadangkala
disaksikan oleh banyak orang melalui tayangan televisi atau didengar dari
siaran radio, seperti halnya debat para calon presiden yang berdebat
mengenai program-program ilmiah dari para calon kalau nanti mereka
terpilih. Moderator mengatur jalannya debat, agar tertib dan pembicaraan
tidak keluar dari hal yang diperdebatkan.
10. Sarasehan
Sarasehan merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh
sekelompok undnagan tertentu untuk membicarakan suatu masalah dengan
cara yang informal dan dalam suasana yang rileks, bahkan tempat duduk
peserta cukup di lantai saja atau yang dikeal dengan istilah lesehan.
Dalam pertemuan ini ada yang memimpin dan hadirin atau peserta
dipersilakan dengan bebas dan terbuka dan secara rileks dalam suasana
yang informal dan ceria menyampaikan gagasan dan saran untuk
pemecahan permasalahan tertentu yang menjadi topik pembicaraan.
Banyak yang dapat diselesaikan dan dipecahkan dneganc ara sarasehan ini,
daripaka pertemuan-pertemuan yang bersifat lebih formal, karena
pesertanya tidak terikat dengan aturan-aturan baku.
B. Peranan dan Fungsi Komponen-Komponen Seminar
1. Moderator
Moderator atau yang juga disebut pemandu acara adalah orang yang
memimpin jalannya sebuah seminar, dengan tugas antara lain:
a. Menaiki panggung bersama pemakalah dan pembanding (jika ada)
begitu dipersilakan oleh pembawa acara dan dilanjutkan dengan
pembacaan CV Moderator oleh pembawa acara.
b. Memperkenalkan diri dan mengucapkan salam serta memberikan
sedikit ulasan pengantar materi dan hal-hal apa saja yang diharapkan
oleh peserta seminar.
c. Membacakan tata tertib seminar

9
d. Memperkenalkan dan membacakan biodata atau Cirriculum Vitae
Pemakalah/pembanding
e. Mengatur waktu dan arus Tanya jawab peserta dengan pemakalah
f. Meluruskan pembicaraan pada saat terjadi diskusi jika sekiranya hal itu
ke luar dari konteks
g. Memberitahukan pemakalah mengenai sisa waktu yang tersedia
(misalnya dengan menggunakan secarik kertas kecil yang bertuliskan,
misalkan “waktu anda tinggal 5 menit lagi”
h. Mengingatkan pemakalah dan/atau peserta jika terlihat adanya
kekurangan merugikan jalannya seminar, misalnya memperhatikan
waktu, mempersingkat pertanyaan
i. Membacakan kesimpulan sementara hasil diskusi
Dalam sebuah seminar, seorang moderator tidak diperkenankan
menjawab pertanyaan peserta, padahal ia tahu persis bahwa pertanyaan
tersebut ditunjukkan kepada pemakalah. Seorang moderator juga tidak etis
ikut mengomentari pendapat pemakalah atau peserta pada acara Tanya
jawab atau diskusi.
Dalam memimpin jalannya seminar, seorang moderator harus dapat
mengendalikan waktu, mengingat pembahasan dalam seminar memakan
waktu yang relative lama, karena sifatnya ilmiah, sehingga waktu jangan
dipergunakan untuk membahas hal-hal yang tidak relevan dan tidak terkait
dengan hal-hal yang didiskusikan, moderator diharapkan dapat mencegah
terjadinya hal tersebut.
Salah satu tugas moderatr adalah memperkenalkan pemakalah kepada
peserta berikut ini adalah beberapa tips yang perlu diketahui oleh
moderator:
a. Kenakan busana yang serasi dan hindari pemilihan warna yang
mencolok untuk busana yang dikenakan
b. Usahakan datang lebih awal, lakukan koordinasi dengan panitia
seminar untuk memastikan ketersediaan dan kesiapan peralatan
(meja, kursi untuk pembicara, alat pengeras suara, laptop, peralatan
multimedia, peralatan tulis menulis (kertas, ballpoint), minuman
dan makanan kecil untuk pemakalah dan moderator di atas
panggung.

