Anda di halaman 1dari 8

Final Lab Report

General Physics I Laboratory

Members of the Lab Group

ID Number Student Name

23402210001 Aprio Adam Triansyah

23302210005 Gopas Radot Napitupulu

23402210007 Rayhan Pratama Simanungkalit

Batch No. : 2022

Lab Group No : 6

Experiment Title : Archimedes’ Principle

Experiment Date : 06 Oktober 2022

School of Applied Science Technology Engineering and Mathematics (STEM)


Universitas Prasetiya Mulya
2022
I. Abstrak
Hukum Archimedes berbunyi “Ketika suatu benda dicelupkan kedalam suatu zat cair,
maka zat cair tersebut akan memberikan gaya apung ke atas sebesar berat zat cair yang
digantikan oleh benda yang dicelupkan”. Pada praktikum kali ini, kami berfokus pada cara
mengukur gaya apung suatu benda menggunakan Hukum Archimedes. Dalam praktikum ini,
kami menggunakan dua metode, yaitu metode berat dan metode volume. Dari hasil praktikum
yang telah kami lakukan, antara dua metode tersebut, nilai gaya apung yang dihasilkan tidak
terlalu berbeda, hanya menghasilkan error pada rentang 0.03-0.23%. Selain itu, kami juga
telah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya apung suatu benda. Salah
satunya adalah massa jenis dari zat cair, yang akan membuat massa benda yang dicelupkan
akan semakin berkurang sehingga membuat gaya apung yang dihasilkan semakin besar.

Kata Kunci : Archimedes, Gaya apung, Metode, Berat, Volume, Faktor, Zat cair, Error.

II. Data dan Hasil


a. Metode Berat
Percobaan dengan metode ini membutuhkan data dari berat objek saat di
Udara dan juga berat objek saat dicelupkan ke air, dengan menggunakan alat sensor
gaya. Rumus yang digunakan pada metode berat adalah:
𝐹𝑎 = 𝑊 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 − 𝑊 𝑎𝑖𝑟
Fa = Gaya Apung (N)
W udara = Berat objek di udara (N)
W air = Berat objek di air (N)

Tabel dibawah ini merupakan data hasil perhitungan gaya apung objek
dengan metode berat.
Tabel I: Gaya Apung = W udara - W air
Objek W udara (N) W air (N) W udara - W air
(N)

1 Silinder Kuningan 1.853 1.640 0.213

2 Silinder Aluminium 0.605 0.402 0.203

3 Kubus Kuningan 0.667 0.592 0.075

4 Kubus Aluminium 0.631 0.438 0.193

5 Bentuk Aluminium 0.621 0.406 0.215

6 Silinder Kuningan 1.853 1.622 0.231


(Garam)

b. Metode Volume
Percobaan dengan metode ini membutuhkan data volume dari setiap objek
dengan mengukur tinggi, panjang, dan lebar dari objek menggunakan jangka sorong.
Untuk objek bentuk aluminium, kami menghitung volumenya dengan membagi
massa objek yaitu 66.15 dengan massa jenis aluminium yaitu 2.7 g/cm^3. Berikut
rumus yang digunakan untuk mencari Volume objek dengan massa objek:
𝑚
𝑉 = ρ
V = Volume Objek (m³)
m = Massa Objek (kg)
ρ = Massa Jenis (kg/m³)
Setelah mendapatkan Volume dari masing-masing objek, selanjutnya adalah
menghitung gaya apung dari objek tersebut dengan mengalikan Volume, gravitasi,
dan juga massa jenis dari air. Rumus yang digunakan untuk menghitung Gaya Apung
dengan metode Volume adalah:
𝐹𝑎 = ρ · 𝑔 · 𝑉
Fa = Gaya Apung (N)
ρ = Massa Jenis (kg/m³)
g = Gravitasi (9.81 m/s²)
V = Volume objek (m³)

Tabel dibawah ini merupakan data hasil perhitungan gaya apung objek
dengan metode volume.
Tabel II: Gaya Apung = Berat zat cair yang digantikan
Objek Volume (cc) Gaya Apung (N)

1 Silinder Kuningan 24.6 0.241

2 Silinder Aluminium 24.6 0.241

3 Kubus Kuningan 8.0 0.078

4 Kubus Aluminium 25.8 0.253

5 Bentuk Aluminium 24.5 0.241

6 Silinder Kuningan (Garam) 24.6 0.289

c. Propagasi Error
Dalam praktikum, terdapat perbedaan hasil dari nilai secara percobaan dan
nilai secara teori, atau keakuratan dari sebuah percobaan dengan nilai yang
seharusnya dihasilkan. Untuk mengetahui besar perbedaan tersebut, digunakanlah
rumus berikut ini:
(𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙−𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙) |
% 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = || 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 | × 100%
Dalam perhitungan ini, metode berat diasumsikan sebagai eksperimental dan
metode volume diasumsikan sebagai teoritikal. Tabel dibawah ini merupakan data
hasil perhitungan persentase error dari kedua metode yang digunakan.
Tabel III: Metode Berat vs Metode Volume
Objek W udara - W air (N) Gaya Apung (N) Error (%)

