Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkaitan dengan
panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi termodinamika
adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang energi yang berubah-ubah
karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan. Dalam pengaplikasiannya,
biotermal dapat digunakan dalam dunia keperawatan untuk membantu dan
meringankan tugas perawat. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai prinsip-
prinsip biotermal serta penggunaanya dalam keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan biotermal?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan hukum termodinamika?
1.2.3 Bagaimana mekanisme pengaturan suhu tubuh?
1.2.4 Bagaimana transfer panas terjadi?
1.2.5 Apa saja efek dari panas?
1.2.6 Apa saja penggunaan biotermal dalam keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menerangkan Hukum Termodinamika
1.3.2 Memberikan penjelasan Pengaturan Suhu Tubuh
1.3.3 Menerangkan Jenis-jenis Transfer Panas
1.3.4 Memeberikan penjelasan tentang Efek Panas
1.3.5 Memberikan uraian tentang Penggunaan Panas dalam Medis
1.4 Manfaat
1.4.1 Mampu memahami prinsip-prinsip ilmu fisika yang terkait dengan
peningkatan kemampuan dalam melakukan pengkajian, interpretasi
dan evaluasi data.

BAB II

1
PENERAPAN BIOTERMAL DALAM KEPERAWATAN

2.1 Pengertian Biotermal


Biothermal yaitu suatu zat panas yang berasal dari makhluk hidup.
2.2 Hukum Termodinamika
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkaitan
dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi
termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang energi
yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan.
Ada 4(empat) hukum termodinamika :
o Hukum ke-nol termodinamika
o Hukum pertama termodinamika
o Hukum kedua termodinamika
o Hukum ketiga termodinamika

2.2.1 Hukum ke-nol Termodinamika


Jika dua sistem termodinamika adalah dalam
keadaan kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka
ketiga sistem diatas dalam keadaan setimbang termal. A ~ B
dan B ~ C, maka A ~ C
Jika dua buah sistem kontak satu sama lain, maka
akan terjadi perpindahan energi diantara kedua sistem,
sehingga mencapai kesetimbangan termal. Contoh : ketika
seseorang mengalami kedinginan yang sangat, maka jika
dipeluk oleh orang yang suhu tubuhnya normal, maka akan
terjadi perpindahan panas, sehingga suhu tubuh kedua orang
tadi menjadi setimbang (sama).
2.2.2 Hukum pertama Termodinamika
Dalam setiap proses, maka energi total tetap sama.
Mudahnya : energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dihancurkan, namun dapat dikonversikan kedalam bentuk
energi yang lain.

2
Suatu sistem dapat menyimpan energi menjadi energi
dalamnya yang bersifat kekal. Panas adalah suatu proses
dimana energi ditambahkan ke dalam suatu sistem dari
sumber dengan suhu tinggi atau energi yang hilang sehingga
suhunya menjadi rendah. Perubahan energi dalam sama
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan dikurangi
dengan usaha yang diberikan kepada lingkungannya.
2.2.3 Hukum kedua Termodinamika
Entropi suatu sistem yang terisolasi tidak akan
setimbang dan akan terus bertambah sepanjang waktu
sampai mencapai nilai maksimum dari kesetimbangan.
Entropi adalah perubahan panas/kalor setiap perubahan suhu
DS = DQ/DT Contoh : ketika air diberikan es, maka panas
akan terus berubah sepanjang perubahan suhu (entropi akan
terus berubah) hingga mencapai titik maksimum
kesetimbangan.
Beberapa versi dari Hukum kedua Termodinamika
 Rudolf Clausius
Panas tidak dapat mengalir secara spontan dari material
suhu rendah ke material suhu tinggi.
 Lord Kelvin
Tidak mungkin untuk mengkonversi panas seluruhnya
menjadi kerja/usaha.
𝑄2 𝑇2
𝜂 =1− =1−
𝑄1 𝑇1
𝜂 adalah efisiensi. Karena itu setiap proses apapun tidak
pernah mencapai efisiensi 100 %.