10
c. Siapkan CV moderator dan serahkan kepada pembawa acara untuk
dibacakan, dan jangan lupa minta kepada panitia biografi dan
bukan sekedar ringkasan riwayat hidup pemakalah dan
pembanding untuk dibacakan oleh moderator.
d. Lakukan diskusi ringan atau wawancara singkat dengan pemakalah
sebelum naik panggung, disamping untuk mencairkan suasana,
moderator dapat mengetahui lebih jauh lagi tentang pokok-pokok
materi yang akan disampaikan nantinya oleh pemakalah.
e. Tunjukkanlah gairah dan kegembiraan moderator dengan kehadiran
pemakalah tersebut dan tidak sabar lagi untuk mendengarkan
presentasinya.
f. Katakanlah sesuatu tentang pribadi pemakalah , misalkan orangnya
ceria, humoris, bersahabat, dan sebagainya.
g. Jangan merebut topic pembicaraan pemakalah
h. Jangan sekali-kali mengatakan “pemakalah tidak perlu
diperkenlakna lagi” dan
i. Sebutkan dulu nama pemakalah sebelum moderator mengatakan
yang lain. Tugas moderator berakhir setelah satu makalah dibahas
dan didiskusikan oleh para peserta dengan pemakalah dan
moderator selesai membuat dan membaca kesimpulan.
Untuk sesi berikutnya kalau masih ada pemakalah yang lain, maka
akan dipandu oleh moderator yang lain pula.
2. Notulis
Notulis berfungsi merekam jalannya seminar dan diskusi secara
tertulis dan notulis juga harus siap memberikan informasi kepada
moderator, jika sekiranya moderator membutuhkannya, misalnya
mengulangi suatu pertanyaan peserta yang kurang jelas diterima oleh
moderator.
Notulis bertugas mencatat semua butir pertanyaan yang penting
dari semua pembicara, mencatat nama-nama peserta yang berbicara dan
butir-butir pembicaraan maupun pertanyaan peserta dan jawaban dari
pemakalah atau pembanding. Notulis juga harus mencacat dengan baik
hasil rumusan yang dibacakan oleh moderator pada saat akan berakhirnya
suatu sesi.

11
Untuk praktisnya, guna keauratan penulis dalam satu sesi
pemaparan dan diskusi bisa ada dua orang yang bertugas sebagai notulis
dan mereka dapat dilengkapi dengan alat perekam suara.
Hasil tulisan dari notulis disebut notulen, yang merupakan bagian
dokumen dari suatu seminar.
3. Pengamat
Sesuai dengan namanya, maka seorang pengamat hanya bertugas
mengamati jalannya seminar termasuk diskusi kalau ada. Seorang
pengamat biasanya adalah seorang yang memiliki keahlian khusus atau
pakar di bidangnya.
Pada kesempatan lain sangat dibutuhkan seorang pengamat
mengambil bagian untuk tampil, misalnya pada saat ada sesuatu yang
tidak terpecahkan atau menemui jalan buntu. Namun, perlu disadari bahwa
pendapat atau arahan dari pengamat tidak boleh memvonis jalannya
seminar secara keseluruhan.
4. Pemakalah
Pemakalah yang juga sering disebut sebagai penceramah, hal ini
dikarenakan pemakalah adalah orang yang membuat atau menyiapkan
sebuah makalah dan sekaligus memaparkannya dalam bentuk ceramah di
depan peserta seminar.
Kata lain untuk pemakalah adalah pembicara (speaker), panelis,
narasumber atau pemrasaran (orang yang memberi saran). Tugas seorang
pemakalah adalah menyajikan makalah yang dibuatnya serta menjawab
pertanyaan dari peserta seminar tentang materi yang disampaikan melalui
moderator. Sebelum menyusun materi untuk diseminarkan, tentunya
pemakalah menyiapakn bahan-bahan yang diperlukan, yang berasal dari
buku, referensi, majalah, jurnal, surat kabar, statistic, hasil survie dan
penelitian, laporan-laporan dan hallainnya yang keilmiahannya dapat
dipertanggungjawabkan. Kemudian data dan informasi akan disampaikan
dalam seminar. Beberapa hal perlu mendapat perhatian dari pemakalah
adala:
a. Panjang makalah sudah memperhitungkan waktu yang sudah
didiskusikan oleh panitia.
b. Isi makalah merupakan sesuatu yang menarik , actual, dan memang
dibutuhkan oleh peserta seminar

