Anda di halaman 1dari 8

I.

Judul

: PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN NERACA DUA


LENGAN

II. Masalah :

1. Bagaimanakah cara menggunakan neraca dua lengan ?


2. Apakah fungsi dari neraca dua lengan

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui penggunaan neraca dua lengan ?


2. Untuk mengukur massa dari suatu benda dengan menggunakan
neraca dua lengan

IV. Alat dan Bahan :


1. Neraca dua lengan
2. Anak timbangan
3. Kuningan
4. Logam
5. Besi
6. Kalung (perak)
V. Dasar Teori

A. Pengertian Mengukur
Sejak manusia mengenal perhitungan dan pengukuran, sejak saat itu pula telah
mengenal satuan yang digunakan dalam pengukuran. Pada zaman dahulu, satuan yang
dipakai dalam pengukuran menggunakan peralatan sederhana yang ada dilingkungan
sekitar, misalnya mengukur panjang dengan satuan yang ada dilingkugan sekitar,
misalnya mengukur panjang dengan satuan tongkat, dengan mengukur volume zat cair
dengan satuan kaleng. Satuan panjang yang paling serintg digunakan adalah satuan yang
menggunakan anggota tubuh. Untuk mengukur benda-benda yang kecil atau berjarak
dekat digunakan satuan telapak tangan, jengkal, dll. Sedangkan untuk mengukur bendabenda yang lebih besar/berjarak jauh digunakan satuan langkah.
Mengukur adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang
digunakan sebagai satuan atau dengan kata lain mengukur adalah membandingkan
sesuatu yang diukur dengan menggunakan alat sebagai acuan atau patokan. Dalam
mempelajari fisika, banyak sekali kegiatan yang dilakukan dengan pengukuran.

Dan hasil pengukuran tersebut dinyatakan dengan angka yang disebut besaran,
sedangkan acuan yang digunakan disebut satuan. Suatu besaran tidak memiliki arti jika
tidak dilengkapi dengan satuan. Oleh karena itu, pengukuran terdiri dari dua (2) yaitu
pengukuran dengan satuan baku dan tak baku dan yang kedua pengukuran besaran pokok
dan turunan.
1. Pengukuran Satuan Baku dan Tak Baku
Pengukuran satuan baku adalah pengukuran satuan yang telah diakui Internasional
atau dapat digunakan diseluruh negara.
Contohnya : meter, kilogram, second. Sedangkan satuan tak baku adalah satuan yang
tidak diakui secara Internasional atau hanya digunakan di daerah negara tertentu.
Contohnya : jengkal, kaki dan tombak.
2. Pengukuran Besaran Pokok dan Turunan
Pengukuran besaran pokok terdiri dari pengukuran panjang, massa, waktu dan suhu.
Sedangkan pengukuran besaran turunan merupakan besaran yang diturunkan dari
besaran pokok sehingga alat yang digunakan untuk mengukur besaran turunan adalah
alat-alat yang digunakan untuk mengukur besaran pokok yang menyusun besaran
turunan tersebut. Sebagian besaran turunan dapat diukur secara langsung, namun
sebagiannya dapat diukur secara tidak langsung.
Salah satu alat pengukuran besaran pokok yaitu pengukuran massa dalam hal ini,
neraca dua lengan.
B. Pengukuran dengan Menggunakan Neraca Dua Lengan
Massa sebuah benda diukur dengan neraca/timbangan. Neraca yang digunakan oleh
masyarakat kita adalah antara lain neraca Ohaus/neraca batang yang terdiri dari dua
lengan, tiga lengan dan empat lengan. Disamping itu, ada neraca duduk, neraca pasar dan
dacin, dimana masing-masing neraca mempunyai fungsi sama yaitu mengukur massa dari
suatu benda.
Mengukur massa dengan menggunakan neraca dua lengan berarti membandingkan
massa benda yang diukur dengan massa anak timbangan.

1. Bagian-bagian Neraca Dua Lengan


a. Tiang neraca

f. Unting-unting

b. Penahan

g. Sekrup bangku

c. Piring neraca

h. Lengan neraca

d. Jarum penunjuk

i.

Sekrup lengan

e. Skala
2. Prinsip Kerja dari Neraca Dua Lengan
Prinsip dari alat ini kesetimbangan gaya-gaya
l

m1

mg

mg1

Jika gesekan pada tumpuan diabaikan, maka sistem akan berada dalam
kesetimbangan. Jika resultan momen gaya pada 0 = nol atau

mgl =

m1gl ; m = m1.
Jika kita ambil m sebagai massa standard, maka m 1 dapat ditentukan. Ketelitian
neraca teknis adalah 10 mg. Batas pengukuran yang ada 500 gram.
3. Pengukuran Neraca Dua Lengan

Periksa kedudukan neraca apakah sudah berdiri tegak (dengan melihat


kedudukan unting-unting yang ada), jika belum atur dengan sekrup lengan satu.

Putar penahan B sehingga piringan terangkat dari bangku (atas)

Atur gerak kedudukan piring setimbang. Hal ini dapat diketahui dengan
melihat kedudukan jarum penunjuk.
Kedudukan setimbang adalah jika penunjuk bergerak pulang balik dengan
simpangan yang sama terhadap titik nol skala.

Jika kedudukan piring tidak seimbang tambahkan anak timbangan pada piring
yang terangkat (secukupnya)

Letakkan benda yang akan diukur massanya pada salah satu piringan dan pada
piringan yang lain letakkan anak timbangan secukupnya sehingga jarum penunjuk
membuat simpangan yang sama terhadap titik nol skala. Massa benda = jumlah
anak timbangan.

4. Fungsi Neraca Dua Lengan


1. Digunakan di Laboratorium untuk keperluan praktikum
2. Untuk menimbang benda yang massa < 1 kg dan digunakan oleh pedagang emas.
VI. Prosedur Kerja
1. Siapkan neraca dua lengan dan benda yang akan diukur massanya.
2. Sebelum neraca digunakan kalibrasikanlah neraca itu sehingga kedua lengan neraca
dalam posisi seimbang.
3. Letakkan benda yang diukur massanya pada piring neraca sebelah kanan
4. Letakkan anak timbangan pada piring neraca sebelah kiri sampai lengan neraca
benar-benar seimbang (jarum penunjuk pada angka nol)
5. Amati dan catatlah hasil pengukuran (massa benda yang sudah diukur oleh neraca
dua lengan tersebut)
VII. Data (Pengukuran Massa Benda)
Percobaan
1
2
3
4
5

Nama Benda
Kuningan
Besi
Perak (kalung)
Kelereng besi
Kelereng kaca

Massa Benda (gram)


21 gram
18 gram
11 gram
40 gram
4 gram

VIII. Analisa Data dan Pembahasan


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa pada saat mulai melakukan
pengukuran terlebih dahulu menyiapkan atau menentukan massa anak timbangan yang
merupakan ukuran standar yang digunakan untuk membandingkan berat benda yang

diukur dengan anak timbangan tersebut sehingga jarum penunjuk menunjukkan angka
nol atau kedua buah lengan seimbang (massa benda = jumlah anak timbangan).
Dari hasil percobaan 1, 2 dan 3 bahwa massa dari masing-masing berbeda. Misalnya
kuningan 21 gram, besi 18 gram dan perak 11 gram. Disamping itu, ketiga benda
tersebut mempunyai massa kurang dari batas ukur alat yaitu 500 gram atau dengan kata
lain tidak melebihi batas ukur alat.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam melakukan semua pengukuran itu selalu kita
tidak dapat mengukur tepat 100 % tanpa kesalahan karena dalam fisika sangat penting
artinya pengukuran yang seteliti mungkin, maka perlulah kita mengetahui derajat
ketelitian pengukuran kita tersebut. Untuk hal itu, diadakan patokan untuk mengukur
ketelitian sesuatu pengukuran. Sampai dengan cermatnya yang antara lain dinyatakan
dengan keseksamaan suatu pengukuran. Berdasarkan hal ini saya melakukan
pengukuran sebanyak 3 kali untuk masing-masing alat.
Contoh : kuningan hasil pengukuran berturut-turut 20 gram, 22 gram, 21 gram dengan
maksud untuk mengurangi kemungkinan kesalahan yang ada. Dalam melakukan
pengukuran ini ada beberapa kesalahan yang menyebabkan data berturut-turut hasilnya
berbeda.
Kesalahan-kesalahan itu disebabkan beberapa hal :
1. kurang cermat melakukan pengukuran/kurang ketelitian
2. kesalahan karena faktor alat itu sendiri, dimana neraca dua lengan yang digunakan
mengalami kerusakan sehingga untuk mengkalibran alat ini harus menambah
anak timbangan dan juga ada faktor lain dari alat yang menyebabkan timbulnya
kesalahan.
3. karena faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi alat pengukur.
Dari kesalahan ini saya menghitung kesalahan mutlak rata-rata dari kuningan dan
mendapat keseksamaan pengukuran.
Yaitu kesalahan mutlak rata-rata

X 0,66

gram dan keseksamaan pengukuran =

96,858 %
Atau X

Beda( H arg amutlak ) 1 1 0 2

0,66 gram
3
3
3

X1 = 20
X 21

X2 = 22

X3 = 21

Artinya kita tak dapat menyatakan secara pasti bahwa massa kuningan 21 gram tetapi
terletak antara (21 gram + 0,66 gram) dan (21 gram 0,66 gram) atau (21 0,66 gram)
< X < (21 + 0,66 gram).
Kesalahan relatif rata-rata x 100 % yaitu

0,66
x100% 3,14%
21

Keseksamaan pengukuran massa kuningan : 100 % 3,14 % = 9686 %.


Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa data-data tersebut
belum akurat mengkin karena dalam pengukuran mendapat kesalahan-kesalahan baik
dari praktikum, alat itu sendiri maupun faktor-faktor lain.
IX. Penutup
A.

Kesimpulan
Pengukuran adalah : membandingkan bearan yang diukur dengan besaran
sejenis. Pengukuran terdiri dari dua yaitu : pengukuran satuan baku dan tak baku,
pengukuran bearan pokok dan besaran turunan.
Pengukuran sebuah massa benda diukur dengan menggunakan neraca.
Mengukur dengan menggunakan neraca dua lengan adalah membandingkan massa
benda yang diukur dengan massa anak timbangan.

Fungsi dari Neraca Dua Lengan yaitu :


- Untuk keperluan praktikum
- Untuk menimbang massa benda yang kurang dari satu kilogram dan
banyak digunakan oleh pedagang emas.

Bagian dari Neraca Dua Lengan


Tiang neraca, penahan, jarum penunjuk, unting-unting, skala, sekrup bangku
dan lengan neraca.

Prinsip kerjanya adalah kesetimbangan gaya-gaya

Penggunaan Neraca Dua Lengan


- Periksa kedudukan terlebih dahulu
- Putar penahan B supaya piring terangkat
- Atur kedudukan piring dengan melihat jarum penunjuk
- Meletakkan benda yang diukur harus seimbang massa benda =
jumlah anak timbangan.

Prosedurnya percobaan bahwa sebelum melakukan pengukuran harus

mengkalibran alat terlebih dahulu dan sampai ke langkah yang terakhir yaitu :
mengamati dan mencatat hasil percobaan (pengukuran)

Dalam melakukan pengukuran terdapat beberapa kesalahan yang disebabkan oleh :


1. Kurang cermat melakukan pengukuran
2. Kesalahan karena faktor alat itu sendiri
3. Karena faktor-faktor lain yang mempengaruhi alat.
B. Saran
1.

Telitilah dalam menggunakan alat

2.

Ciptakan suasana aman dan tentram dalam melakukan pengukuran

3.

Carilah keseksamaan pengukuran supaya kita mengetahui persentase


ketelitian pengukuran tersebut.

4.

Hati-hatilah dalam menggunakan peralatan Laboratorium.

5.

Selamat berjuang. Jadilah manusia yang berguna bagi orang lain dan
cintailah profesimu.

TUGAS

LAPORAN LABORATORIUM FISIKA

Oleh:

Nama

: Koronamesus Sastriani Apang

No. Reg : 16106005


Prodi

: Pendidikan Fisika

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2008

Anda mungkin juga menyukai