Anda di halaman 1dari 9

Final Lab Report

General Physics I Laboratory

Members of the Lab Group

ID Number Student Name

23402210001 Aprio Adam Triansyah

23302210005 Gopas Radot Napitupulu

23402210007 Rayhan Pratama Simanungkalit

Batch No. : 2022

Lab Group No : 6

Experiment Title : Projectile Motion

Experiment Date : 20 Oktober 2022

School of Applied Science Technology Engineering and Mathematics (STEM)


Universitas Prasetiya Mulya
2022
I. Abstrak
Gerak Proyektil atau yang sering disebut juga sebagai gerak parabola
merupakan gerak yang mempunyai lintasan melengkung seperti kurva parabola.
Gerak proyektil terdiri dari dua komponen yaitu komponen vertikal dan komponen
horisontal. Pada praktikum kali ini, kami berfokus pada cara mengukur waktu dan
kecepatan awal dari suatu objek yang akan diluncurkan, untuk menentukan jarak
maksimal yang dapat ditempuh oleh objek dari berbagai sudut. Praktikum ini
dilakukan dengan cara meluncurkan objek dengan sudut dan kecepatan awal tertentu
menggunakan alat peluncur mini. Lalu, kami akan mendapatkan data jarak maksimal
yang ditempuh oleh objek pada sudut dan kecepatan awal tertentu. Sehingga, kami
dapat menentukan pengaruh sudut dan kecepatan awal terhadap jarak maksimal, serta
komponen-komponen lainnya.

Kata Kunci: Gerak Proyektil, Waktu, Kecepatan, Sudut, Jarak.

II. Data dan Hasil


a. Jarak Maksimal
Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran jarak maksimal yang
ditempuh oleh objek dengan perbedaan sudut tetapi dengan kecepatan awal
yang sama pada setiap percobaan. Tabel dibawah ini merupakan data hasil
pengukuran jarak maksimal yang telah kami lakukan:

Tabel I: Jarak Maksimal


No Sudut(°) Jarak (cm)

1 10 33

2 20 60

3 30 78

4 40 88

5 44 91

6 50 87

7 60 76

8 70 57

9 80 32

Berdasarkan tabel di atas, dengan kecepatan awal yang sama dan sudut
yang berbeda-beda maka akan menghasilkan jarak maksimal yang
berbeda-beda juga.
b. Kecepatan dan waktu di udara
Percobaan kali ini, kami melakukan pengukuran terhadap waktu yang
diperlukan oleh objek untuk mendarat setelah diluncurkan dengan berbagai
kecepatan dan tinggi tempat peluncuran yaitu 24 cm. Pada percobaan ini, kami
menggunakan tiga tipe kecepatan yaitu Long, Medium, dan Short. Tabel
dibawah ini merupakan data hasil pengukuran waktu objek di udara yang telah
kami lakukan:

Tabel II: Kecepatan dan Waktu di udara


No Posisi Kecepatan Waktu di
(m/s) udara(s)

1 Panjang 5,19 0,179

2 Panjang 5,19 0,181

3 Panjang 5,19 0,181

4 Menengah 3,94 0,174

5 Menengah 3,95 0,173

6 Menengah 3,94 0,175

7 Pendek 3,02 0,174

8 Pendek 3,02 0,173

9 Pendek 3,02 0,175

Berdasarkan tabel di atas, dengan kecepatan awal yang berbeda dan


tinggi dari tempat peluncuran 24 cm yang berlaku untuk semua percobaan
akan membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk objek tersebut mendarat.

c. Prediksi Jarak dan Persentase Error


Pada percobaan kali ini, kami melakukan prediksi pada jarak yang
akan ditempuh oleh objek pada suatu sudut untuk menentukan data kecepatan
awal objek pada saat diluncurkan, kecepatan pada dua komponen x dan y,
waktu di udara dan jarak maksimal yang ditempuh oleh objek. Tabel dibawah
ini merupakan data hasil prediksi jarak maksimal yang telah kami lakukan:

Tabel III: Prediksi Jarak dan Persentase Error


No Data yang didapat Sudut 30° Sudut -30°

1 Kecepatan Awal (Vo) (m/s) 2.83 3.20

2 Kecepatan Komponen x (m/s) 2.66 3.01


3 Kecepatan Komponen y (m/s) -0.97 -1.09

4 Waktu di Udara (s) 0.34 0.33

5 Jarak Maksimal (m) 0.91 1.0

Berdasarkan tabel di atas, data secara eksperimen untuk suatu objek


yang diluncurkan dengan sudut tertentu dapat dihitung dengan sebuah aplikasi
PASCO yang ada pada komputer. Sedangkan untuk secara teori, kecepatan
komponen x dan y dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

𝑉𝑜𝑥 = 𝑉𝑜 𝑐𝑜𝑠 θ
𝑉𝑜𝑦 = 𝑉𝑜 𝑠𝑖𝑛 θ

Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat menghitung dan


mengetahui kecepatan pada komponen x dan y jika diketahui kecepatan
awalnya. Lalu, kita dapat menghitung jarak maksimal secara teori dengan
menggunakan rumus berikut:
𝑥 = 𝑉𝑜𝑥 · 𝑡

Setelah mendapat jarak maksimal secara teori, kita dapat


membandingkan dua nilai dari eksperimen dan teori, menggunakan rumus
propagasi error:

(𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙−𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙) |
% 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = || 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 | × 100%

Dengan menggunakan rumus di atas, kita dapat mengetahui persentase


perbedaan perhitungan secara eksperimen dan secara teori. Dalam percobaan
kali ini berikut merupakan persentase error dari dua nilai jarak maksimal:

Tabel IV: Persentase Error Jarak Maksimal


No Jarak Maksimal Sudut 30° Sudut -30°

1 Secara Eksperimen (m) 0.91 1.0

2 Secara Teori (m) 0.83 0.91

3 Persentase Error (%) 0.09 0.09

III. Diskusi atau Analisa

a. Jarak Maksimal
Pada pelemparan bola yang saat dilakukan pada percobaan yang
mempengaruhi untuk mendapatkan jaraknya adalah sudut dari pelemparan
bola tersebut. Pada percobaan yang kami lakukan dengan mencoba beberapa
sudut pelemparan kami menemukan jarak lemparan maksimal di sudut 44°
atau sama dengan 45°. Tetapi pada sudut diatas 45° jarak pelemparan semakin
menurun maka dari sini juga dapat dilihat pergerakan grafik seperti gambar
yang ada pada lampiran. Sesuai juga dengan rumus mencari jarak yaitu :

2
𝑉𝑜 · 𝑠𝑖𝑛 2 θ
𝑥 = 𝑔

Dimana jika ingin mendapatkan jarak maksimal maka nilai sin 2 θ


90
harus = 1, maka θ = 2
, dan sudut θ = 45°.

b. Kecepatan dan Waktu di udara


Pada kali ini kami menghitung waktu bola berada di udara setelah
diluncurkan menggunakan tiga jenis kecepatan yaitu panjang, menengah, dan
pendek. Dilihat dari hasil percobaan dengan tiga kali percobaan posisi atau
kecepatan pada peluncuran yang menengah dan yang pendek memiliki nilai
yang sama saat berada diudara, dan posisi panjang juga tidak jauh berbeda
dengan kedua posisi lainnya dan itu disebabkan oleh hambatan yang ada di
udara pada saat melayang di udara. Dilihat pada data, kecepatan dipengaruhi
oleh posisi pada peluncuran bola. Waktu di udara juga dipengaruhi oleh
ketinggian pada saat peluncuran, dan dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
𝑡 = 2𝑔ℎ

Menggunakan rumus di atas, kita dapat menghitung waktu di udara


jika telah diketahui ketinggian peluncuran dan nilai gravitasi. Selain itu,
dengan menggunakan rumus tersebut, kita juga dapat menghitung ketinggian
peluncuran jika sebaliknya waktu yang diketahui dan rumusnya menjadi
seperti ini.
1 2
ℎ = 2
𝑔𝑡

c. Prediksi Jarak Persentase Error


Pada praktikum kali ini, nilai dari persentase error dihitung
berdasarkan prediksi jarak pada aplikasi software dan perhitungan jarak teoritis atau
perhitungan secara manual. Terdapat dua sudut acuan yaitu 30⁰ dan -30⁰. Dari tabel IV
dapat dilihat nilai persentase error yang didapatkan dengan rumus :

(𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙−𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙) |
% 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = || 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 | × 100%
Dari rumus tersebut, nilai persentase error pada sudut positif didapat sebesar 0.09%
dan pada sudut negatif didapat sebesar 0.09%.

IV. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa
kecepatan awal dan sudut peluncuran akan berpengaruh terhadap waktu dan jarak
yang dapat ditempuh objek. Jarak maksimal suatu objek yang diluncurkan akan terjadi
disaat nilai sin(θ) = 1 maka sudut (θ) = 45° adalah nilai yang tepat , dengan catatan
jika kecepatan awal dan komponen-komponen lain yang digunakan untuk mengukur
tetap sama. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa setiap komponen yang
terdapat pada gerak proyektil mempunyai hubungan masing-masing. Jika suatu
komponen berubah, maka komponen yang lain juga kemungkinan besar akan
berubah.

Selain itu, jika dilihat dari angka error atau perbandingan antara perhitungan
secara teori dan perhitungan secara eksperimen, tidak terlalu jauh. Yang artinya baik
menggunakan eksperimen atau teori, kita masih dapat menghitung jarak maksimal
objek asalkan komponen-komponen diketahui atau dapat kita ukur terlebih dahulu,
begitu juga dengan menghitung komponen lainnya.

V. Referensi
● Buku Manual Laboratorium Fisika Umum 1 STEM Prasetiya Mulya
VI. Lampiran

a. Dokumentasi Praktikum
b. Data Hasil Praktikum
1. Jarak Maksimal

2. Kecepatan dan Waktu di udara


3. Prediksi Jarak dan Persentase Error

Anda mungkin juga menyukai