2.2.4 Hukum ketiga Termodinamika


Merupakan ungkapan umum statistik dari entropi dan
kemustahilan mencapai suatu suhu nol absolut. Jika suatu

3
sistem mendekati suhu absolut nol, maka seluruh proses
berhenti dan entropi sistem mencapai titik minimum. Walter
Nernst (1906 – 1912), entropi suatu sistem pada suhu absolut
nol adalah tetap.
Tidaklah mungkin untuk mengubah suatu sistem ke
dalam titik nol absolut dengan berbagai prosedur yang
terbatas. Artinya sistem akan tetap pada titik absolut nol
(tidak ada perubahan substansi).
T → 0, maka S → konstan
2.3 Termometrik
Alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran suhu yaitu termometer.
Prinsip dasar dari alat ukur ini yaitu fenomena pemuaian yang merupakan
indeks temperatur. Contohnya termometer air raksa dan termometer
alkohol. Air raksa memiliki batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada
−40𝑜 𝐶 air raksa akan membeku dan titik uap berkisar di atas 360𝑜 𝐶,
sehingga perlu ada metode lain atau alat lain untuk mengukur suhu suatu
benda.
Macam-macam termometer
2.3.1 Termometer air raksa/alkohol
Termometer air raksa/alkohol terdiri dari bola gelas
A yang berdinding tipis. Bagian atas bola dihubungkan
dengan pipa kapiler B. Antara pipa kapiler dan bola A
terdapat suatu penyempitan. Tujuannya yaitu agar air raksa
setelah memuai tidak mudah kembali ke keadaan semula.
Bagian atas kapiler di hampakan udar kemudian ujung
kapiler tersebut ditutup.
Untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat
skala yang digoreskan pada dinding pipa tersebut. Pada
dinding belakang yang berlawanan dengan skala, di sebelah
luarnya ruangan terdapat lapisan perak agar dapat
memberikan gambaran skala lebih jelas. Untuk jelasnya

4
dibuat potongan penampung lintang pipa kapiler dari sebuah
termometer.

Gambar 1
Termometer Air raksa

2.3.2 Termometer tahanan (termisor thermometer)


Termometer tahanan merupakan salah satu dari
termometer elektronik yang menggunakan thermisor.
Thermisor merupakan semi konduktor yang mempunyai
berbagai variasi tahanan terhadap temperatur. Termisor
terdiri dari kawat halus platina yang dililitkan pada kerangka
mika kemudian dimasukkan ke dalam tabung gelas yang
berdinding tipis sebagai pelindung.
2.3.3 Termometer elemen (termokouple)
Dasar termokoupel dalam pengukuran suhu
(Thermoelectric thermometri) dikemukakan oleh seebeck
(1827). Beliau mengamati suatu gaya gerak listrik yang
timbul pada dua hubungan dua logam yang berbeda.
2.3.4 Pyrometer optik
Pyrometer optik diarahkan ke tungku pembakaran
yang sedang menyala. Kemudian lampu dinyalakan . nyala
lampu diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nyala
tungku. Berdasarkan skala suhu yang diketahui, kemudian
skala pada amperemeter disesuaikan dengan skala suhu.

5
Gambar 2
Pyrometer Optik

2.3.5 Skala Temperatur


Sebelum tahun 1964, skala temperatur menggunakan
dua titik sebagai titik acuan, yaitu titik es dan titik uap. Titik
es adalah suhu dimana air membeku sehingga membentuk es
yang bertekanan 1 atm. Titik uap adalah suhu dimana air
mendidih pada tekanan 1 atm.
Tahun 1724, Fahrenheit : titik es (320F) dan titik uap
2120F. Tahun 1970-an, digunakan skala Celcius sebagai
satuan standar suhu (titik es = 00C dan titik uap 1000C).
Satuan suhu yang lain adalah Kelvin (William TB Kelvin),
dimana suhu 0K merupakan suhu dimana secara teori energi
panas tidak ada.
Di Inggris, suhu menggunakan skala Reaumur (R),
berdasarkan Willian John Rankin. Jika memakai skala yang
berbeda, maka harus dikonversi.

Perbandingan skala suhu/temperatur

6
Celcius Kelvin Reamur Fahrenheit Rankin
(ºC) (K) (ºRe) (ºF) (ºR)

Titik didih 100 373 80 212 672


Titik beku 0 273 0 32 492
CO2 padat -78 195 -62 -109 351
Titik Oksigen -183 90 -146 -297 162
Nol mutlak -273 0 -218 -460 0

Perbandingan skala antara thermometer X dan Y dpt


dirumuskan

𝑿 − 𝑿𝟎 𝒀 − 𝒀𝟎
=
𝑿𝒕 − 𝑿𝟎 𝒀𝒕 − 𝒀𝟎

X : Suhu yg ditunjukkan thermometer X

Xo : titik beku thermometer X

Xt : titik didih thermometer X

Y : Suhu yg ditunjukkan thermometer Y

Yo : titik beku thermometer Y

Yt : titik didih thermometer Y

Rumus lain perbandingan skala :

C K Re F R
100 100 80 180 180
5 5 4 9 9
𝟗
Skala Celcius – Fahrenheit : 𝒕𝒐 𝑭 = 𝟓 𝒕𝒐 𝑪 + 𝟑𝟐

𝟗
Skala Celcius – Rankin : 𝒕𝒐 𝑹 = 𝟓 𝒕𝒐 𝑪 + 𝟒𝟗𝟐

7
𝟒
Skala Celcius – Reamur : 𝒕𝒐 𝑹𝒆 = 𝟓 𝒕𝒐 𝑪

Skala Celcius – Kelvin : 𝒕𝒐 𝑲 = 𝒕𝒐 𝑪 + 𝟐𝟕𝟑

Skala Fahrenheit – Rankin : 𝒕𝒐 𝑭 = 𝒕𝒐 𝑹 − 𝟒𝟔𝟎

2.4 Pengaturan Suhu Tubuh


2.4.1 Keseimbangan Panas
Pengaturan temperatur atau regulasi termal adalah
suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses
fisiologis di mana terjadi kesetimbangan antara produksi
panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan. Burung atau mammalia secara
fisiologis digolongkan dalam “Worm Blooded” atau
Homotermal.
Oranganisme homotermal secara umum dapat
dikatakan termperatur tubuh tetap konstan walaupun suhu
lingkungan berubah. Hal ini dikarenakan ada interaksi secara
berantai antara heat produksi (pembentukan panas) dan heat
loss (kehilangan panas). Kedua proses ini dalam keadaan
tertentu sktifitasnya diatur oleh susunan syaraf pusat yang
mengatur metabolisme, sirkulasi (peredaran darah),
perspirasi (penguapan) dan pekerjaan otot-otot skeletal
sebagai contoh kontraksi otot yang banyak menghasilkan
panas.
𝑾
Rumusnya : 𝑲 = 𝑯

Keterangan :
K = efisiensi
H = energi total (dalam kalori) pada waktu kerja
W = usaha (Kg.M)
2.4.2 Topografi Temperatur Badan dan Kulit

8
Temperatur 37𝑜 𝐶 merupakan temperatur normal
tubuh manusia. Untuk mengukur rata-rata temperatur badan
dan kulit terdapat banyak kesulitan. Di klinik lokasi yang
sering dipakai untuk pengukuran temperatur yaitu pada
ketiak (aksila), sub lingual (di bawah lidah) atau rectal
(dubur). Temperatur rektal 0,3𝑜 𝐶 sampai dengan 0,5𝑂 𝐶
lebih tinggi daripada temperatur aksila.
Daerah tubuh maupun kepala mempunyai temperatur
kulit lebuh tinggi daripada anggota badan. Untuk
mengetahui rata-rata temperatur kulit banyak metode yang
dipakai. Tetapi yang lazim dipakai yaitu :
𝟎, 𝟎𝟕 𝑻𝒌𝒆𝒑𝒂𝒍𝒂 + 𝟎, 𝟏𝟒 𝑻𝒍𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 + 𝟎, 𝟎𝟓 𝑻𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
+ 𝟎, 𝟎𝟕 𝑻𝒌𝒂𝒌𝒊 + 𝟎, 𝟏𝟑 𝑻𝒃𝒆𝒕𝒊𝒔
+ 𝟎, 𝟎𝟗 𝑻𝒑𝒂𝒉𝒂 + 𝟎, 𝟑𝟓 𝑻𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉
Kuantitas ini berkaitan dengan panas yang
tertampung di dalam tubuh manusia (Heat storage).
Perubahan temperatur tubuh rata-rata dikalikan dengan
panas spesifik dan massa badan maka diperoleh persamaan :
𝑯𝒆𝒂𝒕 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒂𝒈𝒆
= 𝒕𝒆𝒎𝒑. 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆 × 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒇𝒊𝒌 𝒉𝒆𝒂𝒕
× 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂
Nilai spesifik heat (panas spesifik) diperoleh dari
hasil eksperimen sebesar 0,83 𝑔 kalori/gram/ 𝑜 𝐶. Dengan
mengetahui persamaan temperatur kulit rata-rata dapat
diketahui variabel yang lain yaitu heat conductance
(konduksi panas). Heat conductance yaitu rasio antara rata-
rata transfer panas (rate heat transfer) atau rata-rata alih
panas dengan perbedaan temperatur antara internal/rectal
dengan temperatur kulit rata-rata sehingga diperoleh :

9
𝑯𝒆𝒂𝒕 𝒄𝒐𝒏𝒅𝒖𝒄𝒕𝒂𝒏𝒄𝒆
𝑹𝒂𝒕𝒆 𝒐𝒇 𝒉𝒆𝒂𝒕 𝒕𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒆𝒓
=
𝑹𝒆𝒄𝒕𝒂𝒍 𝒕𝒆𝒎𝒑 − 𝒎𝒆𝒂𝒏 𝒔𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒑
2.4.3 Pengaturan Temperatur tanpa Umpan Balik
Yang dimaksud dengan pengaturan temperatur
berarti mengatur heat loss dan heat produksi. Untuk manusia
dapat terjadi tapi bagi benda-benda mati tidak, karena benda
mati tidak memproduksi panas sehingga umpan balik tidak
pernah terjadi. Misalnya, sebuah logam dipanaskan berarti
temperatur akan meninggi dan logam akan memuai sesuai
persamaan :
𝑳𝒕 = 𝑳𝑶 [𝑰 + 𝝀(𝒕𝟏 − 𝒕𝒐 )]
keterangan :
𝐿𝑜 = panjang mula-mula pada 𝑡𝑜
𝐿𝑡 = panjang pada 𝑡1
𝜆 = angka muai panjang
Pada temperatur tinggi, logam akan memancarkan
radiasi (heat loss). Apabila logam tersebut diletakkan pada
tempat yang dingin, logam akan dingin perlahan-lahan dan
tidak mungkin dapat memanaskan diri sendiri sehingga
dapat dikatakan bahwa pada benda mati tidak akan terjadi
umpan balik akibat perbedaan temperatur.
2.4.4 Pengaturan Temperatur dengan Umpan Balik
Tubuh selalu berusaha agar temperatur tetap konstan
walaupun lingkungan mengalami perubahan temperatur.
Pengaturan fisik panas secara implisit adalah sejumlah total
dari proses fisiologis di mana terjadi peningkatan dan
penurunan panas dari tubuh.

Beberapa contoh mekanisme pengaturan tubuh manusia :


a. Aktifitas oleh dingin

10
 Menggigil, lapar (produksi panas)
 Kulit mengkerut (kehilangan panas)
b. Aktifitas oleh panas
 Pelebaran pembuluh darah kulit, berkeringat, peningkatan
pernafasan (kehilangan panas)
 Lesu, nafsu makan kurang (produksi panas)
2.5 Tranfer Panas
Sesuai dengan seluruh reaksi kimia,, rata-rata reaksi kimia di dalam
tubuh tergantung pada temperatur. Menurunnya reaksi tubuh seiring dengan
menurunnya temperatur (Hukum Vant Hoff). Dalam keadaan dingin yang
ekstrim mekanisme pengaturan suhu (Homeestik mechanism) terganggu
bahkan sama sekali tidak dapat bekerja sehingga suhu tubuh turun drastis.
Fungsi pengaturan suhu terletak pada reaksi biokimia dari
organisme. Panas dan hasil-hasil dari proses metabolisme serta heat loss
melalui lingkungan. Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh
melalui kulit ada empat cara, yaitu konduksi, konversi, radiasi dan
evaporasi.
2.5.1 Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas dari benda
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah,
dengan cara kontak langsung. Umumnya terjadi kontak
antara benda padat (tubuh, logam, dan lain-lain). Terjadi
pada zat padat/medium yang tidak bergerak dan disebabkan
karena perbedaan suhu. Misal jika kita memegang batang
besi yang bagian ujungnya dipanaskan di api, maka panas
akan segera terasa oleh tangan kita melalui konduksi. Proses
perpindahan panas akan terus berlanjut selagi masih ada
beda suhu antar bagian batang besi tersebut.
Laju perpindahan panas bergantung pada besar
perbedaan suhu dan konduktivitas termal dari bahan.

11
𝚫𝑻 𝒌𝒂𝒍𝒐𝒓𝒊
𝑱𝒒 = −𝑲 [ . 𝒔]
𝑳 𝒄𝒎𝟐
K = koefisien konduktivitas termal bahan
L = panjang bahan dan DT adalah perbedaan suhu.
Tanda negatif artinya panas berpindah dari suhu
tinggi ke randah. Bahan penghantar panas yang baik adalah
logam, sedangkan udara merupakan penghantar panas yang
jelek.

Perpindahan panas dari dalam kulit ke permukaan kulit

(𝑻𝟏 − 𝑻𝟏. ) (𝑻 . − 𝑻𝟏 )
𝟏
𝑱𝒒𝒔 = −𝑲𝒔 = 𝑲𝒔
𝚫𝒙 𝚫𝒙

Perpindahan panas dari permukaan kulit ke udara

(𝑻𝟏. − 𝑻𝟐 )
𝑱𝒒𝒂 = −𝑲𝒂
𝚫𝒙

Perpindahan panas di permukaan kulit

Perpindahan panas di permukaan kulit harus kontinu (Jqa =


Jqs), sehingga perpindahan panas dari dalam kulit ke udara,
menjadi:

𝑲𝒔 𝑲𝒂 (𝑻𝟐 − 𝑻𝟏 )
𝑱𝒒 =
𝑲𝒔 + 𝑲𝒂 𝚫𝒙

Ks = koef. Konduktivitas termal kulit


Ka = koef. Konduktivitas termal udara

Contoh :

1. Pengompresan untuk mendapat kesetimbangan


(homeostasis) termal pada tubuh.
2. Pemijatan dengan minyak panas
3. Penyekaan dengan botol panas

12
2.5.2 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas dari benda
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah,
yang disertai dengan perpindahan massa benda tersebut.
Kalor berpindah bersama-sama dengan perpindahan partikel
zat.
Terjadi pada zat cair dan disebabkan karena
perbedaan suhu, contoh air dalam panci yg dipanasi,
terjadinya angin laut dan angin darat, ventilasi rumah dan
distribusi kalor oleh darah ke seluruh tubuh.
Faktor yg mempengaruhi perpindahan kalor secara
konveksi adalah bentuk permukaan (datar atau lengkung),
posisi permukaan (horisontal atau vertikal), jenis fluida (cair
atau gas), kerapatan, kekentalan dan kalor jenis.
Contoh : perpindahan panas antara kulit dengan udara
𝑱𝒒 (𝒌𝒐𝒏𝒗𝒆𝒌𝒔𝒊) = 𝟖, 𝟓𝑽𝟎,𝟓 (𝑻𝑺 − 𝑻𝒂 )[𝒌𝒂𝒍𝒐𝒓𝒊/𝒄𝒎𝟐 . 𝒔]

v = laju/kecepatan udara
8,3 = konstanta dimana seseorang yang berdiri berhadapan
dengan angin
Ts = suhu kulit dan Ta = suhu udara
2.5.3 Radiasi
Radiasi adalah proses perpindahan panas oleh gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik bergerak
dengan kecepatan 186 mil/det atau 300 juta m/det, dan tidak
memerlukan medium perantara. Contoh : jika kita
meletakkan tangan di samping api maka tangan akan terasa
panas. Panas merambat melalui radiasi.
Sumber energi radiasi yang utama adalah matahari. pancaran
panas radiasi matahari dpt sampai ke bumi, meskipun diluar

13
atmosfir bumi terdapat ruang hampa. Benda hitam
merupakan penyerap radiasi yang baik (radiator).
Foton adalah energi yang dipancarkan berupa cahaya :
E = nhf
n = bilangan bulat
h = konstanta Planck (6,62 x 10-35 J/s)
f = frekuensi foton/cahaya.
Laju perpindahan panas untuk radiasi :
𝑱𝒒 (𝒓𝒂𝒅𝒊𝒂𝒔𝒊) = 𝒆𝝈𝑻𝟒 [𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆/𝒄𝒎𝟐 . 𝒔]
e = emisivitas permukaan
s = konstanta Boltzmann (5,67 x 10-8 J/m2.s.T4
T = suhu radiasi
2.5.4 Evaporasi
Evaporasi adalah perpindahan panas dari cairan menjadi uap.
Dalam tubuh manusia, penguapan terjadi jika :
o Ada perbedaan tekanan uap air antara keringat dan
udara sekitar.
o Suhu lingkungan rendah sehingga keringat
terevaporasi (tubuh menjadi lebih dingin)
o Adanya gerakan udara atau angin
o Adanya kelembaban
Kehilangan panas tubuh akibat evaporasi melalui kulit
dirumuskan oleh :
𝑱𝒒 = 𝟏𝟑, 𝟕 − 𝑽𝟎,𝟓 (𝑷𝒌𝒖𝒍𝒊𝒕 − 𝑷𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 )[𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆/𝒄𝒎𝟐 . 𝒔]

V = kecepatan angin

𝑃𝑘𝑢𝑙𝑖𝑡 = tekanan uap air pada kulit

𝑃𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = tekanan udara

Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada


evaporasi, sumber panas hanya dapat kehilangan panas.

14
Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia,
kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara
melintasi tubuh. Uap air yang telah menguap dari teh panas
terkondensasi menjadi tetesan air. Gas air tidak terlihat,
tetapi awan tetesan air adalah petunjuk dari penguapan yang
diikuti oleh kondensasi. Contoh : Pengobatan dengan mandi
uap.

2.6 Efek Panas


2.6.1 Efek fisik
Setiap zat (padat, cair & gas) akan memuai dan
menyusut kesegala arah bila dipanaskan atau didinginkan.
Benda diberikan panas akan mengalami kenaikan suhu.
Naiknya suhu berarti, getaran molekul menjadi lebih keras,
sehingga semakin banyak terjadi tumbukan, akibatnya
terlihat bahwa benda tersebut memuai.
2.6.2 Efek kimia
Kecepatan reaksi akan meningkat bila suhu
meningkat. Vant Hoff : reaksi oksidasi akan meningkat bila
suhu meningkat. Permeabilitas membran sel akan meningkat
bila suhu meningkat. Pada jaringan tubuh akan terjadi
peningkatan metabolisma seiring dengan peningkatan
pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh.
2.6.3 Efek Biologis
Merupakan komulasi terhadap efek fisik dan kimia. Bila
tubuh diberikan panas akan menyebabkan peningkatan sel
darah putih secara total dan menyebabkan dilatasi pembuluh
darah sehingga juga mengakibatkan peningkatan sirkulasi
darah serta peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2 dan
CO2 di dalam darah akan meningkat, sedangkan pH darah
akan menurun (meningkatkan derajat keasaman).

15
2.7 Penggunaan Energi Panas dalam Medis
Energi panas sudah sejak lama digunakan dalam bidang kesehatan :
Minyak untuk pijat, Balsem untuk pijat, rematik, encok, penyinaran
(radiasi), bahkan untuk kompres.
Pengaruh panas :
o Fisik : pemuaian pada benda padat, cair dan gas.
o Kimiawi : reaksi oksidasi yang meningkat dengan meningkatnya
suhu.
o Biologi : Pelebaran pembuluh darah, radang, peningkatan sirkulasi
darah dan peningkatan tekanan kapiler.

Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan

Hantaran/rambatan/aliran energi panas dapat melalui konduksi,


konveksi, radiasi maupun evaporasi. Bila energi panas dikenakan pada
tubuh, awalnya akan terjadi penetrasi energi panas ke dalam jaringan kulit
dalam bentuk berkas cahaya (cara radiasi/konduksi). Kemudian akan
berubah menjadi energi lain pada jaringan yang lebih dalam berupa panas.
Panas ini bila mengenai darah secara konveksi akan diangkut ke seluruh
jaringan tubuh (mengikuti arus sirkulasi darah dan cairan tubuh).

Metode dalam pengobatan

2.7.1 Metode konduksi


Terjadi bila ada perbedaan suhu antara 2 benda, energi panas
akan ditransfer secara konduksi.
Transfer energi panas ini tergantung :
o Luas daerah kontak
o Perbedaan suhu
o Lamanya melakukan kontak
o Material konduksi

Contoh :

16
o Kantong/botol berisi air panas digunakan untuk
menghilangkan/meringankan nyeri abdomen.
o Handuk panas dipergunakan untuk mengobati otot yg
terasa sakit.
o Mandi uap, dimaksudkan untuk menyegarkan tubuh
(relaksasi otot).
o Mandi lumpur panas.
o Electric pads (filamen panas).
2.7.2 Metode Radiasi
o Terapi cancer/tumor dg radiasi pengion.
o Radiasi infra merah dipergunakan utk pengobatan
nyeri otot (metode konduksi dan radiasi).
o Gelombang ultrasonik dipergunakan utk
menghancurkan batu ginjal/gall bladder.
2.7.3 Penggunaan temperatur rendah
o Penyimpanan darah, sperma, sumsum tulang,
jaringan tubuh, obat-obatan.
o Pengobatan oedema krn trauma.
o Pengobatan nyeri.
o Operasi jaringan cancer

2.7.4 Metoda Elektromagnetik


1. Shortwave diathermy
o Teknik kondensor
Bagian tubuh yang sakit diberikan dua pelat sejajar,
seperti elektroda. Pada permukaan elektroda
diberikan larutan elektrolit. Dengan diberikan listrik
bolak-balik (AC), maka molekul-molekul di dalam
tubuh akan berreaksi, sehingga mengurangi rasa
sakit.
o Induksi

17
Bagian tubuh yang akan diobati, dililitkan kabel yang
kemudian dialiri arus listrik. Aliran listrik
mengakibatkan medan magnet sehingga
menghasilkan arus Eddy yang akan memanaskan
tubuh.
Frekuensi 1 MHz cukup untuk memanaskan jaringan
dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati kram otot,
bursitis, neuritis, osteoarthrosis, rheumatoid arthritis,
strains, tendinitis.
o Kontradiksi
Hemorrhage, metal implants, infections, malignancy,
pacemakers, phlebitis, pregnancy, wet dressings.
2. Microwave diathermy
Menggunakan gelombang mikro (800 nm –
1400 nm). Energinya terletak antara shortwave dan
infra merah. Terapi ini digunakan untuk penyakit
patah tulang, abses, infeksi bakteri, tersiram air
panas, arthritis. Jangan digunakan untuk mengobati
kanker, diabetes, setelah di sinar-x dan TBC.
Keuntungannya infeksi cepat sembuh, membantu
relaksasi. Kerugiannya terbakar, luka pada mata.

BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan

18
Berdasarkan makalah yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa
termodinamika yaitu ilmu mengenai fenomena energi yang berubah-ubah
karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan. Pada bidang kesehatan
biotermal dapat dimanfaatkan pada prinsip kerja termometer atau alat yang
digunakan untuk melakukan pengukuran suhu. Selain itu penggunaan biotermal
juga pada alat-alat kedokteran lain seperti shortwhave dhiatermy, microwave
dhiatermy, dan pada metode-metode pengobatan. Panas dapat dihantarkan
melalui empat cara, konduksi, konversi, radiasi dan evaporasi. Apabila energi
panas mengenai salah satu bagian tubuh akan menaikkan termperatur daerah
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

19
Gabriel, J.F.1996.Fisika Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Srikmar, Mulyadi. 2012. Fisika Keperawatan Diakses dari: http://mulyadi-


srikmar.blogspot.com/2012/01/fisika-keperawatan.html?m=1

Thermo fisika 2016 perawat (pokok bahasan 3) – Power Point Dosen Fisika

20

Anda mungkin juga menyukai