12
c. Pemaparannya ditunjang dengan teknik presentasi yang baik,
komunikatif, mudah dimengerti, singkat, jelas, efektif, efesien, dan
intensif, dan
d. Pandai mengatur emosi, tetap member kesan bergairah bersemangat,
tidak loyo atau terlihat malas.
5. Pembanding/Penyanggah
Pembanding dalam sebuah seminar adalah pemakalah lain yang
materinya merupakan pembanding dari materi pemakalah utama. Tugas
pembanding adalah menyampaikan penjelasan atau tanggapan terhadap
makalah pemakalah utama dan menjawab pertanyaan dari peserta tentang
materi yang disampaikan, karena dia bisa menyanggah pendapat atau
materi dari pemakalah utama.
Tujuan dari adanya makalah pembanding ini antara lain:
a. Memberikan wawasan tambahan pada peserta agar terbentuk opininya
terhadap makalah utama
b. Memperjelas eksistensi materi pemakalah utama, terutama setelah
terjadinya forum diskusi
c. Memberikan wawasan tambahan tatkala makalah utama tidak
menyinggung dan
d. Merupakan sarana untuk memberikan motivasi kepada suasana
seminar secara keseluruhan.
6. Peserta
Peran para peserta dalam sebuah seminar sangat signifikaan karea
dari pesertalah diharapkan adanya tanggapan-tanggapan, pendapat, kritik,
saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan kepada pemaklah maupun kepada
pembanding mengenai materi yang disampaikan.
Pemakalah yang bijak, akan berusaha menciptakan suasana di
mana para peserta akan mengikuti acara atau diskusi interaktif dengan
penuh antusias, sehingga pemakalah akan mendapat masukan dari para
peserta, yang akan dijadikan bahan penyempurnaan makalahnya atau bisa
melihat kekurangan-kekurangan yang ada tanpa disadarinoleh para peserta
seminar. Masukan peserta seminar yang kritis banyak mewarnai hasil
rumusan seminar, sehingga kehadiran peserta seminar tidak hanya sebagai
pelengkap penggembira.
7. Pembawa Acara
Pembawa acara dalam sebuah seminar mempunyai tugas antara lain:

13
a. Mengumumkan bhawa seminar akan dimulai dan mempersilakan para
hadirin untuk menepati tempat duduk yang telah disediakan.
b. Membaca susunan acara dan mempersilakan penanggungjawab
seminar untuk menyampaikan sambutan atau laporan.
c. Jika seminar akan dibuka oleh seorang tertentu, maka pembawa acara
mempersilakan kepada yang bersangkutan untuk membuka seminar
d. Menyampaikan pengumuman-pengumuman atau informasi yang perlu
diketahui oleh hadirin, misalkan lokasi tempat ibadah, kamar kecil dan
sebagainya.
e. Mempersilakan moderator, pemakalah, pembanding, dan notulis untuk
menepati tempat duduk mereka pada waktu ax=cara suatu sesi akan
dimulai.
f. Membaca biodata atau CV singkat moderator pada saat moderator
akan memimpin jalannya seminar,
g. Menyerahkan acara sepenuhnya kepada moderator sampai selesai satu
sesi.

Seorang pembawa acara hendaknya dapat membuat dan


menciptkan suasan seminar menjadi bergairah, hangat, dan bersahabat
serta tidak monoton, sehingga tidak membosankan para peserta. Harus
diingat bahwa seorang pembawa acara akan menjadi pusat perhatian dari
mereka yang hadir dalam seminar. Untuk itu, seorang pembawa acara
harus tampil percaya diri, intelek, luwes, berjiwa besar, berperilaku sopan
dan menarik, mempunyai rasa humor yang tinggi, mengenakan busana
yang serasi, make up yang tidak mencolok, kondisi tubuh fit, segra dan
relaxs, memperhatikan teknik vocal dalam berbicara, seperti intonasi,
aksentuasi, kecepatan bicara, kejelasan, artikulasi, dan infleksi, sehingga
suara enak didengar.

Pembawa acara yang baik tentu terlebih dahuluakan berkonsultasi


dengan panitia seminar mengenai acara yang akan dibawakannya,
mempelajri dan membaca literature yang terkait dengan seminar,
mengenali tempat seminar dan kelengkapannya, menguasai teknik
penampilan di depan umum, tidak bergerak-gerakan tubuh yang tidak
perlu, tidak membuat lelucon yang tidak lucu, dan bisa berpikir serta

14
bertindak dengan cepat, serta mempunyai rencana cadangan apabila terjadi
sesuatu di luar dugaan pada saat acara berlangsung.

8. Keynot Speaker
Keynot speaker atau pembicara kunci adalah sosok yang
diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikasi atau nilai tambah
terhadap suksesnya sebuah seminar, dan biasanya mereka adalah orang
atau tokoh penting dalam pemerintahan atau Negara, dan bisa juga tokoh
masyarakat yang berpengaruh. Kehadiran mereka dalam suatu seminar
telah dipublikasikan jauh-jauh hari dari hari sebelum seminar berlangsung,
biarpun dengan catatan”sedang dalam konfirmasi”.
Keynote speaker biasanya hadir pada waktu acara pembukaan
seminar dengan menyampaikan pidato singkat dan pada penutupan
nantinya akan hadir lagi yang akan menutup seminar.

C. Jenis-Jenis Karya Ilmiah


1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya Ilmiah menurut KBBI adalah karya ilmiah berupa makalah sebagai :
a. Tulisan tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan
dimuka umum dan sering disusun untuk diterbitkan.
b. Karangan yang termasuk tugas peserta didik selama dalam pendidikan
di sekolah.
2. Jenisk Karya Ilmiah :
Dalam bidang pendidikan jenis karya ilmiah ada beberapa yaitu :
a. Hasil penelitian : laporan penelitian ( skripsi, tesis dan disertasi), buku,
dan makalah.
b. Tinjauan atau usulan sendiri : buku ( buku pelajaran, diktat, modul)
dan makalah.
3. Ciri Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bahan menyajikan fakta yang benar atau objektif dan dapat dibuktikan.
b. Penyajian menggunakan bahasa buku (cermat formal dan lugas),
sistematis (sesuai dengan kerja ilmiah) dan metode ilmiah.

15
c. Sikap penulis yaitu jujur (tidak melebih-lebihkan atau mengurangi
sesuatu), objetktif ( tidak mengejar keuntungan pribadi)
d. Menyimpulkan berdasarkan fakta.
e. Kerangka Karya Ilmiah memiliki unsur lengkap untuk skripsi, tesis,
disertasi dan laporan ilmiah. Makalh tidak selengkap karya ilmiah
diatas. Penyusunan suatu karya ilmiah memenuhi syarat langkah
metode ilmiah yaitu :
a) Mengenali dan merumuskan masalah
b) Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan kesimpulan
c) Merumuskan hipotesis
d) Menarik hipotesis

4. Jenis Karya Ilmiah


a. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah
yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat
mepiris-objektif. Makalah disusun melalui proses berpikir deduktif
atau induktif, dilihat dari bentuknya, makalah mempunyai bentuk yang
paling sederhana diantara karya ilmiah yang lain seperti skripsi, tesis
dan disertasi.
Makalah ilmiah yang tidak terlalu panjang, menggunakan bahasa
yang lugas dan lebih sederhana dikenal juga dengan istilah artikel
ilmiah popular. Makalah ada yang terdokumentasi ada pula yang tidak,
terdokumentasikan nya melalui majalah, jurnal/prosiding, surat kabar,
dan lain sebagainya sedangkan tidak terdokumentasi biasanya hanya
dipresentasikan melaui seminar, lokakarya atau konsorsium.
b. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendapat orang lain yang didukung oleh data dan
fakta emipiris-objektif (dari studi lapangan dan studi kepustakaan).

16
Skripsi ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana
dari suatu perguruan tinggi.
c. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada
skirpsi. Tesis membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung
oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis
ditulis untuk melengkapi ujian program starta dua (magister).
d. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang menggunakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang
sahi dengan analisis yang terinci. Unsur orisinil dari temuan penulis
sangat ditonjolkan. Disertasi ditulis untuk melengkapi ujian program
strata tiga (doctor).

e. Buku (Terjemahan, Buku Pelajaran, Diktat, dan Modul)


Buku pelajaran adalah tulisan yang isinya mengenai materi-materi
yang dipelajari peserta didik. Bentuk fisik diktat lebih sederhana
dibandingkan buku pelajaran. Diktat biasanya ditulis, dicetak dan
dipublikasikan oleh guru yang bersangkutan. Modul adalah tulisan
yang dikembangkan guru sebagai pedoman atau pegangan belajar
peserta didik ( biasanya dalam proses pembelajaran individu)
5. Cara Penyusunan Karya Ilmiah
a. Makalah
Penyusunan kerangka karya tulis makalah adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang, pada bagian ini diungkapkan hal-hal yang
melatarbelakangi pembuatan makalah atau karya tulis. Bagian ini
mengungkapkan landasan pemikiran pemilihan judul atau
permasalah yang akan ditulis.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Pengumpulan

17
1.5 Sistematika
BAB II PEMBAHASAN
Mengemukakan pembahasan masalah bersumber pada data yang
diperoleh dibandingkan dengan teori yang terdapat pada berbagai
sumber.
BAB III PENUTUP
Memuat simpulan dan saran
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Daftar yang berisi buku, makalah, artikel, dan bahan bacaan lainnya
yang dikutip atau digunakan sebagai sumber informasi dalam
penulisan makalah. Hal-hal yang diinformasikan dari sebuah buku
dalam penulisan daftar pustaka meliputi: nama pengarang, tahun
penerbitan, judul dan sub judul, tempat penerbitan, nama penerbit.
Cara menulis daftar pustaka adalah jika nama pengarang terdiri atas
dua kata, kata kedua harus didahulukan. Misalnya Amin Santoso
ditulis Santoso, Amin. Di belakang nama diberi tanda titik, nama gelar
tidak perlu dicantumkan. Tahun terbit buku diakhiri tanda titik. Judul
buku dan subjudul ditulis miring atau diberi garis bawah perkata dan
diakhiri tanda titik. Kota penerbit diakhiri tanda titik. Nama penerbit
buku diakhiri tanda titik. Contoh : Aminuddin.1987.Pengantar
Apresiasi Sastra.Bandung:Sinar Baru.
b. Skripsi ( Pedoman Karya Tulis Undiksha), terdiri dari :
PRAKATA
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
GLOSARIUM
BAB I PENDAHULUAN

18
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 (sesuai variable yang diteliti)
2.3 Penelitian yang relevan
2.4 Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian (kalau ada)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Lokasi Penelitian ( untuk penelitian kualitatif)
3.3 Subjek Penelitian ( populasi dan dampel)
3.4 Variable Penelitian dan Definisi Operasional
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.6 Instrumen Penelitian
3.7 Metode Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
c. Tesis dan Disertasi(Pedoman Karya Tulis Undiksha):
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

19
1.7 Implikasi Kebijakan (bila penelitian kebijakan
1.8 Asumsi (bila ada)
BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3 Variable Penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5 Metode Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
4.3 Implikasi Penelitian
BAB V PENUTUP
5.1 Rangkuman
5.2 Simpulan
5.3 Saran
5.4 Rekomendasi Kebijakan (jika ada)

20

Anda mungkin juga menyukai