1 Silinder Kuningan 0.213 0.241 0.116


2 Silinder Aluminium 0.203 0.241 0.157

3 Kubus Kuningan 0.075 0.078 0.038

4 Kubus Aluminium 0.193 0.253 0.237

5 Bentuk Aluminium 0.215 0.241 0.107

6 Silinder Kuningan 0.231 0.289 0.200


(Garam)
.
d. Hasil Praktikum
III. Diskusi atau Analisa

a. Metode Berat
Pada eksperimen ini metode berat menggunakan sebuah sensor gaya yang
sangat sensitif. yang jikalau benda tersebut tidak diam maka nilai beratnya akan
berubah ubah dan penempatan alatnya juga harus sejajar. Dengan adanya sensor gaya
yang sangat sensitif maka ini menyebabkan error atau ketidaktepatan dengan
pengukuran teorinya menunjukkan kesalahan error yang besar. Pada mengukur berat
di udara faktor yang mempengaruhi pengukuran beratnya adalah angin yang membuat
benda bergerak gerak dan angka sensornya akan berubah ubah. Pada pengukuran
dalam air faktor yang mempengaruhi pengukuran beratnya adalah jumlah air dan
massa jenis airnya contohnya jika benda hanya terendam sebagian maka beratnya
akan lebih besar daripada yang terendam seluruhnya karena kalau hanya terendam
sebagian saja tidak semua bagian benda yang akan menerima gaya apung dari air
maka berat benda nya bertambah, Dan massa jenis juga mempengaruhi seperti adanya
pencampuran garam yang akan menambah massa jenis air nya dan akan memberi juga
gaya apung yang lebih terhadap benda yang terendam dan beratnya akan lebih ringan.

b. Metode Volume
Metode volume adalah metode yang penghitungan error yang lebih kecil. Ini
disebabkan karena pada pengukuran nya selalu tepat karena bentuk bendanya tidak
berubah ubah. Dan kalau memiliki benda yang bentuk nya yang aneh kita juga masih
dapat menghitung volume benda tersebut dengan diketahuinya massa jenis benda
tersebut dan mengukur berat dengan timbangan lalu kita menghitung volume benda
tersebut dengan memberikan massa benda dengan massa jenis benda nya.

c. Analisa
Pada analisa ini, kai menjawab beberapa pertanyaan yang ada di “Buku
Manual Laboratorium Fisika Umum 1 STEM Prasetiya Mulya”, antara lain:

2. Yang dapat disimpulkan setelah menghitung perbedaan besar gaya apung dengan
metode berat dan metode volume adalah pada data analisa error yang ada di atas
menunjukkan nilai persentase yang kecil, maka dari itu penghitungan gaya apung
secara eksperimen tidak jauh beda dengan penghitungan teori dengan kisaran 0,03 -
0,23%. Persentase error ini terjadi karena pada pengukuran di sensor gaya mempunyai
faktor penghambat yaitu sensor yang sangat sensitif terhadap gerakan angin atau
guncangan air pada saat pengukuran.

3. Sudah terdapat pada tabel (Tabel III: Metode Berat vs Metode Volume).

4. Objek lain yang mempunyai volume yang sama dengan Silinder aluminium adalah
bentuk aluminium. Gaya apung kedua objek ini akan sama, ini dikarenakan benda
tersebut memiliki massa jenis yang sama tetapi bentuknya berbeda namun pada
bentuk aluminium volumenya dihitung dan volumenya sama dengan silinder
aluminium dengan perhitungan massa dibagi massa jenis.

5. Yang akan terjadi ketika kuningan hanya terendam sebagian, maka massa yang
dihitung oleh sensor gaya akan lebih berat dibandingkan jika kuningan terendam
seluruhnya. Ini dikarenakan gaya apung yang akan diberikan air terhadap kuningan
tidak menyentuh seluruh bagian kuningan sehingga massa kuningan naik. Dan jikalau
dibandingkan dengan pengukuran metode volume maka tidak akan menghasilkan nilai
yang sama.
6. Pada kejadian ini massa jenis dari plastik lebih kecil daripada massa jenis air, ini
menyebabkan benda itu terapung. Dan gaya apung benda tersebut sama dengan berat
benda tersebut saat terapung. Pada keadaan dimana benda tersebut dipaksa tenggelam
maka gaya apung benda tersebut sama dengan volume bendanya.

7. Pada data dan tabel sudah ada hasil pengukuran. Tetapi menurut teori jikalau cairan
ditambahkan senyawa lain seperti garam maka massa jenis cairan akan bertambah.
Pada pengukuran kami memiliki kesalahan atau error yang diakibatkan sensor gaya
yang sangat sensitif sehingga nilainya tidak sesuai perhitungan teori. Berikut
merupakan perhitungan massa jenis air garam dengan data yang didapatkan ketika
praktikum:
𝐹𝑎 = ρ · 𝑔 · 𝑉
𝐹𝑎
ρ = 𝑔·𝑉

Fa = Gaya Apung (N)


ρ = Massa Jenis (g/cm³)
g = Gravitasi (9.81 m/s²)
V = Volume objek (cm³)

diketahui:
Fa = 0.231 N
g = 9.81 m/s²
V=24.6 cm³

ditanya:
ρ=?
𝐹𝑎
ρ= 𝑔·𝑉

0.231
ρ= 9.81 · 24.6

ρ = 0.957 g/cc

IV. Kesimpulan
Dari praktikum dan hasil pengamatan yang kami lakukan. Maka, dapat
disimpulkan metode yang paling efektif untuk mencari nilai gaya apung sebuah benda
adalah Metode Volume karena persentase error nya lebih kecil dikarenakan dengan
metode volume lebih memiliki penghitungan yang tidak berubah ubah dibandingkan
sensor gaya yang sensitif dengan sebuah gerakan dan lain lain. Selain itu, dari hasil
praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi
besar gaya apung suatu objek diantaranya adalah berat objek, massa jenis zat cair, dan
volume objek.
V. Referensi
● Buku Manual Laboratorium Fisika Umum 1 STEM Prasetiya Mulya

VI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai