Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH


PERCOBAAN II
PENGUKURAN MASSA

OLEH

NAMA : WA ODE SITTI NURJANNAH


STAMBUK : A1K120033
KELAS : A
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : NUR AISAH S.

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
PENGUKURAN MASSA

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari percobaan Pengukuran Massa adalah untuk


mengetahui cara mengukur massa benda padat dan mampu membedakan
timbangan/neraca digital dan neraca 4 lengan.

B. LANDASAN TEORI

Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran


fisik, seperti panjang, waktu, gaya, energi dan suhu. Jadi, kemampuan untuk
mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukurnya secara
teliti merupakan suatu syarat dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik
mencakup perbandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan
besaran tersebut yang telah didefinisikan secara tepat. Sebagai contoh, untuk
mengukur jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak itu dengan satuan
jarak standar, misalnya meter. Hasil pengukuran suatu jarak tertentu “25
meter” berarti bahwa jarak itu 25 kali panjang meter stuan. Artinya, meter
standar tepat atau sesuai dengan jarak itu sebanyak 25 kali. Adalah penting
untuk menyatakan satuan meter bersama bilangan “25” dalam menyatakan
jarak karena ada satuan-satuan jarak lain, yang biasa digunakan, misalnya feet
atau mil. Mengatakan bahwa jarak adalah “25” tidak ada artinya. Besar tiap
besaran fisik harus terdiri dari suatu bilangan dan sebuah satuan (Tipler,
1998).
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan
alat ukurnya dan kemudian menerakan angka menurut aturan tertentu.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, pengukuran adalah membandingkan
sesuatu yang diukur dengan alat ukur yang sesuai dan kemudian hasil
pengukuran tersebut dituliskan dalam suatu angka atau bilangan (Prasetya,
2012).
Pengukuran massa benda dapat dilakukan dengan menggunakan
neraca. Jenis dari neraca umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu neraca Ohauss
dan neraca digital. Umumnya di laboratorium menggunakan neraca Ohauss
untuk mengukur massa sebuah benda. Pengukuran massa sebuah benda jauh
lebih mudah dilakukan bila menggunakan neraca digital (Fathun, 2020).
Jenis-jenis alat ukur massa antara lain neraca gantung, neraca
analog, neraca digital, neraca sama lengan dan neraca Ohauss atau neraca
empat lengan. Neraca gantung neraca ini digunakan untuk mengukur massa
jika kalian pernah melihat maka kalian melihatnya di toko- toko beras, atau
pupuk. Neraca analog neraca adalah jenis neraca yang digunakan untuk
mengukur massa tepung sebelum measak roti atau juga bisa untuk mengukur
massa di toko buah. Neraca digital ini dapat kalian lihat di toko-toko buah atau
kadang juga di temukan di laboratorium karena hasil pengukuran yang
digunakan lebih tepat dibandingkan dengan alat ukur massa yang lain selain
itu dengan alat ukur ini di dapatkan pengukuran lebih teliti. Dan tentunya cara
penggunaanya lebih mudah karena dapat terlihat langsung di dalam neraca.
walau kelebihannya alat ukur ini lebih mahal di banding dengan yang lainnya.
Neraca OhauSs (Neraca tiga lengan dan Neraca empat lengan). Neraca ini
biasanya terdapat di laboratorium untuk praktek-praktek IPA

Gambar 2.1 Neraca Digital


Gambar 2.1 Neraca O’Hauss
(Antika, 2012).
C. METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran
massa dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Pengukuran Massa

No. Alat dan Bahan Fungsi

1. Beban 100 gr Sebagai objek pengamatan pengukuran massa


benda

2. Neraca 4 lengan Sebagai alat untuk mengukur massa suatu


benda

3. Neraca digital Sebagai alat untuk mengukur massa atau berat


suatu benda

4. Kubus aluminium Sebagai objek pengamatan

5. Kubus besi Sebagai objek pengamatan

6. Kubus tembaga Sebagai objek pengamatan

7. Kubus kuningan Sebagai objek pengamatan

2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum pengukuran massa adalah sebagai
berikut.
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Mengkalibrasi neraca 4 lengan kemudian menimbang menggunakan
neraca 4 lengan berturut-turut terhadap
1. Beban 100 gr
2. Kubus aluminium
3. Kubus besi
4. Kubus tembaga
5. Kubus kuningan
c) Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
d) Mengulangi langkah 2-3 untuk neraca digital.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Data Pengamatan
Data pengamatan yang diperoleh dari hasil praktikum
pengukuran massa dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Data Pengamatan Pengukuran Massa

Hasil Pengukuran
Benda yang ditimbang Neraca Ohauss (g) Neraca digital (g)
Beban 100 gr 100,09 101
Kubus aluminium 21,44 21,5
Kubus besi 63 63,5
Kubus tembaga 70,91 71
Kubus kuningan 61,18 67,5

2. Pembahasan

Pengukuran massa benda dapat dilakukan dengan menggunakan


neraca. Jenis dari neraca umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu neraca
Ohauss dan neraca digital. Umumnya di laboratorium menggunakan
neraca Ohauss untuk mengukur massa sebuah benda. Pengukuran massa
sebuah benda jauh lebih mudah dilakukan bila menggunakan neraca
digital.

Praktikum Pengukuran Massa dilakukan dengan dua perlakuan,


dimana perlakuan pertama yaitu mengukur massa benda dengan neraca
digital dan perlakuan yang kedua dengan neraca 4 lengan. Benda yang
diukur pada kedua neraca ini adalah berupa beban 100 gram, kubus
aluminium, kubus besi, kubus tembaga, dan kubus kuningan. Sebelum
melakukan pengukuran pada benda tersebut, hal yang perlu diingat adalah
kedua neraca tersebut harus dikalibrasikan terlebih dahulu. Agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengukur massa benda.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh pada pengukuran
massa dengan menggunakan neraca digital dan neraca O’hauss, ternyata
hasil pengukurannya berbeda. Pada neraca digital diperoleh pengukuran
baik dari beban 100 gr, kubus aluminium, kubus besi, kubus tembaga dan
kubus kuningan berturut-turut adalah 101 g, 21,5 g, 63,5 g, 71 g, dan
67,5g. Sedangkan pada neraca 4 lengan diperoleh pengukuran massa
setiap benda yaitu 100,09g, 21,44 g, 63 g, 70,91 g, dan 61,18 g.
perbedaan pengukuran dari kedua neraca ini tidaklah jauh, selisihnya
hanyalah sedikit. Hal ini karena tingkat ketelitian pada kedua neraca ini
berbeda. Neraca 4 lengan memiliki ketelitian 0,01 gram dan neraca digital
memiliki ketelitian 0,001 gram.
Dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur massa benda padat
lebih akurat menggunakan neraca digital. Hal ini didasari oleh teori yang
dikemukakan oleh Putra (2014, dalam penelitiannya yang berjudul
Perancangan dan Penerapan Neraca Digital untuk Percobaan Menentukan
Massa Jenis Zat Padat. yaitu Alat ukur yang lebih efisien untuk mengukur
massa atau berat benda yaitu berupa neraca digital atau timbangan digital,
dimana memiliki tingkat akurasi yang bervariasi tergantung kebutuhan.
Neraca digital memiliki banyak kelebihan daripada neraca analog, tidak
hanya dari segi pembacaan yang lebih praktis tetapi juga dari segi
ketelitian yang relatif lebih akurat dan harga neraca digital jauh relatif
lebih mahal (Putra, 2014).
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Pengukuran Massa yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa pengukuran massa dengan menggunakan neraca
digital dan neraca 4 lengan hasil yang diperoleh tidak jauh beda, hal ini
disebabkan neraca 4 lengan memiliki ketelitian yang berbeda dengan
neraca digital. Dimana pada neraca 4 lengan memiliki ketelitian 0,01 gram
dan neraca digital memiliki ketelitian 0,001 gram.

2. Saran

Saran untuk praktikum Pengukuran Massa adalah sebagai berikut.

a. Untuk laboratorium yaitu agar dapat pengganti perlengkapan yang telah


rusak.
b. Untuk asisten laboratorium tidak ada, karena telah menjelaskan materi
dengan sangat baik dan mudah dipahami.
c. Untuk praktikan agar dapat belajar terlebih dahulu sebelum respon
dimulai.
DAFTAR PUSTAKA

Antika, L, Julianti, E, Miroah, A, Nurul, F dan Hapsari 2012, ‘Pengukuran


(Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium, Jurnal Fisika dan
Aplikasinya, vol.13, no.1.

Fathun 2020, Keterampilan Dasar Teknologi Otomotif untuk SMK/MAK Kelas X,


Nilacakra, Bali.

Prasetya, TI 2012,’Meningkatkan Keterampilan Menyusun Istrumen Hasil Belajar


Berbasis Modul Interaktif Bagi Guru-guru IPA SMP N Kota Magelang,
Journal of Education Research and Evaluation, vol.1, no.2, ISSN: 2252-
6420.

Tiler, PA 1998, Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik jl.1, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai